Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 2

SEJARAH PERKEMBANGAN
AKUNTANSI SYARIAH DAN
PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH
DENGAN KONVENSIONAL
Members Group

PIRDAUS TANGGAP INDRAJATI DINDA SALSABILA MUTTAQIN ZAHRA ANANDA PUTRI


11180820000072 11200820000103 11200820000160 11200820000098

HESTININGRUM LENI SOPIA


11200820000164 11200820000036
Members Group

CHERYNE VEDRA RANANDA SITI AMELIA YUYUN SURYANI


11200820000159 11200820000041 11200820000155
Materi
1 SEJARAH LAHIRNYA AKUNTANSI. 5 KELEMAHAN AKUNTANSI KONVENSIONAL.

2 PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH DI


MASA ROSULULLAH DAN KHALIFAH.
6 KEBUTUHAN AKAN AKUNTANSI ISLAM
MENURUT BERBAGAI AHLI.

PERBEDAAN AKAN AKUNTANSI


3 METODE PENGEMBANGAN AKUNTANSI
SYARIAH.
7 KONVENSIONAL DENGAN AKUNTANSI
SYARIAH.

PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN


4 AKUNTANSI SYARIAH. 8 STUDY CASE.

sejarah lahirnya
akuntansi
Sejarah merupan bagian dari hidup manusia yang tidak bisa di lepaskan. Dengan melihat sejarah kita
dapat melihat masa sekarang dan masa depan dengan lebih baik lagi. Hal tersebut juga berlaku bagi
akuntansi. Akuntansi yang ada saat ini bisa kita pahami melalui pembacaan sejarah akuntansi di masa
lampau. Riset sejarah akuntansi di indonesia memang tidak seramai penelitian lainnya yang
membahas tentang isu-isu kontemporer dalam akuntansi. walaupun demikian penelitian sejaran
akuntansi mulai memiliki perkembangan. Beberapa penelitian tentang sejarah akuntansi. Jika
meninjau penelitian sejarah akuntansi di jurnal-jurnal nasional, kita akan menemukan ada dua sudut
pandang dalam membahas tentang sejarah akuntansi di masa lampau. Dua pendekatan tersebut

