Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL AKUNTANSI SYARIAH

IMPLEMENTASI AKUNTANSI SYARIAH di


INDONESIA

DDD

Disusun Oleh:
Ghina Adhha Haura 15 02 03 059

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAMUDRA
2017/2018
PENDAHULUAN

Dari sisi ilmu pengetahuan, Akuntansi adalah ilmu yang mencoba mengkonversi bukti
dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan
dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal,
hasil, biaya, dan laba. Kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan
sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari
sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam
pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan,
dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
Dalam penyusunan akuntansi Islam kemungkinan ada persamaan dengan akuntansi
konvensional khususnya dalam teknik dan operasionalnya. Seperti dalam bentuk pemakaian
buku besar, sistem pencatatan, proses penyusunan bisa sama. Namun perbedaan akan kembali
mengemuka ketika membahas subtansi dari isi laporannya, karena berbedanya filosofi.
Menurut Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul On Islamic Accounting,
Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan
berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam Akuntansi Islam ada konsep
Akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum Syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan
ciptaan manusia. Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara
khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan hafazhatul
amwal (pengawas keuangan). Bahkan Al Quran sebagai kitab suci umat Islam menganggap
masalah ini sebagai suatu masalah serius dengan diturunkannya ayat terpanjang, yakni surah
Al-Baqarah ayat 282 yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan transaksi, dasar-dasarnya,
dan manfaat-manfaatnya, seperti yang diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus
dipedomani dalam hal tersebut. Sebagaimana pada awal ayat tersebut menyatakan Hai,
orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana
Allah telah mengajarkannya
Seiring dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat Muslim
menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosial-ekonomi, semakin banyak institusi bisnis
Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya berlandaskan prinsip syariah.
Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan pencatata transaksi dan pelaporan keuangan.
Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan dengan karakteristik tertentu yang sesuai
dengan syariah. Pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi
bisnis Islami inilah yang kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah. Akuntansi syariah
(sharia accounting) menurut Karim merupakan bidang baru dalam studi akuntansi yang
dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh karenanya dikenal juga
sebagai akuntansi Islam (Islamic Accounting).
Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah mengalami
pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama mengenai kerangka teori yang
mendasari dituntur mengikuti perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Karim
mengemukakan bahwa selama ini yang digunakan sebagai dasar kontruksi teori akuntansi
lahir dari konteks budaya dan idiologi. Demikian halnya dengan kontruksi akuntansi
konvensional menjadi akuntansi Islam (syariah) yang lahir dari nilai-nilai budaya masyarakat
dan ajaran syariah Islam yang dipraktikan dalam kehidupan sosial-ekonomi. Akuntansi
syariah dapat dipandang sebagai kontruksi sosial masyarakat Islam guna menerapkan
ekonomi Islam dalam kegiatan ekonomi. Akuntansi syariah merupakan sub-sistem dari
system ekonomi dan keuangan Islam, digunakan sebagai instrument pendukung penerapan
nilai-nilai Islami dalam ranah akuntansi, fungsi utamanya adalah sebagai alat manajemen
menyediakan informasi kepada pihak internal dan eksternal organisasi.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Syariah

Secara etimologi, kata akuntansi berasal dari bahasa inggris yaitu Accounting dan
dalam bahasa arabnya disebut Muhasabah yang berasal dari kata hasaba, hasibu,
muhasabah, atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah yang artinya menimbang,
memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata atau menghisab yakni mnghitung dengan
seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu. Kata Hisab banyak sekali
ditemukan di dalam Al-Quran dengan pengertian yang hampir sama yaitu berujung pada
jumlah dan angka.

Akuntansi syariah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya akuntansi ini
tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menerjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk
ukuran moneter tetapi juga digunakan sebagai metode untuk menjelaskan bagaimana
fenomena ekonomi itu berjalan dalam masyarakat indonesia. Akuntansi Syari'ah termasuk
didalamnya isu yang tidak biasa dipikirkan oleh akuntansi konvensional. Perilaku manusia
diadili di hari kiamat. Akuntansi harus dianggap sebagai salah satu derivasi/hisab yaitu
menganjurkan yang baik dan melarang apa yang jelek.

Menurut sofyan S. Harahap di jelaskan dalam buku akuntansi social ekonomi dan
akuntansi islam halaman 56, akuntansi syariah atau akuntansi islam pada hakekatnya adalah
penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah islam. Definisi akuntansi syariah adalah
penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam (penggunaan sistem nilai islami)
yang secara nyata telah diterapkann pada era Nabi Muhammad SAW, Khulafaurrasyidin dan
pemerintah islam lainnya

Akuntansi syariah menurut pengertiannya ada dua versi:

1. Akuntansi syariah yang secara nyata telah diterapkan pada era


dimana masyarakat menggunakan sistem nilai islami khususnya
pada era Nabi Muhammad SAW, khulafaurrasyidin, dan pemerintah
islam lainnya.
2. Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan
ekonomi dan sosial dikuasai (dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis
yang berbeda dari sistem islam.
B. Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

