Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TATA KELOLA BARANG MILIK DAERAH BERBASIS RESIKO PADA BAGIAN


UMUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG

Dosen Pengampu

Nurianah, SE, MA

Disusun oleh:

Abdul Muthalib (2362114)

STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko oleh Ibu Nurianah, SE, MA.

Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 08 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
GAMBARAN UMUM INSTANSI..........................................................................................3
2.1 Deskripsi Organisasi....................................................................................................3
2.2 Tugas Unit Kerja.........................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
3.1 Definisi Dan Pengertian Manajemen Risiko...............................................................6
3.2 Prakondisi Penilaian Risiko.........................................................................................7
3.2.1 Karakteristik Penilaian Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.............................................................................7
3.2.2 Data Awal Kelemahan Pengendalian Intern.........................................................7
3.3 Langkah Kerja Penilaian Risiko..................................................................................8
3.3.1 Identifikasi Risiko................................................................................................8
3.4 Analisis Risiko.............................................................................................................9
3.4.1 Prinsip analisis risiko...........................................................................................9
3.4.2 Output Analisis Risiko.......................................................................................10
3.4.3 Langkah Kerja Analisis Risiko...........................................................................10
3.5 Pelaporan...................................................................................................................10
3.6 Pengendalian Risiko Tata Kelola Barang Milik Daerah Pada Bagian Umum
Sekretariat Daerah................................................................................................................11
3.6.1 Penilaian Risiko dan Rencana Tindak Pengendalian.........................................11
BAB IV....................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tata kelola perusahaan yang baik merupakan prinsip- prinsip tata kelola yang dapat
membantu perusahaan untuk memitigasi risiko dan memanajemen.risiko. Begitu juga pada
tata kelola Pemerintahan yang baik harus mampu meminimalisir dan memitigasi risiko di
lingkungan Pemerintahan. Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bupati nomor 35 Tahun
2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Risiko di Lingkungan Instansi Pemerintah
Kabupaten Jombang yang dilatar belakangi Peraturan Bupati Jombang Nomor 10 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Jombang maupun Peraturan Bupati Jombang Nomor 33 Tahun 2011
tentang Petunjuk Pelaksaaan Peraturan Bupati Jombang Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Jombang, untuk keseluruhan unsur dan sub unsur, termasuk sub unsur identifikasi
risiko dan analisis risiko, namun belum mencakup metode pengintegrasian, penetapan
kriteria, dan formulir-formulir untuk menuangkan hasil penilaiannya. Penyusunan pedoman
penilaian risiko yang lebih operasional sangat dibutuhkan karena penyelenggaraan SPIP
( Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ) melekat pada tindakan dan kegiatan. Pedoman
Penilaian Risiko ini dirancang mengikuti tindakan dan kegiatan pada tiga tingkatan yaitu:
strategis, organisasional, dan operasional.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba menyusun rumusan


masalah dalam Risiko Pengelolaan Barang Milik Daerah pada tingkat operasional adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan tata kelola risiko barang milik daerah pada Pemerintah
Kabupaten Jombang khususnya Bagian Umum Sekretariat Daerah?

2. Apa potensi risiko dalam pengelolaan barang milik daerah?

3. Bagaimana memitigasi dampak dari potensi risiko yang ada?

1
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menjelaskan potensi risiko pengelolaan barang milik daerah

2. Menganalisis penerapan tata kelola barang milik daerah berbasis risiko pada Bagian
Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang.

3. Terlaksananya tata kelola barang milik daerah yang lebih efektif.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman tentang pengertian tata kelola barang milik daerah berbasis
risiko pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang.

2. Memberikan gambaran tentang penerapan tata kelola barang milik daerah pada
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang.

3. Menjelaskan manfaat dari penerapan tata kelola barang milik daerah berbasis risiko.

2
BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Deskripsi Organisasi

Bagian Umum Sekretarariat Daerah Kabupaten Jombang dibentuk pada tahun 2021
merujuk pada Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2020 sesuai misi Kabupaten Jombang dalam
Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional. Bagian Umum
Sekretarariat Daerah Kabupaten Jombang mempunyai tujuan meningkatkan tata kelola
pemerintahan, yang profesional, akuntabel, transparan, dan efektif serta penyelenggaraan
layanan publik yang berkualitas. Bagian Umum Sekretarariat Daerah Kabupaten Jombang
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan dan pemantauan dan
evaluasi di bidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan kepegawaian, perlengkapan dan rumah
tangga yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2020 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas pokok dan fungsi Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten
Jombang

1. Susunan Organisasi Bagian Umum

Berikut susunan organisasi Bagian Umum Sekretariat Daerah kabupaten Jombang.

