Disusun Oleh:
Kelas 5B
JURUSAN S1 AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT.Hanya kepada-Nya lah saya
memuji dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan. Tidak lupa pula, shalawat
serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW, Risalah
beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan.
Saya sangat berharap bahwa proposal ini dapat berguna dan bermanfaat.Saya
menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini masih banyak kekurangan-kekurangan dan
juga jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan adanya kritik, saran dan
masukan demi perbaikan proposal ini di masa yang akan datang.
Penulis
ii | T E O R I A K U N T A N S I
BAB I
PENDAHULUAN
Teori akuntansi mengandung dua kata, yaitu teori dan akuntansi. Menurut Webster’s
Third New International Dictionary mendefinisikan Teori sebagai suatu susunan yang saling
berkaitan tentang hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan
untuk bidang yang dibahas. Sedangkan pengertian Akuntansi sendiri salah satunya adalah,
proses mengidentifikasi, mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan
informasi dalam mempertimbangakan berbagai alternatif yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan atau keputusan bagi pemakainya.
Dari penjelasan diatas maka Teori Akuntansi dapat diartikan sebagai susunan konsep,
definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang
menjelaskan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dalam struktur
akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan
muncul.
Selain memahami mengenai teori akuntansi kita juga harus dapat memahami
mengenai penelitian atau riset akuntansi. Hal ini berguna untuk mencari kebenaran terutama
di bidang akuntansi. Hasil riset tersebut merupakan hal yang menjembatani antara fenomena
sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi itu sendiri.
Pada awalnya proses mencari kebenaran itu dimulai dari cara dogmatis dimana
kebenaran itu berasal dari orang atau pihak atau lembaga yang diberi dan diyakini memiliki
otoritas menetapkan kebenaran. Kemudian cara ini berkembang dan menggunakan cara
normatif dengan menggunakan logika ilmiah, pemikiran sehat. kemudian berkembang dan
kemudian menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat kenyataan yang ada di
lapangan (fenomena sosial). Di dalam sistem yang terakhir inilah yang menjadi ajang dari
penalitian ilmiah. Sudah merupakan suatu kesepakatan masyarakat akademisi bahwa proses
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang disebutkan diatas, berikut ini tujuan makalah
ini dibuat, yaitu:
PEMBAHASAN
Menurut Anthony dan Govindrajan (2005) teori agensi merupakan suatu hubungan
atau kontrak antara principal dan agent. Teori agensi diasumsikan kepentingan dari tiap-tiap
individu sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.
a. Asumsi tentang sifat manusia. Asumsi tentang manusia yang memiliki sifat
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded
rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion).
b. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi tentang adanya konflik antar anggota
organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, serta adanya Asymmetric
Information (AI) antara prinsipal dengan agen.
c. Asumsi tentang informasi.Asumsi tentang informasi yang dipandang sebagai barang
komoditi yang dapat diperjualbelikan.
a. Agen dan pinsipal memiliki informasi dengan kualitas dan jumlah yang sama
sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk
kepentinganpribadi.
b. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya kecil,artinya agen
mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya.
Namun pada kenyataannya informasi simetris itu tidak pernah terjadi, karena manajer
berada di dalam perusahaan sehingga manajer mempunyai banyak informasi mengenai
D. Masalah Keagenan
Menurut Lins(2003) permasalahan keagenan yang terjadi antara pemegang saham
dengan manajer akanmenimbulkan biaya keagenan ekuitas. Menurut Jesen dan Meckling
(1976) terdapat tiga macam biaya keagenan, yaitu monitoring oleh prinsipal, biaya bonding
Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham
perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang
hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan
pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan, sehingga nantinya akan menyebabkan
biaya keagenan (agency cost). Hampir mustahil sebuah perusahaan memiliki zero agency
cost yang dapat menjamin manajerdalam mengambil keputusan yang optimal dari
pandangan shareholders akibat adanya perbedaan kepentingan diantara mereka. Terkadang
untuk mencapai kepentingannya, manajemen dapat bertindak menggunakan akuntansi
sebagai alat untuk melakukan rekayasa.Perbedaan kepentingan diantara principal dan agen
atau yang sering disebut Agency Problem, salah satunya disebabkan oleh adanya Asimmetric
Information.
a. Moral Hazard yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal
yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja.
b. Adverse Selection yaitu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah
keputusan yang diambil oleh agen benar-benar didasarkan atas informasi yang telah
diperolehnya atau dari kelalaian tugas.
10 | T E O R I A K U N T A N S I
Teori sinyal (signaling theory) dapat diaplikasikan pada tingkat laveragge perusahaan.
