Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI SYARIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu:

Ahmad Juanda, Dr., Ak., M.M., C.A

Lutfirrahman AM, S.E

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Syalsabila Nur Azmi (202210170311029)

Fina Aulia (202210170311037)

Muhammad Afif Zulfahmi (202210170311046)

Andini Esa Dewi Rani (202210170311118)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah


SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmatnya makalah ini dapat kami sampaikan pada
tepat waktu. Penulisan makalah yang berjudul “Teori Akuntansi Syariah” ini kami harapkan bisa
memberikan nilai dan ekspektasi terbaik dari dosen pengampu yaitu Pak Juanda, dan juga Pak
Luthfi untuk mata kuliah Akuntansi Syariah.

Kami mengharap jika makalah yang kami buat tidak luput dari kekurangan – kekurangan.
Dan jika ada materi atau perkataan yang maka kami harapkan dapat dimaafkan dan dapat
dimaklumi. Dan jika anda mempunyai kritik dan saran maka silahkan berkomentar, karena dari
kritik dan saran tersebut kita dapat belajar banyak. Sebagaimana pula kami harap makalah yang
kami berikan bisa memberikan ilmu dan manfaat yang banyak untuk pembaca.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 5
2.1 Definisi Akuntansi Syariah .......................................................................................... 5
2.2 Tujuan Akuntansi Syariah ............................................................................................ 5
2.3 Metodologi Akuntansi Syariah .................................................................................... 6
2.4 Standart Akuntansi Syariah .......................................................................................... 6
2.5 Implikasi Akuntansi Syariah ........................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi yang berkembang pesat dan perubahan ekonomi, Akuntansi Syariah
hal yang sering sekali dibahas dan mendapat perhatian yang besar. Akuntansi syariah adalah
cabang khusus dalam akuntansi yang menggabungkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dengan
praktik-praktik akuntansi modern. Prinsip utamanya adalah ajaran – ajaran yang ada dalam islam
dipastikan harus ada dalam aktivitas ekonomi dan keuangan. Termasuk larangan – larangannya.
Akuntansi syariah saat ini tidak hanya relevan pada negara – negara yang penduduknya
mayoritas muslim saja. Tetapi ada juga negara – negara lain yang mayoritas penduduknya bukan
muslim, yang juga mengimplimentasikan akuntansi syariah ini kedalam aktivitas ekonominya.
Sekarang banyak Perusahaan multinasional dan Lembaga keuangan global yang telah
mengadopsikan akuntansi syariah kedalam sistemnya. Dengan demikian, makalah ini bertujuan
untuk memberikan pandangan tentang akuntansi syariah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Akuntansi Syariah
Menurut Triyuwono (2012:104), akuntansi syariah merupakan salah satu dekonstruksi
akuntansi modern kedalam bentuk yang humanis dan syarat nilai dimana tujuan diterapkannya
akuntansi syariah adalah untuk mewujudkan terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan
humanis, emansipatoris, transcendental dan teological.
Sedangkan menurut Harahap (2001), akuntansi syariah merupakan bidang baru dalam
studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah Islam, oleh
karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam (Islamic Accounting).
Secara umum, Akuntansi Syariah adalah suatu sistem yang mengatur kegiatan mencatat,
menggolongkan, meringkas, melaporkan, serta menganalisa data-data keuangan menggunakan
prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai ajaran agama Islam.

2. Tujuan Akuntansi Syariah


Tujuan akuntansi syariah adalah untuk memastikan bahwa praktik akuntansi dan pelaporan
keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah atau hukum Islam. Prinsip-prinsip ini mencakup
beberapa hal, termasuk:
a. Kepatuhan Syariah
Akuntansi syariah bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi keuangan dan
pelaporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Ini termasuk larangan terhadap
riba (bunga), larangan terhadap investasi dalam bisnis yang melibatkan alkohol, perjudian,
dan industri haram lainnya, serta pematuhan terhadap konsep zakat dan infaq.
b. Keadilan dan Transparansi
Akuntansi syariah bertujuan untuk menciptakan sistem yang adil dan transparan dalam
mengukur, merekam, dan melaporkan informasi keuangan. Hal ini memastikan bahwa
pemangku kepentingan, seperti pemilik perusahaan, investor, dan pihak-pihak yang terkait,
memiliki akses yang jelas dan akurat terhadap informasi keuangan.
c. Pertanggungjawaban
Tujuan utama akuntansi syariah adalah untuk memastikan bahwa setiap entitas atau individu
yang terlibat dalam transaksi keuangan bertanggung jawab terhadap transaksi tersebut dan
bahwa mereka mematuhi prinsip-prinsip syariah. Ini mencakup pelaporan yang jujur dan
benar tentang keuangan perusahaan atau individu.
d. Perlindungan Pemilik Aset
Akuntansi syariah bertujuan untuk melindungi hak pemilik aset. Ini termasuk menghindari
praktik-praktik yang dapat merugikan pemilik aset, seperti penipuan atau manipulasi
informasi keuangan.

