Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan seseorang manusia pasti akan mengalami sebuah musibah atau sebuah
masalah yang mana masalah tersebut akan menimbulkan sebuah kerugian atau resiko. Nah
dalam hal ini ada yang namanya asuransi, yang berfungsi sebagai solusi untuk mengatasi hal
tersebut. Sebagai orang muslim disini kami akan membahas menegnai akuntasi transaksi
akuntasi syariah tentunya. Sehingga dengan adanya pembahasan ini maka kita akan tahu dan
paham mengenai akuntansi asuransi. Akuntansi Asuransi yang akan kami bahas disini adalah
yang digunakan di lembaga keuangan syariah. Dalam akuntansi asuransi syariah ada
beberapa prinsip yang ada di dalamnya yang harus di terapkan meliputi: saling tanggung
jawab, saling bekerja sama, saling melindungi. Dan akuntansi asuransi syariah dan
konvensional mempunyai perbedaan. Dan dengan ini kami akan mempersembahkan sebuah
makalah yang akan memaparkan hal-hal tersebut.

Perusahaan asuransi merupakan industri jasa yang sangat membutuhkan faktor


kepercayaan. Keberadaanya tidak hanya sebagai bentuk dari sebuah industri bisnis semata,
akan tetapi merupakan salah satu instrumen finansial kesejahteraan dan ketentraman bagi
nasabahnya. Kesejahteraan dan kesejanteraan adalah tujuan utama dari janji berasuransi.

B. Rumusan Masalah

A. Pengertian akutansi
B. Landasan Syar'i
C. Tujuan akuntasi keuangan syariah
D. Prinsip prinsip dasar akuntansi
E. Implementasi akuntansi islam pada akuntansi syariah
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKUNTANSI
Beberapa pengertian dari akuntansi :1
1. Akuntansi Konvensional

Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theori dinyatakan bahwa akuntansi adalah
proses mengidentifikasi,mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan
informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.

AICPA (American Institute of Certified Publik Accountant) mengidentifikasi bahwa


akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisarandengan cara tertentu dan
dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan
dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

APB (Accounting Principles Board) Statement mengidentifikasi bahwa akuntansi adalah


suatu kegiatan jasa, yang fungsinya memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam
ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untk digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi, yang digunakan dalam melilih di antara beberapa
alternatif.

2. Akuntansi Syariah

Akuntansi dalam bahasa arab biasa disebut muhasabah. Kata muhasabah 2berasal dari
kata kerja hasaba, dan bisa juga diucapkan dengan hisab,hasibah,muhasabah, dan hisaba.
Kata kerja hasaba termasuk kata kerja yang menunjukan adanya interaksi seseorang dengan
orang lain. Pengertianya seperti dalam kalimat, “Menghitung semua amalanya untuk dibalas
sesuai dengan amalanya tersebut.” Arti kata muhasaba secara bahasa adalah menimbang atau
memperhitungkan amal-amal manusia yan telah diperbuatnya.

Jadi, ilmu hisab ialah cikal bakal ilmu matematika, dan kadang dinamai juga dengan ilmu
bilangan. Yanitu ilmu yang membahas tentang cara menentukan plus atau minusnya suatu

1
Muhamad, prinsip-prinsip Akuntansi Dalam Al-Qyr`an, 2000, UII Press, hlm.3-4
2
Lihat Lisanul Arab, Jamalludin Muhammad bin Makram bin Mandzur al-Anshari, al-muasassah al-Misriah al-
A`mmah wa al-Anba wa an-Nasyr, Dar al-Misriah li at-Ta`lif wa at-Tarjamah, hlm. 301-304
bilangan majhul yang tidak diketahui. Dari uraian bahasa diatas dapat bahwa kata
muhasabah dengan kata hisab. Keduanya akar dari kata hasaba dan bermakna menghitung
dan menimbang semua amalan manusia dan tingkah lakunya sesuai apa yang tercatat dan
terdaftar. Tapi, kata hisab itu juga mempunyai arti lain dari bahasa, yaitu merupakan akar
dari kata kerja hasaba, yang berarti “mengkakulasikan dan mendata”. Menghisab sesuatu
juga bisa berarti mendatanya, menyusunya dan mengkakulasikanya.

