Dosen Pengampu
Nurianah, SE, MA
Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko oleh Ibu Nurianah, SE, MA.
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
GAMBARAN UMUM INSTANSI..........................................................................................3
2.1 Deskripsi Organisasi....................................................................................................3
2.2 Tugas Unit Kerja.........................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
3.1 Definisi Dan Pengertian Manajemen Risiko...............................................................5
3.2 Prakondisi Penilaian Risiko.........................................................................................7
3.2.1 Karakteristik Penilaian Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.............................................................................7
3.2.2 Data Awal Kelemahan Pengendalian Intern.........................................................7
3.3 Langkah Kerja Penilaian Risiko..................................................................................8
3.3.1 Identifikasi Risiko................................................................................................8
3.4 Analisis Risiko.............................................................................................................9
3.4.1 Prinsip analisis risiko...........................................................................................9
3.4.2 Output Analisis Risiko.........................................................................................9
3.4.3 Langkah Kerja Analisis Risiko...........................................................................10
3.5 Pelaporan...................................................................................................................10
3.6 Pengendalian Risiko Tata Kelola Barang Milik Daerah Pada Bagian Umum...........10
3.6.1 Penilaian Risiko dan Pengendalian....................................................................10
BAB IV....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Tata kelola perusahaan yang baik merupakan prinsip- prinsip tata kelola yang dapat
membantu perusahaan untuk memitigasi risiko dan memanajemen.risiko. Begitu juga pada tata
kelola Pemerintahan yang baik harus mampu meminimalisir dan memitigasi risiko di lingkungan
Pemerintahan. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bupati nomor 35 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penilaian Risiko di Lingkungan Instansi Pemerintah Kabupaten Jombang
yang dilatar belakangi Peraturan Bupati Jombang Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Jombang maupun Peraturan Bupati Jombang Nomor 33 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksaaan
Peraturan Bupati Jombang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang, untuk keseluruhan unsur dan
sub unsur, termasuk sub unsur identifikasi risiko dan analisis risiko, namun belum mencakup
metode pengintegrasian, penetapan kriteria, dan formulir-formulir untuk menuangkan hasil
penilaiannya. Penyusunan pedoman penilaian risiko yang lebih operasional sangat dibutuhkan
karena penyelenggaraan SPIP ( Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ) melekat pada
tindakan dan kegiatan. Pedoman Penilaian Risiko ini dirancang mengikuti tindakan dan kegiatan
pada tiga tingkatan yaitu: strategis, organisasional, dan operasional.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba menyusun rumusan masalah
dalam Risiko Pengelolaan Barang Milik Daerah pada tingkat operasional adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan tata kelola risiko barang milik daerah pada Pemerintah Kabupaten
Jombang khususnya Bagian Umum Sekretariat Daerah?
2. Menganalisis penerapan tata kelola barang milik daerah berbasis risiko pada Bagian
Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang.
1
3. Terlaksananya tata kelola barang milik daerah yang lebih efektif.
1. Memberikan pemahaman tentang pengertian tata kelola barang milik daerah berbasis
risiko pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang.
2. Memberikan gambaran tentang penerapan tata kelola barang milik daerah pada Bagian
Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang.
3. Menjelaskan manfaat dari penerapan tata kelola barang milik daerah berbasis risiko.
2
BAB II
Bagian Umum Sekretarariat Daerah Kabupaten Jombang dibentuk pada tahun 2021
merujuk pada Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2020 sesuai misi Kabupaten Jombang dalam
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional. Bagian Umum Sekretarariat
Daerah Kabupaten Jombang mempunyai tujuan meningkatkan tata kelola pemerintahan, yang
profesional, akuntabel, transparan, dan efektif serta penyelenggaraan layanan publik yang
berkualitas. Bagian Umum Sekretarariat Daerah Kabupaten Jombang mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan dan pemantauan dan evaluasi di bidang tata
usaha pimpinan, staf ahli dan kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga yang diatur dalam
Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas pokok
dan fungsi Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang
KEPALA BAGIAN
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten
Jombang Tahun 2023
3
perlengkapan dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Umum mempunyai
fungsi :
1. Penyiapan bahan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di bidang tata usaha pimpinan,
staf ahli dan kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.
2. Pelaksanaan pelayanan administratif dibidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan
kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga;
4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Urnum yang
berkaitan dengan tugasnya.
Untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Bagian Umum sesuai dengan peraturan bupati nomor
18 tahun 2020 pasal 32 tentang tugas dari Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, Staf Ahli, dan
Kepegawaian sebagai berikut:
6. Mempersiapkan dan mengatur perjalanan dinas Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten
dan Bagian Umum.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Brigham & Daves (2013) manajemen risiko adalah identifikasi kejadian yang
dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan dan kemudian melakukan tindakan untuk
mencegah atau meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Menurut
Djohanputro,( 2008 ), manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam
mengidentifikasi, mengukur, memetakkan, mengembangkan alternatif penanganan risiko dan
memonitor serta mengendalikan penanganan risiko. Sedangkan menurut Irham Fahmi ( 2018 ),
Manajemen Resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu
organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan
menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis.
Mamduh Hanafi ( 2016 ) Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan
risiko yang dihadapi oleh organisasi secara komperhensif untuk tujuan meningkatkan nilai
Perusahaan.
COSO menampilkan format berikut ini yang menunjukan bahwa manajemen risiko
organisasi ( Enterprise Risk Manajemen ) adalah manajemen risiko yang komperhensif.
COSO-ERM terdiri dari 8 komponen yang saling terkait. Kedelapan komponen ini
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, baik tujuan strategis, operasional,
pelaporan keuangan, maupun kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Komponen-
komponen tersebut adalah:
5
2. Penentuan Tujuan (Objective Setting)
8. Pengawasan (Monitoring)
Maksimisasi nilai
perusahaan
Bagan di atas menunjukkan kerangka yang bisa digunakan untuk memulai membangun
departemen manajemen risiko. Salah satu hal yang penting dikerjakan untuk mempersiapkan
manajemen risiko adalah menyiapkan prasarana yang mendukung manajemen risiko, yang
meliputi prasaran lunak dan keras.
Sejalan dengan beberapa pedoman di atas, berdasarkan Peraturan Bupati no: 35 Tahun
2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Risiko Di Lingkungan Instansi Pemerintah
Kabupaten Jombang pada tiga tingkat tindakan dan kegiatan yaitu:
1. Tingkat strategis yang meliputi penilaian risiko pada aspek strategis yang menjadi
tanggung jawab Bupati.
6
3. Tingkat operasional yaitu penilaian risiko di tingkat kegiatan operasional. Secara
praktik, perancangan dan penilaian di ketiga tingkatan tersebut akan teroperasionalkan dalam
masing-masing kegiatan pokok tindakan pendukung yang dilaksanakan oleh suatu unit organisasi
di ketiga tingkatan tersebut.
Hasil Penilaian Risiko berupa daftar risiko, status risiko, dan peta risiko akan menjadi
dasar pengembangan kebijakan dan prosedur dalam Kegiatan Pengendalian. Pemanfaatan hasil
penilaian risiko ini diperlukan untuk memastikan bahwa pengembangan kebijakan dan prosedur
kegiatan pengendalian dilakukan terintegrasi dengan tindakan manajemen dalam perencanaan
strategis hingga pertanggungjawaban berdasarkan skala prioritas dan risiko.
Sesuai dengan Pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Penilaian Risiko meliputi dua kegiatan pokok yaitu
identifikasi dan analisis risiko. Proses penilaian risiko, sesuai ayat (3), didahului dengan
penetapan tujuan baik tujuan di tingkat Instansi Pemerintah maupun tujuan di tingkat kegiatan.
Pemisahan penetapan tujuan ini akan menjadi acuan atau kriteria dalam menilai risiko karena
Penilaian Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam
pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah.
Sebelum penilaian risiko dilakukan oleh suatu unit organisasi, identifikasi tentang
kelemahan SPIP dapat saja telah dilakukan, baik oleh internal maupun eksternal organisasi,
melalui Diagnostic Assessment (DA) maupun oleh audit BPK. Kelemahan-kelemahan SPIP hasil
DA maupun temuan hasil audit atau reviu dari BPK atau APIP perlu dianalisis agar penilaian
risiko efektif dan efisien. Identifikasi kelemahan pengendalian intern ini dimaksudkan untuk
memberikan data awal terhadap risiko yang harus diidentifikasi atau menilai bagaimana
pengaruhnya pada saat dilakukan analisis risiko. Kelemahan suatu pengendalian pada aspek
7
kegiatan tertentu akan dinilai bagaimana pengaruhnya terhadap nilai dampak atau nilai
kemungkinannya.
Sebagai salah satu unsur Penilaian Risiko, Identifikasi Risiko dilakukan untuk menggali
kejadian-kejadian dalam pelaksanaan tindakan dan kegiatan yang mungkin dapat menghambat
pencapaian tujuan. Langkah-langkah berikut ini memberi panduan untuk menggali informasi
tentang pemilik risiko, penyebab, pengendalian risiko yang sudah ada, dan penetapan sisa risiko.
Mela lui tahapan ini, akan disusun suatu Daftar Risiko yang memuat informasi Sisa Risiko.
1. Prinsip Identifikasi Risiko
Risiko selalu ada dan melekat dalam setiap kegiatan Instansi Pemerintah. Namun
demikian, para pelaksana kegiatan umumnya kurang menyadari risiko tersebut sehingga tidak
dapat mengantisipasi kegiatan pengendalian secara tepat. Dalam rangka menjamin perolehan
identifikasi risiko yang akurat, penilaian risiko harus menggunakan metodologi yang tepat dan
me1ibatkan para pemilik risiko yang terkait dengan kegiatan yang dinilai risikonya. Metodologi
yang tepat akan mengarahkan ketepatan proses penilaian, sedang keterlibatan para pemilik risiko
penting karena mereka yang mengerti kegiatan dan menjadi pihak yang terkena dampak atas
kegagalan pencapaian tujuan.
2. Output Identifikasi Risiko
Output Identifikasi Risiko adalah Daftar Risiko yang memuat informasi tentang peristiwa
risiko, pemilik risiko, penyebab risiko, kegiatan pengendalian risiko yang sudah ada, dan sisa
risiko setiap tindakan atau kegiatan yang dinilai risikonya.
3. Langkah Kerja Identiflkasi Risiko
Langkah kerja utama untuk mendapatkan Daftar Risiko untuk masing masing tindakan
dan kegiatan adalah sebagai berikut:
Libatkan para pihak yang melaksanakan dan terkait dengan jalannya kegiatan
yang dinilai risikonya;
Pastikan bahwa orang-orang yang terlibat tersebut mempunyai pengetahuan
mengenai tujuan kegiatan serta tugas dan fungsi instansinya;
Berdasarkan pemahaman tentang tujuan kegiatan, proses bisnis dan
pengendaliannya , dan AOI/ Temuan Audit , lakukan identifikasi risiko yang
meliputi; peristiwa risiko, pemilik risiko, sumber dan uraian penyebab risiko,
pengendalian yang ada serta sisa risiko
Lakukan wawancara, evaluasi dokumen, pengamatan dan pendekatan lainnya
untuk menggali peristiwa risiko yang ada dalam pelaksanaan suatu kegiatan;
Buatkan catatan-catatan tentang peristiwa risiko yang berhasil di identifikasi;
8
Adakan rapat internal (diskusi panel atau Focus Group Discussion (FGD)) untuk
mematangkan pengidentifikasian risiko dengan pendekatan proses bisnis.
Dapatkan informasi tambahan yang sah (valid)/Identifikasi informasi/ dokumen
yang mendukung (SOP, Laporan Hasil Audit/ Evaluasi, pemberitaan dalam media
masa) bahwa risiko- risiko dimaksud memang mungkin akan terjadi.
Tentukan pemilik risiko atas peritiwa yang kemungkinan dapat menghambat
pencapaian tujuan yang telah berhasil diidentifikasi dalam tahapan di atas.
ldentifikasi faktor penyebab terjadinya risiko.
Identifikasi Kegiatan Pengendalian yang sudah ada berkaitan dengan peristiwa
risiko.
Tentukan sisa risiko atas peristiwa risiko jika dihadapkan dengan pengendalian
yang sudah ada.
Tuangkan langkah-langkah di atas dalam Kertas Kerja
Analisis Risiko merupakan langkah untuk menentukan nilai dari suatu sisa risiko yang telah
diidentifikasi dengan mengukur nilai kemungkinan dan dampaknya. Berdasarkan hasil penilaian
tersebut, suatu sisa risiko dapat ditentukan tingkat dan status risikonya sehingga dapat dihasilkan
suatu informasi untuk menciptakan desain pengendaliannya.
Risiko yang telah diidentifikasi harus dianalisis berdasarkan informasi yang akurat
sehingga dapat diperoleh nilai kemungkinan dan dampak yang tepat. Ketepatan penilaian
ini penting karena hasil yang diperoleh akan menentukan prioritas penanganannya.
Dalam penilaian dibutuhkan adanya data-data kejadian pada tahun- tahun sebelumnya
serta data prediksi untuk kejadian pada masa yang akan datang. Karenanya proses ini
membutuhkan proses analisis informasi dan peran serta pelaksana kegiatan yang sangat
memahami proses operasionalnya dan bila dirnungkinkan juga melibatkan para pihak
yang terlibat.
Output Analisis Risiko adalah Status dan Peta Risiko. Status Risiko adalah suatu daftar
yang memuat informasi tentang sisa risiko, referensi dan nilai kemungkinan, referensi
dan nilai dampaknya,serta tingkat dan penjelasannya sesuai dengan urutan mulai dari sisa
risiko dengan tingkat risiko terbesar sampai dengan tingkat terkecil ( descend atau dari Z
ke A). Sedangkan Peta Risiko adalah suatu penggambaran dari masing-masing sisa risiko
9
secara visual sesuai dengan nilainya dalam Matrik Peta Risiko sehingga akan diperoleh
informasi pada area mana sisa risiko tersebut berada.
Langkah kerja utama untuk mendapatkan Status dan Peta Risiko tersebut merupakan
gabungan Penilaian Efektifitas Lingkungan Pengendalian dan Pedoman.
a. Analisis Efektivitas Lingkungan Pengendalian
b. Melaksanakan Prosedur Analisis Risiko
3.5 Pelaporan
Sebagai panduan dalam penyelesaian kegiatan penilaian risko, pada bagian ini akan
diuraikan materi mengenai pelaporan basil penilaian risiko yang menyangkut muatan dan
format Laporan Hasil Penilaian Risiko.
Laporan hasil penilaian risiko barus memenuhi kriteria:
lengkap yaitu memuat informasi tentang risiko yang memerlukan prioritas
penanganan secara menyeluruh,
Akurat yaitu risiko atas kegiatan yang dilaporkan tepat berkaitan kegiatan yang
memang memerlukan penanganan,
Informatif yaitu memberikan basil yang jelas dan mudah ditindaklanjuti.
Sehubungan hal tersebut, laporan minimal harus memuat hal-hal sebagai berikut:
a . Pemilik risikonya;
b. Ruang Lingkup
c. Daftar Risiko, Status dan Peta Risiko
d. Saran terbadap prioritas pengendaliannya.
Laporan tersebut selanjutnya akan menjadi dasar bagi pemilik risiko, dalam hal
ini adalah pimpinan instansi pemerintah atau penanggungjawab kegiatan untuk
menetapkan langkah-langkah pengendaliannya.
3.6 Pengendalian Risiko Tata Kelola Barang Milik Daerah Pada Bagian Umum
10
Tujuan Strategis adalah Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan kualitas layanan publik
sedangkan Sasaran Strategisnya yaitu Meningkatnya kualitas layanan. Bagian Umum
mempunyai 9 kegiatan dengan indikator sebagai berikut :
2. Persentase Barang Milik Daerah aset Bagian Umum dalam kondisi baik
3.6.1.2 Hasil Identifikasi Risiko Pada Tata Kelola Barang Milik Daerah
11
No Sifat Penerima
Pemilik Penyebab Sumber Dampak
. Uraian Risiko Risik Dampak
Risiko Risiko Risiko Risiko
o Risiko
Secara lengkap Skala dampak risiko untuk masing-masing uraian dapat dirinci pada tabel
berikut ini:
Skala Resiko
Sangat Sangat
No Uraian Resiko Tinggi Rendah
Tinggi Rendah
9>6 4>3
16 > 12 2>1
Berdasarkan hasil identifikasi resiko diatas maka langkah-langkah pengendalian yang sudah
dilakukan antara lain :
13
Barang ) dan menempelkan label barang pada setiap item barang pengadaan
baruuntuk mempermudah identifikasi barang tersebut.
2. Telah dilakukan rekonsiliasi antara penyusun rencanan kebutuhan barang milik
daerah dengan bagian penyusunan program dan perencanaan.
3. Telah dilakukan koordinasi terkait rencana penggunaan aplikasi untuk
mempermudah monitoring kegiatan yang akan diselenggarakan dengan
menggunakan sarana dan prasarana/ barang milik daerah yang dikelola bagian
umum.
4. Telah dilakukan koordinasi dan perencanaan untuk rehabilitasi gedung yang nantinya
Sebagian akan digunakan untuk penyimpanan barang milik daerah/ barang
pengadaan oleh bagian umum.
5. Telah dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan setiap bagian pada Sekretariat Daerah
untuk meminimalisir kesalahan dan ketidaksesuaian spesifikasi pengadaan barang.
6. Telah dilakukan koordinasi antara penyusun rencana kebutuhan barang dan bidang
aset BPKAD ( Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ) terkait nomenklatur
dan kode rekening yang seharusnya.
14
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada Bagian Umum
Sekretariat Daerah telah dilakukan proses pengelolaa risiko organisasi pemerintahan khususnya
risiko pengelolaan barang milik daerah telah dilaksanakan sesuai prosedur. Berdasarkan hasil
analisa manajemen resiko dari kegiatan terkait pengelolaan barang milik daerah yang ada di
Bagian Umum terdapat 6 ( enam ) kegiatan yang semuanya berisiko rendah dan ke-enam risiko
tersebut telah berhasil dikendalikan dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16