Tujuan akuntansi syariah berfokus pada menciptakan sistem akuntansi yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam dan memberikan manfaat kepada masyarakat dalam cara yang sejalan dengan
prinsip-prinsip syariah.
3. Metodologi Akuntansi Syariah
Metodologi Akuntansi Syariah mencakup pendekatan teoritis dan praktis dalam
pengembangan dan penerapan akuntansi syariah. Berikut adalah beberapa metodologi Akuntansi
Syariah yang dapat diambil dari beberapa sumber:
a. Pendekatan Entity Theory
Pendekatan ini menganggap bahwa perusahaan adalah suatu entitas yang terpisah dari
pemiliknya. Dalam pendekatan ini, perusahaan dianggap memiliki hak dan kewajiban yang
terpisah dari pemiliknya.
b. Pendekatan Social Contract Theory
Pendekatan ini menganggap bahwa perusahaan adalah suatu entitas yang terbentuk melalui
kontrak sosial antara pemilik, karyawan, dan masyarakat. Dalam pendekatan ini, perusahaan
dianggap memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan yang harus dipenuhi.
c. Pendekatan Maqashid Syariah
Pendekatan ini mengacu pada tujuan-tujuan syariah Islam, seperti menjaga keseimbangan
antara kepentingan individu dan masyarakat, serta mempromosikan kesejahteraan umum.
d. Pendekatan Fiqh Muamalah
Pendekatan ini mengacu pada hukum-hukum Islam dalam transaksi keuangan, seperti hukum
jual beli, riba, dan gharar.

Dari metodologi-metodologi tersebut, dapat disimpulkan bahwa metodologi Akuntansi


Syariah mencakup pendekatan teoritis dan praktis dalam pengembangan dan penerapan akuntansi
syariah. Metodologi Akuntansi Syariah dapat menggunakan pendekatan Entity Theory, Social
Contract Theory, Maqashid Syariah,dan juga Fiqh Muamalah.

