Tugas Sempro 2
Tugas Sempro 2
MAKASSAR
2016
SKRIPSI
Skripsi ini telah diperiksa dan di terima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi
Nomor: 017 Tahun 1437 H/2016 M dan telah dipertanggung jawabkan di depan
penguji pada hari Rabu tanggal 20 bulan Februari tahun 2016, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Panitia Ujian:
4. Penguji :
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan bagi Mahasiswa Program Sarjana
penulis, sehingga tidak menutup kemungkinan di dalam penulisan skripsi ini terdapat
ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
menerima kritikan dan saran sebagai masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Penulis menyadari, tanpa bantuan dan motivasi serta bimbingan baik moril
maupun materi dari berbagai pihak, maka skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Makassar.
2. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
3. Bapak H. Andi Arman, SE, M.Si.Ak.CA selaku pembimbing pertama dan Ibu
Muttiarni, SE, M.Si selaku pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu dan
iv
4. Orang tua penulis, yang tak mengenal lelah untuk membimbing penulis agar
menjadi manusia yang berdaya guna dan tak henti-hentinya memberikan bantuan
serta IMMawati Nurlisah Jusdar atas support yang telah mereka berikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik yang membangun serta saran dari semua pihak demi
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan kepada pihak yang
membacanya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
vii
G. Penyajian Laporan Keuangan ............................................................ 16
L. Hipotesis ............................................................................................ 29
A. Kesimpulan ....................................................................................... 57
B. Saran .................................................................................................. 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dengan harga yang cukup bersaing. Menghadapi persaingan usaha yang cukup
dengan rencana yang telah ditetapkan. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM)
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.Pada krisis ekonomi tahun 1997 yang
lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan
Per akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan
terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang.
Namun, dengan segala peran strategis itu, hanya 20 persen dari total UMKM yang
sudah terakses kredit bank. Demikian paparan I Wayan Dipta, Deputi Bidang
1
2
2015. Pertumbuhan UMKM pada kurun waktu tahun 2009-2013 sebesar 2,3
persen per tahun. Data Kementerian Koperasi menyebutkan, lebih dari 96 persen
PDB 30-57 persen, sedangkan kontribusi penyerapan tenaga kerja 50-98 persen.
persen dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro
menjadi kecil, kecil jadi menengah, maupun menengah jadi komersial atau di luar
UMKM. Kondisi rupiah yang saat ini melemah malahan membantu sebagian
Sejauh ini ekspor terbesar masih pada sektor garmen. Sekitar 17 persen UMKM
sudah melakukan ekspor produk. Diperkirakan pada akhir tahun 2013 meningkat
menjadi 18 persen.
diharapkan semakin produktif dan berdaya saing. Kerja sama dengan UMKM lain
persaingan yang semakin tajam. Kepala Divisi Kerja Sama dan Koordinasi
sekitar 8,59 juta orang, sedangkan tingkat wirausaha hanya sekitar 0,18 persen.
Indonesia. Tantangan itu antara lain soal akses UMKM terhadap perbankan.
selama ini oleh pihak Bank (Bank Indonesia, 2005). Belum adanya kesamaan
mindset antara persyaratan bank yang harus dipenuhi oleh UMKM, termasuk
pada umumnya pengelola usaha kecil tidak menguasai dan tidak menerapkan
sistem keuangan yang memadai. Usaha kecil tidak atau belum memiliki
diterapkan juga membuang waktu dan biaya. Hal terpenting bagi pengelola
usaha kecil adalah bagaimana cara menghasilkan laba yang banyak tanpa
repot menerapkan akuntansi. Kenyataan ini juga didukung oleh hasil penelitian
sebagai salah satu bentuk penyampaian informasi akuntansi, para pemilik usaha
hanya itu pemilik usaha akan lebih mudah untuk menghitung pajak, karena
sebagaimana mestinya. Pencatatan biaya overhead pabrik dan biaya non produksi
dan tidak tercatat pada laporan. Hal tersebut menyebabkan manajemen tidak
akurat dalam membuat perencanaan laba dan pengendaliaan biaya, selain itu
manajemen tidak dapat mebuat laporan keuangan secara tepat yang sesuai dengan
pedoman atau standar yang telah ditentukan, Manajemen dapat menetapkan harga
jauh lebih mudah dan yakin kalau mereka memiliki informasi yang pasti
mengenai biaya pekerjaan atau unit yang akan dijual. Dari latar belakang
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini, dengan melihat latar belakang masalah di atas, penulis
berikut:
UMKM
C. TUJUAN PENELITIAN
lakukan UMKM
D. MANFAAT PENELITIAN
b. Sebagai pembelajaran bagi pihak yang terkait dalam hal penerapan SAK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Standard for Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun
memiliki judul yang berbeda, namun baik SAK ETAP maupun IFRS for SMEs
istilah yang digunakan sebagai judul pada IFRS adalah small and medium-sized
entities (SMEs).
