OLEH
Drs. JAINI, M.M.Pd.
NIP 19630104 198803 1 018
2020
i
MELEJITKAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT
MELALUI PEMBINAAN INTENSIF DAN KOLABORASI
DENGAN SASANA DI SMP NEGERI 1 BENDO
DIBUAT
DALAM RANGKA UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH (UKKS).
2020
i
ii
iii
ABSTRAK
Jaini, 2020. Melejitkan Prestasi Ekstrakurikuler Pencak Silat Melalui Pembinaan Intensif
dan Kolaborasi dengan Sasana di SMP Negeri 1 Bendo. Laporan Best Practice.
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN BREST PRCTICE .............................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
B. Ekstrakurikuler ...................................................................................... 9
C. Pencapaian Prestasi.............................................................................. 11
vi
1. Perencanaan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pencak Silat .................... 13
B. Kendala.................................................................................................... 20
C. Hasil.......................................................................................................... 20
A. Simpulan.................................................................................................. 22
B. Rekomendasi........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 23
LAMPIRAN............................................................................................................ 25
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
2. Lampiran 2 26
a. Lembar Peminatan 27
b. Rekapitulasi Peminatan 28
3. Lampiran 3 29
4. Lampiran 4 33
5 Lampiran 5: 36
b. Notulen 38
d. Foto Seminar 43
7. Lampiran 7: Foto
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencak silat merupakan olahraga bela diri yang bersumber pada kepribadian
bangsa Indonesia. Olahraga ini merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang,
yang perlu dilestarikan. Saat ini olahraga pencak silat tidak saja dipelajari oleh
bangsa Indonesia, tetapi negara-negara dilain benua pun sudah banyak yang
menggunakan pencak silat sebagai cabang olahraga yang dilombakan. Oleh karena itu,
peserta didik sebagai generasi muda harus mampu melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan tradisional ini karena di tangan generasi mudalah kejayaan pencak silat
bergantung.
Salah satu wadah pembinaan peserta didik di sekolah adalah kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler
didasari atas tujuan dari kurikulum sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan tingkat SMA dan
SMK Pasal 2 pada poin c memuat pedoman kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola
satuan pendidikan. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah. Dengan demikian, Kepala Sekolah merupakan komponen yang
penting dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Kepala Sekolah merupakan pemangku kebijakan sekaligus sebagai manajer yang
menata manajemen sekolah melalui tahapan awal dengan proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, mengendalikan usaha dan tindakan
kepada seluruh objek kebijakan serta mendayagunakan seluruh sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mulyasa,
dalam menjalankan suatu proses, semua manajer dengan ketangkasan dan
keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai
kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan (2004;104)
Sebagai lembaga formal, sekolah perlu menggandeng lembaga nonformal
untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu contoh lembaga nonformal
1
yang dapat digandeng tersebut adalah Sasana Pelatihan yang biasa melakukan
pembinaan bakat anak di luar jam sekolah. Kerja sama seperti itu merupakan suatu
terobosan positif yang perlu dilakukan.
Sekolah mempunyai sifat yang umum, luas dan kompleks, bahkan memiliki
keunikan masing-masing. Wahjosumidjo (2003;81) menjelaskan bahwa sekolah
sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain
saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan bahwa
sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh
organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri itu menempatkan sekolah memiliki karakter
tersendiri, tempat terjadinya proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya
pembudayaan kehidupan umat manusia.
Permasalahan pokok pada umumnya di sekolah-sekolah adalah kurangnya
rencana yang terprogram dan sistematis dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu, penyebab utama kegiatan ekstrakurikuler belum terlaksana dengan maksimal
adalah belum adanya sarana belajar yang memadai dan guru pendamping yang sesuai.
Untuk itu, diperlukan sarana dan pelatih ekstrakurikuler. Disinilah peran Kepala
Sekolah sebagai manajer dalam menentukan perencanaan program sesuai dengan tata
kelola dan menentukan guru pendamping serta pelatih ekstrakurikuler. Oleh karena
itu,dengan pembinaan yang intensif dan kerja sama (kolaborasi) yang baik dengan
sasana pelatihan yang ada, penulis bertekad untuk melejitkan prestasi ekstrakurikuler
pencak silat diSMP Negeri1 Bendo, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam pelaksanaan best practice ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Kepala Sekolah dalam melejitkan prestasi ekstrakurikuler
pencak silat peserta didik?
