Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

“Landasan Hukum Akuntansi Dalam Islam”

Oleh

KELOMPOK SATU
1. Ahmad Hidayatullah (14423067)
2. Muhammad (14423139)
3. Daruquthnie Raudotul U (14423163)
4. Intan Ayu (14423200)
5. Husni Ramdani (14423210)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah

Dosen Pengampu : Eka Jati

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016
DAFTAR ISI

Daftar Isi..........................................................................................
BAB I : Pendahuluan.......................................................................
A. Rumusan Masalh
B. Tujuan pembahasan

BAB II : Pembahasan.......................................................................
A. Nilai Dan Prinsip Akuntansi Islam
B. Perkembangan pemikiran akuntansi dalam islam
C. Perbedaan akuntansi islam dan konvensional
D. Tujuan umum akuntansi keuangan
E. Dalil Akuntansi Dalam Al-Quran
F. Focus akuntansi
G. Pendapat Ahli Tentang Akuntansi Islam
H. Sejarah Perumusan Akuntansi Syariah

BAB III : Kesimpulan.......................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan pratik lembaga keuangan syariah baik level nasional


maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa system ekonomi islam
mampu beradaprtasi dengan perekonomian konvensional yang telah berabad-abad
menguasai kehidupan masyarakat dunia dan juga terjadi di indonoesia.
Perkembangan ekonomi islam di Indonesia juga demikian cepat khususnya
perbankan, asuransi dan pasar modal. Lembaga keuangan syariah lainya seperti
obligasi syariah, pasar modal syariah penggadaian syariah lembaga keuangan
mikro syariah seperti BMT (baitul maal wa tamwil), BAZ (badan amil zakat),
LAZ (lembaga amil zakat), dan badan wakaf juga ikut mewarnai perkembngan
praktik lembaga keuangan syariah di Indonesia. Hamper semua lembaga
keuangan syariah tersebut membutuhkan informasi keuangan dalam menjalankan
usahanya untuk mengambil keputusan seerta membandingankan kinerja satu
lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan syariah yang lain. Informasi
keuangan diperoleh dari suatu proses akuntansi yang berdasarkan standar tertentu
dan prosedur-prosedur baku yang diatur secara baik agar proses akuntansi tersebut
menghasilkan informasi keungan yang valid agar dapat diandalkan.

Prinsip-prinsip syariah berupaya untuk melakukan harmonisasi terhadap


kepentingan-kepentinagan baik individual maupun kelompok tertentu. Kegiatan
investasi menjadi salah satu wujud kepentingan dan aktualisasi diri dari seorang
atau kelompok tertentu. Investasi merupakan landasan kegiatan-kegiatan ekonomi
suatu masyarakat. Meskipun tidak semua orang atau kelompok memiliki untuk
berinvestasi dengan dananya sendiri. Berdasarkan kenyataan tersebut, Bank
Syariah berperan untuk menarik dana individu dalam bentuk tabungan atau
deposito untuk selanjutnya menyalurkannya untuk kegiatan yang lebih produktif
dan menguntungkan dalam bentuk penyaluran pembiayaan.

Rumusan masalah

1. Apa saja nilai dan prinsip akuntansi islam ?


2. Bagaimana Perkembangan pemikiran akuntansi dalam islam ?
3. Apa Perbedaan akuntansi islam dan konvensional ?
4. Apa tujuan umum akuntansi keuangan dan laporan keuangan syariah ?
5. Bagaimana pendapat tentang eksistensi akuntansi islam ?

Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui nilai dan prinsip akuntansi islam.


2. Untuk memahami Perkembangan pemikiran akuntansi dalam islam.
3. Untuk memahami Perbedaan akuntansi islam dan konvensional.
4. Untuk mengetahui tujuan umum akuntansi keuangan dan laporan
keuangan syariah.
5. Untuk memahami pendapat tentang eksistensi akuntansi islam.
BAB II

Pembahasan

A. Nilai Dan Prinsip Akuntansi Islam

Konsep adanya sistem syariah dapat di jadikan sebagai nilai dasar dalam
pembangunan kerangka konseptual sistem akuntansi syariah, berikut rancanganya:

1. Menunjukkan perlunya sistem akuntansi alternatif bagi orang islam


dengan menguji secara kritis sistem akuntansi konvensional yang di
kembangkan berdasarkan pada nilai barat.
2. Memberikan suatu pemahaman konsep dasar akuntansi syariah yang di
dasarkan pada syariat islam
3. Mengusulakan kerangka konseptual akuntansi syariah dan implikasinya
terhadap peran akuntan muslim

Beberapa nilai tersebut di atas akan menjadi lengkap dengan adanya prinsip-
prinsip umum akuntansi syariah yang menjadi dasar universal dalam akuntansi
syariah:

1. Prinsip tanggungjawab,
pertanggungjawaban selalu terkait dengan konsep amanah. Karena bagi
kaukm muslimin persoalan amanah adalah hasil transaksi manmusia
dengan sang kholiq mulai dari alam kandung hingga ia kembali lagi
padanya.
2. Prinsip keadilan

Prinsip keadilan tidak saja berupa nilai yang sanggat penting dalam etika
kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara
melekakt dalam diri manusia. Keadilan dalam konteks akuntansi
mengandung dua pengertian yaitu:

 Berkaitan dengan praktik moral


 Kata adil bersifat lebih fundamental (dan tetap berpijak pada nilai-
nilai etika dan moral)
3. Prinsip kebenaran
Prinsip kebenaran dalam akuntansi ini jika di lakukan dengan baik maka
akan dapat menciptakan kebenaran dalam mengakui, memngukur, dan
melakukan transaksi-transaksi ekonomi.

Akuntansi merupakan bentuk pencatatan yang di tunjuk untuk


memberikan keterangan-keterangan sebagai informasi keadaan kauangan maka
hal inilah yang di anjurkan islam agar mencatat setiap transaksi agagr tidak
menimbilkan kecurigaan antar kedua belah pihak.

Menurut Sofyan Safri Harahap (1991) bahwa akuntansi islam itu sudah
pasti ada, karena dia menggunakan metode perbandingan antara konsep syariat
islam yang relevan dengan akuntansi dengan konsep dan ciri kontemporer (dalam
nuansa koprehensif) itu sendiri. Sehingga dia simpulkan bahwa nilai-nilai islam
dalam akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur hukum dan muamalah islam.

Adapun menurut Muhammad Akram Khan (harahap 1992) merumuskan


sikap akuntansi islam sebagai berikut:

a) penentukan laba-rugi yang tepat


b) mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan
c) ketaatan pada hukum syariah
d) keterikatan terhadap keadilan
e) melaporkan dengan baik
f) perubahan dalam praktek akuntansi.
B. Perkembangan pemikiran akuntansi dalam islam

Sejarah akuntansi yang ditulis oleh para ahlisejarah barat, menunjukan


bahwa akuntansi secara umum atau apa yang di kenal dengan sistem pembukuan
berpasangan secara khusus telah tumbuh dan berkembang di eropa tepatnya di
italia. Beberapa referensi yang dapat di lihat baik yang berbahasa arab mauoun
yang berbahasa inggris tidak di dapati penyebutan apapun yang terjadi di negara
islam kenyataannya pusat-pusat pelatihan akuntansi pada abad XIV tidak ada di
itali, tetapi setelah lebih dari dua abad dari munculnya buku pacioli. Maka
berdirinya pusat penelitian para akuntan yang pertama di itali dikota vanice pada
tahun 1951m yang di kenal dengan collage of Acoountants

Pacioli menyebut dalam bukunya bahwa sistem pencatatan berpasangan telah ada
sejaklama, tetapi pacioli tida menyebutkan sejak kapan dan dimana sistem ini
telah ada ,Manuskrip tahun 765 h/1363m karya penulis muslim yaitu abdulah bin
muhammad bin kayah al mazindarani yang berjudul rusalah palakiah kitab as
siyakat tulisan tersebut di simpan di perpustakaan sultan sualaiman al-qanuni di
istambul turki. Dengan manuskrip dengan nomor 2756 memuat tentang akuntansi
dan sistem akuntansi di negara islam

Al-mazindarani dalam manuskrip tersebut menjelaskan

1. sistem akuntansi yang populer pada masa itu dan pelaksanaan pembukuan
yang khusus pada setiap sistem akuntansi
2. macam-macam buku akuntansi yang wajib digunakan untu mencatat
transaksi keuangan.
3. Cara menangani kekurangan dan kelebihan yakni penyetaraan.

