Anda di halaman 1dari 55

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG REKENING AIR DAN

PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN ARUS KAS PADA


PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM TIRTA RANDIK
KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Pada


Program Studi Strata Satu Akuntansi

OLEH :

ANDRIYANSAH
NIM.191514011

YAYASAN RAHMANY
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH
SEKAYU
2023
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Andriyansah

NIM : 191514011

Judul Skripsi : Analisis Perputaran Piutang Rekening Air dan Pengaruhnya


Terhadap Laporan Arus Kas Pada Perusahaan Umum Daerah
Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin

Menyatakan Bahwa :

1. Skripsi yang saya tulis ini bukan skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau

pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana Akuntansi di lingkungan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rahmaniyah Sekayu maupun Perguruan Tinggi

lain atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya

dicantumkan sebagaimana mestinya.

2. Skripsi ini benar-benar asli dan dibuat sendiri bukan hasil karya orang lain.

3. Skripsi ini tidak menjiplak (plagiat) dari skripsi yang telah dibuat orang lain.

Demekian pernyataan ini, dibuat dengan sebenarnya apabila dikemudian

hari terbukti melanggar pernyataan yang saya buat maka saya si ap menerima segala

resiko yang ditentukan.

Sekayu, ……….Mei 2023

Yang Menyatakan

Andriyansah
YAYASAN RAHMANY
PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH (STIER) SEKAYU

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : ANDRIYANSAH
NIM : 191514011
Jurusan : S-1 Akuntansi
Mata Kuliah Pokok : Akuntansi Keuangan
Judul Proposal Skripsi : Analisis Perputaran Piutang Rekening Air Dan
Pengaruhnya Terhadap Laporan Arus Kas Pada
Perumda Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi
Banyuasin.
Tanggal : 05 Mei 2023

Disahkan Oleh :

Ketua STIE Rahmaniyah Sekayu Pembantu Ketua I

Dr. Desi Ulpa Anggaraini, S.E., M.M., M.Si Zainudin, S.E., M.Si
YAYASAN RAHMANY
PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH (STIER) SEKAYU

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI


SETELAH KOMPREHENSIF

Nama : ANDRIYANSAH
NIM : 191514011
Jurusan : S-1 Akuntansi
Mata Kuliah Pokok : Akuntansi Keuangan
Judul Proposal Skripsi : Analisis Perputaran Piutang Rekening Air Dan
Pengaruhnya Terhadap Laporan Arus Kas Pada
Perumda Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi
Banyuasin.

PEMBIMBING SKRIPSI
Tanggal : Pembimbing I : _________________________________
Candra Romanda, S.E., M.Si

Tanggal : Pembimbing II : _________________________________


Candra Romanda, S.E., M.Si

PENGUJI SKRIPSI
Tanggal : Penguji I : _________________________________
Candra Romanda, S.E., M.Si

Tanggal : Penguji II : _________________________________


Candra Romanda, S.E., M.Si

Tanggal : Penguji III : _________________________________


Candra Romanda, S.E., M.Si
MOTTO:
…………………..
ABSTRAK.
……………
KATA PENGANTAR
………
DAFTAR ISI
……………
DAFTAR TABEL
………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Piutang merupakan pos penting dalam perusahaaan karena merupakan

aktiva lancar yang likuid dan selalu berputar. Itu berarti piutang akan mejadi kas

ketika terjadi pembayaran dari pihak pelanggan. Perusahaan pada umumnya

menarik perhatian pelanggan dengan cara memberikan pembayaran secara kredit.

Pemberian kredit terhadap pelanggan dapat meningkatkan minat pelanggan untuk

melakukan tranksaksi di perusahaan. Namun dengan pemberian piutang dapat

menyebabkan beberapa resiko di antaranya seperti piutang tak tak tertagih,

piutang macet dan piutang menumpuk disetiap tahunnya. Banyaknya beban-beban

yang harus dibayarkan perusahaan dapat terganggu apabila piutang macet terus

terjadi.

Mengelola manajemen keuangan, khususnya mengenai piutang dagang

perlu direncanakan dan dianalisa secara seksama, sehingga kebijakan manajemen

piutang dagang dapat berjalan secara efektif dan efisien, baik mengenai prosedur

piutang, penagihan piutang, penjualan kredit dan masalah piutang lainnya.

Secara umum piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang

atau jasa secara kredit. Ditengah persaingan bisnis yang ketat perusahaan dituntut

untuk mampu meraih posisi pasar, sehingga perusahaan perlu melakukan strategi

penjualan secara kredit, agar jumlah penjualan meningkat. Namun, konsekuensi

dari kebijakan tersebut dapat menimbulkan peningkatan jumlah piutang, piutang

tak tertagih dan biaya-biaya lainnya yang muncul seiring dengan peningkatan

jumlah piutang.
Mengingat luasnya elemen-elemen dalam laporan keuangan, maka penulis

membatasi hanya pada elemen piutang dipilih dengan pertimbangan karena

piutang merupakan transaksi "sementara" perpindahan uang tunai yang

disebabkan adanya pembayaran secara kredit. Umumnya hal-hal yang

berhubungan dengan pengakuan hak (uang tunai) dari pembayaran kredit

menyebabkan tingkat kerawanan dari tindakan-tindakan penyelewengan sangat

potensial terjadi. Selain itu, kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan

piutang dapat menimbulkan penyelewengan yang berakibat perusahaan menderita

kerugian, seperti kebijakan penghapusan piutang, kerugian piutang, metode

pencatatan dan lain sebagainya.

Piutang adalah hak perusahaan untuk menuntut pihak lain sehubungan

dengan adanya penjulan barang atau jasa secara kredit, dan pihak lain harus

memenuhi kewajiban untuk membayar. Untuk meningkatkan daya beli pelanggan,

kebanyakan perusahaan penjualan memberikan fasilitas kredit terhadap

pelanggannya. Akan tetapi piutang tidak hanya berasal dari kredit, bisa juga

berasal dari tagihan lain.

Secara umum perusahaan telah mempersiapkan perencanaan yang

sistematis dalam mengelola sumber dayanya untuk mencapai tingkat

perkembangan dan pertumbungan yang diharapkan yang dapat dicapai melalui

peningkatan volume penjualan. Untuk meningkatkan volume penjualan,

perusahaan cenderung melakukan penjualan barang dan jasa secara kredit dalam

rangka meraih pelanggan sebanyak mungkin. Kebijakan penjualan barang dan

jasa secara kredit yang diterapkan perusahaan menimbulkan piutang, dimana dana

yang diinvestasikan dalam piutang tersebut diharapkan akan kembali dalam waktu
kurang dari satu tahun, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

pendapatan bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan.

Sesuai dengan standart perputaran piutang menurut Harnanto (2018:194)

menyatakan bahwa : “Sebagai pedoman dalam rasio perputaran piutang sebaiknya

berputar berkisar antara 10 kali hingga 15 kali untuk menetukan tinggi atau

rendahnya perputaran piutang yang terjadi selama periode tertentu.” Seringkali

suatu perusahaan mengalami masalah yang berkaitan dengan timbulnya piutang,

sehingga dana yang tertanam pada piutang akan berpengaruh aliran arus kas.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurjannah (2012) tentang

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Pada PT Adira Finance Makassar. Rasio

penagihan perusahaan Adira Finance tidak stabil. Semakin besar rasio penagihan

maka semakin baik bagi perusahaan karena itu berarti semakin besar

pengembalian modal perusahaan, dan sebaliknya semakin kecil rasio penagihan

maka berakibat buruk bagi perusahaan karena semakin kecil piutang perusahaan

yang berubah menjadi kas.

