Anda di halaman 1dari 16

ETIKA DAN AKUNTANSI ISLAM :

TELAAH ATAS Q.S. AL-BAQARAH 282

Fauzan1, Sulistyo2
1
Universti Utara Malaysia
2
Universitas Kanjuruhan Malang
E-mail : fauzan@unikama.ac.id

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji etika dan akuntansi Islam sebagai hasil telaah atas ajaran-
ajaran al-Qur’an khususnya Q.S. Al-Baqarah ayat 282. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-
deskriftif, pendekatan ini menitikberatkan pada pemahaman, pemikiran, dan persepsi peneliti. Sumber
penelitian literer, tehnik pengumpulan datanya dengan library research. Adapun sumber datanya adalah
al-Qur’an. Tehnik analisis data yang digunakan adalah content analysis. Materi yang dikaji adalah QS.
Al-Baqarah ayat 282. Hasil dari kajian yang telah dilakukan mengemukakan bahwa QS. Al-Baqarah ayat
282 erat kaitannya dengan etika dan akuntansi Islam, khususnya terkait dengan manajemen utang-piutang.
Implementasi ajaran al-Qur’an khususnya QS. Al-Baqarah ayat 282 menjadi salah satu model dari etika
dan akuntansi Islam.
Kata kunci : etika, akuntansi islam, al-baqarah 282

PENDAHULUAN yang telah diatur oleh dienull islam. Ada dan


Islam merupakan agama yang memiliki tiadanya seseorang dalam Islam diukur dengan
pandangan hidup yang komprehensif atau seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh
lengkap berlandaskan pada ajaran-ajaran al- umat dengan kehadiran dirinya (Sutianto,
Quran dan sunnah nabi (al-hadist). Didalamnya 2006). “Sebaik-baiknya manusia di antara
berisi tentang masalah ketuhanan, ibadah, kalian adalah yang paling banyak memberikan
muammalah, etika dan akhlak. Kandungan al- manfaat kepada orang lain (al-Hadist)”. Oleh
Quran memberikan jawaban terhadap problem- karena itu, tidak dipandang berarti (dipandang
problem dalam berbagai akt ivit as dan hidup) ketika seseorang melupakan dan
kehidupan masyarakat. Pedoman hidup yang meninggalkan kewajiban-kewajiban yang telah
sempurna dan tiada keraguan di dalamnya (QS. diatur Islam.
2:2) Seorang Muslim dituntut untuk senan-
Hidup dalam pandangan Islam adalah tiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga
kebermaknaan dalam kualitas secara berke- eksistensinya bermakna dan bermanfaat di
sinambungan dari kehidupan dunia sampai hadapan Allah SWT, yang pada akhirnya
akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi mencapai derajat Al-hayat Al-thoyyibah (hidup
lingkungan. Hidup seseorang dalam Islam yang diliputi kebaikan, Q.S. 16:97). Untuk
diukur dengan seberapa besar ia melaksanakan mencapai derajat tersebut maka setiap muslim
kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup diwajibkan beribadah, bekerja, berkarya

40 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
berinovasi atau dengan kata lain beramal saleh. Wahai orang-orang yang beriman,
Sebab esensi hidup itu sendiri adalah bergerak apabila engkau bermu’amalah tidak
(Al-Hayat) kehendak untuk mencipta (Al- secara tunai untuk waktu yang diten-
Khoolik), dorongan untuk memberi yang tukan, hendaklah kamu menuliskannya.
terbaik (Al-Wahhaab) serta semangat untuk Dan hendaklah seorang penulis diantara
menjawab tantangan zaman (Al-Waajid) kamu menulis dengan benar (QS 2:282).
(Sutianto, 2006). Masyarakat yang memiliki
semangat (ghiroh) untuk mencapai derajat
hidup yang diliput i dengan kebaikan. Akuntansi bukanlah ilmu baru bagi
Masyarakat yang beraktivitas sejalan dengan ummat manusia. Sejarah mencatat bahwa
nilai-nilai tuntunan Allah dan rasulnya (al- akuntansi sudah ada dan diperaktekkan sejak
ma’ruf) dan mencegah kemungkaran, akan sekitar 8000 tahun sebelum Masehi (Adnan,
melahirkan masyarakat yang menjunjung tinggi 2005). Dalam pengertian yang sederhana,
nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadist. akuntansi dapat dipahami sebagai kegiatan
Islam sebagai agama, melalui al-Qur’an pencatatan kegiatan usaha bisnis, baik komer-
dan al-Hadist telah memberikan pedoman dan sial ataupun bukan, untuk tujuan tertentu. Maha
petunjuk yang lengkap dan sempurna kepada suci Allah yang secara tegas menegaskan
manusia sebagai khalifatullah fil ard dalam pentingnya akuntansi bagi kegiatan manusia,
berbagai aktivitas kehidupan, baik itu seperti dalam firman Allah diatas.
hubungannya dengan Allah (hablun minallah Status keuangan dalam dunia bisnis
- ibadah) serta hubungan antar manusia (hablun menjadi tolak ukur pasti dalam mengatur
min an-nass – muammalah). Sebagaimana perusahaan. Dan teori akuntansi dikembangkan
dalam bidang ekonomi, Islampun sebagai berdasarkan asas prinsip dan asumsi. Standar
agama yang lengkap dan sempurna sudah perilaku menjadi dasar penilaian benar atau
menyediakan seperangkat aturan atau ketentuan salahnya, jujur atau tidak jujurnya, adil atau
yang akan membawa ummat Islam pada tidak adilnya seseorang, adalah etika (Triyu-
kemenangan. Meskipun, pada realitasnya
wono, 2012). Tidak lepas dari prinsip, teori
pelaksanaan konsep ajaran Islam dalam
akuntansi harus dilengkapi asumsi dasar
aktivitas ekonomi belum sepenuhnya meme-
sebagai pengembangan proses akuntansi.
nuhi ketentuan yang berlaku, dan masih banyak
Berdasarkan asas pembangunan akuntansi yang
yang menyangkal dan meragukan akan
kebenarannya, sehingga seakan-akan muncul terdiri dari etika, prinsip akuntansi yang berlaku
kesan bahwa konsep-konsep yang ditawarkan secara umum serta asumsi mengatur aktifitas
tersebut tidak workable dan penuh kekurangan akuntansi agar mencapai standarisasi dalam
(Adnan, 2002). melaporkan keuangan, dengan maksud
Selain konsep ekonomi secara umum, berprilaku etis (Triyuwono, 2002).
Islam juga memberikan pedoman dan petunjuk Nilai-nilai yang berlandaskan pada al-
yang lengkap khususnya mengenai pencatatan Qur’an dan al-Hadist diperlukan dalam praktek
dan pembukuan berbagai aktivitas yang terjadi akuntansi, karena tidak sedikit perilaku pe-
dalam perusahaan, yang dikenal dengan nyimpangan dalam sebuah aktivitas perusahaan
akuntansi. Surat Al-Baqarah ayat 282 adalah berawal dari benar atau tidaknya pencatatan dan
salah satu contoh dari konsep-konsep Islam pembukuan yang dilakukan. Prinsip pencatatan
yang ditawarkan dalam kegiatan pencatatan dan pembukuan dalam akuntansi yang sesuai
dalam bermu’amalah atau dewasa ini dikenal dengan aturan yang ditetapkan Allah SWT dan
dengan istilah akuntansi. dilandasi oleh nilai-nilai ajaran al-Qur’an dan

