Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP-PRINSIP DAN KAIDAH AKUNTANSI SYARIAH

DISUSUN OLEH:

1. Aling Thalia ( 2140600002 )

2. Abni Kika Putri ( 2140600015 )

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Abdul Naser Hasibuan,S.E.,M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY


PADANGSIDIMPUAN

T.A 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur, marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami kelompok 5 dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip dan Kaidah Akuntansi Syariah”, dengan baik
dan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak,., selaku dosen
pembimbing pada mata kuliah Teori Akuntansi Syariah yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyusun makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua, khususnya untuk
teman-teman dalam rangka memahami materi Manajemen Keuangan Syariah tentang
prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi syariah. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
membantu teman-teman sekalian untuk memahami materi ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih ada kekurangan ataupun kesalahan
dalam pengerjaan. Untuk itu, kami akan sangat senang apabila para pembaca sekalian
bersedia untuk memberikan kritik, saran, ataupun penilaian terhadap makalah ini guna
membangun agar lebih baik kedepannya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Padangsidimpuan, April 2023

Pemakalah

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. LATAR BELAKANG………………….………………………………….…..1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….………….2

A. PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH…………………………….……..2

B. PRINSIP AKUNTANSI…………………………….……………….………...3

C. KAIDAH AKUNTANSI SYARIAH……………………………….………...5

BAB III PENUTUP………………………..………………………………...…..7

A. KESIMPULAN………………………………………..……………………….7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………8

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akuntansi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan


ekonomi suatu perusahaan. Hal ini produk akhir dari proses akuntansi adalah laporan
keuangan yang menunjukkan perkembangan keuangan perusahaan secara
menyeluruh. Sehingga dari laporan keuangan tersebut, stakeholder perusahaan dapat
menentukan dengan tepat langkah-langkah yang harus diambil atas investasinya.
Akuntansi syariah adalah suatu proses akuntansi yang diawali dengan
pengidentifikasian, pencatatan, dan diakhiri dengan pengkomunikasian dalam bentuk
laporan keuangan mengenai transaksi-transaksi yang sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah dan dikelola berdasarkan syariah guna memberikan informasi keuangan
secara menyeluruh atas suatu entitas ekonomi (perusahaan) sebagai bahan
pertimbangan stakeholder dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.1
Dalam akuntansi syariah terdapat prinsip-prinsip serta kaidah akuntansi syariah yang
berlaku dalam akuntansi syariah itu sendiri.

1
Andri Eko Prabowo, Pengantar Akuntansi Syariah : Penyajian Praktis ,( Pekanbaru: CV. Bina Karya
Utama, 2014), hlm.1-2

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKUNTANSI SYARIAH


Akuntansi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam bisnis, karena
semua keputusan bisnis didasarkan pada informasi yang diperoleh dari akuntansi.
Dalam setiap tahapan pengambilan keputusan, keberadaan informasi memegang
peranan penting, mulai dari penemuan masalah hingga pemantauan pelaksanaan
keputusan yang telah ditetapkan. Jika proses ini terkait dengan operasi perusahaan,
informasi akuntansi ini akan diperlukan. Informasi akuntansi tidak hanya berguna
bagi pemilik perusahaan, tetapi juga menjadi sumber informasi utama bagi manajer
untuk mengelola perusahaan dan memberikan informasi bagi investor untuk memilih
investasi.2
Secara etimologis, kata Akuntansi berasal dari Bahasa inggris, yaitu
“Accounting” dalam Bahasa Arabnya disebut “muhasabah” yang berasal dari kata
hasaba, hasibah yang artinya menimbang, memperhitungkan, mengkalkulasi dan
menuliskan. Ini berarti menghitung dengan tepat atau akurat yang harus dicatat dalam
beberapa buku. Kata “hisab” sering ditemukan dalam Al-Qur’an yang memiliki arti
hampir sama yaitu diakhiri dengan jumlah atau angka. Jumlah kata dalam ayat-ayat
ini menunjukkan angka atau perhitungan yang ketat, akurat, teliti dan bertanggung
jawab.3
Seperti disebutkan diatas, akuntansi adalah sistem yang mengubah transaksi
menjadi informasi keuangan. Selain itu, transaksi islam adalah transaksi yang
dilakukan sesuai dengan hukum islam. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
akuntansi syariah yang ditangani dalam transaksi syariah dilakukan sesuai dengan
hukum syariah yaitu menurut hukum islam Al-Qur’an dan Sunnah.4
Akuntansi dalam islam merupakan domain muamalah artinya diserahkan pada
kemampuan manusia untuk mengembangkanya. Hal itu sejalan dengan pengertian
muamalah bahwa semua diperbolehkan untuk dilakukan manusia kecuali ada

2
IKIT, Akuntansi Penghimpun Dana Bank Syariah, (Yogyakarta, Deepublish :2015), Hal. 27
3
Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syariah, (Jakarta, Renaisan : 2005), Hal. 13.
4
Sony Warsono, Akuntansi Transaksi Syariah, (Yogyakarta, Asgard Chapter :2011), Hal. 26-27

6
larangan dalam Al-Qur’an dan Al Hadis. Artinya bahwa akuntansi islam dibangun
atas dasar pemikiran manusia yang mengindahkan hukum-hukum Allah SWT. Al-
Qur’an dan Al Hadis hanya membekalinya dengan beberapa nilai seperti nilai etika,
moral, kebenaran, keadilan, terpecaya, bertanggung jawab dan sebagainya. Karena
pentingnya permasalahan ini maka Allah SWT memberikan gambaran tentang
akuntansi yang terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 282. Di dalam Surat Al-Baqarah
ayat 282 kita melihat bahwa tekanan islam dalam kewajiban melakukan pencatatan
diantaranya:
1. Menjadi bukti dilakukanya transaksi menjadi dasar nantinya dalam
menyelesaiakan persoalan selanjutnya.
2. Menjaga agar tidak menjadi manipulasi atau penipuan baik dalam transaksi
maupun hasil dari transaksi itu.
3. Mewajibkan perlunya kesaksian dalam mendukung suatu transaksi bisnis.

B. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
1. Prinsip Dasar Akuntansi Syariah
Prinsip-prinsip dalam Akuntansi Syariah yaitu Nilai pertanggung jawaban,
keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi syari’ah. Ketiga
nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang universal dalam
operasional akuntansi syari’ah.
a. Prinsip Nilai Pertanggung jawaban
Prinsip pertanggungjawaban ( accountability ) merupakan konsep yang
tidak asing lagi di kalangan masyarakat muslim, bertanggung jawaban selalu
berkaitan dengan konsep amanah, bagi kaum muslim, persoalan amanah
merupakan hasil transaksi manusia dengan sang khalik mulai dari alam
kandungan. Manusia diciptakan Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi
titik manusia dibebani amanah oleh Allah SWT untuk menjalankan fungsi-
fungsi kekhalifahannya. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau
menunaikan amanah.
banyak ayat Alquran yang menjelaskan tentang proses pertanggung
jawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah SWT di muka bumi.

7
Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat
dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang
telah diamanahkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud
pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.

b. Prinsip keadilan
Jika ditafsirkan lebih lanjut ayat 282 surah al-baqarah mengandung
prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. prinsip keadilan ini tidak saja
merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis.
Tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah
manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas
dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.
kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung dua
pengertian, yaitu:
1) pertama adalah berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran yang
merupakan faktor yang sangat dominan, tanpa kejujuran ini informasi
akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan
masyarakat.
2) Kedua kata adil bersifat lebih fundamental (tetap berpihak pada nilai-nilai
etika/syariah dan moral ).
pengertian kedua inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong untuk
melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi modern
menuju pada bangun akuntansi ( alternatif ) yang lebih baik.

c. Prinsip Kebenaran
prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip
keadilan. Sebagai contoh, misalnya dalam akuntansi kita akan selalu
dihadapkan dalam masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan, aktivitas
ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai
kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui,
mengukur dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi. Kebenaran dalam

8
Alquran tidak diperbolehkan untuk dicampur adukan dalam kebatilan.
Alquran telah menggariskan bahwa ukuran, alat atau instrumen untuk
menetapkan kebenaran tidaklah berdasarkan nafsu.