C. Perbedaan akuntansi islam dan konvensional

Akuntansi islam dan konvesional dalam berbagai hal teknis memiliki


kesamaan. Hal pokok yang membedakan terletak pada dua hal, yaitu pertama
adalah kemungkinan terjadinya pelanggaran syariah islam dalam akuntasi
konvensional dan kedua hilangnya nilai-nilai islam yang belum terimplementasi
dalam akuntasi komvensional . kritik terhadap akuntansi konvensional-kapitalistik
telah bermunculan, yang tidak lain berujung pada tujuan akhir kapitalisme yaitu
membela kepentingan materi para penyandang dana. Akuntansi konvensional
secara umum memiliki kelemahan berikut ini:

 Tidak menyajiakan informasi mengenai dampak eksternal prilaku


organisaisi dalam laporan keuangan.
 Tidak mampu mengukur kekayaan intangible dengan tepat.
 Tidak mengakomodir laporan informasi yang diperlukan oleh pegawai .
 Tidak mengakomodir kepentingan social.
 Memungkinkan dan bahkan mendorong terjadinya eksploitasi pemodal
terhadap pekerja dan masyarakat.
 Mendorong terbentuknya konsentrasi kekayaan dan kekuatan pada
kelompok kaya.

Dalam disertasinya di IIUM, sahul Hamid (2001) menjelaskan secara garis besar
mengenai implikasi ajaran islam dalam dunia akuntansi.

Perbandingan antara akuntansi islam dan konvensional.

Isu Akuntansi konvensional Akuntansi islam


Tujuan akhir Manfaat bagi keputusan Orientasi falah dan
investor dan kreditur, maslahah, kesejahteraan
orientasi pasar modal. social dan akuntabilitas
islami
Pengguna Pelaku pasar dan supplier Masyarakat, stakeholders
keuangan.
Niali yang dibawa Pengukuran secara Pengukuran terhadap
moneter terghadap kegiuatan social
kegiatan ekonomi internal ekonomi, termasuk
eksternalitas, pelanggaran
syariah, tidak selalu
keuangan.
Pengukuran Moneter, historic coast Moneter dan non
moneter, balance store
card, current valuvation.
Disclosure Semua kegiatan ekonomi Kegiatan social ekonomi
“material” dan kepatuhan syariah.1

D. Tujuan umum akuntansi keuangan

Tujuan utama dari akuntasi keuangan adalah untuk menyediakan


informasi, memlalui laporan berkala berkaitan dengan laporan posisi keungan
entitas, hasil operasi serta arus kasnya, untuk memudahkan pengguna laporan
keuangan tersebut dalam pembuatan keputusan. Laporan keuangan terdiri dari
neraca (laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan) merupakan jenis-jenis laporan keuangan yang disediakan
oleh suatu entitas.

Akuntansi keuangan juga menyediakan informasi yang penting


untukmendorong mengelola (menegement) suatu entitas dapat memanfaatkan
sumberdaya ekonomi yang memilliki secara lebih terarah. Disamping itu,
akuntansi keuangan bisa juga memberikan kemudahan bagi pengelola entitas
dalam merencanakan, mengarahkan dan mengawasi

kegiatan entitas tersebut. Akuntansi keuangan juga mampu memberikan


infirmasi bagi pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengawasi kegiatan
perekoonomian nasional dengan tujuan untuk mendapatkan informasi besaran
pajak yang bisa di perolehdari kegitan suatu entitas tertentu2.