KEPALA BAGIAN

Sub Bagian Tata


Sub Bagian Sub Bagian Rumah
Usaha Pimpinan, Staf
Perlengkapan Tangga
Ahli dan Kepegawaian

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten
Jombang Tahun 2023

3
2.2 Tugas Unit Kerja

Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan pelaksanaan


kebijakan dan pemantauan dan evaluasi di bidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan
kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Umum
mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di bidang tata usaha


pimpinan, staf ahli dan kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

2. Pelaksanaan pelayanan administratif dibidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan
kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga;

3. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan dibidang tata usaha


pimpinan, staf ahli dan kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga;

4. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Urnum yang
berkaitan dengan tugasnya.

Untuk menunjang tugas pokok dan fungsi Bagian Umum sesuai dengan peraturan bupati
nomor 18 tahun 2020 pasal 32 tentang tugas dari Sub Bagian Tata Usaha Pimpinan, Staf Ahli,
dan Kepegawaian sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengendalian administrasi perkantoran yang meliputi kegiatan tata


usaha umum dan persuratan, sekretariat daerah dan Staf Ahli.

2. Melaksanakan layanan administrasi kepegawaian yang meliputi cuti, kenaikan


pangkat, pengajuan pensiun dan pengelolaan administrasi data kepegawaian lingkup
Sekretariat Daerah dan Staf Ahli.

3. Menyelenggarakan penyusunan, pembuatan, penggandaan dan penataan proses


pengiriman surat menyurat.

4. Mengarahkan, menata, menyediakan dan mendistribusikan surat kepada pihak yang


terkait.

5. Melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan kepegawaian lingkup Sekretariat


Daerah dan Staf Ahli.

4
6. Mempersiapkan dan mengatur perjalanan dinas Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten
dan Bagian Umum.

7. Melaksanakan penatausahaan barang milik daerah Bagian Umum.

8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Umum.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Dan Pengertian Manajemen Risiko

Menurut Brigham & Daves (2013) manajemen risiko adalah identifikasi kejadian
yang dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan dan kemudian melakukan tindakan
untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa tersebut.
Menurut Djohanputro,( 2008 ), manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis
dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakkan, mengembangkan alternatif penanganan
risiko dan memonitor serta mengendalikan penanganan risiko. Sedangkan menurut Irham
Fahmi ( 2018 ), Manajemen Resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang
bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan
sistematis.

Manajemen risiko organisasi adalah suatu sistem pengelolaan risiko yang dihadapi
oleh organisasi secara komperhensif untuk tujuan meningkatkan nilai Perusahaan.

Sejalan dengan beberapa pedoman di atas, berdasarkan Peraturan Bupati no: 35


Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Risiko Di Lingkungan Instansi
Pemerintah Kabupaten Jombang pada tiga tingkat tindakan dan kegiatan yaitu:

1. Tingkat strategis yang meliputi penilaian risiko pada aspek strategis yang menjadi
tanggung jawab Bupati.

2. Tingkat organisasional yang meliputi penilaian risiko organisasi yang bersifat


manajerial yang menjadi tanggung jawab Kepala Perangkat Daerah (entitas pelaporan).

3. Tingkat operasional yaitu penilaian risiko di tingkat kegiatan operasional. Secara


praktik, perancangan dan penilaian di ketiga tingkatan tersebut akan teroperasionalkan dalam
masing-masing kegiatan pokok tindakan pendukung yang dilaksanakan oleh suatu unit
organisasi di ketiga tingkatan tersebut.

6
Hasil Penilaian Risiko berupa daftar risiko, status risiko, dan peta risiko akan menjadi
dasar pengembangan kebijakan dan prosedur dalam Kegiatan Pengendalian. Pemanfaatan
hasil penilaian risiko ini diperlukan untuk memastikan bahwa pengembangan kebijakan dan
prosedur kegiatan pengendalian dilakukan terintegrasi dengan tindakan manajemen dalam
perencanaan strategis hingga pertanggungjawaban berdasarkan skala prioritas dan risiko.