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Randik Kabupaten

Musi Banyuasin adalah perusahaan daerah yang memberikan pelayanan dengan

menyediakan air bersih kepada pelanggan, guna memenuhi kebutuhan air bersih

bagi masyarakat. Namun, penjualannya adalah dengan memberikan pelayanan

jasa air bersih terlebih dahulu yang kemudian pembayarannya dibayarkan oleh

pelanggan setelah pemakaian air selama satu bulan, yang artinya penjualan ini

menjadi piutang bagi perusahaan yang harus dibayarkan oleh pelanggan setiap

bulan. Apabila pelanggan melakukan keterlambatan dalam pembayaran maka

perusahaan akan mengenakan denda terhadap pelanggan sebesar ketentuan yang


telah ditetapkan perusahaan.

Tabel 1.1

JUMLAH PIUTANG REKENING AIR PER 31 DESEMBER 2021


PERUMDA AIR MINUM TIRTA RANDIK
No Tahun Jumlah Piutang
1 2017 14.415.440.560,00
2 2018 3.893.667.500,00
3 2019 4.509.259.300,00
4 2020 3.675.725.400,00
5 2021 13.415.100.300,00
Jumlah Piutang Per 31/12/2021 39.909.193.060,00
Sumber : Laporan Keuangan Perumda Tirta Randik Tahun 2022, data diolah

Berdasarkan data diatas dapat kita lihat laporan piutang rekening air

Perumda Air Minum Tirta Randik tidak stabil, maka perlu pengendalian untuk

menjaga kestabilan piutang tak tertagih pada Perumda Air Minum Tirta Randik

agar jumlah piutang macet berkurang dan dapat ditagih sesuai ketentuan. Dilihat

dari tabel 1 terlihat jelas piutang pada Perumda Air Minum Tirta Randik

mengalami fluktuasi atau tidak stabil dari tahun ketahun, maka perlunya

pengendalian piutang guna meningkatkan efektivitas penagihan piutang macet.

Namun meskipun perusahaan memberlakukan ketentuan denda tersebut

masih terdapat banyak pelanggan yang melakukan penunggakan pembayaran

berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun dan tak jarang pula pelanggan yang tidak

melakukan pembayaran tunggakan sampai pada waktu yang ditentukan oleh

Perumda Air Minum Tirta Randik.

Perusahaan membutuhkan aliran kas yang cukup untuk diputar dalam

membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari- hari serta untuk memenuhi

kewajiban perusahaan. Namun bertambahnya jumlah konsumen setiap periode

memicu kenaikan volume penjualan air dan piutang sehingga perusahaan harus
meningkatkan pengendalian terhadap piutang, salah satunya dengan

memaksimalkan penagihan kepada pelanggan dengan tujuan untuk dapat

meningkatkan pendapatan dengan kata lain mengurangi banyaknya penunggakan

piutang yang terus meningkat setiap tahun. Dari uraian diatas penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Perputaran Piutang Rekening

Air dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Arus Kas (Studi Kasus Perumda

Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin).”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari yang telah diuraikan di atas maka

dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Perputaran Piutang Rekening Air yang terjadi pada Perumda Air

Minum Tirta Randik?

2. Apakah perputaran piutang rekening air dapat berpengaruh terhadap laporan

arus kas?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penelitian ini, agar permasalahan tidak meluas dan tidak keluar dari

jalur pokok maka penulis membatasi masalah pada Analisis Perputaran Piutang

Rekening Air dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Arus Kas Tahun 2017-2021.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dari yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

penelitian ini yaitu:

a. Untuk menganalisis Perputaran Piutang Rekening Air yang terjadi pada

Perumda Air Minum Tirta Randik.


b. Untuk menganalisis apakah perputaran piutang rekening air dapat berpengaruh

terhadap laporan arus kas.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan antara lain sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan

penulis akan perputaran piutang rekening air apakah berpengaruh dalam

laporan arus kas pada suatu perusahaan, dan Penelitian ini menjadi persyaratan

untuk mendapatkan gelar sarjana strata-1 Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Rahmaniyah

b. Bagi Perumda Air Minum Tirta Randik Musi Banyuasin

Memberikan input tentang perputaran piutang rekening air untuk

meningkatkan efektivitas penagihan piutang dan kinerja keuangan

perusahaan.

c. Bagi STIE Rahmaniyah Sekayu

Sebagai bahan atau sumber bacaan bagi civitas akademika yang

membutuhkan dan juga dapat dijadikan bahan perbandingan atau digunakan

untuk penelitian lebih lanjut.

1.5. METODOLOGI PENELITIAN

1.5.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta

Randik Kabupaten Musi Banyuasin terletak di Jalan Kolonel Wahid Udin

Lingkungan 7 Kelurahan Serasan Jaya Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi


Banyuasin. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan.

1.5.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk deskripsi secara sistematis,

factual, akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Sifat-sifat

yang terdapat dalam penelitian kuantitatif diantaranya penghitungan besaran atau

jumlah, pengukuran tingkat kejadian, pembuktian sesuatu, prediksi suatu variable

berdasarkan variable lain.

1.5.3 Jenis dan Sumber Data

1.5.3.1 Jenis Data

Menurut Ahmadi (2014:45), mengemukakan bahwa “Metode

ilmiah/teknik analisis data adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap

penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran”. Adapun data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.

a. Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan

dalam bentuk angka. Yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu

gambaran umum obyek penelitian, meliputi : Sejarah singkat berdirinya, letak

geografis obyek, Visi dan Misi, struktur organisasi Perumdam Air Minum

Tirta Randik Kabupaten Musi Bayuasin.

b. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara

langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan

bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan

adalah : Laporan Keuangan Perumda Air Minum Tirta Randik Kabupaten

Musi Bayuasin.
1.5.3.2 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2017:147), sumber data terdiri dari dua yaitu lapangan

dan dokumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data,

sebagai berikut :

a. Data Primer

Merupakan data dan informasi yang diperoleh langsung dari tempat dan objek

penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan

Perumdam Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Bayuasin.

b. Data Sekunder

Data ini merupakan data pendukung yang berasal dari sumber- sumber yang

berhubungan dengan objek penelitian, seperti pengelolaan piutang

meningkatkan efektivitas pembayaran, gambaran perusahaan, struktur

organisasi, jumlah karyawan dan lainnya yang berkaitan dengan Perumdam

Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Bayuasin. Dalam hal ini penulis

mengambil literature-literature berupa jurnal-jurnal, skripsi, internet, dan

buku-buku.

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Riduwan (2010:51), pengertian dari teknik pengumpulan data

adalah “Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Metode pengumpulan data

yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Studi Kepustakaan yaitu mengumpulkan data-data yang didapat dari jurnal

ekonomi, buku literatur dan bahan-bahan yang berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yang berfungsi sebagai bahan
referensi yaitu tentang perputaran piutang.

b. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pencatatan, menyalin data dan laporan-laporan yang berkaitan dengan obyek

penelitian yang sedang diteliti yang digunakan untuk menganalisis

permasalahan yang sedang diteliti.

1.5.5 Teknik Analisa data

1. Untuk menganalisis perputaran piutang dan peranannya dalam laporan arus

kas serta hubungannya dengan hipotesis kerja yang diajukan, maka penulis

menggunakan analisis perbandingan atau deskriptif.

2. Untuk mengukur hasil perputaran piutang dan peranannya dalam laporan arus

kas menggunakan analisis perputaran piutang. Maka tingkat perputaran piutang

menurut Subramanyam (2010:45) adalah:

 Perputaran piutang = Penjualan Kredit Pertahun


Rata-Rata piutang

 Rata-Rata Piutang = Piutang Awal + Piutang Akhir


2

1.6. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran mengenai isi dari penelitian ini, penulis

menguraikan materi penulisan dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini Penulis mengemukakan latar belakang masalah, ruang

lingkup, pembahasan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori


Bab ini berisi tentang landasan teori yang di dalamnya diuraikan teori

yang berhubungan permasalahan yang dibahas.

BAB III Gambaran Perusahaan

Bab ini Penulis menjelaskan gambaran Perusahaan Umum Daerah Air

Minum (Perumda) Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin, Struktur

organisasi dan uraian tugas Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi

Banyuasin.