4. Standar Akuntansi Syariah


Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah seperangkat pernyataan standar akuntansi
keuangan syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik lembaga
syariah maupun lembaga non-syariah. SAS ini terdiri dari PSAK 100 sampai dengan PSAK 106
yang mencakup kerangka konseptual; penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi murabahah;
musyarakah; mudharabah; salam; istishna. SAS berbasis pada konsep-konsep akuntansi umum
yang telah disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Konsep ini tercermin dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan Syariah (KDPPLKS) sebagai dasar
pengembangan standar akuntansi keuangan syariah. Hal yang diatur dalam standar akuntansi
keuangan syariah adalah transaksi-transaksi syariah yang berlaku untuk para pihak yang
melakukan transaksi tersebut. Saat ini transaksi syariah yang utama telah diatur dalam standar
akuntansi keuangan syariah, seperti murabahah, istishna, salam, mudharabah, musyarakah, ijarah,
tabarru’, sukuk, zakat, wa’d, serta wakaf. Standar Akuntansi Syariah bertujuan untuk memperkuat
sistem ekonomi dan keuangan Islam dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam ranah
akuntansi. SAS ini dikembangkan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah
dengan mengacu kepada fatwa MUI. SAS ini mencakup pendekatan teoritis dan praktis dalam
pengembangan dan penerapan akuntansi syariah. SAS ini mengacu pada hukum-hukum Islam
dalam transaksi keuangan, seperti hukum jual beli, riba, dan gharar. SAS ini juga mengalami
perkembangan yang pesat pada masa khalifah Islam yang lain, menurut (Al-Kalkashandy, 1913)
evolusi perkembangan buku akuntansi mencapai tingkat tertinggi pada masa daulah bani
Abbasiyah, Akuntansi diklaifikasikan pada beberapa spesialisasi seperti akuntansi peternakan,
akuntansi pertanian, akuntansi bendahara, akuntansi konstruksi, dan akuntansi mata uang, dan
ilmu auditing.
5. Implikasi Akuntansi Syariah
Implikasi Akuntansi Syariah mencakup beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan akuntansi syariah di lembaga keuangan syariah. Berikut adalah beberapa implikasi
Akuntansi Syariah yang dapat diambil dari beberapa sumber:
a. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Implikasi Akuntansi Syariah dalam penyajian laporan keuangan syariah adalah bahwa
laporan keuangan harus mencerminkan transaksi keuangan yang dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
b. Akuntansi Murabaha
Implikasi Akuntansi Syariah dalam akuntansi murabahah adalah bahwa transaksi murabahah
harus dilakukan dengan jelas dan transparan, serta harus memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan dalam prinsip-prinsip syariah.
c. Akuntansi Musyarakah
Implikasi Akuntansi Syariah dalam akuntansi musyarakah adalah bahwa transaksi
musyarakah harus dilakukan dengan jelas dan transparan, serta harus memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan dalam prinsip-prinsip syariah.
d. Akuntansi Mudharabah
Implikasi Akuntansi Syariah dalam akuntansi mudharabah adalah bahwa transaksi
mudharabah harus dilakukan dengan jelas dan transparan, serta harus memenuhi syarat-syarat
yang ditetapkan dalam prinsip-prinsip syariah.
e. Akuntansi Salam
Implikasi Akuntansi Syariah dalam akuntansi salam adalah bahwa transaksi salam harus
dilakukan dengan jelas dan transparan, serta harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
dalam prinsip-prinsip syariah.
f. Akuntansi Istishna
Implikasi Akuntansi Syariah dalam akuntansi istishna adalah bahwa transaksi istishna harus
dilakukan dengan jelas dan transparan, serta harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
dalam prinsip-prinsip syariah.
g. Akuntansi Zakat
Implikasi Akuntansi Syariah dalam akuntansi zakat adalah bahwa zakat harus dikelola dengan
baik dan transparan, serta harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam prinsip-
prinsip syariah.

Dari implikasi-implikasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Akuntansi Syariah memiliki


implikasi yang perlu diperhatikan dalam penerapannya di lembaga keuangan syariah. Implikasi-
implikasi tersebut mencakup penyajian laporan keuangan syariah, akuntansi murabahah,
musyarakah, mudharabah, salam, istishna, dan zakat. Implikasi-implikasi tersebut harus dipenuhi
agar transaksi keuangan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan mencerminkan
keadilan sosial-ekonomi.

6. Penerapan Akuntansi Syariah


Penerapan Akuntansi Syariah mencakup berbagai bidang, termasuk perbankan syariah,
keuangan, transaksi, zakat, dan wakaf. Berikut adalah beberapa poin penting terkait penerapan
akuntansi syariah yang perlu diperhatikan:
a. Penerapan akuntansi syariah harus dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi syariah yang berlandaskan pada nilai-nilai keislaman.
b. Penerapan akuntansi syariah harus memperhatikan aspek keadilan, ketaqwaan,
pertanggungjawaban, kebenaran, persaudaraan, kemaslahatan, dan ihsan.
c. Penerapan akuntansi syariah harus memperhatikan PSAK No. 101 dan No. 105 sebagai
pedoman dalam proses pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan penyajian laporan
keuangan.
d. Penerapan akuntansi syariah harus memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi syariah yang
berbeda dengan akuntansi konvensional, seperti pengakuan pendapatan dan biaya,
pengelolaan dana syirkah temporer, dan pengelolaan zakat dan wakaf.
e. Penerapan akuntansi syariah harus memperhatikan aspek pengembangan dan inovasi agar
dapat lebih dinamis seperti akuntansi konvensional pada umumnya.
f. Penerapan akuntansi syariah harus disosialisasikan kepada masyarakat agar kemajuan dan
perkembangannya bisa terus lebih baik.
g. Penerapan akuntansi syariah dapat dilakukan pada berbagai bidang, termasuk perbankan
syariah, keuangan, transaksi, zakat, dan wakaf.
h. Penerapan akuntansi syariah harus dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan peradaban
bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transendental, dan teleologikal.