E. Tujuan laporan keuangan syariah


1. Informasi tentang kepatuhan perbankan syariah terhadap ketentuan syariah
islam serta tujuan-tujuan yang telah disusun, dan informasi yang

1
Akuntansi keuangan syariah hal. ix
2
Ibid. hal.13
menyajikan pemisahan pendapat dan pengeluaran dari sumber dana yang
dilarang syariah , dimana hal itu bisa terjadi diluar control manajemen.
2. Informasi tentang sumberdaya ekonomi perbankan syariah dan kewaiban-
kewajiban yang terkait (kewajiban dari perbankan syariah untuk
mentransfer sumberdaya ekonomi untuk memuaskan hak dari para pemilik
modal dan pihak-pihak lain), dan dampak transaksi-transaksi tersebut,
kejadian-kejadian lain, dan keadaan sumberdaya entitas tersebut beserta
kewajiban yang ditantanggu. Informasi ini harus diarahkan secara prinsip
pada upaya membantu proses evaluasi kecukupan permodalan perbankan
syariah untuk menyerap kerugian dan resiko bisinis, pengukuran resiko
yang terdapat pada investasinya dan evaluasi tingkat likuiditas asset dan
persyaratan likuiditas yang sesuai dengan kewajibanya.
3. Informasi untuk membantu penghitungan kewajiban zakat dari dana-dana
depositor perbnkan syariah serta tujuan-tujuan dimana zakat tersebut akan
didistribusikan.
4. Informasi yang membantu memperkirakan arus kas yang bias
direalisasikan dari pihak-pihak yang berhubungan dengan perbankan
syariah, waktu serta resiko yang terkait dengan proses realisai tersebut.
Informasi ini seharusnya diarahkan untuk membantu pengguna dalam
negevaluasi kemampuan perbankan syariah dalam memperoleh
pendapatan dan mengkonversikanya kedalam arus kas dan kecukupan arus
kasnya untuk memberikan keuntungan bagi para pemilik modal maupun
pemilika rekening investasi.
5. Informasi utuk membantu dalam megevaluasi pemenuhan kewajiban
perbankan syariah unutk menjaga dana nasabah dan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada tingkat keuntungan yang wajar, dan
tingkat keuntungan yang layak bagi pemilik
modal dan rekening investasi.
7
6. Informasi tentang pemenuhan pertanggungjawaban social perbankan
syariah3.

F. Dalil Akuntansi Dalam Al-Quran

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu informasi yang


mencoba mengkonversi buktidan data menjadi informasi dengan cara melakukan
pengukuran atas berbagai transaksi danakibatnya yang dikelompokkan dalam
account, perkiraan atau poskeuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya,
dan laba (Dapat dilihat dalam Al-Qur’an surat A-Baqarah :282). “Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis
diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya…”

.Dalam Al Quran juga disampaikan bahwa kita harus mengukur secara


adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut
keadilan ukuran dan timbangan bagi kita,sedangkan bagi orang lain
kita menguranginya.. Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat,
antara lain dalam surah Asy-Syu’ara ayat 181-184 yang berbunyi:

”Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang


merugikan dantimbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu
merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka
bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah

3
Ibid. hal 22
menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.”Kebenaran dan keadilan
dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Dr. Umer Chapra juga menyangkut
pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba
perusahaan,sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan
adil. Agar pengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu adanya fungsi
auditing.Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut “tabayyun” sebagaimana yang
dijelaskan dalam SurahAl-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi:“Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.”Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam
Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos
yang disajikan dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-
Israa’ ayat 35 yang berbunyi:

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan


neraca yang benar.Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi
dalam konsep Islamdapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum
yang baku dan permanen, yangdisimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam
dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorangAkuntan dalam pekerjaannya, baik
dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan
menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.Dasar hukum
dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabawiyyah,
Ijma(kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu),dan
‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-
kaidahAkuntansi dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan
dari kaidah AkuntansiKonvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai
dengan norma-norma masyarakat islami,dan termasuk disiplin ilmu sosial yang
berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.
G. Focus akuntansi
Akuntansi syariah menurut Baydoun dan Willet (1994) mempunyai
dua prinsip esensial yaitu fulldisclosure dan social accountability yang diturunkan
dari pertanggungjawaban menurut syariah setiap muslim kepada masyarakat
secara umum. Berdasar prinsip tersebut maka kerangka pengungkapan (disclosure
framework) barat dipandang oleh Baydoun dan Willet (1994) sangat terbatas
untuk tujuan akuntabilitas kepada umat. Hal ini disebabkan disclosure terbatas
pada laporan keuangan yang berdasarkan historical cost serta mengabaikan
hubungan potensial entitas dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Baydoun
dan Willet (2000) berargumentasi bahwa fokus akuntansi syariah berbeda dengan
fokus pemilik entitas dalam akuntansi barat sehinggga prinsip full disclosure
mutlak dibutuhkan oleh akuntansi syariah4

