Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH dan AKUNTANSI

KONVENSIONAL, KDPPLKS dan


LAPORAN KEUANGAN (PSAK 101)

A. Perbedaan Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensionl

1. Perbedaan dari Segi Pengertian


Pengertian akuntansi keuangan menurit Islam lebih mengarah pada pembukuan,
pendataan, kerja dan usaha, serta perhitungan dan perdebatan (tanya jawab)  berdasarkan
syarat-syarat yang telah disepakati. Selnajutnya penentuan imbalan yang meliputi semua
tindakan dan pekerjaan, baik yang berhubungan dengan keduniaan maupun keakhiratan.
Oleh sebab itu, muhasabah dalam Islam memiliki dua arti, yaitu  perhitungan dan
pembukuan keuangan. Adapun arti akuntansi yang berkembang dalam konsep positif
(konvensional) adalah sekitar pengumpulan dan pembukuan,  penelitian tentang keteranga-
keterangan dari berbagai macam aktivitas. Arti muhasabah (akuntansi) dalam Islam lebih
umum dan lebih luas jangkauannya, yang meliputi perhitungan dari segi moral dan
perhitungan akhirat. Dalam praktiknya setiap aktivitas muamalah adanya unsur
pertanggungjawaban dengan Allah SWT dan sesama manusia

2. Perbedaan dari Segi Tujuan


Diantara tujuan terpenting dari akuntansi keuangan dalam Islam adalah menjaga harta
yang merupakan hujjah atau bukti ketika terjadi perselisihan, membantu mengarahkan
kebijaksanaan, memerinci hasil usaha untuk perhitungan zakat,  penentuan hak mitra bisnis,
dan membantu dalam menetapkan imbalan dan hukuman serta penilaian evaluasi kerja dan
motivasi. Sementara tujuan akuntansi keuangan konvensional diantaranya untuk menjelaskan
utang dan piutang, untung dan rugi, sentral moneter, dan membantu dalam mengambil
ketetapan manajemen. Dengan demikian, terdapat persamaan dalam beberapa tujuannya. Hal
ini menunjukkan keutamaan Islam yang lebih dahulu meletakkan dasar-dasar pokok
akuntansi. Akan tetapi, akuntansi syariah lebih difokuskan untuk membantu individu dalam
mengaudit transaksi-transaksinya, dan untuk membantu kelompok masyarakat untuk
melakukan muhasabah yang ditangani oleh seorang hakim. Bahkan,akuntansi dapat
membantu dalam laporan dakwah pada kebaikan, seperti amar ma’ruf nahi mungkar. Semua
itu tidak terdapat dalma akuntansi konvensional.

3. Perbedaan dari Segi Karakteristik


Akuntansi dalam Islam berdasarkan nilai-nilai akidah dan akhlak. Oleh sebab itu, tugas
seorang akuntan adalah memberikan data-data dalam membantu orang orang yang
bersangkutan tentang hubungan kesatuan ekonomi dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum
syariat Islam dalam bidang muamalah. Seorang akuntan Muslim selalu sadar bahwa ia

ANDI SUKMA WANGI 19103293016


PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH dan AKUNTANSI
KONVENSIONAL, KDPPLKS dan
LAPORAN KEUANGAN (PSAK 101)

bertanggugjawab di hadapan Allah tenang pekerjaannya. Ia tidak boleh menuruti keinginan