PROSIDING 41
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
al-Hadist ini yang saat ini dikenal dengan persoalan yang cukup mendasar dalam menyi-
Akuntansi Islam (syari’ah) (Nurhayati & kapi perilaku akuntan. Hal ini sangat penting
Wasilah, 2008). karena aktivitas seorang akuntan tidak semata-
Seiring dengan perkembangan entitas mata untuk kepentingan pribadi, tetapi juga
syari’ah baik di Indonesia maupun di negara untuk kepentingan publik. Karena korelasi ini,
lain, berimbas juga pada kerja akuntansi. profesi akuntan memang sudah seharusnya
Karena bentuk akuntansi disatu sisi dipengaruhi dikaitkan secara hokum, sehingga punya kon-
oleh lingkungannya dan disisi yang lain sekuensi yang bisa dipertanggungjawabkan di
akuntansi juga mempengaruhi lingkungannya. muka pengadilan jika terjadi penyimpangan
Disinilah peran seorang akuntan untuk me- secara sengaja dalam pekerjaannya. Hal ini
lakukan pengembangan ilmu akuntansi dan lebih jelas ketika hanya dikaitkan secara moral
mengawal penerapan akuntansi syari’ah dalam atau etis yang tingkat ketaatannya sangat ber-
tataran praktek. Menjadi eorang akuntan yang gantung pada kesadaran pribadi yang bersang-
taat pada aturan-aturan yang telah ditetapkan kutan. Masalahnya, sifat ketaatan yang bersifat
oleh Allah SWT (syari’ah) adalah pilihan subjektif ini menjadikan proporsi keterikatan
hidup. Akuntansi syariah saat ini sudah ber- relatif rendah (Karim, 2001).
kembang dan menjadi lahan pekerjaan. Namun Pemaksaan hukum dalam etika akuntan
pilihan tersebut sangat dipengaruhi oleh memang masih dapat diperdebatkan, tapi dalam
persepsi yang dibangun dalam diri seorang rangka mencegah penyalahgunaan profesi,
akuntan. Menurut An-Nabhani (2001) manusia pemberian sanksi hukum sangat penting untuk
selalu mengatur tingkah lakunya (termasuk dilakukan. Meski demikian upaya ini relatif
pilihan-pilihannya) di dalam kehidupan, sesuai masih dipertanyakan hasilnya, sebab yang akan
dengan pemahaman atau persepsi yang berjuang untuk menentangnya bukan hanya
dimiliki. profesional akuntansi, tapi juga banyak kala-
Dalam kaitan pembangunan ekonomi ngan seperti para birokrat yang korup. Mereka
atau lebih khusus dalam perspektif bisnis, peran mempunyai kepentingan besar untuk berkolusi
akuntan sungguh sangat bermakna sebab dengan para akuntan yang tidak beretika.
langkah kerjanya ikut menentukan hasil Menurut Karim (2001) mereka akan melakukan
akhirnya. Jika sejak awal seorang akuntan berbagai cara untuk mempertahankan praktek
bekerja dengan dilandasi prinsip kejujuran, kerja akuntansi yang jauh dari nilai-nilai etika
maka hasil akhirnya akan mencapai kondisi atau moral.
yang diharapkan. Kejujuran kerja akuntan jelas Ajaran Islam merupakan ajaran normatif.
akan menciptakan efesiensi, terutama dalam Oleh karenanya, dalam kaitan pencatatan dan
pendanaan. Sebaliknya, jika ia melakukan pembukuan, para pemeluknya diharuskan
kecurangan  untuk menaikkan angka yang tidak untuk melakukan pencatatan akuntansi yang
susuai dengan plafonnya (window dressing), baik dan benar sesuai dengan fakta. Hal itu
yang terjadi bukan hanya pembengkakan dijelaskan dengan rinci dan jelas dan dapat
jumlah nilai proyek pembiayaan, tetapi ke- dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai
mungkinan penyalahgunaan (korupsi). Tinda- dengan fakta Al-Quran serta argumen rasional.
kan ilegal ini bagian integral yang pasti Melalui paper ini, penulis mengkaji Surat
dilakukan sebagai tindak lanjut pemesanan Al-Baqarah ayat 282 sebagai landasan dan
terhadap sang akuntan (Karim, 2001). sudut pandang untuk memahami konsep etika
Kajian mengenai moral yang sering dan akuntansi Islam. Al-Qur’an dijadikan
diterjemahkan dalam kata etika menjadi sebagai teman untuk berdialog, dengan

42 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
mengajukan persoalan dan menemukan tahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
jawabannya. Sehingga ajaran Islam bukanlah Menurut Verkyuil, perkataan etika berasal dari
sekedar undang-undang normatif belaka perkataan ethos sehingga muncul kata-kata
melainkan sumber kesejahteraan dunia akhirat etika. Perkataan ethos dapat diartikan sebagai
bagi siapapun yang menerapkannya. kesusilaan, perasaan batin atau kecenderungan
Islam harus diaktualisasikan demi men- hati seseorang untuk berbuat kebaikan.
ciptakan moral. Seorang akuntan harus berfikir Sedangkan menurut James J. Spillane SJ, etika
dan bertindak dalam bentuk ilmu dan praktik. memperhatikan atau mempertimbangkan ting-
Harus memasukkan hati nurani dalam setiap kah laku manusia dalam pengambilan keputu-
langkah pencatatan dengan adil agar terjadi san moral. Etika mengarahkan atau meng-
proses akuntansi yang ideal. Tujuan dari hubungkan penggunaan akal budi individual
penyusunan paper ini adalah upaya untuk dengan objektivitas untuk menentuka kebe-
mewujudkan masyarakat islam Indonesia yang naran atau kesalahan dan tingkah laku
taat agama, maju, sejahtera, dan toleran dalam seseorang terhadap orang lain (Bertens, 2000).
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam satu Menurut Ya’kub (1983), etika ialah ilmu
naungan republik Indonesia. Kemudian, yang menyelidiki mana yang baik dan mana
pembahasan yang akan diadopsi penulis adalah yang buruk dan memperlihatkan amal
penerapan nilai-nilai islam dalam ruang perbuiatan manusia sejauh yang dapat diketahui
muamalah dan akhlaq khususnya pada bidang oleh akal pikiran. Etika dapat dijelaskan dengan
akuntansi dan etika. membedakan dengan tiga arti, yaitu (1) ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
KAJIAN TEORITIS tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) (2)
Etika kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak (3) nilai mengenai benar dan
Akar kata etika adalah etos berasal dari salah yang dianut suatu golongan atau masya-
bahasa Yunani “ethos” yang berarti watak, rakat.
karakter. Tasmara (1995) memaknai ethos
dengan sesuatu yang diyakini, cara berbuat, Akuntansi Islam (syari’ah)
sikap serta persepsi terhadap nilai bekerja.
Echols dan Shadily (2005) memaknai ethos Secara umum, teori akuntansi (account-
adalah karakteristik, sikap, kebiasaan, atau ing theory) dalam akuntansi konvensional
kepercayaan dan seterusnya yang bersifat membagi akuntansi menjadi dua kelompok
khusus tentang seorang individu atau seke- besar, yaitu akuntansi keuangan (financial
lompok orang atau manusia. Secara termino- accounting) dan akuntansi manajemen (man-
logis, ethos digunakan dalam tiga pengertian, agement accounting). Menurut Belkaoui (1996)
yaitu: (1) suatu aturan umum atau cara hidup, teori akuntansi merupakan suatu sistem yang
(2) suatu tatanan dari perilaku, (3) penyelidikan koheren pada tujuan (objectives) dan asumsi
tentang jalan hidup dan seperanngkat aturan (assumptions) yang memerlukan perumusan
tingkah laku (Bertens, 2000). standar yang berisi sesuai kondisi, fungsi, dan
Dari kata ethos, terbentuklah kata ethic cakupan pelaporan keuangan (financial state-
yaitu pedoman, moral dan perilaku, atau ments) beserta teknik praktisnya (Harahap,
dikenal pula etiket yaitu cara bersopan santun 2001). Dengan kata lain, hal ini memerlukan
(Suseno, 1987). Menurut Kamus Umum proses penyusunan standar (standard-setting
Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu penge- process) atau prinsip-prinsip akuntansi yang