BAB IV Pembahasan

Bab ini Penulis menganalisa factor-faktor piutang rekening air yang

mempengaruhi laporan arus kas pada Perumda Tirta Randik

Kabupaten Musi Banyuasin periode tahun 2020 sampai dengan tahun

2022.

BAB V Pendahuluan

Bab ini berisi simpulan dan saran berdasarkan data yang di dalamnya

dibahas pada bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang digunakan

sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi permasalahan yang ada

di Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten

Musi Banyuasin.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Piutang

2.1.1. Pengertian Piutang

Setiap perusahaan pasti memiliki bentuk pengendaliannya belum tentu

sama antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Piutang biasanya timbul

karena akibat dari transaksi penjualan secara kredit. Selain untuk meningkatkan

volume penjualan, transaksi atau penjualan secara kredit juga berguna untuk

menciptakan kepercayaan, hubungan baik, dan kesinambungan perusahaan

dimasa yang akan datang.

Dalam Wasesa (2022: 51) kebanyakan perusahaan, piutang merupakan pos

yang penting karena piutang menjadi sumber pendapatan yang besar jika

dikenakan beban keuangan (seperti bunga). Di sisi lain, kurangnya pengendalian

atas piutang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar berupa piutang yang

tak tertagih. Bahkan dengan prosedur penjualan kebijakan kredit dan penagihan

yang baik. Piutang dapat mempengaruhi profitabilitas operasi perusahaan dengan

berbagai cara. Hal ini membuat pengendalian, manajemen, dan akuntansi untuk

piutang melibatkan pengakuan, penggolongan, penilaian serta pelaporannya.

Penagihan piutang dan penggunaan piutang dalam membiayai operasi

perusahaan juga merupakan pertimbangan penting. Piutang mempunyai peranan

yang sangat penting bagi perusahaan terutama dalam modal kerja, sebab piutang

merupakan alat likuid perusahaan. Untuk itu, setiap perusahaan harus dapat

menciptakan suatu kebijaksanaan dalam hal yang menyangkut piutang melalui


manajemen atau pengelolaan piutang yang menguntungkan bagi perusahaan. Bagi

perusahaan pada umumnya, piutang merupakan harta lancar, karena piutang

tersebut akan dapat dicairkan kembali menjadi uang kas dalam waktu yang relatif

singkat, yaitu tidak lebih dari suatu siklus akuntansi yang normal, kecuali untuk

piutang jangka panjang.

Berdasarkan jenisnya piutang diklasifikasikan sebagai berikut : IAI

(2009:451)

1) Piutang dagang (trade receivables) adalah jumlah yang terhutang oleh

pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari

operasi bisnis normal. Piutang dagang yang paling signifikan yang dimiliki

perusahaan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a. Piutang usaha (accounts receivable) adalah janji lisan dari pembeli untuk

membayar barang atau jasa yang dibeli. Piutang usaha biasanya dapat

ditagih dalam waktu 30 - 60 hari dan merupakan akun terbuka (open

accounts) yang berasal dari transaksi kredit jangka pendek.

b. Wesel tagih (notes receivable) adalah janji tertulis untuk membayar

sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih

dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel

tagih bisa bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang.

2) Piutang Lain-lain / non dagang (nontrade receivable) adalah tagihan

perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain akibat dari transaksi yang

secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan normal usaha

perusahaan. Beberapa contoh yang termasuk dalam piutang jenis ini: piutang

pegawai, piutang dari perusahaan afiliasi, piutang dividen, piutang bunga, dan
lain-lain.

Jadi berdasarkan klasifikasi di atas, piutang dalam penyajiannya di neraca

dipisahkan antara piutang jangka pendek dengan piutang jangka panjang. Untuk

piutang non usaha pada umumnya didukung oleh dokumen berupa persetujuan

formal tertulis. Piutang non usaha harus diikhtisarkan dalam judul perkiraan yang

tepat dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan.

Pengertian piutang menurut Soemarso (2009:338) “Piutang merupakan

kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran - kelonggaran kepada

para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran - kelonggaran

yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut

membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”

Menurut Kieso (2011 : 386) “ piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa

kepada pelanggan atau pihak – pihak lainnya”. Piutang merupakan elemen modal

kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus –menerus dalam rantai

perputaran modal kerja yaitu; kas – inventaris - kas. Sumber terjadinya piutang

digolongkan dalam dua kategori, yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.

Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan - penjualan

pokok atas penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan.

Piutang yang timbuldari transaksi di luar usaha kegiatan perusahaan digolongkan

piutang lain-lain.

Piutang usaha dan piutang lain-lain diharapkan dapat tertagih dalam satu

tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kadang-

kadang seluruh piutang usaha digolongkan sebagai aktiva lancar tanpa

memandang jangka waktu tertagihnya. Dalam kasus demikian jumlah piutang


usaha yang jangka waktu penagihannya lebih satu tahun atau siklus usaha

normal harus diungkapkan dalam catatan atau laporan keuangan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan piutang adalah

hak perusahaan untuk menuntut pihak lain sehubungan dengan adanya penjulan

barang atau jasa secara kredit, dan pihak lain harus memenuhi kewajiban untuk

membayar. Untuk meningkatkan daya beli konsumen, kebanyakan perusahaan

penjualan memberikan fasilitas kredit terhadap konsumennya. Akan tetapi piutang

tidak hanya berasal dari kredit, bisa juga berasal dari tagihan lain. Tujuan

klasifikasi piutang ini sebenarnya dilakukan untuk memudahkan pembukuan

transaksi yang mempengaruhinya. “Menurut sumber terjadinya, piutang

digolongkan ke dalam dua (2) kategori yaitu: piutang usaha dan piutang lain-lain.

Piutang usaha timbul karena penjualan produk atau jasa dalam rangka kegiatan

normal usaha, sementara piutang yang timbul di luar kegiatan normal usaha

digolongkan sebagai piutang lain-lain”. Ikatan Akutansi Indonesia (2009:451)

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi piutang

Munawir (2013:75) mengungkapkan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara lain volume barang yang

dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, dan

pembatasan kredit. Berikut ini dijelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi

anggaran piutang tersebut.

1. Volume barang yang dijual secara kredit

Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar dari pada tunai dapat

semakin memperbesar anggaran dalam piutang usaha dan sebaliknya.

Contoh: sebulan dijual barang Rp 100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai
dan 90% dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha yang

tertanam (90% x Rp100.000=Rp90.000).

Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat

memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh : sebulan dijual baran

Rp 100.000 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10% dilakukan secara

kredit. Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp 100.000 = Rp

10.000. kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin

besar risiko dalam piutang.

2. Standard Kredit

Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang

tertanam. Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin

besar pula piutang yang tertananm dan semakin besar resiko kerugian

piutang. Standar kredit yang longgar dan ekstrem misalnya tidak perlu

jaminan kredit termasuk jaminan kredit atas barang yang dibeli, semua orang

boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas umur, dan tanpa

mmpertimbangkan apakah calon debitor berpengalaman atau tidak dalam

bekerja. Dengan kata lain 5C dan 3S diabaikan Sebaliknya, semakin ketat

standar kredit yang diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan

dan semakin kecil risiko kerugian piutang.

3. Jangka Waktu Kredit

Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang

tertanam. Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang

usaha yang tertanam, dan sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat

meningkatkan volume barang atau jasa yang dijual.


4. Pemberian Potongan

Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya investasi

dalam piutang. Pemberian potongan besar akan memperkecil piutang usaha

yang tertanam. Sebaliknya, pemberian potongan yang kecil akan

memperbesar piutang yang tertanam.

