Anda di halaman 1dari 22

TREND DALAM AKUNTANSI

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. BAMBANG WICAKSONO, SE., M.M.

KELOMPOK IX

LITA INDAH WAHYUNI (32182345)

IRFI MUHASANATUL AMALIA (32182398)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI

FAKULTAS EKONOMI – AKUNTANSI

2021
PEMBAHASAN

TREND DALAM AKUNTANSI

TREND DALAM AKUNTANSI

Akuntansi sebagai ilmu terus beradaptasi dengan lingkungan sosial ekonomi dimana
ia berada sehingga perkembangan sosial ekonomi juga memengaruhi perkembangan ilmu
akuntansi itu sendiri. Teori akuntansi merupakan guidance yang mengarahkan perkembangan
itu sendiri sehingga tetap berada dalam karangka teoritis yang sudah disepakati, kendatipun
dengan terjadinya revolusi ilmu pengetahuan seperti yang digambarkan oleh Kuhn maupun
Poppe dari biasa saja muncul perkembangan yang sama sekali keluar dari karangka teori
yang sudah menjadi konvensi. Namanya tren hanya menunjukkan kecenderungan yang
dilihat saat ini. Kenyataannya akan terbukti kemudian. Pengertian Tren itu sendiri adalah arah
atau urutan kejadian yang mempunyai momentum dan dabarilitas, tren lebih mudah
diperkirakan. Tren mengungkap bentuk masa depan dan memberikan banyak peluang.

Megatrends 2010
Megatrends 2010 yang ditulis oleh Patrice Aburdene (2005). Beliau mengemukakan
paling tidak ada tujuh kecenderungan bisnis yang tentu nantinya akan mempengaruhi profesi
akuntansi. Dari teori akuntansi ketujuh Megatrends tersebut adalah:
1. Kekuatan spiritualitas (The Power of Spiritualy).
2. Munculnya kapitalisme yang sadar(The Down on Conscious Capitalism).
3. Pemimpin lahir dari level tengah (Leading From the Middle).
4. Bisnis spiritualisme (Spirituality in Business).
5. Konsumen berbasis nilai (The Value-Driven Consumer).
6. Gelombang solusi kesadaran (The Wave of Conscious Salutions).
7. Boomnya investasi pada perusahaan yang memiliki tanggungjawab (The
SociallyRensponsible Investment Boom).

Beberapa Topik Baru dalam Akuntansi


Perkembangan terakhir yang masih terus menjadi bahan riset dan pengembangan
bidang akuntansi yang menjadi tren diantarannya adalah:
1. Akuntansi internasional atau akuntansi global
Memperluas akuntansi yang bertujuan umum (general purpose yang berorientasi
nasional) dalam arti luas untuk:
• Analisa komparatif internasional
• Pengukuran dari isu-isu pelaporan akuntansinnya yang unik bagi transaksi-
transaksi bisnis mulitnasional
• Kebutuhan akuntansi bagi pasar-pasar keuangan internasional
• Harmonisasi keragaman pelaporan keuangan melalui aktivitas-aktivitas politik,
organisasi, profesi dan pembuatan standar
Perkembangan bisnis secara global menuntut perubahan-perubahan mendasar
terhadap sistem laporan keuangan sesuai dengan standar internasional. IFRS (
International Finacial Reporting Standart) merupakan syarat mutlak yang akan
diberlakukan untuk setiap institusi bisnis yang terdaftar di lantai bursa Amerika dan
Eropa. Walaupun begitu, IFRS masih menjadi polemik untuk beberapa negara
khususnya di Jepang maupun Indonesia bahkan memiliki image negativ dikalangan
para akuntan. Namum IFRS tidak mengakui net income tetapi comprehensive income
yang ternyata justru dianggap merugikan karena yang akan tercantum dalam laporan
keuangan adalah perusahaan yang terus merugi. Sehingga nilai asset bisa mengalami
revaluasi beberapa kali. Padahal, pajak baru boleh direvaluasi setelah 5 tahun.
Amerika serikat memutuskan untuk memakai IFRS mulai tahun 2011 sedangkan Uni
Eropa sudah mulai mewajibkan untuk mempersiapkan laporan keuangan dengan
standar IFRS. Penerapan IFRS diawali dengan proses harmonisasi, membandingkan
dengan lokal standard (GAAP-generally acceptance accounting principles).
Kemudian diikuti dengan convergence, menyatukan standar lokal dengan IFRS dan
akhirnya full adoption, menggunakan standar IFRS sepenuhnya.
2. Akuntansi Islam (Akuntansi Syariah)
Akuntansi sebenarnya merupakan domain dari muamalah dalam kajian islam,
artinya pada kemampuan akal pikiran manusia untuk mengembangkannya. Namun
karena pentingnya permasalahan, maka diturunkan surat khusus dalam kitab suci Al
Quran mengenai masalah ini. Alquran dan sunnah hanya membekali dengan beberapa
system nilai seperti landasan etika, moral, kebenaran, keadilan, kejujuran, terpercaya,
bertanggung jawab dan sebagainya.
Menurut Sofyan S. Harapan dalam ( Akuntansi Social Ekonomi dan Akuntansi
Islam hal 56) mendefinisikan : “Akuntansi Islam atau Akuntans Syariah pada
hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam.
Akuntansi syariah ada dua versi yaitu : Akuntansi syariah yang secara nyata telah
diterapkan pada era Nabi Muhammad SAW, Khulafour Rasyidin, dan pemrintah
islam lainnya. Kedua akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana
kegiatan ekonomi dan sosial dikuasai (dihegomony) oleh sistem nilai kapitalis yang
berbeda dari sistem nilai islam. Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam
merespon situasi masyarakat yang ada pada masanya. Tentu akuntansi adalah produk
masanya yang harus mengikuti kebutuhan masyarakat akan informasi yang
disuplainya.
Sehingga dapat ditarik kesimpilan, bahwa kaidah akuntansi islam konsep
islam dalam didefinisikan sebagai kumpulan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum
yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber syariah islam dan
dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, dan menjadi
pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa. Dan dapat diketahui tujuan
dari akuntansi adalah sebagai alat bantu (tool) melalui penyajian informasi untuk
memberikan pertanggungjawaban atas segala pengelolaan (amanah) atau kekayaan
yang diberikan kepadanya sehingga pelaksanaan syariah berjalan sebagaimana
mestinya seingga membawa pihak-pihak yang berkepentingan memperoeh
kemenangan didunia dan akhirat (falah atau fauzul adhum, dan tempat kembali yang
baik atau surga).
Beberapa dasar penafsiran akuntansi dalam islam, adalah :
a. Akuntansi merupakan penjabaran dari “mu’amalah”

