Anda di halaman 1dari 7

Nama : Besty Berliana R

NPM : 203404131

Kelas : D

TUGAS 2 (SEJARAH AKUNTANSI)

1. Anda memandang sejarah perkembangan akuntansi yang ditulis oleh ilmuan-ilmuan Barat yang
mengesampinglan perkembangan akununsi di Arab?
Jawab:
Pada abad ke XIV para pedagang dari Genoa mulai mengadakan pencatatan sederhana dengan
terbitnya buku berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Pro Portioniet Proportionality yang
disusun oleh Lukas Paciolo. Pada tahun 1494 pembukuan mulai dilakukan secara sisitematis
dengan menggunakan Sistem berpasangan.
Sistem pembukuan berpasangan ini berkembang di Eropa khususnya di Belanda yang lebih
dikenal dengan Sistem Kontinental kemudian pada abad ke XIX Teori dan Praktik pembukuan
berpasangan dikembangkan di Amerika Serikat menjadi Akuntansi (Accounting).Sistem
akuntansi yang berkembang di Amerika Serikat ini dikenal sebagai Sistem Anglo-Saxon.
Di Indonesia perkembangan akuntansi mulai tampak setelah Undang Undang mengenai tanam
paksa dihapuskan pada tahun 1870. Sehingga kaum pengusaha swasta Belanda banyak
bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Normalisasi laporan keuangan
tahunan yang pantas bagi negara-negara Anglo-Saxon terdiri dari:
 Isi laporan keuangan;
 Unsur-unsur deskriptif dari pengakuan, laporan keuangan dan penilaian tersebut
 Isi dari berbagai sel;
 Peraturan akuntansi, standar dan prosedur mengenai elaborasi dan
 penyajian laporan keuangan
Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/
Menurut pandangan saya sejarah perkembangan akuntansi yang paling banyak digunakan oleh
ilmuwan barat adalah Anglo Saxon. Ini disebabkan karena Anglo Saxon dapat mencatat berbagai
macam transaksi secara lebih mudah. Di samping itu, sistem Anglo Saxon melakukan pembukuan
yang terdapat dalam satu bagian akuntansi. Sedangkan sistem lain justru memisahkan antara
pembukuan dengan akuntansi. Adapun akuntansi yang menyangkut kegiatan-kegiatan yang
bersifat konstruktif dan analitikal seperti kegiatan analisis dan interpretasi berdasarkan informasi
akuntansi.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.

2. Mengapa dalam perkembangan akuntansi sangat bertolak belakang dan kontroversi


dengan sejarahnya?
Jawab :
Karena mungkin dalam perkembangan akuntansi itu sendiri bertolak belakang dengan adanya
pandangan-pandangan ilmuwan ilmuwan barat yang sangat berkontroversi dengan ilmuwan-
ilmuwan arab dikarenakan selalu mengesampingkan dari ilmuwan pendapat dari arab
tersebut. Selain itu, menurut saya perkembangan akuntansi sangat berkontroversi di zaman
sekarang dikarenakan didalam ilmunya itu sendiri sangat penting untuk memahami dan
mengapresiasi
praktek dimasa sekarang maupun dimasa yang akan dating, dan struktur institusional bidang sains
komunikasi. Ditambah lagi dengan adanya persamaan kaidah akuntansi kaidah akuntansi Syariah
dan akuntansi Konvensional,membuat banyaknya kontroversi dan perbedaan pendapat antar umat
yang beragama muslim maupun nonmuslim.
Sumber : Teori pengantar akuntasi dan Power Point Akuntansi Bank Syariah