B. LANDASAN SYAR`I

Beberapa dalil-dalil syar`i menjadi dasar akntansi syari`ah dan sekaligus membedakanya
dengan akuntansi konvensional. Dan dapat dilihat dalam beberapa fiman Allah, hadits Nabi,
kaidah fiqih, dan pendapat para ulama sebagai berikut :

1. Firman Allah dalam Al-Qur`an

“wahai orang-orang yang beriman jadikanlah kamu orang-orang yang benar penegak
keadilan menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya maupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahantanya. Maka, janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.” (an-Nisa:135)

2. Sabda Rasulullah

“Yang pertama dihisab di hari kiamat nanti ialah shalat. Jika shalat itu

dikerjakan dengan benar, benarlah semua perbuatanya. Tetapi, jika shalat itu rusak,
rusaklah semua amal perbuatanya.” (HR Thabrani)

3. Kaidah Fiqih
“pada dasarnya, segala bentuk muamalat boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkanya.”

“ Di mana terdapat kemashlahatan, disana terdapat hukum Allah.”

4. Pendapat para sahabat dan ulama salaf


Umar Ibnul Khatab r.a berkata, “Hisablah dirimu sendir sebelum kamdihisab, timbanglah
amalanmu sebelum kamu ditimbang, dan bersiaplah untuk menghadapi hari di mana semua
amal perbuatan dibeberkan.”
Imam Syafi`i berkata, “Siapa yang mempelajari hisab atau perhitungan, luaslah
pikiranya.”
Ibnu Abidin berkata, “Catatan atau pembukuan seorang agen (makelar) dan kasir bisa
menjadi bukti berdasarkan kebiasaan yang berlaku.
C. TUJUAN AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH
Akuntansi keuangan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan
tingkat kebutuhan perusahaan untuk menetapkan hak dan kewajiban keuangan, hasil operasi,
dan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan pada saat waktu tertentu. Proses
akuntansi sendiri terdiri dari pengakuan pencatatan, pengakuan transaksi, pengklasifikasian
transaksi, dan pelaporan transaksi.
Suatau transaksi dikatakan sesuai denga prinsip-prinsip syariah apabila telah memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
1. Transaksi tidak mengandung unsur kezaliman.
2. Transaksi tidak mengandung unsur riba.
3. Transaksi tidak mengandung unsur judi.
4. Transaksi tidak mengandung penipuan.
5. Transaksi tidak mengandung material yang diharamkan.
6. Transaksi tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Adapun tujuan dari Akuntansi Keuagan Syariah baik pada asuransi syariah maupun pada
lemabaga keuangan syariah lainnya adalah sebagai berikut.

1. Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait termasuk hak dan kewajiban yang berasal
dari transaksi yang belum selesai dan atau kegiatan ekonomilain, sesuai dengan prinsip
syariah yang berdasarkan pada konsep kejujuran,keadilan,kebajikan, dan
kepatuhanterhadap nilai-nlai bisnis Islami.
2. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi pemakai laporan untuk
mengambil keputusan.
3. Mengingkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha. 3

3
Nurmansyah Lubis, Akuntansi dan Investasi dalam Asuransi Syariah Suatu Pengantar, Materi Training Certified
Islamic Insurance Spesialist (CIIS), LPPG-BPPK Depkeu dan ASSI, Januari, 2004
D. PRINSIP-PRINSIP DASAR AKUNTANSI SYARIAH

Prinsip yang paling dasar dan utma yang menjadi pegangan dalam sitem akuntansi yang
islami adalah prinsip adil, transparan dan jujur (amanah).sistem akuntansi merupakan
internal perusahaan jika tidak dilandasi oleh kejujuran dan dan transparasi.

Dr. Husein Syahatah, pakar akuntansi Islam dari Mesir, menjelaskan beberapa prinsip-
prinsip dasar yang harus menjadi pegangan bagi seorang akuntan, terutama dalam menyusun
neraca keuangan 4: amanah, miqdaqiyah, diqqah, tauqit, adil dan netral, tibyan.

a. Amanah

Orang yang menyiapkan laporan hitungan akhir dan neraca keuangan harus bersifat
amanah dalam semua informasi dan keuangan yang dipaparkannya. Ia hendaklah
memaparkan apa-apa yang dianggap layak dan menyembunyikan rahasia-rahasia yang wajib
ia jaga secara syar`i.