Oleh karena itu Baydoun dan Willet (1994, 2000) mengusulkan format
Islamic Corporate Reportdengan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan
dengan akuntansi konvensionaj, Selainneraca (historical cost), laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, danlaporan keuangan yang
menunjukkan karakteristik perusahaan Islami seperti: laporan perubahandana
investasi terikat, dan laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan qard,
mereka jugamengusulkan neraca (current value) dan Laporan Nilai Tambah
(Value Added Statement).Tambahan laporan keuangan tersebut dianggap. sesuai
dengan karakteristik akuntansi syariahyang menunjukkan perhatian entitas
terhadap kepentingan sosial (indirect stakeholders) dan lingkungan alam.5

Yaya (2001) berpandangan bahwa diperlukan perubahan yang besar


(extensive overhaul)akuntansi konvensional untuk menjadi akuntansi syariah. Ia
berpandangan bahwa akuntansi konvensional gagal mencapai tujuan sosial
ekonomi dalam Islam. Tujuan sosial ekonomi dalamIslam menjadi landasan

4
Baydoun, N. and Willet. R.. 2000. Islamic Corporate Reports. ABACUS, Vol 36, No I.
9

5
Baydoun, N and R. Willet. 1994. Islamic Accounting Theory. The AAANZ Annnual Conference
10
dalam setiap figh/aturan Islam yang berkaitan dengan isu ekonom ikarena
permasalahan ekonomi saat ini sangat rumit sementara beberapa di antaranya
tidak diatur secara langsung oleh prinsip syariah. Sebagai contoh
permasalahan pasar modal tidak diatur secara langsung oleh prinsip syariah tetapi
substansi masalahnya dapat diputuskan oleh prinsipsyariah yang berlandaskan
tujuan sosial ekonomi dalam Islam. Contoh lain adalah masalah
zakat penghasilan. Meskipun zakat penghasilan tidak diatur secara langsung
dalam prinsip syariah,tetapi karena sesuai dengan tujuan sosial ekonomi dalam
Islam, hampir semua pemikir dapatmenerimanya dan bahkan telah dilaksanakan
dalam beberapa masyarakat Islam.

H. Pendapat Ahli Tentang Akuntansi Islam

Beberapa pendapat ahli akuntansi Internasional tentang keberadaan


akuntansi islam diantaranya sebagai berikut :6

1. Robert Arnold mengemukakan bahwa sebelum dikenal double entry oleh


Pacioli sudah ada sistem double entry arab yang lebih canggih yang
merupakan dasar kemajuan bisnis di Eropa pada abad pertengahan.
2. Menurut Muhammad Akram Khan (1992) tujuan akuntansi islam itu
adalah menghitung laba rugi yang tepat, mendorong dan mengikuti
syari’at islam, menilai efisiensi manajemen, melaporan yang baik, dan
keterikatan pada keadilan dan kebenaran.
3. D.R Scott (1975) sebenarnya tidak secara eksplisit mengemukakan
akuntansi islam tetapi dia merupakan pelopor perumusan akuntansi
berdasarkan pada aspek keadilan, kebenaran, etika. Karenanya sejalan
dengan konsep akuntansi islam.
4. Toshikabu Hayasi(1995) membahas akuntansi kapitalis, konsep akuntansi
islam, perhitungan zakat, dan studi kasus feisal islamic bank di kairo dan
praktek bisnis di Arab Saudi, dalam membedakan keduanya Hayashi
mengemukakan akuntansi islam memiliki “mete rule” yaitu huku syariah

