Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

“TEORI-TEORI DALAM RISET AKUNTANSI”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

Dosen Pengampu: Windu Mulyasari, S.E.,M.Si

Disusun Oleh:

 Elen Elnanda Putri (5552190116)


 Syifa Nurul Afda (5552190119)
 Ovia Anisa Az-Zukhruf (5552190133)
 Anisa Nur Aini (5552190134)

Kelas 5B

JURUSAN S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT.Hanya kepada-Nya lah saya
memuji dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan. Tidak lupa pula, shalawat
serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW, Risalah
beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan.

Dengan pertolongan-Nya lah saya dapat menyelesaikan Teori-Teori Dalam Riset


Akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah ini yaitu Windu Mulyasari,S.E.,M.Si.

Saya sangat berharap bahwa proposal ini dapat berguna dan bermanfaat.Saya
menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan
juga jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan adanya kritik, saran dan
masukan demi perbaikan proposal ini di masa yang akan datang.

Serang, 10 November 2021

Penulis

i|TEOR I AKUN TANSI


DAFTAR ISI

TEORI TEORI DALAM RISET AKUNTANSI


KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
2.1 Agency Theory ........................................................................................................................ 3
A. Pengertian Agency Theory .................................................................................................... 3
B. Konsep Teori Keagenan ........................................................................................................ 3
C. Agency theory dalam Praktik Akuntansi dan Aplikasinya pada Pengelolaan Perusahaan......... 4
D. Masalah Keagenan ................................................................................................................ 5
E. Cara Untuk Mengatasi Masalah Keagenan ............................................................................. 7
2.2 Stakeholders Theory ................................................................................................................ 8
A. Pengertian Stakeholders Theory ............................................................................................ 8
B. Konsep Stakeholders Theory ................................................................................................. 9
2.3 Signalling Theory .................................................................................................................. 10
2.4 Trade-Off Theory................................................................................................................... 11
2.5 Pecking Order Theory ............................................................................................................ 12
BAB III ........................................................................................................................................... 13
PENUTUPAN ................................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 14

ii | T E O R I A K U N T A N S I
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk pengembangan sistem akuntansi tentunya perlu pengembangan dari basis
teorinya, sehingga sistem akuntansi tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih
mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang yang tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi itu sendiri.

Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi. Menurut Webster’s
Third New International Dictionary mendefinisikan Teori sebagai suatu susunan yang saling
berkaitan tentang hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan
untuk bidang yang dibahas. Sedangkan pengertian Akuntansi sendiri salah satunya adalah,
proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan
informasi dalam mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan atau keputusan bagi pemakainya.

Dari penjelasan diatas maka Teori Akuntansi dapat diartikan sebagai susunan konsep,
definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang
menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam struktur
akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan
muncul.

Selain memahami mengenai teori akuntansi kita juga harus dapat memahami
mengenai penelitian atau riset akuntansi. Hal ini berguna untuk mencari kebenaran terutama
di bidang akuntansi. Hasil riset tersebut merupakan hal yang menjembatani antara fenomena
sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi itu sendiri.

Pada awalnya proses mencari kebenaran itu dimulai dari cara dogmatis dimana
kebenaran itu berasal dari orang atau pihak atau lembaga yang diberi dan diyakini memiliki
otoritas menetapkan kebenaran. Kemudian cara ini berkembang dan menggunakan cara
normatif dengan menggunakan logika ilmiah, pemikiran sehat. kemudian berkembang dan
kemudian menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat kenyataan yang ada di
lapangan (fenomena sosial). Di dalam sistem yang terakhir inilah yang menjadi ajang dari
penalitian ilmiah. Sudah merupakan suatu kesepakatan masyarakat akademisi bahwa proses

