Anda di halaman 1dari 55

MELEJITKAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT

MELALUI PEMBINAAN INTENSIF DAN KOLABORASI


DENGAN SASANA DI SMP NEGERI 1 BENDO

LAPORAN BEST PRACTICE

OLEH
Drs. JAINI, M.M.Pd.
NIP 19630104 198803 1 018

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN, DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 BENDO
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Jl. Raya Bendo Telp (0351) 439334, Magetan 63384

2020

i
MELEJITKAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT
MELALUI PEMBINAAN INTENSIF DAN KOLABORASI
DENGAN SASANA DI SMP NEGERI 1 BENDO

LAPORAN BEST PRACTICE

DIBUAT
DALAM RANGKA UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH (UKKS).

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN


DINAS PENDIDIKAN, KEPEMUDAAN, DAN OLAHRAGA
SMP NEGERI 1 BENDO
SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN)
Jl. Raya Bendo Telp (0351) 439334, Magetan 63384

2020

i
ii
iii
ABSTRAK
Jaini, 2020. Melejitkan Prestasi Ekstrakurikuler Pencak Silat Melalui Pembinaan Intensif
dan Kolaborasi dengan Sasana di SMP Negeri 1 Bendo. Laporan Best Practice.

Kata kunci: ekstrakurikuler pencak silat, prestasi. sasana

Proses pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya memandang bahwa kemampuan


non akademik yang berkaitan dengan potensi peserta didik sesuai kegemaran juga
merupakan hal yang penting. Guru dan masyarakat masih memandang bahwa belajar di
sekolah hanyalah untuk mendapat ilmu pengetahuan akademik. Padahal, tujuan pendidikan
adalah untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dan membentuk
manusia yang tangguh di masa depan. Salah satu potensi peserta didik yang tidak boleh
diabaikan adalah kemampuan dalam bidang ekstrakurikuler pencak silat. Penulisan
laporan best practice ini bertujuan untuk (1) memaparkan peran Kepala Sekolah dalam
melejitkan prestasi ekstrakurikuler pencak silat peserta didik, (2) mengetahui hasil kerja
sama dengan Sasana Pelatihan dalam melejitkan prestasi ekstrakurikuler pencak silat
peserta didik. Best practice ini berlangsung di SMP Negeri 1 Bendo pada tahun pelajaran
2017/2018. Subjek sasarannya adalah beberapa peserta didik yang mengikuti
ekstrakurikuler pencak silat. Kolabolator adalah guru pembina ekstrakurikuler pencak silat
dan pelatih pencak silat di Padepokan Putra Lawu.Peran Kepala Sekolah dalam melejitkan
prestasi ekstrakurikuler pencak silat peserta didik adalah (1) melakukan perencanaan
pelaksanaan ekstrakurikuler pencak silat, (2) menyusun target kegiatan ekstrakurikuler
pencak silat, (3) melakukan kerja sama dengan pihak luar (Padepokan Putra Lawu), (4)
melakukan refleksi, evaluasi, dan tindak lanjut. Adapun hasil kerja sama dengan Sasana
Pelatihan dalam melejitkan prestasi ekstrakurikuler pencak silat peserta didik adalah
diraihnya prestasi sebagai juara I dan II dalam enam kali pertandingan pencak silat pada
taraf kabupaten, provinsi, dan nasional. Pembinaan intensif dan kerja sama antara sekolah
dengan Sasana Pelatihan perlu tetap dijalin secara optimal demi terus melejitnya prestasi
peserta didik dalam bidang ekstrakurikuler, khususnya pencak silat.

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis mengucapkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT yang


senantiasa melimpahkan sifat Rahman dan Rahim-Nya sehingga Laporan Best Practice ini
dapat terselesaikan. Isi Best Practice ini merupakan perwujudan sikap spiritual penulis
sebagai Kepala Sekolah untuk dapat memberikan sesuatu yang berharga bagi dunia
pendidikan.
Walau hanya sedikit, sumbangan pemikiran ternyata dapat mengubah sikap, bahkan
pola pikir masa depan. Berbekal dari angan-angan yang harus diwujudkan untuk
pencapaian sebuah prestasi dari ekstrakurikuler pencak silat, langkah bekerja sama dengan
pihak luar ternyata suatu pengalaman yang sangat berarti. Menyadari betapa pentingnya
nilai sebuah pengalaman yang baik itu, penulis ingin menyumbangkan sebuah dokumen
yang dapat dijadikan sebagai sebuah monumen berupa Laporan Best Practice.
Kegiatan pembuatan Laporan Best Practice juga bagian dari kecerdasan kegiatan
literasi tentang membaca dan menulis. Kegiatan ini diharapkan dapat membuka cara
pandang dan pola pikir bagi penulis, rekan-rekan Kepala Sekolah, dan guru sehingga di
kemudian hari muncul hasil-hasil tulisan yang lain sebagai muara dari pola pikir.
Pembuatan Laporan Best Practice ini dapat penulis selesaikan dengan baik berkat
adanya bantuan berbagai pihak. Untuk itu, ucapan terima kasih yang tulus dari lubuk hati
penulis sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga
Kabupaten Magetan, MKKS SMP Kabupaten Magetan, Padepokan Putra Lawu, rekan-
rekan guru SMP Negeri 1 Bendo, dan peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler
pencak silat. Semoga bantuan tersebut menjadi amal kebaikan bagi semuanya. Aamiin.
Sebagai penutup, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak demi
kebaikan Laporan Best Practice ini dan karya-karya tulis yang lain.

Magetan, Juli 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN BREST PRCTICE .............................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
ABSTRAK................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 2

C. Tujuan Pelaksanaan Best Practice ........................................................ 2

D. Manfaat Pelaksanaan Best Practice........................................................ 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................ 4

A. Peran Kepala Sekolah ........................................................................... 4

1. Kepala Sekolah Sebagai Manajer ......................................................... 4

2. Tugas Kepala Sekolah ..................................................................... 5

B. Ekstrakurikuler ...................................................................................... 9

1. Ekstrakurikuler Pencak Silat ............................................................ 9

2. Sasana sebagai Tempat Pelatihan ......................................................... 11

C. Pencapaian Prestasi.............................................................................. 11

D. Intensif dan Kolaborasi.......................................................................... 12

E. Penelitian dan Praktik Terdahulu......................................................... 12

BAB IIIPEMBAHASAN MASALAH................................................................. 13

A.Strategi Dalam Ekstrakurikuler Pencak Silat .................................... 13

vi
1. Perencanaan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pencak Silat .................... 13

2. Target Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat ..................................... 15

3, Kerja Sama dengan Pihak Luar ............................................................ 16

4. Melakukan Refleksi, Evaluasi, dan Tindak Lanjut ............................ 19

B. Kendala.................................................................................................... 20

C. Hasil.......................................................................................................... 20

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI.................................................... 22

A. Simpulan.................................................................................................. 22

B. Rekomendasi........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 23

LAMPIRAN............................................................................................................ 25

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Program Kerja Ekstrakurikuler Kepala Sekolah 13

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 2018-2019 14

Tabel 3.3 Jadwal Ekstra Pencak Silat 17

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan di Padepokan Putra Lawu 18

Tabel 3.5 Materi Latihan Ekstrakurikuler Pencak Silat 19

Tabel 3.6 Daftar Raihan Prestasi 20

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pertemuan Kepala Sekolah dengan Pelatih 16

Gambar 3.2 Suasana Berlatih di Sekolah 17

Gambar 3.3 Kepala Sekolah Mendampingi Kegiatan Berlatih 17

Gambar3.4 Suasana Berlatih di Padepokan Putra Lawu 18

Gambar 3.5 Hasil dari Pencapaian Prestasi 21

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1: Link YouTube: https://youtu.be/PyHnO5CKiyQ 25

2. Lampiran 2 26

a. Lembar Peminatan 27

b. Rekapitulasi Peminatan 28

3. Lampiran 3 29

a. Hasil Pendataan Peserta Ekstrakurikuler Pencak Silat 30

b. Daftar Peserta Ekstrakurikuler Pencak Silat 31

c. Daftar Absensi Peserta Ekstrakurikuler Pencak Silat 32

4. Lampiran 4 33

a. Surat Permohonan Bantuan Menjadi Pelatih 34

b. Daftar Peserta Ekstrakurikuler Pencak Silat 35

5 Lampiran 5: 36

a. Berita Acara Seminar 37

b. Notulen 38

c. Daftar Hadir Peserta Seminar Best Practice 41

d. Foto Seminar 43

6. Lampiran 6: Foto Diri Penulis 45

7. Lampiran 7: Foto

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencak silat merupakan olahraga bela diri yang bersumber pada kepribadian
bangsa Indonesia. Olahraga ini merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang,
yang perlu dilestarikan. Saat ini olahraga pencak silat tidak saja dipelajari oleh
bangsa Indonesia, tetapi negara-negara dilain benua pun sudah banyak yang
menggunakan pencak silat sebagai cabang olahraga yang dilombakan. Oleh karena itu,
peserta didik sebagai generasi muda harus mampu melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan tradisional ini karena di tangan generasi mudalah kejayaan pencak silat
bergantung.
Salah satu wadah pembinaan peserta didik di sekolah adalah kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler
didasari atas tujuan dari kurikulum sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar sampai dengan tingkat SMA dan
SMK Pasal 2 pada poin c memuat pedoman kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola
satuan pendidikan. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah. Dengan demikian, Kepala Sekolah merupakan komponen yang
penting dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Kepala Sekolah merupakan pemangku kebijakan sekaligus sebagai manajer yang
menata manajemen sekolah melalui tahapan awal dengan proses merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, mengendalikan usaha dan tindakan
kepada seluruh objek kebijakan serta mendayagunakan seluruh sumber daya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mulyasa,
dalam menjalankan suatu proses, semua manajer dengan ketangkasan dan
keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai
kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan (2004;104)
Sebagai lembaga formal, sekolah perlu menggandeng lembaga nonformal
untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu contoh lembaga nonformal

1
yang dapat digandeng tersebut adalah Sasana Pelatihan yang biasa melakukan
pembinaan bakat anak di luar jam sekolah. Kerja sama seperti itu merupakan suatu
terobosan positif yang perlu dilakukan.
Sekolah mempunyai sifat yang umum, luas dan kompleks, bahkan memiliki
keunikan masing-masing. Wahjosumidjo (2003;81) menjelaskan bahwa sekolah
sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain
saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan bahwa
sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh
organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri itu menempatkan sekolah memiliki karakter
tersendiri, tempat terjadinya proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya
pembudayaan kehidupan umat manusia.
Permasalahan pokok pada umumnya di sekolah-sekolah adalah kurangnya
rencana yang terprogram dan sistematis dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu, penyebab utama kegiatan ekstrakurikuler belum terlaksana dengan maksimal
adalah belum adanya sarana belajar yang memadai dan guru pendamping yang sesuai.
Untuk itu, diperlukan sarana dan pelatih ekstrakurikuler. Disinilah peran Kepala
Sekolah sebagai manajer dalam menentukan perencanaan program sesuai dengan tata
kelola dan menentukan guru pendamping serta pelatih ekstrakurikuler. Oleh karena
itu,dengan pembinaan yang intensif dan kerja sama (kolaborasi) yang baik dengan
sasana pelatihan yang ada, penulis bertekad untuk melejitkan prestasi ekstrakurikuler
pencak silat diSMP Negeri1 Bendo, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.

B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam pelaksanaan best practice ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran Kepala Sekolah dalam melejitkan prestasi ekstrakurikuler
pencak silat peserta didik?
2. Apakah kerja sama dengan Sasana Pelatihan dapat melejitkan prestasi
ekstrakurikuler pencak silat peserta didik?

C. Tujuan Pelaksanaan Best Practice


1. Memaparkan peran Kepala Sekolah dalam melejitkan prestasi ekstrakurikuler
pencak silat peserta didik.

2
2. Mengetahui hasil kerja sama dengan Sasana Pelatihan dalam melejitkan prestasi
ekstrakurikuler pencak silat peserta didik.

D. Manfaat PelaksanaanBest Practice


1. Manfaat Teoretis
• Memberikan sumbangan pemikiran pengembangan pola manajemen dalam
pengelolaan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
• Bagi lembaga pendidikan dapat menjadi acuan dalam pembinaan dan pen-
ingkatan profesional KepalaSekolah.
• Memberi masukan dalam peran Kepala Sekolah sebagai pemangku kebijakan
di sekolah untuk mengoptimalkan prestasi melalui kegiatan ekstrakurikuler.
2. Manfaat Praktis
• Bagi Kepala Sekolh dan sekaligus sebagai guru, dapat menjadi bahan ma-
sukan dan menambah ragam ilmu manajemen pendidikan dan pembela-
jaran d isekolah.
• Dari sudut ilmiah dapat menjadi sumbangan pemikiran tentang peran
Kepala Sekolah sebagai manajer pendidikan tentang tata kelola kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Peran Kepala Sekolah


1 .Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Menurut Daryanto (2013:77), orang yang memimpin suatu organisasi itu
disebut manajer. Peran Kepala Sekolah sebagai manajer pendidikan merupakan
suatu kemampuan dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,
memimpin dan mengendalikan sumber daya sekolah serta mendayagunakan
seluruh warga sekolah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Selanjutnya,
Onisimus (2011:1) menjelaskan bahwa manajemen pada hakikatnya sebagai proses
kerja sama dua orang atau lebih dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal itui dapat diartikan seba-
gai tumpuan pada suatu proses untuk mengelola sumber daya organisasai baik manu-
sia, stuktur, keuangan, mesin, metode, material, dan pemasaran, yang pada akhirnya
membutuhkan suatu tindakan manajemen sehingga unsur-unsur sebagaimana yang di-
utarakan di atas, dapat secara optimal mendorong kemajuan organisasi atau perusa-
haan.
Pendapat tentang manajemen para ahli, antara lain, dijelaskan sebagai berikut:
a. Daryanto, (2013:77) mengutip pendapat Mary Parker Follet mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui
orang lain dibutuhkan keterampilan khusus, terutama keterampilan mengarahkan,
mempengaruhi, dan membina para pekerja agar melaksanakan keinginan pemimpin
demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Pendapat Mary Parker Follet menurut Sulistyorini (2009:9) menjelaskan bahwa
“manajemen dapat juga dipandang sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa seorang manajer dalam
mencapai tujuan organisasi melibatkan orang lain untuk melaksanakan berbagai tu-
gas yang telah diatur oleh manajer.
c. George R. Terry dalam Andang (2014:21) mendefinisikan manajemen adalah cara
pencapaian tujuan yang ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang
lain.

4
d. Barnawi dan M. Arifin (2014:14) mendefinisikan manajemen merupakan kegiatan
atau rangkaian kegiatan yang berupa sebuah proses pengelolaan usaha bekerja sama
dalam kelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan supaya efektif dan efisien.
e. Stoner dalam bukunya Helmawati (2015:19) mendefinisikan manajemen adalah se-
bagai proses untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengenda-
likan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organ-
isasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan.
Kemampuan manajemen kepemimpinan seorang Kepala Sekolah tidak
hanya untuk memengaruhi bawahannya, tetapi bagaimana peran seorang Kepala
Sekolah memosisikan diri untuk mampu menjadi pengendali dan penggerak bagi
keberlangsungan roda organisasi dan pemberdayaan bawahan yang dipimpinnya.
Pengendalian yang dimaksud adalah dapat berupa kemampuan Kepala
Sekolah dalam mengadakan pengawasan kepada bawahannya. Pengawasan meru-
pakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas atau
kegiatan sudah sesuai dengan semestinya atau tidak. Pengawasan merupakan suatu
proses bagi Kepala Sekolah untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau
kebijakan yang telah ditentukan.
Mulyasa (2004:103) menerangkan beberapa peran dan fungsinya sebagai
manajer, Kepala Sekolah harus memiliki strategi yang tepat memberdayakan
tenaga kependidikan dengan saling kerja sama. Kepala Sekolah harus memberi ke-
sempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesionalitas-
nya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam kegiatan yang
menunjang program sekolah.

2. Tugas Kepala Sekolah


Helmawati (2015:19) menjelaskan bahwa Kepala Sekolah adalah salah satu
personel sekolah yang membimbing dan memiliki tanggung jawab bersama
anggotanya untuk mencapai tujuan. Lebih lanjut Wahab (2016:89) menjelaskan bahwa
Kepala Sekolah adalah seseorang yang melakukan kegiatan memengaruhi orang lain
agar orang tersebut mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemudian Juliantoro (2017:26) mendefinisikan Kepala Sekolah merupakan seorang

5
yang diberi tugas olehb awahannya untuk memimpin suatu lembaga madrasah atau
sekolah untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Berkaitan dengan kepemimpinan, menurut Sri Sugiharti (2013:2), seorang
tokoh nasional yang dapat dijadikan panutan adalah Ki Hadjar Dewantara.Beliau
tokoh nasional yang sangat peduli dengan pendidikan.Salah satu warisan ilmu untuk
menjalankankepemimpinan dikenal dengan konsep trilogi kepemimpinan. Isinya
adalah (1) Ing Ngarsa Sung Tuladha,(2) Ing MadyaMangun Karsa,(3) Tut Wuri
Handayani. Artinya, membimbing dengan adanya contoh keteladanan, membina
dengan membangun kehendak atau program, dan mendorong kreativitas dengan
memberikan kekuatan. Trilogi kepemimpinan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Antara keteladanan dalam keinginan untuk membangun suatu tatanan
pada lembaga tentu diperlukan adanya daya dorong. Kepala Sekolah dapat dikatakan
sebagai sarana pengungkit untuk menggerakkan segala elemen seluruh warga sekolah.
Trilogi kepemimpinan ini sangat baik jika diterapkan oleh kepala sekolah
melalui tata kelola dalam kepemimpinan di suatu lembaga pendidikan. Kepala sekolah
yang baik dalam tata kelola, tentu dapat menggerakkan kesadaran orang-orang yang
dipimpinnya untuk lebih meningkatkan etos kerja anggota sehingga akan memberikan
kemajuan pada perkembangan sekolah.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya Sutrisno (2012:29),
Kepala Sekolah dapat didefinisikan sebagai guru senior yang dipandang cakap dan
memiliki kualifikasi untuk menduduki jabatan itu, yang diangkat oleh pihak
berwenang untuk mengelola suatu sekolah. Kemudian menurut Wadib (2017:66),
Kepala Sekolah adalah orang yang memiliki kemampuan menggerakkan semua
personal satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas pembelajaran yang dapat
mendorong sekolah untuk mewujudkan visi.
Tanpa visi, seorang pemimpin akan kehilangan motivasi untuk berjuang
dalam berkarya, akan kehilangan keberanian untuk melaksanakan visinya. Kepala
Sekolah harus mempunyai sistem, supaya sekolah yang dipimpinnya berjalan
sesuai arah kebijakan, potensi diri bawahan menjadi berdaya, dan keberadaan diri
serta kepercayaan diri sebagai seorang Kepala Sekolah yang mencerminkan orang
yang berdaya. Makna berdaya ini tentu berkaitan dengan kompetensi atau
kemampuan. Oleh karena itu, Kepala Sekolah harus mempunyai kompetensi untuk
mengelola.

6
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tertuang
kompetensi manajerial kompetensi Kepala Sekolah, yaitu (1) menyusun perencanaan
sekolah mengenai berbagai tingkatan perencanaan; (2) mengembangkan organisasi
sekolah sesuai dengan kebutuhan; (3) memimpin sekolah dalam rangka penda-
yagunaan sumber daya sekolah secara optimal; (4) mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif; (5) menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik;
(6) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal; (7) mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal; (8) mengelola hubungan sekolah dan masyarakat
dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiyayaan sekolah; (9)
mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta ddik baru, dan penempatan
serta pengembangan kapasitas peserta didik; (10) mengelola pengembangan kurikulum
dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; (11)
mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan danefisien; (12) mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah; (13) mengelola unit layanan khusus sekolah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah; (14)
mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan; (15) memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah; (16) melakukan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan progam kegiatan sekolah dengan prosedur yang
tepat serta merencanakan tindak lanjut (Suhardiman; 2012:42).
Selanjutnya Effendi (2003:97) menjelaskan Kepala Sekolah mempunyai
fungsi untuk mengelola kegiatan sekolah harus mampu mewujudkan fungsi dalam
tindakan dan kebijakan sehari-hari. Fungsi Kepala Sekolah dalam kesehariannya
itu adalah: (1) Kepala Sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain; (2) Kepala
Sekolah bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan; (3) Kepala Sekolah
bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan;
(4) perbuatan yang dilakukan oleh para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa yang
tidak dapat dilepaskan dari tanggungjawab kepala sekolah; (5) Kepala Sekolah harus
berpikir secara analitik dan konsepsional; (6) Kepala Sekolah adalah seorang

7
mediator; (7) Kepala Sekolah adalah seorang politisi; (8) Kepala Sekolah adalah
seorang diplomat; (9) Kepala Sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit.
Selanjutnya menurut Wahdjosumijo (2003:106) dalam kaitannya dengan
penilaian kinerja Kepala Sekolah, seorang Kepala Sekolah harus memiliki
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
Kepala Sekolah sebagai orang yang multifungsi. Kepala Sekolah sebagai sarana
komunikasi di lingkungan internal dan eksternal sekolah. Dalam pemecahan masalah
harus dengan pertimbangan matang, dikarenakan di sekolah terdiri dari orang-orang
yang mempunyai latar belakang dan karakter yang berbeda. Jangan sampai dalam
pemecahan masalah menimbulkan adanya konflik baru. Kepala Sekolah harus dapat
menjalin hubungan dengan komite sekolah dan pemangku kebijakan eksternal yang
lain. Karena organisasi apapun termasuk sekolah pasti mempunyai suatu masalah
yang perlu disikapi.
Pernyataan ini mengandung maksud bahwa Kepala Sekolah sebagai
pemimpin sekaligus sebagai atasan di lembaga formal pendidikan, hendaknya
mampu memiliki kehandalan dalam melaksanakan tugas. Kemampuan untuk
mengatur ditunjukkan oleh kemampuan Kepala Sekolah dalam melakukan adanya
perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, evaluasi, dan pengawasan terhadap
bawahan yang menjadi sasaran dari arah kebijakan. Hasil kemampuan pimpinan
ditunjukkan melalui kemampuannya memotivasi dan mendisiplinkan karyawan.
Melalui kemampuan manajerial itu, diharapkan mampu meningkatkan produktivi-
tas sekaligus etos kerja.
Kemudian menurut Andang (2014:58) untuk mendukung tugas Kepala Seko-
lah, masih terdapat tugas lain untuk meningkatkan fungsi kepala sekolah sebagai man-
ajer dalam bentuk pencapaian kerja yang harus dipenuhi supaya terwujud sekolah
sesuai dengan keinginan bersama sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No. 20
tahun 2003, aspek kerja yang harus dipenuhi adalah: (1) memiliki progam jangka pan-
jang (8 tahun) akademik dan non-akademik; (2) memiliki progam jangka menengah (4
tahun) akademik dan non-akademik; (3) memiliki progam jangka pendek (1tahun)
akademik dan non akademik serta RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Be-
lanja Sekolah); (4) mempunyai mekanisme monitor dan evaluasi pelaksanaan progam
secara sistematika dan periodik; (5) mempunyai susunan kepegawaian: (6) mempunyai
susunan kepegawaian pendukung antara lain pengelola perpustakaan; (7) menyusun

8
kepanitiaan untuk kegiatan temporer; (8) memberikan arahan yang dinamis; (9) men-
goordinasikan staf (tenaga pendidikan) yang sedang melaksanakan tugas: (10) mem-
berikan penghargaan (reward) atau hukuman (punishment); (11) memanfaatkan sum-
ber daya manusia secara optimal; (12) memanfaatkan sarana prasarana secara optimal;
(13) merawat sarana dan prasarana milik sekolah; (14) mempunyai catatan kinerja
sumber daya manusia yang ada di sekolah; (15) mempunyai progam peningkatan mutu
sumber daya manusia.

B. Ekstrakurikuler
1. Ekstrakurikuler Pencak Silat
Secara garis besar, pendidikan terdiri atas pendidikan informal, formal, dan
nonformal.Pendidikan formal yang dapat ditempuh melalui pendidikan disekolah
sudah seharusnya tidak hanya terfokus dalam memberikan pendidikan akademik saja,
nonakademik juga menjadi bagian dari prioritas. Keduanya harus disangkutpautkan
untuk membina peserta didik tentang kepribadian, mengembangkan kemandirian dan
keterampilan serta kreatifitas. Dalam bidang non akademik, kegiatan yang ditempuh
pada umumnya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Tujuan diadakan ekstrakurikuler ini
sekolah mempunyai tujuan sebagai kebijakan baru jalur pendidikan tambahan untuk
mengembangkan potensi diri peserta didik.
Dalam Permendikbud Tahun 2014 Nomor 62, Pasal 5 menyebutkan: Satuan
pendidikan wajib menyusun program Kegiatan Ekstrakurikuler yang merupakan
bagian dari Rencana Kerja Sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
dibawah bimbingan dan pengawasan sekolah bertujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta
didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.
Menurut Mulyono (2009:186) dalam pengertian lain disebutkan kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran.
Kegiatan ini dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar.Kegiatan ekstrakurikuler
ini sering di maksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang
diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, ketrampilan dan
kepramukaan. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan
intrakurikuler sebagai sarana kegiatan tambahan untuk menjembatani bakat dan minat

9
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang kepada peserta
didik.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan
intrakurikuler pembelajaran di dalam kelas atau sebagai kegiatan tambahan untuk
wadah bakat dan minat peserta didik. Ekstrakurikuler dapat dikatakan sebagai
pelengkap bagi pelajaran yang wajib. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan
peluang pada peserta didik untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan
orang lain tentang kegiatan yang sedang mereka pelajari. Berdasarkan pengertian
tentang ekstrakurikuler di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ektrakurikuler tidak
hanya bermanfaat bagi pelajar dalam mengisi waktu luang tetapi juga ditujukan untuk
pembentukan perilaku sosial sebagai bekal peserta didik setelah lulus dari sekolah.
Pencak silat merupakan bagian dari warisan budaya negara kita yang harus
dilestarikan. Pencak silat merupakan salah satu alat pemersatu bangsa dan identitas
bangsa Indonesia. Beladiri diciptakan dengan menirukan gerakan binatang yang ada di
alam sekitar, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung sehingga dikenal ada
jurus kera, jurus harimau, jurus ular, dan jurus-jurus yang lain. Selain itu,
perkembangannya pencak silat sebagai warisan kebudayaan mengambil teknik-teknik
lainnya tidak hanya yang terdapat di Indonesia, tetapi terjadi proses penggabungan
teknik-teknik yang berasal dari negara lain seperti China dan Eropa.
Menurut Endang (2011:30) silat diperkirakan sudah ada di Indonesia sejak
abad ke-7 Masehi, tetapi daerah mana sebagai asal mulanya belum dapat ditentukan
secara pasti. Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sudah memiliki pasukan perang
dengan pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu beladiri silat yang luar biasa
tangguhnya dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang memiliki kemahiran dalam
pembelaan diri.
Adapun pengertian pencak silat menurut Kolis (2016:77) berasal dari dua kata
yaitu pencak dan silat. Pencak berarti gerakan dasar beladiri yang terkait pada
peraturan. Silat mempunyai pengertian gerak beladiri yang sempurna yang bersumber
pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau keselamatan bersama,
menghindarkan diri ancaman dan bencana. Dalam perkembangnya saat ini pencak
silat mengedepankan unsur seni keindahan gerakan.

10
2. Sasana sebagai Tempat Pelatihan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang harus mampu mewadahi
kebutuhan peserta didik. Wadah ini melalui adanya ekstrakurikuler sebagai wadah
penyalur bakat dan minat peserta didik. Sekolah dapat menentukan dan memilih serta
menyediakan wadah sesuai dengan program yang telah disusun. Dalam lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A
tentang Implementasi Kurikulum. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang SistemPendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler sekolah dapat melakukan kerja
sama dengan pihak lain. Salah satu langkah yang diambil adalah bekerja sama dengan
sasana atau tempat latihan beserta pelatihnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sasana tergolong dalam kata benda yang mempunyai arti tempat berlatih atau
gelanggang (https://jagokata.com/arti-kata/sasana.html, diunduh tanggal 30 Juni 2020,
pukul 20.03).

C. Pencapaian Prestasi
Prestasi merupakan suatu kebanggaan pada diri dan dapat dibanggakan kepada
yang lain. Di sekolah untuk menjadi yang terbaik adalah dengan prestasi yang diraih.
Dengan prestasi yang diraih oleh peserta didik, tentu saja sekolah juga akan mendapat
nama baik. Seseorang yang berprestasi tentu mempunyai kebanggaan dan akan
dibanggakan oleh lingkungan sekitar demikian juga dengan teman-temannya. Teman
akan selalu mendukung apa yang kita lakukan, teman juga akan selalu membantu jika
kita mengalami kesusahan. Seperti yang dialami oleh para informan dalam penelitian
ini yang selalu didukung oleh teman para informan agar mencapai yang terbaik.
Menurut Mulyono (2008:186), prestasi non akademik adalah prestasi atau
kemampuan yang dicapai siswa dari kegiatan di luar jam atau dapat disebut dengan
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan sekolah
yang dilakukan dalam rangka kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
mengembangkan potensi, minat, bakat, dan hobi yang dimilikinya yang dilakukan di
luar jam sekolah normal.

11
D. Intensif dan Kolaborasi
Menurut Imam dalam Kamus Praktis Bahasa Indonesai (2010:538) intensif
berarti secara sungguh-sungguh dan terus menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga
memperoleh hasil yang optimal. Menurut Abdulsyani (1994:156) kolaborasi adalah su-
atu bentuk proses sosial, dimana didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan
untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivi-
tas masing-masing.
Sebagaimana dikutip oleh Abdulsyani (1994:159), Roucek dan Warren, men-
gatakan bahwa kolaborasi berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama
merupakan suatu proses sosial yang paling dasar. Biasanya kolaborasi melibatkan pem-
bagian tugas, yang setiap orang mengerjakan pekerjaan yang merupakan tanggung
jawab demi tercapainya tujuan bersama.
Dalam istilah administrasi, pengertian kolaborasi sebagaimana yang dijelaskan
oleh Hadari Nawawi (1984:7) adalah usaha untuk mencapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan melalui pembagian tugas atau pekerjaan, tidak sebagai pengotakan kerja,
tetapi sebagai satu kesatuan kerja yang semuanya terarah pada pencapaian tujuan.
Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan suatu gabungan kerja yang saling terkait satu
sama lain mulai Kepala Sekolah beserta jajaran yang menjadi bawahannya, pihak yang
bekerja sama dan juga peserta ekstrakurikuler pencak silat.

E. Penelitian dan Praktik Terdahulu


Penelitian dan studi hasil kajian yang relevan dengan penerapan ekstrakulikuler
pencak silat di lingkup pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Skripsi mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta berjudul “Penerapan Pola Lati-
han Ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah Dalam Pem-
binaan Karakter Disiplin dan Cinta Tanah Air Siswa SMP Muhammadiyah 4 Jog-
jakarta”, oleh Setyorini tahun 2015, menyimpulkan bahwa disiplin siswa men-
galami peningkatan secara signifikan setelah mengikuti pembinaan karakter.
2. Skripsi mahasiswa Universitas Negeri Malang dengan judul skripsi “Pembentukan
Karakter Siswa Melalui Ekstrakurikler Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Ter-
ate (PSHT) di SMA Negeri 1 Garum Kabupaten Blitar, Muhammad Nur Zaki
tahun 2018 menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ek-
strakurikuler Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate terhadap pembentukan
akhlak di SMPN 3Surabaya.

12
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

A. Strategi Ekstrakurikuler Pencak Silat


Best Practice ini dibuat ketika penulis bertugas sebagai guru yang mendapat tugas
tambahan sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Bendo. Yang menjadi subjek
adalah peserta didik yang mempunyai bakat serta minat pada olahraga pencak silat.
Langkah kebijakan yang dilakukan adalah cara untuk mencapai suatu prestasi yang
maksimal dengan bekerja sama secara berkesinambungan dengan sasana tempat
berlatih pencak silat, tertera dalam uraian berikut ini.
1. Perencanaan Pelaksanaan Ekstrakurikuler Pencak Silat
Kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 1 Bendo tidak terlepas
dengan adanya perencanaan program yang dibuat oleh Kepala Sekolah. Perencanaan
tertuang pada Program Kerja yang dibuat oleh Kepala Sekolah. Kegiatan ini disusun
untuk persiapan peserta didik untuk mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional
dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional yang diadakan setiap tahun ditingkat
kabupaten. Selain itu, untuk persiapan kejuaraan-kejuaraan tingkat kabupaten, provinsi
dan nasional. Untuk lebih lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel ini:
Tabel 3.1 Program Kerja Ekstrakurikuler Kepala Sekolah
Jenis Kegiatan Tujuan Pelaksanaan
Penyusunan program Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah Sebelum semester
kegiatan ekstrakurikuler Urusan Kesiswaan menyusun program
ekstrakurikuler yang di dalamnya terdapat
jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler, pembi-
na ekstrakurikuler, jadwal ekstrakurikuler.
Pengumuman jenis Penawaran jenis ekstrakurikuler kepada Kegiatan awal
ekstrakurikuler seluruh peserta didik sesuai dengan semester
ketentuan.
Penandatanganan surat Komitmen peserta didik dalam mengikuti Kegiatan awal
pernyataan kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih. semester
Penyusunan absen Ekstrakurikuler pendataan dan pengecekan Kegiatan awal
absensi peserta didik. semester
Penyusunan program Pembinaan menyusun program kegiatan Kegiatan awal
ekstrakurikuler masing-masing sebagai semester
panduan dalam melaksanakan ekstrakuri-
kuler awal.
Pelaksanaan Siswa melaksanakan ekstrakurikuler sesuai Di luar KBM
ekstrakurikuler dengan jadwal dan didampingi oleh pembi-
na atau pelatih.
Kegiatan keluar Pembinaan ekstrakurikuler di sekolah seba- Di luar KBM

13
Jenis Kegiatan Tujuan Pelaksanaan
gai sarana promosi.
Pengawasan dan Menilai keberhasilan ekstrakurikuler terha- Akhir semester
evaluasi dap program yang dilanjutkan sebagai
bahan pembanding di tahun berikutnya.

Perencanaan disusun tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah


mulai tahun pelajaran 2017-2018 dan 2018-2019. Dasar perencanaan ini untuk
mengoptimalkan perencanaan yang sudah terprogram. Dengan adanya perencanaan
program yang matang dan anggaran, diharapkan kegiatan ekstrakurikuler pencak silat
di SMP Negeri 1 Bendo dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan ini tertuang pada
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah. Sebagai contoh adanya program kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat dapat dilihat pada tabel ini:
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah 2018-2019
No. Urut No. Kode Uraian Uraian Jumlah
I Program Sekolah
2 Pengembangan Standar Proses
2.1. Pencak Silat 5.000.000 5.000.000

Sekolah sebagai salah satu tempat untuk proses dalam kecakapan hidup kaitannya
dengan kegiatan ekstrakurikuler pencak silat mempunyai beberapa tujuan. Adapun
rencana kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
• Memperkenalkan dan menunjukkan ekstrakurikuler pencak silat kepada peserta
didik SMP Negeri 1 Bendo.
• Mengajak peserta didik yang mempunyai keterampilan bela diri untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat.
• Sebagai kegiatan penyalur minat dan bakat peserta didik.
• Melakukan latihan rutin sesuai dengan jadwal dan program ekstrakurikuler pencak
silat.
• Untuk memunculkan prestasi peserta didik dalam cabang olahraga pencak silat.
• Memasyarakatkan olahraga pencak silat.
Kepala sekolah sebagai motivator kepada peserta didik yang mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Memberi arahan dan semangat kepada peserta
didik, prestasi itu tidak hanya akademik namun dapat juga berupa non akademik.
Dengan kesungguhan dalam berlatih dan disiplin itu jalan untuk menuju prsetasi.

14
Ekstrakurikuler pencak silat sebagai wadah penyaluran minat bermuara pada
pencapaian prestasi peserta didik.
Arahan dan motivasi yang diberikan Kepala Sekolah kepada peserta didik
adalah:
a. Peserta didik harus memupuk rasa percaya diri.
b. Peserta didik harus mempunyai kekuatan fisik dan mental.
c. Peserta didik harus berpikir cepat dengan cermat.
d. Peserta didik harus mempunyai disiplin waktu.
e. Peserta didik harus berlatih untuk menumbuhkan jiwa ksatria.
f. Peserta didik harus mempunyai keinginan untuk meraih prestasi kejuaraan.
Dorongan dan semangat sebagai bekal anak dalam berlatih sehingga
terbentuklah kemapanan jiwa peserta didik akan memiliki pemahaman dan keseriusan
dalam berlatih. Dengan demikian, arah untuk menuju raihan prestasi akan dapat
dicapai.

2. Target Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat


Bakat dan minat adalah sesuatu yang melekat pada keinginan peserta didik.
Adanya ekstrakurikuler yang diadakan, tidak terlepas dari obyek peserta didik yang
ingin menekuni olahraga pencak silat. Di SMP Negeri 1 Bendo ekstrakurikuler diikuti
oleh peserta didik kelas VII, VIII, dan IX.
Target dari kegiatan ini adalah peserta didik di SMP Negeri 1 Bendo untuk
berperan dalam kegiatan pertandingan pencak silat yang ada di tingkat kabupaten,
provinsi, dan nasional. Prestasi non akademik yang dapat diraih tentu akan membawa
dampak ke sekolah. Seluruh warga sekolah tentu merasa bangga dengan raihan
prestasi. Di samping itu dapat membuka wawasan baru bahwa bakat dan minat peserta
didik merupakan salah satu bentuk kecakapan hidup. Selain itu melalui olahraga akan
tertanam nilai-nilai utama yang tertanam pada diri peserta didik yaitu sportivitas.
Langkah yang ditempuh pada awal semester adalah dengan membuat isian
untuk melaksanakan program ekstrakurikuler. Dengan melibatkan guru BK dan Wakil
Kepala Urusan Kesiswaan. Siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai yang
diminati, setelah itu lembar peminatan dikumpulkan oleh Wakil Kepala Sekolah
Urusan Kesiswaan dan koordinator ekstrakurikuler. Data yang terkumpul lalu
dikelompokkan sesuai pilihan peserta didik dan diserahkan kepada masing-masing
pembina ekstrakurikuler. Khusus untuk peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler

15
sebanyak 25 siswa. Dengan rincian peserta didik kelas VII sebanyak 7 anak, kelas VIII
sebanyak 11 anak, kelas IX sebanyak 7 anak.

3. Kerja Sama dengan Pihak Luar


Kerja sama yang dilaksanakan dengan pihak luar adalah suatu langkah yang
diupayakan oleh Kepala Sekolah untuk semakin meningkatkan kualitas peserta didik
yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat. Kerja sama yang dilaksanakan untuk
ekstrakurikuler pencak silat adalah dengan Padepokan Putra Lawu yang bertempat di
Desa Tamanan, Kecamatan Sukomoro. Padepokan ini diasuh oleh Bapak Arif
Mardyanto.
Kerja sama dengan pihak luar dilakukan berdasarkan evaluasi pada kegiatan
ekstrakurikuler pada tahun sebelumnya. Karena tidak adanya pelatih, maka peserta
didik dalam mengikuti kegiatan kurang bersemangat. Dengan adanya pelatih khusus,
diharapkan dapat mengubah kebiasaan dan semangat peserta ekstrakurikuler pencak
silat. Kalau sebelumnya banyak peserta yang tidak hadir waktu berlatih dan kurang
semangat, setelah ada pelatih terjadi perubahan dari peserta didik. Itulah alasan
mendasar kerja sama dengan pihak luar harus dilaksanakan sebagai upaya untuk
pencapaian prestasi yang lebih tinggi hingga sampai tingkat nasional.

Gambar 3.1 Pertemuan Kepala Sekolah dengan Pelatih

Tentang jadwal, selain jadwal untuk ekstrakurikuler pencak silat di SMP


Negeri 1 Bendo, ada juga jadwal khusus ketika peserta didik harus berlatih di
padepokan. Adapun jadwalnya adalah dalam seminggu para siswa berlatih satu kali,
yaitu pada Kamis, pada pukul 15.30-17.00 berlokasi di SMP Negeri 1 Bendo. Jadwal
yang telah dibuat oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum tersebut dijadikan
pedoman pelatih dari luar supaya tidak berbenturan dengan jadwal latihan di
padepokan. Jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 1
Bendo adalah sebagai berikut.

16
Tabel 3.3 Jadwal Ekstra Pencak Silat
No Jenis ekstrakurikuler Hari/Pukul Hari/Pukul
1. Pencak Silat Kamis 15.30 – 17.00

Kepala Sekolah berkoordinasi dengan pelatih dari padepokan untuk


membicarakan tahap-tahap kegiatan ekstrakurikuler pencak silat. Guru mata pelajaran
olahraga berperan sebagai guru pendamping kegiatan ekstrakurikuler. Akan tetapi,
ada kalanya pelatih datang ke sekolah tidak sesuai jadwal. Hal ini dimaksudkan untuk
memberi tambahan latihan kepada peserta didik yang akan mengikuti kejuaraan atau
pertandingan. Kepala sekolah memantau kehadiran peserta ekstra pencak silat melalui
guru pembimbing dan koordinator ekstrakurikuler. Setiap bulan guru pembimbing
melaporkan kehadiran peserta kepada Kepala Sekolah.
Berikut kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 1 Bendo.

Gambar 3.2 Suasana Berlatih di Sekolah

Gambar 3.3 Kepala Sekolah Mendampingi Kegiatan Berlatih

Adanya kerja sama sebagai wujud jalinan dengan pelatih dari luar dan peserta
didik pada suatu padepokan bertujuan untuk mewujudkan harapan dengan munculnya
prestasi dari peserta didik. Adapun materi pelatihan sepenuhnya tergantung dari
pelatih, guru pembimbing dengan petunjuk Kepala Sekolah. Secara berkala, Kepala
Sekolah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan ekstrakurikuler pencak silat
yang ada di sekolah dan di padepokan. Karena kegiatan melibatkan unsur masyarakat,

17
maka pelaksanaan kegiatan sepenuhnya berada di tangan pelatih. Inilah yang
dinamakan unsur kerja sama antara sekolah dan masyarakat. Adapun jadwal latihan di
padepokan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan di Padepokan Putra Lawu
PELAKSANA WAKTU HARI TEMPAT
Padepokan 15.30 – 17.00 Sabtu Padepokan Putra Lawu, Desa
Putra Lawu Tamanan, Kecamatan Sukomoro

Pihak sekolah menyerahkan sepenuhnya materi latihan yang harus


dilaksanakan atau diikuti peserta didik kepada pelatih. Materi yang disajikan terbagi
dalam beberapa hal, yaitu (a) senam dasar; (b) jurus; (c) sambung persaudaraan; (d)
berpasangan; (e) senam toya; (f) tenaga; (g) senjata; (h) tangan kosong; (i) seni.

Gambar 3.4 Suasana Berlatih di Padepokan Putra Lawu

Untuk menanamkan sikap disiplin, peserta didik harus sudah datang setengah
jam sebelum kegiatan ekstrakurikuler dimulai. Setelah datang di tempat berlatih harus
melalukan pemanasan ringan. Kegiatan ini dapat dilakukan sendiri-sendiri atau
bersama-sama karena hal itu merupakan bagian dari ketekunan dan keuletan peserta
didik. Kedua hal tersebut merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh peserta
didik untuk meraih kesuksesan dalam prestasi. Sebagai wujud kebersamaan peserta
didik ekstrakurikuler pencak silat harus mempersiapkan alat yang digunakan,
membersihkan tempat latihan. Demikian juga setelah selesai, semua peserta didik
harus mengembalian semua peralatan dan membersihkan tempat berlatih.
Peserta didik yang mengikuti ekstra pencak silat kadang kala mengadakan
kegiatan studi banding atau latih tanding dengan ranting atau padepokan yang lain.
Hal ini untuk melihat perkembangan peserta didik pada saat berlatih. Selain itu, juga
mengikuti pertandingan-pertandingan antar perguruan, antar pelajar atau kegiatan
pertandingan di bawah naungan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga
Kabupaten Magetan melalui ajang tahunan seperti Festival Lomba Seni Siswa

18
Nasional, kejuaraan-kejuaraan lain yang ada di bawah naungan Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI).
Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini disusun program latihan mulai pra latihan,
latihan inti, dan penutup. Program latihan ini tersusun sebagai berikut:
Tabel 3.5 Materi Latihan Ekstrakurikuler Pencak Silat
Sistematika
No. Pengajaran Materi Sasaran pembinaan
1. Pralatihan a. Salaman - Pembinaan sikap mental
b. Penghormatamkepada pelatih - Hormat kepada yang lebih tua
c. Berdoa - Sikap keimanan.

2. Latihan Inti a. Latihanfisik - Pembinanaan jasmani


- pemeriksaan kondisi fisik - Pembinaan kejiwaan
- pemanasan - Pembinaan sikap sosial dan ke-
- ketahanan beragaman
- stamina
- kecepatan
- dasarketerampilan
b. Latihanteknik
- senamdasar
- jurusdasar
- pasangan
- langkah
- senamtoya
- jurustoya
- jurusbelati
- kuncian danlepasan
c. Latihantaktik
- Padanan
3. Penutup a. Doapenutup - Keimanan
- Salam

4. Melakukan Refleksi, Evaluasi, dan Tindak Lanjut.


Langkah refleksi, evaluasi, dan tindak lanjut dilakukan sebagai upaya untuk
melihat dan memperbaiki hal-hal yang sudah dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui langkah yang sudah dilaksanakan terhadap hal-hal yang perlu
pembenahan atas tindakan. Evaluasi dilakukan untuk menyimpulkan proses dan hasil
kegiatan yang telah dilakukan, sedangkan tindak lanjut dilakukan untuk mencari
langkah perbaikan pada kegiatan. Langkah baru perlu dibuat berdasarkan rangkuman
reflesi dan evaluasi.

19
B. Kendala
Selama kegiatan ekstrakurikuler pencak silat di SMP Negeri 1 Bendo
berlangsung, ada beberapa kendala yang dihadapi. Kendala itu ada yang dari internal
dan eksternal: Kedua jenis kendala tersebut sebagai berikut:
• Semangat para peserta kadang-kadang menurun. Untuk mengatasi hal tersebut
pelatih membuat suasana yang berbeda dalam latihan.
• Peserta ekstrakurikuler pencak silat kadang hanya sebagian yang datang. Untuk
mengatasi hal tersebut pelatih harus mengulang materi latihan.
• Peserta ekstrakurikuler kadang kurang fokus untuk berlatih. Untuk mengatasi hal
tersebut pelatih dan guru pembimbing memberikan nasihat dan arahan.
• Peserta ekstrakurikuler pencak silat kadang berbeda dalam menerima materi
latihan tentang gerak dan jurus. Untuk itu pelatih mengajak peserta yang sudah
mampu untuk ikut membantu peserta yang belum dapat mempraktikkan sesuai
arahan pelatih.

C. Hasil
SMP Negeri 1 Bendo setelah mengikuti proses latihan yang terprogram dan
kerja sama yang dilakukan sekolah dan Padepokan Putra Lawu. Ada beberapa
prestasi kejuaraan yang sangat membanggakan. Beberapa hasil prestasi itu sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Daftar Raihan Prestasi
No Nama Kejuaran Tingkat Juara
1 Dimas Saputra Kejuaran Pencak Silat Antar Provinsi Juara I kelas F
Pelajar SMP, SMA pra remaja
Sederajat dan Dewasa
Tingkat se-Jawa Timur
Invitasi Jawa IAIN Cup
Tahun 2017, 18-21 Januari
2017.
2 Dimas Saputra Olimpiade Olahraga Siswa Kabupaten Juara I kelas F
Nasional SMP Tingkat tanding pria
Kabupaten Tahun 2017, 15-
18 Maret 2017.
3 Dimas Saputra Kejuaran pencak silat UNJ Nasional Juara I kelas E
Open ke V, Jakarta 25-27 putra
April 2017.
4 Dimas Saputra Kejuaran Bupati Cup III Kabupaten Juara 1 SMP E –
Hari Jadi ke 342 GOR Ki PA
Mageti, 5 -8 Oktober 2017
5 Alfyah Wulan ITS CUP V OPEN 2018 Provinsi Juara 2 Seni

20
No Nama Kejuaran Tingkat Juara
Sasmita 2-7 Januari 2018 Regu Putri
Kategori Pra
Remaja
6 Amelia Tiara ITS CUP V OPEN 2018 Provinsi Juara 2 Seni
Bhanuwati 2-7 Januari 2018 Regu Putri
Kategori Pra
Remaja
7 Ahmad Fauzi Kejuaraan Setia Hati Terate Provinsi Juara II kelas C
Unitomo Cup 2018 Se-Jawa Pra Remaja
Timur, 9- 12 Agustus 2018.
8 Ahmad Fauzi Kejuaran Pencak Silat Kabupaten Juara I kelas
Bupati Cup IV Hari Jadi SMP C - Pa
Magetan Ke 343 2018, 18-
20 Oktober 2018.
9 Ahmad Fauzi Kejuaran pencak silat Nasional Juara II kelas C
Bekasi Open II Tingkat putra remaja
Nasional 2018, 21-23
Desember 2018.
10 Dimas Saputra Kejuaraan Pencak Silat Karesidenan Juara III kelas D
PSHT Antar Ranting, 22- 26 kategori remaja
Januari 2019

Kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan di sekolah dan sebagai manajer


dalam mengambil langkah demi sebuah prestasi. Dengan kerja yang
berkesinambungan dan bersungguh-sungguh melalui kerja sama menggandeng pihak
luar ternyata berhasil membawa prestasi. Hal ini tentu dapat dijadikan landasan untuk
ekstrakurikuler yang lain. Langkah ini juga sebagai terobosan yang dapat ditiru oleh
sekolah-sekolah yang lain. Dari paparan tersebut dapat diketahui bahwa keberhasilan
suatu hasil tidak terlepas dari suatu proses yang luar biasa.

Gambar 3.5 Hasil dari Pencapaian Prestasi

BAB IV

21
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Paparan di atas menunjukkan suatu hasil yang membanggakan tidak hanya bagi
Kepala Sekolah, tetapi bagi semua pihak. Penyelesaian permasalahan untuk mencapai
suatu prestasi sudah terjawab dengan melibatkan unsur pihak luar sebagai mitra yang
menyediakan pelatih dan juga tepat untuk berlatih. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa
prestasi itu tidak hanya berupa akademik, tetapi prestasi non akademik juga merupakan
suatu hal yang dapat diraih sekaligus membanggakan. Bahkan prestasi non akademik
berkaitan langsung dengan keahlian dan minat yang ada pada diri peserta didik.
Perwujudan bentuk kerja sama dilakukan dengan pihak luar karena tanggung
jawab pendidikan generasi bangsa pada hakikatnya bukan hanya berada di sekolah,
melainkan masyarakat juga mempunyai andil. Kepala Sekolah sebagai guru yang diberi
tugas tambahan tentu tidak terlepas dari empat kompetensi guru. Bekerja sama dengan
pihak luar jelas merupakan kompetensi sosial yang tepat pada sasaran.
Daya pikir Kepala Sekolah dapat memanfaatkan komunikasi dengan pihak luar
sehingga terjalin hubungan yang erat dan berkesinambungan untuk prestasi dan nama
baik sekolah di lingkungan masyarakat. Pemanfaatan sasana atau tempat latihan pencak
silat Padepokan Putra Lawu adalah contoh yang nyata. Karena hasilnya yang sangat
baik dan bersifat lama serta mudah dilaksanakan dengan biaya yang tidak begitu banyak
adalah bentuk terobosan untuk sekolah lain.

B. Rekomendasi
Berkenaan simpulan di atas, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Hendaknya kerja sama dengan pihak luar dalam memajukan dan meraih prestasi
sekolah terus ditingkatkan demi terbangunnya citra baik sekolah.
2. Hendaknya sekolah dapat mengambil keputusan yang baru dari kegiatan kerja sama
dengan pihak luar untuk terus dijaga dan dikembangkan.
3. Hendaknya setiap warga sekolah memahami bahwa pendidikan tidak hanya di seko-
lah, proses yang lain secara berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan pemberian
kecakapan hidup yang bermakna bagi peserta didik untuk mencapai prestasi.

22
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Abd.Wahab & Umiarso.2016. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Andang.2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah.Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Barnawi dan M.Arifin.2014. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Efendi, Nur. 2015. Islamic Educational Leadership. Jogjakarta:Kalimedia.
Endang, Kumaidah. Penguatan Eksistensi Bangsa Melalui Seni Bela Diri Tradisional
Pencak Silat, (“Seminar Pencak Silat Tradisional dalam Perspektif Budaya dan
Sejarah”, 17 Februari 2011 di Universitas Indonesia).
Helmawati.2015. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Agama Islam.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
https://jagokata.com/arti-kata/sasana.html, diunduh tanggal 30 Juni 2020.
Imam,Taufik..2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Ganeca Exact.
Juliantoro, Mohamad. 2017.Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,
(DalamJurnal Al-Hikmah, vol. 5, no. 2 Oktober 2017.)
Kholis, Moh. Nur.Aplikasi Nilai-Nilai Luhur Pencak Silat Sarana Membentuk Moralitas
Bangsa, (Jurnal SPORTIF, Vol. 2 No. 2 November Tahun 2016).
Makawimbang, J. H. 2012. Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu. Bandung: Alfabeta.
Mulyono. 2009.Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan.Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mulyasa, E. 2004.Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan
MBS dan KBK. Bandung: Rosda.
Nawawi, Hadiri. 1984. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Onisimus, Amtu. 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Bandung: Alfa-
beta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2018
tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

23
Setyorini.2015. Penerapan Pola Latihan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tapak Suci Putra
Muhammadiyah dalam Pembinaan Karakter Disiplin dan Cinta Tanah Air Siswa
SMPMuhammadiyah 4 Jogjakarta.(Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Jogjakarta).
Sugiharti, Sri. 2013.Paper tentang Ajaran Ki Hadjar Dewantara. Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa Inggris: Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta.
Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah: Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sulistyorini. 2009. Manajemen Pendidikan Islam. Yogyakarta:Teras.
Sutrisno, 2012.Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: Insan Madani.
Wahjosumidjo.2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Per-
masalahnya. Jakarta: Rajawali Press.
Wadib, Su’udi.2017. Meningkatkan Mutu Pendidikan. Malang: PT Litera Media Tama.
Zaki, Muhammad Nur. 2018. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Ekstrakurikler Pencak
Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di SMA Negeri 1 Garum Kabupaten
Blitar.(Skripsi Mahasiswa Universitas Negeri Malang)

24
LAMPIRAN 1:

LINK YOUTUBE : https://youtu.be/PyHnO5CKiyQ

25
LAMPIRAN 2:

a. Lembar peminatan
b. Rekapitulasi peminatan

26
27
28
LAMPIRAN 3:
a. Hasil pendataan peserta ekstrakurikuler pencak silat
b. Daftar peserta ekstrakurikuler pencak silat
c. Daftar absensi

29
30
31
32
Lampiran 4
a. Surat permohonan bantuan menjadi pelatih
b. Surat perjanjian kerja sama

33
34
35
LAMPIRAN 5 : BERKAS SEMINAR

a. Berita acara seminar


b. Daftar hadir
c. Notulen
d. Foto seminar

36
37
38
39
40
41
42
DOKUMENTASI SEMINAR BEST PRACTICE

43
Lampiran 6: Foto Diri Penulis

44

Anda mungkin juga menyukai