2. Prinsip Dasar Akuntansi Konvensional


Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari
akuntansi dan seluruh outputnya termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari
tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan konsep teoritis akuntansi, serta
menjadi dasar bagi pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai
dalam menyusun laporan keuangan. Adapun prinsip-prinsip dasar akuntansi
konvensional yaitu:5
a. Cost Principle
b. Revenue principle
c. Matching principle
d. Objectivity principle
e. Consistency principle
f. Disclosure principle
g. Conservatism principle
h. Materiality principle
i. Uniformity dan comparability principle

C. KAIDAH AKUNTANSI SYARIAH


Kaidah akuntansi dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai dasar-dasar
hukum yang berlaku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber hukum
Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya,
baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan maupun penjelasan. Juga
untuk menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa, apakah
peristiwa itu sesuai dengan hukum-hukum syariat Islam atau tidak.6

5
Hery, Teori Akuntansi, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 104-116
6
Husein syahatah, Pokok-pokok Pikiran Akuntansi islam, ( Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2001 ),
hlm 67

9
Kaidah-kaidah tersebut juga dianggap sebagai ukuran atau standard yang bisa
membantu dalam memahami suatu kejadian atau peristiwa yang telah terjadi.
Dalil-dalil kaidah akuntansi diambilkan dari sumber-sumber fiqih Islam, yaitu
sebagai berikut:
a. Al-Qur’an,
Al-Qur’an yaitu kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
untuk dijadikan undang-undang yang mengatur manusia disegala bidang.
b. Sunnah Nabawiyyah
Sunnah Nabawiyyah yaitu apa-apa yang berasal dari Rasulullah saw baik
ucapan, perbuatan, maupun ketetapan yang dianggap sebagai uswah dan panutan.
c. Ijma
Ijma adalah yang berasal dari kesepakatan para ulama dan para imam
mujtahid yang terpercaya pada masa setelah wafatnya Rasulullah saw.
d. Qiyas
Qiyas adalah persamaan suatu peristiwa tertentu yang tidak mempunyai nash,
baik dari Al-Qur’an maupun Hadits Nabi serta ijtihad para ulama dengan
peristiwa lain yang memiliki kesamaan illat (alasan hukum)
e. Uruf
` Uruf (alat kebiasaan) adalah apa-apa yang telah dikenal dan terbiasa
dikalangan masyarakat, dengan syarat tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
hukum islam.7

7
Syekh Abdul Wahab Khallaf, Ushul Fiqh Islam, (Dar al-Kalam, 1980), cet II hlm.21.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
akuntansi syariah adalah sistem yang mengubah transaksi menjadi informasi
keuangan. Selain itu, transaksi islam adalah transaksi yang dilakukan sesuai dengan
hukum islam. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah yang
ditangani dalam transaksi syariah dilakukan sesuai dengan hukum syariah yaitu
menurut hukum islam Al-Qur’an dan Sunnah.
Prinsip akunta si syariah yaitu :
1. Prinsip pertanggung jawaban
2. Prinsip keadilan
3. Prinsip kebenaran
Sedangkan prinsip dasar akuntansi konvensional yaitu:
1. Cost Principle
2. Revenue principle
3. Matching principle
4. Objectivity principle
5. Consistency principle
6. Disclosure principle
7. Conservatism principle
8. Materiality principle
9. Uniformity dan comparability principle
Kaidah akuntansi dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagaidasar-dasar
hukum yang berlaku dan permanen, yang disimpulkan darisumber-sumber hukum
Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya,
baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan maupun penjelasan. Juga
untuk menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa, apakah
peristiwa itusesuai dengan hukum-hukum syariat Islam atau tidak

11
DAFTAR PUSTAKA

Andri Eko Prabowo, Pengantar Akuntansi Syariah : Penyajian Praktis ,( Pekanbaru:


CV. Bina Karya Utama, 2014).

IKIT, Akuntansi Penghimpun Dana Bank Syariah, (Yogyakarta, Deepublish :2015).

Hasbi Ramli, Teori Dasar Akuntansi Syariah, (Jakarta, Renaisan : 2005), Hal. 13.

Sony Warsono, Akuntansi Transaksi Syariah, (Yogyakarta, Asgard Chapter :2011).

Hery, Teori Akuntansi, (Jakarta: Kencana, 2011).

Husein syahatah, Pokok-pokok Pikiran Akuntansi islam, ( Jakarta: Akbar Media Eka
Sarana, 2001 ).

Syekh Abdul Wahab Khallaf, Ushul Fiqh Islam, (Dar al-Kalam, 1980),

12

Anda mungkin juga menyukai