Anda di halaman 1dari 25

TEORI-TEORI DALAM PENELITIAN AKUNTANSI

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. BAMBANG WICAKSONO, S.E., M.M.

KELOMPOK 8

AVIN MAHMUDAH FAHMI (32182346)

ERIKA WULANDARI (32182362)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI

FAKULTAS EKONOMI – AKUNTANSI

2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul “Teori-teori dalam Penelitian Akuntansi” tepat pada
waktunya. Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori
Akuntansi pada Universitas 17 Agustus Banyuwangi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas 17 Agustus
Banyuwangi. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
baik bentuk, isi, maupun teknik penyajiannya. Penyusun senantiasa mengharapkan
tanggapan, kritikan, dan saran yang dapat membangun kreatifitas sehingga
penyusun dapat memberi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga
kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya.

Banyuwangi, 24 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................1


1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................2
1.3. TUJUAN .....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

2.1. PENGERTIAN GRAND THEORY ...........................................................3


2.2. MACAM-MACAM GRAND THEORY ....................................................3
2.2.1. THEORY AGENCY ........................................................................4
2.2.2. THEORY STAKEHOLDER ...........................................................5
2.2.3. THEORY SIGNALING ...................................................................8
2.2.4. THEORY KONTIJENSI................................................................10
2.2.5. ENTERPRISE THEORY ...............................................................11
2.3. CONTOH PENGAPLIKASIAN TEORI DALAM PENELITIAN
AKUNTANSI ............................................................................................13
2.3.1. CONTOH PENGAPLIKASIAN DALAM THEORY AGENCY .13
2.3.2. CONTOH PENGAPLIKASIAN DALAM THEORY
STAKEHOLDER ...........................................................................14
2.3.3. CONTOH PENGAPLIKASIAN DALAM THEORY
SIGNALING ..................................................................................16
2.3.4. CONTOH PENGAPLIKASIAN DALAM THEORY
KONTIJENSI .................................................................................17
2.3.5. CONTOH PENGAPLIKASIAN DALAM ENTERPRISE
THEORY........................................................................................18
2.4. BAB III PENUTUP...................................................................................21
3.1. SIMPULAN ..............................................................................................21
3.2. SARAN .....................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dengan adanya perkembangan ekonomi, sosial, bisnis yang semakin


cepat menuntut adanya perubahan tidak terkecuali dalam akuntansi. Adanya
pengembangan dan inovasi yang terus dilakukan termsuk pengembangan
teori-teori yang dapat digunakan dalam pembuatan penelitian akuntansi.
Terdapat banyak macam teori yang dapat digunakan untuk penelitian
akuntansi dengan disesuaikan tema yang diambil oleh peneliti.

Grand teori memiliki macam-macam bentuk yang banyak digunakan


dalam penelitian akuntansi antara lain adalah teori agency, stakeholders,
signaling, enterprise, kontijensi dll. Teori Agensi merupakan konsep yang
menjelaskan hubungan kontraktual antara principal dan agent. Teori
Stakeholder atau dinamakan pemangku kepentingan merupakan teori yang
menyatakan bahwa perusahaan bukan entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun harus bermanfaat untuk seluruh pemangku
kepentingan. Teori signaling lebih menekankan pada pentingnya informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar
perusahaan. Teori kontijensi dalam akuntansi manajemen menggambarkan
suatu model dan kerangka pikir untuk mengidentifikasi sistem pengendalian
dalam suatu kondisi yang paling tepat. Sedangkan enterprise teori merupakan
suatu konsep dimana pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan
informasi bagi pemilik saja tetapi juga ditujukan pada pihak-pihak lain yang
berkontribusi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusunlah makalah “Teori-


teori dalam Penelitian Akuntasi” dengan harapan supaya penyusun dan
pembaca bisa lebih memahami tentang teori-teori yang ada dalam penelitian
akuntansi yang ada sesuai dengan penggunaannya dalam sebuah penelitian.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Grand Theory?

2. Apa saja macam-macam Grand Theory?

3. Apa contoh pengaplikasian Grand Theory dalam Penelitian?

1.3 TUJUAN

Berikut adalah beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah


sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Grand Theory.

2. Untuk mengetahui macam-macam Grand Theory.

3. Untuk mengetahui contoh pengaplikasian Grand Theory dalam sebuah

penelitian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GRAND THEORY

Grand Theory merupakan istilah yang diciptakan oleh C. Wright


Mills dalam “The Sosialogical Imagination” (1959) yang berkenaan
dengan bentuk abstrak tertinggi suatu peneorian yang tersusun atas konsep-
konsep yang diprioritaskan atas dapat mengerti dunia sosial.

Grand Theory adalah setiap teori yang dicoba dari penjelasan


keseluruhan kehidupan sosial, sejarah, atau pengalaman manusia. Pada
dasarnya berlawanan dengan empiris, positivisme atau pandangan bahwa
pengertian hanya mungkin dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta,
masyarakat dan fenomena. (Quenti Skinner, ed The Return of Grand Theory
in the Human Sciences, Cambridge, 1985).

Grand Theory adalah landasan teoritis yang merupakan paduan guna


mendapatkan arah yang tepat dalam melakukan suatu penelitian ilmiah
sehingga dalam menelaan pustaka dan literature yang akan mendapatkan
teoritikal dasar dan empiric yang kuat untuk menyusun hipotesis dan
pengembangan model penelitian yang diinginkan oleh peneliti. Dalam
Kaitannya dengan akuntansi, Grand Theory berkaitan dengan prinsip
konservatisme.

2.2 MACAM-MACAM GRAND THEORY

2.2.1 THEORY AGENCY

Teory agency merupakan salah satu teori yang muncul dalam


perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari
perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek

3
perilaku manusia dalam model ekonomi. Prinsip utama dalam teory
agency adalah menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang
memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang diberi wewenang
yaitu manajer. Dalam perkembangannya, teori agensy tidak hanya
menyatakan hubungan antara pemilik modal dan manager tetapi juga
dapat menyatakan hubungan antara masyarakat sebagai principal dan
pemerintahan sebagai agency untuk melaksankan kegiatan seperti
pengelolaan keuangan, asset, dan lain sebagainya.
Teori Agency merupakan konsep yang menjelaskan hubungan
kontraktual antara principals dan agents yang pertama kali dicetuskan
oleh Jensen dan Meekling pada tahun 1976. Hubungan keagenan dapat
terjadi saat salah satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang
lain (Agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan
wewenang. Sehingga dapat diartikan sebagai hubungan kontrak antara
principal dengan agent yang memungkinkan pemilik perusahaan untuk
mendelegasikan wewenangnya kepada manajer untuk mengelola
perusahaannya. Dimana konsekuensi yang harus ditanggung menajer
sebagai penerima delegasi wewenang adaah mempertanggungjawabkan
kinerjanya kepada pemilik perusahaan. Pihak principal adalah pihak
yang memberi mandate kepada pihak lain yaitu agent untuk melakukan
semua kegiatan atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai
pengambil keputusan (Sinkey, 1992:78, Jesen dan Smith, 1984:7).

Menurut Jensen dan Meckling (dalam istanti, 2009), ada konflik


keagenan yang dapat menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang
terdiri atas:
• The monitoring expenditure by the principal, biaya yang timbul dan
ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent, yaitu
untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agent.

• The bonding expenditures by the agent, biaya yang ditangung oleh


agent untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin
bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal.