adalah pendekatan Tradisional Accouting History dan New Accounting History. Pendekatan tradisional
memandang akuntansi merupakan fenomena teknis yang independen atau berdiri sendiri dan
terpisah dari lingkungan sosial yang dipraktikan sehingga sifatnya historys. Sebaliknya, New Accouting
History memandang bahwa akuntansi merupakan sebuh ilmu pengetahuan yang muncul ,
berkembang dan berubah seiring dengan dinamika lingkungan sosialnya. Dengan menempatkan
akuntansi, pada posisi tersebut, artinya titik tolak dalam melakukan riset akuntansi tidak hanya
terpaku pada pencarian asl-usul ilmu tersebut misalnya saja seperti debit dan kredit tetapi juga
penelitian sejara harus mampu mendeskripsikan interaksi antara dua arah antara lingkungan tempat
akuntansi dipraktikan dengan bentuk akuntansi yang ada pada masa tersebut.
Perkembangan akunatnsi syariah dizaman
rasulullah dan Khalifah
Pada abad ke 7 Rasulullah SAW mendirikan Baitul Maal.
Fungsinya sebagai penyimpanan ketika adanya
pembayaran wajib zakat dan usur (pajak pertanian dari
muslim) dan adanya perluasan wilayah atau jizia yaitu
pajak perlindungan dari non muslim dan juga adanya
kharaj yaitu pajak pertanian dari non muslim.
Akuntansi pada masa ini baru berada pada tahap
penyiapan personal.
Pada zaman khalifah Khulafaur Rasyidin
a Abu Bakar shiddiq
b Umar bin Khatab
c Ustman binAffan
d Ali bin Abi Thalib
Pada Zaman Khalifah Bani Umayyah
Pendiri Khalifah Bani Umayah yaitu Mua’wiyah bin abu sufyan
yang berkuasa dari tahun 661-750 M. Pada masa daulah bani
Umayah, terutama pada masa Kepemimpinan Umar bin Abdul
Aziz. Pada masa pemerintahannya, akuntansi telah
diklasifikasikan pada beberapa spesialis yaitu, akuntansi
peternakan akuntansi pertanian, akuntansi bendahara,
akuntansi mata uang akuntansi konstruksi, dan adanya
pemerikasaan buku atau yang sekarang kita kenal dengan
istilah auditing.
Pada Zaman Khalifah Bani Abbasiyah
Perkembangan sektor pertambangan dan perdagangan
melalui pelabuhan basrah pada masa bani abbasiyah
menjadi alasan semakin majunya istem
pencatatanakuntansi yang dipakai. Hal ini dapat dilihat
dari masyarakat islam yang telah menggunakan 12 buku
akuntansi khusus, diantaranya; Daftarun nafaqat (Buku
pengeluaran), Daftarun Nafaqat Wal Iradat (Buku
pengeluaran dan pemasukan), Daftar Amwalil
Mushadarah (Buku harta sitaan).
Pada Zaman Khalifah Bani Ustmaniyah
Pada masa khalifah ini yang berlangsung dari tahun 1258-
1924 M, Umat islam telah mengenal laporan keuangan
tingkat tinggi. Diantara laporan keuangan yang terkenal
dinegara Islam pada masa itu adalah Al-Khitamah dan Al-
Khitamatul Jami’ah. Al-Khitamah merupakan lapoan
keuangan yang dibuat pada setiap akhir bulan (bulanan).
Laporan keuangan ini berisi pemasukan dan pengeluaran
yang telah dikelompokan sesuai jenisnya, disamping
memuat saldo bulanan. Sedangkan Al-Khitamatul Jami’ah
adalah laporan keuangan yang dibuat oleh seorang
akuntan untuk diberikan kepada orang yang memiliki
jabatan lebih tinggi.
Metodelogi Pengembangan
Akuntansi Syariah
Pendekatan Metodelogi 1 Pendekatan Metodelogi 2
Bahwa pengembangan akuntansi Metodologi ini pada dasarnya mengacu pada
kaidah umum mu’amalah yaitu asal hukum
syariah bersumber dari prinsip ajaran
dalam muamalah adalah mubah kecuali ada dalil
Islam melalui kajian terhadap Al-Quran,
yang mengharamkan. Metodologi ini melakukan
Hadits, fiqh serta praktik-praktik di seleksi-seleksi terhadap teori, konsep, dan
masa pemerintahan Islam yang terkait standar akuntansi konvensional yang tidak
dengan muamalah dan/atau akuntansi bertentangan dengan syariah Islam. Metodologi
kemudian dikonformasikan dengan ini umumnya dianut oleh mereka yang memiliki
konsep akuntansi yang berjalan. keilmuan akuntansi konvensional yang relatif
mapan
pendekatan dalam pengembangan
akuntansi syariah

pendekatan induktif berbasis akuntansi


kontemporer
pendekatan deduktif dari sumber ajaran Islam
pendekatan hybrid
KEBUTUHAN AKAN AKUNTANSI ISLAM MENURUT PARA AHLI

HARAHAP HAMID WAN ISMAIL


WAN YUSOH
Menurut Harahap bahwa akuntansi “Demikian halnya
“Wan Ismail Wan Yusoh (2001 dalam
sebagai aspek penting dalam dunia dengan konstruksi Harahap, 2001:212) mengemukakan
bisnis dianggap telah kehilangan akuntansi konvensional beberapa syaratsebagai dasar-dasar
jati dirinya. Ia menjadi tidak menjadi akuntansi islam akuntansi syari’ah, sebagai berikut: 1)
berdaya dan tidak
mau tergilas oleh (syariah)yang
lahir dari benar (truth) dan sah

valid ), 2)
kapitalis. Karena meskipun pada adil(justice), yang berarti
nilai-nilai budaya
awal kemunculan akuntansi menempatkan sesuatu sesuai dengan
masyarakat dan ajaran peruntukannya, diterapkanterhadap
terbentuk oleh lingkungan, namun syariah Islam yang semua situasi dan tidak bias, harus
ia punya potensi untuk dapat pula dipraktikan dapat memenuhi kebutuhan minimum
berbalik mempengaruhi lingkungan. yang harusdimiliki oleh seseorang, 3)
dalamkehidupan social-
(harahap menuju perumusan teori kebaikan (benevolence/ihsan), harus
ekonomi (Hammed:
akuntansi islam, pustakaquantum, dapat melakukan hal-hal yanglebih
1997).
Jakarta, 2001, hal 38) baik dari standar dan kebiasaan.
PERBEDAAN AKUNTANSI KONVENSIONAL DAN AKUNTANSI SYARIAH
TAHERI
Perbedaan mendasar antara kapitalis dengan syariah adalah dalam prinsip kepemilikan. Asset dalam
kepemilikan akuntansi konvensional mutlak sebagai milik pribadi. Kepemilikan publik bila diperlukan untuk
kebutuhan sosial saja. Sedangkan dalam Islam asset (kekayaan) harus tersebar disemua lapisan
masyarakat dan tidak dikuasai secara monopoli. Allah berfirman (Al-Hasyr : 7):
“Harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu”.