Jadi, apabila kita membandingkan judul pada IFRS for SMEs dan SAK
dengansmall and medium-sized entities. Apabila SAK ETAP telah disahkan pada
bulan Mei 2009, IFRS for SMEs sendiri baru disahkan pada bulan Juli 2009.
Publik (SAK ETAP) adalah standar akuntansi yang disusun sebagai acuan dan
6
7
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang
SAK ETAP.
Untuk mengembangkan usaha perlu banyak upaya yang harus dilakukan. Salah
satu upaya itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan
dengan standar yang telah ditentukan. Penyajian laporan keuangan yang sesuai
yang datang; dapat memperoleh pinjaman dana dari pihak ketiga, dan sebagainya.
(ETAP) yang mayoritas adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil dan
merupakan unit kegiatan yang melakukan aktifitas tetapi sahamnya tidak dimiliki
oleh masyarakat atau dengan kata lain unit usaha yang dimiliki oleh orang
perorang atau sekelompok orang, dimana kegiatan dan modalnya masih terbatas.
Jenis kegiatan seperti ini di Indonesia menempati angka sekitar 80 %. Oleh sebab
itu perlu adanya perhatian khusus dari semua pihak yang berkepentingan dalam
Menengah
3) Pengurangan pengungkapan
kualitatif yaitu:
a. Dapat Dipahami
kepentingan agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.
b. Relevan
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan,
c. Materialitas
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
d. Keandalan
andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material
dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini
f. Pertimbangan Sehat
tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun
kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak
mengijinkan bias.
g. Kelengkapan
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi
h. Dapat Dibandingkan
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan
dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten
untuk suatu entitas, antar periode untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang
perubahan tersebut.
i. Tepat Waktu
ekonomi.
substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang
untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan.
Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
a. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau
sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari
b. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, investor saham,
dll
14
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang
SAK ETAP.
PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK
ETAP.
Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara retrospektif, namun jika tidak
b. Tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak
d. Menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang
diakui.
Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau
pada kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal perubahan. Tidak ada
Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya
berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal
tanggal efektif SAK ETAP diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan
menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETA
1. Penyajian Wajar
keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian
jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yang sesuai dengan
definisi dan kriteria pengakuan aset, kewajiban, penghasilan dan beban Penerapan
laporan keuangan yang wajar atas posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai bagi pemakai untuk memahami
pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain atas posisi keuangan
suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement)
atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua
3. Kelangsungan Usaha
dasar penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dianggap
4. Frekuensi Pelaporan
komparatif) minimum satu tahun sekali. Ketika akhir periode pelaporan entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan telah disajikan untuk periode yang lebih
panjang atau lebih pendek dari satu tahun, maka entitas mengungkapkan:
a. Fakta tersebut;
b. Alasan penggunaan untuk periode lebih panjang atau lebih pendek; dan
c. Fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas, dan catatan atas
a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan
a. Sifat reklasifikasi;
b. Jumlah setiap pos atau kelompok dari pos yang direklasifikasi; dan
c. Alasan reklasifikasi.
mengungkapkan:
6. Informasi Komparatif
kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan
komparatif untuk informasi naratif dan deskriptif jika relevan untuk pemahaman
yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi
yang sejenis.