2. Apakah kerja sama dengan Sasana Pelatihan dapat melejitkan prestasi
ekstrakurikuler pencak silat peserta didik?
2
2. Mengetahui hasil kerja sama dengan Sasana Pelatihan dalam melejitkan prestasi
ekstrakurikuler pencak silat peserta didik.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
d. Barnawi dan M. Arifin (2014:14) mendefinisikan manajemen merupakan kegiatan
atau rangkaian kegiatan yang berupa sebuah proses pengelolaan usaha bekerja sama
dalam kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan supaya efektif dan efisien.
e. Stoner dalam bukunya Helmawati (2015:19) mendefinisikan manajemen adalah se-
bagai proses untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengenda-
likan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organ-
isasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan.
Kemampuan manajemen kepemimpinan seorang Kepala Sekolah tidak
hanya untuk memengaruhi bawahannya, tetapi bagaimana peran seorang Kepala
Sekolah memosisikan diri untuk mampu menjadi pengendali dan penggerak bagi
keberlangsungan roda organisasi dan pemberdayaan bawahan yang dipimpinnya.
Pengendalian yang dimaksud adalah dapat berupa kemampuan Kepala
Sekolah dalam mengadakan pengawasan kepada bawahannya. Pengawasan meru-
pakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas atau
kegiatan sudah sesuai dengan semestinya atau tidak. Pengawasan merupakan suatu
proses bagi Kepala Sekolah untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau
kebijakan yang telah ditentukan.
Mulyasa (2004:103) menerangkan beberapa peran dan fungsinya sebagai
manajer, Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat memberdayakan
tenaga kependidikan dengan saling kerja sama. Kepala Sekolah harus memberi ke-
sempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesionalitas-
nya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam kegiatan yang
menunjang program sekolah.
5
yang diberi tugas olehb awahannya untuk memimpin suatu lembaga madrasah atau
sekolah untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Berkaitan dengan kepemimpinan, menurut Sri Sugiharti (2013:2), seorang
tokoh nasional yang dapat dijadikan panutan adalah Ki Hadjar Dewantara.Beliau
tokoh nasional yang sangat peduli dengan pendidikan.Salah satu warisan ilmu untuk
menjalankankepemimpinan dikenal dengan konsep trilogi kepemimpinan. Isinya
adalah (1) Ing Ngarsa Sung Tuladha,(2) Ing MadyaMangun Karsa,(3) Tut Wuri
Handayani. Artinya, membimbing dengan adanya contoh keteladanan, membina
dengan membangun kehendak atau program, dan mendorong kreativitas dengan
memberikan kekuatan. Trilogi kepemimpinan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Antara keteladanan dalam keinginan untuk membangun suatu tatanan
pada lembaga tentu diperlukan adanya daya dorong. Kepala Sekolah dapat dikatakan
sebagai sarana pengungkit untuk menggerakkan segala elemen seluruh warga sekolah.
Trilogi kepemimpinan ini sangat baik jika diterapkan oleh kepala sekolah
melalui tata kelola dalam kepemimpinan di suatu lembaga pendidikan. Kepala sekolah
yang baik dalam tata kelola, tentu dapat menggerakkan kesadaran orang-orang yang
dipimpinnya untuk lebih meningkatkan etos kerja anggota sehingga akan memberikan
kemajuan pada perkembangan sekolah.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya Sutrisno (2012:29),
Kepala Sekolah dapat didefinisikan sebagai guru senior yang dipandang cakap dan
memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan itu, yang diangkat oleh pihak
berwenang untuk mengelola suatu sekolah. Kemudian menurut Wadib (2017:66),
Kepala Sekolah adalah orang yang memiliki kemampuan menggerakkan semua
personal satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas pembelajaran yang dapat
mendorong sekolah untuk mewujudkan visi.
Tanpa visi, seorang pemimpin akan kehilangan motivasi untuk berjuang
dalam berkarya, akan kehilangan keberanian untuk melaksanakan visinya. Kepala
Sekolah harus mempunyai sistem, supaya sekolah yang dipimpinnya berjalan
sesuai arah kebijakan, potensi diri bawahan menjadi berdaya, dan keberadaan diri
serta kepercayaan diri sebagai seorang Kepala Sekolah yang mencerminkan orang
yang berdaya. Makna berdaya ini tentu berkaitan dengan kompetensi atau
kemampuan. Oleh karena itu, Kepala Sekolah harus mempunyai kompetensi untuk
mengelola.