PROSIDING 43
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
diterima secara umum (generally accepted ac- 1970 AICPA membuat Statement of the Ac-
counting principles), yaitu, kaidah, aturan, dan counting Principle Board No. 4 yang menyata-
prosedur yang menerangkan praktik akutansi kan bahwa akuntansi adalah aktivitas jasa.
pada waktu tertentu, terutama di Amerika Fungsinya adalah memberikan informasi
Serikat dan menyediakan suatu standart dengan kuantitatif, terutama informasi keuangan,
cara para pembentuk opini-opini akuntan tentang entitas bisnis yang dimaksudkan dapat
publik profesional berkenaan dengan laporan berguna dalam membuat keputusan-keputusan
keuangan yang diperiksanya. Kaidah ini harus ekonomi dalam membuat pilihan-pilihan yang
menjadi acuan umum untuk mengembangkan rasional diantara beberapa alternatif tindakan
teori akuntansi yang dapat diterima secara (Triyuwono, 2006).
umum atau universal. Adapun kata syari’ah dari sisi etimologi
Belkaoui (1996) juga menegaskan, memiliki arti jalan yang ditempuh atau garis
bahwa teori akuntansi berkembang dan dikem- yang seharusnya dilalui, sedangkan secara
bangkan dalam asumsi yang berbeda-beda pada terminologi, syari’ah diartikan sebagai pokok-
praktiknya menurut para pemikir/penulis pokok aturan hukum yang digariskan oleh Al-
akuntansi (writers), para peneliti (researchers), lah SWT untuk dipatuhi dan dilalui oleh
maupun para praktisi (practitioners), sehingga seorang muslim dalam menjalani aktivitas
akuntansi dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu: (1) hidupnya (ibadah) di dunia (Triyuwono,
berbagai paradigma, model, maupun frame- 2000b). Ikatan Akuntan Indonesia (2007)
works yang berbeda yang berlomba untuk mengemukakan bahwa syari’ah merupakan
membentuk model akuntansi yang paling benar. ketentuan hukum islam yang mengatur aktivitas
(2) Kepentingan tetap dari pihak-pihak tertentu umat manusia yang berisi perintah atau
(vested interest groups) telah mendominasi larangan, baik yang menyangkut hubungan
pendapat sehingga membentuk suatu para- interaksi horizontal dengan sesama makhluq.
digma yang dianggap benar secara umum. Dan Prinsip syariah yang berlaku umum dalam
(3) adanya suatu politisasi (gradual politici- kegiatan muammalah (transaksi syari’ah)
zation) yang terus menerus mempengaruhi mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan
proses penyusunan standar. pemangku kepentingan (stakeholder) entitas
Akuntansi Islam (syari’ah) dapat yang melakukan transaksi syariah. Adapun
dijelaskan melalui akar kata yang dimilikinya Nurhayati (2007) menyatakan bahwa akuntansi
yakni akuntansi dan syari’ah. Mengacu pada syari’ah dapat diartikan sebagai proses
terminology dari AICPA (1953) menyatakan akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai
bahwa akunt ansi adalah seni mencatat, dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Al-
mengklasifikasikan dan meringkas dalam lah SWT.
bentuk yang berarti dan dalam unit uang tentang Menurut Muhammad (2008) paradigma
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang akuntansi syari’ah yang dikembangkan tidak
memiliki sifat keuangan dan menginterpre- bisa dilepaskan dari kepercayaan seorang Mus-
tasikan hasil-hasilnya. Kemudian pada tahun lim. Paradigma syari’ah dapat divisualisasikan
sebagai berikut

44 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Gambar 1. Paradigma Syari’ah (Muhammad, 2008)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia menolong. Syari’ah menjunjung tinggi nilai


(2007) syari’ah berlandaskan pada paradigma demokrasi dan nilai kebersamaan dalam
dasar bahwa alam semesta diciptakan oleh memperoleh manfaat (sharing economics)
Tuhan sebagai amanah dan sarana kebahagiaan sehingga seseorang tidak boleh mendapat
hidup bagi seluruh umat untuk mencapai keuntungan diat as kerugian orang lain.
kesejahteraan hakiki secara material dan spiri- Ukhuwah dalam transaksi syari’ah berdasarkan
tual. Paradigma dasar ini menekankan setiap pada prinsip saling mengenal (ta’aruf), saling
aktivitas umat manusia memiliki akuntabilitas memahami (tafahum), saling tolong menolong
dan nilai ilahiah yang menempatkan perangkat (ta’awun), saling menjamin (takaful), dan
syari’ah dan akhlaq sebagai parameter baik dan saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf). (2)
buruk, benar dan salah aktivitas usaha. Para- Keadilan (‘adalah), esensinya menempatkan
digma ini akan membentuk integritas yang sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan
membantu terbentuknya karakter tata kelola sesuatu hanya pada yang berhak serta mem-
yang baik (good governance) dan disiplin pasar perlakukan sesuatu sesuai dengan posisinya.
(market discipline) yang baik. Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha
Nilai-nilai syari’ah berasaskan pada berupa aturan prinsip muamalah yang melarang
prinsip: (1) persaudaraan (ukhuwah), pada adanya unsur: riba, kezaliman, maysir, gharah,
esensinya merupakan nilai universal yang dan haram. (3) Kemaslahatan (maslahah),
menata interaksi sosial dan harmonisasi esensinya merupakan segala bentuk kebaikan
kepentingan para pihak untuk kemanfaatan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
secara umum dengan semangat saling tolong ukhrawi, material dan spiritual serta individual

