Hasrianti
170104170059
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang PKL …………………………………………………….. 4
1.2 Tujuan PKL ……………………………………………………………… 5
1.3 Waktu dan Tempat PKL ………………………………………………… 5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ……………………....... 6
2.1 Proses Bisnis Departemen Audit Internal ……………………………… 6
2.2 Kegiatan Harian ………………………..………………………………… 8
2.3 Manfaat Yang Di Peroleh ……………………………………………. …. 9
BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………… 10
3.1 Kritik …………………………………………………………………. 10
3.2 Rekomendasi ………………………………………………………........ 10
REFERENSI ……………………………………………………………….... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan PKL
1. Untuk menambah pengalaman sebelum memasuki dunia kerja.
2. Untuk menerapkan mata kuliah yang sudah didapat pada perkuliahan.
3. Sebagai pengembangan diri dan meningkatkan pengetahuan lebih dalam dunia kerja
yang sesungguhnya.
1.3 Waktu dan Tempat PKL
Praktik Kerja di lakukan pada:
Tanggal : 6 Januari 2020 s/d 31 Januari 2020
Satuan Kerja : Departemen Audit Internal.
Alamat : Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lantai 15, Jalan
Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710
5
BAB II
PELAKSAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Proses Bisnis Departemen Audit Internal
Berdasarkan Surat edaran dewan komisioner proses bisnis Departemen Audit Internal
memiliki tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Ketiga tahapan
tersebut dapat di gambarkan seperti berikut:
A. Perencanaan Audit Internal
Perencanaan audit internal merupakan kegiatan yang sangat penting untuk membantu
dalam mengarahkan pelaksanaan audit internal di lapangan. Perencanaan Audit Internal
yang baik dapat membantu auditor dalam memahami cakupan dan strategi audit internal
serta pengalokasian sumber daya yang terbatas, agar pelaksanaan Audit Internal dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Rencana audit tahunan menggunakan pendekatan berbasis risiko sehingga harus
memperhitungkan kerangka kerja Manajemen Risiko OJK, termasuk penggunaan tingkat
selera risiko (risk appetite) yang ditetapkan oleh Satuan Kerja. Dalam merumuskan
perencanaan, terdapat hal-hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:
a. Tujuan Objek Audit dan sarana yang dimiliki Satuan Kerja untuk mencapai tujuan
tersebut.
b. Risiko signifikan pada Objek Audit, tujuan, sumber daya, serta operasional dan
dengan sarana apa potensi dampak risiko dijaga pada tingkat yang dapat diterima.
c. Kecukupan serta efektivitas proses manajemen risiko dan pengendalian yang relevan.
d. Kesempatan membuat perbaikan yang signifikan dalam proses.
Selanjutnya output dari perencanaan audit internal adalah Rencana Audit Tahunan (RAT).
RAT digunakan untuk menjadi pedoman membuat Program Kerja Audit (PKA).
6
Audit dengan Auditee tentang maksud penugasan, sehingga Auditee diharapkan
berkontribusi dan bekerja sama secara aktif dalam pelaksanaan penugasan.
b. Pengumpulan Data dan Informasi
Pada tahap pengumpulan data dan informasi tim audit harus mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang cukup, handal dan
relevan serta berguna untuk mencapai tujuan penugasan.
c. Analisis Data dan Informasi
Pada tahap analisis data dan informasi, tim audit harus menganalisis dokumen secara
memadai sebagai dasar penetapan kesimpulan dan hasil Audit Internal.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun temuan audit:
a) Pertimbangan harus ditekankan pada situasi dan kondisi pada saat kejadian, bukan
pada saat Audit Internal dilakukan;
b) Harus dipertimbangkan sifat, kerumitan, besarnya jumlah serta nilai uang
(anggaran) yang dilibatkan dalam kegiatan atau Satuan Kerja yang sedang diaudit;
c) Temuan-temuan audit harus dianalisis secara jujur dan kritis untuk menghindari
pengungkapan yang tidak logis;
d) Kegiatan penyusunan temuan audit harus cukup teliti sehingga dapat dijadikan
dasar bagi kesimpulan dan rekomendasi yang tepat;
e) Auditor tidak boleh bersikap apriori terhadap keputusan yang diambil oleh
pimpinan Auditee yang tidak sesuai dengan pendapatnya; dan
f) Kegiatan penyusunan temuan audit harus cukup luas, sehingga Auditor dapat
meyakinkan dengan jelas dasar kesimpulan dan rekomendasinya.
7
C. Pelaporan Hasil Audit
Pada tahap ini Laporan Hasil Audit disusun oleh tim Audit dan selanjutnya di
sampaikan kepada pihak yang berkepentingan yaitu Anggota Dewan Komisioner terkait,
Anggota Dewan Komisioner OJK yang membawahkan Bidang Audit Internal dan
Manajemen Risiko, dan Pimpinan Auditee terkait.
8
rasakan selama melakukan PKL (Praktik kerja Lapangan) di Otoritas Jasa Keuangan
khususnya Departemen Audit Internal manfaat lain itu yaitu:
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kritik
a. Masih kurangnya koordinasi antara satuan kerja
b. Masih ada beberapa individu yang kurang kesadaran bahwa proses bisnis Otoritas Jasa
Keuangan khususnya di AIMRPK termasuk audit internal merupakan satu kesatuan yang
saling berkaitan.
3.2 Rekomendasi
a. SIKANAL (Siklus Audit Internal)
Sikanal adalah untuk menghasilkan proses audit intenal yang berkelanjutan dan
menjadikan profil risiko menjadi lebih menggambarkan kondisi sebenarnya. Rekomendasi
ini telah disampaikan kepada Departemen Audit Internal
b. Berinisiatif
Otorita Jasa Keuangan dan Departemen Audit Internal harus lebih berinisiatif
dalam segala hal terutama dalam menjawab permasalahan dan tantangan terkait
pengawasan yang efektif dan efisien. Selain itu makna berinisiatif merupakan gabungan
dari tiga kata yaitu berintegritas, bersinergi dan kreatif. Bersinergi dapat diartikan adanya
hubungan baik dengan stekhorder terkait baik internal maupun eksternal Otoritas Jasa
Keuangan sendiri.
10
REFERENSI
Pemerintah Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 21. Sekretariat Negara. Jakarta.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Surat Edaran Dewan Komisioner OJK No.
1/SEDK.06/2016 Tentang Pedoman Audit Internal Otoritas Jasa Keuangan. Jakarat.