Dari hal-hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan Akuntansi Syariah memerlukan
perhatian yang serius dalam penerapannya di lembaga keuangan syariah. Penerapan Akuntansi
Syariah juga harus memenuhi prinsip-prinsip syariah agar transaksi keuangan yang dilakukan
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan mencerminkan keadilan sosial-ekonomi.
BAB III
PENUTUP
Dalam perjalanan penelitian ini, kita telah menjelajahi berbagai aspek teori akuntansi syariah dan
menggali signifikansi serta relevansinya dalam konteks ekonomi Islam. Dalam era globalisasi yang
semakin kompleks, adopsi prinsip-prinsip syariah dalam praktik akuntansi telah menjadi semakin penting.
Penelitian ini telah menggarisbawahi beberapa poin penting:
Pertama, akuntansi syariah adalah sebuah disiplin ilmu yang terus berkembang dan memiliki
kontribusi besar dalam memfasilitasi praktik keuangan dan bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip
Islam. Ini tidak hanya menguntungkan lembaga-lembaga keuangan syariah, tetapi juga memainkan peran
penting dalam mempromosikan integritas, transparansi, dan etika dalam semua lapisan bisnis.
Kedua, pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip akuntansi syariah sangat penting. Ini
melibatkan pengukuran keuangan yang sesuai dengan syariah, pemanfaatan instrumen keuangan yang
halal, dan penghindaran riba serta unsur-unsur haram dalam laporan keuangan. Mempelajari teori
akuntansi syariah merupakan langkah awal yang penting dalam memastikan pemahaman yang benar
tentang prinsip-prinsip ini.
Ketiga, tantangan yang mungkin muncul dalam mengimplementasikan akuntansi syariah tidak
boleh diabaikan. Pemahaman yang mendalam, regulasi yang sesuai, dan pengembangan metode
pengukuran yang efektif adalah beberapa hal yang perlu diatasi untuk memastikan kesuksesan dalam
praktik akuntansi syariah.
Dalam penutupan ini, kita juga perlu mengingatkan diri kita tentang pentingnya kesinambungan
dalam penelitian dan perkembangan dalam bidang akuntansi syariah. Seiring dengan berubahnya tren dan
kebutuhan dalam ekonomi Islam, teori akuntansi syariah akan terus berkembang, dan kita perlu untuk
terus mengikuti perkembangannya.
Akhirnya, dengan mengejar tujuan keuangan yang sesuai dengan syariah, kita berinvestasi dalam
pembangunan masyarakat dan ekonomi yang lebih etis, berkelanjutan, dan inklusif. Semoga penelitian
dan praktik akuntansi syariah akan terus berkontribusi dalam mewujudkan visi ini.
Dengan demikian, mari kita bersama-sama mendorong perkembangan dan penerapan akuntansi
syariah sebagai alat yang kuat untuk mencapai tujuan ekonomi dan keuangan yang sesuai dengan nilai-
nilai Islam. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap makalah ini, dan semoga ini dapat memberikan
wawasan yang bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam dunia akuntansi
syariah.
DAFTAR PUSTAKA

Tamburaka, S., Abdullah, M., & Faisal, S. B. Penerapan Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan
Pensiun Di BRI Syariah Cabang Kendari Oleh.

Harahap, S. S. (2001). Menuju perumusan teori akuntansi Islam. Pustaka Quantum.

Triyuwono, I. (2015). Akuntansi Syariah: Perspektif, Metodologi dan Teori.

Alim, M. N. (2011). Akuntansi Syariah Esensi, Konsepsi, Epistimologi, Dan Metodologi. InFestasi, 7(2), 154-161.

https://id.scribd.com/doc/306065013/Makalah-Standar-Akuntansi-Syariah-SAS
Kristianto, D. (2009). Implikasi Akuntansi Syariah dan Asuransi Syariah dalam Lembaga Keuangan
Syariah. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, 7(1).

Ilyas, R. (2020). Akuntansi syariah sebagai sistem informasi. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), 4(2), 209-221.

Kristianto, D. (2009). Implikasi Akuntansi Syariah dan Asuransi Syariah dalam Lembaga Keuangan
Syariah. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, 7(1).

Pratama, B. C., Setiawiani, I. G., Fatimah, S., & Felani, H. (2017). Penerapan praktek dan teori akuntansi
syariah berdasarkan prinsip syariah. Akuisisi: Jurnal Akuntansi, 13(2).

Batubara, Z. (2018). Penerapan Akuntansi Perbankan Syariah Di Indonesia Berbasis Accrual. JAS (Jurnal
Akuntansi Syariah), 2(1), 1-8.

Yanti, M. M. S. (2018). Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Berdasarkan PSAK No. 101 dan No. 105
pada Bank Syariah Mandiri Medan.

Anda mungkin juga menyukai