3.2 Prakondisi Penilaian Risiko

Penilaian Risiko pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengidentifikasi kejadian


yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi Pemerintah. Konsepsi ini menuntut
adanya pra kondisi agar proses identifikasi dan analisis risiko dapat dilaksanakan secara
efisien dan efektif sesuai karakteristik Penilaian Risiko menurut Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yaitu adanya Desain
Penyelenggaraan SPIP. Data awal kelemahan SPIP juga perlu dianalisis sebelum melakukan
penilaian risiko.

3.2.1 Karakteristik Penilaian Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sesuai dengan Pasal 13 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Penilaian Risiko meliputi dua kegiatan pokok yaitu
identifikasi dan analisis risiko. Proses penilaian risiko, sesuai ayat (3), didahului dengan
penetapan tujuan baik tujuan di tingkat Instansi Pemerintah maupun tujuan di tingkat
kegiatan. Pemisahan penetapan tujuan ini akan menjadi acuan atau kriteria dalam menilai
risiko karena Penilaian Risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran pemerintah.

3.2.2 Data Awal Kelemahan Pengendalian Intern

Sebelum penilaian risiko dilakukan oleh suatu unit organisasi, identifikasi tentang
kelemahan SPIP dapat saja telah dilakukan, baik oleh internal maupun eksternal organisasi,
melalui Diagnostic Assessment (DA) maupun oleh audit BPK. Kelemahan-kelemahan SPIP
hasil DA maupun temuan hasil audit atau reviu dari BPK atau APIP perlu dianalisis agar
penilaian risiko efektif dan efisien. Identifikasi kelemahan pengendalian intern ini
dimaksudkan untuk memberikan data awal terhadap risiko yang harus diidentifikasi atau
menilai bagaimana pengaruhnya pada saat dilakukan analisis risiko. Kelemahan suatu

7
pengendalian pada aspek kegiatan tertentu akan dinilai bagaimana pengaruhnya terhadap nilai
dampak atau nilai kemungkinannya.

3.3 Langkah Kerja Penilaian Risiko

3.3.1 Identifikasi Risiko


3.3.2
Sebagai salah satu unsur Penilaian Risiko, Identifikasi Risiko dilakukan untuk
menggali kejadian-kejadian dalam pelaksanaan tindakan dan kegiatan yang mungkin dapat
menghambat pencapaian tujuan. Langkah-langkah berikut ini memberi panduan untuk
menggali informasi tentang pemilik risiko, penyebab, pengendalian risiko yang sudah ada,
dan penetapan sisa risiko. Mela lui tahapan ini, akan disusun suatu Daftar Risiko yang
memuat informasi Sisa Risiko.
1. Prinsip Identifikasi Risiko
Risiko selalu ada dan melekat dalam setiap kegiatan Instansi Pemerintah. Namun
demikian, para pelaksana kegiatan umumnya kurang menyadari risiko tersebut sehingga tidak
dapat mengantisipasi kegiatan pengendalian secara tepat. Dalam rangka menjamin perolehan
identifikasi risiko yang akurat, penilaian risiko harus menggunakan metodologi yang tepat
dan me1ibatkan para pemilik risiko yang terkait dengan kegiatan yang dinilai risikonya.
Metodologi yang tepat akan mengarahkan ketepatan proses penilaian, sedang keterlibatan
para pemilik risiko penting karena mereka yang mengerti kegiatan dan menjadi pihak yang
terkena dampak atas kegagalan pencapaian tujuan.
2. Output Identifikasi Risiko
Output Identifikasi Risiko adalah Daftar Risiko yang memuat informasi tentang
peristiwa risiko, pemilik risiko, penyebab risiko, kegiatan pengendalian risiko yang sudah
ada, dan sisa risiko setiap tindakan atau kegiatan yang dinilai risikonya.
3. Langkah Kerja Identiflkasi Risiko
Langkah kerja utama untuk mendapatkan Daftar Risiko untuk masing masing
tindakan dan kegiatan adalah sebagai berikut:
 Libatkan para pihak yang melaksanakan dan terkait dengan jalannya kegiatan
yang dinilai risikonya;
 Pastikan bahwa orang-orang yang terlibat tersebut mempunyai pengetahuan
mengenai tujuan kegiatan serta tugas dan fungsi instansinya;