BAYDOUN DAN WILLET


Tujuan decision usefulness dalam pendekatan ini
dinyatakan dalam AAOIFI dalam SFA nomor 1 paragraf 25:
“. . . to assist users of these reports in making decisions.”
Tujuan stewardship yang dinyatakan oleh AAOIFI dalam SFA nomor 1 paragraf 33−34:
“ . . to contribute to the safeguarding of the assets and to the enhancement of the managerial & productive
capabilities of the institutions.”
PERBEDAAN AKUNTANSI KONVENSIONAL DAN AKUNTANSI SYARIAH
HANIFFA
Kerangka konseptual akuntansi syariah dikembangkan menggunakan pinsip dasar paradigma syariah (the
fundamental of the shari’ah paradigm) sebagaimana dikemukakan oleh Haniffa (2001: 11)
1. Dimensi Mikro Prinsip Dasar Paradigma Syariah: Beriman kepada Allah dan Rosul
2. Dimensi Makro Prinsip Dasar Paradigma Syariah: meliputi wilayah politik, ekonomi dan sosial. Dalam
dimensi politik, menjunjung tinggi musyawarah dan kerjasama. Sedangkan dalam dimensi ekonomi,
melakukan usaha yang halal, mematuhi larangan bunga, dan memenuhi kewajiban zakat. Selanjutnya
dalam dimensi sosial yaitu mengutamakan kepentingan umum dan amanah.

IWAN TRIYUWONO
“The use of zakat oriented accounting would result in a more Islamic organization.” (Triyuwono, 2000).
PERBEDAAN AKUNTANSI KONVENSIONAL DAN AKUNTANSI SYARIAH
BAYDOUN DAN HANIFFA IWAN TRIYUWONO
TAHERI WILLET
ASSETS TUJUAN PRINSIP ZAKAT
1. Pengambilan
DASAR “The use of zakat
Al-Hasyr ayat 7:
“Harta itu jangan keputusan (decision PARADIGMA oriented accounting

beredar diantara

orang- usefulness)

SYARIAH

would result in a more


Islamic organization.”

orang kaya saja diantara 2. Memelihara 1. Beriman kepada (Triyuwono, 2000).


kamu”. kekayaan institusi Allah dan Rosul
(stewardship). 2. Meliputi wilayah
politik, ekonomi dan
sosial
KELEMAHAN AKUNTANSI KONVENSIONAL

Praktik bebas nilai yang terpisah dari nilai


SEKULER
spiritual

Informasi ang disajikan hanyalah informasi


MATERIALISTIK
yang bernilai moneter atau nilai material

Hanya berfokus pada kepentingan


EGOISTIK
shareholder tanpa memerhatikan pihak lain

hanya menyajikan informasi kuantitatif


KUANTITATIF
tanpa menyajikan informasi kualitatif
KASUS
1. Rendahnya tingkat Literatur
Masyarakat
2. Labeling yang menghambat
kemajuan Masyarakat
3. Menganggap perbankan
konvensional lebih menguntungkan
dan menghiraukan konsep bebas
riba yang sesuai syariat agama
Solusi
1. Pemahaman berbasis teknologi terkait kelebihan dan kekurangan
dari perbankan syariah
2. memaksimalkan sosial media untuk meningkatkan eksistensi
perbankan syariah
3. Merubah cara pandang masyarakat terkait label perbankan syariah
hanya untuk orang islam, orang tua dan berilmu saja
4. Melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat dengan
memberikan pemahaman jika perbankan syariah bebas riba dan
sesuai dengan syariat islam.
5. Menginformasikan bahwa bank syariah melayani seluruh
masyarakat dengan pelayanan yang sama serta memberikan
fasilitas yang sama dengan perbankan konvensional.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai