Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

Hasrianti
170104170059

ADMINISTRASI KEUANGAN PUBLIK


UNIVERSITAS PADJADJARAN
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang PKL …………………………………………………….. 4
1.2 Tujuan PKL ……………………………………………………………… 5
1.3 Waktu dan Tempat PKL ………………………………………………… 5

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ……………………....... 6
2.1 Proses Bisnis Departemen Audit Internal ……………………………… 6
2.2 Kegiatan Harian ………………………..………………………………… 8
2.3 Manfaat Yang Di Peroleh ……………………………………………. …. 9

BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………… 10
3.1 Kritik …………………………………………………………………. 10
3.2 Rekomendasi ………………………………………………………........ 10
REFERENSI ……………………………………………………………….... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PKL


Pada tahun 2030 Indonesia di prediksi akan mengalami bonus demografi. Bonus
demografi adalah jumlah masyarakat usia produktif lebih banyak dari pada jumlah
masyarakat usia nonproduktif. Artinya pada tahun tersebut persaingan didunia pekerjaan
akan semakin sulit dengan terbatasnya lapangan pekerjaan. Maka pada era sekarang ini
dibutuhkan sumber daya manusia yang unggul untuk memanfaatkan peluang bonus
demografi tersebut. Seorang individu harus berperan aktif dalam menjadi individu yang
unggul agar dapat membantu mewujudkan bonus demografi sebagai peluang bukan
sebagai tantangan.
Di era saat ini perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang bukan hanya
memiliki kemampuan hardskill tetapi juga softskill yang baik. Sebagai mahasiswa yang
akan memasuki dunia kerja seorang mahasiswa harus mempersiapkan diri agar ketika lulus
nanti seorang mahasiswa tersebut menjadi lulusan yang memiliki pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan dibidangnya.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi salah satu wadah untuk pengembangan
mahasiswa dan mempersiapkan mahasiswa pada dunia pekerjaan, sebelum nantinya benar-
benar terjun dalam dunia perkerjaan. PKL dapat menjadikan gambaran agar ketika sudah
memasuki dunia pekerjaan sesungguhnya seorang mahasiswa siap untuk bekerja pada
bidang yang didalaminya selama di universitas dan mampu bersaing pada bonus demografi
tersebut.
Selanjutnya sebagai mahasiswa program studi Administrasi Keuangan Publik praktek
kerja lapangan di Otoritas Jasa Keuangan diharapkan mampu menambah wawasan serta
pengalaman sebelum memasuki dunia kerja dibidang keuangan dan mahasiswa
mengetahui secara langsung isu-isu keuangan di Indonesia melalui Otoritas Jasa
Keuangan.

4
1.2 Tujuan PKL
1. Untuk menambah pengalaman sebelum memasuki dunia kerja.
2. Untuk menerapkan mata kuliah yang sudah didapat pada perkuliahan.
3. Sebagai pengembangan diri dan meningkatkan pengetahuan lebih dalam dunia kerja
yang sesungguhnya.
1.3 Waktu dan Tempat PKL
Praktik Kerja di lakukan pada:
Tanggal : 6 Januari 2020 s/d 31 Januari 2020
Satuan Kerja : Departemen Audit Internal.
Alamat : Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lantai 15, Jalan
Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710

5
BAB II
PELAKSAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
2.1 Proses Bisnis Departemen Audit Internal
Berdasarkan Surat edaran dewan komisioner proses bisnis Departemen Audit Internal
memiliki tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Ketiga tahapan
tersebut dapat di gambarkan seperti berikut:
A. Perencanaan Audit Internal
Perencanaan audit internal merupakan kegiatan yang sangat penting untuk membantu
dalam mengarahkan pelaksanaan audit internal di lapangan. Perencanaan Audit Internal
yang baik dapat membantu auditor dalam memahami cakupan dan strategi audit internal
serta pengalokasian sumber daya yang terbatas, agar pelaksanaan Audit Internal dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Rencana audit tahunan menggunakan pendekatan berbasis risiko sehingga harus
memperhitungkan kerangka kerja Manajemen Risiko OJK, termasuk penggunaan tingkat
selera risiko (risk appetite) yang ditetapkan oleh Satuan Kerja. Dalam merumuskan
perencanaan, terdapat hal-hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:

a. Tujuan Objek Audit dan sarana yang dimiliki Satuan Kerja untuk mencapai tujuan
tersebut.
b. Risiko signifikan pada Objek Audit, tujuan, sumber daya, serta operasional dan
dengan sarana apa potensi dampak risiko dijaga pada tingkat yang dapat diterima.
c. Kecukupan serta efektivitas proses manajemen risiko dan pengendalian yang relevan.
d. Kesempatan membuat perbaikan yang signifikan dalam proses.

