Dosen Pengampu
Nurianah, SE, MA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko oleh Ibu Nurianah, SE, MA.
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mengelola perusahaan, risiko merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu, tata kelola perusahaan berbasis risiko (risk-based corporate governance)
menjadi suatu hal yang penting untuk diterapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1
2. Bagaimana penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko pada perusahaan di
Indonesia?
2. Memberikan gambaran tentang penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko pada
perusahaan di Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Brigham & Daves (2013) manajemen risiko adalah identifikasi kejadian
yang dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan dan kemudian melakukan tindakan
untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa tersebut.
Menurut Djohanputro,( 2008 ), manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis
dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakkan, mengembangkan alternatif penanganan
risiko dan memonitor serta mengendalikan penanganan risiko. Sedangkan menurut ( Irham
Fahmi, 2018 ), Manajemen Resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan
sistematis.
3
2.2 Manfaat Penerapan ERM
1. Adanya sinergi antara strategi perusahaan dan tingkat risiko yang dapat diterima (Risk
Appetite) untuk mencapai tujuan Organisasi (improved outcomes)
2. ERM didesain untuk dapat mengidentifikasi serta mengelola potensi – potensi risiko
sebelum mereka menjadi permasalahan bisnis yang serius (adanya peringatan
dini/Early warning)
12. Meningkatkan sistem pelaporan, baik yang bersifat wajib maupun sukarela
4
c) Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari
risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari
segi finansial.
d) Memungkinkan Perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e) Dengan adanya konsep manajemen risiko ( risk manajemen concept ) yang dirancang
dengan detail maka artinya Perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara
sustainable.
Maksimisasi nilai
perusahaan
Prasaran Lunak
Ada beberapa isu yang berkaitan dengan penyiapan prasarana lunak untuk manajemen
risiko yaitu:
5
1. Mengembangkan budaya sadar risiko untuk anggota organisasi. Tujuan sari
budaya sadar risiko adalah agar setiap anggota organisasi sadar adanya risiko, dan
mengambil keputusan tertentu dengan mempertimbangkan aspek risikonya.
2. Dukungan Manajemen. Dukungan manajemen khususnya manajemen puncak
terhadap program manajemen risiko penting diberikan. Bentuk dukungan ini bisa
eksplisit maupun implisit. Dukungan manajemne puncak bisa dituangkan antara
lain ke dalam pernyataan tertulis, missal manajemen puncak mendukung dan ikut
merumuskan/ menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan, yang berkaitan
dengan manajemen risiko. Dukungan manajemen ridsiko juga dapat ditunjukkan
melalui partisipasi manajemen pada program- program manajemen risiko.
Prasarana Keras
Di samping prasarana lunak, prasarana keras juga perlu disiapkan. Contoh prasaran
keras yang perlu disiapkan adalah ruangan perkantoran, computer, dan prasarana fisik
lainnya.
Perencanaan.
Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi, dan
tujuan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudin perencanaan manajemen
risiko bisa diteruskan dengan penetapan target, kebijakan, dan prosedur yang
berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan,
dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis. Dokumen tertulis semacam itu
memudahkan pengarahan sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap
program manajemen risiko.
6
Direktur Utama
Dalam bagan di atas, unit manajemen risiko bertanggung jawab ke manajer risiko
yang disebut chief risk officer ( CRO ). CRO kemudian melapor ( bertanggung jawab
langsung ) ke direktur utama. Pemisahan unit manajemen risiko menjadi bagian sendiri
diharapkan mampu menjaga independensi unit manajemen risiko. Unit manajemen risiko
mempunyai kedudukan yang sejajar dengan unit lini ( pemasaran, keuangan, produksi ).
Status sebagai unit lini memberikan kekuatan yang cukup dalam organisasi untuk mendorong
praktik manajemen risiko yang baik dalam suatu organisasi.
7
Komisaris
1. Identifikasi risiko
8
Pada tahap ini pihak manajemen Perusahaan melakukan Tindakan berupa
mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami Perusahaan, termasuk
bentuk- bentuk risiko yang mungkin akan dialami oleh Perusahaan.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko
Pada tahap ini pihak manajemen Perusahaan telah mampu menemukan bentuk
dan format risiko yang dimaksud. Bentuk- bentuk risiko yang diidentifikasi di
sini telah mampu dijelaskan secara detail, seperti ciri- ciri risiko dan factor-
factor timbulnya risiko tersebut.
3. Menempatkan ukuran- ukuran risiko
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran atau
skala yang dapat dipakai termasuk rancangan model metodologi penelitian
yang akan digunakan.
4. Menempatkan alternatif- alternatif
Pada tahap ini pihak manajemen Perusahaan telah melakukan pengolahan
data. Hasil pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif beserta akibat- akibat/ pengaruh- pengaruh yang akan timbul jika
keputusan- keputusan tersebut diambil.
5. Menganalisis setiap alternatif
Pada tahap ini di mana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan
dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek- efek yang mungkin timbul.
Dampak yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka Panjang
dipaparkan secara komprehensif dan sistematis, dengan tujuan mampu
diperoleh suatu gambaran secara jelas dan tegas. Kejelasan dan ketegasan
sangat berguna membantu pengambilan keputusan secara tepat.
6. Memutuskan 1 alternatif
Pada tahap ini setelah berbagai alternatif dipaparkan dan dijelaskan baik dalam
bentuk lisan dan tulisan oleh para manajemen Perusahaan maka diharapkan
pihak manajer Perusahaan sudah memiliki pemahaman secara khusus dan
mendalam. Pemilihan satu alternatif dari berbagai alternatif yang ditawarkan
artinya mengambil alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang
ditawarkan termasuk dengan menolak berbagai alternatif lainnya.
7. Melaksanakan alternatif yang dipilih
Pada tahap ini setelah alternatif dipilih dan ditegaskan serta dibentuk tim
untuk melaksanakan ini, artinya manajer Perusahaan sudah mengeluarkan
9
surat keputusan ( SK ) yang dilengkapi dengan rincian biaya. Rician biaya
tersebut telah disetujui oleh bagian keuangan serta otoritas pengambil penting
lainnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/44000/2/BAB%20I.pdf
https://bpi.unair.ac.id/enterprise-risk-management/
Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. 2016. Manajemen Risiko. Edisi 3. Penerbit UPP STIM
YKPN, Yogyakarta
Irham Fahmi. 2018. Manajemen Risiko. Edisi Revisi. Penerbit ALFABETA, Bandung
12