Akuntansi dalam Islam bukanlah merupakan ilmu yang baru hal ini
dapat di lihat dalam peradaban Islam yang pertama sudah memiliki
Baitul Mal yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai
Bendahara Negara serta menjamin kesejahteraan sosial. Akuntansi
pertama kali dikenal di Indonesia sekitar tahun 1960an, sementara
akuntansi konvensional yang kita pahami dari berbagai literature
menyebutkan bahwa akuntansi pertama kali berkembang di Italia dan
dikembangkan oleh Lucas Pacioli (1494). Pemahaman ini sudah mendarah
daging pada masyarakat akuntan kita. Olehnya itu, ketika banyak ahli
yang mengemukakan pendapat bahwa akuntansi sebenarnya telah
berkembang jauh sebelumnya dan di mulai di arab, akan sulit diterima
oleh masyrakat akuntan. .

Namun perkembangan akuntansi syariah beberapa tahun terakhir


sangat meningkat ini di tandai dengan seringnya kita menemukan
seminar, workshop, diskusi dan berbagai pelatihan yang membahas
berbagai kegiatan ekonomi dan akuntansi Islam, mulai dari perbankan,
asuransi, pegadaian, sampai pada bidang pendidikan semua berlabel
syariah. Namun dokumen tertulis yang menyiratkan dan mencermikan
proses perjuangan perkembangan akuntansi syariah masih sangat
terbatas jumlahnya. Demikian pula dengan sejarah perkembangan
akuntansi syariah di Indonesia. Kekurang tertarikan banyak orang terkait
masalah ini, baik sebagai bagian dari kehidupan penelitian maupun
sebagai sebuah ilmu pengetahuan menjadikan sejarah akuntansi syariah
masih sangat minim di temukan.

Bank syariah sebagai landasan awal perkembangan akuntansi


syariah.Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari proses pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat
Indonesia (BMI) merupakan landasan awal diterapkannya ajaran Islam
menjadi pedoman bermuamalah. Pendirian ini dimulai dengan
serangkaian proses perjuangan sekelompok masyarakat dan para pemikir
Islam dalam upaya mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang
sesuai dengan ajaran agama. Kelompok ini diprakarsai oleh beberapa
orang tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu itu, sekitar tahun 1990-
199.

Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika bank


membuat laporan keuangan. Dimana pada waktu itu proses akuntansi
belumlah mengacu pada akuntansi yang dilandasi syariah Islam. Maka
selanjutnya munculah kebutuhan akan akuntansi syariah Islam. Dan
dalam proses kemunculannya tersebut juga mengalami proses
panjang.Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat
aturan yang tidak terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan,
kebutuhan pengawasan, auditing, kebutuhan pemahaman terhadap
produk-produk syariah dan Iain-Iain. Dengan demikian banyak peneliti
yang meyakini bahwa kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan
praktik akuntansi syariah adalah karena berdirinya bank syariah. Pendirian
bank syariah adalah merupakan salah satu bentuk implementasi ekonomi
Islam.

Dengan demikian, berdasarkan data dokumen, dapat


diinterpretasikan bahwa keberadaan sejarah pemikiran tentang akuntansi
syariah adalah setelah adanya standar akuntansi perbankan syariah,
setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan
bagaimana akuntansi syariah, dan terbentuknya lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi pada akuntansi syariah. Jadi secara historis, keberadaan
akuntansi syariah menjadi baik secara pengetahuan umum maupun
secara teknis. Sebagai catatan, IAI baru membentuk Komite Akuntansi
Syariah di Indonesia.
C. Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia saat ini

Di Indonesia sejak pertama kali tahun 1997, istilah akuntansi syariah diluncurkan,
wacana ini menggema dan berkembang begitu cepat. Bahkan akuntansi Syariah ini membelah
menjadi dua bagian- yaitu akuntansi syariah filosofis teoritis dan akuntansi syariah praktis.
Keduanya eksis secara positif memperkaya khasanah kajian dan praktik Akuntansi Syariah.
Pada tingkatan filosofis teoritis ini wacana difokuskan pada metodelogi bagaimana kita bisa
membanguan dan mengembangkan akuntansi syariah. Wacana ini dimulai dari tujuan
akuntansi syariah itu sendiri, kemudian pada metodologinya dan diteruskan pada
teorinya.Sedangkan Akuntansi syariah praktis adalah akuntansi yang sudah dipraktikkan
dalam dunia nyata. Di Indonesia dan dunia internasional, akuntansi syariah hanya
dipraktikkan di lembaga keuangan syariah, yaitu Bank Syariah. Kemudian, pada tahun 2003
diberlakukan standar akuntansi yang dikenal dengan dengan pernyataan Standar Akuntansi
Keuanagan No. 59 (PSAK No. 59) standar ini adalah standar akuntansi keuangan untuk
perbankan syariah.

Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia dilatarbelakangi oleh perkembangan


lembaga keuangan syariah. Di Indonesia banyak bermunculan lembaga-lembaga keuangan
yang berbasis syariah mengingat banyaknya masyarakat yang beragama Islam. Menurut Bank
Indonesia dalam Outlook Bank Syariah 2013 perkembangan Bank sayariah relatif cukup
tinggi berkisar antara 36%- 58% dengan pertumbuhan asset perbankan syariah mencapai
37% dan total asset mencapai Rp 179 Triliun. Namun perkembangan Akuntansi Syariah
hanya di lembaga keuangan yang berbasis syariah saja sedangkan disektor non lembaga
keuangan seperti perusahaan jasa, perusahaan manufaktur dan perusahaan ritel belum
mengalami perkembangan bahkan terlihat stagnan. Beberapa isu yang mendorong munculnya
akuntansi syariah adalah masalah harmonisasi standar akuntansi internasional di negara-
negara Islam , usulan pemformatan laporan usaha badan Islami (Muhammad, 2003: 77).
Begitu pula dengan kajian ulang filsafat tentang konstruksi etika dalam pengembangan teori
akuntansi sampai pada masalah penilaian (asset) dalam akuntansi. Masalah penting yang
perlu diselesaikan adalah perlunya akuntansi syariah yang dapat menjamin terciptanya
keadilan ekonomi melalui formalisasi prosedur, aktivitas, pengukuran tujuan, kontrol dan
pelaporan yang sesuai dengan prinsip syariah (Muhammad, 2003: 79).
Tahun 1992 sebagai tahun yang bersejarah bagi Ekonomi Syariah dengan ditandai
berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai pioner lembaga keuangan syariah merupakan
tonggak awal yang sangat menentukan, begitu juga Akuntansi Syariah. Pada saat itu
akuntansi syariah belum mendapatkan pengakuan yang jelas dalam PSAK, baru pada tahun
2002 dengan disahkannya PSAK 59 keberadaan Akuntansi Syariah mulai diakui dan
diterapkan dalam lembaga keuangan Syariah. Masalah yang dihadapi dalam penerapan
Akuntansi Syariah saat ini sering terbentur dengan komplik kepentingan antara perusahaan
yang ingin memaksimalkan profit dengan komitmen untuk menerapkan Syariah secara
comprehensive (menyeluruh).
Menurut Iwan Triyuwono dan Gaffikin dikatakan Akuntansi Syariah
merupakan salah satu upaya mendokontyksi akuntansi modern ke dalam
bentuk yang humanis dan sarat nilai.Tujuan diciptakannya akuntansi
syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis,
emansipatoris, transendental, dan teologikal. Dengan cara demikian,
realitas alternatif diharapkan akan dapat membangkitkan kesadaran diri
secara penuh akan kepatuhan dan ketundukan seseorang kepada kuasa
Allah.

Pada tatanan teknis operasional, akuntansi syariah adalah instrumen


yang digunakan untuk menyediakan informasi akuntansi yang berguna
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Selain dari pada itu, kita mendapatkan hal pokok lain dalam
ibadah Islam. Adapun ciri akuntansi syariah adalah :

1. Menggunakan nilai etika sebagai dasar bangunan akuntansi


2. Memberikan arah padastimulasi timbulnya perilaku etis
3. Bersikap adil terhadap semua pihak
4. Menyeimbangkan sifat egoistic dengan altruistik, dan mempunyai
kepedulian terhadap lingkungan

Berdasarkan landasan dan ciri-ciri tersebut di atas, akuntansi syariah


akan mempunyai bentuk yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan
akuntansi konvensional karena melalui ciri-ciri tersebut tercermin sesuatu
akan tanggung jawaban, nilai-nilai sosial dan lebih jelas pada tatanan
teknis, yaitu dalam bentuk laporan keuangan, akuntansi syariah masih
mencari bentuk. dukungan teori yang lengkap dan kuat.

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akuntansi syariah adalah akuntansi yang berorientasi sosial. Artinya


akuntansi ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menerjemahkan
fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga digunakan
sebagai metode untuk menjelaskan bagaimana fenomena ekonomi itu
berjalan dalam masyarakat indonesia.

Berdasarkan sejarah, keberadaan pemikiran tentang akuntansi


syariah adalah setelah adanya standar akuntansi perbankan syariah,
setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan
bagaimana akuntansi syariah, dan terbentuknya lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi pada akuntansi syariah.
Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia saat ini di lihat dari banyak
bermunculan lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah mengingat banyaknya
masyarakat yang beragama Islam. Menurut Bank Indonesia, perkembangan Bank sayariah
relatif cukup tinggi dan dengan pertumbuhan asset perbankan syariah mencapai nilai yang
tinggi juga.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.rumahmakalah.com/2016/07/artikel-akuntansi-syariah-
pendahuluan.html

http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-akuntansi-
syariah.html

http://www.belajarakuntansionline.com/pengertian-akuntansi-syariah-
menurut-para-ahli/

http://penguasanet.blogspot.com/2015/10/sejarah-perkembangan-
akuntansi-syariah.html
http://inibloghesty.blogspot.co.id/2015/02/perkembangan-akuntansi-
syariah-di.html

http://www.ekonomizone.com/akuntansi-syariah-sejarah-dan-
perkembangannya/

Anda mungkin juga menyukai