Dimana perusahaa yang besar akan membuat insentif yang memotifasi mereka dalam
mengambil laveragge yang tinggi. Hal tersbeut tidak akan diikuti oleh perusahaan yang lebih
kecil, karenaperusahaan yang lebih kecil rentan mengalami kebangkrutan. Sehingga akan
menciptakanseparating equilibrium yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahaan
yang lebih tinggi akan menggunakan lebih bayak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai
yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakan equity.
Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan
berhutang sampai pada tingkat utang tertentu, di mana penghematan pajak (tax shields) dari
tambahan utang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)”.
Teori ini menjelaskan bahwa hutang tidak hanya memberikan manfaat, tetapi juga ada
pengorbanan biayanya.Dengan teori ini manajemen akanmemikirkan dan mempertimbangkan
antara penghematan pajak dan resiko kebangkrutan dalam penentuan struktur modal. Trade-
off theory juga menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal dibawah titik optimal maka
setiap penambahan utang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya jika struktur
modal berada diatas titik optimal maka setiap penambahan utang akan menurunkan nilai
perusahaan.
11 | T E O R I A K U N T A N S I
keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan
symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang.
1 Kebijakan dividen adalah kaku. Pernyataan ini menjelaskan bahwa para manajer akan
berusaha menjaga kestabilan nilai dividen per lembar saham pada tingkat biaya
berapapun, dan tidak akan meningkatkan atau menurunkan dividen per lembar saham
walaupun terdapat perubahan nilai profit pada perusahaan,
2 Perusahaan lebih menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba ditahan dan
depresiasi) dibandingkan dengan pendanaan yang berasal dari luar perusahaan
(hutang atau ekuitas),
3 Jika perusahaan harus mendapatkan pendanaan dari luar perusahaan, maka
perusahaan akan memilih sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, dan
4 Jika perusahaan membutuhkan perndanaan lebih dari luar perusahaan, maka
perusahaan pertama kali akan memilih hutang yang paling aman, lalu hutang yang
beresiko, seperti: convertible securities, saham preferen, dan terakhir adalah saham
biasa.
Teori pecking order lebih superior dibandingkan dengan model trade-off (J. Liesz, 2001).
Hal tersebut dikarenakan model trade-off lebih melakukan pendekatan secara statis atas
keputusan pendanaan, yaitu berdasarkan target dari struktur modal.Sedangkan, teori pecking
order lebih menjelaskan secara dinamis tentang struktur pendanaan perusahaan pada kondisi
apapun.
Teori pecking order dapat menjelaskan tentang tindakan dari manajerial perusahaan serta
dapat menjelaskan juga tentang reaksi pasar modal terhadap kenaikan hutang atau penurunan
hutang yang dilakukan oleh perusahaan.
12 | T E O R I A K U N T A N S I
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
1. Agency theory(teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu
bertindak untuk kepentingannya sendiri.
2. Konsep agency theory sendiri merupakan suatu hubungan antaraprincipal sebagai
pemilik atau pemegang saham dengan manajemen yang bertindak sebagai agen.
3. teori stakeholder adalah teori mengenai organisasional manajemen dan etika bisnis
yang membahas moral dan nilai dalam mengatur organisasi. Dinyatakan dalam teori
stakeholder bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun juga harus mampu memberikan manfaat bagi para
stakeholder-nya.
4. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk
mengurangi asimetri informasi. Teori sinyal dapat diaplikasikan pada tingkat
laveragge perusahaan. Teori sinyal ini akan mengungkapkan bahwa investor
dapat membedakan anatara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan
perusahaan yang memiliki nilai rendah.
5. Trade-Off Theory ini menjelaskan tentang seberapa banyak hutang perusahaan dan
berapa banyak ekuitas perusahaan sehingga terjadi keseimbangan antara biaya yang
dikeluarkan dengan keuntungan.
6. Teori pecking order lebih superior dibandingkan dengan model trade-off. Hal tersebut
dikarenakan model trade-off lebih melakukan pendekatan secara statis atas keputusan
pendanaan, yaitu berdasarkan target dari struktur modal. Sedangkan, teori pecking
order lebih menjelaskan secara dinamis tentang struktur pendanaan perusahaan pada
kondisi apapun.
13 | T E O R I A K U N T A N S I
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Aisha. 2015. Pengaruh trade off theory dan pecking theory terhadap struktur modal
perusahaan yang terdaftar di indeks Lq45 periode 2010-2014. (Skripsi, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2015). Diakses dari https://repository.uinjkt.ac.id
Sukartha, I Made. 2007.” Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran
Perusahaan Pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi”.
Disertasi Untuk Memperoleh derajat Doktor dalam Ilmu Ekonomi, Program
Pascasarjana UGM, Yogyakarta
14 | T E O R I A K U N T A N S I