b. Ditempatkan di Al-Qur’an pada ayat 282 pada Al-Baqarah

• Surat sapi betina sebagai lambang komoditi ekonomi

• Ditempatkan pada surat ke-2 yang dapat dianalogkan dengan “double entry”

• Ayat 282 yang menggambarkan angka keseimbangan/neraca

Dalam Al quran surah Al Baqarah ayat 282 telah dijelaskan tentang pencatatan
dan ketentuan-ketentuan mengenai pencatat, dan saksi dalam pencatatan yang
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah
akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu
enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika
mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada
dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu
lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada
dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu. Asbabun Nuzul : Pada waktu rasulullah saw datang
kemadinah pertama kali orang-orang penduduk asli biasa menyewakan kebunnya
dalam waktu satu, dua, atau tiga tahun. (Q.S. alBaqarah: 282).

Oleh sebab itu Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa menyewakan


(menghutangkan) sesuatu hendaklah dengan timbangan atau ukuran yang tertentu dan
dalam waktu yang tertentu pula”. Sehubungan dengan itu Allah swt menurunkan ayat
ke 282. Sebagai perintah apabila mereka utang-piutang maupun mu’amalah dalam
waktu tertentu hendaklah ditulis perjanjian dan mendatangkan saksi. Hal mana untuk
menjaga terjadinnya sengketa pada waktu-waktu yang akan datang. (HR. Bukhari dari
sofyan bin Uyainah dari Ibnu Abi Najih dari Abdillah bin katsir Abi Minhal dari Ibnu
Abbas). Ayat ini adalah ayat yang terpanjang dalam Al-Quran dan berbicara soal hak
manusia. Yaitu memelihara hak keuangan masyarakat.
Ayat ini diakhiri dengan dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajar kamu;
dan Allah maha mengetahui segala sesuatu. Menutup ayat ini perintah bertaqwa yang
disusul dengan mengingatkan pengajaran ilahi merupakan penutup yang amat tepat
karena seringkali yang melakukan transaksi perdagangan menggunakan pengetahuan
yang dimilikinya dengan berbagai cara terselubung untuk menarik keuntungan
sebanyak mungkin.

c. Karena dianggap urusan “mu’amalah” maka pengembangannya diserahkan pada


marwsia (kebijaksanaan), Al-qur’an dan sunah hanya memberikan/membekalinya
beberapa tanggung jawab/urusan teknis oleh manusia

d. Dalam surat Al-Badarah tekanan islam dalam kewajiban melakukan pencatatan


yaitu:

• Sebagai bukti dilakukannya transaksi (muamallah)

• Menjaga agar tidak manipulasi/penipuan

Teori akuntansi islam


Menurut Gamabling dan Karim struktir akuntansi islam adalah sebagai berikut :
KOLONIAL MODEL

Masyarakat Islam

Ekonomi Islam

Teori Akuntansi Islam

Praktek Akuntansi Islam


Konsep Akuntansi Islam dapat digambarkan sbb:

Lembaga/perusahaan/individ
u

Kegiatan Mu’amalah
(Bisnis) harus sesuai syariat

Kegiatan dicatat
(Accounting)

Input Transaksi Proses pembukuan Output Laporan

Prinsip-prinsi akuntansi +
penekanan pada keadilan,
kebenaran penegakkan Syari’at
Islam/Allah SWT

Yang kita alamai saat ini adalah sistem kapitalis yang strukturnya sbb:

Masyarakat Kapitalis

Ideologi Kapitalis

Ekonomi Kapitalis

Praktik Akuntansi

Teori Ekonomi Kapitalis


➢ Islamisasi Akuntansi
Bahwa konsep teori akuntansi yang sekarang dapat dipakai sebagai dasar, dan
intelektual muslim cukup menjadi tukang pangkas yang todak sesuai dengan
syari’at islam tukang tambal ban untuk yang perlu tambahan dan penekanan
sesuai. Akuntansi islam hasil coversensi:

1. Akuntansi yang lahir dari masyarakat


islam
2. Akuntansi kapitalis yang disesuaikan
dengan syari’at islam

Islam

Masyarakat Islam

Ekonomi Islam

Akuntansi Islam

Masyarakat Mix

Ekonomi Mix

Upaya kita:
Akuntansi Kapialis Merumuskan
Akuntansi Islam
Syariat Islam

3. Akuntansi sumber daya manusia


Telah didefinisikan oleh Komite Akuntansi Sumber Daya Manusia dari
American Accounting Association sebagai suatu proses identifikasi dan pengukuran
data mengenai sumber daya manusia serta pengkomunikasian informasi ini ke
pihakpihak yang berkepentingan. Dalam pengertian harfiah, akuntansi sumber daya
manusia berarti akuntansi untuk manusia sebagai suatu sumber daya organisasional.
Hal ini melibatkan pengukuran biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bisnis dan
organisasi lainnya untuk merekrut, menyeleksi, mempekerjakan, melatih dan
mengembangkan aktiva manusia. Akuntansi sumber daya manusia juga melibatkan
pengukuran terhadap biaya yang akan dikeluarkan untuk menggantikan sumber daya
manusia dari suatu organisasi.
4. Triple entry accounting system
Kalau dahulu kita mengenal single entry, double entry maka sekarang kita
mengenal triple entry. Dalam system ini transaksi dicatat dalam tiga dimensi. Model
ini bukan saja transaksi yang memengaruhi pos-pos pada sisi aktiva dan pasiva yang
dilaporkan, tetapi juga force atau power yang menyebabkan sehingga laporan neraca
misalnya menyajikan Wealth = Capital = Force. Triple entry memiliki force account
yang mencatat beberapa factor antara lain perubahan harga, perubahan jumlah, atau
perubahan volume terhadap arus hasil dan biaya. Misalnya jika harga suatu barang
naik maka akan dibuat perkiraan force. Demikian juga kalau terjadi perubahan
volume dan jumlah. Informasi yang dilaporkan melalui model ini disebut force
statement.
Nanti akan ada tiga jenis laporan wealth statement, capital statement, dan force
statement. Wealth statement melaporkan kekayaan perusahaan (A-L) sedangkan
capital statement melaporkan komposisi dan perubahan modal di mana informasi laba
rugi dimasukkan di dalamnya. Sementara itu, force statement memuat informasi
perubahan kekayaan juga, tetapi yang dipengaruhi oleh kenaikan atau penurunan laba
saja. Force statement ini akan didampingi oleh laporan variance analysis yang merinci
komponen fixed dan varibel.Model ini sebenarnya merupakan upaya untuk
menambah informasi kepada pembaca khususnya pihak manajemen dan para
pengambil keputusan yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan.
Triple entry sistem ini juga menjelaskan marginvariance, volume variance, dan
efficiency variance.
Ketiga metode ini akan menghasilkan angka yang sama. Bisa juga mencatat
aspek nilai daya beli yang dicatat sehingga pembaca mendapatkan informasi tentang
daya beli atau dampak inflasi terhadap perusahaan. Dalam Studies in Accounting
Research yang ditulis Yuji Ijiri yang disponsori AAA menyatakan bahwa kalau
double entry itu berdimensi dua maka triple entry ini berdimensi tiga jadi sebenarnya
merupakan penyempurnaan dari system double entry. Bagi yang berminat mendalami
ini dapat dibaca Studies in Accounting Research No.18. yang ditulis Yuji Ijiri (1982).
5. Employee reporting
Merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat informasi yang relevan
bagi karyawan atau serikat pekerja.Semakin besarnya kekuatan menawarkan serikat
pekerja di Barat, khususnya di Eropa menimbulkan fenomena baru dalam tuntutan
akan laporan keuangan yang dapat menggambarkan informasi yang dibutuhkan oleh
kaum pekerja. Pegawai selaku salah satu dari stakeholders juga berhak akn informasi
keuangan. Informasi keuangan seperti inilah yang disebut Employee reporting.
Employee reporting merupakan bentuk laporan keuangan yang memuat informasi
yang relevan bagi karyawan atau serikat pekerja. Employee reporting sangat
berkembang d USA dan Eropa pada khususnya. Bahkan telah diterapkan di beberapa
Negara seperti anggota Organization of Economic Cooperation and Development
(OECD) seperti USA, Canada, Jerman, Perancis, Denmark, Norwegia, Swedia, dan
United Kingdom (Belkaoui, 1995). Beberapa hal yang mendesak dan mendorong
perlunya employee reporting ini adalah (Purdy dalam belkaoui, 1985):
a. Tekanan semakin besar akan perlunya full disclosure
b. Praktik dan masalah yang berkaitan dengan hubungan perburuhan
c. Munculnya perdebatan tentang demokratisasi perusahaan
d. Perkembangan di Negara lain akan perlunya informasi dimaksud.

