Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI

“MANANAJEMEN STRATEGIK, LEMBAGA PROFIT DAN NON PROFIT”

DOSEN PENGAMPU : SITI RODIAH, SE., M.Sc

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. DHEA LATHIFAH AISYAHAKIM (190301146)


2. YOLANDA ARYAN FEBRI (190301184)
3. YULIA (190301181)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemen Strategi yang
berjudul “Manajemen Strategik, Lembaga Profit dan Nonprofit” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu Ibu Siti Rodiah, Se., M.Sc. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan juga bagi penulis. Kami menyadari bahwa
makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah
tentang “Manajemen Strategik, Lembaga Profit dan Nonprofit” ini dapat memberikan
manfaat untuk kita semua.

Pekanbaru, 17 Januari 2023

Kelompok 10

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3. Tujuan Masalah...........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1. Lembaga Profit............................................................................................................6
2.2. Lembaga Non Profit....................................................................................................6
2.3. Manajemen Strategi dalam Organisasi Nirlaba...........................................................7
2.4. Manajemen Strategi dalam Pemerintahan...................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................11
3.2. Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Organisasi profit atau non profit merupakan wadah yang menghimpun sejumlah
manusia yang memiliki kepentingan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya sebagai
manusia. Kepentingan yang sama itu dikristalisasikan menjadi tujuan bersama sebagai
salah satu unsur organisasi yang harus dicapai melalui kerjasama. Untuk mewujudkan
kerjasama agar tujuan dapat dicapai diperlukan perencanaan yang cermat, rasional dan
fleksibel. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen. Menurut GR Terry,
fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan. Dalam hal ini sebenarnya pengorganisasian merupakan perencanaan pula
yaitu perencanaan yang berkaitan dengan perencanaan sumber daya manusia karena pada
hakikatnya pengorganisasian merupakan rencana berupa pembagian tugas atau siapa yang
akan dibebani tugas tertentu dalam suatu organisasi.
Perusahaan profit dan perusahaan non profit memiliki perbedaan dalam penerapan
manajemen strategi, yaitu pada organisasi profit berorientasi pada nilai dan
organisasi non profit berorientasi pada tujuan. Nilai-nilai yang mendasari organisasi
profit (perseroan) adalah falsafah yang berisi nilai-nilai persaingan bebas antar
organisasi bisnis sejenis, melalui pendayagunaan semua sumber yang dimiliki
untuk mencapai tujuan strategik. Tujuan dari organisasi profit tersebut adalah
untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi untuk jangka waktu
panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif secara berkelanjutan. Sedangkan
organisasi non profit didasari falsafah nilai - nilai pengabdian dan kemanusiaan.
Tujuannya untuk mencapai kesejahteraan bersama dalam masyarakat (Nawawi2003).
Berkaitan dengan nilai dalam organisasi non profit, Moore (2000) secara
khusus membahas bagaimana seharusnya organisasi nonprofit mengelola nilai,
dengan cara memandang nilai lebih dianggap sebagai pencapaian misi daripada sekedar
kinerja keuangan, lingkungan sebagai sumber dukungan dan legitimasi, membangun
legitimasi dan dukungan sebagai tujuan dan sarana. Masih menurut Moore bahwa nilai
bagi organisasi profit mengarah dan didukung oleh kinerja keuangan dan daya
tahan organisasi. Sedangkan bagi organisasi nonprofit mengarah kepada dukungan,
legitimasi dan kapasitas operasional.
Modal sangat diperlukan keberadaannya untuk menggerakkan kinerja
perusahaan, dimana perusahaan yang masih belum bisa menyediakan modal secara
mandiri atau masih membutuhkan pinjaman modal dari investor mutlak diperlukan.
Negoisasi dengan pelaku investor memiliki karakteristik khusus tergantung jenis
perusahaan yang dijalankan. Untuk itulah pembuatan makalah ini bertujuan
menganalisis perbedaan manajamen strategi pada lembaga profit dan nonprofit

5
sehingga kita mendapatkan gambaran karakteristik dari perusahaan tempat kita bekerja
nanti.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu lembaga profit?


2. Apa itu lembaga nonprofit?
3. Bagaimana manajemen strategi pada organisasi nirlaba?
4. Bagaimana manajemen strategi pada pemerintahan?
5. Bagaimana manajemen strategi pada perusahaan kecil?

1.3. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengertian lembaga profit beserta ciri – cirinya.