pemilik modal (pemilik proyek) jika ada langkah-langkah  penyelewengan dari hukum Allah
dan memutarbalikan fakta (data yang akurat). Aspek-aspek ini tidak didapati dalam konsep
akuntansi konvensional. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa akuntansi syariah
didasarkann pada kaidah-kaidah permanen, yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam,
yaitu AlQuran dan Al-Hadis. Adapun konsep akuntansi konvensional didasarkan pada
ordonansi atau peraturan-peraturan dan teori-teori yang dibuat oleh manusia yang memiliki
sifat khilaf, lupa, keterbatasan ilmu dan wawasan.
Perbedaan Akuntansi Syariah dengan konvensional menurut Husein Syahatah, dalam
buku pokok-pokok pikiran akuntansi islam, diantanranya :
Akuntansi Konvensional :
 Sering terjadi perbedaan pendapat cara menentukan nilaiharga untuk melindungi
modal pokok karena konsep modal (pokok capital)
 Modal yang terbagi menjadi 2 yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang
beredar (aktiva lancar)
 Menentukan praktek teori pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua
kerugian dalam perhitungan
 Menyampaikan laba yang bersifat mungkin
 Menerapkan praktek prinsip laba universal, meliputi laba dagang, modal pokok
 Laba tercinta hanya saat terjadi transaksi jual beli
Akunansi Islam
 Konsep modal pokok dalam islam berlandaskan nilai tukar yang berlaku, yang
tujuannya melindungi modal pokok dari kemampuan produksi di masa yang akan
datnag dalam perusahaan yang berlangsung secara kontinyu (berkelanjutan)
 Jenis barnag-barnag pokok dibagi menjadi harta berupa uang cash) dan harta
berupa barang (stock)
 Mata uang (emas, perak dsb) bukan tujuan sesungguhnya, ,elainkan hanya
sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai/harga (sebagai sumber
harga/nilai).
 Penentuan nilai/harga berdasarkan nilai tukar yang berlaku
 Membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko
 Membedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari modal
(capital) pokok dengan laba berasal dari transaksi

ANDI SUKMA WANGI 19103293016


PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH dan AKUNTANSI
KONVENSIONAL, KDPPLKS dan
LAPORAN KEUANGAN (PSAK 101)

 Wajib menjelaskan asal sumber pendapatan


 Berusaha menghindari dan menyalurkan pada tempat-tempat yang telah
ditent9ukan oleh para ulama fiqih
 Menghindari laba dari sumber yang kurang dipercayai karena dikhawatirkan
bersifat “haram”
 Laba akan muncul ketika adanya perkembangan dan pertambahan pada nilai
barang, baik yang terjual atau akan tetapi jual beli merupakan suatu keharusan
untuk menyatakan laba serta laba tidak boleh dibagi sebelum nyata laba itu
diperoleh.

B. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)

1. Tujuan dari Peranan KDPPLKS

IAI (2007) menjelaskan bahwa Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar
ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi :

 Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya


 Penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah
 Auditor, dalam mememberikan pendapat mengenai pakah laporan keuangan disusun
senuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaklu umum; dan
 Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.

Pengertian transaksi syariah yang dimaksud dalam kerangka dasar tersebut adalah
transaksi yang dilakukan berdasarkan prinsip syariah. Kerangka dasar ini bukan standar
akuntansi keuangan dan karenanya tidak mendefinisikan standar dan permasalahan
pengukuran atau pengungkapan tertentu. Mengingat kerangka dasar selalu menuju ke tingkat
kesempurnaan sebagai landasar penyusunan standar akuntansi, maka revisi kerangka dasar
ini akan dilakukan dari waktu ke waktu sesuai dengan pengalaman badan penyusun standar
akuntansi keuangan syariah dalam penggunaaan kerangka dasar tersebut.

ANDI SUKMA WANGI 19103293016


PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH dan AKUNTANSI
KONVENSIONAL, KDPPLKS dan
LAPORAN KEUANGAN (PSAK 101)

2. Ruang Lingkup

Seperti dijelaskan  (IAI, 2007), Kerangka dasar ini membahas :

a. Tujuan laporan keuangan

b. Karakteristik karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan


keuangan, dan

c. Defenisi pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statements yang selajutnya hanya disebut ”laporan
keuangan”), termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan
disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar
pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh
informasi tambahan disamping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian,
banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi
keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan mereka.

3. Pemakai dan Kebutuhan Informasi


Pemakai laporan keuangan syariah pada dasarnya terdapat kesamaannya dengan pemakai
laporan keuangan konvensional, hanya saja dalam akuntansi syariah pemakai laporan
keuangan  dapat ditambahkan hal ini seperti yang dijelaskan oleh IAI (2007) bahwa pemakai
laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, pemilik dana qardh,
pemilik dana investasi mudharabah, pemilik dana titipan, pembayar dan penerima zakat,
infak, sedekah dan wakaf, pengawas syariah, karyawan, pemasok dan mitra usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan
laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor. Investor dan penasihat berkepentingan dengan risiko yang melekat serta
hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau
menjual investasi tersebut.

ANDI SUKMA WANGI 19103293016


PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH dan AKUNTANSI
KONVENSIONAL, KDPPLKS dan
LAPORAN KEUANGAN (PSAK 101)

b. Pemberi dana qardh. Pemberi dana qardh tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana qardh dapat dibayarkan pada
saat jatuh tempo.
c. Pemilik dana syirkah temporer. Pemilik dana syirkah dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasu dengan tingkat
keuntungan yang bersaing dan aman.
d. Pemilik dana titipan. Pemilik dana titipan tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap
saat.
e. Pembayaran dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf. Pembayar dan penerima
zakat, infak, sedekah, dan wakaf, serta mereka yang berkepentingan akan informasi
mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut.
f. Pengawas syariah. Pengawas syariah yang berkepentingan dengan informasi tentang
kepatuhan pengelola bank akan prinsip syariah.
g. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitan entitas syariah. Mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkikan mereka untuk menilai kemampuan entitas
syariah dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
h. Pemasok dan mitra usaha lainnya. Pemasok dan mitra usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan merek untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
i. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup entitas syariah, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan, atau tergantung pada, entitas syariah.
j. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas entitas syariah, dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
penanam modal domestik.
k. Masyarakat.  Entitas syariah  mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara, misalnya, entitas syariah dapat memberikan  kontribusi  berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan
kepada penanama modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat

ANDI SUKMA WANGI 19103293016


PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH dan AKUNTANSI
KONVENSIONAL, KDPPLKS dan
LAPORAN KEUANGAN (PSAK 101)

dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir


kemakmuran entitas syariah serta rangkaian aktivitasnya.

C. Laporan Keuangan (PSAK 101)

PSAK 101 pertama kali dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007. PSAK ini menggantikan ketentuan terkait
penyajian laporan keuangan syariah dalam PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah yang
dikeluarkan pada 1 Mei 2002.
Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-B/DPN/IAI/XI/2013
maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan
kewenangannya kepada Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.
Setelah pengesahan awal di tahun 2007, PSAK 101 mengalami amandemen dan revisi sebagai
berikut :
a. 16 Desember 2011 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan
b. 15 Oktober 2014 sehubungan dengan adanya revisi atas PSAK 1 terkait penyajian laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain.
c. 25 Mei 2016 terkait penyajian laporan keuangan asuransi syariah pada Lampiran B.
Perubahan ini merupakan dampak dari revisi PSAK 108: Akuntansi Transaksi Asuransi
Syariah. Perubahan ini berlaku efektif 1 Januari 2017.
1. Ikthisar Ringkas
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah
(selanjutnya disebut PSAK 101) menetapkan dasar penyajian laporan keuangan bertujuan
umum untuk entitas syariah. Pernyataan ini mengatur persyaratan penyajian laporan
keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan atas
transaksi syariah.

PSAK 101 memberikan penjelasan atas karakteristik umum pada laporan keuangan
syariah, antara lain terkait :

 Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK


 Dasar akrual
 Materialitas dan penggabungan

ANDI SUKMA WANGI 19103293016


PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH dan AKUNTANSI
KONVENSIONAL, KDPPLKS dan
LAPORAN KEUANGAN (PSAK 101)

 Saling hapus
 Frekuensi pelaporan
 Informasi komparatif dan
 Konsistensi Penyajian

PSAK 101 juga memberikan penjabaran struktur dan isi pada laporan keuangan syariah,
mencakup :
 Laporan Posisi Keuangan
 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
   Laporan Perubahan Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan Keuangan

ANDI SUKMA WANGI 19103293016

Anda mungkin juga menyukai