6
Sofyan Syafri harahap (1997),”Akuntansi Islam”:Jakarta:BUMI ASKARA. Hal,6-8
yang digambarkan oleh Al Quran dan Hadits, sedangkan akuntansi
kapitalis tidak memiliki itu. Dia hanya bergantung pada keinginan user
sehingga bersifat lokal dan aituasional.
I. Sejarah Perumusan Akuntansi Syariah

Perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah, sebagai sebuah


entitas yang baru dan memiliki tantangan yang besar dalam kegiatannya
khususnya dalam melayani masyarakat yang cukup beragam, telah mendorong
para pakar ekonomi islam dan akuntansi syariah untuk merumuskan alat untuk
mengahsilkan informasi keuangan melalui penyusunan standar-standar
akuntansi yang disusun dan dapat diimplementasikan unutk menghasilkan
informasi yang lengkap dapat dipercaya, dan sesui dengan kebutuhan
penggunaan laporan keuangan. Penyusunan dan penyajian informasi keuangan
sangat penting dalam pembuatan keputusan.

Islam secara jelas mendorong untuk berinvestasi dan membelanjakannya,


ketika islam mewajibkan zakat, maka ada perintah agar kelebihan
kesejahteraan tersebut diinvestasikan. Dengan kata lain adanya kesejahteraan
yang dimilki segera dikeluarkan sebagian untuk membayar zakat jika sudah
mencapai hisab dan haulnya.

Pengembangan standard akuntansi keuangan bank syariah telah dimulai


sejak tahun 1987. Dalam hal ini, beberapa penelitian berkaitan dengan upaya
pengembangan standar akuntansi keuangan tersebut telah diselesaikan.
Hasilnya telah dikompilasikan dalm lima jilid dan disimpan di perpustakaan
IRTI-IDB7.

Hal dari penelitian dan diskusi mengenai hal tersebut adalah


pembentukan the financial accounting organization of islamic banks and
financial institutions pada tanggal 1 Safar 1410 H/ 26 Februari 1990 .
Organisasi init erdaftar sebagai organisasi nirbala yang berdomisili di
Manama Ibukota Negara Bahrain pada tanggal 11 Ramadhan 1411H / 27

7
Islamic research and training institute of the islamic development bank
Maret 1991. Sejak pendirian organisasi tersebut kemudian berlanjut dengan
upaya penyusunan standar akuntansi lembaga keuangan syariah.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Beberapa nilai tersebut di atas akan menjadi lengkap dengan adanya prinsip-
prinsip umum akuntansi syariah yang menjadi dasar universal dalam akuntansi
syariah: Prinsip kebenaran, Prinsip keadilan , Prinsip tanggungjawab. Adapun
menurut Muhammad Akram Khan (harahap 1992) merumuskan sikap akuntansi
islam sebagai berikut:

a. penentukan laba-rugi yang tepat


b. mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan
c. ketaatan pada hukum syariah
d. keterikatan terhadap keadilan
e. melaporkan dengan baik
f. perubahan dalam praktek akuntansi.

Tujuan utama dari akuntasi keuangan adalah untuk menyediakan


informasi, memlalui laporan berkala berkaitan dengan laporan posisi keungan
entitas, hasil operasi serta arus kasnya, untuk memudahkan pengguna laporan
keuangan tersebut dalam pembuatan keputusan. Laporan keuangan terdiri dari
neraca (laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan) merupakan jenis-jenis laporan keuangan yang disediakan
oleh suatu entitas.

Hal pokok yang membedakan terletak pada dua hal, yaitu pertama adalah
kemungkinan terjadinya pelanggaran syariah islam dalam akuntasi konvensional
dan kedua hilangnya nilai-nilai islam yang belum terimplementasi dalam akuntasi
komvensional . kritik terhadap akuntansi konvensional-kapitalistik telah
bermunculan, yang tidak lain berujung pada tujuan akhir kapitalisme yaitu
membela kepentingan materi para penyandang dana.

Daftar Pustaka

1. Firdaus Furywardhana, AKUNTANSI SYARIAH, ppps, Yogyakarta,


2009
2. Rifqi Muhammad, AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH, peei press,
Yogyakarta, 2008
3. Baydon and Willet, ISLAMCI CORPORATEACOUNTING REPOSTS,
Abacus, 2000.

Anda mungkin juga menyukai