1|TEOR I AKUN TANSI


penelitian ini harus mengikuti aturan-aturan atau konpensi yang diikuti oleh semua pihak
sehingg kualitas hasil penelitian itu terjamin. Perkembangan ilmu akuntansi yang demikian
cepat akhir-akhir ini didasarkan pada proses penelitian ini. Berbagi teori muncul, teori lama
direfute, dan teori baru dibangun.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, berikut ini rumusan masalah
yang akan di bahas pada makalah ini :

1. Apakah yang dimaksud dengan Agency Theory?


2. Apakah yang dimaksud dengan Stakeholders Theory?
3. Apakah yang dimaksud dengan Signalling Theory?
4. Apakah yang dimaksud dengan Trade-Off Theory?
5. Apakah yang dimaksud dengan Pecking Order Theory?

1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang disebutkan diatas, berikut ini tujuan makalah
ini dibuat, yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu Agency Theory


2. Untuk mengetahui apa itu Stakeholders Theory
3. Untuk mengetahui apa itu Signalling Theory
4. Untuk mengetahui apa itu Trade-Off Theory
5. Untuk mengetahui apa itu Pecking Theory

2|TEOR I AKUN TANSI


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Agency Theory

A. Pengertian Agency Theory


Agency theory(teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu
bertindak untuk kepentingannya sendiri.Pemegang saham sebagai diasumsikan hanya
bertindak terhadap hasil keuangan perusahaan sebagai peningkat investasi, sedangkan agen
diasumsikan sebagai penerima kepuasan yang berupa kompensasi keuangan beserta syarat-
syaratnya.

Pengertian agency theorymenurut para ahli.Watts& Zimmerman, (1990)


menyatakanlaporan keuangan sebagai angka-angka akuntansi yang diharapkan dapat
meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan.Manajemen laba pada
akuisisi dapat ditelusuri dari pengembangan agency theory yang mencoba menjelaskan
bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan akan bersikap karena pada dasarnya
mereka memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Menurut Anthony dan Govindrajan (2005) teori agensi merupakan suatu hubungan
atau kontrak antara principal dan agent. Teori agensi diasumsikan kepentingan dari tiap-tiap
individu sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.

B. Konsep Teori Keagenan


Konsep agency theory sendiri merupakan suatu hubungan antaraprincipal sebagai
pemilik atau pemegang saham dengan manajemen yang bertindak sebagai agen.Principal
merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas namaprincipal,
sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh principal untuk menjalankan
perusahaan. Pengaplikasianagency theory dapat terwujud dalam sebuah kontrak kerja yang
mengatur proporsi hak dan kewajiban dari masing-masing pihak dengan tetap
memperhitungkan manfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat
aturan yang mengatur mekanisme bagi hasil, baik berupa keuntungan, return maupun resiko-
resiko yang telah disetujui oleh prinsipal dan agen. Kontrak kerja menjadi optimal apabila
dalam pelaksanaan kontrak dapat fairness (mencapai keadilan) antara principal dan agen
yang memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif
imbalan khusus yang memuaskan dari principal ke agen.

3|TEOR I AKUN TANSI


Eisenhard (1989), menyatakan bahwa teori keagenan dilandasi oleh 3 asumsi yaitu:

a. Asumsi tentang sifat manusia. Asumsi tentang manusia yang memiliki sifat
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion).
b. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi tentang adanya konflik antar anggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, serta adanya Asymmetric
Information (AI) antara prinsipal dengan agen.
c. Asumsi tentang informasi.Asumsi tentang informasi yang dipandang sebagai barang
komoditi yang dapat diperjualbelikan.

Baik prinsipal maupun agen, keduanya mempunyai bargaining position.Principal


sebagai pemilik modal memiliki hak atas akses terhadap informasi internal perusahaan,
sedangkan agen yang bertugas menjalankan operasional perusahaan memiliki informasi
terhadap kegiatan operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh, namun agen
tidak memiliki wewenang mutlak dalam pengambilan keputusan dikarenakan pengambilan
keputusan merupakan wewenang dari principal selaku pemilik perusahaan.

C. Agency theory dalam Praktik Akuntansi dan Aplikasinya pada Pengelolaan


Perusahaan
Teori keagenan berperanan penting terhadap akuntansi dalam menyediakan informasi
setelah terjadinya suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pasca keputusan. Peranan
tersebut seringkali diasosiasikan dengan peran pengurusan (stewardship) akuntansi, dimana
seorang agen melaporkan kejadian-kejadian dimasa lalukepada prinsipal. Hal tersebut akan
memberikan akuntansi nilai umpan balik selain nilai prediktifnya.

Dalam memotivasi agen prinsipal perlu merancangsuatu kontrak sehingga dapat


mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak
dikatakan efisien apabila memenuhi faktor berikut :

a. Agen dan pinsipal memiliki informasi dengan kualitas dan jumlah yang sama
sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk
kepentinganpribadi.
b. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya kecil,artinya agen
mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.

Namun pada kenyataannya informasi simetris itu tidak pernah terjadi, karena manajer
berada di dalam perusahaan sehingga manajer mempunyai banyak informasi mengenai

4|TEOR I AKUN TANSI


perusahaan, sedangkan prinsipal sangat jarang atau bahkan tidak pernah datang ke
perusahaan sehingga informasi yang diperoleh sangat sedikit.Akibatnya kontrak efisien
tersebut tidak pernah terlaksana sehingga hubungan agen dan prinsipal selalu dilandasi oleh
asimetri informasi.

1. Konflik antara pemegang saham dengan kreditur


Pihak kreditur memiliki klaim atas sebagian dari arus kas perusahaan yang berkaitan
dengan pembayaran bunga dan pokok utang.Klaim atas aset perusahaan terjadi ketika
perusahaan mengalami kebangkrutan.Ketika hal ini terjadi, perusahaan harus segera
mengambil keputusan apakah akan melikuidasi perusahaan dengan menjual seluruh
aset atau melakukan reorganisasidengan tujuan mempertahankan pekerjaannya.
Keputusan yang dambil manajer akanberdampak terhadap pemegang saham atau
kreditur atau kedua belah pihak. Kreditur pada umumnya menghendaki likuidasi
perusahaan sehingga mereka dapat segera menarik dananya. Dilain sisi, manajemen
tentunya menginginkan perusahaan tetap eksis sehingga memilih mereorganisasi
perusahaan. Namun pada saat bersamaan, pemegang saham kemungkinan mencoba
mencari pengganti manajer lama yang mau dibayar lebih rendah meskipun proses
tersebut membutuhkan waktu yang lama.
2. Konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen
Konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen dapat terjadi karena adanya
kelebihan aliran kas (excess cash flow). Kelebihan arus kas tersebut cenderung
diinvestasikan untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama
perusahaan. Hal ini menyebabkanterjadinya perbedaan kepentingan karena pemegang
saham lebih menyukai investasi yang berisiko tinggi yang juga
menghasilkan return tinggi, sementara manajemen lebih memilih investasi dengan
risiko yang lebih rendah.
Agency theory menunjukkanmanajer akan berusaha untuk memaksimalkan utilitasnya
dengan mengorbankan para pemegang saham perusahaan. Agen memiliki
kemampuan untuk beroperasi sendiri dan mementingkan kepentingan pribadi daripada
kepentingan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh informasi yang bersifat asimetris.

D. Masalah Keagenan
Menurut Lins(2003) permasalahan keagenan yang terjadi antara pemegang saham
dengan manajer akanmenimbulkan biaya keagenan ekuitas. Menurut Jesen dan Meckling
(1976) terdapat tiga macam biaya keagenan, yaitu monitoring oleh prinsipal, biaya bonding

5|TEOR I AKUN TANSI


oleh agen, dan residual loss. Biaya monitoring yangdikeluarkan oleh prinsipal bertujuan
untuk membatasi aktivitas agen yang berbeda dengan kepentingan prinsipal, selain itu agen
juga akan mengeluarkan sumber daya (bonding cost) untuk memberikan kepastian pada
prinsipan bahwa agen tidak akan melakukan tindakan yang akan merugikan investor.

Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham
perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang
hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan
pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan, sehingga nantinya akan menyebabkan
biaya keagenan (agency cost). Hampir mustahil sebuah perusahaan memiliki zero agency
cost yang dapat menjamin manajerdalam mengambil keputusan yang optimal dari
pandangan shareholders akibat adanya perbedaan kepentingan diantara mereka. Terkadang
untuk mencapai kepentingannya, manajemen dapat bertindak menggunakan akuntansi
sebagai alat untuk melakukan rekayasa.Perbedaan kepentingan diantara principal dan agen
atau yang sering disebut Agency Problem, salah satunya disebabkan oleh adanya Asimmetric
Information.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) masalahan keagenan dibagi menjadi :

a. Moral Hazard yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal
yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
b. Adverse Selection yaitu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah
keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya atau dari kelalaian tugas.

Jensen dan Meckling (1976) menambahakan pendapatnya mengenai :

a. The monitoring expenditures by the principle merupakan biaya monitoring yang


dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitor prilaku agen melalui budget restriction,
compensation policies.
b. The bonding expenditures by the agent dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa
agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu yang akan merugikan prinsipal atau
untuk menjamin bahwa prinsipal akan diberi kompensasi jika ia tidak mengambil
banyak tindakan.
c. The residual lossmerupakan penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal maupun agen
setelah adanya agency relationship.

6|TEOR I AKUN TANSI


E. Cara Untuk Mengatasi Masalah Keagenan
Menurut Bathala et al, (1994) terdapat beberapa cara yang digunakan untuk
mengurangi konflik kepentingan, yaitu : a) meningkatkan kepemilikan saham oleh
manajemen (insider ownership), b) meningkatkan rasio dividen terhadap laba bersih (earning
after tax), c) meningkatkan sumber pendanaan melalui utang, d) kepemilikan saham oleh
institusi (institutional holdings).
Penelitian Masdupi (2005) dikemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
mengurangi masalah keagenan.
 Pertama, dengan meningkatkan insider ownership. Perusahaan meningkatkan bagian
kepemilikan manajemen untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan pemegang
saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Dengan
meningkatkan persentase kepemilikan, manajer menjadi termotivasi untuk
meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan kemakmuran pemegang
saham.
 Kedua, dengan pendekatan pengawasan eksternal yang dilakukan melalui
penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi
penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan ekuitas. Akan tetapi,
perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayarkan
beban bunga secara periodik. Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga
akan menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dengan debtholders
sehingga memunculkan biaya keagenan hutang.
 Ketiga, institutional investor sebagai monitoring agent. Moh’d et al, (1998)
menyatakan bahwa bentuk distribusi saham dari luar (outside shareholders) yaitu
institutional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi biaya keagenan
ekuitas (agency cost). Hal ini disebabkan karena kepemilikan merupakan sumber
kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau menantang keberadaan
manajemen, maka konsentrasi atau penyebaran power menjadi suatu hal yang relevan
dalam perusahaan.

7|TEOR I AKUN TANSI


2.2 Stakeholders Theory

A. Pengertian Stakeholders Theory


Teori stakeholder pertama kali digagas oleh R. Edward Freeman pada tahun 1984 dan
menyatakan bahwa teori stakeholder adalah teori mengenai organisasional manajemen dan
etika bisnis yang membahas moral dan nilai dalam mengatur organisasi. Dinyatakan dalam
teori stakeholder bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun juga harus mampu memberikan manfaat bagi para stakeholder-
nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut. Asumsi teori stakeholder dibangun atas dasar
pernyataan bahwa perusahaan berkembangmenjadi sangat besar dan menyebabkan
masyarakat menjadi sangat terkait dan memerhatikan perusahaan, sehingga perusahaan perlu
menunjukkan akuntabilitas maupun responsibilitas secara lebih luas dan tidak terbatas hanya
kepada pemegang saham.
Adanya teori stakeholder ini memberikan landasan bahwa suatu perusahaan harus
mampu memberikan manfaat bagi stakeholder-nya. Manfaat tersebut dapat diberikan dengan
cara menerapkan program corporate social responsibility (CSR). Adanya program tersebut
pada perusahaan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pelanggan,
dan masyarakat lokal. Sehingga diharapkan terjalin hubungan yang baik antara perusahaan
dengan lingkungan sekitar.
Menurut Freeman (1984), Freeman, Harrison dan Wicks (2007) stakeholder theory
dapat didefinisikan menjadi 4 yaitu praktis, efisien, efektif, dan etis yang dapat digunakan
untuk mengelola tanggung jawab lingkungan perusahaan. Praktis karena perusahaan harus
mementingkan dan memfasilitasi stakeholdernya, efisien karena stakeholders akan merespon
dengan sikap yang baik atau positif jika diperlakukan dengan baik oleh perusahaan, efektif
karena perusahaan akan memberikan manfaat kepada stakeholders untuk mendukung tujuan
perusahaan. Dalam jangka panjang, strategi bisnis sangat diperlukan untuk pengelolaan
stakeholders, semakin layak strategi bisnis perusahaan semakin puas juga stakeholders
(Freeman & Mcvea, 2001). Menurut Istianingsih dan Zulni (2013) salah satu strategi yang
dapat diterapkan untuk mengelola lingkungan dengan cara melakukan kegiatan tanggung
jawab lingkungan. Peran stakeholders memberikan dampak dan dukungan pada kemajuan
sebuah perusahaan (Ghozali & Chariri, 2007). Stakeholders yang didefinisikan adalah
pemilik, investor, pelanggan, pemasok dan social group.
Secara umum stakeholder theory telah dibahas dari sudut pandang etika bisnis, tata
kelola perusahaan dan kinerja lingkungan perusahaan (Friedman & Miles, 2002). Menurut

8|TEOR I AKUN TANSI


Donaldson dan Preston (1995) bahwa stakeholder theory dapat dikategorikan menjadi tiga
yaitu deskriptif, instrumental dan normatif. Teori deskriptif diartikan dengan perusahaan
memiliki stakeholders, sedangkan teori instrumental diartikan perusahaan yang
mementingkan stakeholders dengan menyusun strategi dan yang terakhir teori normatif
menjelaskan mengapa perusahaan harus mementingkan stakeholders. Stakeholder theory
menyarankan untuk memandang semua stakeholders dengan kejujuran dan keadilan
(Harrison, Freeman & Cavalcanti Sá de Abreu, 2015). Dalam menciptakan suatu keputusan
bisnis harus mempertimbangkan kepentingan berbagai kelompok salah satunya stakeholders
(Clarkson, 1995; Dickson, Waters & López-Gydosh, 2012; Freeman, 1984; Preston &
Sapienza, 1990). Jika manajer perusahaan memperhatikan stakeholders dan sejalan dengan
konsep dari masing-masing stakeholders maka perusahaan akan lebih berhasil dalam jangka
panjang (Fontaine, Haarman & Schmid, 2006).

B. Konsep Stakeholders Theory


Dalam mengembangkan stakeholder theory, Freeman (1983) dalam Susanto dan
Tarigan (2013) memperkenalkan konsep stakeholder dalam dua model yaitu:
(1) model kebijakan dan perencanaan bisnis
(2) model tanggung jawab sosial perusahaan dari manajemen stakeholder.
 Pada model model kebijakan dan perencanaan bisnis fokusnya adalah
mengembangkan dan mengevaluasi persetujuan keputusan strategis perusahaan
dengan kelompok-kelompok yang dukungannya diperlukan untuk kelangsungan
usaha perusahaan. Dapat dikatakan bahwa, dalam model ini, stakeholder theory
berfokus pada caracara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengelola
hubungan perusahaan dengan stakeholder-nya.
 Pada model jawab sosial perusahaan dari manajemen stakeholder, perencanaan
perusahaan dan analisis diperluas dengan memasukkan pengaruh eksternal yang
mungkin berlawanan bagi perusahaan. Kelompok-kelompok yang berlawanan ini
termasuk badan regulator (government) dengan kepentingan khusus yang memiliki
kepedulian terhadap permasalahan sosial.