4
• The Residual Loss, merupakan pengorbanan yang berupa
berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan
keputusan agent dan keputusan principal

Jadi dapat disimpulkan bahwa inti dari hubungan keagenan


adalah adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan di pihak investor
dan pengendalian di pihak manajemen. Jika fungsi pemilik dan
manajemen dipisah, ini akan menimbulkan konflik keagenan di antara
pemilik dan manajemen. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen
terjadi karena kemungkinan manajemen tidak selalu berbuat sesuai
dengan keinginan pemilik, sehingga menimbulkan biaya keagenan
(agency cost). Agency cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik
untuk mengawasi manajemen.
Masalah keagenan muncul ketika principal kesulitan untuk
memastikan bahwa agen bertindak untuk memaksimalkan kesejahteraan
principal. Manajemen bersikap tidak membedakan terhadap risiko,
sedangkan pemilik menghindari risiko, tetapi manajemen yang
menanggung risiko dengan bayaran tertentu (Hendriksen, 1992). Salah
satu cara yang diharapkan dapat menyelaraskan tujuan prinsipal dan agen
adalah melalui mekanisme pelaporan. Informasi merupakan salah satu
cara untuk mengurangi ketidakpastian, sehingga memberi akuntan peran
yang penting dalam membagi risiko antara manajer dan pemilik
(Hendriksen, 1992). Manajemen mempunyai lebih banyak informasi
mengenai potensi perusahaan, lingkungan kerja dan informasi
perusahaan secara menyeluruh. Berbeda dengan pemilik yang tidak
mempunyai informasi yang cukup terkait kinerja manajemen. Kondisi
yang seperti ini akan berdampak pada adanya ketidakseimbangan
informasi yang diperoleh pemilik dan agen. Ketidakseimbangan
informasi ini disebut dengan istilah asimetri informasi (information
asymmetries).

Menurut Eisenhardt dalam Bayu (2010) teori agensi merupakan


tiga asumsi sifat manusia yaitu:
• Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest)

5
• Manusia memiliki daya fikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang ( boundend rationality)

• Manusia selalu menghindari risiko ( risk averse)

2.2.2 THEORY STAKEHOLDER


Teori Stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun
harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham,
kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak
lain). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada
perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Istilah “Stakeholders”
atau dinamakan pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu
yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan
hidup organisasi.

Studi yang pertama kali mengemukakan mengenai stakeholder


adalah Strategic Management: A Stakeholder Approach oleh Freeman
pada tahun 1984. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai
dikenal sejak awal 1970, yang secara umum dikenal dengan Stakeholder
teori artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan
dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,
penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha
untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Teori
Stakeholder dimulai dengan asumsi bahwa nilai secara eksplisit dan tak
dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha (Waryanti, 2009).
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajemen
perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian yang
mungkin muncul bagi stakeholder.

6
Menurut the Clarkson Centre for Business Ethics (1999)
Stakeholder berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi dua yaitu
Stakeholder Primer dan Stakeholder Sekunder. Stakeholder Primer
adalah kelompok investor, karyawan, konsumen dan pemasok, dimana
apabila kelompok tersebut tidak ada, maka perusahaan tidak dapat
bertahan untuk mencapai tujuan. Sedangkan, yang termasuk kedalam
Stakeholder Sekunder yaitu pemerintah dan komunitas. Kelompok
stakeholder sekunder yaitu mereka yang mempengaruhi atau dipengaruhi
perusahaan, akan tetapi mereka tidak berhubungan dengan transaksi
perusahaan.
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi
yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu power stakeholder
ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas
sumber tersebut. Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk
membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga
kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk
mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi
atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Ghozali dan Chariri,
2007).

Perusahaan memiliki berbagai kelompok pemangku kepentingan


yang saling berhubungan secara luas. Pemangku kepentingan tersebut
dikelompokan menjadi tiga katagori yaitu Pemangku kepentingan
internal (direktur, manager, karyawan), Pemangku kepentingan eksternal
(Pemerintahan, komunitas, media, organisasi) dan pemangku
kepentingan penghubung (konsumen, pemasok, consultan, competitor,
shareholder). Yang dapat digambarkan dengan bagan berikut di bawah
ini :

7
Dengan masing-masing pemangku kepentingan memiliki
kepentingan utama dan pengaruhnya seperti table di bawah ini :

2.2.3 THEORY SIGNALING


Teori sinyal dicetuskan pertama kali oleh Michael Spence (1973)
dalam penelitiannya yang berjudul Job Market Signalling. Teori ini
melibatkan dua pihak, yakni pihak dalam seperti manajemen yang