20
a. Neraca;
e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang
merupakan komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan harus dibedakan
dari informasi lain dalam laporan tersebut. Di samping itu, informasi berikut ini
disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan:
21
a. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan
periode terakhir;
b. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih
Entitas harus mengungkapkan hal berikut ini dalam catatan atas laporan keuangan:
a. Domisili dan bentuk hukum entitas serta alamat kantornya yang terdaftar;
UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana diatur
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai usaha yang memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
23
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
Definisi UMKM yang pertama adalah tidak adanya pembagian tugas yang
pedagang perantara, bahkan rentenir. Ketiga, sebagian besar usaha kecil ditandai
Dari pernyataan mengenai definisi UMKM diatas maka secara garis besar
dapat ditarik satu benang merah yang serupa mengenai UMKM. Pertama, jika
dilihat dari sisi kekayaan, UMKM cenderung merupakan suatu entitas yang
mengandalkan dari struktur modal pribadi atau pada tingkatan yang lebih maju
24
telah menggunakan bantuan yang berasal dari kredit usaha kecil. Ketiga,pada
industri UMKM masih terbatas pada golongan usaha yang cenderung sederhana.
I. HAMBATAN UMKM
2. Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan oleh prosedur kredit yang
cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah kredit yang
dikucurkan kecil.
4. Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi.
informasi yang dapat dijangkau oleh UMKM mengenai pasar, selain karena
a. Neraca
Neraca menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas entitas pada suatu saat
tertentu.
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu
periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secar langsung dalam ekuitas
kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan jumlah investasi oleh, dan
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas, yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama
penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan
keuangan.
Menurut SAK ETAP 2009, unsur laporan keuangan UMKM terdiri dari:
a. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu darimana manfaat ekonomi dimasa depan akan
dikendalikan oleh kesatuan tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian
masa lalu.
b. Kewajiban
tindakan entitas:
1) Dengan suatu praktik masa lalu, kebijakan yang dikeluarkan atau suatu
pihak lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan
kepada pihak lain bahwa pihak lain akan melepas tanggung jawab tertentu.
28
c. Pendapatan
normal ent itas dan mengacu pada beberapa istilah seperti penjualan, penghasilan
d. Beban
normal entitas meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, upah dan penyusutan.
Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti
e. Ekuitas
Ekuitas adalah hak sisa pada aset suatu entitas setelah dikurangi dengan
hasil atas investasi yang diperoleh melalui operasi yang menguntungkan dan hasil
yang ditahan kembali untuk digunakan dalam operasi entitas tersebut, dikurangi
dengan penurunan atas investasi pemilik sebagai akibat dari operasi yang
K. KERANGKA PIKIR
UMKM
EMBUNG JAYA
HASIL ANALISIS
(Faktor-Faktor Penyebab)
L. HIPOTESIS
keuangan belum berdasarkan pada SAK ETAP dan yang menjadi faktornya
yaitu : kapasitas dari pemilik usaha serta kurangnya ketegasan dari pihak luar
BAB III
METODE PENELITIAN
Patalassang Kab. Gowa pada bulan September 2015 sampai dengan data-data
1. Jenis Data
Menurut Riduwan (2009:5), data menurut jenisnya ada dua yaitu data
2. Sumber Data
Adapun yang dimaksud sumber data itu adalah subyek dari mana data itu
dapat diperoleh. Pada penelitian ini sumber datanya adalah sebagai berikut:
a. Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari tangan pertama
merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau
30
31
perseorangan atau data yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi
penelitian atau objek penelitian. Dalam penelitian ini, yang termasuk data
primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara secara langsung dengan
b. Data sekunder, yatu data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada,
data primer yang telah diolah lebih lanjut disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau pihak lain. Data sekunder merupakan data penelitian yang
diperoleh secara langsung melalui media perantara (telah diperoleh dan dicatat
dari pihak lain). Data ini pada umumnya berupa data statistik, ataupun
dengan topik permasalahan yang diteliti. Pada penelitian ini data sekunder
yang dipergunakan adalah data jumlah dan informasi UMKM yang didapat
dari Diskoperindag
1. Penelitian Kepustakaan
2. Penelitian Lapangan
a. Observasi
32
pertolongan alat- alat tertentu untuk keperluan penelitian. Pada penelitian ini,
dilakukan dengan menyatakan secara langsung kepada sumber data yakni mr. Asri
b. Wawancara
c. Dokumentasi
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan uraian dasar”.