Di samping tentunya semakin kuatnya organisasi pekerja di planet ini.


Keharusan perusahaan memasukkan informasi yang dibutuhkan karyawan dan serikat
pekerja telah diatur oleh berbagai Negara, seperti di Jerman, 1972, Prancis, 1979,
Swedia, USA, dan Kanada. Beberapa informasi pennting yang diminta dilaporkan
dalam employee reporting ini adalah:

• Jumlah pegawai
• Lokasi tempat bekerja
• Umur karyawan
• Jam kerja
• Biaya tebaga kerja
• Program pension
• Program jaminan social, kecelakaan kerja, kesehatan, hari tua
• Pelatihan dan pendidikan atau adanya career path
• Pengakuan terhadap serikat pekerja
• Daftar karyawan berdasarkan agama, suku, bangsa, kelamin

Dari suatu survey laporan keuangan kepada karyawan sejak tahun 1919
sampai 1979 diketahui beberapa alasan pelaporan sebagai berikut (Lewis, et. Al
1984):

a. Menyampaikan perubahan
b. Menyajikan propaganda manajemen
c. Mempromosikan kepentingan memahami masalah dan prestasi perusahaan.
d. Menyampaikan keputusan manajemen
e. Menyampaikan hubungan antara karyawan, manajemen, dan pemegang saham.
f. Menjelaskan tujuan perusahaan
g. Mendorong partisipasi karyawan yang lebih besar
h. Merespons tekanan legislative atau serikat pekerja
i. Membangun imej perusahaan
j. Memenuhi ketentuan UU tentang pengungkappan informasi yang dibutuhkan
karyawan
k. Merespon kekhawatiran manajemen terhadap berbagai tuntutan pegawai, maupun
persaingan
l. Menunjukkan perhatian besar terhadap karyawan.
6. Value added reporting
Value Added Reporting (VAR) atau Laporan Pertambahan Nilai berkaitan
juga dengan Human Rresources Accounting dan Employee Reporting terutama dalam
hal informasi yang disajikannya. Value Added Reporting ini masih belum diwajibkan
sebagai laporan utama di berbagai Negara, jadi masih dalam tahap wacana akademik.
Value Added Reporting ini sebenarnya menutupi kekurangan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan utama, Neraca, Laba Rugi, dan Arus kas. Karena
semua laporan ini gagal memberikan informasi:
a. Total produktivitas dari perusahaan
b. Share dari setiap stakeholder atau anggota tim yang ikut dalam proses manajemen
yaitu, pemegang saham, kreditor, pegawai, dan pemerintah (Belkaoui, 1995).
Kalau laporan keuangan konvensional menekkankan informasinya pada laba
maka VAR menekankan pada upaya meng-generate kekayaan atau nilai tambah.
Karena laba biasanya hanya menggambarkan hak atau kepentingan pemegang saham
saja bukan seluruh tim yang ikut terlibat dalam kegiatan perusahaan. Value Added
adalah kenaikan nilai kekayaan yang digenerate atau dihasilkan dengan penggunaan
asset produktif dari seluruh sumber-sumber kekayan perusahaan oleh seluruh tim
yang ada termasuk pemilik modal, karyawan, kreditor, dan pemerintah.

Sebenarnya konsep dasar dari VAR ini sudah dikenal dalam ilmu ekonomi
terutama dalam perhitungan Pendapatan Nasional. Namun, perlu diingat bahwa value
added tidak sama dengan laba. Laba menunjukkan pendapatan bagi pemilik saham
sedangkan pertambahan nilai mengukur kenaikan kekayaan bagi seluruh stakeholders.
Laporan Pertambahan Nilai jangan pula disamakan dengan Pajak Pertambahan Nilai.

➢ Isi Laporan Pertambahan Nilai:


Sebenarnya Laporan Pertambahan Nilai ini adalah modifikasi dari Laporan Laba
Rugi sehingga pada dasarnya dapat disusun dengan menggunakan laporan laba
rugi ini. Langkah yang di ikuti dalam menyusun laporan pertambahan nilai dari
laporan laba rugi adalah (Belkaoui, 1995):
I. Langkah 1:
Disini dihitung Laba Ditahan yang didapat dari Hasil Penjualan dikurangi
Biaya, Pajak, Dividen, atau:
Penerimaan Penjualan Rp ……….
Dikurangi:
Pembelian Barang dan Jasa Rp ……….
Penyusutan Rp ……….
Biaya karyawan Rp ……….
Biaya Bunga Rp ……….
Dividen Rp ……….
Pajak Rp ……….
Total Pengurangan Rp ………
Laba Ditahan Rp ……….
II. Langkah 2:
Laporan Pertambahan Nilai ini dapat dosusun dari data di atas dengan format
sebagai berikut:
Penerimaan Penjualan Rp ……….
Dikurangi:
Pembelian Barang dan jasa Rp ……….
Pertambahan Nilai Kotor Rp ……….
Pertambahan Nilai ini dirinci sbb:
Penyusutan Rp ……….
Biaya karyawan Rp ………
Biaya bunga Rp ……….
Dividen Rp ……….
Pajak Rp ……….
Total Pertambahan nilai Rp ……….
Beberapa kegunaan dari Value Added Reporting ini dapat disebut sebagai
berikut:
a. Konsep ini dinilai objektif sehingga dianggap sebagai informasi yang abash
sebagai dasar perhitungan reward.
b. Pertambahan nilai kotor merupakan informasi yang sangat berguna untuk
memgetahui angka reinvestasi (laba ditahan dan penyusutan).
c. Laporan ini dianggap dapat menjembatani kepentingan akuntansi
danekonomi dengan jumlah kekayaan dalam pengukuran pendapan
nasional.
d. Pertambahan nilai bersih bisa menjadi dasar distribusi kekayaan bukan
pertambahan nilai kotor:
1) Pertambahan nilai bersih sangat cocok menjadi dasar perhitungan bonus
produktivitas tenaga kerja dengan memberikan penyisihan pada
perubahan modal.
2) Dengan mengurangi biaya penyusutan akan menghindari double
counting yang bisa terjadi jika ada pertukaran aktiva antara dua
perusahaan
3) Pertambahan nilai bersih sangat menguntungkan bagi konsep laba untuk
semua.
4) Mestinya remunerasi karyawan tidah hanya berasal dari gaji, tetapi juga
kenaikan kekayaan, ini konsep baru dalam dunia bisnis modern.
5) Dapat menjadi media peramalan yang baik bagi peristiwa ekonomi yang
dapat mempengaruhi kesehatan perusahaan.
6) Sangat cocok untuk ekonom dalam perhitungan pendapatan nasianal.
7) Dapat menilai proporsi masing-masing terhadap niali tambah sehingga
dapat mendorong keadlian.

Namun, di samping keunggulannya ada juga beberapa keterbatasan


Laporan Pertambahan Nilai ini, yaitu sebagai berikut:

a. Tidak semua pihak yang terlibat dalam menghasilkan pertambahan nilai


itu merasa senang bekerja sama dengan yang lain.
b. Ada kemungkinan dengan adnya laporan pertambahan niali ini
manajemen salah tanggep seolah ingin memaksimasi pertambahan nilai
c. Kesalahan penafsiran terhadap pertambahan nilai dapat menimbulkan
kepalsuan pendapat seperti :
1) Kenaikan pertambahan nilai dianggap kenaikan laba
2) Kenaikan pertambahan niali per unit dianggap otomatis bermanfaat
bagi pemegang saham
3) Seolah dianggap bisa mengidentifikasi distribusi yang adil atas
perubahan pertambahan niali
4) Pertambahan nilai yang tinggi untuk tenaga kerja per unit dianggap
meruapakan prestasi ekonomi yang baik
5) Share tenaga kerja yang besar atas pertambahan nilai tidak berhak
mendapatkan gaji yang tinggi.
7. Akuntansi perilaku
Aspek budaya dalam akuntansi disebut juga behavioral accounting, yang
memperhatikan berbagai budaya yang dapat mempengaruhi peran atau hasil interaksi
antara informasi akuntansi dengan perilaku konsumen atau penyajinya.Dalam
akuntansi perilaku ini yang menjadi sorotan adalah dampak dari informasi akuntansi
terdapat perilaku orang yang membaca atau menyiapkannya. Dampak perilaku dari
sistem pengawasan, dampak sistem budget terhadap perilaku, dampak sistem
resbonsiblity accounting terhadap perilaku, dampak sistem desentralisasi ataupun
sentralisasi pengambilan keputusan terhadap perilaku, dimensi perilaku dalam sistem
pengawasan internal, beberapa pola perilku auditor, aspek perilku dalam proses
pengambilan keputusan, faktor perilaku dalam capital budgeting, aspek perilaku
dalam kebutuhan pengungkaan, aspek perilaku dalam akuntansi sumber daya
manusia, dan sebagainya. Lebih simple Siegel, Ramanauskas, dan Marconi (1989)
membaginya atas tiga bagian besar berikut ini:
a. Pengaruh perilaku manusia terhadap desain, kontruksi, dan penggunaan system
akuntansi. Misal : pengawasan yang longgar atau ketat akan mempengaruhi desain
system pengawasan
b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Disini dibahas bagaimana
system akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan,
kepuasan kerja, dan kerja sama.Misal : bagaimana budjet yang dapat menciptakan
produktivitas atau motivasi, budjet yang ketat atau longgar
c. Metode untuk meramalkan dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Disini
dibahas bagaimana system akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi
perilaku manusiaMisal : memperketat atau melonggarkan system pengawasan,
memberi pola kompensasi yang dapat mempengaruhi perilaku
8. Multiiciplines Paradigma
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan semakin
munculnya paradigma baru yang pada akhirnya menimbulkan keuntungan dan
keterkaitan yang semakin erat antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu lainnya.
Ilmu manajemen berkembang lagi menjadi berbagai disiplin ilmu seperti akuntansi,
business policy, budgeting, operating research, information system dan lain-
lain.Selanjutnya akuntansi berkembanga lagi seperti akuntansi keuangan, akuntansi
manajemen, teori akuntansi, sejarah akuntansi, akuntansi internasional, system
akuntansi, controllership, system pengawasan manajemen, auditing dan sebagainya.
Fenomena ini juga melandasi akuntansi. Munculnya ilmu yang terkenal
manusia adalah ilmu filsafat. Menurut Al-farabi, ilmu filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam yang wujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya (Anshari. 1991). H.Endang Saifuddin Anshari (1991) mengungkapkan
ilmu itu kemudian berkembang menjadi tiga bidang yaitu :
a. Ilmu pengetahuan alam
1) Biology
2) Antropologi fisik
3) Kedokteran
4) Farmasi
5) Pertanian
6) Ilmu Pasti
7) Ilmu Alam
8) Teknik
9) Geologi
b. Ilmu sosial
1) Ilmu Hukum
2) Ekonomi
3) Jiwa Sosial
4) Bumi Sosial
5) Sociology
6) Antropologi Sosial Budaya
7) Sejarah
8) Politik
9) Pendidikan
10) Publisistik dan Jurnalistik
c. Huaniora
1) Ilmu Agama
2) Ilmu Filsafat
3) Ilmu bahasa
4) Ilmu seni
5) Ilmu Jiwa (psikologi)