8
 Berdasarkan pemahaman tentang tujuan kegiatan, proses bisnis dan
pengendaliannya , dan AOI/ Temuan Audit , lakukan identifikasi risiko yang
meliputi; peristiwa risiko, pemilik risiko, sumber dan uraian penyebab risiko,
pengendalian yang ada serta sisa risiko
 Lakukan wawancara, evaluasi dokumen, pengamatan dan pendekatan lainnya
untuk menggali peristiwa risiko yang ada dalam pelaksanaan suatu kegiatan;
 Buatkan catatan-catatan tentang peristiwa risiko yang berhasil di identifikasi;
 Adakan rapat internal (diskusi panel atau Focus Group Discussion (FGD))
untuk mematangkan pengidentifikasian risiko dengan pendekatan proses
bisnis.
 Dapatkan informasi tambahan yang sah (valid)/Identifikasi informasi/
dokumen yang mendukung (SOP, Laporan Hasil Audit/ Evaluasi, pemberitaan
dalam media masa) bahwa risiko- risiko dimaksud memang mungkin akan
terjadi.
 Tentukan pemilik risiko atas peritiwa yang kemungkinan dapat menghambat
pencapaian tujuan yang telah berhasil diidentifikasi dalam tahapan di atas.
 ldentifikasi faktor penyebab terjadinya risiko.
 Identifikasi Kegiatan Pengendalian yang sudah ada berkaitan dengan peristiwa
risiko.
 Tentukan sisa risiko atas peristiwa risiko jika dihadapkan dengan pengendalian
yang sudah ada.
 Tuangkan langkah-langkah di atas dalam Kertas Kerja

3.4 Analisis Risiko

Analisis Risiko merupakan langkah untuk menentukan nilai dari suatu sisa risiko yang
telah diidentifikasi dengan mengukur nilai kemungkinan dan dampaknya. Berdasarkan hasil
penilaian tersebut, suatu sisa risiko dapat ditentukan tingkat dan status risikonya sehingga
dapat dihasilkan suatu informasi untuk menciptakan desain pengendaliannya.

3.4.1 Prinsip analisis risiko


Risiko yang telah diidentifikasi harus dianalisis berdasarkan informasi yang akurat
sehingga dapat diperoleh nilai kemungkinan dan dampak yang tepat. Ketepatan

9
penilaian ini penting karena hasil yang diperoleh akan menentukan prioritas
penanganannya.
Dalam penilaian dibutuhkan adanya data-data kejadian pada tahun- tahun sebelumnya
serta data prediksi untuk kejadian pada masa yang akan datang. Karenanya proses ini
membutuhkan proses analisis informasi dan peran serta pelaksana kegiatan yang
sangat memahami proses operasionalnya dan bila dirnungkinkan juga melibatkan para
pihak yang terlibat.

3.4.2 Output Analisis Risiko


Output Analisis Risiko adalah Status dan Peta Risiko. Status Risiko adalah suatu
daftar yang memuat informasi tentang sisa risiko, referensi dan nilai kemungkinan,
referensi dan nilai dampaknya,serta tingkat dan penjelasannya sesuai dengan urutan
mulai dari sisa risiko dengan tingkat risiko terbesar sampai dengan tingkat terkecil
( descend atau dari Z ke A). Sedangkan Peta Risiko adalah suatu penggambaran dari
masing-masing sisa risiko secara visual sesuai dengan nilainya dalam Matrik Peta
Risiko sehingga akan diperoleh informasi pada area mana sisa risiko tersebut berada.