8
berperan sebagai pihak yang memberikan sinyal dan pihak luar seperti
investor yang berperan sebagai pihak yang menerima sinyal tersebut.
Spence mengatakan bahwa dengan memberikan suatu isyarat atau sinyal,
pihak manejemen berusaha memberikan informasi yang relevan yang
dapat dimanfaatkan oleh pihak investor. Kemudian, pihak investor akan
menyesuaikan keputusannya sesuai dengan pemahamannya terhadap
sinyal tersebut.
Kelebihan teori ini adalah kemampuan menjelaskan mengapa
terjadi peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap
peningkatan financial leverage. Kelemahan dari model ini adalah
ketidakmampuan dalam menjelaskan hubungan kebalikan antara
profitabilitas dan laverage. Kelemahan lain adalah tidak dapat
menjelaskan mengapa perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan
dan nilai intangible asset tinggi harus menggunakan lebih banyak hutang
dari pada perusahaan yang mature (tangible asset tinggi) yang tidak
menggunkan hutang, akan tetapi didalam teori diperlukan untuk
mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.
Teori ini dikembangkan kembali oleh Ross (1977), memaparkan
bahwa pihak eksekutif perusahaan yang memiliki informasi lebih baik
mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan
informasi tersebut kepada investor. Informasi tersebut biasanya dalam
bentuk laporan keuangan tahunan yang berisi mengenai informasi
keadaan perusahaan, catatan masa lalu maupun keadaan perusahaan, dan
juga dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan.
Menurut Butarbutar dalam Laksono (2014) menyebutkan bahwa
teori sinyal lebih menekankan pada pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Pada saat manajemen mempublikasikan laporan keuangan,
berarti manajemen sudah memberikan suatu sinyal kepada pasar, dalam
hal ini adalah investor. Apabila investor sudah menerima informasi
tersebut, mereka akan terlebih dahulu melakukan interpretasi dan analisis
pada informasi yang didapatkannya sehingga informasi yang diberikan

9
dapat dikatakan sebagai good news atau bad news. Informasi tersebut
akan dapat memengaruhi volume perdagangan saham. Jika investor
menerjemahkan sinyal tersebut sebagai suatu good news, maka akan
berdampak positif yaitu dapat meningkatkan harga saham perusahaan.
Tetapi sebaliknya, jika investor menerjemahkan sinyal tersebut sebagai
bad news, maka akan berdampak negatif yaitu dapat mengakibatkan
penurunan harga saham.
Oleh karena itu, semakin lama waktu yang diperlukan auditor
dalam mengaudit laporan keuangan maka semakin lama pula audit delay
yang dialami perusahaan tersebut. Investor akan memandang hal tersebut
sebagai bad news, yang kemudian akan berdampak pada pergerakan
harga saham yang tidak stabil.

2.2.4 THEORY KONTIJENSI


Pendekatan kontijensi merupakan sebuah aplikasi konsep yang
menyatakan bahwa tidak ada suatu sistem kontrol terbaik yang dapat
diterapkan untuk semua organisasi dan penerapan sistem yang tepat
harus memandang adanya keterlibatan variabel konstektual dimana
organisasi tersebut berada. Teori kontinjensi dapat digunakan untuk
menganalisis desain dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan
informasi yang dapat digunakan perusahaa untuk berbagai macam tujuan
dan untuk menghadapi persaingan (Otley dalam Soleha, 2014).
Pendekatan kotijensi menarik minat para peneliti untuk
mengetahui apakah tingkat keandalan suatu system akuntansi
manajemen akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak.
Bedasarkan teori kotijensi terdapat beberapa factor situsional yang
mungkin akan berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. System yang
digunakan setiap perusahaan berbeda beda sesuai dengan karakteristik
dan keadaan perusahaan itu sendiri.