3. Bagaimana Anda menilai pentingnya untuk melakukan sejarah pemikiran


akuntansi? Jawab:
Pentingnya untuk melakukan rekontruksi sejarah pemikiran akuntansi itu dikarenakan
rekontruksi. Seiring dengan meningkat nya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim
menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis
Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Untuk
mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatata transaksi dan pelaporan keuangan. Pencatatan
akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah.
Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah
yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah. Akuntansi syariah (shari’a accounting)
menurut Karim (1990) merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang dikembangkan
berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi
Islam (Islamic Accounting). Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah
mengalami pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama mengenai kerangka teori
yang mendasari dituntur mengikuti perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Karim(1990:3) mengemukakan bahwa selama ini yang digunakan sebagai dasar kontruksi teori
akuntansi lahir dari konteks budaya dan idiologi. Demikian halnya dengan kontruksi akuntansi
konvensional menjadi akuntansi Islam (syariah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat dan
ajaran syariah Islam yang dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi (Hammed:1997).
Akuntansi syariah dapat dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan
ekonomi Islam dalam kegiatan ekonomi. Akuntansi syariah merupakan sub-sistem dari system
ekonomi dan keuangan Islam, digunaka n sebagai instrument pendukung penerapan nilai-nilai
Islami dalam ranah akuntansi, fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen menyediakan
informasi kepada pihak internal dan eksternal organisasi (Hasyshi: 1986; Baydoun dan Willet,
2000 serta Harahap, 2001). Kerangka konseptual akuntansi syariah sebagaimana telah
dikemukakan di atas dirumuskan menggunakan pendekatan epistimologi Islam. Epistimologi
adalah cabang filsafat yang secara khusus membahas teori ilmu pengetahuan, secara harfiah
epistimologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan (Suria Sumantri,
1991). Dalam lingkup filsafat ilmu, epistimo lo gi mengand ung pengertian sebagai metode
memperole h pengetahua n aga r memiliki karakteristik, kebenaran, dan nilai-nilai tertentu
sebagai ilmu (Chalmers, 1991). Dalam konteks epistimologi sebagai metode memperoleh
pengetahuan ilmu, epistimo lo gi Islam diperlukan guna memperoleh pengetahuan yang
diharapkan memiliki karakteristik, kebenaran dan nilai-nilai Islami. Epistimologi Islam adalah
metode memperoleh pengetahuan ilmu yang Islami melalui proses penalaran yang sistematis,
logis dan sangat mendalam menggunakan “ijtihad” yang dibangun atas kesadaran sebagai
khalifatullah fii-ardl (lihat Syafi’ i, 2000 dan Triyuwo no, 2000). Akuntans i syariah dapat
dikategorika n sebaga i pengetahuan ilmu dalam bidang akuntansi yang memiliki karakteristik,
kebenaran dan nilai- nilai Islami, yang digali menggunakan epistimologi Islam. Kerangka
konseptual akuntansi syariah dikembangkan menggunakan prinsip dasar paradigma syariah (the
fundamental of the syaria’ah paradigm) sebagaima na dikemukaka n oleh Haniffa (2001:11) dan
disajikan dala m gambar 1 Prinsip Dasar Paradigma Syariah. Prinsip dasar paradigma syariah
merupakan multi paradigma yang holistic, mencakup keseluruhan dimensi wilayah mikro dan
makro dalam kehidupan manusia yang saling terkait. Pertama, dimensi mikro prinsip dasar
paradigma syariah adalah individu yang beriman kepada Allah SWT (tauhid) serta mentaati
segala aturan dan larangan yang tertuang dalam Al-Qur’an,Al Hadits, Fiqh, dan hasil ijtihad.
Landasan tauhid diperlukan untuk mencapai tujuan syariah yaitu menciptakan keadilan sosial (al
a’dl dan al ihsan) serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Pencapaian tujuan syariah tersebut
dilakukan menggunakan etika dan motal iman (faith), taqwa (piety), kebaikan (righteoneus/birr),
ibadah (worship), tanggungjawab (responsibility/fardh), usaha (free will/ikhtiyar), hubungan
dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah (blessing).
Kedua, dimensi makro prinsip syariah adalah meliputi wilayah politik,ekonomi dan sosial. Dalam
dimensi politik, menjunjung tinggi musyawarah dan kerjasama. Sedangkan dalam dimensi