2. Menjelaskan pengertian lembaga nonprofit beserta ciri – cirinya.
3. Menjelaskan manajemen strategi pada organisasi nirlaba.
4. Menjelaskan manajemen strategi pada pemerintahan.
5. Menjelaskan manajemen strategi pada perusahaan kecil.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Lembaga Profit

Lembaga profit, yaitu suatu proses kerja sama yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama untuk menghasilkan laba. Organisasi
ini menyediakan atau menghasilkan barang maupun jasa guna untuk memperoleh hasil
ataupun laba sesuai dengan keinginan pemilik organisasi tersebut. Organisasi profit
merupakan satu kesatuan usaha (single entity) yang utuh pada organisasi - organisasi yang
berorientasi laba. Organisasi yang berorientasi laba, jangka waktu kegiatan operasional
suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui anggaran dasar yang telah dibuat. Selain
itu, organisasi ini dapat sewaktu - waktu dibubarkan (dilikuidasi) apabila ternyata tidak
dapat lagi memperoleh keuntungan dan terus-menerus menderita kerugian sehingga
modalnya menjadi sangat berkurang. Ciri-ciri organisasi laba, antara lain:
a) Kepemilikan jelas
b) Telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya
c) Tanggung jawab atau jabatannya jelas.
Organisasi profit adalah organisasi yang memiliki tujuan utama mencari laba. Contoh;
sekolah swasta, rumah sakit swasta, dan lain-lain. Contoh lainnya dari organisasi profit
adalah perusahaan manufaktur, misalnya: PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang
dikenal sebagai perusahaan manufaktur terkemuka di Indonesia. Perusahaan manufaktur
ini memang sudah merajai sebagian besar makanan dan minuman di Indonesia.
Perusahaan Indofood merupakan salah satu contoh organisasi profit karena perusahaan
ini mempunyai tujuan yang sangat jelas, yaitu untuk menghasilkan maupun menyediakan
barang guna untuk mencari laba dan memenuhi dan kebutuhan masyarakat guna
kelangsungan hidupnya.

2.2. Lembaga Non Profit

Lembaga nonprofit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung
suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak
komersial, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Berbeda dengan organisasi profit, tujuan utama dari organisasi ini bukanlah semata –
mata untuk mencari laba. Organisasi nonprofit berdiri untuk mewujudkan perubahan pada
individu atau komunitas. Organisasi nonprofit menjadikan sumber daya manusia sebagai
aset yang paling berharga karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari,
oleh, dan untuk manusia. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis,
dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nonprofit tidak dapat dijual, dialihkan,

7
ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas. Organisasi nirlaba
meliputi keagamaan, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik,
organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang - undangan, organisasi
sukarelawan, serta serikat buruh. Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba
memperoleh sumberdaya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang
tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Lembaga atau organisasi
nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki
tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tadi serta dalam
pelaksanaannya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan lába
atau kekayaan semata. Lembaga nirlaba atau organisasi nonprofit merupakan salah satu
komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi,
tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kini makin banyak keterlibatan lembaga
nirlaba (Pahala Nainggolan, 2005: 1). Organisasi nonprofit adalah organisasi yang tidak
mencari keuntungan, dimiliki secara kolektif, dan kas berasal dari donator. Contoh: PMI,
rumah sakit, sekolah negeri, museum, organisasi di bidang keagamaan, dan lain-lain. Ciri-
ciri organisasi nirlaba, antara lain:
a) Kepemilikan tidak jelas (anggota, klien, atau donatur).
b) Membutuhkannya sebagai sumber pendanaan
c) Tanggung jawab atau jabatannya tidak jelas.
Contoh untuk organisasi nonprofit yaitu LSM. Lembaga swadaya masyarakat
(disingkat LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun
sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat
umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Kegiatan
dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan para
anggota seperti yang dilakukan koperasi ataupun organisasi profesi. Tujuan utama dari
organisasi ini, yakni bukan semata-mata untuk mendapatkan laba melainkan untuk
melestarikan kekayaan objek wisata seperti yang telah diulaskan sebelumnya.

2.3. Manajemen Strategi dalam Organisasi Nirlaba

Manajemen strategi tidak saja diadopsi oleh perusahaan yang bertujuan mencari
keuntungan, tetapi juga organisasi nonprofit. Konsep – konsep strategi yang sudah lama
dimanfaatkan organisasi profit dapat diaplikasikan didalam organisasi nonprofit.
Pengaplikasian tersebut, diperuntukkan penyesuaian organisasi nonprofit dengan
lingkungannya, membuat keputusan – keputusan efektif secara strategik, menangani
perubahan – perubahan, menciptakan keunggulan komparatif, dan meningkatkan peranan
kerja sama dengan organisasi profit.
Pengaplikasian konsep strategi pada organisasi nonprofit dilakukan dengan empat
pedoman, yaitu ;
a) Mengembangkan misi organisasi nonprofit secara jelas
b) Mengidentifikasi publik sasaran

8
c) Menciptakan deskripsi organisasi nonprofit yang mengomunikasikan misi kepada
publik
d) Fokus menciptakan kepuasan publik sasaran
Aktivitas yang menempatkan organisasi non profit bekerja sama secara
menguntungkan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu ;
a) Membuat proyek bersama
b) Menyelenggarakan forum dengan sponsor bersama untuk mengkaji isu – isu
pokok
c) Membentuk koalisi aktif
d) Mengembangkan program pertukaran kerja antara organisasi non profit dengan
praktisi
Pengaplikasian konsep strategi pada organisasi nonprofit memenuhi kebutuhan
desakan untuk melibatkan diri dalam pemasaran kewirausahaan dan keterampilan
manajemen. Pengaplikasian tersebut, membuahkan hasil pertumbuhan yang pesat
penggunaan perencanaan strategi yang memperluas wawasan manajemen pada istilah
scanning lingkungan.

2.4. Manajemen Strategi dalam Pemerintahan

Bryson dan Roering (1987) mengidentifikasi lima model berbeda yang dapat
digunakan untuk penerapan manajemen strategik pada pemerintahan. Kelima model
tersebut, yaitu ;

1. Model kebijakan Harvard.


Model ini adalah model yang paling banyak digunakan. Pendekatan ini menekankan
pada pengembangan kesesuaian antara organisasi dengan lingkungannya. Pencapaian
kesesuaian ini dinilai oleh ahli strategi melalui analisis SWOT. Penilaian ini untuk
mengembangkan strategi dalam membangun kekuatan, mengatasi kelemahan,
meminimalisir ancaman, dan mengeksploitasi peluang.

2. Sistem perencanaan strategik


Perencanaan strategi merupakan suatu sistem dimana manajer membuat,
mengimplementasikan, dan mengendalikan keputusan penting lintas fungsi dan level
dalam perusahaan. Sistem perencanaan strategi harus dapat menjawab empat pertanyaan
mendasar, yaitu, kemana kita pergi (misi), bagaimana memperolehnya (strategi), apakah
cetak biru tindakan kita (anggaran), dan bagaimana kita mengetahui jalur yang kita lalui
(pengendalian).

3. Manajemen stakeholder
Pendekatan ini pada manajemen strategik dipredikatkan pada pengakuan dari
kepentingan dan klaim bersaing baik di dalam maupun di luar organisasi. Dari perspektif
ini, tugas ahli strategis adalah untuk mengapresiasi kepentingan stakeholder dan
merumuskan strategi untuk mengoptimalkan dukungan pada organisasi. Dalam pratik, hal

9
ini mensyaratkan organisasi untuk memetakan lingkungan internal dan eksternal,
mengidentifikasi pelaku yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh organisasi, menetapkan
permintaan stakeholder, menilai sifat hubungan kekuasaan ketergantungan untuk
melindungi dari ancaman, mengembangkan dukungan pada program dan kebijakan, dan
memperoleh sumber daya yang dibutuhkan. Secara internal, organisasi membutuhkan
pembangunan kapasitas dan memperoleh pengendalian terhadap operasi kritis.

4. Model manajemen portofolio


Model ini didasarkan pada suatu analogi dengan konsep investasi personal. Ketika
seorang investor merakit suatu portofolio saham untuk mengelola resiko dan
merealisasikan hasil yang optimum, seorang manjer korporat dapat berpikir bahwa
perusahaan sebagai suatu portofolio dari bisnis dengan potensi yang berbeda dapat
diseimbangkan pada hasil manajer dan arus kas. Meskipun hal ini bermanfaat untuk
pemikiran pemerintah Negara bagian, kriteria ekonomi yang mendasari model portofolio
secara jelas kurang sesuai untuk organisasi sector publik. Untuk dpaat diterapkan di
Negara bagian, perlu untuk identifikasi dimensi yang mengklasifikasikan program
menurut kriteria politik ekonomi

5. Manajemen isu strategik


Pendekatan ini menjelaskan suatu isu strategis sebagai perkembangan yang akan datang,
baik dalam organisasi maupun di luar organisasi yang boleh jadi mempunyai pengaruh
penting pada kemampuan organisasi untuk memenuhi tujuannya. Sistem ini menekankan
identifikasi awal dan tanggapan cepat pada perubahan yang dapat mempengaruhi
organisasi dan masa depannya. Aktivitas yang berhubungan dengan manajemen isu
strategik meliputi perhatian kontinu pada daftar isi strategis kunci yang muktahir,
memonitor lingkungan untuk isu yang muncul, merancang isu pada kelompok manajemen
isu strategik, dan pemilihan tindakan yang diambil dari organisasi untuk memecahkan isu
prioritas.