Ilmu ekonomi yang merupakan bagian dari ilmu social berkembang menjadi
berbagai disiplin ilmu seperti :

A. Ekonomi Mikro dan Makro


B. Ilmu Manajemen
C. Oembangunan
D. Pemasaran (marketing)
E. Produksi (production)
F. Keuangan (finance)

Ilmu manajemen berkembang lagi menjadi berbagai disiplin ilmu seperti;


Akuntansi, Business Policy, budgeting, Planning, Operating Research,
Information System, dan lainlain.Akuntansi kemudian berkembang lagi seperti:
Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, Teori Akuntansi, Sejarah
Akuntansi, Akuntansi Internasional, Controllership, Sistem Pengawasan
Manajemen, Auditing, dan sebagainya.

Perkembangan ilmu dimasing-masing bidang ini selalu berkaitan erat dan


saling mengisi dengan disiplin ilmu lain. Akuntansi sebagai suatu sistem
informasi membutuhkan komputer, information science, dan decisoin science.
Akhirnya muncul ilmu baru seperti desicion science yang simber formula dan
elemen-elemennya berasal dari berbagai ilmu. Desicion science ini merupakan
disiplin ilmu baru di Amerika dan bahkan sudah menjadi salah satu jurusan yang
populer di College of Business, femomena inilah yang disebut multidicipline
paradigm.

Fenomena ini menarik karena Nampak sekali bahwa lengah sedikit saja dalam
pengembangan ilmu itu kita akan ketinggalan ditelan kemajuan disiplin lain. Oleh
karena itu, pengembangan disiplin dan profesi akuntansi di tanah air jangan
sampai lengah dan terlambat mengantisipasi perubahan ilmu dan teknologi yang
demikian cepat. Dalam megatrend akuntansi Enthoven diharapkan akuntansi lebih
memikirkan perndekatan terpadu dengan disiplin ilmu lainnya.