ekonomi, melakukan usaha halal, mematuhi larangan bunga, dan memenuhi kewajiban zakat.
Selanjutnya dalam dimensi sosial yaitu mengutamakan kepentingan umum dan amanah. Tauhid
(Keimanan kepada Allah SWT) Lebih lanjut Haniffa (2001:18) mengemukakan bahwa
berdasarkan prinsip dasar paradigma syariah (the fundame nta l of the shari’ah parad igm)
tersebut pada gambar 1 di atas kemudian dikembangkan kerangka konseptual akuntansi syariah (a
conceptual framework for Islamic accounting) Dalam kerangka konseptual akuntansi syariah
tersebut di atas, dinyatakan bahwa tujuan diselenggaraka nnya akuntansi syariah adala h
mencapai keadilan sosial-ekonomi; dan sebagai sarana ibadah memenuhi kewajiban kepada Allah
SWT, lingkungan dan individu melalui keterlibatan institusi dalam kegiatan ekonomi. Produk
akhir teknik akuntansi syariah adalah informasi akuntansi yang akurat untuk menghitung zakat
dan pertanggungjawaban kepada Allah SWT dengan berlandaskan moral, iman dan taqwa.
Dengan demikia n dalam hal akuntansi sya riah sebagai ala t pertanggungjawaban, diwakili
informasi akuntansi syariah dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan syariah yaitu
mematuhi prinsip full disclousure. Laporan keuangan akuntansi syariah tidak lagi berorientasi
pada maksimasi laba, akan tetapi membawa pesan modal dalam menstimuli perilaku etis dan adil
terhadap semua pihak. Jenis laporan keuangan akuntansi syariah yang memenuhi criteria ini
menurut Harahap (2000) meliputi” Motivasi para pakar dan akademisi akuntansi terutama dari
kalangan orang-orang Muslim guna mengkaji dan mengembangkan akuntansi syariah semakin
meningkat. Setelah mengetahui beberapa peneliti (Gray, 1988; Perera, 1989; Hamid et al., 1993;
Baydoun dan Willet, 1994) yang menguji hubungan antara budaya, religi dan akuntansi,
menyatakan bahwa budaya secara umum dan Islam secara khusus mempengaruhi bentuk-bentuk
akuntansinya. Sebagaimana dikemukakan oleh Gaffikin dan Triyuwono (1996) akuntansi adalah
refleksi dari sebuah realitas yang idealnya dibangun dan dipraktikan berdasarkan nilai-nilai dan
etika. Nilai-nilai dan etika orang Muslim adalah syariah, maka alternatif terbaik pengembanga n
akuntansi syariah adala h menggunakan pemikiran yang sesuai dengan syariah. Untuk memahami
pengertian akuntansi syariah, dapat mengacu pada definisi akuntansi syariah yang dikemukakan
oleh Hameed(2003) yaitu: Berangkat dari definisi-definisi akuntansi tersebut di atas, akuntansi
syariah dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai berikut: “Akuntansi syariah adalah suatu
proses, metode, danteknik pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran transaksi, dankejadian-
kejadian yang bersifat keuangan dalam bentuk satuan uang, guna mengidentifikasikan,
mengukur, dan menyampaikan informasi suatu entitas ekonomi yang pengelolaan usahanya
berlandaskan syariah, untuk dapat digunakan sebagai bahan mengambil keputusan-keputusan
ekonomi dan memilih alternative-alternatif tindakan bagi para pemakainya”. Perkembangan
akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah mengalami pergeseran nilai yang sangat
mendasar dituntut mengikuti perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Kam (1990:3)
mengemukakan bahwa selama ini yang digunakan sebagai dasar kontruksi teori akuntansi lahir
dari konteks budaya dan idiologi. Falsafah akuntansi syariah Dalam elemen filosofi dasar ini yg
menjadi sumber kebenaran dari nilai akuntansi syariah adalah dari Allah SWT sesuai dengan
faham tauhid yang di anut islaam. Allah lah yan g menjadi sumber kebenaran, pedoman hidup
dan sumber hidayah yg akan membimbing kita sehari hari dalam semua aspek kehidupan kita .
Seperti halnya yang ditegaskan oleh Prof Dr Umar Abdullah Zaid bahwasanya dalam Akuntansi
dipahami oleh banyak orang sekedar mencakup masalah perdagangan ,industri, keuangan,
manajemen, pertanian pemerintahan dan lain-lain.Namun lagi-lagi salah satu elemen penting darti
falsafah Akuntansi syariah adalah refleksi atas hasil yang telah dicapai oleh peran manusia dalam
kekhalifahan di muka bumi Dibalik sekian panjang perncatatan transaksi – transaksi dari mulai
daftrarul yaumiyah atau jurnal umum hingga mengeluarkan sebuah laporan keuangan yang
selanjutnya akan jadi bahan pertimbangan penting bagi para stakeholder maka ia bukan sebuah
amanah yang dapat dipandang sebelah mata oleh seorang akuntan muslim.
sumber: https://bit.ly/vpn_secureksi