2.5. Manajemen Strategi pada Perusahaan Kecil

Strategi itu sangat penting bagi perusahaan kecil karena strategi dalam manajemen
strategis akan mampu memberikan fondasi dasar atau pedoman dalam hal pengambilan
keputusan di suatu organisasi. Perusahaan akan memperoleh keuntungan yang optimal
dan mampu untuk mengelola risiko kerugian jika manajemen strategi mereka berjalan
dengan baik.
Dalam menentukan strategi perusahaan perlu memahami perubahan dalam kegiatan
eksternal dan menyesuaikannya dengan kemampuan serta kompetensi sebagai sumber
daya internal yang dimilikinya. Oleh karena itu diperlukan pemahaman mendalam
mengenai bagaimana keadaan internal maupun eksternal perusahaan. Salah satu cara
untuk mengetahui hal tersebut adalah melalui analisis SWOT. SWOT membantu
perusahaan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang akan
dihadapi perusahaan. Analisis pada hakikatnya mengetahui posisi perusahaan ditinjau dari

10
sudut pandang internal dan eksternal perusahaan. Penerapannnya menghasilkan
pemahaman mengenai strategi yang dimiliki perusahaan untuk menghadapi persaingan.
Dalam konteks persaingan global seperti sekarang ini, perusahaan kecil harus bisa
mengalihkan strategi pada penggunaan sumber daya internal. Strategi pengembangan
perusahaan harus dapat mengarah pada keahlian khusus secara internal yang bisa
menciptakan produk unggul untuk memperbesar pangsa produksi (manufacturing share).
Manufacturing share yaitu perusahaan yang muncul di berbagai produk yang mempunyai
berbagai komponen yang sama dan tidak lagi mencari pangsa pasar market share pada
produk konsumen akhir seperti pada masa lalu. Strategi resource-based ini, menurut
Widjaja (1993: 47) lebih murah dan ampuh karena usaha kecil bisa memanfaatkan
sumber daya alam dan tenaga kerja lokal.
Pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dalam konteks persaingan bebas
seperti sekarang ini. Para wirausaha harus menggunakan strategi pengelolaan usaha nya.
Strategi pengembangan perusahaan, baik yang baru maupun yang sudah lama harus
mengarah pada penggunaan sumber daya internal dengan mengarah kepada keahlian
khusus yang bisa menciptakan produk yang unggul untuk dapat memperbesar
manufacturing share produk konsumen akhir. Dengan adanya strategi tersebut wirausaha
bisa lebih berkembang baik dalam persaingan lokal, nasional, maupun internasional.
Ada beberapa langkah untuk mengembangkan resource-based strategy, antara lain:
a) Mengidentifikasi dan mengklarifikasi sumber daya, yaitu diantaranya:
 Teknologi yang dimiliki
 Kapabilitas karyawan
 Paten dan merek
 Keuangan
 Kecanggihan pemasaran
 Pelayanan dan pelanggan

Sumber daya tersebut diklasifikasikan menjadi:


 Sumber daya finansial (financial resources)
 Sumber daya fisik (physical resources)
 Sumber daya manusia (human resources)
 Sumber daya teknologi (technological resources)
 Sumber daya reputasi organisasi (reputation organizational resources)

b) Mengidentifikasi dan Mengevaluasi kapabilitas


Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh perusahaan dari
kerja Tim (bukan perorangan) yang bersama sama mengembangkan berbagai
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas yang mengintegrasikan ide
baru keterampilan dan pengetahuan lain menjadi kunci berfikir kreatif.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Lembaga profit yaitu suatu proses kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok
orang untuk mencapai tujuan bersama yakni untuk menghasilkan laba. Contohnya
seperti; rumah sakit swasta, sekolah swasta, perusahaan manufaktur, dan lain –
lainnya. Sedangkan lembaga nonprofit yaitu suatu organisasi yang memiliki sasaran
pokok untuk mendukung suatu perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu
tujuan yang tidak komersial dan tidak bertujuan mencari laba. Contohnya ;
keagamaan, derma publik, sekolah negeri, rumah sakit umum, dan lain – lainnya.
Namun, baik lembaga profit dan nonprofit sama – sama memerlukan
manajemen strategi dalam mencapai tujuan mereka. Masing – masing dari lembaga
tersebut memiliki pedoman dan caranya masing – masing dalam menerapkan
manajemen strateginya.

3.2. Saran

Baik lembaga profit dan nonprofit rencana dan buat lah manajemen strategi
secara lebih matang agar tujuan yang ingin dicapai tercapai secara maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Rachmat. 2014. Manajemen Strategik. Bandung: Pustaka Setia.

Soetari, Ending. 2009. Manajemen Strategik. Jakarta: Bumi Aksara

Umur, Husein. 2007. Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers

13

Anda mungkin juga menyukai