Oleh karena itu seorang akuntan yang memberikan informasi-informasi keuangan yang
didalamnya terdapat pemalsuan data, penipuan, pembodohan dianggap sebagai penghianat
terhadap amanah yang diterima nya sebagai orang yang dipercaya menyusun data-data
hitungan akhir tahun dan laporan keuangan.

b. Mishdaqiyah ( Sesuai Realitas )

Di dalam akuntansi, yang di sebut sesuai dengan realitas secara umum ialah menyiapkan
hitungan-hitungan akhir serta beraca keuangan. Informasi yang ada harus benar dan sesuai
dengan realitas serta tidak ada kebohongan dan kecurangan karena data-data tersebut
merupakan kesaksian.

c. Diqqah ( Cermat dan Sempurna )

Yang di maksud dengan diqqah ialah berbuat sebaik-baiknya dan menyempurnakan


pekerjaan seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur`an (QS. al-Kahfi:30). Ketelitkan dan
kesempurnaan dalam menyiapkan hitungan-hitungan neraca keuangan adalah harus

4
Husein Syahatah, Usul al-Fikri al-Muhasabi al-Islami, pokok=pokok pikiran Akuntansi Islam (terj), 2001, Penerbit
Akbar, Jakarta, hlm.181-186.
mematuhi atau komitmen terhadap kaidah-kaidah resmi akuntansi, peraturan-peraturan atau
petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan oleh syar`i.

d. Tauqit ( Penjadwalan yang Tepat )

Yang dimaksud dengan tauqit ialah hasil-hasil hitungan neraca-neraca keuangan dapat
diselesaikan dalam batas-batas waktu yang telah ditetapkan tanpa mengulur-ngukur waktu
sehingga tidak mengurangi manfaat dan efisiensi kerja.

e. Adil dan Netral

Sifat amanah dan jujur akan menimbulkan sikap komitmen seorang akuntan yaitu, akan
menyiapkan laporan hitungan akhir dan neraca keuangan dengan tetap berpegang pada nilai-
nilai kebenaran. Ketika seorang akuntan keluar dari sikap adil dan memihak kepada
keinginan dan kepentingan seseorang, maka ia telah mengkhianati Allah dan rasul-Nya. Hal
ini ditegaskan oleh Ibnu Abidin yang mengatakan, “Catatan seorang makelar atau bendahara
adalah bukti terhadap hukum yang sedang berlaku. Karena pada umumnya transaksi terhadap
suatu jenis barang itu biasanya berlangsung tanpa saksi.

f. Tibyan (Transparan)

Yang dimaksud dengan tibyan adalah penyajian data-data yang jelas dan tidak ada
keterangan apapun yang disembunyikan terhadap pengguna data-data tersebu, yang tentunya
masih dalam batas-batas kaidah yang lalu.

E. IMPLEMENTASI AKUNTANSI ISLAM PADA AKUNTANSI SYARIAH

Sistem akuntansi syariah yang telah diterapkan pada salah satu asuransi syariah yang
sudah mapan dan terbesar di dunia saat ni, yaitu Syarikat Tafakul Malaysia Berhad,
sebagaimana diungkapkan Mohamed Arif bin Rashid 5dalam tulisanya.6 Adapaun konsep
dasar akuntansi yang digunakan dalam akuntansi asuransi syariah sebagaimana saat ini di
terapkan di Syarikat Tafakul Malaysia Berhad dan beberapa perusahaan asuransi lainnya di

5
Mohamed Arif bin Abdul Rashid, CEO PT Syarikat Tafakul Indonesia, sebelumnya adalah Direktur Keuangan
Syarikat Tafakul Malaysia Berhad.