Selanjutnya output dari perencanaan audit internal adalah Rencana Audit Tahunan (RAT).
RAT digunakan untuk menjadi pedoman membuat Program Kerja Audit (PKA).

B. Pelaksanaan Audit Internal


a. Pertemuan Awal ( Entry Meeting)
Pertemuan awal dilakukan oleh Tim Audit dengan Auditee sebelum penugasan dimulai.
Tujuan utama dilakukannya pertemuan awal adalah untuk menjelaskan maksud dan tujuan
penugasan serta manfaat yang akan diperoleh Auditee dari penugasan tersebut. Diharapkan
dengan dilakukannya pertemuan awal tersebut terdapat persepsi yang sama antara Tim

6
Audit dengan Auditee tentang maksud penugasan, sehingga Auditee diharapkan
berkontribusi dan bekerja sama secara aktif dalam pelaksanaan penugasan.
b. Pengumpulan Data dan Informasi
Pada tahap pengumpulan data dan informasi tim audit harus mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang cukup, handal dan
relevan serta berguna untuk mencapai tujuan penugasan.
c. Analisis Data dan Informasi
Pada tahap analisis data dan informasi, tim audit harus menganalisis dokumen secara
memadai sebagai dasar penetapan kesimpulan dan hasil Audit Internal.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun temuan audit:

a) Pertimbangan harus ditekankan pada situasi dan kondisi pada saat kejadian, bukan
pada saat Audit Internal dilakukan;
b) Harus dipertimbangkan sifat, kerumitan, besarnya jumlah serta nilai uang
(anggaran) yang dilibatkan dalam kegiatan atau Satuan Kerja yang sedang diaudit;
c) Temuan-temuan audit harus dianalisis secara jujur dan kritis untuk menghindari
pengungkapan yang tidak logis;
d) Kegiatan penyusunan temuan audit harus cukup teliti sehingga dapat dijadikan
dasar bagi kesimpulan dan rekomendasi yang tepat;
e) Auditor tidak boleh bersikap apriori terhadap keputusan yang diambil oleh
pimpinan Auditee yang tidak sesuai dengan pendapatnya; dan
f) Kegiatan penyusunan temuan audit harus cukup luas, sehingga Auditor dapat
meyakinkan dengan jelas dasar kesimpulan dan rekomendasinya.

d. Rapat Pembahasan Akhir ( Exit Meeting)


Tujuan pelaksanaan rapat pembahasan akhir (exit meeting) adalah untuk melakukan
klarifikasi kepada Auditee berkaitan dengan tanggapan yang disampaikan dan untuk
memastikan bahwa terdapat persepsi yang sama atas isi konsep LHA yang disampaikan.
Selain itu, melalui rapat pembahasan akhir (exit meeting) diharapkan diperoleh komitmen
tindak lanjut hasil Audit Internal.

7
C. Pelaporan Hasil Audit
Pada tahap ini Laporan Hasil Audit disusun oleh tim Audit dan selanjutnya di
sampaikan kepada pihak yang berkepentingan yaitu Anggota Dewan Komisioner terkait,
Anggota Dewan Komisioner OJK yang membawahkan Bidang Audit Internal dan
Manajemen Risiko, dan Pimpinan Auditee terkait.

2.2 Kegiatan Harian


Tanggal Kegiatan Keterangan
Breafing oriantasi dan pengenalan Departemen Audit Internal Wisma Mulia2
06/01/20 Gedung Sumitro
Berdiskusi dengan Mentor dan dijelaskan mengenai fungsi dan
tujuan audit internal serta penjelasan mengani struktur
07/01/20 departemen audit internal. Membantu penyusunan data barang
IT pada BAST.
08/01/20 Memahami IPPF, SEDK, PDK dan konsep CACM
09/01/20 Diskusi bersama mentor mengenai manajemen risiko
Diskusi mengenai proses perencanaan RAT dan sistem
13/01/20 penganggaran OJK.
Membantu pegawai tata usaha membuat surat BAST.
14/01/20 Mempelajari Know Your Satker dan SEDK Penganggaran OJK
15/01/20 Mempelajari Penyusunan Program Kerja Audit
Memahami materi yang di berikan dan Membantu Pegawai Tata
16/01/20 Usaha dalam membuat BAST
17/01/20 Review Materi Laporan CACM dan RAT
20/01/20 Penentuan Tema dan judul makalah dan memahami Materi GRC
21/01/20 Penyusunan Laporan Hasil Magang dan Makalah
Penyusunan Laporan Hasil Magang dan Makalah serta mengikuti
22/01/20 rapat program budaya Departemen Audit Internal
23/01/20 Membuat Makalah dan PPT untuk persiapan presentasi
24/01/20 Menyusun Makalah dan Mengikuti Rapat Koodinasi
Berdiskusi dengan mentor dan mempersiapkan bahan untuk
27/01/20 presentasi
Diskusi persiapan presentasi dengan mentor dan Presentasi
28/01/20 terkaitan rekomendasi untun Departemen Audit Internal
29/01/20 Penyusunan laporan hasil praktik kerja lapangan
30/01/20 Finalisasi laporan hasil praktik kerja lapangan
31/01/20 Melengkapi laporan hasil praktik kerja lapangan beserta lampiran

2.3 Manfaat Yang Di Peroleh


Manfaat yang di peroleh dari praktek kerja lapangan ini sangat banyak sekali yaitu
mengetahui langsung dunia kerja sesungguhnya, beberapa manfaat lain yang penulis

8
rasakan selama melakukan PKL (Praktik kerja Lapangan) di Otoritas Jasa Keuangan
khususnya Departemen Audit Internal manfaat lain itu yaitu:

1. Sebagai pengembangan diri


Pengembangan diri baik dari segi pengetahuan maupun dari segi public speaking
karena selama praktik kerja lapangan ini penulis diberi pemahaman yang cukup luas
terkait proses bisnis otoritas jasa keuangan dan proses bisnis Departemen Audit Internal.
Pemahaman itu menambah pengetahuan penulis terkait dengan Otoritas Jasa Keuangan
dan Departemen Audit Internal. Dari segi public speaking adalah penulis dapat
menjelaskan presentasi dihadapan pimpinan dan pegawai yang ada di Departemen Audit
Internal ini menjadikan pengalaman baru dalam diri saya.
2. Menjalin relasi dan beradaptasi dengan cepat
Kegiatan Praktik kerja lapangan memberikan pengalaman pada penulis untuk
beradaptasi dengan cepat dan juga menjalin relasi karena manfaat ini akan berguna ketika
penulis memasuki dunia kerja dan lingkungan yang baru maka penulis mampu untuk
selalu berdaptasi dengan cepat di lingkungan baru.
3. Menambah pemahaman baru yang lebih luas dalam dunia kerja dan bermasyarakat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kritik
a. Masih kurangnya koordinasi antara satuan kerja
b. Masih ada beberapa individu yang kurang kesadaran bahwa proses bisnis Otoritas Jasa
Keuangan khususnya di AIMRPK termasuk audit internal merupakan satu kesatuan yang
saling berkaitan.
3.2 Rekomendasi
a. SIKANAL (Siklus Audit Internal)
Sikanal adalah untuk menghasilkan proses audit intenal yang berkelanjutan dan
menjadikan profil risiko menjadi lebih menggambarkan kondisi sebenarnya. Rekomendasi
ini telah disampaikan kepada Departemen Audit Internal
b. Berinisiatif
Otorita Jasa Keuangan dan Departemen Audit Internal harus lebih berinisiatif
dalam segala hal terutama dalam menjawab permasalahan dan tantangan terkait
pengawasan yang efektif dan efisien. Selain itu makna berinisiatif merupakan gabungan
dari tiga kata yaitu berintegritas, bersinergi dan kreatif. Bersinergi dapat diartikan adanya
hubungan baik dengan stekhorder terkait baik internal maupun eksternal Otoritas Jasa
Keuangan sendiri.

10
REFERENSI
Pemerintah Indonesia. 2011. Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Lembaran Negara RI Tahun 2011, No. 21. Sekretariat Negara. Jakarta.

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Surat Edaran Dewan Komisioner OJK No.
1/SEDK.06/2016 Tentang Pedoman Audit Internal Otoritas Jasa Keuangan. Jakarat.

Otoritas Jasa Keuangan. 2018. Peraturan Dewan Komisioner OJK No.5/PDK.01/2018


Tentang Organisasi Otoritas Jasa Keuangan. Jakarat.

Anda mungkin juga menyukai