Teori kotijensi berasumsi bahwa : Gaya organisasi /


kepemimpinan optimal bergantung pada berbagai kendala internal dan
eksternal. Cara terbaik untuk mengatur tergantung pada sifat dari

10
lingkungan mana organisasi harus berhubungan. Berbagai pola perilaku
pemimpin (ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektivitas
kepemimpinan.
Teori kontijensi dalam akuntansi manajemen menggambarkan
suatu model dan kerangka pikir untuk mengidentifikasi sistem
pengendalian dalam suatu kondisi yang paling tepat. Pada prinsipnya,
para praktisi akuntansi manajeman selalu mencoba menyesuaikan sistem
agar lebih dapat berguna dalam setiap keadaan. Seperti upaya untuk
mengidentifikasi variabel kontijensi yang paling penting dan menilai
dampaknya pada desain sistem pengendalian. Penerapan teknik TQM
yang tinggi dengan sistem pengukuran kinerja yang tinggi akan
meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Manajer akan
lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial, jika
pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan
yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran.
Selain itu pemberian kompensasi yang lebih baik kepada manajer juga
memotivasi dalam peningkatan kinerja.

2.2.5 ENTERPRISE THEORY


Konsep teori ini, pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan
informasi untuk pemilik saja, tetapi juga ditunjukan untuk pihak pihak
lainya yang telah turut memberikan kontribusi ( baik langsung maupun
tidak langsung) bagi perkembangan, kemajuan, dan kesinambungan
perusahaan.
Enterprise theory, menurut Triyuwono (2003), mampu mewadahi
kemajemukan masyarakat (stakeholder). Hal ini karena konsep
enterprise theory menunjukan bahwa kekuasan ekonomi tidak lagi
berada di satuu tangan (shareholders), melainkan berada pada banyak
tangan, yaitu stakeholder (Triyuwono, 2003). Oleh karena itu, enterprise
theory ini lebih tepat untuk bagi suatu system ekonomi yang
mendasarkan diri pada nilai nilai syariah. Namun demikian, menurut
Slamet (2001), enterprise theory masih perlu diinternalisasi dengan nilai

11
nilai islam agar dapat digunakan sebagai teori dasar bagi suatu ekonomi
dana akuntansi islam.
Teori syariah enterprise theory merupakan teori yang
merefleksikan hubungan yang peduli terhadap semua stakeholder bahkan
dalam perusahaan pun dikenal stakeholder tertinggi yaitu Tuhan.
Sehingga akuntansi dilihat dari paradigma spiritualis Tuhan sebagai
tempat bergantung.
Menurut Triyuwuno syariah enterprise theory dikembangkan
berdasarkan pada metafora zakat yang berkarakter keseimbangan. Dalam
syariah Islam, bentuk keseimbangan tersebut secara konkrit diwujudkan
dalam salah satu bentuk ibadah, yaitu zakat. Zakat (yang kemudian
dimetaforkan menjadi metafora zakat) secara implisit mengandung nilai
egoistik-altruistik, materi spiritual, dan individu sampai jamaah.

Shariah enterprise theory mengajukan beberapa konsep terkait


dengan pengungkpan tanngung jawab sebuah perusahaan, terutama pada
perbankan syariah. Konsep konsep tersebut, dijelaskan Muetia (2010),
adalah :
 Pengungkapan tanggung jawab social merupakan bentuk
akuntanbilitas manusia terhadap tuhan dan karenaya ditunjukan
untuk mendapatkan ridho ( legitimasi) dari tuhan sebagai tujuan
utama
 Pengungkapan tanggung jawab social harus memiliki tujuan
sebagai sarana pemberian informasi kepada seluruh stakeholder.
 Pengungkapan tanggung jawab social adalah wajib ( mandatory),
dipandang dari fungsi bank syariah sebagai salah satu instrument
untuk mewujudkan tujuan syariah.
 Pengungkapan tanggung jawab social harus memuat dimensi
material maupun spiritual berkaitan dengan kepentingan para
stakeholders.

12
 Pengungkapan tanggung jawab social harus berisikan tidak hanya
informasi yang bersifat kualitatif, tetapi juga informasi yang
bersifat kuantitatif.