kedudukan analisis data di lihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip utama dari
33
bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi serta melakukan
perbandingan teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Data yang telah di
peroleh akan di analisis secara kualitatif serta di uraikan dalam bentuk deskriktif
Data diolah memakai teknik analisis data dengan tahapan sebagai berikut
(Miles dan Huberman (1992) dalam Moleong (2004)): Reduksi data (data
penelitian akhir, yang bersifat holistik dan sarat makna, dalam konteks pemberian
dan Menengah dalam menerapkan Laporan Keuangan Sesuai dengan SAK ETAP
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
tahun 2013 oleh Mr. Asri. Berdirinya Perusahaan ini dipelopori dari Minat Mr.
Asri dalam hal Berwirausahan dan kebetulan juga beliau tergabung dalam Himpunan
juga dapat membuka peluang kerja di masyarakat luas. Saat ini dalam
yang bergerak dalam bidang Pembuatan Makanan Kecil (Snack) yang pada
yang memiliki bahan dasar yaitu daun ubi, keunikan yang dimiliki kripik
dendeng ini adalah pertama, kripik ini merupakan produk langka dalam artian jarang
orang yang memproduksi produk tersebut; kedua, lebih sehat melihat khasiat dari
daun ubi tersebut salah satunya mampu meningkatkan daya tahan tubuh; ketiga, harga
Strategi promosi yang dilakukan Embung Jaya yaitu dengan cara mouth
34
35
dilaksanakan oleh mahasiswa selain itu Mr Asri juga sering membawa tester
Visi: Menjadikan usaha olahan cemilan ini di kenal oleh Masyarakat, di sukai oleh
semua kalangan.
Misi:
produk ini sehat dan bergizi di lihat dari bahan yang di gunakan.
Struktur organisasi yang ada pada Usaha Embung Jaya tidak tertulis
sebagai berikut:
Pemilik (Owner)
Mr. Asri
Karyawan Produksi
Pendeskripsian Tugas:
a. Pemilik (Owner)
Pengelola Kas (bertanggung jawab atas kas keluar dan kas masuk)
c. Bagian Pemasaran
d. Karyawan Produksi
Pelaksana teknis dalam setiap aktivitas produksi perusahaan mulai dari berbentuk
bahan mentah kemudian menjadi barang setengah jadi sampai kepada barang jadi
EMBUNG JAYA
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014
Ket: Usaha ini tidak melakukan pembayaran pajak tapi penulis menambahkan
beban pajak di karenakan sebuah keharusan Badan Usaha membayar pajak
penghasilan usahanya
Dalam laporan perubahan ekuitas terdapat tiga transaksi yaitu modal awal
EMBUNG JAYA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2014
3. Laporan Neraca
Embung Jaya pada 31 Desember 2014. Pada neraca, sisi aset disusun berdasarkan
lancar atau tidaknya sebuah aset, yaitu aset lancar dan aset tetap.
EMBUNG JAYA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2014
ASET
Aset Lancar
Kas
Kas Rp. 5.450.000
Perlengkapan Rp. 650.000
Persedian Bahan Baku Rp. Xxx Rp. 50.000
Persedian Barang Jadi Rp. 100.000
Total Aset Lancar Rp. 6.250.000
Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Penyusutan Bangunan Rp. 7.800.000
Penyusutan Kendaraan Rp. 4.200.000
Penyusutan peralatan Rp. 350.000
Akumulasi Penyusutan (Rp. 12.350.000)
Total Aset Rp. 177.150.000
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban
Utang usaha Rp. 5.500.000
Total Kewajiban Rp. 5.500.000
EMBUNG JAYA
LAPORAN ARUS KAS
PERIODE YANG BERAKHIR PADA DESEMBER 2014
Arus kas masuk
Arus kas dari aktivitas opersional
Pendapatan kas dari penjualan Rp. 60.000.000
Total penerimaan kas Rp.60.000.000
Arus kas keluar
Arus kas dari aktivitas operasional
Biaya bahan baku Rp. 29.950.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 1.200.000
Biaya Listrik & air Rp. 1.800.000
Beban Penjualan Rp. 500.000
41
a. Kebijakan Akuntansi
konvensi harga historis (historical cost). Laporan keuangan ini disusun dengan
menggunakan accrual basis kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas
Aset Tetap
garis lurus (straight- line method) berdasarkan taksiran umur ekonomis masing-
masing aset.