3.4.3 Langkah Kerja Analisis Risiko


Langkah kerja utama untuk mendapatkan Status dan Peta Risiko tersebut merupakan
gabungan Penilaian Efektifitas Lingkungan Pengendalian dan Pedoman.
a. Analisis Efektivitas Lingkungan Pengendalian
b. Melaksanakan Prosedur Analisis Risiko

3.5 Pelaporan

Sebagai panduan dalam penyelesaian kegiatan penilaian risko, pada bagian ini akan
diuraikan materi mengenai pelaporan basil penilaian risiko yang menyangkut muatan dan
format Laporan Hasil Penilaian Risiko.
Laporan hasil penilaian risiko barus memenuhi kriteria:
 lengkap yaitu memuat informasi tentang risiko yang memerlukan prioritas
penanganan secara menyeluruh,
 Akurat yaitu risiko atas kegiatan yang dilaporkan tepat berkaitan kegiatan
yang memang memerlukan penanganan,

10
 Informatif yaitu memberikan basil yang jelas dan mudah ditindaklanjuti.
Sehubungan hal tersebut, laporan minimal harus memuat hal-hal sebagai
berikut:
a . Pemilik risikonya;
b. Ruang Lingkup
c. Daftar Risiko, Status dan Peta Risiko
d. Saran terbadap prioritas pengendaliannya.
Laporan tersebut selanjutnya akan menjadi dasar bagi pemilik risiko, dalam
hal ini adalah pimpinan instansi pemerintah atau penanggungjawab kegiatan
untuk menetapkan langkah-langkah pengendaliannya.

3.6 Pengendalian Risiko Tata Kelola Barang Milik Daerah Pada Bagian Umum Sekretariat
Daerah

Berdasarkan pembahasan tentang analisis hingga pengendalian risiko di atas, risiko


dalam tata kelola barang milik daerah merupakan contoh dari risiko di tingkat operasional.

3.6.1 Penilaian Risiko dan Rencana Tindak Pengendalian

3.6.1.1 Penetapan Konteks/Tujuan

Tujuan Strategis adalah Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan kualitas layanan


publik sedangkan Sasaran Strategisnya yaitu Meningkatnya kualitas layanan. Bagian Umum
mempunyai 9 kegiatan dengan indikator sebagai berikut :

1. Persentase pengelolaan penatausahaan keuangan

2. Persentase Barang Milik Daerah aset Bagian Umum dalam kondisi baik

3. Persentase pemenuhan pengadaan pakaian dinas

4. Persentase pemeriksaan kesehatan KDH/WKDH yang terfasilitasi

5. Persentase pencairan dana penunjang operasional tepat waktu

6. Persentase pemenuhan kebutuhan rumah tangga KDH/WKDH dan Setda yang


terfasilitasi

7. Persentase kepuasan pengguna layanan administrasi umum Setda

11
8. Persentase kepuasan pengguna layanan jasa penunjang Setda

9. Persentase kepuasan pengguna layanan pengadaan sarpras kantor Setda

3.6.1.2 Hasil Identifikasi Risiko Pada Tata Kelola Barang Milik Daerah

Risiko Operasional Bagian Umum Sekretariat Daerah adalah :

12
No Sumbe Penerima
Pemilik Penyebab Sifat Dampak
. Uraian Risiko r Dampak
Risiko Risiko Risiko Risiko
Risiko Risiko

1 Tidak Kepala Sebagian Internal C Barang sulit OPD


sesuainya Bagian besar diidentifikasi
jumlah barang Umum barang keberadaanny
milik daerah pengadaan a sehingga
pada KIB baru belum barang
dengan kondisi berlabel mudah hilang
real.

2 Tidak Kepala Kurangnya Internal C Pelaksanaan OPD


sesuainya Bagian integrasi kegiatan yang
barang yang Umum data antara kurang
dibeli dengan masing- maksimal
daftar Rencana masing
Kebutuhan subbagian
Barang Milik
Daerah

3 Kurang Kepala Belum Internal C Pelaksanaan OPD


maksimalnya Bagian adanya kegiatan yang
pemanfaatan Umum aplikasi kurang
sarpras baik maupun maksimal
Gedung dan jadwal
bangunan pemakaian
maupun Sarpras
peralatan yang real
time dan
terintegrasi

4 Keterbatasan Kepala Terbatasnya Internal C Risiko OPD


tempat Bagian tempat kehilangan
penyimpanan Umum penyimpana barang
barang n apabila tidak
pengadaan pengadaan disimpan di
barang tempat yang
milik lebih aman
daerah.
13
5 Ketidaksesuaia Kepala Tidak Internal C Barang yang OPD
n antara Bagian sesuainya dibelanjakan
spesifikasi Umum spesifikasi tidak sesuai
3.6.1.3 Hasil Analisis Risiko

Secara lengkap Skala dampak risiko untuk masing-masing uraian dapat dirinci pada tabel
berikut ini:

Skala Resiko

Sangat Sangat
No Uraian Resiko Tinggi Rendah
Tinggi Rendah
9>6 4>3
16 > 12 2>1

A Risiko Operasional OPD

1 Tidak sesuainya jumlah barang milik √


daerah pada KIB dengan kondisi real.