6
Mohamed Arif bin Abdul Rashid, op. Cit, hal 117-127.
berbagai negara yang berafiliasi dengan Tafakul Malaysia seperti di Indonesia (Tafakul
Umum dan Tafakul keluarga)badalah sebagai berikut :

1. Konsep Akuntansi Asuransi Tafakul


a. Tafakul hampir sama dengan asuransi Konvensional yang memiliki prosedur secara
spesifik dan aturan bisnis sendiri yang telah diatur dalam prosedur secara spesifik dan
aturan bisnis sendiri yang telah diatur dalam tafakul Act 1984 demikian pula asuransi
konvensional yang telah diatur dalam isurance Act 1963
b. Karena asuransi tafakul jua dikembangkan dengan konsep bisnis, maka untuk memenuhi
konsep bisnis yang telah diatur dalam syariah Islam, asuransi tafakul dikembangkan
sesuai dengan sistem akuntansi yang berbeda dengan akuntansi asuransi konvensional.
Dalam penerapan akuntansi asuransi syariahtafakul landasan filosofis menurut Suariah
Tafakul Malaysia adalah surah ar-Rahman ayat 9, ”Tegakanlah timbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi timbangan itu”. Tentunya teknik asuransi tafakul
ini pun juga betentangan dengan prinsip akuntansi yang diterima secara umum.
2. Kesamaan Prinsip Akuntansi Asuransi Konvensional dan Tafakul

Prinsip akuntansi asuransi konvensional yang sesuai dengan prinsip konsep asuransi
tafakul adalah sebagai berikut :

a. Premi asuransi yang diterima sebelum tanggal peristiwa diakui dalam laporan keuangan
periode berikutnya.
b. Technical Reserve. Dana cadangan merupakan jumlah yang dihitung dari premi
penutupan asuransi yang tidak digunakan selama periode berjalan.
c. Membayar Klaim. Kecukupan dana cadangan untuk membayar klaim dibentuk sebelum
laba bersih perusahaan selama periode berjalan dibagikan. Hal ini dikarenakan tidak
semua jumlah klaim pada saatyang diajukan dapat dipenuhi. Pengalokasian dana
cadangan untuk stabilitas posisi keuangan perusahaan asuransi tafakul.
d. Retafakul. Seperti perusahaan asuransi konvensional, Tafakul juga menghadapi beberapa
kendala di dalam memenuhi klaim yang diajukan peserta. Tafakul yang memiliki tingkat
resiko tinggi, maka perusahaan asuransi tafakul memerlukan retafakul. Dengan retafakul
ini perusahaan tafakul melakukan pemecahan resiko, sehingga mengurangi beban
kerugian keuangan pada tafakul. Beban retafakul ditentukan untuk menutupi
periodenasuransi yang sama dengan yang diterima.
3. Konsep Dasar Asuransi
Konsep dasar akuntansi yang digunakan dalam akuntansi syariah adalah sebagai
berikut :7
a. Postulat Akuntansi
1) Going Concern
2) Konsisten
3) Aktual
b. Prinsip Akuntansi
1) Prudence
2) Subtance over Form
3) Materialitas
4. Kebijakan Penting Akuntansi
a. Konsep dasar akuntansi. Perkiraan-perkiraan akuntansi diakui dengan konsep historial
cost yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah yang tidak
bertentangan dengan standar akuntansi umum.
b. Dana tafakul keluarga (asuransi jiwa). Dana tafakul keluarga ditetapkan dalam Tafakul
dan termasuk keuntungan yang dibagikan untuk tafakul umum dan tafakul keluarga
dihitung dengan emnggunakan metode 1/365 hari.
c. Surpus Tafakul umum (asuransi kurugian ). Surfus Tafakul Umum ditentuka setalah
dikurangi retafakul, cadangan yang tidak dibagikan dan klaim yang belum dibayar.
5. Metode Akuntansi Tafakul

Operasional Tafakul dikenal dalam bentuk bisnis asuransi ada dua dan dikelola dalam
tiga jenis pengelolaan.

1. Akuntansi Dana Tafakul Keluarga


2. Akuntansi Dana Tafakul Umum
3. Akutansi Dana Tafakul Pemegang Saham.
1. Akuntansi Dana Tafakul Keluarga (Asuransi Jiwa )

7
Konsep ini berdasarkan apa yang diterapkan di Syarikat Tafakul Malaysia
Dana tafakul Keluarga merupakan rekening tersendiri. Yang berkaitan dengan rekening
Dana Tafakul keluarga adalah :

- Buku Kas
- Tagihan harian
- Pos peserta
- Laporan retafakul
- Daftar investasi
- Daftar akriva tetap
- Rekonsiliasi bank
a. Pendapatan

Terdapat dua jenis pendapatan yang diperoleh dari asuransi tafakul keluarga.