PROSIDING 45
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
dan kolektif. Kemaslahatan harus memenuhi data-datanya adalah library research (Muhadjir,
secara keseluruhan unsur-unsur yang menjadi 1998; Zed, 2004). Dalam konteks ini, ada dua
tujuan ketetapan syari’ah (maqasid syariah) sumber data yang dihimpun oleh peneliti untuk
yaitu berupa pemeliharaan terhadap akidah, memperoleh data-data penelitian tersebut, yaitu
keimanan, dan ketaqwaan (dien), akal (aql), ; sumber primer dan skunder. Adapun yang
keturunan (nasl), jiwa dan keselamatan (nafs), menjadi sumber data primer dalam penelitian
dan harta benda (maal). (4) Keseimbangan ini adalah al-Quran serta terjemahan kitab tafsir,
(tawazun), esensinya meliputi keseimbangan diantaranya Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-
aspek material dan spiritual, aspek privat dan Maraghi dan Tafsir al-Mishbah karya M.
publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis Quraish Shihab sebagai representatif dari tafsir
dan sosial, keseimbangan aspek pemanfaatan yang bercorak adab ijtima’i (sosial). Sumber
dan pelestarian. Transaksi syari’ah tidak hanya data skunder dari penelitian ini berupa kitab-
menekankan pada maksimalisasi keuntungan kitab tafsir yang lain serta buku-buku umum
perusahaan semata untuk kepentingan pemilik yang membahas tentang etika dan akuntansi
(shareholder), tetapi pada semua pihak yang Islam, demikian juga beberapa artikel akuntansi
dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan khususnya berkenaan dengan akuntansi Islam.
ekonomi (stakeholder). (5) Universalisme Sesuai dengan objek penelitian yang
(syumuliyah), esensinya dapat dilakukan oleh, bersifat literer, maka peneliti menggunakan
dengan, dan semua pihak yang berkepentingan metode content analysis (analisis isi). Content
(stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, analysis adalah metode analisis tentang isi
ras dan golongan, sesuai dengan semangat pesan suatu komunikasi. Yang dimaksud
kerahmatan bagi semest a (rahmatan lil dengan isi pesan suatu komunikasi di sini
‘alamin) (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007). adalah isi atau pesan dari sumber-sumber data
yang telah diperoleh oleh peneliti (Moehadjir,
METODE PENELITIAN 1998). Untuk menganalisis data-data yang ada,
Jenis penelitian ini adalah penelitian dari data yang diperoleh tersebut peneliti
kualitatif, yaitu data penelitian berupa data non berusaha mengungkap hal-hal yang berkaitan
statistik (Nazir, 2008). Dalam data kualitatif, dengan tujuan penelitian, yakni dengan
penelitian difokuskan untuk memahami feno- menelaah dan menganalisis isi kandungan ayat
mena secara holistik tentang apa yang dialami yang berkenaan dengan etika dan akuntansi Is-
oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, lam, untuk memperoleh pemahaman yang
persepsi, motivasi, tindakan, dengan cara komprehensif berkenaan dengan konsep etika
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan akuntansi Islam dalam perspektif al-
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan Qur’an. Teknik Analisa tersebut juga melalui
memanfaatkan berbagai metode alamiah aspek kebahasaan, serta konteks sosio-historis
(Moleong, 2006). Pendekatan ini menitikberat- (asbab al-nuzul)
kan pada pemahaman, pemikiran dan persepsi Penelitian ini mengkaji salah satu ayat
peneliti. dalam al-Qur’an yaitu Surat Al-Baqarah ayat
Adapun fokus pada penelitian ini ber- 282, yang menjadi salah satu dasar dari konsep
kenaan dengan penafsiran terhadap ayat-ayat etika dan akuntansi Islam. Kalimat yang tertulis
tentang etika dan akuntansi Islam. Sumber dalam surat Al-Baqarah ayat 282, yang atinya :
penelitian ini adalah literer (pustaka), maka Wahai orang-orang yang beriman!
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan Apabila kamu melakukan utang piutang

46 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah Kalimat dalam surat al-Baqarah 282
kamu menuliskannya. Dan hendaklah tersebut yang menjadi dasar untuk dipahami,
seorang penulis diantara kamu me- dipikirkan dan dipersepsikan oleh peneliti.
nuliskannya dengan benar. Janganlah
penulis menolak untuk menuliskannya HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagaimana Allah telah mengajarkan Islam adalah sisem nilai dan tata cara dan
kepadanya, maka hendaklah dia me- praktek hidup. Islam memiliki nilai-nilai
nuliskan. Dan hendaklah orang yang tertentu yang mengatur dan membatasi gerak
berutang itu mendiktekan, dan hendaklah langkah manusia dalam hidupnya. Tata cara dan
dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, konsep hidup itu bukan sekedar bertujuan untuk
dan janganlah dia mengurangi sedikitpun membatasi gerak dan aktivitas manusia. akan
dari padanya. Jika yang berutang itu or- tetapi segala bentuk peraturan tersebut dalam
ang yang kurang akalnya atau lemah (ke- rangka untuk menjamin kebahagiaan individu
adaannya), atau tidak mampu men- tersebut di dunia dan di akhirat, ketertiban,
diktekan sendiri, maka hendaklah kelancaran semua makhluk hidup. Karena
walinya mendiktekannya dengan benar. semua makhluk hidup di dunia ini saling ber-
Dan persaksikanlah dengan dua orang gantung satu sama lain dan saling berhubungan
saksi laki-laki diantara kamu. Jika tidak erat.
ada (saksi) dua orang laki-laki, maka Nilai-nilai Islami dalam konteks ini
(boleh) seorang laki-laki dan dua orang dianggap merujuk pada semua faktor sosial,
perempuan diantara orang-orang yang politik, dan faktor lain yang mempengaruhi
kamu sukai dari para saksi (yang ada), perilaku individu. Oleh karena itu, agama sudah
agar jika yang seorang lupa maka yang diakui dan dianggap termasuk salah satu faktor
seorang lagi mengingatkannya. Dan tersebut. Sayangnya pengaruhnya terhadap
janganlah saksi-saksi itu menolak apabila pengembangan akuntansi dan struktur bisnis
dipanggil. Dan janganlah kamu bosan belum terlalu dibahas secara mendalam. Agama
menuliskannya, untuk batas waktunya memiliki potensi untuk diterima bukan hanya
baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang di satu daerah atau di suatu negara, melainkan
demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih melampaui negara. Memang ini akan sulit
dapat menguatkan kesaksian, dan lebih menjelaskannya karena setiap negara memiliki
mendekatkan kamu kepada ketidak- karakteristiknya sendiri-sendiri.
raguan, kecuali jika hal itu merupakan
perdagangan tunai yang kamu jalankan Akuntansi Islam : Sebuah Harapan
diantara kamu, maka tidak ada dosa bagi
kamu jika kamu tidak menuliskannya. Kecenderungan konsep akuntansi dari
Dan ambillah saksi apabila kamu berjual sudut pandang Islam, bukanlah sesuatu yang
beli, dan janganlah penulis dipersulit dan baru (Harahap, 1992). Sudah banyak kajian dan
begitu juga saksi. Jika kamu lakukan penelitian mengenai akuntansi islam. Teori dan
(yang demikian), maka sungguh, hal itu praktik akuntansi islam (syariah) seiring sejalan
suatu kefasikan pada kamu. Dan ber- dengan perkembangan teori dan praktik
taqwalah kepada Allah, Allah mem- ekonomi Islam. Akuntansi Islam (syari’ah)
berikan pengajaran kepadamu, dan Allah merupakan ilmu akuntansi atau akuntabilitas
Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. segala aset-aset dan aktivitas ekonomis suatu
Al-Baqarah 282) bisnis individu atau kelompok atau perusahaan