2 Tidak sesuainya barang yang dibeli √


dengan daftar Rencana Kebutuhan
Barang Milik Daerah

3 Kurang maksimalnya pemanfaatan √


sarana dan prasarana baik gedung dan
bangunan maupun peralatan

4 Keterbatasan tempat penyimpanan √


barang pengadaan

5 Ketidaksesuaian antara spesifikasi √


barang yang diadakan dengan
ekspektasi unit kerja yang
membutuhkan

6 Terjadinya kesalahan rekening kode √


barang pada saat melakukan belanja
pengadaan barang

3.6.1.5 Evaluasi Dan Pengendalian Yang Sudah Dilakukan

14
Berdasarkan hasil identifikasi resiko diatas maka langkah-langkah pengendalian yang
sudah dilakukan antara lain :

1. Telah dilakukan inventarisasi secara berkala terhadap kesesuaian spesifikasi


Barang Milik Daerah dan letak pengoperasiannya dengan data KIB ( Kartu
Inventaris Barang ) dan menempelkan label barang pada setiap item barang
pengadaan baruuntuk mempermudah identifikasi barang tersebut.
2. Telah dilakukan rekonsiliasi antara penyusun rencanan kebutuhan barang milik
daerah dengan bagian penyusunan program dan perencanaan.
3. Telah dilakukan koordinasi terkait rencana penggunaan aplikasi untuk
mempermudah monitoring kegiatan yang akan diselenggarakan dengan
menggunakan sarana dan prasarana/ barang milik daerah yang dikelola bagian
umum.
4. Telah dilakukan koordinasi dan perencanaan untuk rehabilitasi gedung yang
nantinya Sebagian akan digunakan untuk penyimpanan barang milik daerah/
barang pengadaan oleh bagian umum.
5. Telah dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan setiap bagian pada Sekretariat
Daerah untuk meminimalisir kesalahan dan ketidaksesuaian spesifikasi
pengadaan barang.
6. Telah dilakukan koordinasi antara penyusun rencana kebutuhan barang dan
bidang aset BPKAD ( Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ) terkait
nomenklatur dan kode rekening yang seharusnya.

3.6.1.6 Pengendalian yang masih dibutuhkan

Langkah-langkah pengendalian tambahan kedepan guna memaksimalkan resiko yang


teridentifikasi diatas antara lain :

1. Melakukan peningkatan Sumber Daya Manusia Aparatur di Bagian Umum


2. Peningkatan Sarana dan Prasarana pendukung
3. Monitoring dan evaluasi permasalahan secara berkala

15
BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada Bagian Umum
Sekretariat Daerah telah dilakukan proses pengelolaa risiko organisasi pemerintahan
khususnya risiko pengelolaan barang milik daerah telah dilaksanakan sesuai prosedur.
Berdasarkan hasil analisa manajemen resiko dari kegiatan terkait pengelolaan barang milik
daerah yang ada di Bagian Umum terdapat 6 ( enam ) kegiatan yang semuanya berisiko
rendah dan ke-enam risiko tersebut telah berhasil dikendalikan dengan baik.

16
17
DAFTAR PUSTAKA

 Pemerintah Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang


Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Jakarta
 Pemerintah Kabupaten Jombang. 2017. Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2017
tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Risiko Di Lingkungan Instansi Pemerintah
Kabupaten Jombang. Jombang
 Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A. 2016. Manajemen Risiko. Edisi 3. Penerbit UPP
STIM YKPN, Yogyakarta
 Irham Fahmi. 2018. Manajemen Risiko. Edisi Revisi. Penerbit ALFABETA, Bandung

18

Anda mungkin juga menyukai