Disusun Oleh:
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas ridha
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan rancangan aktualisasi yang berjudul
“Mewujudkan Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cilegon
Melalui Penyusunan Draf Lembar Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Cilegon”. Penyusunan rancangan aktualisasi ini sebagai syarat untuk melakukan
aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada Latihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan
III Angkatan LVI BPSDMD Provinsi Banten.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan
setinggi-tingginya melalui ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Rachmat Soegiharto, MA., selaku penguji yang telah memberikan masukan
dan arahan guna menyempurnakan rancangan aktualisasi ini.
2. Bapak Bagus Abdurochman, S.IP., ME., selaku mentor yang telah bersedia
memberikan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk membimbing dan memberikan
arahan serta memotivasi penulis selama penyusunan rancangan aktualisasi.
3. Bapak Bayu N. Nugroho, S. Sos, M.Si., selaku coach yang telah memberikan arahan
dan masukan serta selalu menyemangati penulis untuk dapat menyusun rancangan
aktualisasi.
4. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar dan Seluruh panitia Pelatihan Dasar
CPNS BPSDMD Provinsi Banten Tahun 2022
5. Orang tua, saudara, dan sahabat penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan
semangat.
6. Seluruh rekan-rekan peserta Latsar Golongan III Angkatan LVI, khususnya Kelompok
II yang telah membersamai penulis selama Latsar ini.
Penulis menyadari bahwa rancangan aktulisasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak agar
rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas dalam bidang pekerjaan
dan penerapannya di lapangan serta mampu dikembangkan lebih lanjut.
i
DAFTAR ISI
B. Penetapan Isu............................................................................................................. 12
B. Harapan ..................................................................................................................... 22
ii
DAFTAR DIAGRAM
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil evaluasi AKIP Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2021 ........................ 1
Tabel 2. Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Sekretariat Daerah ............................ 4
Tabel 3. Penetapan Prioritas Isu............................................................................................... 13
Tabel 4. Rancangan Aktualisasi ............................................................................................... 17
Tabel 5. Jadwal Kegiatan ......................................................................................................... 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah maka
perlu diselenggarkannya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah atau disingkat
SAKIP. Penyelenggaraan SAKIP merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Untuk mengetahui sejauhmana
implementasi SAKIP dilaksanakan, serta untuk mendorong peningkatan pencapaian kinerja
yang tepat sasaran dan berorientasi hasil maka perlu dilakukan evaluasi akuntabilitas kinerja
intansi pemerintah (AKIP) atau evaluasi atas implementasi SAKIP. Selama ini proses evaluasi
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Evaluasi atas
Implementasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Setiap tahun, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
mengumumkan hasil evaluasi AKIP melalui penyerahan hasil evaluasi kepada setiap instansi
pemerintah di Indonesia. Salah satu tujuan penyelenggaraan kegiatan tersebut adalah untuk
memberikan informasi kepada masyarakat perihal sejauhmana Kementerian, Lembaga, dan
Pemerintah Daerah mampu melakukan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan anggaran.
Pada tanggal 5 April 2022, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
Tjahjo Kumolo (alm.), mengumumkan hasil evaluasi tahun 2021. Berikut hasil evaluasi AKIP
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten:
1
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
terdapat empat kabupaten yang memperoleh nilai SAKIP dengan kategori BB, tiga kota
memperoleh kategori B, dan satu kota memperoleh kategori CC. Pemerintah Kota Cilegon,
instansi penulis bertugas, memperoleh nilai SAKIP dengan kategori B. Dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015,
kategori B bermakna “Baik” artinya akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki sistem yang
dapat digunakan untuk manajemen kinerja, dan perlu sedikit perbaikkan. Meski nilai SAKIP
Kota Cilegon sudah bermakna baik namun belum sesuai dengan target Nilai SAKIP
Pemerintah Kota Cilegon yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Cilegon Tahun 2021-2026. Pemerintah Kota Cilegon menargetkan nilai SAKIP
pada tahun 2021 memperoleh kategori BB maka dari itu diperlukan komitmen yang kuat untuk
meningkatkan nilai SAKIP Kota Cilegon.
Pada tanggal 31 Desember 2021, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 88 Tahun 2021 tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Dikeluarkannya aturan tersebut berarti mencabut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Evaluasi atas Implementasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selama ini
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan evaluasi AKIP. Perubahan aturan terkait evaluasi
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah memuat adanya perubahan variabel dan bobot
penilaian yang menyebabkan perlunya ada instrumen baru untuk mengevaluasi akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah. Dengan adanya perubahan tersebut mewajibkan seluruh Intansi
Pemerintah di Indonesia untuk menyesuaikan pemodelan dalam proses evaluasi akuntabilitas
kinerja pada instansinya masing-masing termasuk Pemerintah Kota Cilegon. Meski begitu,
hingga saat ini Pemerintah Kota Cilegon belum melakukan penyesuaian pemodelan evaluasi
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 88 Tahun 2021. Hal ini dapat diketahui
melalui belum adanya instrumen evaluasi berupa Lembar Kerja Evaluasi AKIP Kota Cilegon.
Padahal, penilaian evaluasi AKIP yang akan dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kedepannya akan mengacu pada peraturan yang
terbaru. Selain itu pada kriteria penilaian evaluasi AKIP yang terbaru memuat poin ‘terdapat
pedoman teknis Evaluasi AKIP Internal’ yang salah satu unsur dalam pedoman teknis adalah
instrumen evaluasi berupa lembar kerja evaluasi yang sampai saat ini belum disusun. Oleh
2
karena itu, Pemerintah Kota Cilegon harus segera menindaklanjuti arahan dari Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor No. 88 Tahun 2021.
Berdasarkan latar belakang penulisan, dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
penulis mengusulkan kegiatan aktualisasi dengan judul “Mewujudkan Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cilegon Melalui Penyusunan Draf
Lembar Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cilegon”.
Berkaitan dengan usulan tersebut, penulis sebagai ASN yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
pelayan publik dituntutut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu,
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif
sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya.
C. Profil Instansi
1. Visi dan Misi Organisasi
Dalam dokumen Rencana Startegis Sekretariat Daerah Kota Cilegon Tahun 2021-
2026, Sekretariat Daerah Kota Cilegon bertugas membantu Wali Kota Cilegon dalam
melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata
3
laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon. Recana strategis tersebut merupakan dokumen
perencanaan kinerja yang diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Cilegon Tahun 2021–2026, sehingga renstra yang disusun diarahkan dalam
rangka pencapaian RPJMD sesuai dengan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Kota
Cilegon. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cilegon Tahun 2021-2026, visi
dan misi Wali Kota Cilegon sebagai berikut:
a. Visi Kepala Daerah : “Terwujudnya Cilegon Baru, Modern dan Bermartabat”
b. Misi Kepala Daerah : 1) Menghadirkan pemerintahan daerah yang profesional
dan akuntabel
2) Mewujudkan pendidikan yang berkualitas
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan
4) Mewujudkan kesejahteraan yang merata
5) Mewujudkan masyarakat berperadaban
4
2. Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Cilegon
Sumber: Dokumen Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kota Cilegon Tahun 2021-2026
5
7) Melaksanakan faslitasi dan pengoordinasi penyusunan LKIP Pemerintah Daerah;
8) Melaksanakan fasilitasi dan pengoordinasi penyusuan laporan LKIP Sekretaris
Daerah;
9) Melaksanakan fasilitasi dan pengoordinasi penyusunan Penetapan Kinerja
Perangkat Daerah dan Wali Kota;
10) Melaksanakan fasilitasi dan pengoordinasi penyusunan Indikator Kinerja Utama;
11) Pengoordinasian dan penyusunan bahan LKIP Sekretariat Daerah, Penetapan
Kinerja Sekretariat Daerah, bahan LKPJ Wali Kota, LPPD, dan bahan IPPD;
12) Pelaksanaan sinkronisasi, harmonisasi, dan pengendalian program, kegiatan, dan
pekerjaan lingkup Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi;
13) Pengumpulan, pengolahan, penyiapan data Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja dan
Reformasi Birokrasi;
14) Melaksanakan hubungan kerja pelaksanaan tugas dengan Perangkat Daerah terkait,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat sesuai dengan tugas dan fungsinya;
15) Penyusunan norma, standar, prosedur dan ketentuan pelaksanaan tugas Sub Bagian
Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi dan Perangkat Daerah yang
berkaitan dengan Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi;
16) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Perangkat Daerah yang berkaitan Sub Bagian
Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi;
17) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja dan
Reformasi Birokrasi;
18) Pengumpulan dan pengolahan data laporan hasil kegiatan Sub Bagian
Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi dan penyusunan laporan
akuntabilitas dan kinerja Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi
Birokrasi;
19) Penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja Sub Bagian Akuntabilitas Kinerja
dan Reformasi Birokrasi dan Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah
Daerah; dan
20) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan
bidang tugasnya.
b. Melakukan koordinasi, konsultasi, dan kerjasama dengan instansi terkait, sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas.
Adapun pelaksanaan tugas penulis sebagai Analis Akuntabilitas Kinerja Aparatur pada
Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi, Asisten Daerah III sebagai berikut:
6
1. Mengumpulkan laporan capaian kinerja individu dan unit kerja sesuai prosedur yang
berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
2. Mengidentifikasi informasi dari laporan capaian kinerja individu dan unit kerja sesuai
dengan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
3. Menganalisis karakteristik, spesifikasi dan hal-hal yang terkait dengan akuntabilitas
kinerja berdasarkan informasi dari laporan individu dan unit kerja sesuai dengan
ketentuan dan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
4. Menyusun draft laporan akuntabilitas kinerja unit kerja sesuai dengan hasil analisis
dan prosedur yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
5. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja yang menangani penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja unit kerja sesuai dengan posedur yang berlaku untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
6. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur yang berlaku
sebagai bahan evaluasi dan pertanggungjawaban; dan
7. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan baik secara lisan
maupun tertulis.
7
1. Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; dan
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi; dan
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efesien.
3. Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar; dan
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain; dan
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara; dan
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan bersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
8
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu yang ditemukan
melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis serta hasil diskusi dengan mentor
pada unit kerja penulis, yaitu Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi, Asisten Daerah III,
Sekretariat Daerah Kota Cilegon. Adapun isu-isu tersebut sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pemahaman Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Cilegon terkait SAKIP
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau disingkat SAKIP adalah
rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk
tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran,
dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah dalam rangka pertanggungjawaban dan
peningkatan kinerja instansi pemerintah. SAKIP merupakan amanat dari Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan RPJMD Kota Cilegon Tahun 2021-2026, Pemerintah Kota Cilegon
menargetkan nilai SAKIP pada tahun 2021 adalah 70.92 dengan tingkat akuntabilitas
kategori “BB”. Faktanya, hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kota
Cilegon yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, Pemerintah Kota Cilegon memperoleh nilai SAKIP sebesar 67,53
dengan pedikat “B”. Nilai SAKIP Kota Cilegon berkaitan dengan SAKIP Perangkat
Daerah, karena pada pelaksanaannya Perangkat Daerah yang menjalankan kebijakan dan
program untuk mewujudkan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Kota Cilegon. Berikut presentase nilai SAKIP Perangkat Daeerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Cilegon pada tahun 2020:
9
Diagram 2. Nilai SAKIP Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon
Tahun 2020
C; 0; 0% D; 0; 0% AA; 0; 0%
CC; 2; 6% A; 5; 14%
BB; 8; 22% AA
A
BB
B
CC
C
B; 21; 58%
D
Sumber: LHE AKIP Perangkat Daerah Tahun 2020 (data diolah oleh penulis)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 36 Perangkat Daerah yang ada di Lingkungan
Pemerintah Kota Cilegon sebanyak 5 Perangkat Daerah memperoleh nilai SAKIP dengan
kategori A, 8 Perangkat Daerah memperoleh nilai SAKIP dengan kategori BB, dan 23
Perangkat Daerah memperoleh nilai SAKIP dengan kategori ˂BB. Dapat dipahami bahwa
64% Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon belum memenuhi target
nilai SAKIP Pemerintah Kota Cilegon. Hal ini menunjukan belum optimalnya pemahaman
Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon terkait SAKIP.
10
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi merupakan hal yang dianggap baru oleh Pemerintah
Kota Cilegon karena baru dilakukan pada tahun 2019. Pemahaman pelaksanaan Reformasi
Birokrasi pada Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon pun masih
minim. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon yang
dilakukan oleh Tim Evaluator Internal sebagai berikut:
CC: 7
C: 11
AA A BB B CC C D
11
3. Belum dapat dilakukannya proses Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP) Kota Cilegon
Untuk mengetahui sejauh mana implementasi SAKIP dilaksanakan, serta untuk
mendorong peningkatan pencapaian kinerja yang tepat sasaran dan berorientasi hasil,
maka perlu dilakukan evaluasi AKIP atau evaluasi atas implementasi SAKIP. Selama ini
evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kota Cilegon dilakukan oleh Tim
Evaluator Internal yang terdiri dari Aparat Pengawasan Internal Pemerintah atau
Inspektorat Kota Cilegon dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Evaluasi atas
Implementasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Pada tanggal 31 Desember 2021, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 88 Tahun 2021 tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Dikeluarkannya aturan tersebut berarti mencabut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Evaluasi atas Implementasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selama ini
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan evaluasi AKIP. Adanya peraturan baru terkait
evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah mewajibkan seluruh Intansi Pemerintah
di Indonesia untuk menyesuaikan pemodelan dalam proses evaluasi akuntabilitas kinerja
pada instansinya masing-masing termasuk Pemerintah Kota Cilegon. Meski begitu, hingga
saat ini Pemerintah Kota Cilegon belum melakukan penyesuaian pemodelan evaluasi
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 88 Tahun 2021. Hal ini dapat diketahui
melalui belum adanya Lembar Kerja Evaluasi yang ditetapkan sebagai instrumen evaluasi
AKIP Pemerintah Kota Cilegon. Padahal, penilaian evaluasi SAKIP yang akan dilakukan
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kedepannya
akan mengacu pada peraturan yang terbaru. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Cilegon
harus segera menindaklanjuti arahan dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor No. 88 Tahun 2021.
B. Penetapan Isu
Dalam mengidentifikasi masalah, penulis menggunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, Growth). Metode ini merupakan sebuah metode analisas isu dengan menganalisis
tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan dari isu-isu yang ada antara satu dengan lainnya.
12
Hasil analisis ini akan menghasilkan sebuah isu yang paling utama dan menjadi prioritas untuk
dikaji lebih lanjut dengan menentukan alternatif solusi dari permasalahan yang ada.
Metode USG adalah metode yang menetapkan urutan isu strategis dengan teknik scoring.
Proses menentukan urgensi dengan metode ini ialah dengan memperhatikan urgensi dari
masalah, keseriusan yang dihadapi dan kemungkinan perkembangan masalah tersebut menjadi
lebih besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgency, yakni dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
untuk diselesaikan
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh keberhasilan ataupun
membahayakan dari sistem atau tidak.
c. Growth merupakan tingkat perkembangan masalah, yakni apakah masalah yang ada
dapat berkembang sedemikian rupa sehingga masalah tersebut semakin sulit
dipecahkan.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis yang telah melakukan penugasan di unit kerja
Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi, Asisten Daerah III, Sekretariat Daerah Kota
Cilegon, penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan yang tersaji dalam uraian berikut ini:
1. Belum optimalnya pemahaman Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
Cilegon terkait SAKIP;
2. Belum optimalnya pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Pemerintah Kota
Cilegon; dan
3. Belum dapat dilakukannya proses Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP) Kota Cilegon.
13
Keterangan;
Angka 1: Sangat rendah
Angka 2: Rendah
Angka 3: Sedang
Angka 4: Tinggi
Angka 5: Sangat tinggi
Berdasarkan analisis penerapan metode USG di atas maka ditetapkan isu yang menjadi
prioritas, yaitu isu mengenai “Belum dapat dilakukannya proses Evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kota Cilegon”. Selanjutnya adalah menentukan
penyebab terjadinya isu prioritas tersebut, dengan menggunakan diagram fishbone. Berikut ini
adalah diagram fishbone analisis penyebab terjadinya isu:
Proses
Panjangnya proses
Permen PAN RB
No.88/2021 masih penyesuaian evaluasi
dalam tahap diskusi AKIP
oleh Tim Evaluator
Internal Belum dapat
dilakukannya proses
Evaluasi AKIP Kota
Kurang responsifnya sdm Belum Cilegon
dalam menindaklanjuti tersedianya
aturan terbaru evaluasi instrumen
AKIP evaluasi berupa
lembar kerja
Material evaluasi AKIP
Manusia
14
c. Aspek Proses, yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 88 Tahun 2021 masih dalam tahap diskusi serta
panjangnya proses penyesuaian evaluasi AKIP.
Berdasarkan isu prioritas dan penyebabnya, penulis dapat membuat gagasan pemecahan
isu yaitu, “Mewujudkan Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah
Kota Cilegon Melalui Penyusunan Draf Lembar Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Kota Cilegon”. Demi terlaksananya gagasan pemecahan isu tersebut,
maka perlu dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Persiapan awal kegiatan;
2. Melakukan koordinasi dengan Tim Evaluator Internal;
3. Menyusun draf LKE AKIP;
4. Melakukan rapat pembahasan draf LKE AKIP; dan
5. Melakukan evaluasi kegiatan.
D. Dampak Isu
Adapun dampak yang terjadi apabila masalah atau isu “Belum dapat dilakukannya
proses Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kota Cilegon” tidak
diatasi, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi penulis selaku analis akuntabilitas kinerja aparatur
a. Tidak mampu melakukan bimbingan SAKIP kepada Perangkat Daerah dengan baik
dan efektif.
b. Tidak dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota
Cilegon.
2. Bagi organisasi
a. Tidak mampu mengetahui sejauhmana implementasi SAKIP dilaksanakan.
b. Tidak mampu mengetahui perbaikan apa saja yang perlu dilakukan guna
mendorong peningkatan pencapaian kinerja yang tepat sasaran dan berorientasi
hasil.
c. Tidak dapat mempertanggungjawabkan kinerja instansi pemerintah dalam
melaksanakan program dan kegiatan.
d. Hilangnya kepercayaan masyarakat kepada organisasi.
15
E. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Bagian Organisasi dan Reformasi Birokrasi, Asisten Daerah III,
Sekretariat Daerah Kota Cilegon
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya pemahaman Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon terkait SAKIP
2. Belum optimalnya pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Lingkungan Pemerintah Kota Cilegon
3. Belum dapat dilakukannya proses Evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kota Cilegon
Isu yang diangkat : Belum dapat dilakukannya proses Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) Kota Cilegon
Gagasan : Mewujudkan Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Pemecahan Isu Instansi Pemerintah Kota Cilegon Melalui Penyusunan Draf
Lembar Kerja Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Cilegon
16
Tabel 4. Rancangan Aktualisasi
Kolaboratif:
Memberi kesempatan
kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi
17
Keterkaitan substansi mata Kontribusi Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
pelatihan Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Melakukan 2.1.Membuat jadwal rapat Output: Harmonis: Peningkatan
koordinasi dengan Tim Evaluator 1. Terlaksananya koordinasi Mengoordinasikan usulan kompetensi
dengan Tim Internal dengan Tim Evaluator Internal penyusunan draf LKE AKIP Aparatur
Evaluator 2.2.Mengoordinasikan usulan 2. Disetujuinya usulan guna membangun suasana
Internal penyusunan draf LKE penyusunan draf LKE AKIP kerjasama yang harmonis.
AKIP
Evidence: Kolaboratif:
1. Surat undangan rapat
Memberi kesempatan kepada
2. Dokumentasi Foto
berbagai pihak untuk
berkontribusi.
3. Menyusun 3.1.Konsultasi dengan atasan Output: Adaptaif: Peningkatan
draf LKE langsung mengenai 1. Terlaksananya konsultasi Membuat rancangan kompetensi
AKIP penyusunan draf LKE dengan atasan langsung menggunakan google Aparatur
AKIP 2. Draf LKE AKIP telah disusun spreadsheet sebagai bentuk
3.2.Membuat draf LKE AKIP 3. Atasan mengetahui draf LKE menyesuaikan diri
3.3.Melaporkan kepada atasan AKIP yang telah dibuat menghadapi perubahan
terkait draf LKE AKIP zaman yang serba teknologi.
Evidence:
yang telah disusun
1. Dokumentasi Foto
2. Draf LKE AKIP dalam Kolaboratif:
bentuk google spreadsheet Berkonsultasi dengan atasan
sebagai bentuk memberi
kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi
18
Keterkaitan substansi mata Kontribusi Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
pelatihan Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
4. Melakukan 4.1.Membuat jadwal rapat Output: Berorientasi Pelayanan Peningkatan
pembahasan dengan Tim Evaluator 1. Terlaksananya rapat Melakukan perbaikan tiada kompetensi
draf LKE Internal pembahasan draf LKE AKIP henti Aparatur
AKIP 4.2.Melakukan uji coba draf dengan Tim Evaluator
LKE AKIP Internal Kolaboratif:
4.3.Memperbaiki draf LKE 2. Dilakukannya uji coba draf Memberi kesempatan kepada
LKE AKIP berbagai pihak untuk
AKIP
3. Draf LKE AKIP telah berkontribusi
4.4.Mengoodinasikan hasil
diperbaiki
perbaikan draf LKE AKIP 4. Diserahkannya draf LKE
kepada Tim Evaluator AKIP sebagai instrumen
Internal evaluasi ke Tim Evaluator
4.5.Mengomunikasikan draf Internal
LKE AKIP kepada 5. Disetujuinya draf LKE AKIP
Sekretaris Daerah Kota oleh Sekretaris Daerah Kota
Cilegon Cilegon
Evidence:
1. Dokumentasi foto dan video
2. Surat undangan rapat
3. Draf LKE AKIP yang telah
diperbaiki
5. Melakukan 5.1.Mengevaluasi setiap Output: Akuntabel Meningkatkan
evaluasi pelaksanaan tahapan 1. Telah dilakukan evaluasi Melaksanakan tugas dengan sistem
kegiatan kegiatan beserta kegiatan jujur, bertanggung jawab, akuntabilitas
capaiannya 2. Atasan mengetahui hasil cermat, disiplin dan kinerja
evaluasi kegiatan berintegritas tinggi pemerintah
19
Keterkaitan substansi Kontribusi Visi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
mata pelatihan Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5.2.Melaporkan hasil evaluasi 3. Telah disusun draf laporan Kompeten:
kepada atasan aktualisasi Melaksanakan tugas
5.3.Menyusun draf laporan dengan kualitas terbaik
aktualisasi Evidence:
1. Dokumentasi foto
2. Draf laporan aktualisasi
20
F. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan aktualisasi dan habituasi akan dilaksanakana pada tanggal 13 Juli 2022 sampai dengan 15 Agustus 2022. Adapaun jadwal
pelaksanaan kegiatan sebagaimana yang telah disusun dalam rancangan aktualisasi, adalah sebagai berikut:
21
BAB III
PENUTUP
A. Tekad
Dalam menjalankan dan melaksanakan kegiatan aktualisasi ini penulis bertekad untuk
dapat melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggungjawab agar terwujudnya pelaksanaan
evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Kota Cilegon. Penulis juga bertekad untuk
dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) selama menjalankan tugas
dan fungsi sebagai ASN.
B. Harapan
Penulis berharap draf lembar kerja evalusi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
akan penulis susun dapat dimanfaatkan dalam proses evaluasi akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah Kota Cilegon. Penulis juga berharap rancangan aktualisasi ini dapat memberikan
dampak dan pengaruh yang baik di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Cilegon serta dapat
berkontribusi untuk mewujudkan misi Pemerintah Kota Cilegon yakni menghadirkan
pemerintahan daerah yang profesional dan akuntabel.
(protokollebak 2022)
(Handoko 2021; Mirdin 2021; Pambudi 2021; Rahmanendra 2021; Sejati 2021; Sembodo 2021; Suwarno
2021)(Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2014)(Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2020
tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi n.d.)(Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 88 Tahun 2021 tentang Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2021)(Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomo 12 Tahun 2015 tentang Pedoman atas
Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2015)(Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 Tahun 2021
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Cilegon Tahun 2021-2026 2021; Surat Edaran
Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core
Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara 2021)(Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 2020; Rencana Strategis Sekretariat Daerah Kota Cilegon 2021-
2026 2021)
(Peraturan Walikota Cilegon Nomor 23 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi
Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah 2019)
22
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Handoko, Ramah. 2021. Modul Akuntabel. ed. Amelia Ayang Sabrina. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Mirdin, Andi Adiyat. 2021. Modul Berorientasi Pelayaan. ed. Felisia Vestina Santawati.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Pambudi, Anton Sri. 2021. Modul Kompeten. ed. Amelia Ayang Sabrina. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Rahmanendra, Dwi. 2021. Modul Loyal. ed. Handini Mekkawati. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Sejati, Tri Atmojo. 2021. Modul Kolaboratif. ed. Andhi Kurniawan. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Sembodo, Jarot. 2021. Modul Harmonis. ed. Muhammad Rezky Aditya Ardiyan. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Suwarno, Yogi. 2021. Modul Adaptif. ed. Mulia Ela Syifaurrohmah. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
C. Lainnya
Protokollebak. 2022. “Raih Nilai SAKIP BB, Pemkab Lebak Dipacu Lebih Baik Dalam
Pengelolaan Anggaran.” https://kabar6.com/raih-nilai-sakip-bb-pemkab-lebak-dipacu-
lebih-baik-dalam-pengelolaan-anggaran/ (July 1, 2022).
24