6
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tertuang
kompetensi manajerial kompetensi Kepala Sekolah, yaitu (1) menyusun perencanaan
sekolah mengenai berbagai tingkatan perencanaan; (2) mengembangkan organisasi
sekolah sesuai dengan kebutuhan; (3) memimpin sekolah dalam rangka penda-
yagunaan sumber daya sekolah secara optimal; (4) mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif; (5) menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik;
(6) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal; (7) mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal; (8) mengelola hubungan sekolah dan masyarakat
dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiyayaan sekolah; (9)
mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta ddik baru, dan penempatan
serta pengembangan kapasitas peserta didik; (10) mengelola pengembangan kurikulum
dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; (11)
mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan danefisien; (12) mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah; (13) mengelola unit layanan khusus sekolah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah; (14)
mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan; (15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah; (16) melakukan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan progam kegiatan sekolah dengan prosedur yang
tepat serta merencanakan tindak lanjut (Suhardiman; 2012:42).
Selanjutnya Effendi (2003:97) menjelaskan Kepala Sekolah mempunyai
fungsi untuk mengelola kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan fungsi dalam
tindakan dan kebijakan sehari-hari. Fungsi Kepala Sekolah dalam kesehariannya
itu adalah: (1) Kepala Sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain; (2) Kepala
Sekolah bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan; (3) Kepala Sekolah
bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan;
(4) perbuatan yang dilakukan oleh para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa yang
tidak dapat dilepaskan dari tanggungjawab kepala sekolah; (5) Kepala Sekolah harus
berpikir secara analitik dan konsepsional; (6) Kepala Sekolah adalah seorang
7
mediator; (7) Kepala Sekolah adalah seorang politisi; (8) Kepala Sekolah adalah
seorang diplomat; (9) Kepala Sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit.
Selanjutnya menurut Wahdjosumijo (2003:106) dalam kaitannya dengan
penilaian kinerja Kepala Sekolah, seorang Kepala Sekolah harus memiliki
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
Kepala Sekolah sebagai orang yang multifungsi. Kepala Sekolah sebagai sarana
komunikasi di lingkungan internal dan eksternal sekolah. Dalam pemecahan masalah
harus dengan pertimbangan matang, dikarenakan di sekolah terdiri dari orang-orang
yang mempunyai latar belakang dan karakter yang berbeda. Jangan sampai dalam
pemecahan masalah menimbulkan adanya konflik baru. Kepala Sekolah harus dapat
menjalin hubungan dengan komite sekolah dan pemangku kebijakan eksternal yang
lain. Karena organisasi apapun termasuk sekolah pasti mempunyai suatu masalah
yang perlu disikapi.
Pernyataan ini mengandung maksud bahwa Kepala Sekolah sebagai
pemimpin sekaligus sebagai atasan di lembaga formal pendidikan, hendaknya
mampu memiliki kehandalan dalam melaksanakan tugas. Kemampuan untuk
mengatur ditunjukkan oleh kemampuan Kepala Sekolah dalam melakukan adanya
perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, evaluasi, dan pengawasan terhadap
bawahan yang menjadi sasaran dari arah kebijakan. Hasil kemampuan pimpinan
ditunjukkan melalui kemampuannya memotivasi dan mendisiplinkan karyawan.
Melalui kemampuan manajerial itu, diharapkan mampu meningkatkan produktivi-
tas sekaligus etos kerja.
Kemudian menurut Andang (2014:58) untuk mendukung tugas Kepala Seko-
lah, masih terdapat tugas lain untuk meningkatkan fungsi kepala sekolah sebagai man-
ajer dalam bentuk pencapaian kerja yang harus dipenuhi supaya terwujud sekolah
sesuai dengan keinginan bersama sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No. 20
tahun 2003, aspek kerja yang harus dipenuhi adalah: (1) memiliki progam jangka pan-
jang (8 tahun) akademik dan non-akademik; (2) memiliki progam jangka menengah (4
tahun) akademik dan non-akademik; (3) memiliki progam jangka pendek (1tahun)
akademik dan non akademik serta RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Be-
lanja Sekolah); (4) mempunyai mekanisme monitor dan evaluasi pelaksanaan progam
secara sistematika dan periodik; (5) mempunyai susunan kepegawaian: (6) mempunyai
susunan kepegawaian pendukung antara lain pengelola perpustakaan; (7) menyusun
8
kepanitiaan untuk kegiatan temporer; (8) memberikan arahan yang dinamis; (9) men-
goordinasikan staf (tenaga pendidikan) yang sedang melaksanakan tugas: (10) mem-
berikan penghargaan (reward) atau hukuman (punishment); (11) memanfaatkan sum-
ber daya manusia secara optimal; (12) memanfaatkan sarana prasarana secara optimal;
(13) merawat sarana dan prasarana milik sekolah; (14) mempunyai catatan kinerja
sumber daya manusia yang ada di sekolah; (15) mempunyai progam peningkatan mutu
sumber daya manusia.
B. Ekstrakurikuler
1. Ekstrakurikuler Pencak Silat
Secara garis besar, pendidikan terdiri atas pendidikan informal, formal, dan
nonformal.Pendidikan formal yang dapat ditempuh melalui pendidikan disekolah
sudah seharusnya tidak hanya terfokus dalam memberikan pendidikan akademik saja,
nonakademik juga menjadi bagian dari prioritas. Keduanya harus disangkutpautkan
untuk membina peserta didik tentang kepribadian, mengembangkan kemandirian dan
keterampilan serta kreatifitas. Dalam bidang non akademik, kegiatan yang ditempuh
pada umumnya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan diadakan ekstrakurikuler ini
sekolah mempunyai tujuan sebagai kebijakan baru jalur pendidikan tambahan untuk
mengembangkan potensi diri peserta didik.
Dalam Permendikbud Tahun 2014 Nomor 62, Pasal 5 menyebutkan: Satuan
pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan
bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
dibawah bimbingan dan pengawasan sekolah bertujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta
didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Menurut Mulyono (2009:186) dalam pengertian lain disebutkan kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran.
Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar.Kegiatan ekstrakurikuler
ini sering di maksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang
diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, ketrampilan dan
kepramukaan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan
intrakurikuler sebagai sarana kegiatan tambahan untuk menjembatani bakat dan minat
9
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang kepada peserta
didik.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan
intrakurikuler pembelajaran di dalam kelas atau sebagai kegiatan tambahan untuk
wadah bakat dan minat peserta didik. Ekstrakurikuler dapat dikatakan sebagai
pelengkap bagi pelajaran yang wajib. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan
peluang pada peserta didik untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan
orang lain tentang kegiatan yang sedang mereka pelajari. Berdasarkan pengertian
tentang ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ektrakurikuler tidak
hanya bermanfaat bagi pelajar dalam mengisi waktu luang tetapi juga ditujukan untuk
pembentukan perilaku sosial sebagai bekal peserta didik setelah lulus dari sekolah.
Pencak silat merupakan bagian dari warisan budaya negara kita yang harus
dilestarikan. Pencak silat merupakan salah satu alat pemersatu bangsa dan identitas
bangsa Indonesia. Beladiri diciptakan dengan menirukan gerakan binatang yang ada di
alam sekitar, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung sehingga dikenal ada
jurus kera, jurus harimau, jurus ular, dan jurus-jurus yang lain. Selain itu,
perkembangannya pencak silat sebagai warisan kebudayaan mengambil teknik-teknik
lainnya tidak hanya yang terdapat di Indonesia, tetapi terjadi proses penggabungan
teknik-teknik yang berasal dari negara lain seperti China dan Eropa.
Menurut Endang (2011:30) silat diperkirakan sudah ada di Indonesia sejak
abad ke-7 Masehi, tetapi daerah mana sebagai asal mulanya belum dapat ditentukan
secara pasti. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sudah memiliki pasukan perang
dengan pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu beladiri silat yang luar biasa
tangguhnya dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang memiliki kemahiran dalam
pembelaan diri.
Adapun pengertian pencak silat menurut Kolis (2016:77) berasal dari dua kata
yaitu pencak dan silat. Pencak berarti gerakan dasar beladiri yang terkait pada
peraturan. Silat mempunyai pengertian gerak beladiri yang sempurna yang bersumber
pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau keselamatan bersama,
menghindarkan diri ancaman dan bencana. Dalam perkembangnya saat ini pencak
silat mengedepankan unsur seni keindahan gerakan.
10
2. Sasana sebagai Tempat Pelatihan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang harus mampu mewadahi
kebutuhan peserta didik. Wadah ini melalui adanya ekstrakurikuler sebagai wadah
penyalur bakat dan minat peserta didik. Sekolah dapat menentukan dan memilih serta
menyediakan wadah sesuai dengan program yang telah disusun. Dalam lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A
tentang Implementasi Kurikulum. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang SistemPendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler sekolah dapat melakukan kerja
sama dengan pihak lain. Salah satu langkah yang diambil adalah bekerja sama dengan
sasana atau tempat latihan beserta pelatihnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sasana tergolong dalam kata benda yang mempunyai arti tempat berlatih atau
gelanggang (https://jagokata.com/arti-kata/sasana.html, diunduh tanggal 30 Juni 2020,
pukul 20.03).
C. Pencapaian Prestasi
Prestasi merupakan suatu kebanggaan pada diri dan dapat dibanggakan kepada
yang lain. Di sekolah untuk menjadi yang terbaik adalah dengan prestasi yang diraih.
Dengan prestasi yang diraih oleh peserta didik, tentu saja sekolah juga akan mendapat
nama baik. Seseorang yang berprestasi tentu mempunyai kebanggaan dan akan
dibanggakan oleh lingkungan sekitar demikian juga dengan teman-temannya. Teman
akan selalu mendukung apa yang kita lakukan, teman juga akan selalu membantu jika
kita mengalami kesusahan. Seperti yang dialami oleh para informan dalam penelitian
ini yang selalu didukung oleh teman para informan agar mencapai yang terbaik.
Menurut Mulyono (2008:186), prestasi non akademik adalah prestasi atau
kemampuan yang dicapai siswa dari kegiatan di luar jam atau dapat disebut dengan
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah
yang dilakukan dalam rangka kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di
luar jam sekolah normal.
11
D. Intensif dan Kolaborasi
Menurut Imam dalam Kamus Praktis Bahasa Indonesai (2010:538) intensif
berarti secara sungguh-sungguh dan terus menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga
memperoleh hasil yang optimal. Menurut Abdulsyani (1994:156) kolaborasi adalah su-
atu bentuk proses sosial, dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan
untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivi-
tas masing-masing.
Sebagaimana dikutip oleh Abdulsyani (1994:159), Roucek dan Warren, men-
gatakan bahwa kolaborasi berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama
merupakan suatu proses sosial yang paling dasar. Biasanya kolaborasi melibatkan pem-
bagian tugas, yang setiap orang mengerjakan pekerjaan yang merupakan tanggung
jawab demi tercapainya tujuan bersama.
Dalam istilah administrasi, pengertian kolaborasi sebagaimana yang dijelaskan
oleh Hadari Nawawi (1984:7) adalah usaha untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan melalui pembagian tugas atau pekerjaan, tidak sebagai pengotakan kerja,
tetapi sebagai satu kesatuan kerja yang semuanya terarah pada pencapaian tujuan.
Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan suatu gabungan kerja yang saling terkait satu
sama lain mulai Kepala Sekolah beserta jajaran yang menjadi bawahannya, pihak yang
bekerja sama dan juga peserta ekstrakurikuler pencak silat.
12
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
13
Jenis Kegiatan Tujuan Pelaksanaan
gai sarana promosi.
Pengawasan dan Menilai keberhasilan ekstrakurikuler terha- Akhir semester
evaluasi dap program yang dilanjutkan sebagai
bahan pembanding di tahun berikutnya.
Sekolah sebagai salah satu tempat untuk proses dalam kecakapan hidup kaitannya
dengan kegiatan ekstrakurikuler pencak silat mempunyai beberapa tujuan. Adapun
rencana kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
• Memperkenalkan dan menunjukkan ekstrakurikuler pencak silat kepada peserta
didik SMP Negeri 1 Bendo.
• Mengajak peserta didik yang mempunyai keterampilan bela diri untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat.
• Sebagai kegiatan penyalur minat dan bakat peserta didik.
• Melakukan latihan rutin sesuai dengan jadwal dan program ekstrakurikuler pencak
silat.
• Untuk memunculkan prestasi peserta didik dalam cabang olahraga pencak silat.
• Memasyarakatkan olahraga pencak silat.
Kepala sekolah sebagai motivator kepada peserta didik yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Memberi arahan dan semangat kepada peserta
didik, prestasi itu tidak hanya akademik namun dapat juga berupa non akademik.
Dengan kesungguhan dalam berlatih dan disiplin itu jalan untuk menuju prsetasi.
14
Ekstrakurikuler pencak silat sebagai wadah penyaluran minat bermuara pada
pencapaian prestasi peserta didik.
Arahan dan motivasi yang diberikan Kepala Sekolah kepada peserta didik
adalah:
a. Peserta didik harus memupuk rasa percaya diri.
b. Peserta didik harus mempunyai kekuatan fisik dan mental.
c. Peserta didik harus berpikir cepat dengan cermat.
d. Peserta didik harus mempunyai disiplin waktu.
e. Peserta didik harus berlatih untuk menumbuhkan jiwa ksatria.
f. Peserta didik harus mempunyai keinginan untuk meraih prestasi kejuaraan.
Dorongan dan semangat sebagai bekal anak dalam berlatih sehingga
terbentuklah kemapanan jiwa peserta didik akan memiliki pemahaman dan keseriusan
dalam berlatih. Dengan demikian, arah untuk menuju raihan prestasi akan dapat
dicapai.
15
sebanyak 25 siswa. Dengan rincian peserta didik kelas VII sebanyak 7 anak, kelas VIII
sebanyak 11 anak, kelas IX sebanyak 7 anak.
16
Tabel 3.3 Jadwal Ekstra Pencak Silat
No Jenis ekstrakurikuler Hari/Pukul Hari/Pukul
1. Pencak Silat Kamis 15.30 – 17.00
Adanya kerja sama sebagai wujud jalinan dengan pelatih dari luar dan peserta
didik pada suatu padepokan bertujuan untuk mewujudkan harapan dengan munculnya
prestasi dari peserta didik. Adapun materi pelatihan sepenuhnya tergantung dari
pelatih, guru pembimbing dengan petunjuk Kepala Sekolah. Secara berkala, Kepala
Sekolah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan ekstrakurikuler pencak silat
yang ada di sekolah dan di padepokan. Karena kegiatan melibatkan unsur masyarakat,
17
maka pelaksanaan kegiatan sepenuhnya berada di tangan pelatih. Inilah yang
dinamakan unsur kerja sama antara sekolah dan masyarakat. Adapun jadwal latihan di
padepokan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan di Padepokan Putra Lawu
PELAKSANA WAKTU HARI TEMPAT
Padepokan 15.30 – 17.00 Sabtu Padepokan Putra Lawu, Desa
Putra Lawu Tamanan, Kecamatan Sukomoro
Untuk menanamkan sikap disiplin, peserta didik harus sudah datang setengah
jam sebelum kegiatan ekstrakurikuler dimulai. Setelah datang di tempat berlatih harus
melalukan pemanasan ringan. Kegiatan ini dapat dilakukan sendiri-sendiri atau
bersama-sama karena hal itu merupakan bagian dari ketekunan dan keuletan peserta
didik. Kedua hal tersebut merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh peserta
didik untuk meraih kesuksesan dalam prestasi. Sebagai wujud kebersamaan peserta
didik ekstrakurikuler pencak silat harus mempersiapkan alat yang digunakan,
membersihkan tempat latihan. Demikian juga setelah selesai, semua peserta didik
harus mengembalian semua peralatan dan membersihkan tempat berlatih.
Peserta didik yang mengikuti ekstra pencak silat kadang kala mengadakan
kegiatan studi banding atau latih tanding dengan ranting atau padepokan yang lain.
Hal ini untuk melihat perkembangan peserta didik pada saat berlatih. Selain itu, juga
mengikuti pertandingan-pertandingan antar perguruan, antar pelajar atau kegiatan
pertandingan di bawah naungan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga
Kabupaten Magetan melalui ajang tahunan seperti Festival Lomba Seni Siswa
18
Nasional, kejuaraan-kejuaraan lain yang ada di bawah naungan Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI).
Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini disusun program latihan mulai pra latihan,
latihan inti, dan penutup. Program latihan ini tersusun sebagai berikut:
Tabel 3.5 Materi Latihan Ekstrakurikuler Pencak Silat
Sistematika
No. Pengajaran Materi Sasaran pembinaan
1. Pralatihan a. Salaman - Pembinaan sikap mental
b. Penghormatamkepada pelatih - Hormat kepada yang lebih tua
c. Berdoa - Sikap keimanan.
19
B. Kendala
Selama kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 1 Bendo
berlangsung, ada beberapa kendala yang dihadapi. Kendala itu ada yang dari internal
dan eksternal: Kedua jenis kendala tersebut sebagai berikut:
• Semangat para peserta kadang-kadang menurun. Untuk mengatasi hal tersebut
pelatih membuat suasana yang berbeda dalam latihan.
• Peserta ekstrakurikuler pencak silat kadang hanya sebagian yang datang. Untuk
mengatasi hal tersebut pelatih harus mengulang materi latihan.
• Peserta ekstrakurikuler kadang kurang fokus untuk berlatih. Untuk mengatasi hal
tersebut pelatih dan guru pembimbing memberikan nasihat dan arahan.
• Peserta ekstrakurikuler pencak silat kadang berbeda dalam menerima materi
latihan tentang gerak dan jurus. Untuk itu pelatih mengajak peserta yang sudah
mampu untuk ikut membantu peserta yang belum dapat mempraktikkan sesuai
arahan pelatih.
C. Hasil
SMP Negeri 1 Bendo setelah mengikuti proses latihan yang terprogram dan
kerja sama yang dilakukan sekolah dan Padepokan Putra Lawu. Ada beberapa
prestasi kejuaraan yang sangat membanggakan. Beberapa hasil prestasi itu sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Daftar Raihan Prestasi
No Nama Kejuaran Tingkat Juara
1 Dimas Saputra Kejuaran Pencak Silat Antar Provinsi Juara I kelas F
Pelajar SMP, SMA pra remaja
Sederajat dan Dewasa
Tingkat se-Jawa Timur
Invitasi Jawa IAIN Cup
Tahun 2017, 18-21 Januari
2017.
2 Dimas Saputra Olimpiade Olahraga Siswa Kabupaten Juara I kelas F
Nasional SMP Tingkat tanding pria
Kabupaten Tahun 2017, 15-
18 Maret 2017.
3 Dimas Saputra Kejuaran pencak silat UNJ Nasional Juara I kelas E
Open ke V, Jakarta 25-27 putra
April 2017.
4 Dimas Saputra Kejuaran Bupati Cup III Kabupaten Juara 1 SMP E –
Hari Jadi ke 342 GOR Ki PA
Mageti, 5 -8 Oktober 2017
5 Alfyah Wulan ITS CUP V OPEN 2018 Provinsi Juara 2 Seni
20
No Nama Kejuaran Tingkat Juara
Sasmita 2-7 Januari 2018 Regu Putri
Kategori Pra
Remaja
6 Amelia Tiara ITS CUP V OPEN 2018 Provinsi Juara 2 Seni
Bhanuwati 2-7 Januari 2018 Regu Putri
Kategori Pra
Remaja
7 Ahmad Fauzi Kejuaraan Setia Hati Terate Provinsi Juara II kelas C
Unitomo Cup 2018 Se-Jawa Pra Remaja
Timur, 9- 12 Agustus 2018.
8 Ahmad Fauzi Kejuaran Pencak Silat Kabupaten Juara I kelas
Bupati Cup IV Hari Jadi SMP C - Pa
Magetan Ke 343 2018, 18-
20 Oktober 2018.
9 Ahmad Fauzi Kejuaran pencak silat Nasional Juara II kelas C
Bekasi Open II Tingkat putra remaja
Nasional 2018, 21-23
Desember 2018.
10 Dimas Saputra Kejuaraan Pencak Silat Karesidenan Juara III kelas D
PSHT Antar Ranting, 22- 26 kategori remaja
Januari 2019
BAB IV
21
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Paparan di atas menunjukkan suatu hasil yang membanggakan tidak hanya bagi
Kepala Sekolah, tetapi bagi semua pihak. Penyelesaian permasalahan untuk mencapai
suatu prestasi sudah terjawab dengan melibatkan unsur pihak luar sebagai mitra yang
menyediakan pelatih dan juga tepat untuk berlatih. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa
prestasi itu tidak hanya berupa akademik, tetapi prestasi non akademik juga merupakan
suatu hal yang dapat diraih sekaligus membanggakan. Bahkan prestasi non akademik
berkaitan langsung dengan keahlian dan minat yang ada pada diri peserta didik.
Perwujudan bentuk kerja sama dilakukan dengan pihak luar karena tanggung
jawab pendidikan generasi bangsa pada hakikatnya bukan hanya berada di sekolah,
melainkan masyarakat juga mempunyai andil. Kepala Sekolah sebagai guru yang diberi
tugas tambahan tentu tidak terlepas dari empat kompetensi guru. Bekerja sama dengan
pihak luar jelas merupakan kompetensi sosial yang tepat pada sasaran.
Daya pikir Kepala Sekolah dapat memanfaatkan komunikasi dengan pihak luar
sehingga terjalin hubungan yang erat dan berkesinambungan untuk prestasi dan nama
baik sekolah di lingkungan masyarakat. Pemanfaatan sasana atau tempat latihan pencak
silat Padepokan Putra Lawu adalah contoh yang nyata. Karena hasilnya yang sangat
baik dan bersifat lama serta mudah dilaksanakan dengan biaya yang tidak begitu banyak
adalah bentuk terobosan untuk sekolah lain.
B. Rekomendasi
Berkenaan simpulan di atas, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Hendaknya kerja sama dengan pihak luar dalam memajukan dan meraih prestasi
sekolah terus ditingkatkan demi terbangunnya citra baik sekolah.
2. Hendaknya sekolah dapat mengambil keputusan yang baru dari kegiatan kerja sama
dengan pihak luar untuk terus dijaga dan dikembangkan.
3. Hendaknya setiap warga sekolah memahami bahwa pendidikan tidak hanya di seko-
lah, proses yang lain secara berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan pemberian
kecakapan hidup yang bermakna bagi peserta didik untuk mencapai prestasi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Abd.Wahab & Umiarso.2016. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Andang.2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Barnawi dan M.Arifin.2014. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Efendi, Nur. 2015. Islamic Educational Leadership. Jogjakarta:Kalimedia.
Endang, Kumaidah. Penguatan Eksistensi Bangsa Melalui Seni Bela Diri Tradisional
Pencak Silat, (“Seminar Pencak Silat Tradisional dalam Perspektif Budaya dan
Sejarah”, 17 Februari 2011 di Universitas Indonesia).
Helmawati.2015. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
https://jagokata.com/arti-kata/sasana.html, diunduh tanggal 30 Juni 2020.
Imam,Taufik..2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Ganeca Exact.
Juliantoro, Mohamad. 2017.Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
(DalamJurnal Al-Hikmah, vol. 5, no. 2 Oktober 2017.)
Kholis, Moh. Nur.Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk Moralitas
Bangsa, (Jurnal SPORTIF, Vol. 2 No. 2 November Tahun 2016).
Makawimbang, J. H. 2012. Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu. Bandung: Alfabeta.
Mulyono. 2009.Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan.Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mulyasa, E. 2004.Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan
MBS dan KBK. Bandung: Rosda.
Nawawi, Hadiri. 1984. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Onisimus, Amtu. 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfa-
beta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2018
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
23
Setyorini.2015. Penerapan Pola Latihan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putra
Muhammadiyah dalam Pembinaan Karakter Disiplin dan Cinta Tanah Air Siswa
SMPMuhammadiyah 4 Jogjakarta.(Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Jogjakarta).
Sugiharti, Sri. 2013.Paper tentang Ajaran Ki Hadjar Dewantara. Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa Inggris: Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta.
Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta:Teras.
Sutrisno, 2012.Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: Insan Madani.
Wahjosumidjo.2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Per-
masalahnya. Jakarta: Rajawali Press.
Wadib, Su’udi.2017. Meningkatkan Mutu Pendidikan. Malang: PT Litera Media Tama.
Zaki, Muhammad Nur. 2018. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Ekstrakurikler Pencak
Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di SMA Negeri 1 Garum Kabupaten
Blitar.(Skripsi Mahasiswa Universitas Negeri Malang)
24
LAMPIRAN 1:
25
LAMPIRAN 2:
a. Lembar peminatan
b. Rekapitulasi peminatan
26
27
28
LAMPIRAN 3:
a. Hasil pendataan peserta ekstrakurikuler pencak silat
b. Daftar peserta ekstrakurikuler pencak silat
c. Daftar absensi
29
30
31
32
Lampiran 4
a. Surat permohonan bantuan menjadi pelatih
b. Surat perjanjian kerja sama
33
34
35
LAMPIRAN 5 : BERKAS SEMINAR
36
37
38
39
40
41
42
DOKUMENTASI SEMINAR BEST PRACTICE
43
Lampiran 6: Foto Diri Penulis
44