2.3 CONTOH PENGAPLIKASIAN GRAND THEORY DALAM


PENELITIAN

2.3.1 CONTOH PENGAPLIKASIAN THEORY AGENCY

NAMA
NO PENELITI JUDUL

1 Susi Ardiani Pengaruh Integritas Terhadap


Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Dana Desa
2 Bahana Takbir Pengaruh Profitabilitas, Struktur
Aljana, Agus Kepemilikan Dan Kualitas Audit
Purwanto Terhadap Manajemen Laba
3 Sri Ayem, Kirana Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
Feby Kusumasari Pemerintah (Spip) Terhadap Pencegahan
Fraud Dalam Pengelolaan Dana Desa
Dengan Akuntabilitas Sebagai Variabel
Mediasi
4 Riri Zelmiyanti Pendekatan Teori Keagenan Pada
Kinerja Keuangan Daerah Dan Belanja
Modal
5 Masiyah Kholmi Akuntabilitas Dalam Perspektif Teori
Agensi
6 Nyoman Ista Pengaruh Profitabilitas Dan
Utari Kepemilikan Manajerial Terhadap
Kebijakan Hutang

13
7 Movie Rahmatika Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Suryani Governance Terhadap Manajemen Laba
Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Keuangan
8 Anwar, Asbi Dimensi Karakteristik Laporan
Amin Keuangan Pemerintah
9 Kartika Dwi Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi
Indrayani, Keuangan Pemerintah Daerah Dan
Harjanti Sistem Pengendalian Internal Terhadap
Widiastuti Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
10 Eka Wulandari, Analisis Pengaruh Profitabilitas,
Sutandi Financial Leverage, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Income
Smoothing

2.3.2 CONTOH PENGAPLIKASIAN THEORY STAKEHOLDERS

NAMA
NO PENELITI JUDUL

1 Farida Efriyanti, Analisis Perbandingan Pengungkapan


Sarah Genevine, Dan Pelaksanaan Corporate Social
Riswan Responsibility Terhadap Pt.Bank Negara
Indonesia
2 Irena Ganesha, Analisis Stakeholders Management Pt
Dwi Hartanti Abc Terkait Kasus Kebakaran Lahan
3 Erida Gabriella Pengaruh Struktur Kepemilikan
Handayani Terhadap Pengungkapan Tanggung
Tamba, Anis Jawab Sosial Perusahaan
Chariri, Se.,

14
M.Com., Akt, Ph.
D
4 Iwan Sukoco Fungsi Public Relations Dalam
Menjalankan Aktivitas Corporate Social
Resposibility
5 Muhamad Fadhil Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan
Komisaris Independen, Dan
Kepemilikan Asing Terhadap
Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (Csr)
6 Rini Suharyani, Pengaruh Tekanan Stakeholder Dan
Ihyaul Ulum, Corporate Governance Terhadap
Ahmad Waluya Kualitas Sustainability Report
Jati
7 Muhammad Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan
Luthfi Kinerja Perusahaan
8 Dr. Etty Indriani, Efektivitas Investasi Berkomitmen
Mm., M.Si. Sosial
9 Hajrah Hamzah Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas, Leverage, Size Dan Tipe
Industri Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Pada Laporan Keuangan Tahunan
Perusahaan Lq-45
10 Isma Rosyida Dan Partisipasi Masyarakat Dan Stakeholder
Fredian Tonny Dalam Penyelenggaraan Program
Nasdian Corporate Social Responsibility (Csr)
Dan Dampaknya Terhadap Komunitas
Perdesaan

