Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP AKUNTANSI DAN HIPOTESIS KEPERILAKUAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keperilakuan

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Siska, SE., M.Si., Ak., CA.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Silvia Rizky Febtri Fani ( 205310329 )

Talitha Afrilia Amanda ( 205310302 )

Widya Setia Sari ( 205310118 )

Yulia Grace Simbolon ( 205310336 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan
karunia-nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Akuntansi Keperilakuan mengenai Konsep Akuntansi dan Hipotesis Keperilakuan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Akuntansi Keperilakuan


yang telah memberikan bimbingan kepada kami, dan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini. Kami mengucapkan banyak terima
kasih, semoga kebaikannya bernilai ibadah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan oleh karena itu kami sangat membutuhkan
saran dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya.

Mudah-mudahan dengan makalah ini dapat memenuhi harapan kita semua dan
ada manfaatnya bagi para pembaca sekalian sehingga dapat menembah ilmu
pengetahuan.

Pekanbaru, Oktober 2023

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6

2.1 Perusahaan (Entitas) : Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan ..................... 6

2.1.1 Pengertian Perusahaan ............................................................................ 6

2.1.2 Tujuan Perusahaan .................................................................................. 7

2.1.3 Pemangku Kepentingan Dalam Perusahaan............................................ 8

2.2 Munculnya Perbedaan Persepsi ...................................................................... 9

2.2.1 Konsep Kepemilikan ............................................................................... 9

2.2.2 Konsep Entitas ........................................................................................ 9

2.2.3 Konsep Tanggung Jawab Sosial ........................................................... 11

2.3 Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan .................... 12

2.3.1 Classical Theory of Managerial Firm ................................................... 12

2.3.2 Agency Theory ...................................................................................... 13

2.4 Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan .......................................................... 13

2.4.1 Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda .................................. 13

2.5 Beberapa Hipotesis Keperilakuan Untuk Konsep Yang Berbeda ................ 14

2
2.5.1 Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi ................................................. 14

2.5.2 Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan ............................ 14

2.5.3 Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas ........................ 14

2.6 Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar ............................................................ 15

2.6.1 Teori Akuntansi Dana ........................................................................... 15

2.6.2 Penghapusan Faktor-faktor ................................................................... 16

2.6.3 Teori Komando ..................................................................................... 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 18

3.2 Saran ............................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Disiplin ilmu akuntansi memiliki banyak cara untuk menggunakan,
menyimpulkan, atau membangun suatu teori umum yang didasarkan pada banyak
teori sederhana mengenai kejadian spesifik yang berkaitan dengan operasi,
organsisasi, dan sebagainya. Melalui pengkajian dan penganalisisan apa yang
tampaknya menjadi keterlibatan konsep dan sikap akuntansi utama serta perbedaan
konsekuensi yang ditimbulkannya, selanjutnya menganalisis berbagai faktor perilaku
yang mendasari dan yang menyebabkan terdapatnya perbedaan persepsi. Faktor-
faktor perilaku yang mendasari perbedaan tersebut mengaesampingkan usaha untuk
memberikan solusi tergadap dilema dan alasan yang tidak dapat direkonsiliasi dengan
berbagai konsep dasar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukan, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perusahaan (Entitas) awal perdebatan konsep keperilakuan?


2. Bagaimana munculnya perbedaan persepsi?
3. Apa dampak struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan?
4. Apa pengaruh teori perusahaan?
5. Ada berapakah Hipotesis Keperilakuan Untuk Konsep Yang Berbeda?
6. Apa usaha merekonsiliasi konsep dasar?

1.3 Tujuan Penulisan


Sesuai dengan permasalahan yang ada, a.dapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

4
1. Untuk mengetahui perusahaan (Entitas) awal perdebatan konsep
keperilakuan.
2. Untuk mengetahui munculnya perbedaan persepsi.
3. Untuk mengetahui dampak struktur kepemilikan terhadap kinerja
perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh teori perusahaan.
5. Untuk mengetahui beberapa hipotesis keperilakuan untuk konsep yang
berbeda.
6. Untuk mengetahui usaha merekonsiliasi konsep dasar.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perusahaan (Entitas) : Awal Perdebatan Konsep Keperilakuan

2.1.1 Pengertian Perusahaan


Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan dibidang
perekonomian (keuangan , industry, dan perdagangan) yang dilakukan secara terus
menerus atau teratur, terang-terangan, dan dengan tujuan memperoleh keuntungan
atau laba. Dalam pasal 1 (b) UU nomor 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan
dijelaskan bahwa perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah republic Indonesia, untuk tujuan memperoleh
keuntungan atau laba. Secara umum perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi
yang mengolah sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat
dengan tujuan memperoleh keuntungan agar dapat memuaskan kebutuhan
masyarakat.