PROSIDING 47
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
yang bersumber hukum al-Qur’an dan as- bangan Islam, sangat menakjubkan. (5) Kebu-
Sunnah untuk mencapai kekayaan at au tuhan akan pencatatan, pertanggungjawaban,
kemakmuran yang sebenarnya atau ‘Falah’ dan pengawasan harta umat misalnya dalam
(Triyuwono, 2000a). Para ahli keuangan dan Baitu al-Mall atau keyakinan milik umat Islam
akuntansi syari’ah di Indonesia sepakat bahwa dan organisasinya.
akuntansi syari’ah bukan merupakan ‘tambal Harahap (2001) mengemukakan bahwa
sulam’ atau manipulasi dan rekayasa dari akuntansi Islam itu pasti ada. Ia menggunakan
akuntansi konvensional (Harahap, 1992; metode perbandingan antara konsep syariat Is-
Muhmamad, 2008; Triyuwono, 2002). lam yang relevan dengan konsep dan prinsip
Pada dasarnya akunt ansi syari’ah akuntansi kontemporer itu sendiri. Ia menyim-
mengakui pendapat logis universal yang sesuai pulkan bahwa nilai-nilai Islam ada dalam
dengan hakekat kebenaran yang bersumber al- akuntansi dan akuntansi ada dalam struktur
Qur’an dan as-Sunnah, dimana akuntabilitas hukum dan mu’amalat Islam. Hamid et.al
proses binis (business process) dan hasil bisnis (1993) mengemukakan, bahwa, (1) Islam
(business result) dari aktivitas ekonomi secara sebagai agama yang memiliki aturan-aturan
penuh mengutamakan pada tercapainya nilai khusus dalam sistem ekonomi keuangan pasti
keadilan (fairness fully) untuk kemakmuran memerlukan teori akuntansi yang khusus pula
umat manusia. Hal tersebut menunjukkan yang dapat mengakomodasikan ketentuan
bahwa akuntansi syariah tidak berbasis faham syariah itu. (2) Aspek budaya yang bersifat lokal
kapitalis dan sosialis. Akuntansi syari’ah juga sangat banyak mempengaruhi perkembangan
mengakui prinsip-prinsip dasar (primary prin- akuntansi, maka Islam sebagai agama yang
ciples), persamaan Akuntansi (accounting melampaui batas negara tidak boleh diabaikan.
equation), dan laporan keuangan (financial Islam dapat mendorong internasionalisasi dan
statements). harmonisasi akuntansi.
Menurut Harahap (2001) munculnya
akuntansi Islam ini didorong oleh berbagai hal Surat Al-Baqoroh Ayat 282 : Sebuah Konsep
sebagai berikut: (1) Meningkatnya tingkat Sosial (mu’ammalah) dalam Islam
keberagamaan (religiousity) masyarakat. (2) Untuk kepentingan kajian, penulis akan
Meningkatnya tuntutan kepada etika dan menafsirkan ayat tentang konsepsi ber-
tanggungjawab sosial yang selama ini tampak muamalah  yang tertuang dalam al-Quran Surat
diabaikan oleh akuntansi konvensional. (3) Al – Baqarah ayat 282. Dalam penafsiran ini,
Semakin melambatnya penanganan lembaga penulis merujuk dari beberapa kitab terjemahan
yang bertanggungjawab dalam mengantisipasi tafsir al-Qur’an diantaranya tafsir Ibnu Katsir,
atau menindaklanjuti tuntutan masyarakat tafsir al-Maraghi, tafsir al-Azhar, dan tafsir al-
khususnya mengenai penekanan pada keadilan, Misbah. Selain itu, untuk memahami lebih
kebenaran dan kejujuran. (4) Resurjensi Islam dalam ayat yang dimaksud, kajian ini meli-
khususnya kaum terpelajar yang merasakan batkan disiplin ilmu yang lain seperti sosiologi,
banyak kekurangan dalam akuntansi Barat. psikologi dan khususnya keilmuan akuntansi
Resurjensi Islam ini sebagaimana yang dike- dan etika.
mukakan oleh Naisbitt (1995) bahwa Kebang- Surat Al-Baqoroh Ayat 282 merupakan
kitan Islam, sebagaimana juga agama lain, ayat yang terpanjang dari surah al-Baqarah dan
sebagian disebabkan reaksi terhadap moder- dikenal oleh para ulama dengan nama Ayat al-
nisasi dan pengaruh luar lainnya. Dalam 25 Mudayanah (ayat utang-piutang – “dain”). Ayat
tahun ini sangat terlihat bagaimana perkem- ini, antara lain, berbicara tentang anjuran atau
48 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
kewajiban menuliskan soal utang-piutang dan jalankan di antara kamu, maka tidak ada
mempersaksikannya di hadapan notaris, sambil dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menekankan perlunya menulis utang, walau menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
sedikit, disertai dengan jumlah dan ketetapan kamu berjual beli; dan janganlah penulis
waktunya. Adapun terjemahan dari Surat Al- dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika
Baqoroh 282 artinya sebagai berikut : kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
kamu melakukan utang-piutang (ber- kepada Allah; Allah mengajarmu; dan
muamalah tidak secara tunai) untuk Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang
Ulama sepakat, bahwa ayat-ayat Al-
penulis di antara kamu menuliskannya
Quran yang turun tidak semuanya memiliki
dengan adil. Dan janganlah penulis
asbab an-nuzul. Berdasarkan kesepakatan
enggan menuliskannya sebagaimana Al- ulama tersebut, pengertian asbab an-nuzul
lah mengajarkannya, meka hendaklah ia adalah sebab-sebab (peristiwa) yang melatari
menulis, dan hendaklah orang yang turun ayat-ayat Al-Quran. Tetapi bila dipahami
berhutang itu mengimlakkan (apa yang bahwa al-Quran turun sebagai hidayah dan
akan ditulis itu), dan hendaklah ia berisi pesan-pesan moral, maka setiap ayat yang
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan turun tidak kosong dari asbab an-nuzul. Begitu
janganlah ia mengurangi sedikitpun juga halnya dengan ayat 282 dalam QS. Al-
daripada hutangnya. Jika yang Baqarah. Menurut Shihab (2008) turunnya ayat
berhutang itu orang yang lemah akalnya 282 dari Surat Al-Baqoroh ini didasari pada
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri waktu Rasulullah SAW datang ke madinah
tidak mampu mengimlakkan, maka pertama kali. Rasulullah melihat orang-orang
hendaklah walinya mengimlakkan penduduk asli biasa menyewakan kebunnya
dengan jujur. Dan persaksikanlah dalam waktu satu, dua, atau tiga tahun (Al-
dengan dua orang saksi dari orang-or- Maraghi, 1986). Ibnu Abbas r.a. mengatakan
ang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua bahwa ayat tersebut diturunkan berkenaan
orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dengan hutang piutang yang terjamin, jelas
dan dua orang perempuan dari saksi- masanya dan telah dihalalkan oleh Allah SWT.
saksi yang kamu ridhai, supaya jika Beliau juga mengatakan, ketika Rasulullah
seorang lupa maka yang seorang SAW sampai di kota Madinah dijumpai di sana
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi orang-orang penduduk asli biasa meminjamkan
buah atau menyewakan kebunnya untuk seta-
itu enggan (memberi keterangan) apabila
hun, dua tahun atau tiga tahun, maka Rasulullah
mereka dipanggil; dan janganlah kamu
SAW. bersabda, artinya : “Barangsiapa
jemu menulis hutang itu, baik kecil
meminjamkan harus meminjamkan dengan
maupun besar sampai batas waktu
takaran yang tertentu, timbangan yang tertentu
membayarnya. Yang demikian itu, lebih dan masa yang tertentu (HR. Bukhari – Mus-
adil di sisi Allah dan lebih menguatkan lim). Sehubungan dengan itu, Allah SWT
persaksian dan lebih dekat kepada tidak menurunkan ayat ke 282. Sebagai perintah
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah apabila mereka utang-piutang maupun mu’a-
muamalahmu itu), kecuali jika muamalah malah dalam waktu tertentu hendaklah ditulis
itu perdagangan tunai yang kamu perjanjian dan mendatangkan saksi. Hal mana

PROSIDING 49
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
untuk menjaga terjadinnya sengketa pada dingkan dengan yang menerimanya (Harun,
waktu-waktu yang akan datang. (HR. Bukhari 2007).
dari sofyan bin Uyainah dari Ibnu Abi Najih Ayat yang berbicara tentang utang-
dari Abdillah bin katsir Abi Minhal dari Ibnu piutang di atas, antara lain, berpesan: “Hai or-
Abbas). ang-orang yang beriman, apabila kamu
Uraian ayat 282 tersebut dipaparkan melakukan transaksi tidak secara tunai, untuk
setelah uraian-Nya tentang anjuran bersedekah waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
dan berinfak (QS al-Baqarah: 271-274), menulisnya” (QS al-Baqarah: 282).
kemudian disusul dengan larangan melakukan Penggalan kalimat “untuk waktu yang
transaksi riba (QS al-Baqarah: 275-279), serta ditentukan” bukan saja mengisyaratkan bahwa
anjuran untuk memberi tangguh yang tidak ketika berutang harus ditentukan masa pelu-
mampu membayar utangnya sampai mereka nasannya, dan bukan dengan berkata, “Kalau
mampu atau bahkan menyedekahkan sebagian saya ada uang” tetapi juga untuk mengi-
atau semua utang itu (QS al-Baqarah: 280). syaratkan bahwa ketika berutang, sudah harus
Penempatan uraian tentang utang-piutang tergambar dalam benak bagaimana serta dari
setelah anjuran dan larangan di atas, mengan- mana sumber pembayaran yang akan dian-
dung makna tersendiri. Anjuran bersedekah dan dalkan oleh yang berutang. Ini secara tidak
melakukan infak di jalan Allah merupakan langsung mengantarkan sang Muslim untuk
pengejawantahan dari rasa kasih sayang yang berhati-hati dalam berutang. Sedemikian keras
murni. Selanjutnya, larangan riba merupakan tuntutan kehati-hatian, sampai-sampai Nabi
pengejawantahan dari kekejaman dan keke- Saw enggan menshalati mayat yang berutang
rasan hati. Dengan perintah menuliskan utang- dan tidak ada yang menjamin utangnya (HR.
piutang yang dapat memelihara harta dari Abû Dâwûd dan an-Nasâ’î). Selain itu semua,
kehilangan, tecermin keadilan yang didam- Nabi Saw bahkan bersabda, “Diampuni bagi
bakan al-Qur’an, sehingga lahir jalan tengah syahid semua dosanya kecuali utang” (HR.
antara rahmat murni yang diperankan oleh Muslim dari ‘Amr bin al-Ash).
sedekah dengan kekejaman yang diperagakan Manusia dalam hidup dan kehidupannya
oleh yang melakukan riba (Katsir, 2004). tidak dapat melepaskan diri dari hidup ber-
Utang-piutang dalam kehidupan umat kelompok yang demikian sudah terlihat
manusia adalah sesuatu yang wajar, bahkan semenjak manusia itu lahir. Pakar sosiologi
merupakan keniscayaan. Bukan saja utang antar Ellwood menyatakan; kehidupan sosial harus
manusia, hubungan manusia dengan Allah pun dipandang sebagai satuan tabiat kejiwaan yang
nyaris digambarkan dengan hubungan utang- lebih tinggi dan lebih sesuai yang telah tumbuh
piutang. Kata “utang” dalam bahasa al-Qur’an dari satuan biologi (Pulungan, 1984).
adalah dain, sedangkan “agama” dinamai dîn. Unsur-unsur keharusan biologi manusia
Keduanya terdiri dari tiga huruf - dâl, yâ’, dan untuk hidup dan berkehidupan sosial dapat
nûn. Menurut pakar-pakar bahasa, rangkaian diketahui dari berbagai macam pendekatan di
ketiga huruf tersebut menggambarkan hubu- antaranya ialah; kebutuhan untuk perlin-
ngan antara dua pihak yang satu kedudukannya dungan; kebutuhan untuk makan; kebutuhan
lebih tinggi daripada yang lain. Agama adalah untuk berkembang biak; dan kebutuhan untuk
hubungan antara manusia dengan Allah. bermasyarakat. Memenuhi kebutuhan tersebut,
Kedudukan manusia jauh lebih rendah daripada manusia dengan segenap potensi yang ada
Allah. Demikian juga hubungan yang memberi berupaya memperoleh kebutuhan mereka
utang, dan yang memberi balasan, diban- berdasarkan kemampuan masing-masing. Hal

50 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
demikian teridentifikasi dari hasil usaha kegiatan jual-beli, berutang-piutang, sewa-
manusia yang variatif dan berimplikasi kepada menyewa, dan sebagainya. Berutang-piutang-
tingkatan sosial mereka. Tingkatan sosial yang pun memiliki arti yang sangat luas dalam
terjadi dalam kehidupan manusia akan berbisnis. Pendirian perusahaan oleh pemilik
menyebabkan kebaikan bagi mereka jika satu perusahaan menyangkut utang-piutang kepada
dengan yang lain saling mengisi dan tidak managemennya. Menurut Harahap (2001)
saling menzalimi. Menurut Pulungan (1984) pengelolaan harta oleh manajemen merupakan
Konsep sosial seperti itulah yang diatur dalam hubungan utang-piutang (agency relationship).
Al-Quran untuk terjaga keharmonisan sosial Oleh karena itu lembaga perusahaan penuh
sebagai kebutuhan dasar bagi umat manusia. dengan kegiatan mu’amalah sebagaimana
Perbedaan tingkatan sosial manusia dimaksudkan dari ayat 282 pada Surat Al-
ant ara lain adalah terjadi dalam aspek Baqoroh tersebut. Dan dapat dipastikan bahwa
perekonomian. Perbedaan itulah yang melatari pemeliharaan akuntansi wajib hukumnya dalam
perbuatan utang piutang kerap terjadi dalam suatu perusahaan.
kehidupan manusia. Al-Quran sebagai Hamka (2001) dalam tafsirnya tentang
pedoman umat Islam menjelaskan secara rinci surat Al-Baqoroh ayat 282 ini mengemukakan
tentang perbuatan tersebut yaitu pada ayat 282 beberapa hal yang relevan dengan akuntansi
dari surat Al-Baqarah. Dalam penafsiran ini, sebagai berikut: “Perhatikanlah tujuan ayat!
tadaayantum diartikan dengan muamalah Yaitu kepada sekalian orang yang beriman
karena utang piutang merupakan perbuatan kepada Allah supaya utang-piutang ditulis,
sosial manusia yang di dalamnya terlibat itulah dia yang berbuat suatu pekerjaan karena
debitor (pemberi utang) dan kreditor (orang Allah, karena perintah Allah dilaksanakan.
yang berutang). Ayat tersebut, Allah SWT. Sebab itu tidaklah layak karena berbaik hati
menuntun hamba-Nya yang mukmin, jika kepada kedua belah pihak lalu berkata tidak
mereka bermuamalah hutang piutang hendak- perlu dituliskan karena kita sudah percaya
nya ditulis supaya jelas jumlahnya, waktunya, mempercayai. Padahal umur kedua belah
dan memudahkan untuk persaksian. pihak sama-sama ditangan Allah. Si Fulan mati
Pada akhir ayat di atas “hendaklah kamu meninggalkan utang, dan tempat berhutang
menuliskannya”, Ibnu  Katsir  memahami menagih ke ahli waris. Si ahli waris dapat
perintah menulis di sini hanya merupakan mengingkarinya karena tidak ada surat
petunjuk ke jalan yang baik dan terjaminnya perjanjiannya dan apabila di belakang hari
keselamatan yang diharapkan (Katsir, 2004). perlu dipersaksikan lagi sudah ada hitam
diatas putih tempat berpegang dari keragu-
Surat Al-Baqoroh Ayat 282 : Konsep Etika raguan, sebab sampai yang sekecil-kecil-
dan Akuntansi Islam (syari’ah) nyapun ditulis”.
Eksistensi akuntansi dapat diperoleh dari Pendapat Buya Hamka ini menunjukan
berbagai bukti sejarah maupun dari pedoman bahwa sebenarnya syara’pun menganjurkan
suci al-Qur’an. Al-Qur’an adalah pegangan pencatatan baik yang tunai (basic) maupun
dan sumber hukum bagi kaum Muslimin. Oleh yang masih accrual sebagaimana yang
karenanya wajib hukumnya bagi pemeluknya sekarang diterapkan dalam akuntansi. Dan
untuk menaati dan mengamalkan petunjuk dan Rosulullah SAW bersabda, “kamu lebih
perintahnya. Dalam ayat 282 dari Surat Al- mengetahui urusan duniamu”. Urusan dunia
Baqoroh kata mu’amalah diartikan sebagai dalam tanda kutip berikut diserahkan sepe-
nuhnya kepada manusia sebagai bukti
PROSIDING 51
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
kebebasan berfikir sekaligus membuktikan dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan
“kedinamisan” Islam, dan menjaga al-Qur’an persoalan yang akan timbul. Makna filosofis
tetap up to date tidak pernah ketinggalan karena dan kemanusian adalah proporsi pencatatan
perubahan dan kemajuan cara berfikir manusia. (akuntansi) demi menjaga keharmonisan
Tekanan Islam dalam kewajiban mela- hubungan pihak-pihak yang terikat dalam
kukan pencatatan adalah: (1) Menjadi bukti bekerja sama. Hal ini merupakan refleksi
dilakukannya transaksi (muamalah) yang kedamaian yang memang menjadi garis besar
menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan haluan Islam (Karim, 2001; Triyuwono, 1997,
persoalan selanjutnya. (2) Menjaga agar tidak 2002).
terjadi manipulasi, atau penipuan baik dalam Nilai akuntabilitas dalam akuntansi
transaksi maupun hasil dari transaksi itu (laba). syari’ah adalah sangat erat hubungannya.
Bagaimana menurut akuntansi?. Sedangkan Karena nilai tersebut menjadi nilai universal
dalam akuntansi tujuan pencatatannya adalah: yang terdapat dalam akuntansi syari’ah, karena
(1) Pertanggungjawaban (accountability) atau syari ah mencakup segala yang berhubungan
sebagai bukti transaksi dan keadilan bagi dengan kehidupan manusia. Baik secara
masyarakat, sebagaimana al-Qur’an menya- ekonomi, sosial, budaya, falsafah moral dan
takan “Sesungguhnya Kami telah mengutus sebagainya. Harahap (2001) mengungkapkan
rasul-rasul Kami membawa bukti yang nyata bahwa Islam memiliki definisi mengenai
dan telah Kami turunkan bersama mereka Al- prinsip-prinsip keadilan (justice), kebenaran
Kitab dan Neraca (keadilan) supaya manusia (truth), dan sah (valid). Dan dari ayat 282 dari
dapat melaksanakan keadilan” (QS. Al-Hadid QS Al-Baqoroh tersebut tentunya dapat
24). (2) Penentuan pendapatan (income deter- disimpulkan bahwasannya dari zaman dahu-
mination). (3) Informasi yang digunakan dalam lupun pencatatan tentang sirkulasi keuangan
pengambilan keputusan. Dan (4) Sebagai alat suatu lembaga atau kegiatan yang bersangkutan
penyaksian yang akan dipergunakan dike- dengan keuangan yang tujuan utamanya adalah
mudian hari (Syahra, Roficoh, & Rohmah, untuk tujuan kebenaran, kejujuran, transparansi
2015). antara kedua belah pihak atau yang sering kita
Dari Surat Al-Baqarah ayat 282 tersebut, dengar dengan accountability.
dapat dilihat tekanan Islam terhadap akuntansi Dengan mencermati makna substansial
dalam menjalankan perananya. Pertama, sikap dari sikap islam terhadap persoalan etika atau
kejujuran (adil) yang mutlak dipegang oleh moral akuntan, bahwa seorang akuntan yang
seorang pencatat (akuntan). Perintah ini menjunjung tinggi etika akan memberikan
mengandung konsekkuensi, jika melakukan suasana koperatif bagi pihak-pihak yang
ketidakjujuran, dampaknya bukan kekacauan berkepentingan, disamping kemanfaatan luas
dalam arus pencatat itu sendiri, dan hal ini telah yang dirasakan publik. Persoalannya, prinsip
terbukti  secara empiris bahwa ketidakjujuran etika yang disarikan Islam relatif masih terbatas
itu berdampak serius terhadap aktivitas akun- diterapkan oleh para akuntan, termasuk akuntan
tansi (Naughton & Naughton, 2000). Ke- muslim itu sendiri. Hal ini merupakan tan-
dua, dalam  rangka  menjaga  akuntabilitas  dan tangan, sebab keterbatasan aplikasi nilai-nilai
pertanggungjawaban, yang bermakna menjaga etika itu berarti tanggung jawab kita semua
keseimbangan hubungan antara pihak-pihak sebagaimana mengimplementasikan nilai etika
yang terlibat dalam ikatan bisnis, Islam mene- islam dalam kaitan akuntansi.
gaskan urgensi pencatatan setiap transaksi atau Etika sebagai pemikiran dan pertim-
hubungan niaga yang dilakukan. Hal ini bangan moral memberikan dasar bagi

52 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
seseorang maupun sebuah komunitas untuk dipercaya. (2) Legitimasi. (3) Objektivitas. (4)
dapat menentukan baik buruk atau benar Kompetensi Profesi. (5) Perilaku yang didorong
salahnya suatu tindakan yang akan diambilnya. keyakinan agama (keimanan). Dan (6) Perilaku
Teori etika dapat disebut sebagai gambaran profesional dan standar teknik.
rasional mengenai hakekat dan dasar perbuatan
dan keputusan yang benar serta prinsip-prinsip KESIMPULAN
yang menentukan klaim bahwa perbuatan dan Kesimpulan
keputusan tersebut secara moral diperintahkan
dan dilarang (Ludigdo, 2007). Dari pembahasan atas penelitian yang
Praktisi syari’ah sebagai pelaku akun- didasarkan pada interpretasi surat Al-Baqarah
tansi syari’ah terikat oleh aturan dan pedoman ayat 282 tersebut, dapat disimpulkan sebagai
yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah. berikut :
dari al-Qur’an dan as-Sunnah diturunkan for- 1. Ajaran Islam sudah sangat jelas bagaimana
mula praktis dalam bentuk hukum islam yang memberikan aturan dan cara dalam
selanjutnya dikenal dengan syari’ah. Dalam berbagai kehidupan, termasuk bagaimana
syari’ah setiap tindakan manusia akan mengelola pembukuan dan pencatatan
diklasifikasikan ke dalam lima hukum yakni (akuntansi) untuk mewujudkan akuntansi
wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. yang islami sehingga terciptanya keadilan
Syari’ah adalah sistem yang komprehensif yang dn keselamatan.
melingkupi seluruh bidang hidup manusia. 2. Konsep Akuntansi Islam jauh lebih dahulu
Syari’ah bukan sekedar sebuah sistem hukum, dari konsep Akuntansi Konvensional, dan
tetapi sistem yang lengkap yang mencakup bahkan Islam telah membuat serangkaian
hukum dan moralitas (Harahap, 2002). Hal ini kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-
memberikan indikasi bahwa syari’ah bukan pakar Akuntansi Konvensional. Sebagai-
merupakan sistem hukum yang cenderung mana yang terjadi juga pada berbagai ilmu
menekankan diri pada sistem hukum positif pengetahuan lainnya
belaka, tetapi juga menekankan pada sisi 3. Kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah
moralitas (etika). Sehingga antara syari’ah dan Islam dapat didefinisikan sebagai kum-
etika memiliki keterkaitan yang erat, di satu sisi pulan dasar-dasar hukum yang baku dan
syari’ah sebagai hukum positif, sementara pada permanen, yang disimpulkan dari sumber-
sisi yang lain etika sebagai ‘ruh’ yang menjaga sumber Syariah Islam dan dipergunakan
dan memberikan nilai hidup bagi syari’ah itu sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam
sendiri. pekerjaannya, baik dalam pembukuan,
Ayat 282 dari QS Al-Baqoroh sebagai analisis, pengukuran, pemaparan, maupun
hukum positif (syari’ah), sementara nilai-nilai penjelasan, dan menjadi pijakan dalam
yang terkandung didalamnya menjadi etika bagi menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.
berkembangnya kerja akunt ansi Islam 4. Akuntansi merupakan domain “mua-
(syari’ah). Accounting and Auditing Organi- malah” dalam kajian Islam. Artinya
zation for Islamic Financial Institutions diserahkan kepada kemampuan akal
(AAOIFI, 2002) telah merumuskan kode etik pikiran manusia untuk mengembang-
bagi akuntan dan auditor. Kode etik akuntan kannya. Namun karena pentingya per-
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan masalahan ini maka Allah SWT bahkan
dari syari’ah Islam. Beberapa kode etik memberikannya tempat dalam kitab suci
menurut AAOIFI sebagai berikut : (1) Dapat Al-Qur’an, Al-Baqarah ayat 282. Ayat ini

PROSIDING 53
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
sebagai lambang komoditi ekonomi yang konsep syari’ah. Misalnya, penguatan
mempunyai sifat akuntansi yang dapat sektor perbankan syari’ah.
dianalogkan dengan “double entry”,   dan 2. Meneguhkan kembali keadaan dan kebe-
menggambarkan angka keseimbangan atau radaan Dewan Syari’ah dalam meng-
neraca. hasilkan produk-produk regulasi yang
5. Akuntansi ini sifatnya muamalah maka berpihak pada penguatan dan pengem-
pengembangannya diserahkan pada kebi- bangan entitas syari’ah di Indonesia.
jaksanaan manusia. Sedangkan Al-Qur’an 3. Pemerintah harus memiliki political will
dan Sunnah hanya membekalinya dengan yang kuat dan tegas dalam rangka mengem-
beberapa sistem nilai seperti landasan bangkan entitas syari’ah di Indonesia.
etika, moral, kebenaran, dan sebgainya.
Jadi, untuk penetapan konsep dasar teori
akuntansi syariah didasarkan pada prinsip DAFTAR PUSTAKA
filosofis. Sedangkan prinsip filosofis secara Adnan, M. A. (2002). Akuntansi dan Auditing
implisit diturunkan dari konsep faith, Kelembagaan Wakaf. Makalah Seminar
knowledge dan action yang berasal dari Ekonomi Islam, International University
nilai-nilai tauhid. Batam.
6. Dalam ayat 282 dari QS Al-Baqarah Islam Adnan, M. A. (2005). Akuntansi Syariah Arah
mewajibkan untuk melakukan pencatatan Prospek dan Tantangannya. Yogyakarta:
dengan tujuan: (a) Menjadi bukti UII Press.
dilakukannya transaksi. (b) Menjaga agar Al-Maraghi, A. M. (1986). Tafsir Al-Maraghi
tidak terjadi manipulasi. (Terj. Bahrun Abubakar). Semarang:
7. Seorang akuntan dalam melakukan Toha Putra.
kegiatan hendaknya dapat menyajikan An-Nabhani, T. (2001). Peraturan Hidup
informasi akuntasi kepada pihak intern atau dalam Islam. Bogor: Pustaka Thoriqul
ekstern yang transparan atau terbuka, Izzah.
relevan, akurat, valid, jujur, adil dam Belkaoui, A. R. (1996). Accounting Theory (1
amanah yang selanjutnya disebut dengan st ed.). Sydney: Harcourt Brace.
spirit tawhid. Bertens, K. (2000). Pengantar Etika Bisnis.
8. Umat Islam memiliki potensi yang sangat Yogyakarta: Kanisius.
besar (baik kualitas maupun kuantitas) Echols, J. M., & Shadily, H. (2005). Kamus
untuk menjadi yang terbaik dalam Indonesia-Inggris. Jakarta: PT. Gramedia
berperilaku dan bersikap demi me- Pustaka.
wujudkan berkembangnya keilmuan Hamid, S., Craig, R., & Clarke, F. (1993). Re-
akuntansi yang berbasiskan pada nilai-nilai ligion: A Confounding Cultural Element
syari’ah. in the International Harmonization of Ac-
counting? ABACUS, 29(2), 131–148.
Saran Hamka. (2001). Tafsir Al-Azhar Juz 3. Jakarta:
Adapun saran yang dapat dihasilkan dari PT. Pustaka Panjimas.
penelitian ini adalah sebagai berikut : Harahap, S. S. (1992). Akuntansi pengawasan
1. Pemerintah dengan sungguh-sungguh me- & manajemen dalam perspektif Islam.
lalui aturan dan regulasi yang jelas untuk Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
mendukung implementasi dari konsep- Trisakti.

54 PROSIDING
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”
Harahap, S. S. (2001). Menuju Perumusan Suseno, F. M. (1987). Etika Dasar/ : Masalah-
Teori Akuntansi Islam. Jakarta: Pustaka masalah Pokok Filsafat Moral.
Quantum. Yogyakarta: Kanisius.
Harun, N. (2007). Fiqh Muamalah. Jakarta: Sutianto, A. (2006). Reaktualisasi Masyarakat
Gaya Media Pratama. Madani Dalam Kehidupan. Bandung:
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar Pikiran Rakyat.
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Syahra, R. U., Roficoh, L. W., & Rohmah, K.
Empat. (2015). Aktualisasi Nilai-Nilai Islami
Karim, A. A. (2001). Ekomomi Islam Suatu Dalam Membangun Harmonisasi Akun-
Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema tansi. Universitas Darussalam Gontor,
Insani Press. Ngawi, Jawa Timur.
Katsir, I. (2004). Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 Tasmara, T. (1995). Etos Kerja Pribadi Mus-
(Terj.). Surabaya: PT. Bina Ilmu. lim. Jakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
Ludigdo, U. (2007). Paradoks Etika Akuntan. Triyuwono, I. (1997). Akuntansi Syari’ah dan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Koperasi Mencari Bentuk dalam
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Metafora Amanah. Jurnal Akuntansi Dan
Kualitatif. Bandung: Remaja Ros- Auditing Indonesia, 1(1), 1–46.
dakarya. Triyuwono, I. (2000a). Akuntansi Syari’ah:
Muhadjir, N. (1998). Metode Penelitian Implementasi Nilai Keadilan Dalam For-
Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. mat Metafora Amanah. Jurnal Akuntansi
Muhammad, R. (2008). Akuntansi Syariah: Dan Auditing Indonesia, 4(1), 1–34.
Konsep dan Implementasi PSAKSyariah. Triyuwono, I. (2000b). Organisasi dan Akun-
Yogyakarta: P3EI Press. tansi Syari’ah. Yogyakarta: LKiS.
Naisbitt, J. (1995). Asia Megatrends. Triyuwono, I. (2002). Metafora Amanah dan
Naughton, S., & Naughton, T. (2000). Religion Shariah Enterprise Theory Sebagai
, Ethics and Stock Trading/ : The Case of Konsep Dasar Untuk Membent uk
an Islamic Equities Market. Journal of Akuntansi Syari’ah. Juranl Akuntansi
Business Ethics, 23(2), 145–159. http:// Dan Auditing Indonesia, 5(2), 131–145.
doi.org/10.1023/A:1006161616855 Triyuwono, I. (2006). Perspektif, Metodologi,
Nazir, M. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: dan Teori Akuntansi Syariah. Jakarta: PT.
Ghalia Indonesia. Raja Grafindo Persada.
Nurhayati, S., & Wasilah. (2008). Akuntansi Triyuwono, I. (2012). Akuntansi Syariah:
Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Perspektif, Metodologi dan Teori. (2 Ed.,
Empat. Ed.). Jakarta: Rajawali Press.
Pulungan, S. M. (1984). Manusia Dalam Al Ya’kub, H. (1983). Etika Islam. Bandung: CV.
Quran. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Diponegoro.
Shihab, M. Q. (2008). Tafsir Al-Misbah Jilid Zed, M. (2004). Metode Penelitian Kepus-
1. Jakarta: Lentera Hati. takaan. Jakarta: Yayasan Obor Indone-
sia.

PROSIDING 55
Seminar Nasional dan Call For Papers Ekonomi Syariah“Indonesia Sebagai Kiblat Ekonomi Syariah”

Anda mungkin juga menyukai