15
2.3.3 CONTOH PENGAPLIKASIAN THEORY SIGNALING

NAMA
NO PENELITI JUDUL

1 Novi Analisis Reaksi Pasar Sebelum Dan


Handayani,2015 Sesudah Pengumuman Dividend
Omissionis (Studi Pada Perusahaan di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
2 Hesty Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan
Setyaningsih,2016 Perushaan Terhadap Konservatisme
Akuntansi.
3 Artyo Wicaksono Analisis IPO di Bursa Efek Indonesia
, 2014 Pengujian Teori Signaling Dan
Hipotesis Fads.
4 Etta Citrawati Analisis Financial Distiess Dengan
Yuliastary, Made Metode Z-Score Altman ,Springate,
Gede Wirakusuma Zmijewski.
5 Miswan Gumandi, Pengaruh Corporate Social
Bernandhita Hs Responbillity Pada Perubahan Industtri
Utami, Rita Barang Konsumsi.
Irviani,2021
6 Faizal Ridwan Reaksi Sinyal Keuangan Terhadap
Zamzany ,Edi Harga Saham Sektor Pertanian
Setiawan, Elmy Indonesia
Nur Azizah, 2018
7 Umi Mardiyati, Pengaruh Kebijakan Hutang dan
Gatot Nazir Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Ahmad, Ria Putri, Manufaktor Yang Terdaftar di Bursa
2018 Efek Indonesia Periode 2005 – 2010
8 Sugiyanto ,2018 Pengaruh Tax Avoidance Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Pemoderasi
Kepemilikan Institusional

16
9 Komang Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham
Fridagustina Dan Corporate Social Responbility pada
Adnantara, 2013 Nilai Perusahaan
10 Safitri Lia Pengaruh Keputusan Investasi
Achmad ,Lailatul Pendanaan Kebijakan Deviden dan
Amanah Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perushaan.

2.3.4 CONTOH PENGAPLIKASIAN THEORI KONTIJENSI

NAMA
NO PENELITI JUDUL

1 Natalia Paranoan, Pengaruh Pemanfaatan Tekhnologi dan


Christina Jeane Kompetensi Sumber Daya Manusia
Tandirerung, Terhadap Efektivitas sistem Informasi.
Anthon Paranoan,
2019
2 Ni Putu Dwi Eka Pengaruh PAD,DAU,& SILPA Pada
Rini Sugiharti, Ni Belanja Modal Pertumbuhan Ekonomi
Luh Sebagai Pemoderasi
Supadmi,2014
3 Rujito Rujito, Analisis Internal Control, Kompetensi
Anna Cholifah, Sumber Daya Manusia Dan Penerapan
Diah Iskandar E-comerce Terhadap Sistem Informasi
Akuntansi Pada Bank Syariah Yang
Terdaftar Di Bank Indonesia
4 Robby Analisis Sistem Informasi Akuntansi
Loris,Anton Pengendalian Piutang Pada PT Aspirasi
Arisman Jaya Lestari Palembang
5 Eka octaviia Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Ritzviani, 2018 Budgetary Slack (Studi Empiris pada

17
Organisasi Perangkat Daerah di Wilayah
Kabupaten Magelang
6 Putri fea Sistem Akuntansi Manajemen
Ikhtiyarini, Zaky Memediasi Gaya Kepemimpinan dan
Machmuddah,201 Desentralisasi Terhadap Kinerja
9 Manajerial
7 Dewa Ayu Anggi Pengaruh E-Comerce Dan Pengunaan
Pramiswari, Ida Sistem Informasi Akuntansi Dalam
Bagus Pengambilan Keputusan Untuk
Dharmadiaksa,20 Berwirausha
17
8 Juen Ling, I Putu Analisis Sentiman Menggunakan
Eka N Kencana , Metode Naive Bayes Classifier Dengan
Tjokorda Bagus Seleksi Fitur Chi Square
Oka,2014
9 Pranata P Pengaruh Manajemen Laba Dan
Midiastuty, Perencanaan Pajak Terhadap Nilai
Suranta Eddy, Perusahaan Dimoderasi Diversitas
Shabrina Amalia Dewan Direksi
10 George Willcox Analisa Dan Evaluasi Gangguan
Samuel, Elvia Teknologi Dalam Operasional Bisnis
Rosantina Shauki dan Pengaruhnya Terhadap Penetapan
Harga pada UMKM Perdagangan
Tekstil