Sumber ekonomi atau juga disebut dengan factor produksi yang sering dikelola
oleh perusahaan dapat dikelompokan dalam 4 kriteria :

1. Men (manusia)
Manusia tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja diperusahaan, tetapi
juga berperan sebagai konsumen dari produk perusahaan.
2. Money (uang)
Uang adalah modal usaha, yaitu sejumlah uang atau barang yang
dibeli dengan uang tersebut untuk membuat produk yang lain.
3. Materials (material)
Merupakan indikator penting dalam rangka memperlancar proses
produksi sebab merupakan faktor pendukung dalam proses produksi.

6
4. Methods (metode)
Merupakan proses pelaksanaan kerja produktif berupa pemberian ide
pengambilan keputusan atau inisiatif yang mengarah kepada pengelolaan
sumber ekonomi agar berjalan dengan baik.

2.1.2 Tujuan Perusahaan


Tujuan utama perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna
memaksimalkan nilai para pemegang saham. Ada juga perusahaan yang beroperasi
dengan tujuan selain memaksimalkan keuntungan. Perusahaan nirlaba bertujuan
memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti melakukan penelitian dibidang
kesehatan atau perlindungan terhadap sumber daya alam. Nilai perusahaan
merupakan presepsi inverstor teradap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Tujuan utama
perusahaan adalah mencapai laba yang optimum guna memaksimalkan nilai para
pemegang saham. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus dapat
meningkatkan kinerjanya dengan mengelola aktivitas bisnisnya secara efektif, efisien
dan ekonomis.

Secara umum banyak metode dan teknik dikembangkan dalam menilai


perusahaan, diantaranya :

 Pendekatan laba seperti metode rasio tingkat laba, metode kapitalisasi


proyeksi laba
 Pendekatan arus kas seperti metode diskonto arus kas
 Pendekatan dividen seperti metode pertumbuhan dividen
 Pendekatan aset seperti metode pendekatan aset
 Metode harga saham
 Pendekatan nilai tambah ekonomi

7
Ini pada dasar tujuannya masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan
dengan penyedia dana sebagai kreditor. Jika perusahaan berjalan lancer maka nilai
saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai utang perusahaan dalam bentuk
obligasi akan sangat terpengaruh.

2.1.3 Pemangku Kepentingan Dalam Perusahaan


Pemangku kepentingan dalam perusahaan disebut dengan stakeholders atau
pemegang saham. Stakeholders didefinisikan sebagai kelompok atau individu yang
dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelansungan hidup perusahaan.
Stakeholders dibedakan menjadi dua: stake holders primer dan stakeholders sekunder.

Stakeholders primer adalah pihak dimana tanpa pertisipasinya yang


berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan. Perusahaan atau organisasi dapat
didefinisikan sebagai suatu system. Stakeholder primer yang merupkana rangkaian
kompleks hubungan antara kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan,
harapan, dan tanggung jawab yang berbeda.

Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai “pihak yang mempengaruhi atau


dipengaruhi oleh perusahaan, tetapi mereka tidak terlibat dalam transaksi dengan
perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelansungan hidup perusahaan.”

Definisi yang lebih sempit mengatakan stakeholders sebagai suatu kelompok


individu yang menanggung jenis risiko karena mereka telah melakukan investasi di
perusahaan tersebut, ataupun karena mereka menghadapi risiko akibat kegiatan
perusahaan tersebut. Oleh karena itu stakeholders adalah pihak yang dipengaruhi
secara lansung oleh keputusan dan strategi perusahaan.