- Angsuran Tafakul. Pendapatan diakui berdasarkan “cash bases” sehingga angsuran


tersebut diakui sebagai pendapatan pada saat diterima dan pada saat “efective date”.
semua penerima pendapatan yang ditangguhkan diakui sebagai utang.
b. Beban
Beban dalam tafakul keluarga terdiri dari :
- Pengembalian premi
- Retafakul
- Penyusutan
- Klaim kematian
- Sertifikat jatuh tempo
- Sertifikat penyerahan
- Penarikan sebagian
c. Laporan Keuangan
Laporan keuangan untuk tafakul keluarga disajikan pada laporan keuangan:
- Neraca
- Laba rugi untuk family Tafakul plans
- Arus dana
- Laba rugi untuk “Grup Family”
- Pos penghasilan
-
2. Akuntansi Tafakul Umum ( Asuransi Kerugian )
Yang berkaitan dengan akuntansi tafakul umumadalah sebagai berikut :
- Nuku kas
- Tagihan harian
- Daftar retafakul
- Daftar investasi
- Daftar aktiva tetap
- Rekonsiliasi bank
3. Akuntansi Dana Pemilik Saham

Perkiraan akuntansi dana pemilik saham ini terpisah dari dana tafakul. Perkiraan dana
pemilik saham terdiri dari :

- Buku kas
- Daftar dana pemegang saham
- Daftar aktiva tetap
- Skedul investasi
- Skedul pembiayaan
- Laporan rekonsiliasi bank
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akuntansi dalam bahasa arab biasa disebut muhasabah. Kata muhasabah berasal dari kata
kerja hasaba, dan bisa juga diucapkan dengan hisab,hasibah,muhasabah, dan hisaba. Kata
kerja hasaba termasuk kata kerja yang menunjukan adanya interaksi seseorang dengan orang
lain. Pengertianya seperti dalam kalimat, “Menghitung semua amalanya untuk dibalas sesuai
dengan amalanya tersebut.” Arti kata muhasaba secara bahasa adalah menimbang atau
memperhitungkan amal-amal manusia yan telah diperbuatnya.

Akuntansi keuangan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring dengan


tingkat kebutuhan perusahaan untuk menetapkan hak dan kewajiban keuangan, hasil operasi,
dan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan pada saat waktu tertentu. Proses
akuntansi sendiri terdiri dari pengakuan pencatatan, pengakuan transaksi, pengklasifikasian
transaksi, dan pelaporan transaksi.

Prinsip yang paling dasar dan utma yang menjadi pegangan dalam sitem akuntansi yang
islami adalah prinsip adil, transparan dan jujur (amanah).sistem akuntansi merupakan
internal perusahaan jika tidak dilandasi oleh kejujuran dan dan transparasi.

Sistem akuntansi syariah yang telah diterapkan pada salah satu asuransi syariah yang
sudah mapan dan terbesar di dunia saat ni, yaitu Syarikat Tafakul Malaysia Berhad,
sebagaimana diungkapkan Mohamed Arif bin Rashid dalam tulisanya. Adapaun konsep
dasar akuntansi yang digunakan dalam akuntansi asuransi syariah sebagaimana saat ini di
terapkan di Syarikat Tafakul Malaysia Berhad dan beberapa perusahaan asuransi lainnya di
berbagai negara yang berafiliasi dengan Tafakul Malaysia seperti di Indonesia (Tafakul
Umum dan Tafakul keluarga)
DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, prinsip-prinsip Akuntansi Dalam Al-Qyr`an, 2000, UII Press

Nurmansyah Lubis, Akuntansi dan Investasi dalam Asuransi Syariah Suatu Pengantar, Materi

Training Certified Islamic Insurance Spesialist (CIIS), LPPG-BPPK Depkeu dan ASSI, Januari,

2004

Husein Syahatah, Usul al-Fikri al-Muhasabi al-Islami, pokok - pokok pikiran Akuntansi Islam

(terj), 2001, Penerbit Akbar, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai