Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TATA KELOLA PERUSAHAAN BERBASIS RESIKO

Dosen Pengampu

Nurianah, SE, MA

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Sofia Putri Amalia (2062028)


2. Sodikin (2062080)
3. Joni Arto Prabowo (2062125)
4. Abdul Muthalib (2362114)

STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko oleh Ibu Nurianah, SE, MA.

Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 12 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Enterprise Risk Management (ERM) ............................................................... 3

2.2 Manfaat Penerapan ERM .................................................................................. 4

2.3 Kerangka Manajemen Risiko Organisasi ......................................................... 5

2.4 Tahap-tahap dalam Melaksanakan ERM .......................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) merupakan suatu sistem yang


digunakan untuk mengelola perusahaan dengan baik dan bertanggung jawab terhadap para
pemangku kepentingan (stakeholders). Tata kelola perusahaan (Corporate Governance)
menjadi salah satu isu yang semakin popular di Indonesia. Banyak perusahaan telah
menggunakan Corporate Governance sebagai rujukan dalam menjalankan perusahaannya.
Dalam dunia global seperti sekarang ini, dimana tingkat persaingan yang semakin ketat
mengharuskan perusahaan-perusahaan mengelola perusahaannya dengan professional.
Demikian pula investor dalam mencari alternatif untuk berinvestasi, selalu mencari
perusahaan yang dikelola dengan professional. (Nasrum, 2014).

Banyaknya skandal yang telah terjadi diperusahaan menunjukkan bahwa perusahaan


tersebut tidak dikelola dengan profesional. Skandal tersebut terjadi banyak diakibatkan oleh
tidak dipatuhinya atau tidak dilaksanakan prinsip-prinsip corporate governance. Diantara
skandal yang terjadi salah satunya diakibatkan oleh tidak transparannya pengelola perusahaan
(Agent) dalam memberikan informasi terkait dengan perusahaan. (Nasrum, 2014). Secara
teoritis, pelaksanaan Corporate Governance dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan
meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh
dewan komisaris dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan
umumnya good corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. (Nasrum,
2014)

Dalam mengelola perusahaan, risiko merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu, tata kelola perusahaan berbasis risiko (risk-based corporate governance)
menjadi suatu hal yang penting untuk diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Apa pengertian tata kelola perusahaan berbasis risiko?

1
2. Bagaimana penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko pada perusahaan di
Indonesia?

3. Apa manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menjelaskan pengertian tata kelola perusahaan berbasis risiko.

2. Menganalisis penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko pada perusahaan di


Indonesia.

3. Menjelaskan manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman tentang pengertian tata kelola perusahaan berbasis risiko.

2. Memberikan gambaran tentang penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko pada
perusahaan di Indonesia.

3. Menjelaskan manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan berbasis risiko.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Enterprise Risk Management (ERM)

Menurut Brigham & Daves (2013) manajemen risiko adalah identifikasi kejadian
yang dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan dan kemudian melakukan tindakan
untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa tersebut.
Menurut Djohanputro,( 2008 ), manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis
dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakkan, mengembangkan alternatif penanganan
risiko dan memonitor serta mengendalikan penanganan risiko. Sedangkan menurut ( Irham
Fahmi, 2018 ), Manajemen Resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan
sistematis.

Seiring dengan perkembangan kajian tentang manajemen risiko sehingga akhirnya


menghasilkan suatu konsep baru yang dipakai hingga saat ini yakni konsep Enterprise Risk
Management (ERM)/ Manajemen Risiko Perusahaan.

Enterprise Risk Management (ERM) adalah sebuah level taksiran, hitungan,


keuangan, manajemen risiko yang saling terintegrasi, komprehensif dan strategis dengan
berfokus pada strategi perusahaan termasuk tujuan dan proses pengambilan keputusan,
organisasi kerja, alokasi sumber daya, peningkatan nilai, budaya organisasi, dan optimisasi
operasi secara efisien yang bertitik utama pada keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan
(Agustina, 2016). Kerangka konsep Enterprise Risk Management yang sudah diakui skala
internasional dalam implementasi ERM adalah Enterprise Risk Management (ERM) –
Integrated Framework (Brigham & Daves, 2013) yang diterbitkan COSO pada bulan
September 2004, dan berlaku hingga sekarang. Selain itu panduan Risk Management
Governance International oleh Organization of Economic Cooperation and Development
Principles of Corporate Governance (OECD) dijelaskan bahwa dalam pengukuran risiko yang
efektif tidak hanya dalam pengurangan terhadap risiko, akan tetapi bagaimana langkah dalam
pengelolaan risiko tersebut. Untuk itu diperlukan peran langsung dari tata kelola perusahaan
dalam mengelola risiko tersebut.

3
2.2 Manfaat Penerapan ERM

ERM menurut ISO 31000 memberikan manfaat antara lain:

1. Adanya sinergi antara strategi perusahaan dan tingkat risiko yang dapat diterima (Risk
Appetite) untuk mencapai tujuan Organisasi (improved outcomes)

2. ERM didesain untuk dapat mengidentifikasi serta mengelola potensi – potensi risiko
sebelum mereka menjadi permasalahan bisnis yang serius (adanya peringatan
dini/Early warning)

3. Mendorong Manajemen yang pro-aktif dan bukan re-aktif decision making


(mempunyai dasar yang baik dalam pengambilan Keputusan)

4. Meningkatkan keselamatan dan pencegahan insiden

5. Meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan

6. Memenuhi tuntutan legal dan aturan

7. Meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengelola aspek lingkungan

8. Meningkatkan kualitas dalam tata kelola organisasi

9. Meningkatkan kinerja keselamatan

10. Mendorong proses pembelajaran organisasi secara berkelanjutan

11. Meningkat kepercayaan pihak berkepentingan

12. Meningkatkan sistem pelaporan, baik yang bersifat wajib maupun sukarela

ERM menurut Irham Fahmi ( 2018 ) memberikan manfaat antara lain:

a) Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil setiap


keputusan , sehingga para manajer menjadi berhati- hati ( prudent ) dan selalu
menempatkan ukuran- ukuran dalam berbagai keputusan.
b) Mampu memberi arah bagi suatu Perusahaan dalam melihat pengaruh- pengaruh yang
mungkintimbul baik secara jangka pendek dan jangka Panjang.

4
c) Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari
risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari
segi finansial.
d) Memungkinkan Perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e) Dengan adanya konsep manajemen risiko ( risk manajemen concept ) yang dirancang
dengan detail maka artinya Perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara
sustainable.

2.3 Kerangka Manajemen Risiko Organisasi :

Proses Manajemen Risiko


Organisasi:
PRASARANA LUNAK:
Budaya Risiko 1. Perencanaan:
Dukungan Manajemen Penetapan tujuan, misi, penetapan
target, penyusunan kebijakan,
prosedur.
2. Pelaksanaan:
Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Manajemen Risiko
asuransi,diversifikasi dan
penghindaran,
3. Pengendalian:
PRASARANA: Evaluasi, pelaporan, komunikasi,
Teknologi Informasi dan umpan balik.
Prasarana Fisik Lainnya

Maksimisasi nilai
perusahaan

Bagan 2.1 Kerangka Manajemen Risiko Organisasi

Bagan di atas menunjukkan kerangka yang bisa digunakan untuk memulai


membangun departemen manajemen risiko. Salah satu hal yang penting dikerjakan untuk
mempersiapkan manajemen risiko adalah menyiapkan prasarana yang mendukung
manajemen risiko, yang meliputi prasaran lunak dan keras.

 Prasaran Lunak
Ada beberapa isu yang berkaitan dengan penyiapan prasarana lunak untuk manajemen
risiko yaitu:

5
1. Mengembangkan budaya sadar risiko untuk anggota organisasi. Tujuan sari
budaya sadar risiko adalah agar setiap anggota organisasi sadar adanya risiko, dan
mengambil keputusan tertentu dengan mempertimbangkan aspek risikonya.
2. Dukungan Manajemen. Dukungan manajemen khususnya manajemen puncak
terhadap program manajemen risiko penting diberikan. Bentuk dukungan ini bisa
eksplisit maupun implisit. Dukungan manajemne puncak bisa dituangkan antara
lain ke dalam pernyataan tertulis, missal manajemen puncak mendukung dan ikut
merumuskan/ menyetujui misi dan visi, prosedur dan kebijakan, yang berkaitan
dengan manajemen risiko. Dukungan manajemen ridsiko juga dapat ditunjukkan
melalui partisipasi manajemen pada program- program manajemen risiko.

 Prasarana Keras
Di samping prasarana lunak, prasarana keras juga perlu disiapkan. Contoh prasaran
keras yang perlu disiapkan adalah ruangan perkantoran, computer, dan prasarana fisik
lainnya.

 Perencanaan.
Perencanaan manajemen risiko bisa dimulai dengan menetapkan visi, misi, dan
tujuan, yang berkaitan dengan manajemen risiko. Kemudin perencanaan manajemen
risiko bisa diteruskan dengan penetapan target, kebijakan, dan prosedur yang
berkaitan dengan manajemen risiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan,
dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis. Dokumen tertulis semacam itu
memudahkan pengarahan sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap
program manajemen risiko.

 Pelaksanaan. Pelaksanaan manajemen risiko meliputi aktivitas operasional yang


berkaitan dengan manajemen risiko. Proses identifikasi dan pengukuran risiko,
kemudian diteruskan dengan manajemen ( pengelolaan ) risiko yang merupakan
aktivitas operasional yang utama dari manajemen risiko.

6
Direktur Utama

Chief Risk Officer Direktur Lini

Unit Manajemen Unit manajemen


Risiko Lini

Bagan 2.2 Struktur Organisasi Manajemen Risiko

Dalam bagan di atas, unit manajemen risiko bertanggung jawab ke manajer risiko
yang disebut chief risk officer ( CRO ). CRO kemudian melapor ( bertanggung jawab
langsung ) ke direktur utama. Pemisahan unit manajemen risiko menjadi bagian sendiri
diharapkan mampu menjaga independensi unit manajemen risiko. Unit manajemen risiko
mempunyai kedudukan yang sejajar dengan unit lini ( pemasaran, keuangan, produksi ).
Status sebagai unit lini memberikan kekuatan yang cukup dalam organisasi untuk mendorong
praktik manajemen risiko yang baik dalam suatu organisasi.

7
Komisaris

Dewan Direksi Komite


Manajemen
Risiko

Direktur Manajer Lini


Kepatuhan Direktur Risiko

Unit Kepatuhan Unit Bisnis


Unit Manajemen
Risiko

Bagan 2.3 Struktur Organisasi Manajemen Risiko Bank

Dalam struktur di atas, komite manajemen risiko mengawasi manajemen risiko


organisasi. Direktur risiko mengelola kegiatan operasional manajemen risiko. Unit bisnis
berkomunikasi dengan unit manajemen risiko untuk melaporkan hal- hal yang berkaitan
dengan risiko organisasi. Direktur risiko mempunyai garis keanggotaan kepada komite
manajemen resiko.

 Pengendalian. Tahap berikutnya dari proses manajemen resiko adalah pengendalian


yang meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen risiko, output
pelaporan yang dihasilkan oleh manajemen risiko, dan umpan balik ( feed- back ).
Format pelaporan manajemen risiko bervariasi dari satu organisasi ke organisasi
lainnya, dan dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya.

2.4 Tahap- tahap dalam melaksanakan ERM

1. Identifikasi risiko

8
Pada tahap ini pihak manajemen Perusahaan melakukan Tindakan berupa
mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang dialami Perusahaan, termasuk
bentuk- bentuk risiko yang mungkin akan dialami oleh Perusahaan.
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko
Pada tahap ini pihak manajemen Perusahaan telah mampu menemukan bentuk
dan format risiko yang dimaksud. Bentuk- bentuk risiko yang diidentifikasi di
sini telah mampu dijelaskan secara detail, seperti ciri- ciri risiko dan factor-
factor timbulnya risiko tersebut.
3. Menempatkan ukuran- ukuran risiko
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran atau
skala yang dapat dipakai termasuk rancangan model metodologi penelitian
yang akan digunakan.
4. Menempatkan alternatif- alternatif
Pada tahap ini pihak manajemen Perusahaan telah melakukan pengolahan
data. Hasil pengolahan kemudian dijabarkan dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif beserta akibat- akibat/ pengaruh- pengaruh yang akan timbul jika
keputusan- keputusan tersebut diambil.
5. Menganalisis setiap alternatif
Pada tahap ini di mana setiap alternatif yang ada selanjutnya dianalisis dan
dikemukakan berbagai sudut pandang serta efek- efek yang mungkin timbul.
Dampak yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka Panjang
dipaparkan secara komprehensif dan sistematis, dengan tujuan mampu
diperoleh suatu gambaran secara jelas dan tegas. Kejelasan dan ketegasan
sangat berguna membantu pengambilan keputusan secara tepat.
6. Memutuskan 1 alternatif
Pada tahap ini setelah berbagai alternatif dipaparkan dan dijelaskan baik dalam
bentuk lisan dan tulisan oleh para manajemen Perusahaan maka diharapkan
pihak manajer Perusahaan sudah memiliki pemahaman secara khusus dan
mendalam. Pemilihan satu alternatif dari berbagai alternatif yang ditawarkan
artinya mengambil alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang
ditawarkan termasuk dengan menolak berbagai alternatif lainnya.
7. Melaksanakan alternatif yang dipilih
Pada tahap ini setelah alternatif dipilih dan ditegaskan serta dibentuk tim
untuk melaksanakan ini, artinya manajer Perusahaan sudah mengeluarkan

9
surat keputusan ( SK ) yang dilengkapi dengan rincian biaya. Rician biaya
tersebut telah disetujui oleh bagian keuangan serta otoritas pengambil penting
lainnya.

8. Mengontrol alternatif yang dipilih tersebut


Pada tahap ini alternatif yang dipilih telah dilaksanakan dan pihak tim
manajemen beserta para manajer Perusahaan. Tugas utama manajer
Perusahaan adalah melakukan kontrol yang maksimal guna menghindari
timbulnya berbagai risiko yang tidak diinginkan.
9. Mengevaluasi jalannya alternatif yang dipilih
Pada tahap ini setelah alternatif dilaksanakan dan control dilakukan maka
selanjutnya pihak tim manajemen secara sistematis melaporkan kepada pihak
manajer Perusahaan. Laporam tersebut berbentuk data yang bersifat
fundamental dan teknikal serta dengan tidak mengesampingkan informasi
yang bersifat lisan. Tujuan melakukan evaluasi dari alternatif yang dipilih
tersebut adalah bertujuan agar pekerjaan tersebut dapat terus dilaksanakan
sesuai dengan yang direncanakan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi yang telah disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa


Manajemen Resiko adalah struktur sistematis yang bertujuan membuat organisasi sadar akan
risiko sehingga laju organisasi bisa dikendalikan. Organisasi bisa melaju dengan kencang
tetapi tetap terkendali.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/44000/2/BAB%20I.pdf

https://bpi.unair.ac.id/enterprise-risk-management/

Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. 2016. Manajemen Risiko. Edisi 3. Penerbit UPP STIM
YKPN, Yogyakarta

Irham Fahmi. 2018. Manajemen Risiko. Edisi Revisi. Penerbit ALFABETA, Bandung

Usman Risalatul Mungawanah 2016. Jurnal Pengaruh Enterprise Risk Management


Terhadap Kinerja Perusahaan

12

Anda mungkin juga menyukai