4. Coba anda uraikan sejarah kemunculan akuntansi syariah?


Jawab :
Akuntansi syariah dalam tata Bahasa arab disebut dengan nama muhasabah. Muhasabah berasal
dari akar kata hasaba, atau hisbah yang memiliki arti menimbang atau memperhitungkan atau
melakukan kalkulasi atau juga melakukan pendataan. Dari pengertian tersebut dapat kita lihat
pengertian dari muhasabah adalah suatu aktifitas yang berkaitan dengan pencatatan transaksi
yang dilakukan secara teratur dan juga keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat dan juga
jumlahnya serta memiliki catatan yang bersifat representative serta berkaitan dengan pengukuran
akan hasil keuangan untuk melakukan pengambilan keputusan secara tepat. Karena itulah maka
defines Akuntansi Syariah bisa kitya ambil. Menurut Prof Sofyan Harahap yang dmaksud
dengan Akuntansi Syariah adalah bagaimana kita menjalankan Akuntansi agar sesuai dengan
Syariah Islam. Pada dasarnya menurut beliau ada dua konsep dalam Akuntansi syariiah. Yang
pertama ada;ah Akuntansi Syariah yang dijalankan pada masa kenabian Rasulullah Muhammad
Shallahu Alaihi Wassalam serta juga para sahabat yang menjadi khalifah pengganti beliau, yaitu
Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Serta
juga dilanjutkan oleh pemerintahan Bani Ummayah dan Bani Abbasiyah. Selanjutnya adalah
Akuntansi Syariah yang berkembang sekarang ini, yaitu di era dimana kegiatan ekonomi dan
social banyak duwarnai oleh kegiatan ekonomi konvensional.
Sedangkan sejarah kemunculan akuntansi syariah diawali dengan diwajibkannya kegiatan
pencatatan atas transaksi yang tidak tunai seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an surah Al
Baqarah ayat 282. Yang kemudian dikuti dengan perintah kewajiban pembayaran zakat,
maka dimulai praktik Akuntansi di dalam pemerintahan Islam. Dengan adanya kewajiban
untuk melakukan pembayaran zakat maka para sahabat Nabi merekomendasikan adanya
kegiatan
pencatatan yang resmi untuk pertanggungjawaban dan juga peneriman dari uang negara. Pada
masa Khalifah Umar Bin Khattab didirikan Lembaga yang Bernama Diwan untuk mencatat
penerimaan negara. Kemudian di masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz juga dikembangkan
system laporan keuangan di pemerintahan dengan adanya kewajiban bagi Lembaga pemerntahan
untuk mengeluarkan bukti pada saat mereka melakukan kebijakan pengeluaran uang. Sementara
Khalifah Al Waleed Bin Abdul Malik telah menyampaikan catatan dan juga register yang sudah
terjilid dan juga tidak dipisahkan dari transaksi sebelumnya. Pada masa pemerintahan di bawah
kekhalifahan Abbasiyah system Akuntansi di pemerintahan Islam saat itu mencapai titik yang
tertinggi, dimana Akuntansi dibagi ke dalam beberapa jenis dan juga klasifikasi. Akuntansi dalam
jaman ini diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Yaitu Akuntansi peternakan, Akuntansi
pertanian, Akuntansi bendahara, Akuntansi konstruksi, Akuntansi mata uang dan juga
pemeriksaan Akuntansi atau auditing. Dari sejarah berkembangnya Akuntansi dalam Islam maka
dapat dilihat alasan mangapa Akuntansi berkembang dalam Islam semata-mata karena
menjalankan perintah Allah SubhanahuwataAAla, adanya kewajiban menjalankan pembayaran
zakat serta untuk kepentingan pertanggungjawaban. Hal ini berbeda dengan pandangan Paccioli
yang mengembannmgkan konsep double entry system semata-mata karena kepentingan bisnis.
Pengembangan konsep Akuntansi Syariah di Indonesia dikembangkan berdasarkan atas 3
pendekatan. Yang pertama adalah pendekatan dengan basis Akuntansi yang sekarang ada dan