2.3.5 CONTOH PENGAPLIKASIAN THEORY ENTERPRISE

NAMA
NO PENELITI JUDUL

1 Mohamad Jamal Perancangan Aplikasi Sistem Informasi


Lutfi, Nahot Enterprise Produksi Dan Penjualan

18
Frastian, Didik Kimia Pada PT Mulia Agung Chemindo
Nurhuda Berbasis Java Netbeans
2 Alvin Apriliyanto Analisis Pengaruh corporate
HamginPutra, Governance ,Konsentrasi Kepemilikan
Yana Ulfah,Ferry Dan Ukuran Perushaan Terhadap
Diyanti Pengungkapan Enterprise Risk
Management
3 Iswajuni Pengaruh Enterprise Risk Management
Iswajuni, (ERM) Terhadapn nilai perushaan pada
Soegeng soetedjo perusahaan manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek
4 Endang Analisa Penerapan Knowledge
Retnoningsih Management System Perguruan Tinggi
Menggunakan Most Admired
knowledge Enterprise
5 Evi Sanjaya Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan sebagai
variable Intervening
6 Arief Pengaruh Tata Kelola Perusahaan
Nurhandika,2020 Terhadapan Pengungkapan Tanggung
jawab Sosial Dan Dampaknya Pada
Nilai penasaran
7 Rozi fatchur Perencanaan Enterprise Architektur E-
comerce pada penjualan mukena di CV
Sulami Collect
8 Yudi yanuar Perancangan Arsitektur Enterprise
Pengelolaan Usaha Menggunakan
Enterprise Unified Process
9 Syarifudin Abalisis Implementasi ERP (Enterprise
Resources Planning) Oracle Cloud
Finance Pada PT.Hadji Kalla Makasar

19
10 Nikmatuniayah, Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Dan
Resi Aset Desa Berbasis Shariate Enterprise
Yudhaningsih, Theory
Lilis Mardiana

20
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 SIMPULAN
Penelitian akuntansi pada dasarnya dapat menggunakan
berbagai teori yang merupakan dasar dalam penentuan variabel dalam
penelitian menyesuaikan dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan.
Grand Teori yang berkenaan dengan bentuk abstrak tertinggi peneorian.
Grand teori memiliki macam-macam bentuk yang banyak digunakan
dalam penelitian akuntansi antara lain adalah teori agency,
stakeholders, signaling, enterprise, kontijensi dll.
Teori Agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan
kontraktual antara principal dan agent. Teori Stakeholder atau
dinamakan pemangku kepentingan merupakan teori yang menyatakan
bahwa perusahaan bukan entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingan sendiri namun harus bermanfaat untuk seluruh pemangku
kepentingan. Teori signaling lebih menekankan pada pentingnya
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan
investasi pihak diluar perusahaan. Teori kontijensi dalam akuntansi
manajemen menggambarkan suatu model dan kerangka pikir untuk
mengidentifikasi sistem pengendalian dalam suatu kondisi yang paling
tepat. Sedangkan enterprise teori merupakan suatu konsep dimana
pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan informasi bagi pemilik
saja tetapi juga ditujukan pada pihak-pihak lain yang berkontribusi.

3.2 SARAN

Makalah ini tidak terlepas dari banyak kekurangan, sehingga


perlu adanya pembahasan yang lebih mendetail mengenai teori-teori
dalam penelitian akuntansi. Penyusun berharap pembaca bisa mencari
materi-materi lain yang masih belum tersampaikan dalam makalah
“Teori-teori dalam Penelitian Akuntansi” ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Bambang Wicaksono, S.E., M.M., Modul Teori Akuntansi EKS 1047

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16780/6%20BAB%20II.p
df?sequence=6&isAllowed=y#:~:text=Teori%20Agensi%20pertama%20kali%20
dicetuskan%20oleh%20Jensen%20dan%20Meckling%20pada,kemudian%20men
delegasikan%20wewenang%20pengambilan%20keputusan.

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10798/05.2%20bab%202.pdf
?sequence=6&isAllowed=y#:~:text=2.1.1.,-
Teori%20Stakeholder%20Manajerial&text=Dengan%20demikian%2C%20kebera
daan%20suatu%20perusahaan,oleh%20Freeman%20pada%20tahun%201984.

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/0d7ce42ba08b1b5a9ff4afbd6183e3a
4.pdf

http://repository.uin-suska.ac.id/14283/7/7.%20BAB%20II_2018435AKN.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai