Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI dan SYARIAH ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi


Syariah

Dosen Pengampu: Ahmad Rifqi, S.E., M.E.

Oleh:
Kelompok 2
HIKMAH PRAMUDITA (22.23.1104)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH III D


STAI AN-NADWAH KUALA TUNGKAL
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat, dan
nikmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Akuntansi
dan Syariah Islam.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Syariah
Saya menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, saya banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak.
Makalah ini juga jauh dari kata sempurna karena memiliki banyak kekurangan, baik
dalam isi, sistematika maupun dalam teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi para
pembaca.

Kuala Tungkal, September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan Penulisan2
BAB II PEMBAHASAN3
A. Pengertian Akuntansi Syariah3
B. Prinsip Akuntansi Syariah...........................................................................................................4
C. Tujuan Akuntansi Syariah...........................................................................................................5
D. Perkembangan Transaksi Syariah...............................................................................................5
a. Periode Awal (Tahun 1991-1998)
.................................................................................................................................
.5
b. Masa Pertengahan (Tahun 2002-2007).....................................................................7
c. Masa Sekarang (2008-Sekarang)..............................................................................7

BAB III PENUTUP10


KESIMPULAN10
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sejarah tercatat perkembangan akuntansi yang sangat pesat, dimulai


dari ditulisnya buku oleh Lucas Pacioli yang menyinggung tentang
pembukuan/double entry. Namun, dalam sejarah bangsa-bangsa di Jazirah Arab telah
terlebih dahulu berkembang pencatatan keuangan yang menjadikan Al-Qur’an sebagai
landasannya. Jauh beradab-abad sebelum akuntansi barat berkembang dan diadaptasi
oleh banyak Negara. Akuntansi dalam Islam bukanlah merupakan ilmu yang baru. Hal
ini dapat dilihat dalam peradaban Islam yang pertama seudah memiliki “Baitul Mal”
yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai “Bendera Negara” serta
menjamin kesejahteraan sosial.

Sejak itu masyarakat muslim telah memiliki jenis akuntansi yang disebut
“Kitabat Al-Amwal” (pencatatan uang) tulisan ini telah muncul sebelum double entry
ditemukan oleh Lucas Pacioli di Italia pada tahun 1494. Ternyata Islam lebih dahulu
mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610 M,
yakni 800 tahun lebih dahulu dari Lucas Pacioli yang menerbitkan bukunya pada
tahun 1494. Setelah munculnya Islam di Semenanjung Arab dibawah kepemimpinan
Rasulullah SAW, serta telah terbentuknya daulah islamiyah di Madinah, mulailah
perhatian Rasulullah untuk membersihkan muamalah maaliah (keuangan) dari unsur-
unsur riba’ dan dari segala bentuk penipuan, pembodohan, perjudian, pemerasan,
monopoli dan segala usaha pengambilan harta orang lain secara batil. Bahkan
Rasulullah lebih menekankan pada pencatatan keuangan. Rasulullah mendidik secara
khusus beberapa orang sahabat untuk menangani profesi ini dan mereka diberi
sebutan khusus, yaitu hafazhatul amwal (pengawas keuangan).

Dalam akuntansi islam, Al-Qur’an dan Al Hadist menjadi sumber utama


pengembangan teori akuntansi. Prinsip akuntansi harus mengacu pada nilai-nilai
yang terkandung dalam kedua sumber utama hukum tersebut. Bila mana ada
praktik akuntansi yang bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan Al Hadist
maka harus dihilangkan atau diganti dengan yang sesuai dengan aturan kedua
sumber hukum tersebut. Contoh : Islam melarang keras adanya praktik riba,
maka dalam akuntansi islam, praktik riba akan dihilangkan dan diganti dengan
praktik yang lain yaitu aturan bagi hasil dan praktik pinjaman. Sistem ekonomi
Islam berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik
modal terhadap buruh yang miskin dan melarang penumpukan kekayaan. ‫اَّلِذ ي َج َم َع‬
‫“ َم ااًل َو َع َّد َد ُه‬Kecelakaan lah bagi setiap... yang mengumpulkan harta dan
menghitung- hitung” (QS: Al- Humazah 104-2). Ekonomi Islam juga berbeda
dengan sosialisme karena kebebasan perorangan yang dinilai tinggi dalam islam
bertentangan dengan ajaran sosialisme. Mempelajari dan menerapkan Akuntansi
Syari'ah, pada hakikatnya adalah belajar dan menerapkan prinsip keseimbangan
(balance) atas transaksi, perkiraan atau rekening yang telah dicatat untuk

1
dilaporkan kepada yang berhak mendapatkan isi laporan. Islam adalah cara
hidup yang berimbang dan koheren, dirancang untuk kebahagiaan (Falah)
manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan moral dan
material manusia dan aktualisasi sosial ekonomi, serta persaudaraan dalam
masyarakat manusia. Triyumono menyatakan bahwa Akuntansi Syariah
merupakan salah satu upaya mendekontruksi akuntansi modern ke dalam
bentuk humanis dan syarat nilai.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Akuntansi Syariah?


2. Apa saja prinsip-prinsip Akuntansi Syariah?
3. Apa tujuan Akuntansi Syariah?
4. Bagaimana perkembangan Akuntansi Syariah?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar mengerti apa itu Akuntansi Syariah


2. Mengetahui prinsip-prinsip Akuntansi Syariah
3. Mengetahui tujuan Akuntansi Syariah
4. Mengetahui perkembangan Akuntansi Syariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Syariah

Secara umum, akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang
menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan. Di sini, kita akan menitik beratkan pembahasan pada akuntansi dan
peranannya dalam bisnis. Dan informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk
membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh
manajemen, pertanggung jawaban organisasi kepada investor, kreditur dan badan pemerintah.
Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu
organisasi. Definisi ini juga menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang
kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus:
a) Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan
diambil
b) Memproses atau menganalisis data yang relevan
c) Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
Menurut American Accounting Association (AAA) Akuntansi adalah proses
mengidentifikasi/mengenali, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk
memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut. Belkaoui dalam buku Teori Akuntansi nya
sebagaimana dikutip Harahap disebutkan beberapa image (citra) yang menggambarkan sifat-
sifat akuntansi sebagai berikut:
a) Akuntansi sebagai ideologi, karena akuntansi dinilai menopang atau sub sistem dari
ideologi kapitalisme yang mengutamakan kepentingan pihak pemilik modal.
b) Akuntansi sebagai suatu bahasa, karena ia menyampaikan, mengomunikasikan tentang
perusahaan kepada pihak lain yang memerlukan informasi itu. Akuntansi sama dengan
bahasa, sama-sama memiliki aturan gramatika dan terminologi khusus.
c) Akuntansi sebagai suatu catatan historis, ia hanya mencatat apa yang sudah terjadi, dan
akuntansi tidak dapat mencatat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
d) Akuntansi sebagai suatu realitas ekonomi saat ini, ia sudah merupakan bagian dari sistem
ekonomi dan sistem bisnis.
e) Akuntansi sebagai suatu sistem informasi karena ia mengolah data menjadi informasi yang
bermanfaat bagi pemakainya untuk pengambilan keputusan.
f) Akuntansi dianggap sebagai pertanggungjawaban, dalam hal ini akuntansi dianggap
merupakan sarana manajemen pertanggungjawaban pengelolaannya atas harta kekayaan
perusahaan yang diamanatkan pemiliknya.

3
Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi secara teknis akuntansi adalah kumpulan
prosedur-prosedur untuk mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan
dalam bentuk laporan keuangan transaksi transaksi yang telah dilaksanakan perusahaan dan
akhirnya menginterprestasikan laporan tersebut. Sedang syari’ah adalah berasal dari kata
syara’a yang berarti memperkenalkan, mengedepankan, menetapkan. Syara’a sering disebut
syara’ atau syir’ah. Secara sederhana pengertian akuntansi syariah dapat dijelaskan melalui
akar kata yang dimilikinya yaitu akuntansi dan syariah, definisi bebas dari akuntansi adalah
identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan serta
pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas
hidupnya di dunia, jadi akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas
transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Pengertian akuntansi syariah menurut para ahli;
1. Menurut Sofyan S. Harahap (Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam:56)
Akuntansi syaruah merupakan pengggunaan ilmu akuntansi untuk menjalankan
syariah-syariah agama islam, bahkan penggunaan ini sudah diterapkan pada zaman
Nabi Muhammad SAW, khulafaurrasyidin serta pemerintahan-pemerintahan islam
lainnya.
2. Menurut Toshikabu Hayashi
Akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi yang memiliki konsep pada hukum
syariah yang sudah ditetapkan Allah SWT, bukan dari hukum-hukum yang diciptakan
oleh manusia. Akuntansi syariah menurut sebuah lembaga untuk memiliki etika serta
tanggung jawab sosial, bahkan pertanggung jawaban tersebut dapat diajukan di
akhirat kelak. Yang mana ketika hal tersebut terjadi, maka semua manusia dimintai
pertanggung jawabannya atas tindakan, sikap, dan 8 perilakunya selama di bumi.
Dalam hal ini Tuhan memiliki akuntan tersendiri (Malaikat Rakib dan Atid) yang
bertugas untuk mencatat segala tindakan dan perilaku manusia di bumi, tak hanya hal
ekonomi saja melainkan ke segala hal sosial serta pelaksanaan hukum syariah.

B. Prinsip Akuntansi Syariah

Prinsip akuntansi syariah adalah aturan keputusan umum yang diturunkan dari tujuan
laporan keuangan dan konsep akuntansi syariah yang mengatur pengembangan teknik
akuntansi syariah, berikut penjelasannya :
• Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle) Prinsip ini mengharuskan laporan
keuangan akuntansi untuk mengungkapkan hal-hal yang penting agar laporan tersebut tidak
menyesatkan.
• Prinsip Konsistensi (connsistency principle) Produk akuntansi yang digunakan oleh suatu
entitas harus sesuai untuk pengukuran posisi dan kegiatannya dan harus dianut secara
konsistensi dari waktu ke waktu.
• Prinsip dasar akrual (accrual basis principle) Proses pengakuan non-kas dan keadaannya
pada saat terjadi akrual mengakibatkan pengakuan pendapatan berarti peningkatan aset dan

4
beban berarti peningkatan kewajiban sebesar jumlah tertentu yang diterima atau dibayar
dalam bentuk cash di masa depan.
• Prinsip nilai tukar yang sedang berlaku (exchange value general level price) Penilaian dan
pengukuran harta, utang, modal, laba, serta elemen-elemen lain laporan keuangan akuntansi
syariah, menggunakan nilai tukar yang sedang berlaku.
• Prinsip penandingan (matching) Beban harus diakui pada periode yang sama dengan
pendapatan

C. Tujuan Akuntansi Syariah

Menurut Wiroso (2011), tujuan yang ingin dicapai dalam menyusun laporan keuangan
berdasarkan prinsip syariah adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Adapun beberapa tujuan
dari akuntansi berbasis syariah adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan


kegiatan usaha.
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi aset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada
dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer, dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infak, sedekah dan wakaf.

Adapun menurut Sumar’in (2012), tujuan akuntansi syariah adalah:

1. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait termasuk hak dan kewajiban yang
berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai
dengan prinsip syariah.
2. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan untuk
mengambil keputusan.
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha.

D. Perkembangan Transaksi Syariah

a. Periode Awal (Tahun 1991-1998)

1. Peristiwa Ekonomi yang Terjadi di Indonesia

5
Pada masa ini Indonesia banyak mengalami keguncangan dalam perekonomian.
Hal ini dikarenakan terjadi krisis berkepanjangan yang terjadi di Indonesia.
Sehingga inflasi meningkat begitu tajam. Hal ini juga diperparah dengan adanya
permasalahan politik terkait penumbangan rezim Soeharto yang semakin
memperburuk kondisi ekonomi Indonesia. Sehingga bisa dikatakan kondisi
ekonomi dan politik di Indonesia sedang tidak stabil pada periode ini. Nilai
rupiah semakin merosot yang semula Rp 2.300 per dollar AS (pertengahan 1997)
menjadi Rp 17.000 per dollar AS (Januari 1998). Hutang negara yang menumpuk
juga menjadi daftar hitam di tengah pergolakan ekonomi. Dampak yang
ditimbulkan begitu meluas, terjadi kerusuhan dan kekerasan di beberapa kota
yang dilakukan secara massal sehingga pelaku kejahatan yang tidak bisa lagi
terdeteksi, kejadian ini dikenal dengan peristiwa Mei 1998. Dari semua kejadian
ini berimbas pada melambungnya harga bahan pokok, kemiskinan meningkat,
terjadi bencana kelaparan dan angka putus sekolah tinggi. Pada akhirnya masa
orde baru pun runtuh yang diganti dengan masa reformasi.

Kejadian ini juga berakibat nasabah dan investor luar negeri tidak mempercayai
Lembaga Keuangan Bank sehingga terjadi penarikan uang secara besar-besaran
yang berdampak terjadinya negative spread pada Bank Konvensional yang
memang menggunakan sistem bunga. Akan tetapi, Perbankan Syariah masih bisa
bertahan menghadapi situasi ekonomi pada periode ini dikarenakan sistem bagi
hasil yang digunakan oleh Bank Syariah tidak mewajibkan Bank Syariah
membagi hasil (profit sharing) kepada investor ketika uang yang disimpan tidak
digunakan sebagai modal oleh peminjam. Setiap transaksi pada Bank syariah
juga berlandaskan pada aset dasar (underlying asset) sehingga konsep berhati-
hati sangat dipegang oleh Bank Syariah. Hal ini berbanding terbalik dengan
konsep bunga pada Bank Konvensional yang wajib membayar bunga investor
walaupun kondisi ekonomi sedang dilanda krisis selain itu Bank Konvensional
melakukan transaksi yang bersifat spekulatif.

2. Peraturan yang Dikeluarkan Terkait dengan Akuntansi Syariah


Kejadian ekonomi di Indonesia tetap berlangsung bersamaan dengan terjadinya
krisis ekonomi. Pemerintah mulai memperhatikan adanya peraturan mengenai
Perbankan Syariah. Hal ini dengan disahkannya Undang-undang Perbankan
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan memberikan peluang untuk membuka
bank yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil dan mengatur dual banking
system, yaitu sistem bank syariah penerapannya berdampingan dengan sistem
bank konvensional. Lalu, diterbitkan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 yang
merupakan amandemen dari UU No.7/1992 tentang Perbankan, memberikan
landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan bank yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional dimungkinkan untuk
membuka unit usaha syariah. Bank Indonesia juga sebagai pemrakarsa,
membentuk tim penyusunan PSAK Bank Syariah yang meliputi Bank Indonesia,
Ikatan Akuntansi Indonesia, Bank Muamalat Indonesia dan Departemen
Keuangan.

6
3. Penerapan Akuntansi Syariah
Pada tanggal 24 Rabius Tsani 1412 atau 1 November 1991 didirikan PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dan pemerintah Indonesia dan Memulai kegiatan operasinya pada 27 syawal
1412 atau 1 Mei 1992. Sampai dengan tahun 2002 belum ada PSAK syariah yang
mengatur sehingga pada periode ini masih mengacu pada PSAK 31 tentang
Akuntansi Perbankan walaupun tidak dapat dipergunakan sepenuhnya terutama
paragraf-paragraf yang bertentangan dengan prinsip syariah seperti perlakuan
akuntansi untuk kredit. Sehingga bisa dikatakan pada periode ini bentuk nyata
implementasi Akuntansi Syariah masih belum di akomodasi oleh pemerintah. Hal
ini dikarenakan pemerintah harus melakukan pengkajian terlebih dahulu pada
sistem Akuntansi yang akan diimplementasikan pada Perbankan yang ada di
Indonesia.

4. Dampak dari Peraturan dan Penerapan Akuntansi Syariah


Dampak yang terjadi adalah Indonesia sudah selangkah lebih maju dalam aspek
perekonomian. Indonesia yang berpenduduk muslim terbanyak di seluruh dunia
pada akhirnya berani memulai langkah dalam perekonomian syariah. Negara
Malaysia dengan jumlah penduduk muslim seperdelapan dari jumlah penduduk
muslim Indonesia sembilan tahun lebih dulu mengimplementasikan akuntansi
syariah di negaranya. Dari langkah awal ini maka nantinya akan berkembang
lebih lanjut mengenai pengkajian akuntansi syariah yang akan digunakan di
Indonesia.

b. Masa Pertengahan (Tahun 2000-2007)

Peristiwa Ekonomi yang Terjadi di Indonesia Pada tahun 1999 aktivitas


ekonomi perlahan mengalami pemulihan yang ditunjukkan oleh pertumbuhan
ekonomi sebesar 0,8%. Pada tahun 2000 tingkat pertumbuhan mencapai titik
4,7% yang menunjukkan peningkatan cukup signifikan dari tahun sebelumnya.
Tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat pada tahun 2002 4,50%
dan di tahun 2007 6,35% sehingga terjadi peningkatan sebesar 1,85%. Karena
adanya acuan tetap yang dapat digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan
oleh perbankan syariah. Karena bagaimanapun juga sistem syariah tidak bisa
disamakan dengan sistem konvensional sehingga menjadi sangat penting
peraturan yang independen dalam sistem akuntansi syariah. Akan tetapi
pengembangan dalam pengkajian sistem akuntansi syariah non-bank harus
dilakukan agar bisa mengakomodir seluruh lini dari sistem lembaga keuangan
syariah.

c. Masa Sekarang (Tahun 2008-sekarang)


a. Peristiwa Ekonomi yang Terjadi di Indonesia
Pada dasarnya akuntansi syariah mengakui pendapat logis universal
sesuai dengan hakikat kebenaran yang bersumber Al Qur'an dan As Sunnah,
dimana akuntabilitas proses bisnis dan hasil bisnis dari aktivitas ekonomi

7
secara penuh nilai adil untuk kemakmuran umat manusia. Hal tersebut
menunjukkan bahwa akuntansi syariah tidak berbasis faham kapitalis dan
sosialis. Akuntansi syariah memiliki tantangan dan kendala. Secara implikasi
tantangan pada formulasi formal atau standar, dalam persamaan akuntansi
dan laporan keuangan masih berkutat pada bagaimana aset sebagai aktiva
sama dengan pasiva yang murni tanpa melibatkan bunga ataupun uang yang
bersifat diperdagangkan. Sedangkan kendala, dikarenakan di negara yang
bersangkutan, seperti di Indonesia masih melibatkan lembaga-lembaga
keuangan yang masih menggunakan sistem bunga dan nilai perdagangan
uang dalam berbagai bentuknya. Sebagai langkah konkrit dari Bank Indonesia
untuk pengembangan perbankan syariah maka Bank Indonesia telah
membuat Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah. Ada 6
(enam) poin dalam grand desain tersebut yaitu:

a) Menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I


tahun 2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond
Banking, dengan pencapaian target asset sebesar Rp50 triliun dan
pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II tahun 2009 menjadikan
perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling atraktif di
ASEAN dengan pencapaian target asset sebesar 87 triliun dan
pertumbuhan industri sebesar 75%. Fase III tahun 2010 menjadikan
perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di
ASEAN, dengan pencapaian target asset sebesar Rp 124 triliun dan
pertumbuhan industri sebesar 81%.
b) Program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek
positioning, differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah
sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek
diferensiasi dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema
yang beragam, transparan, kompeten dalam keuangan dan beretika,
teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya
ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek
branding adalah "bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond
banking".
c) Program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar
perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank
syariah sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan
masyarakat dan semua segmen dengan strategi masing-masing bank
syariah.
d) Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi produk
yang beragam didukung oleh keunikan value yang ditawarkan dan
dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama
produk yang mudah dipahami.
e) Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang
kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi
kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan

8
produk dan jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas,
dengan tetap memenuhi prinsip syariah.
f) Program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien
melalui berbagai sarana komunikasi langsung maupun tidak langsung
yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kemanfaatan
produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.

b. Penerapan Akuntansi Syariah


Penerapan dari PSAK mengenai akuntansi syariah yaitu PSAK 101 sampai
dengan PSAK 107 dipergunakan secara umum oleh seluruh entitas yang
melaksanakan transaksi syariah, seperti Bank syariah, Asuransi syariah,
Lembaga Pembiayaan syariah, Koperasi syariah dan sejenisnya termasuk
pihak-pihak yang terkait. Disisi lain terdapat PSAK yang hanya dipergunakan
oleh industri khusus, karena memiliki karakter khusus yang tidak dapat
disamakan dengan entitas yang lain misalnya asuransi syariah, oleh karena
itu dalam melaksanakannya industri khusus ini harus menerapkan PSAK
yang berlaku umum dan juga PSAK khusus tersebut. 16 Dampak dari
Peraturan dan Penerapan Akuntansi Syariah Dampak peraturan dan
penerapan akuntansi syariah pada saat sekarang ini lebih menunjukkan pada
perkembangan ilmu pengetahuan mengenai syariah dan perbaikan dalam
sistem akuntansi syariah di Indonesia. Selain itu akuntansi syariah juga telah
memiliki peraturan dan dasar untuk menunjang pengaplikasiannya.

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Beberapa tahapan dalam perkembangan peraturan dan penerapan


akuntansi syariah di Indonesia menunjukkan adanya perkembangan. Pada awal
Indonesia baru saja merintis munculnya ekonomi syariah dan sistem akuntansi
syariah. Pada tahap pertengahan sudah mulai adanya peraturan yang khusus
diperuntukkan bagi perbankan syariah karena kemunculan ekonomi syariah
pertama kali dipraktikkan oleh Lembaga keuangan bank maka wajar pemerintah
lebih memfokuskan peraturan bagi perbankan syariah. Pada masa sekarang
sudah adanya perundangan yang mengatur ekonomi syariah dan akuntansi
syariah juga sudah memiliki panduan dalam pengaplikasiannya. Memang pada
kenyataannya pengaplikasian akuntansi syariah masih belum sempurna hal ini
dapat dilihat dari pengamatan, pertama terkait peraturan terhadap jam sholat
bagi pegawai di semua perbankan syariah seharusnya ditegaskan agar tepat
waktu seperti Bank BNI yang telah menerapkan hal tersebut. Kedua perbankan
seharusnya melakukan pengkajian lebih dalam mengenai akad-akad yang bisa
digunakan dalam perbankan syariah agar akad salam, istishna dan akad yang
belum diterapkan dalam perbankan dapat diaplikasikan. Ketiga dukungan yang
intensif dari pemerintah agar perkembangan sistem ekonomi dan akuntansi
syariah bisa lebih berkembang.

10
DAFTAR PUSTAKA

keuangan-umum/21178-profil-perekonomian-indonesia
Wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah, Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia,.2011 ,
h-17

Bank Indonesia, 2007 , "Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah


Indonesia",http://www.bi.go.id/id/publikasi/lain/lainnya/pages/blue
%20print.aspx,

Sri Nurhayati, Wasilah, (dalam Wiroso 2011 ), Akuntansi Syariah Di Indonesia


Edisi 4, Jakarta : Salemba Empat,. 2015 , ISSN 1979 ISSN -6889, 2009 b

Jaka Isgiyarta , Teori Akuntansi dan Laporan Keuangan Islami , Semarang, BP


UNDIP.

STAIN Pekalongan, Artikel Aji Purba Trapsila SEI , Artikel Akuntansi Syariah.

11

Anda mungkin juga menyukai