berlaku. Yang kedua adalah pengembangan berdasarkan basis dari ajaran Islam. Dan yang
terakhir yang banyak dikenal dan dilakukan saat ini berdasarkan basis gabungan dari kedua
pendekatan tersebut. Pendekatan pertama adalah pendekatan dengan mempergunakan jalur
Akuntansi kontemporer modern sekarang ini. Pendekatan ini diambil oleh AAOIFI, suatu
organisasi Akuntansi dan auditing internasional Islam yang bermarlas di Bahrain. Dari
pendekatan ini diambil konsep Akuntansi konvensional modern, dmana konsep yang sesuai
dengan Syariah Islam dan bisa diaplikasikan dalam organisasi bisnis Islam dipergunakan. Sedang
konsep yang tidak sesuai dengan Syariah Islam dikeluarkan dan tidak dipakai. Tujuan dari
konsep Akuntansi Syariah berdasarkan basis Akuntansi modern ini adalah dalam rangka
pengambilan keputusan dan kelangsungan Lembaga bisnis Islam. Sistem ini banyak
dipergunakan oleh berbagai bank syariiah yang beroperasi di dunia internasional. Hal ini
dianggap lebih mudah karena Akuntansi syariah bisa langsung diimplementasikan di dalam
berbagai Lembaga bisnis syariah. Meskipun begitu pandangan ini tidak disetujui oleh Sebagian
kalangan yang berpandangan bahwa Akuntansi syariah harus disesuaikan dengan prinsip Islam
sesuai dengan
wahyu yang ada dalam Al Qur’an. Pandangan akan hal ini Ini disampaikan oleh T Gambling dan
RAA Karim dalam buku mereka accounting and ethics in Islam yang diterbitkan oleh Mansel
Publishing Limited London di tahun 1991. Konsep ini dianggap tidak sesuai dengan syariat
Islam.Selain pendekatan ini, juga muncul pendekatan lain yang berbeda dengan pendekatan
induktif. Pendekatan ini dinamakan dengan pendekatan deduktif. Pendekatan ini menekankan
pada tujuan dari Akuntansi agar dilaksanakan sesuai dengan syariah Islam. Pelopor dari
pendekatan ini di Indonesia adalah Prof Iwan Triyuwono dari Universitas Brawijaya Malang serta
Prof Ahyar Adnan dari UII Jogja. Mereka yang berplir bahwa Akuntansi syariah bisa berkembang
dari pemikiran ini menyatakan bahwa konsep ini merupakan konsep yang paling baik dalam
rangka pengembangan Akuntansi syariah, karena bisa mengurangi adanya pemikiran sekuler di
dalam Akuntansi yang memurut mereka banyak ada di dalam Akuntansi konvensional. Salah satu
yang mendukung konsep ini juga salah satunya adalah Dr Ari Kamayanti dari Universitas
Brawijaya Malang. Meskipun itu juga terdapar pandangan lain yang tidak setuju dengan
pendekatan ini, karena dianggap tidak praktis.
Selain kedua pendekatan ini juga terdapar pendekatan lain, yaitu yang dinamakan dengan
pendekatan hybrid, atau gabungan. Pendekatan hybrid ini banyak diterapkan di dalam perbankan
konvensional dan juga perusahaan konvensional. Pendekatan konvensional ini salah satunya
dilakukan oleh Lembaga GRI dan juga ACCA dalam dunia Akuntansi konvensional. Sebagai
contoh yang dlalkukan oleh GRI adalah melakukan pembuatan standar laporan perusahaan
dengan mengedepankan konsep 3 dasar yang utama, yaitu konsep ekonomi, konsep social dan
juga konsep lingkungan. Dari konsep tersebut kemudian Akuntansi syariah juga berkembang,
dimana caranya adalah dengan melakukan apresiasi atas apa yang telah dibuat di barat ( baca:
Akuntansi konvensional ) dan kemudian konsep itu dilakukan untuk dipergunakan di dalam
akuntansi syariah. 2 akademisi Akuntansi yang mendukung konsep ini adalah Rizal Yaya dari
UII Indonesia dan Prof Shahuul Hameed dari Malaysia, dalam Penelitian mereka yang berjudul “
“Socio-Regius Setting and Its Impact on Accounting Academicians”
Sumber : https://accounting.binus.ac.id/2021/11/24/

5. Apa yang dapat Anda petik dari perkembangan akuntansi syari'ah di


Indonesia? Jawab :
Seiring dengan perkembangan akuntansi Syariah di Indonesia, masyarakat muslim menjalankan
syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis Islami yang
menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah. Pencatatan
transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami yang kemudian
berkembang menjadi akuntansi syariah. Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu
sosial telah mengalami pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama mengenai
kerangka teori yang mendasari dituntur mengikuti Perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat. Filosofi lain dari akuntansi adalah accounting follows the business. Dalam konteks
ini, perkembangan akuntansi merupakan respon dan evaluasi terhadap perkembangan
bisnis.Akuntansi berkembang sesuai dengan dan dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan
(bisnis).
Di Indonesia sudah melakukan penerapan prinsip akuntansi syariah ini. yaitu sistem perbankan
syariah yang menerapkan Islamic Banking System yang diakui legalitasnya dalam Undang-
Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang mengatur Dual Banking System, dimana
Islamic Banking System diterapkan berdampingan dengan Conventional Banking System.
Dalam undang-undang perbankan ini ditegaskan bahwa lembaga perbankan yang dalam
kegiatan operasionalnya menerapkan prinsip syariah dinyatakan sebagai “Bank berdasarkan
prinsip
syariah” yang sesuai dengan ajaran dan hukum Islam. Bank Islam atau Bank Syariah ini adalah
bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut
dengan Bank Tanpa Bunga adalah lembaga keuangan yang beroperasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadist Nabi SAW, atau dengan kata lain, Bank
Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa
lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiaannya disesuaikan
dengan prinsip syariat Islam.
Jadi kita sebagai umat muslim jangan takut lagi dengan adanya sistem bunga atau penggandaan
sesuatu karena sudah berdirinya bank syariah di seluruh Indonesia dengan prinsip tanggung jawab
yang besar, keadilan dan kebenarannya.Meskipun adanya bank syariah ini yang diprakarsai oleh
MUI, masyarakat masih banyak melakukan kegiatan ekonomi di bank konvensional, hal ini
mereka mengira bahwa biaya tambahan yang ada di bank syariah lebih mahal. Apabila jika kita
memahaminya, biaya tambahan ini mahal karena biasanya hanya dikeluarkan sesudah jangka
waktu yang panjang dan itu biasanya hanya untuk biaya perawatan dibandingkan dengan bank
konvensional dengan jangka waktu yang pendek.
Sumber : https://www.timesindonesia.co.id/read/news/243688/akuntansi-syariah

Anda mungkin juga menyukai