Menurut teori klasik managerial firm, secara umum tipe kepemilikan dan
pengendalian perusahaan terbagi menjadi dua:

1) Perusahaan dimiliki oleh banyak pemegang saham dan dikendalikan oleh


manajemen

8
2) Perusahaan dimiliki dan dikendalikan oleh pemilik modal. Kedua tipe ini
memiliki dampak yang berbeda terhadap kinerja dari masing masing
perusahaan.

2.2 Munculnya Perbedaan Persepsi


Munculnya perbedaan persepsi tentang konsep perusahaan didasarkan pada
adanya perdebatan yang cukup hangat mengenai pencatatan akuntansi dalam alur
konsep kepemilikan (proprietary) dan konsep entitas.

2.2.1 Konsep Kepemilikan


Menurut teori kepemilikan (proprietary theoy), entitas adalah agen, perwakilan,
atau pengaturan di mana seorang wiraswasta atau pemegang saham beroperasi. Sudut
pandang dari konsep ini memandang kelompok pemilik adalah sebagai pusat
kepentungan yang dicerminkan dalam cara-cara di mana catatan akuntansi disimpan
dan laporan keuangan disusun. Tujuan utama teori kepemilikan adalah penentuan dan
analisis dari kekayaan bersih (net worth) pemilik. Mereka yang menganut konsep ini
telah memahami perusahaan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemilik
tunggal, sekumpulan partner, atau sejumlah pemegang saham. Dalam teori ini
persamaan akuntansinya adalah sebagai berikut.

ASSET – LIABILITIES = PROPRIETOR’S THEORY

Persamaan rumus diatas dibaca: Pemilik memiliki aset dan sekaligus juga
mempunyai kewajiban, sehingga kekayaan bersihnya adalah kekayaan perusahaan
dikurangi dengan kewajiban perusahaan.

2.2.2 Konsep Entitas


Menurut teori ini, entitas itu dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari pihak yang menanamkan modal ke dalam suatu perusahaan dan unit
bisnis tersebut yang menjadi pusat perhatian dan menyajikan informasi yang harus
dilayani, bukan pemilik. Unit bisnis (entity) tersebut yang dianggap memiliki

9
kekayaan dan kewajiban perusahaan kepada kreditor maupun kepada pemilik.
Konsep ini kemudian berkembang dengan istilah teori keagenan. Persamaan
akuntansi menurut konsep ini adalah sebagai berikut.

ASSET = LIABILITIES (PATTON, 1992)

ASSET = EQUITIES (PATTON, 1992)

ATAU

ASSET = LIABILITIES
Persamaan rumus di+ STOCHOLDERS EQUITIES
atas dibaca: Aset adalah (HENDRIKSEN DAN
hak perusahaan, VAN (pemilik
equity BREDA, 1992)

fiktif) merupakan sumber aset yang bisa berasal dari kreditor atas pemilik yang
merupakan kewajiban entitas. Kreditor dan pemilik sebenarnya adalah pemilik
perusahaan yang berbeda dalam hal perlakuan atas income, risiko, pengawasan, dan
likuidasi. Laba adalah milik entitas sebelum dibagikan kepada pemilik.

Jika dikaji lebih lanjut, konsep entitas, sama seperti konsep kepemilikan,
merupakan sudut pandang, sebuah sikap dalam pikiran yang tidak hanya dibatasi
terhadap akuntan. Ini merupakan esensi dari konsep akuntansi entitas. Penganut
konsep ini melihat entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak-pihak
yang memberikan kontribusi modal kepada entitas tersebut. Mereka memandang aset
dan kewajiban sebagai milik entitas itu sendiri dan bukan milik pemegang saham atau
pemilik perusahaan.

Tujuan Pelaporan Keuangan, Persamaan Neraca, dan Penentuan Laba

Pendekatan Tujuan Pelaporan Keuangan Persamaan Pendekatan


Teori Neraca Penentuan Laba

Kepemilikan Mengukur aset neto dan A–L=E Aset – Liabilitas


(proprietary) meningkatkan aset neto

10
Entitas Menilai kinerja dan menentukan A=D+E Pendapatan – Biaya
(entity) laba untuk distribusi A=L
A=E

2.2.3 Konsep Tanggung Jawab Sosial


Corporate social responsibility (CSR) dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan di Amerika konsep ini sering kali
disamakan dengan corporate citizenship. Pada intinya, keduanya dimaksudkan
sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah sosial
dan lingkungan dalam kegiatan usaha dan juga pada cara perusahaan berinteraksi
dengan stakeholder yang dilakukan secara sukarela. Pada dasarnya, ada 3 hal yang
memotivasi perusahaan melakukan CSR.

1) Corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan;


2) Corporate philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya
bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan
memperjuangkan pemerataan sosial;
3) Corporate citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan
sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.

Secara teoretis, konsep tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh


perusahaan setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam
makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam
makna liability atau kewajiban yuridis atau hukum.

1) Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility


Pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih
menekankan pada suatu perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara

11
sadar dan siap untuk menanggung segala resiko dan atau konsekuensi apa
pun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut.
2) Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability
Biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan.
Perbedaan antara tanggung jawab dalam makna responsibility dengan
tanggung jawab dalam makna liability pada hakikatnya hanya terletak pada
sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya
secara eksplisit dalam suatu norma hukum maka termasuk dalam makna
responsibility, dan sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam
norma hukum maka termasuk dalam makna liability.

Konsep tanggung jawab sosial memberikan wajah baru bentuk kepedulian


perusahaan terhadap masyarakat dengan alasan bahwasanya kegiatan produksi baik
langsung maupun tidak langsung membawa dampak for better or worse bagi kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi di sekitar perusahaan beroperasi.

2.3 Dampak Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan


Struktur kepemilikan perusahaan dapat memengaruhi kinerja perusahaan dapat
dijelaskan menggunakan dua teori,yaitu teori klasik tentang perusahaan manajerial
(classical theory of managerial firm) dan teori keagenan (agency theory).

2.3.1 Classical Theory of Managerial Firm


Teori ini menjelaskan bahwa terjadinya perbedaan kinerja perusahaan yang
dikendalikan oleh manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang
dikendalikan oleh pemilik perusahaan, disebabkan karena adanya perbedaan
kepentingan di antara keduanya. Perusahaan yang dikendalikan oleh pemiliknya akan
menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dengan ukuran perusahaan
yang lebih kecil, sebaliknya untuk perusahaan yang dikendalikan oleh manajemen
maka akan dihasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah dan ukuran perusahaan
yang lebih besar.

12
2.3.2 Agency Theory
Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan
pada kontrak yang terjadi antar anggota dalam perusahaan, yakni antara principal
(pemilik) dan agent (agen) sebagai pelaku utama. Teori keagenan bertujuan untuk
menyelesaikan:

1) Masalah agensi yang muncul ketika adanya konflik tujuan antara pemilik
perusahaan dan manajemen serta kesulitan pemilik perusahaan melakukan
verifikasi pekerjaan manajemen.
2) Masalah pembagian risiko yang muncul ketika pemilik perusahaan dan
manajemen memiliki perilaku yang berbeda terhadap risiko.

2.4 Pengaruh Teori Ekonomi Perusahaan

2.4.1 Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda


Timbulnya pemahaman yang berbeda mengenai konsep kepemilikan dan
konsep entitas dapat dilihat dari perbedaan cara dalam memahami dan memandang
keuntungan perusahaan. Seorang ilmuwan yang bernama Lorid (1964) menyebutkan
perbedaan akuntansi dan pelaporan disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut
pandang utama. Meskipun demikian, terdapat beberapa gradasi atau bahkan bayangan
dalam konsep kepemilikan dan konsep entitas. Oleh karena alasan ini, mungkin akan
sulit menemukan item-item dari daftar yang digunakannya ketika menyampaikan
persepsi tentang sudut pandang ini yang sesuai dengan perbedaan spesifik.

Lorig menunjukkan semua pendukung konsep entitas tidak tertarik pada


penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat harga. Hal ini merupakan
kebalikan dari para pendukung sudut pandang kepemilikan yang mempraktikkan
penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat hatga. Orang-orang yang
menganut sudut pandang entitas biasanya lebih peduli pada kehidupan dan

13
pertumbuhan entitas, dan segala sesuatu yang berkaitan guna memastikan bahwa
seluruh aset digunakan secara menguntungkan di berbagai divisi organisasi.

2.5 Beberapa Hipotesis Keperilakuan Untuk Konsep Yang Berbeda

2.5.1 Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi


Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi,
norma kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola
interaksi secara tumpang-tindih. Persepsi umumnya bergantung pada besarnya asumsi
yang dibawa oleh seorang individu pada kesempatan khusus. Makna dan signifikansi
yang kita tentukan pada sesuatu, seseorang, dan suatu kejadian bergantung pada
makna dan signifikansi yang kita bangun menjadi kerangka referensi melalui
pengalaman masa lalu. Kerangka ini mungkin saja menggunakan sistem nilai kita,
yang terkadang dicetak selama bertahun-tahun ketika kita membentuk sikap terhadap
bermacam-macam situasi, orang, kelompok, dan sebagainya.

2.5.2 Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan
kepemilikan. Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki
saham biasa dalam kuantitas yang substansial. Dapat dipastikan bahwa sebagian besar
kepemilikan tunggal, anggota persekutuan, dan direktur maupun pemegang saham
dari perusahaan kecil melihat perusahaan dengan sudut pandang kepemilikan. Sulit
bagi banyak orang untuk memisahkan bisnis mereka dengan kepentingan pribadi.
Semuanya dianggap sebagai hak milik dan cenderung disalurkan ke dalam satu
jaringan kekayaan.

2.5.3 Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung
jawabnya didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari

14
pegawai ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai
semacam ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai pemilik
dari keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung
memandang pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi
bukan bagi pemiliknya. Namun, mayoritas dari mereka sepertinya dikondisikan oleh
cara di mana perusahaan membuat struktur dan cara di mana peranan signifikan
perusahaan dalam masyarakat dilakukan.

2.6 Usaha Merekonsiliasi Konsep Dasar

2.6.1 Teori Akuntansi Dana


Teori akuntansi dana dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara
seeorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana
sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan
personalistik, yang merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut
pandang statistik guna menangani masalah akuntansi.

Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, bersama dengan ekuitas dan
utang, di mana dana yang diperoleh dari ekuitas dan utang penggunaannya dibatasi
hanya pda aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana ini dan cara
pembelanjaan. Hal ini konsisten dengan cara di mana konsep entitas dipahami dalam
perusahaan. Meskipun demikian, Vatter memandang teori dana yang dicetuskannya
sebagai impersonal dan netral. Adapun persamaan akuntansi dana adalah sebagai
berikut.

ASET = PEMBATASAN ASET

Dalam persamaan ini akuntansi didefinisikan dalam istilah aset. Penggunaan


aset ini adalah terbatas. Kewajiban merupakan suatu pembatasan ekonomi secara
hukum terhadap penggunaan aset.

15
2.6.2 Penghapusan Faktor-faktor
Gagasan teori dana didasarkan pada asumsi bahwa teori entitas maupun teori
kepemilikan mencapai kesepakatan atas penggunaan berbagai item dalam pelaporan
keuangan, dan keduanya sepakat dengan cara menghitung setiap item dalam laporan
keuangan. Lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa persetujuan tersebut tidak mungkin
ada pada item-item tertentu. Oleh karena alasan ini, mempersiapkan pelaporan
keuangan secara netral tidak mungkin dapat dipraktikkan.

Masalah yang penting adalah kepentingan yang timbul. Mereka yang benar-
benar menunjukkan kepentingan sebagai wiraswasta dalam catatan akuntansi
mempunyai pandangan kepemilikan yang kuat. Mereka yang mempunyai sudut
pandang entitas tidak mampu melihat hal ini. Dengan demikian, dalam hal ini tidak
dapat dipersiapkan satu pelaporan netral guna melukiskan posisi keuangan dan
hasilnya dalam cara yang dipahami, baik oleh teorektikus entitas maupun teoretikus
kepemilikan.

2.6.3 Teori Komando


Proses pengorganisasian koordinasi membawa ke arah pembentukan struktur
organisasi yang menjelaskan bagaimana tugas-tugas dibagi dan sumber daya
dimanfaatkan. Struktur koordinasi organisasi didefinisikan sebagai:

1) Sekumpulan tugas formal yang dimandatkan kepada individu dan


departemen.
2) Hubungan pelaporan formal, termasuk garis wewenang, tanggung jawab
keputusan, jumlah tingkat hierarki, dan rentang pengawasan manajer.
3) Desain sistem untuk menjamin koordinasi yang efektif dari karyawan di
berbagai departemen.

Rantai komando merupakan garis wewenang tidak terputus yang


menghubungkan semua orang dalam koordinasi organisasi dan menunjukkan posisi
orang yang bertanggung jawab. Rantai komando mengilustrasikan struktur wewenang

16
dari organisasi. Wewenang merupakan hak formal dan sah dari seorang manajer
untuk mengambil keputusan, mengeluarkan perintah, dan mengalolasikan sumber
daya agar tercapai hasil yang diharapkan organisasi. Wewenang ditentukan dengan
tiga kategori:

1) Wewenang berada pada posisi organisasi, bukan kepada orang.


2) Wewenang diterima oleh bawahan.
3) Wewenang mengalir ke bawah pada koordinasi hierarki vaertikal.

Tanggung jawab merupakan sisi lain dari koin wewenang. Tanggung jawab
merupakan kewajiban seorang karyawan untuk melakukan tugas atau aktivitas yang
diberikan kepadanya. Akuntabilitas merupakan mekanisme yang digunakan agar
wewenang dan tanggung jawab berjalan selaras. Akuntabilitas berarti bahwa orang-
orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab harus melakukan pelaporan dan
penjelasan mengenai tugas yang diberikan kepada atasan mereka di rantai komando.

Dalam memperkenalkan teori komando, Goldberg (1965) mengatakan bahwa:

“tidak ada teori entitas atau teori kepemilikan........semuanya memuaskan dalam


menjelaskan sudut pandang dari prosedur akuntansi........yang dilakukan. Setiap teori
didasarkan pada ide kepemilikan. Namun demikian, kepemilikan adalah konsep yang
sangat sulit didefinisikan dan dianalisis secara memadai untuk digunakan sebagai ide
dasar akuntansi. Namun, meskipun ide kepemilikan sulit didefinisikan atau dianalisis,
sulit menghindati persepsi tentang kepemilikan karena ide kepemilikan properti
dalam budaya kita sudah sangat meresap. Sebagian besar orang melihat aset neto dan
keuntungan perusahaan sebagai milik pemegang saham atau pemilik pada satu sisi,
atau perusahaan itu sendiri pada sisi lain”.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diakui bahwa disiplin akuntansi menghadapi kurangnya teori akuntansi umum
dan kekurangan ini berhubungan dengan kurangnya kesepakatan mengenai konsep
dasar akuntansi. Fakta bahwa hasil akuntansi yang berbeda dapat terjadi membuat
rekonsiliasi antara konsep entitas dengan konsep kepemilikan menjadi tidak mungkin.
Kedua konsep ini muncul dari kerangka nilai referensi yang dimiliki oleh orang-orang
dalam masyarakat kita, dan hal ini jarang bisa diubah dengan argumen teoritis atau
rumit. Oleh karena itu, jika kita menginginkan teori akuntansi umum, bersama-sama
dengan tingkat keseragaman dan komprabilitas lebih tinggi dalam akuntansi dan
perlaporan yang disediakan, pengendalian manajemen perusahaan harus membuat
keputusan arbitrasi seperti apa yang menjadi dasar.

Dalam akuntansi, kita seharusnya peduli dalam mengekspresikan kebenaran


tentang unit sosial dimana akuntansii atau laporan berhubungan, sepanjang dapat
dipastikan dan diekspresikan dalam unit yang dianggap tepat untuk tujuan ini. Dapat
dilihat bahwa kita tidak berusaha mengekspresikan aktivitas entitas dalam catatan
akuntansi entitas dari sudut pandang pemegang saham. Kita harus mengekspresikan
aktivitas entitas dari sudut pandang mereka yang terutama tertarik dengan kehidupan
entitas. Sebagaimana kita lihat, dua ekspresi ini sangat berbeda.

3.2 Saran
Makalah ini diharapkan mampu dijadikan referensi dan sarana pembelajaran
mengenai jaringan komputer serta mampu diaplikasikan dan dikembangkan di
kehidupan sehari-hari tepatnya dunia komputerisasi.

18
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Ikhsan Lubis. 2017. Akutansi Keperilakuan (Akuntansi Multiparadigma).
Semarang : Salemba Empat.

19

Anda mungkin juga menyukai