5. Umur piutang

Analisis umur piutang dalam Putri (2019:27) “merupakan suatu bentuk

laporan guna mengetahui posisi dengan melakukan pengelompokan piutang

pada periode tertentu”. Dengan pengelompokan tersebut manajemen

perusahaan dapat mengetahui posisi piutang sehingga dapat mengambil

kebijakan keuangan yang tepat. Kegunaan analisa umur piutang adalah alat

bagi manajemen untuk mengambil kebijaksan dalam pemberian kredit dan

penagihan. Metode analisa piutang berdasarkan umur piutang banyak

digunakan karena merupakan salah satu metode yang dianggap paling tepat.

Hal ini terutama dalam melakukan analisa piutang tak tertagih dengan

mengelompokan piutang berdasarkan umur, dianggap paling tepat untuk

menggambarkan kerugian yang nantinya diakibatkan oleh piutang yang

mungkin tidak tertagih.

6. Rata-rata Umur Piutang

Pengukuran efesiensi manajemen piutang perusahaan dan durasi (waktu)

yang diperlukan untuk melunasi piutang atau mengubah piutang menjadi kas.

Rasio ini dihitung dengsn membandingkan jumlah piutang dengan penjualan

per hari yaitu penjualan 360 atau 365 hari.


2.1.3 Laporan Arus Kas

2.1.3.1 Definisi Laporan Arus Kas

Menurut Kasmir (2011:9) Laporan arus kas merupakan laporan yang

menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk

berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar

merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan.

Definisi lain yang diungkapkan Hery (2012:10) Laporan arus kas

(Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas

masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu

mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas

pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas

menunjukkan besarnya kenaikan/penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas

selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai akhir

periode.

Laporan arus kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan

perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan

kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-

penggunaanya. Laporan arus kas ini menggambarkan atau menunjukkan aliran

atau gerakan kas yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam

periode yang bersangkutan. Laporan ini dapat digunakan sebagai dasar dalam

menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber

yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan

kebutuhan kas di masa yang akan datang.


Laporan ini berbeda dengan laporan laba rugi, khususnya dalam

penyusunan menggunakan dasar waktu (accrual basis), karena laporan perubahan

kas merupakan ringkasan transaksi-transaksi keuangan yangberhubungan dengan

kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh

maupun biaya-biaya yang terjadi. Subyek laporan perubahan kas adalah sumber

dan penggunaan kas.

Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan gambaran mengenai

jumlah dana yang tersedia setiap saat yang dipakai untuk berbagai kebutuhan

operasional perusahaan termasuk investasi yang juga memuat jumlah pemasukan

serta pengeluaran yang disusun dengan menelusuri dan mengkaji laporan laba rugi

dan neraca. Laporan arus kas yaitu laporan yang melaporkan penerimaan kas,

pembayaran kas, dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas

operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama satu periode dalam

suatu format yang merekonsiliasi saldo kas awal dan saldo kas akhir periode.

2.1.3.2. Tujuan Laporan Arus Kas

Tujuan laporan arus kas menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:2.1)

adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari

suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas

berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama

suatu periode akuntansi. Sedangkan menurut Kieso, Weygant dan Warfield

(2011:212) tujuan laporan arus kas adalah : “Menyediakan informasi yang relevan

mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu

periode.” Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan utama dari laporan arus
kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas

suatu kesatuan selama satu periode. Tujuan keduanya adalah memberikan

informasi atas dasar kas mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaannya.

Laporan arus kas berguna secara internal bagi manajemen dan secara

eksternal bagi para investor, kreditor, dan pihak lain. Dengan mengadakan analisis

laporan arus kas, pihak manajemen akan mengetahui apakah kebijakan yang telah

dilakukan berjalan dengan baik dalam hal memperoleh serta menggunakan kas

tersebut pada periode tertentu.

2.1.3.3. Manfaat Laporan Arus Kas

Menurut Harahap (2013:257) informasi arus kas bermanfaat untuk :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan, merencanakan mengontrol

arus kas masuk dengan arus kas keluar pada masa lalu.

2. Menilai kemampuan keadaan arus kas masuk dan arus kas keluar, arus kas

bersih perusahaan termasuk kemampuan membayar deviden di masa yang

akan datang

3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari

sumber kekayaan perusahaan.

4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di

masa yang akan datang

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan

dan pengeluaran kas.

6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya

terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Penyusunan laporan arus kas sangat bermanfaat bagi pihak intern maupun
pihak ekstern sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia berikut

ini: “Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai

laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi,

para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain,

laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakati

untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan

(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi

jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan

peluang.

Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai

mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari

arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi

tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai

perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi

yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah,

waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas juga

berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah

dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus

kas bersih serta dampak perubahan harga”.


Dengan adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka

manajer perusahaan dapat mengetahui sampai sejauh mana kemampuan

perusahaan menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan oleh pimpinan

perusahaan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan keuangan dalam

dua periode atau lebih. Laporan arus kas (cash flow) sering disebut dengan

laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan perubahan kas dalam suatu

periode akuntansi, dimana dengan adanya laporan arus kas perusahaan dapat

melakukan penganalisaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.

Laporan sumber dan penggunaan kas digunakan sebagai dasar dalam

menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber

yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan

kebutuhan kas dimasa yang akan datang.

Laporan arus kas perusahaan dapat berguna bagi para pemakai laporan

keuangan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan

menilai kebutuhan perusahaan dalam menghasilkan kas tersebut. Dalam proses

pengambilan keputusan para pemakai laporan arus kas perlu melakukan evaluasi

terhadap apa saja yang menjadi sumber-sumber dari penerimaan kas, apa saja

yang merupakan pengeluaran kegiatan operasi, investasi dan pendanaan untuk

setiap periode.

Laporan sumber-sumber dan penggunaan kas merupakan cara untuk

mengetahui perubahan neto dari aliran dana kas antara dua titik waktu. Dua titik

waktu tersebut berupa tanggal penyusunan laporan keuangan pada awal dan akhir

periode yang akan dianalisa.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi laporan arus kas
bermanfaat untuk:

a. Memberikan umpan balik dari kas arus kas yang aktual.

b. Membantu mengenal hubungan antara laba akuntansi dengan arus kas.

c. Memberikan informasi tentang kualitas laba.

d. Memperbaiki komparabilitinya informasi dari laporan keuangan.

e. Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas.

f. Membantu meramalkan arus kas dimasa yang akan datang.

2.1.3.4. Penyajian Laporan Arus Kas

Berdasarkan Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum

(2000:231) laporan arus kas diklasifikasikan menjadi tiga aktivitas yaitu:

1. Kegiatan Operasi Perusahaan

Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil

utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas

investasi dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa peristiwa yang

lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi dan peristiwa-peristiwa

lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan.

Kegiatan ini biasanya mencakup, kegiatan produksi, pengiriman barang,

pemberian servis. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari

transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba.

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b. Penerimaan kas dari royalti, fee, dan komisi.

c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d. Pembayaran kas kepada karyawan.


e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh asuransi sehubungan dengan premi,

klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan

kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari

aktivitas pendanaan dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan

transaksi usaha dan perdagangan.

2. Arus kas dari Kegiatan Investasi

Kegiatan yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah

perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang

tidak berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain

menerima dan menagih pinjaman, utang, surat beharga atau modal, aktiva tetap

dan aktiva produktip lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:

a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset

jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan

aset tetap yang dibangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset

tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta

pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts,

option contracts, swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan


untuk tujaun perdagangan (dealing of trading) atau apabila pembayaran

tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

3. Arus kas dari kegiatan pembiayaan / pendanaan

Kegiatan yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman

jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana

dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari dana tersebut,

meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka

panjang untuk membayar utang tertentu.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menembus

saham perusahaan.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya,

pelunasan pinjaman.

Ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas, yaitu:

1) Metode Langsung (Direct Method)

Dalam metode ini pelaporan kas dilakukan dengan cara melaporkan

kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi

secara lengkap (gross), dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan

pembiayaan.

2) Metode Tidak Langsung (Indirect Method)


Dalam metode ini, net income disesuaikan dengan menghilangkan:

Pengaruh kas transaksi yang masih belum direalisir (defederal) dari arus kas

masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan

defederal income, arus kas masuk dan keluar yang accrued, arus kas masuk dan

keluar yang accrued seperti utang dan piutang.

Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan

pembiayaan yang tidak memperngaruhi kas, seperti: penyusutan, amortisasi, laba

rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang berkaitan

dengan kegiatan investasi), laba rugi perubahan utang (transaksi pembiayaan).

Keunggulan dari metode langsung yaitu: metode langsung lebih konsisten

dengan tujuan laporan arus kas untuk menyediakan informasi tentang penerimaan

kas dan pembayaran kas operasi, metode langsung menyajikan penerimaan dan

pembayaran kas.

Kelemahan dari metode langsung yaitu; mengumpulkan data yang

diperlukan tidak dapat tersedia dengan cepat. Sedangkan keunggulan metode tidak

langsung yaitu, metode ini berfokus pada perbedaan antara laba bersih dan arus

kas bersih dari kegiatan operasi, metode tidak langsung memberikan hubungan

yang bermanfaat antara laporan arus kas dan laporan laba rugi serta neraca.

Kelemahan dari metode tidak langsung yaitu tidak melaporkan penerimaan

dari penjualan dan arus kas masuk operasi lainnya yang diperlukan analisis untuk

menilai kemampuan menghasilkan kas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Aris Munandar (2012) dengan judul penelitian ”Analisis Piutang Tak


Tertagih Pada PT Astra Internasional Tbk” dengan hasil penelitian bahwa

piutang tak tertagih Pt Astra Internasional Tbk rata – rata selama 5 tahun terakhir

sebesar 3.36% yang berarti masuk dalam kategori besar. Dari 1 hasil pengujian

hipotesis diperoleh bahwa piutang tak tertagih pada Pt Astra Internasional Tbk

lebih dari 3% dari yang diharapkan.

Sri Riwayati (2011) dengan judul penelitian “Analisis Pengendalian

Piutang Terhadap Resiko Piutang Tak Tertagih Pada Pt xyz” dengan hasil

penelitian menunjukan bahwa dalam menilai resiko kredit, Pt. Xyz menerapkan

5C (Capacity , Character , Capital, Collateral, Condition), analisis ini betujuan

untuk memberikan gambaran bagi Pt. Xyz dalam memberikan piutang kepada

nasabanhnya dalam melakukan pembayaran sesuai dengan kebijakan Pt. Xyz

dalam melakukan pengendalian piutang yaitu dengan mengistemasi piutang tak

tertagih sebesar 7%.

Andi Azzah Azizah (2017) dengan judul penelitian “Analisis Perputaran

Piutang dan Peranannya dalam Laporan Arus Kas Pada PDAM Kabupaten

Bulukumba” dengan hasil penelitian Peran perputaran piutang dalam laporan arus

kas pada PDAM Kabupaten Bulukumba sangatlah berperan penting karena

dengan adanya pembayaran piutang dari pelanggan, secara langsung menambah

laporan arus kas pada perusahaan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik merupakan salah satu

unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat

umum. Perumda Tirta Randik merupakan perusahaan daerah sebagai sarana

penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitori oleh aparat-aparat eksekutif
maupun legislatif daerah, yang mana pada perusahaan ini dalam setiap periode

akuntansi yang biasanya setiap akhir tahun akan membuat laporan keuangan yang

terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.

Di dalam laporan keuangan neraca terdapat piutang, pengelolaan piutang

suatu perusahaan dapat dilihat dari tingkat perputaran piutangnya, dimana tingkat

perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal kerja dalam piutang.

Perputaran piutang mempunyai peranan penting dalam laporan arus, dimana di

dalam laporan arus kas terdapat arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas

masuk yaitu pendapatan yang diterima perusahaan sedangkan arus kas keluar

yaitu segala pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan

pendapatan.

Adapun kerangka pikir yang telah di uraikan dapat digambarkan dalam

bagian alur sebagai berikut:

PERUMDA AIR MINUM TIRTA RANDIK


 
 
PERPUTARAN PIUTANG REKENING AIR
 

ARUS KAS

Gambar 1
Kerangka Pemikiran
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUMDA TIRTA RANDIK

3.1. Sejarah Singkat Perumda Tirta Randik.

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Randik Kabupaten

Musi Banyuansin dalam keberadaannya berkembang thap demi tahap melalui

lintasan sejarah yang cukup panjang. Perkembangan dan muatan dinamikanya

bergulir melalui lintasan tahun-tahun penting yang sangat bersejarah. Pada

umumnya tujuan suatu perusahaan ditinjau dari sudut pandang ekanomi adalah

untuk memperoleh keuntungan (profit oriented), menjaga kelangsungan hidup dan

kesinambungan operasi perusahaan, sehingga mampu berkembang menjadi

perusahaan yang besar dan tangguh. Kesuksesan perusahaan dalam bisnis hanya

bisa dicapai melalui pengelolaan yang baik, khususnya pengelolaan manajemen

keuangan sehingga modal yang dimiliki bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Pada Tahun 1987 berdasarkan Perda Nomor 13 tahun 1987 tanggal 02

November 1987 didirikanlah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah

Tingkat II Musi Banyuasin. Pendirian PDAM Kabupaten Musi Banyuasin tersebut

didasarkan pada Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan

Nomor:690/03474/II tanggal 22 Agustus 1987 tentang penyerahan alih status dari

Badan Pengelola Air Minum (BPAM) menjadi PDAM Kabupaten Musi

Banyuasin. Pada tahun 2002 Kabupaten Musi Banyuasin dimekarkan menjadi dua

kabupaten sehingga pada tahun 2005 Perda tersebut diganti dengan Peraturan

Daerah Nomor 12 Tahun 2005 Tanggal 25 Juli 2005, Perusahaan Daerah ini

adalah Perusahaan Daerah Air Minum “Tirta Randik” Kabupaten Musi


Banyuasin. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54

Tahun 2017 tentang badan usaha milik daerah, status hukum PDAM Tirta Randik

Kabupaten Musi Banyuasin yang didirikan dengan peraturan daerah nomor 12

tahun 2005 diubah menjadi BUMD berbentuk Perusahaan Umum Daerah sesuai

dengan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2021 tanggal 28 Oktober 2021

Tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Tirta Randik

3.2. Maksud dan Tujuan Perumda Tirta Randik.

Perumda Tirta Randik kabupaten musi banyuasin yang didirikan

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2021 tanggal 28 oktober 2021,

maksud dan tujuan pendirian perusahaan umum daerah sesuai dengan Bab IV

pasal 6 dan7 sebagai berikut :

Dalam pasal 6 Maksud Pendirian Perumda Air Minum Tirta Randik yaitu :

a. Untuk meningkatkan pelayanan dalam penyediaan air minum;

b. Meningkatkan kinerja yang berdasarkan tata Kelola perusahaan yang

baik;dan

c. Menjamin kepastian hukum bagi Pemerintah Kabupaten dalam

mendayagunakan sumber daya, aset yang dimiliki guna meningkatkan

likuiditas, aktivitas, dan daya saing.

Dalam pasal 7 Perusahaan Umum Daerah Tirta Randik didirikan dengan tujuan :

a. Terwujudnya penyelenggaraan usaha pengelolaan dan pelayanan air minum

yang berkualitas untuk pemenuhan hajat hidup orang banyak secara adil,

merata serta terus menerus;


b. Turut serta melaksanakan pembangunan dan peningkatan perekonomian

Kabupaten;

c. Memperoleh laba dan / atau keuntungan;dan

d. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten.

berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Sekayu. Untuk melaksanakan kegiatan

dalam penyediaan air bersih, Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin

mempunyai Instalasi Pengelolaan Air (IPA) di 49 Lokasi, yaitu 1 Unit di Kantor

Pusat Sekayu, 14 Cabang di ibu kota Kecamatan dan 34 Unit Pelayanan di

Desa/Kelurahan, dengan total kapasitas produksi terpasang 1.285 liter/detik.

3.3. Visi dan Misi Perumda Tirta Randik.

3.3.1. Visi Perumda Tirta Randik

Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi

Banyuasin sebagai Badan Usaha Milik Daerah selalu berusaha meningkatkan

pelayanan air bersih kepada masyarakat dan juga merupakan sumber pendapatan

asli daerah (PAD) bagi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. Masyarakat bisa

menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan pelanggan dengan mudah

dapat membayar kewajibannya sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan

sehingga dapat berjalan lancer dan tepat waktunya.

Berdasarkan potensi dan kondisi Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi

Banyuasin, maka Visi Perumda Tirta Randik adalah :

“Terlaksananya pelayanan air minum yang optimal bagi masyarakat

kabupaten musi banyuasin tahun 2025”

Visi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi
Banyuasin akan mampu membentuk jati diri perusahaan yang di yakini sebagai

panutan bagi karyawan. Beberapa uraian visi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kinerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

2. Kepuasan pelanggan menjadi cermin bagi keberhasilan Perumda Tirta Randik

3. Selalu berupaya meningkatkan kwalitas kinerja yang professional dan

bertanggung jawab.

4. Efisiensi biaya terus diupayakan dalam meningkatkan pendapatan perusahaan

3.3.2. Misi Perumda Tirta Randik

Misi yang diemban oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik

Kabupaten Musi Banyuasin dalam rangka mewujudkan visi, berasal dari

rangkaian Analisa factor internal dan eksternal perusahaan. Dengan memahami

adanya berbagai factor kekuatan yang di miliki Perumda Tirta Randik Kabupaten

Musi Banyuasin juga menyadari bahwa masih ada beberapa kelemahan dalam

tubuh perusahaan. Adanya berbagai kemungkinan peluang namun tetap waspada

akan adanya ancaman maka arah dan sasaran yang direncanakan dapat dicapai

dengan hasil sukses. Disadari sepenunya bahwa misi yang diemban oleh Perumda

Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin tidak luput dari hambatan dan tantangan

baik bersifat administratif maupun bersifat teknik operasional. Tapi dengan

optimisme yang tinggi Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin akan

dapat mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan dan tantangan tersebut.

Misi Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasi sebagai berikut:

1. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana produksi dan distribusi air

minum bagi masyarakat kabupaten musi banyuasin.

2. Meningkatkan pemerataan jaringan pelayanan air minum


3. Meningkatkan mutu kwalitas air minum yang memenuhi syarat standar

kesehatan

4. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan untuk mengoptimalkan

seluruh sistem pelayanan air minum.

5. Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia yang handal untuk mendukung

pelayanan air minum yang optimal.

3.4. Struktur Organisasi Perumda Tirta Randik.

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perumda Air Minum Tirta Randik

Kabupaten Musi Banyuasin mengalami perubahan berdasarkan Peraturan Bupati

Musi Banyuasin Nomor 90 tahun 2018 ditetapkan di Sekayu tanggal 24

September 2018, Organisasi Perumda Air Minum Tirta Randik termasuk

klasifikasi Type C yang terdiri dari :

b. Bupati sebagai pemilik modal;

c. Dewan Pegawas;

d. Perumda Air Minum Tirta Randki Kabupaten Musi Banyuasin dipimpin

oleh Direksi terdiri dari :

1. Direktur Utama

2. Direktur Bidang Umum

3. Direktur Bidang Teknik

Dewan Pengawas Perumda Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin,

ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin Nomor :510/KPTS-

SETDA/2022 Tanggal 05 September 2022 tentang Pengangkatan Penggantian

Anggota Dewan Pengawas Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik

Periode 2021 - 2025, sebagai berikut :


- Ketua : Pejabat Pemerintah Daerah (Asisten Bidang Administrasi

Perekonomian dan Pembangunan

- Sekretaris : Professional

- Anggota : Pelanggan/ Konsumen


3.5. Tugas dan Tanggung Jawab Dalam Perumda Tirta Randik.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan mengenai

pengaturan intern bagan organisasi Perumda Air Minum Tirta Randik Kabupaten
Musi Banyuasin sebagai berikut :

1. Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Randik merencanakan kegiatan

jangka panjang, mengawasi dan mengkoordinir dalam bidang Teknik

pengolahan air bersih dan bidang umum termasuk pengolahan keuangan dan

administrasi untuk mencapai tujuan.

2. Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Randik bertanggung jawab atas

seluruh Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik dan

membawahi langsung Direktur Bidang Umum dan Direktur Bidang Teknik

3. Direktur Bidang Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan

membawahi langsung Bagian Keuangan, Bagian Hubungan Langganan dan

Bagian Umum

4. Direktur Bidang Teknik bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan

membawahi langsung Bagian Produksi dan Pemeliharaan Tekni, Bagian

Transmisi Distribusi, serta Bagian Perencanaan.

5. Direktur Utama dibantu oleh Satuan Pengawasan Intern (SPI) yang

dipimpin oleh seorang kepala/diangkat oleh Direktur Utama.

Tugas dan tanggung jawab tiap-tiap bagian yang terdapat dalam Perumda

Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin, tersusun sebagai berikut:

1. Dewan Pengawas mempunyai tugas, antara lain:

a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan dalam

pengelolaan Perumda Air Minum Tirta Randik.

b. Menyelengarakan rapat kerja sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali

untuk membicarakan dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi

oleh Perumda Tirta Randik dalam melaksanakan kegiatannya. Bila


diperlukan sewaktu-waktu mengadakan rapat untuk menentukan

keputusan mengenai hal-hal yang mendesak.

c. Mengadakan penilaian atas prestasi kerja dari pada anggota Direksi atas

hasil-hasil yang telah dicapai oleh Perumda Tirta Randik.

d. Mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara dan

pemberhentian Direksi kepada kuasa pemilik modal (KPM).

2. Direktur Utama mempunyai tugas, antara lain:

a. Merencanakan kegiatan Perumda Tirta Randik untuk jangka panjang,

mengawasi dan mengkoordinir dalam bidang Teknik pengolahan air

bersih dan bidang umum termasuk pengolahan keuangan dan

administrasi untuk mencapai tujuan.

b. Merumuskan strategi Perumda Tirta Randik dalam menjalankan

kebijaksanaan yang di tetapkan oleh dewan pengawas dalam

melaksanakan operasi perundang-undangan yang berlaku.

c. Memeliharan suasana kerja yang baik dalam seluruh organisasi dalam

menyelenggarakan penggelolaan air minum untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat yang menckup aspek social, Kesehatan dan

pelayanan umum.

3. Direktur Bidang Umum mempunyai tugas, antara lain:

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang administrasi,

keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan

peralatan perlengkapan.

c. Merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan dan


perbelanjaan kekayaan Perusahaan serta menyelenggarakan fungsi-fungsi

pelayanan langganan.

d. Dalam melaksanakan tugas Direktur Bidang Umum bertanggung jawab

kepada Direktur Utama. Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Bidang

Umum dibantu oleh:

- Bagian Keuangan

- Bagian Umum

- Bagian Hubungan Langganan.

4. Direktur Bidang Teknik mempunyai tugas, antara lain:

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang

perencanaan Teknik, produksi dan peralatan Teknik serta transmisi dan

distribusi.

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan pemeliharaan

instalasi produksi, sumber air baku dan atau sumber mata air tanah.

c. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengujian peralatan Teknik dan

bahan bakar serta bahan kimia.

d. Dalam melaksanakan tugas Direktur Bidang Teknik bertanggung jawab

kepada Direktur Utama. Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Bidang

Teknik dibantu oleh:

- Bagian Produksi dan Pemeliharaan Teknik

- Bagian Transmisi dan Distribusi.

- Bagian Perencanaan.

5. Satuan Pengawasan Intern (SPI) mempunyai tugas, antara lain:

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan perencanaan,


pengawasan dan melakukan audit intern terhadap administrasi umum,

keuangan dan Teknik dalam penggunaan seluruh kekayaan perusahaan

b. Melaksanakan pengawasan atas system dan prosedur penyelenggaraan

tata kerja di lingkungan Perumda Tirta Randik menurut ketentuan yang

berlaku.

c. Mengkoordinasikan dan pengawasan atas anggaran pendapatan belanja

perusahaan serta melakukan evaluasi dan rekomendasi terhadap proses

kegiatan operasional.

d. Dalam melaksanakan tugas satuan pengawasan intern bertanggung

jawab kepada Direktur Utama. Dalam melaksanakan tugasnya satuan

pengawasan intern dibantu oleh:

- Staf pengawasan bidang administrasi dan keuangan.

- Staf pengawasan bidang teknik.

6. Kepala Cabang mempunyai tugas, antara lain:

a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan operasional unit pelayanan di ibu

kota kecamatan diwilayah operional cabang.

b. Mengendalikan kegiatan pelayanan air minum kepada masyarakat yang

meliputi bidang umum, keuangan, hubungan langganan, Teknik,

produksi dan pemeliharaan teknik serta distribusi diwilayah oeprasional

cabang.

c. Mengkoordinasikan dan Mengendalikan penyusunan rencana dan

program kegiatan perusahaan serta penyiapan bahan petunjuk teknis

yang meliputi bidang umum, keuangan, hubungan langganan, Teknik,

produksi dan pemeliharaan teknik serta distribusi diwilayah oeprasional


cabang.

d. Mengkoordinasikan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan

hasil penagihan rekening air dan non air dari pelanggan.

e. Dalam melaksanakan tugas kepala Cabang dibantu oleh:

- Seksi Teknik.

- Seksi Keuangan.

7. Kepala Unit mempunyai tugas, antara lain:

a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan operasional unit pelayanan

kelurahan dan pedesaan diwilayah operional unit.

b. Mengendalikan kegiatan pelayanan air minum kepada masyarakat yang

meliputi bidang umum, keuangan, hubungan langganan, Teknik,

produksi dan pemeliharaan teknik serta distribusi diwilayah oeprasional

unit.

c. Mengkoordinasikan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan

hasil penagihan rekening air dan non air dari pelanggan.

3.6. Jumlah Karyawan Perumda Tirta Randik.

Karyawan Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari

Direksi, kepala SPI, kepala bagian, kepala sub bagian, kepala cabang, kepala unit,

kepala seksi dan unsur-unsur staf. Setiap karyawan berkewajiban melaksanakan

dan memelihara hubungan, konsultasi dan Kerjasama, baik vertical maupun

horizontal secara serasi dengan tidak terlampau terikat pada formalitas yang tidak

perlu mengabaikan tata tertib administrasi dan disiplin kerja. Hal tersebut

sangatlah penting dilaksanakan guna pencapaian tujuan perusahaan.


Dalam menjalankan operasional perusahaan agar tercapai tujuan

perusahaan yang optimal, pimpipan Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi

Banyuasin menata dan menugaskan tenaga kerja di bebagai bagian. Hingga saat

ini jumlah karyawan yang bekerja di Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi

Banyuasin berjumlah 357 orang, yang terdiri dari laki-laki 308 orang dan

perempuan 49 orang. Penulis menyajikan data status kepegawaian dan status

Pendidikan karyawan Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin yaitu

sebagai berikut :

Tabel 3.2
Karyawan Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Berdasarkan Status Kepegawaiannya Tahun 2022

No. Status Pegawai Jumlah Orang


1. Direktur Utama 1
2. Direktur Bidang Umum 1
3. Direktur Bidang Teknik 1
4. Kepala SPI 1
5. Kepala Bagian 5
6. Kepala Sub Bagian 6
7. Kepala Cabang 14
8. Kepala Unit 25
9. Kepala Seksi 3
10. Staf Keuangan 79
11. Staf Umum 48
12. Staf Langganan 55
13. Staf Teknik 116
14. Staf SPI 2
Jumlah 357
Sumber: Perumda Tirta Randik, Tahun 2022, data diolah

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas karyawan Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi

Banyuasin berdasarkan status kepegawaiannya adalah, yang menjabat sebagai

Direktur 3 orang, Kepala Satuan Pengawasan Intern 1 orang, Kepala Bagian 5


orang, Kepala Sub Bagian 6 orang, Kepala Cabang 14 orang, Kepala Unit 25

orang, Kepala Seksi 3 orang, Staf Keuangan 79 orang, Staf Umum 48 orang, Staf

Langganan 55 orang, Staf Teknik 116 orang dan Staf SPI 2 orang.

Tabel 3.3
Karyawan Perumda Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Berdasarkan Status Pendidikannya Tahun 2022

No. Status Pegawai Jumlah Orang


1. SD Sederajat 25
2. SLTP Sederajat 35
3. SLTA Sederajat 225
4. Diploma 20
5. Srata 1 (S.1) 50
6. Srata 2 (S.2) 2
Jumlah 357
Sumber: Perumda Tirta Randik, Tahun 2022, data diolah

3.7. Laporan Keuangan Perumda Tirta Randik.

Berikut disajikan informasi mengenai laporan keuangan Perusahaan

Umum Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin yang terdiri

dari laporan posisi keuangan (Neraca), laporan laba rugi komprehensif, dan daftar

piutang rekening air.

3.7.1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Berikut ini informasi mengenai laporan posisi keuangan (Neraca) Perumda

Air Minum Tirta Randik Tahun 2020 sampai dengan Tahun 2022:

Tabel 3.7.1
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Tahun 2020 sampai dengan 2022
Tahun
Keterangan
2020 2021 2022
ASET LANCAR      
- Kas Dan Setara Kas 3.570.179.491,00 4.200.051.629,09 4.200.051.629,09
- Piutang Usaha 36.918.156.290,00 40.642.450.750,00 42.217.409.550,00
- Penyisihan Piutang Usaha (20.716.859.289,46) (25.906.141.228,27) (26.879.906.664,04)
- Piutang Non usaha 561.949.595,00 569.330.695,00 929.962.695,00
- Persediaan 4.334.637.517,63 4.748.553.003,22 3.986.177.152,40
Jumlah Aset Lancar 24.668.063.604,17 24.254.244.849,04 24.453.694.362,44
ASET TETAP      
- Nilai Perolehan Aset
587.054.402.287,61 653.779.415.487,61 682.260.478.607,61
Tetap
- Akumulasi Penyusutan (240.044.432.088,65) (270.066.995.235,89) (302.639.228.118,89)
Nilai Buku Aset Tetap 347.009.970.198,96 383.712.420.251,72 379.621.250.488,72
TOTAL ASET 371.678.033.803,13 407.966.665.100,76 404.074.944.851,17
EKUITAS      
- Kekayaan Pemerintah
543.032.685.624,58 663.039.206.038,58 691.139.206.038,58
Daerah Yang Dipisahkan
- Penyertaan Pemerintah
94.189.026.603,39 46.026.883.603,39 46.026.883.603,39
Pusat YBDTS
- Modal Hibah 13.499.717.804,82 13.499.717.804,82 13.499.717.804,82
- Laba (Rugi) Tahun Lalu (246.432.115.100,26) (280.427.733.643,66) (314.599.142.346,03)
- Laba (Rugi) Tahun
(32.611.281.129,40) (34.171.408.702,37) (31.740.341.584,10)
Berjalan
Jumlah Ekuitas 371.678.033.803,13 407.966.665.100,76 404.326.323.516,66
TOTAL EKUITAS 371.678.033.803,13 407.966.665.100,76 404.326.323.516,66
Sumber: Perumda Tirta Randik, Tahun 2022, data diolah

3.7.2. Laporan Laba Rugi Komprehensif

Berikut ini informasi mengenai laporan laba rugi komprehensif Perumda

Air Minum Tirta Randik Tahun 2020 sampai dengan Tahun 2022
Tabel 3.7.2
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Tahun 2020 sampai dengan 2022

Tahun
Keterangan
2020 2021 2022
PENDAPATAN USAHA      
- Pendapatan Air 47.667.855.700,00 53.198.670.900,00 55.207.411.800,00
- Pendapatan Non air 2.152.095.000,00 2.381.477.000,00 2.365.840.000,00
- Pendapatan Sambungan Baru 1.799.613.737,00 1.926.037.340,00 2.473.380.650,00
- Pendapatan Penyambungan
22.865.750,00 35.572.020,00 66.454.400,00
Kembali
- Pendapatan Subsidi Tarif 5.993.540.000,00 - -
- Pendapatan Lain-Lain 112.652.473,00 176.525.289,37 397.918.968,11
Jumlah Pendapatan Usaha 57.748.622.660,00 57.718.282.549,37 60.511.005.818,11
BIAYA USAHA      
- Beban Pegawai 25.205.778.262,00 25.420.769.822,00 25.639.533.634,00
- Beban BBM 916.498.460,00 988.898.062,00 953.804.030,00
- Beban Listrik 13.478.261.839,00 13.516.652.949,00 14.291.095.191,00
- Beban Pemeliharaan 7.886.522.677,00 5.263.150.262,00 5.991.545.315,00
- Beban Penyusutan Aset
28.673.492.595,59 30.022.563.147,24 32.572.232.883,00
Tetap
- Beban Penyisihan Piutang 1.969.241.590,27 5.189.281.938,81 973.765.435,77
- Beban Pokok dan Bunga
54.816.873,00 101.842.249,27 321.467.963,62
Bank
- Beban Operasi Lainnya 5.105.923.819,94 5.269.529.508,00 5.567.814.835,00
- Beban Bahan Kimia 4.408.625.330,00 4.286.247.300,00 4.989.897.530,00
- Beban Bahan Instalasi 2.660.742.342,60 1.830.756.013,42 950.190.584,83
Jumlah Beban Usaha 90.359.903.789,40 91.889.691.251,74 92.251.347.402,21
Laba (Rugi) Usaha (32.611.281.129,40) (34.171.408.702,37) (31.740.341.584,10)
Sumber: Perumda Tirta Randik, Tahun 2022, data diolah

3.7.3. Daftar Piutang Rekening Air

Berikut ini informasi mengenai daftar piutang rekening air Perumda Air

Minum Tirta Randik Tahun 2020 sampai dengan Tahun 2022

Tabel 3.7.3
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Randik Kabupaten Musi Banyuasin
Daftar Piutang Usaha (Rekening Air dan Non Air)
Tahun 2020 sampai dengan 2022
Tahun
Keterangan
2020 2021 2022
Piutang Usaha Rekening Air      
Sosial Umum 16.336.900,00 16.063.100,00 18.547.400,00
Sosial Khusus 94.351.900,00 108.390.700,00 114.212.600,00
Sekolah Negeri Dan Swasta 119.516.500,00 159.171.700,00 254.000.400,00
Rumah Sangat Sederhana 248.000,00 174.600,00 278.400,00
Rumah Sederhana 9.015.100,00 11.137.700,00 15.882.500,00
Rumah Menengah 20.925.779.500,00 24.678.835.710,00 25.791.662.010,00
Rumah Mewah 44.799.600,00 40.048.000,00 49.951.000,00
Rumah Sakit Pemerintah 72.223.400,00 79.171.400,00 92.781.300,00
Instansi Pemerintah 430.249.700,00 301.381.900,00 369.717.100,00
Niaga Kecil 1.374.326.600,00 1.463.861.400,00 1.533.207.900,00
Niaga Besar 80.684.000,00 108.882.800,00 61.173.800,00
Industri Kecil 1.527.000,00 827.000,00 1.296.000,00
Industri Besar 51.219.000,00 42.462.000,00 230.807.000,00
Air Mobil Tangki 45.200.000,00 45.200.000,00 150.600.000,00
Jumlah Piutang Rekening Air
23.265.477.200,00 27.055.608.010,00 28.684.117.410,00
Lancar
Piutang Ragu-ragu Rekening Air      
Sosial Umum 10.758.150,00 10.758.150,00 10.758.150,00
Sosial Khusus 36.786.500,00 36.786.500,00 36.786.500,00
Sekolah 61.144.200,00 61.144.200,00 61.144.200,00
Rumah Menengah 11.252.318.150,00 11.252.318.150,00 11.252.318.150,00
Rumah Sakit Pemerintah 2.606.500,00 2.606.500,00 2.606.500,00
Instansi Pemerintah 91.673.900,00 91.673.900,00 91.673.900,00
Niaga Kecil 1.391.461.550,00 1.391.461.550,00 1.391.461.550,00
Niaga Besar 4.803.600,00 4.803.600,00 4.803.600,00
Industri Besar 2.032.500,00 2.032.500,00 2.032.500,00
Jumlah Piutang Ragu-ragu
12.853.585.050,00 12.853.585.050,00 12.853.585.050,00
Rekening Air
Total Piutang Rekening Air 36.119.062.250,00 39.909.193.060,00 41.537.702.460,00
Piutang Non air
Sosial Khusus 1.056.400,00 - -
Rumah Menengah 792.040.590,00 728.232.190,00 674.681.590,00
Instansi Pemerintah 2.816.800,00 2.141.700,00 2.141.700,00
Niaga Kecil 3.180.250,00 2.883.800,00 2.883.800,00
Jumlah Piutang Non air 799.094.040,00 733.257.690,00 679.707.090,00
Total Piutang Usaha 36.918.156.290,00 40.642.450.750,00 42.217.409.550,00
Sumber: Perumda Tirta Randik, Tahun 2022, data diolah
Daftar Pustaka

Agus Indriyo, Gitosudarmo dan Basri. (2010). Manajemen Keuangan.


Yogyakarta: BPFE.
Ahmadi. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Yokyakarta: Ar-ruzz Media

Ahmad jayadi, C. (2000). Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum


(PDAM). Jakarta: Kantor Menteri Negara Otonomi Daerah Republik
Indonesia.
Azizah, Andi Azzah. 2017. Analisis Perputaran Piutang dan Peranannya Dalam
Laporan Arus Kas, PDAM Kabupaten Bulukumba
Harahap. (2013). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali

Harnanto. 2010. “Manajemen Keuangan”. Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Bumi


Aksara.
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan (Intergrated and Comprehensive
edition). Jakarta: Grasindo.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. “Standar Akuntansi Indonesia”. Jakarta:
Salemba Empat.
Kasmir. (2011). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant, and Terry D. Warfield. 2011. “Intermediate
Accounting”. Terjemahan. Edisi Kedua belas Jilid 1 & 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Munawir. 2013. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Munandar, Aris. 2012. Analisis Piutang Tak Tertagih, PT.Astra Internasional Tbk

Nurjannah. 2012, Analisis Tingkat Perputaran Piutang Pada PT. Adira Finance
Makassar, skripsi S1, Universitas Hasanudin, Makassar
Putri, Dhea Pradipta. (2019). Analisis Umur Piutang Dagang Dalam
pengendalian piutang pada PT. Ace Hardware Indonesia. Skripsi S1.
STIE International Business Management Indonesia. Medan
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta

Riwayati, Sri. 2011. Analisis Pengendalian Piutang Terhadap Resiko Piutang Tak
Tertagih Pada Pt xyz.
Subramanyam, K. R dan John J. Wild (2010). Analisis Laporan Keuangan.
Edisi 10.Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Affabeta

Sumarso. 2009.“Akuntansi Keuangan”. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedua.


Yogyakarta: BPFE
Wasesa, Tcandra. 2022. Analisa Perputaran Piutang Usaha Terhadap Efektivitas
Arus Kas (Studi kasus Pada Perusahaan Distributor ABC di Surabaya),
Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas 45 Surabaya
AKUNTANSI’45 Vol 3 No. 1 Hal 49-60

Anda mungkin juga menyukai