terjadinya. Pada saat aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas, maka
42
asset tetap dan laba yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha
tahun berjalan.
ekonomi yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh pendapatan usaha
dalam periode yang sama. Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai
b. Kas
hari, baik untuk operasional perusahaan atau untuk mendapatkan asset lainnya,
c. Persediaan
d. Aset Tetap
Pada tahun tersebut tidak ada penambahan atau pengurangan aset tetap.
Nilai aset tetap diakui sebesar nilai perolehan dikurangi nilai akumulasi
penyusutan.
e. Utang Usaha
Jumlah kewajiban yang masih dimiliki adalah bersumber dari dana pinjaman
dari kerabat yang di jadikan salah satu sumber permodalan dalam menjalankan
ringan (Snack) yang masih berskala kecil dan berdiri sejak tahun 2013 di
teman sendiri (join) serta bantuan dari keluarga sendiri . Tata cara
pengelolaan masih dilakukan oleh pemilik sendiri yaitu dalam hal pembelian
tercermin dalam kutipan wawancara dengan Mr. Asri pemilik Usaha Embung
Jaya berikut.
dilakukan oleh pemilik Usaha Embung Jaya masih sangat sederhana dan proses
Dan dinyatakan tidak sesuai dengan SAK ETAP di karenakan tidak melakukan
pencatatan laporan keuangan dan tidak memiliki satupun jenis dalam laporan
keuangan.
pendapatan tersebut berapa yang akan di sisihkan untuk memproduksi Bahan setengah
usahanya
Action) yang dikembangkan oleh Ajzen dan Martin Fishbein pada tahun 1980
(Jogiyanto, 2007). Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat melakukan atau
tidak melakukan suatu perilaku tergantung dari niat yang dimiliki oleh
orang tersebut. Dalam pencatatan akuntansi pada UMKM Embung Jaya, bentuk
pencatatan yang kini diterapkan di usaha ini dipengaruhi oleh niat dari pemilik
setiap transaksinya dengan rapi. Meskipun format yang digunakan berbeda dan
akuntansi.
jauh dari SAK ETAP sehingga informasi yang diperoleh dari catatan yang
dan keputusan usaha yang dapat dijalankan berdasarkan akuntansi dan laporan
1. Penilaian kinerja usaha dan sebagai bahan evaluasi untuk yang akan
datang.
cabang.
9. Promosi usaha.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ediraras, pada usaha kecil,
harus dipegang dengan baik, tanpa toleransi adalah prinsip kesatuan usaha. Jadi
kepentingan pemilik usaha dan usahanya harus dipisahkan, seperti dalam hal
Prinsip kesatuan usaha sangat sulit dijalankan, karena cakupan yang kecil dengan
nilai uang yang relatif sedikit. Selain beberapa hal diatas yang relatif
tidak ditemukan pada usaha kecil, teknis mengerjakan akuntansi juga dianggap
sulit diterapkan karena rumit bagi pemilik ataupun manajer perusahaan, tidak
sebanding dengan modal yang berputar pada usaha kecil tersebut yang
relatif sedikit.
antara lain:
akan membuatkan nota rangkap dua, yang nantinya satu lembar nota akan
perusahaan, nomor urut nota, tanggal, jenis produk, jumlah satuan, harga satuan,
Alur pencatatan transaksi yang ada pada usaha Embung Jaya tergambar
Pembeli
Pemesanan
Produk Informasi barang
pesanan
Bag. Pemasaran
Uang yang Bukti Transaksi Penjualan
harus di bayar
Bag. Keuangan
Transaksi Penjualan
akuntansi,
pencatatan akuntansi untuk usaha namun selama ini UMKM masih gagal dalam
menerapkan pencatatan keuangan berbasis SAK ETAP dan tidak jarang ada
ETAP antara lain dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
faktor internal yang menyebabkan gagalnya penerapan SAK ETAP ini yakni,
50
Kedua, pemilik usaha Embung Jaya merasa belum professional untuk membuat
laporan keuangan sesuai standar akuntansi. Pemilik kurang disiplin dan rajin
ada sudah tersita untuk pekerjaan, sehingga sulit sekali menyisihkan waktu untuk
sistem pemasaran yang baik agar produk cepat laku, dan bagaimana agar setiap
action) yang Icek Ajzen dan Martin Fishbein pada tahun 1980. Teori ini
manfaat atau kegunaan bagi dirinya. Melihat dari kenyataan dilapangan terkait
dengan penerapan SAK ETAP jadi dapat dikatakan bahwa Pelaku UMKM
keuangan UMKM terutama dari pihak pemerintah, lembaga- lembaga terkait dan
semestinya menjadi tanggung jawab semua pihak sesuai dengan bidang yang
keuangan. Jadi perhatian dari pihak regulator terkait dengan peraturan yang
repayment capacity dan adanya jaminan baik fisik maupun non fisik sebagai
factor pengaman. Untuk menetahui kondisi keuangan calon debitur, maka pihak
dengan besarnya aset dan penjualan. Serta dengan adanya laporan keuangan
kepada calon debitur UMKM, yakni tidak tersedianya laporan keuangan usaha
yang memadai untuk dianalisa oleh pihak perbankan, meskipun usaha UMKM
yang tidak bankable dipandang mengandung risiko kredit macet oleh bank.
juga sebagai bagian dari strategi bisnis perbankan dalam memasarkan kreditnya
kredit yang digulirkan untuk para pelaku UMKM maupun para calon
wirausaha muda. Antara Bank satu dengan yang lainnya terjadi persaingan atau
mendorong pihak perbankan untuk menyalurkan kredit kepada pihak yang tidak
tepat. Selain itu hal ini dapat menyebabkan UMKM menjadi malas dalam
memenuhi ketentuan SAK ETAP, karena selama ini mereka telah ‘dimanjakan’
Bahkan seperti yang di lansir dalam situs resmi Bank Mandiri bahwa yang
Bahkan menurut Mr. Asri bahwa beliau sempat mengajukan KUR dan
masalahnya adalah BPKB Motor saya ada pada teman saya, dia telah
belum di kembalikan”
sangat jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk mempermudah
Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang
adalah Penghasilan dari Usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
dengan peredaran bruto (omzet) yang tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1
pajak demi mempermudah perhitungan pajak merupakan suatu hal yang positif,
namun dibalik itu implementasi SAK ETAP pada UMKM akan terasa
semakin berat, karena untuk bisa membayar pajak kini para pelaku
dengan standar, selain itu kurangnya pengawasan pula dari pihak fiskus
terkait dari apa yang dihitung oleh UMKM terkait dengan pajak yang akan
dibayarkannya. Selama ini pihak fiskus percaya dengan pajak yang telah
adanya masalah atau data yang berbeda disaat itulah baru akan
55
tersebut.
yang baik, professional dan berdaya saing, maka diperlukan unsur “keharusan”
transaksi, baik bagi pelaku usaha sendiri maupun dalam hubungannya dengan
pihak ketiga, misalnya institusi perijinan dan lembaga pembiayaan. Jadi, tahapan
percuma saja pelatihan diadakan jika tanpa adanya tindak lanjut terkait dengan
ditunjukan untuk memastikan bahwa hasil pelatihan dan standar keuangan yang
serta aspek peraturan dan perundangan yang berfungsi sebagai alas hukum
BAB V
A. KESIMPULAN
yang kini dilakukan oleh Usaha Embung Jaya, namun pencatatan yang
internal ini merupakan faktor yang berasal dari dalam UMKM tersebut,
regulator. Selama ini pihak perbankan selaku stakeholder telah ikut serta
57
58
SAK ETAP pada UMKM dalam hal ini tentunya pengawasan dari
stakeholder.
B. SARAN
kepada para pelaku UMKM yang belum menerapkan akuntansi agar mulai
pihak perbankan dalam menganalisis kelayakan usaha dan pihak fiskus dalam
SAK ETAP. Sehingga dengan adanya badan pengawas ini ke depannya seluruh
DAFTAR PUSTAKA
59
60
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM).
http://www.bankmandiri.co.id/article/umkm-bb-kur.asp