9|TEOR I AKUN TANSI


2.3 Signalling Theory
Signaling theory (Teori Sinyal) Menurut Jama'an (2008) merupakan teori yang
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan
oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau
informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan
lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan
bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang
lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-
besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva
yang tidak overstate.

Informasi yang ada di dalam Signaling Theory (Teori Sinyal) :

 Kualitas Informasi dalam Teori Sinyal


 Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi
pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan
masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup
suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang berkualitas dalam
Teori sinyal adalah informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu hal
tersebut sangat diperlukan oleh investor di pasar modal karena dijadikan sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi.
 Efek Sinyal
 Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Motifasi perusahaan
untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan
dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan
prospek yang akan datang daripada pihak eksternal perusahaan (investor dan
kreditor).
 Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.
Untuk mengurangi asimetri informasi perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan.

10 | T E O R I A K U N T A N S I
Teori sinyal (signaling theory) dapat diaplikasikan pada tingkat laveragge perusahaan.
Dimana perusahaa yang besar akan membuat insentif yang memotifasi mereka dalam
mengambil laveragge yang tinggi. Hal tersbeut tidak akan diikuti oleh perusahaan yang lebih
kecil, karenaperusahaan yang lebih kecil rentan mengalami kebangkrutan. Sehingga akan
menciptakanseparating equilibrium yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahaan
yang lebih tinggi akan menggunakan lebih bayak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai
yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakan equity.

Teori sinyal ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan


anatara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah
dengan cara melakukan obeservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta menandai
valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly level dan equilibrium stabil karena perusahaan
bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang lebih tinggi.

2.4 Trade-Off Theory


Trade-off Theory pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963 oleh Modigliani dan
Miller pada sebuah artikel American Economic Review 53 (1963, Juni) dengan judul
Corporate Income Taxes on the Cost of Capital A Correction. Dalam teori ini menjelaskan
tentang seberapa banyak hutang perusahaan dan berapa banyak ekuitas perusahaan sehingga
terjadi keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan.

Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan
berhutang sampai pada tingkat utang tertentu, di mana penghematan pajak (tax shields) dari
tambahan utang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”.

Teori ini menjelaskan bahwa hutang tidak hanya memberikan manfaat, tetapi juga ada
pengorbanan biayanya.Dengan teori ini manajemen akanmemikirkan dan mempertimbangkan
antara penghematan pajak dan resiko kebangkrutan dalam penentuan struktur modal. Trade-
off theory juga menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal dibawah titik optimal maka
setiap penambahan utang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya jika struktur
modal berada diatas titik optimal maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai
perusahaan.

Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan


beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan

11 | T E O R I A K U N T A N S I
keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan
symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang.

2.5 Pecking Order Theory


Teori pecking order merupakan teori yang dikembangkan oleh Steward Myers pada tahun
1984. Myers membuat teori ini berdasarkan empat observasi dan/ atau asumsi yang ia lihat
pada perilaku pendanaan dari perusahaan- perusahaan yang ada, yaitu:

1 Kebijakan dividen adalah kaku. Pernyataan ini menjelaskan bahwa para manajer akan
berusaha menjaga kestabilan nilai dividen per lembar saham pada tingkat biaya
berapapun, dan tidak akan meningkatkan atau menurunkan dividen per lembar saham
walaupun terdapat perubahan nilai profit pada perusahaan,
2 Perusahaan lebih menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba ditahan dan
depresiasi) dibandingkan dengan pendanaan yang berasal dari luar perusahaan
(hutang atau ekuitas),
3 Jika perusahaan harus mendapatkan pendanaan dari luar perusahaan, maka
perusahaan akan memilih sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, dan
4 Jika perusahaan membutuhkan perndanaan lebih dari luar perusahaan, maka
perusahaan pertama kali akan memilih hutang yang paling aman, lalu hutang yang
beresiko, seperti: convertible securities, saham preferen, dan terakhir adalah saham
biasa.

Teori pecking order lebih superior dibandingkan dengan model trade-off (J. Liesz, 2001).
Hal tersebut dikarenakan model trade-off lebih melakukan pendekatan secara statis atas
keputusan pendanaan, yaitu berdasarkan target dari struktur modal.Sedangkan, teori pecking
order lebih menjelaskan secara dinamis tentang struktur pendanaan perusahaan pada kondisi
apapun.

Teori pecking order dapat menjelaskan tentang tindakan dari manajerial perusahaan serta
dapat menjelaskan juga tentang reaksi pasar modal terhadap kenaikan hutang atau penurunan
hutang yang dilakukan oleh perusahaan.

12 | T E O R I A K U N T A N S I
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
1. Agency theory(teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu
bertindak untuk kepentingannya sendiri.
2. Konsep agency theory sendiri merupakan suatu hubungan antaraprincipal sebagai
pemilik atau pemegang saham dengan manajemen yang bertindak sebagai agen.
3. teori stakeholder adalah teori mengenai organisasional manajemen dan etika bisnis
yang membahas moral dan nilai dalam mengatur organisasi. Dinyatakan dalam teori
stakeholder bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun juga harus mampu memberikan manfaat bagi para
stakeholder-nya.
4. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi. Teori sinyal dapat diaplikasikan pada tingkat
laveragge perusahaan. Teori sinyal ini akan mengungkapkan bahwa investor
dapat membedakan anatara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan
perusahaan yang memiliki nilai rendah.
5. Trade-Off Theory ini menjelaskan tentang seberapa banyak hutang perusahaan dan
berapa banyak ekuitas perusahaan sehingga terjadi keseimbangan antara biaya yang
dikeluarkan dengan keuntungan.
6. Teori pecking order lebih superior dibandingkan dengan model trade-off. Hal tersebut
dikarenakan model trade-off lebih melakukan pendekatan secara statis atas keputusan
pendanaan, yaitu berdasarkan target dari struktur modal. Sedangkan, teori pecking
order lebih menjelaskan secara dinamis tentang struktur pendanaan perusahaan pada
kondisi apapun.

13 | T E O R I A K U N T A N S I
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Aisha. 2015. Pengaruh trade off theory dan pecking theory terhadap struktur modal
perusahaan yang terdaftar di indeks Lq45 periode 2010-2014. (Skripsi, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2015). Diakses dari https://repository.uinjkt.ac.id

Mangunkerso, Hardhito. 2019. “Apa yang Dimaksud Dengan Teori Stakeholders”,


https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-stakeholder/121229/3,
diakses pada tanggal 09 November 2021 pukul 21.52

Rohmah, Ulfatu. 2020. “ Apa Itu Sigbaling Theory”,


https://www.kompasiana.com/ulfatu13433/5fc6749ad541df66af486cb2/apa-itu-
signaling-theory, diakses pada tanggal 09 November 2021 pukul 22.05

Sukartha, I Made. 2007.” Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran
Perusahaan Pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi”.
Disertasi Untuk Memperoleh derajat Doktor dalam Ilmu Ekonomi, Program
Pascasarjana UGM, Yogyakarta

Scott, William R. 2012. Financial Accounting Theory Sixth Edition. Pearson.

14 | T E O R I A K U N T A N S I

Anda mungkin juga menyukai