9. Akuntansi dan Pembangunan Berkelanjutan


Dilaksanakannya “Earth Summit” mengingatkan pada isu yang sama diajukan
ole Club of Rome tahun 1975 lalu yaitu konsep Limit to Growth atau sering juga
disebut Zero Growth. Clup para ahli nomor wahid ini menganggap bahwa kerusakan
bumi timbul dari kombinasi dari berbagai faktor yang harus direm perkembagannya
seperti perkembangan penduduk, investasi, konsumsi sumber alam, industri, ketidak
adilan distribusi pendapatan, pertanian, kehutanan.
a. Akuntansi sebagai alat ukur
Negara berkembang berpacu mengejar ketertinggalan ekonominya sehingga
kadangkala kerusakan ditelan untuk mengejar ketinggalan dan kemiskinana yang
juga harus dipecahkan. Keputusan yang baik hanya dapat lahir dari analisis
terhadap keadaan yang valid, faktual, dan relevan. Keadaan yang valid, faktual,
dan relevan dapat disupply oleh akuntansi.
Dalam akuntansi disiplin yang mensupplay ini disebut eneromental
accounting. Disiplin secara praktis, teori-teorinya sepenuhnya disepakati oleh
sebagian besar para ahli akuntansi dan organisasi profesi. Bidang ini sampai saat
ini masih terus menjadi ladang penelitian para ahli dan secara persial, ada yang
sudah diwajibkan dan ada yang masih dalam taraf dianjurkan penyajiannya dalam
laporan keungan.
b. Perlunya Akuntansi Lingkungan
Keperluan akan akuntansi lingkungan ini sebenarnya sudah jelas. Konsep yang
menganggap bahwa perusahaan sebagai wadah hukum yang melakukan
eksploitasi dalam suatu wilayah atau negara dan mendapatkan keuntungan dari
kekayaan alam wilayah itu, mestinya juga menjadi penduduk yang baik, yang
melindungi alam dan juga makhluk pengisinya.Filosofi ini jelas dan rasional.
Sebuah industry sebenarnya hidup dari lingkungan. Ya factor alam, tenaga kerja,
makhluk lainnya yang mendiami bumi. Adalah etis seandainya perusahaan itu
juga yang tergantung dengan makhluk lain sebagai penduduk bumi ikut
bertanggung jawab melindungi bumi dari setiap kerusakan lingkungan yang kalau
tidak dijaga akhirnya akan merusak dia sendiri sehingga tidak dapat dilakukan
pembangunan berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan.
c. Kesulitan pengukuran
Kelemahan utama dari akuntansi bidang ini adalah ketidak sepakatan para ahli
dalam menentukan kriteria pengukuran. Mengukur nilai kerusakan lingkungan,
nilai social cost maupun socialbenefit-nya tidak semudah yang
dibayangkan.Contohnya kasus Cernobyl, kasus Union Carbides, dan lain
sebagainya menunjukkan betapa sukarnya melakukan penetapan nilai kerusakan
dan perbaikan lingkungan yang sama-sama diterima dan sesuai pula dengan
prinsip akuntansi yang sudah baku.
d. Penyajian
Semua negara tampaknya mempunyai kemauan politik untuk ikut bertanggung
jawab pada keamanan bumi. Model ini sudah cukup menjadi pegangan dan
pengelola lingkungan. Untuk mengelola lingkungan diperlukan informasi yang
sebenarnya dapat di supply oleh enviromental accounting yang masih terus
dikembangkan oleh profesi akuntan. Indonesia juga bertanggungjawab terhadap
buminya sudah selayaknya memulai memolopori –penyusunan prinsip akuntansi
lingkungan.
10. Kegagalan Efficient Market Hypotensis (EMH)
Teori EMH ini menyatakan bahwa “pasar akan menyesuaikan diri dengan
setiap informasi baru yang dikeluarkan mmengenai saham”. Dalam bahasa penelitian
bidang penelitian yang menyangkut soal ini adalah positive accounting theory. Dalam
teori ini yang dibahas bukan bagaimana mencatat transaks, tetapi menyangkut :
a. Melihat hubungan antara pengumuman informasi akuntansi kepada publik dan
reaksi pasar terhadap informasi itu yang dilihat dari indikator harga saham
dibursa.
b. Melihat penaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga pasar.

Fama (1969) menyatakan bahwa beberapa syarat untuk menciptakan pasar


yang efisien adalah sebagai berikut:

a. Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan saham.


b. Semua informasi tersedia secara Cuma-Cuma bagi semua peserta pasar.
c. Semua sepakat terhadap implikasi informasi saat ini terhadap harga sekarang dan
distribusi harga masa yang akan dating dari tiap saham

Menurut Fama informasi ada tiga set informasi:

a. Gerakan harga saham masa lalu;


b. Informasi yang tersedia bagi public;
c. Seluruh informasi baik uang tersedia bagi public maupun milik perusahaan

Ketiga set informasi di atas dapat memengaruhi harga saham sebagai berikut:

a. Bentuk lemah (weak form) dari sham efisien. Di sini harga pasar saham pada
periode tertentu secara penuh merupakan refleksi dari informasi yang berasal dari
harga harga saham masa lalu. Di sini tidak ada strategi dagang berdasarkan siklus
harga, pola harga atau peraturan lainnya.
b. Bentuk semi kuat (semistrong) di mana harga saham secara penuh merupakan
gambaran dari seluruh informasi yang tersedia kepada public termasuk harga
saham masa lalu. Di sini juga tidak ada strategi dagang yang dipakai dalam
perdagangan saham.
c. Bentuk kuat (strong form) di mana harga saham merupakan gambaran dari seluruh
yang ada baik informasi harga saham yang lalu, informasi yang tersedia untuk
public dan informasi lainnya seperti informasi dari dalam dan informasi pribadi
nlainnya.

Dari ketiga bentuk ini maka bentuk semistrong-lah yang paling relevan dengan
akuntansi karena dasar informasinya adalah informasi yang tersedia bagi public.
Dalam EMH sering digunakan Capital Assets Princing Model (CAPM). Yang
dimaksud dengn model CAMP ini adalah suatu model yang menaksir laba yang
abnormal atau laba yang tidak diperkirakkab dari saham biasa suatu perusahaan pada
saat diumumkannya laba perusahaan. Bentuk semistrong juga dipakai dalam model
ini.

11. Krisis akuntansi mungkin muncul dari :


a. Profesi akuntasi
Dalam profesi akuntan terjadi penurunan remunerasi, penurunan jumlah tenaga
kerja, peningkatan porsi jasa konsultasi dan pengurangan jasa akuntan/auditing.
Akuntan yang selama ini dianggap borjius justru menjadi proletar. Di samping itu,
ada juga anggapan bahwa akuntan sebetulnya bukan tergolong sebagai profesi
karena ketidakmampuan menjadi independen dan otonom dari langganannya dan
kehilangan monopolinya atas jasa informasi akuntansi yang saat ini banyak di-
supply oleh IT ( information technology).
b. Kecurangan dalam lingkunagn akuntansi
Kecurangan adalah tindakan criminal. Banyak tindakan kecurangan yang
dilakukan korporasi maupun kecurangan yang melibatkan akuntan khususnya
melalui laporan keuangan. Public menganggap meningkatnya kecurangan ini tidak
lepas dari kegagalan profesi akuntan. Bahkan di tanah air akuntan sering juga
dicap”tukang angka” yang bias menentukan jumlah laba atau rugi perusahaan.
Kasus factual telah banyak terjadi mendukung anggapan ini sehingga akuntan
berada di ambang krisis.
c. Menurunyan workload dalam proses akuntansi
Karena kemajuan computer, tugas-tugas akuntansi sudah bias dilakukan oleh
software yang user friendly sehingga tidak memerlukan keahlian akuntansi lagi.
Dengan demikian, beban kerja dari seorang ahli akuntan semakin terbatas yang
akan menimbulkan krisis profesi akuntan
d. Iklim organisasi dikantor akuntan
Kantor akuntan adalah fakultas kedua setelah fakultas ekonomi. Kantor akuntan
hanya sebagai batu loncatan untuk memasuki dunia bisnis lain yang lebih
menggiurkan. Bahkan turn over perpindahan kerja, di kantor akuntan cukup
tinggi, career path tidak jelas, job description yang tidak tegas, semakin kabur, dan
bahkan semakin tingginya konflik internal dalam kantor akuntan itu sendiri.
Bahkan jasa yang akan dibolehkan diberikan oleh akuntan semakin di atur dan
dibatasi seperti baru-baru ini diberlakukan oleh SEC di USA, di mana akuntan
tidak bias bebas memberikan beberapa jasa pada perusahaan yang sama karena
dianggap mengurangi independensi.
e. Problem produksi ilmu pengetahuan dalam akuntansi
Ilmu pengetahuan paling tidak saat ini dari proses akademik sedangkan akuntansi
adalah kebutuhan profesi yang berkembang secara praktik dalam dunia bisnis.
Sering terjadi antara hasil proses ilmu pengetahuan dari proses akademik sering
tidak match atau tidak sesuai dengan keinginan atau kebutuhan dunia praktik
sehingga terjadi gap antara dunia akademis dengan dunia profesi. Banyaknya
keluhan ditemukan pasar bahwa apa yang diajarkan di bangku kuliah tidak relevan
dengan apa yang diinginkan pasar atau user dari tenaga akuntan yang dihasilkan
perguruan tinggi itu. Jika hal ini berjalan terus maka akuntansi juga akan
mengalami krisis.
Disamping itu, semua Belkaoui (2006) mempertanyakan apakah akuntan itu benar
sebagai profesi atau tidak . Menurut beliau paling tidak ada persyaratan jika ingin
disebut sebagai suatu profesi, yaitu :
1) Memiliki disiplin ilmu pengetahuan
2) Otonom dalam melaksakan profesinya
3) Memiliki perasaan solidaritas kelompok yang paling setia
4) Bisa mengatur sendiri praktik
5) Memerlukan izin praktik
6) Memiliki kekuasaan atas langganannya
7) Memiliki kode etik.

Akuntansi Berkelanjuan ( Sustainability Accounting)

Akuntansi Berkelanjuan ( Sustainability Accounting) atau juga dikenal sebagai sosial


accounting, social and environmentalaccounting, corporate social reporting, corpotare social
responsibility reporting, atau non financial reporting adalah sub atagori akuntansi keuangan
yang berfokus pada pengungkapan informasi kinerja non-keuangan organisasi kepada para
pemangku kepentingan. Kinerja tersebut mencangkup kegiatan-kegiatan yang memiliki
dampak langsung kepada masyarakat, lingkungan hidup,dan ekonomi.

Green Growth and Sustainable Development


a. Green Growth
Konsep pertumbuhan hijau (Green Growth) berawal dikawasan Asia dan Pasifik. Pada
konferensi tingkat mentari kelima tentang lingkungan dan pembangunan (MCED) yang
diadakan pada bulan Maret 2005 si Seoul, 52 pemerintah dan pemangku kepentingan
lainnya dari Asia dan Pasifik sepakat untuk melangkah melampaui retorika pembangunan
berkelanjutan dan mengejar jalur pertumbuhan hijau.
b. Sustainable Development
Sustainable Development adalah sebuah konsep yang bertujuan untuk menciptakan
keseimbangan diantara dimensi pembangunan, seperti ekonomi, sosialserta lingkungan.
Sustainable Development ( pembangunan berkelanjutan ) merupakan proses
pembangunan (kota, bisnis, sosial, lahan, masyarakat) dimana proses dalam
pembangunan tersebut pempunyai prinsip memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai