Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KERJA PRAKTEK

IDENTIFIKASI BIDANG TANAH KAWASAN LORONG ASLI


RT. 17 KELURAHAN SENTOSA KOTA PALEMBANG PADA
KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN
PERTANAHAN NASIONAL KANTAH KOTA PALEMBANG

Dosen Pembimbing:
Ahmad Ridho Sastra, S.T., M.Eng.
NIDN: 0220099201

Disusun Oleh :
Donny Irawan Wijaya (2020270019)

PROGRAM STUDI SURVEI DAN PEMETAAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN MAGANG PADA KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA


RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL KANTAH KOTA PALEMBANG

Telah diperiksa dan disetujuhi oleh:

Dosen Pembimbing SUB Bagian Tata Usaha Kantor


Pertanahan Kota Palembang

Ahmad Ridho Sastra, S.T., M.Eng Hawa Melina, SH


NIP: 196605031985112001 NIDN: 0220099201

Mengetahui, Kepala Program Studi

Annisa Kurnia Shalihat, S.Si., M.Sc


NIDN: 0227039202

ii
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
bagi Allah SWT atas limpahan karunia-Nya serta berkat rahmat, taufiq, hidayah dan
inayah-Nya saya dapat menyelesaikan pembuatan laporan pelaksanaan kerja praktek atau
magang pada Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang.
Shalawat serta salam kita curahkan kepada baginda kita nabi besar Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihakpihak yang telah banyak membimbing dan membantu kami selama melaksanakan
kegiatan magang sampai dengan tersusunnya laporan ini, diantaranya:
1. Ibu Annisa Kurnia Shalihat, S.Si., M.Sc selaku kepala program studi survei dan
pemetaan
2. Bapak Ahmad Ridho Sastra, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing kerja praktek
3. Bapak Muhammad Aji Murizki, S.H, selaku pembimbing magang di Kantor Pertanahan
Kota Palembang
4. Bapak Norman Subowo, S.T., M.Si selaku kepala Kantor Pertanahan kota Palembang
5. Bapak M. Rudyana Wahyudi, S.T selaku kepada seksi Survei dan Pemetaan Kantor
Pertanahan kota Palembang
6. Staf dan pegawai di Kantor Pertanahan Kota Palembang
7. Teman-teman seperjuangan kerja praktek atau magang yang lainnya
Saya juga menyadari bahwa pelaksanaan dan laporan magang kami masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan masukan dan saran untuk menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 1
1.3 Manfaat Kerja Praktek ....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................... 3
2.1 Tinjauan Umum dan Sejarah Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional ......................................................................................... 3
2.2 Struktur Organisasi Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang .................................................... 7
2.3 Visi dan Misi Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Kantor Pertanahan Kota Palembang ................................................................... 8
BAB III LANDASAN TEORI ................................................................................. 10
3.1 Pendaftaran Tanah ............................................................................................. 10
3.2 Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) .................................................. 11
3.3 Metode Penentuan Posisi Dengan GPS ............................................................... 12
3.3.1 Metode RTK-NTRIP ................................................................................. 12
3.3.2 Pengukuran GPS Real Time Kinematik (RTK) .......................................... 13
3.4 Pelaksanaan Kerja Praktek ................................................................................. 14
3.4.1 Alat dan Bahan .......................................................................................... 15
3.4.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................................... 16
3.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek ...................................................................... 18
3.6 Kendala dan Solusi ............................................................................................. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 22
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 23
5.2 Saran .................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 24
LAMPIRAN ............................................................................................................ 25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo ATR/BPN ................................................................................................ 3


Gambar 2.2 Struktur Organisasi ATR/BPN .........................................................................8

Gambar 3.1 NTRIP ......................................................................................................... ..13

Gambar 3.2 GPS RTK .......................................................................................................14

Gambar 3.3 Pelaksanaan Kerja Praktek .......................................................................... .14

Gambar 4.1 Peta Kelurahan Sentosa .................................................................................. 21

Gambar 4.2 Aplikasi Survey Tanahku ............................................................................... 22

v
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan memiliki peran yang sangat
besar dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan peningkatan
daya saing bangsa demi masa depan bangsa yang lebih baik lagi. Agar peran yang
tersebut dapat dijalankan dengan baik maka lulusan perguruan tinggi haruslah
memiliki kualitas yang unggul dalam berbagai bidang.
Di masa seperti sekarang ini, mahasiswa bukan hanya dituntut berkompeten
dalam bidang kajian ilmunya tetapi juga dituntut untuk memiliki kompetensi yang
holistic agar mampu bersaing di dunia kerja sehingga dapat mengerjakan pekerjaan
dengan baik menggunakan ilmu pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah.
Untuk meningkatkan kualitas diri dari seorang mahasiswa maka diadakanlah
perogram Kerja Praktek atau Magang di Universitas Indo Global Mandiri khususnya
program studi Survei dan Pemetaan. Program ini diharapkan dapat membantu melatih
dan menambah pengalaman mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja yang
sesungguhnya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek/magang yaitu
mendapatkan dan menerapkan ilmu khususnya bidang survei dan pemetaan pada
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi atau perusahaan yang ditempati
sehingga dapat meningkatkan kemampuan diri seorang mahasiswa untuk dapat
berjuang di dunia kerja yang akan dijalani.

1.3 Manfaat Kerja Praktek


Kegiatan kerja praktek atau magang memiliki manfaat bagi pihak-pihak yang
terkait pelaksanaan program kerja praktek atau magang, yaitu:
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman kerja mahasiswa survei dan
pemetaan mengenai dunia kerja khususnya pada instansi atau perusahaan yang
ditempati

1
b. Melatih dan mengasah keterampilan mahasiswa dalam dunia kerja yang tidak
didapat pada perkuliahan
c. Menerapkan dan membandingkan pengetahuan yang telah didapat selama
perkuliahan dengan dunia kerja sehingga mendapat pengetahuan dan
pengalaman baru
d. Mengembangkan potensi diri, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran,
disiplin dan kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
2. Bagi Universitas
a. Menjalin kerja sama dengan instansi atau perusahaan dalam hal ini yaitu
Badan
Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang
b. Mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang dipelajari
selama perkuliahan dengan kondisi dunia kerja
c. Merupakan salah satu indikator penilaian kemampuan dan kompetensi
mahasiswa dalam menerapkan pengetahuannya di dunia kerja
d. Untuk memperkenalkan universitas dan jurusan Survei dan Pemetaan pada
khalayak luas.
3. Bagi Instansi atau Perusahaan
a. Manfaat bagi instansi atau perusahaan yang ditempati yaitu adanya tambahan
sumber daya manusia dari kalangan mahasiswa yang diharapkan bisa
membantu penyelesaian kegiatan-kegiatan yang ada di instansi atau
perusahaan yang terkait.
b. Memungkinkan hubungan yang baik dan teratur antara pihak Badan
Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang denga pihak
Universitas Indo
Global Mandiri
c. Dapat menjalin kerja sama dengan universitas Indo Global Mandiri
d. Membantu meningkatkan pekerjaan operasional instansi dalalam
melaksanakan pekerjaan.

2
BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum dan Sejarah Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional
Badan Pertanahan Nasional (disingkat BPN) adalah lembaga pemerintah
nonkementerian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. BPN dahulu dikenal dengan sebutan Kantor Agraria. BPN diatur
melalui Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015.

Gambar 2.1 Logo ATR/BPN

Dalam sejarah singkatnya, urusan penataan ruang di Indonesia, sudah berjalan


jauh sebelum Indonesia merdeka. Dimulai dari zaman kolonial, hingga pasca
kemerdekaan. Institusi ini sempat berganti nama berulang kali. Hingga medio 2014,
saat Presiden Joko Widodo terpilih dan menggabungkan Direktorat Jenderal Penataan
Ruang di Kementerian Pekerjaan Umum dengan Badan Pertanahan Nasional.
Penggabungan ini, sekali lagi mengubah nama institusi urusan Tata Ruang menjadi,
Direktorat Jenderal Tata Ruang, sebagai bagian dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.
Pada perkembangannya, berikut merupakan sejarah perkembangan dari
kelembagaan Badan Pertanahan Nasional:
1. Masa 1960-1970
a. 1960
Pada awal berlakunya Undang-undang Pokok Agraria atau yang disingkat
UUPA, semua bentuk peraturan mengenai pertanahan termasuk Peraturan
Pemerintah yang masih dikeluarkan oleh Presiden dan Menteri Muda

3
Kehakiman. kebijakan itu ditempuh oleh pemerintah karena pada saat itu
Indonesia masih mengalami masa transisi.
b. 1965
Pada tahun 1965 agraria dipisah dan dijadikan sebagai lembaga yang terpisah
dari naungan menteri pertanian dan pada saat itu menteri agraria dipimpin
oleh
R.Hermanses. S.H
c. 1968
Pada tahun 1968 secara kelembagaan mengalami perubahan, pada saat itu
dimasukan dalam bagian departemen dalam negeri dengan nama Direktorat
Jenderal Agraria. selama periode 1968 – 1990 tetap bertahan tanpa ada
perubahan secara kelembagaan begitupula dengan peraturan yang diterbitkan.
2. Masa 1988-1990
Pada periode ini kembali mengalami perubahan. Lembaga yang menangani
urusan agraria dipisah dari departemen dalam negeri dan dibentuk menjadi
lembaga non departemen dengan nama badan pertanahan nasional yang kemudian
dipimpin oleh Ir.Soni Harsono dengan catur tertib pertanahannya. Pada saat itu
terjadi perubahan yang signifikan karena merupakan awal mula terbentuknya
badan pertanahan nasional.
3. Masa 1990-sekarang
a. 1990
Pada periode ini kembali mengalami perubahan menjadi Menteri Negara
Agraria/Badan Pertanahan Nasional yang masih dipimpin oleh Ir.Soni
Harsono. Pada saat itu ada penambahan kewenangan dan tanggung jawab
yang harus diemban oleh Badan Pertanahan Nasional.
b. 1998
Pada tahun ini masih menggunakan format yang sama dengan nama Menteri
Negara Agraria/Badan Pertanahan Nasional. Perubahan yang terjadi hanya
pada pucuk pimpinan saja yakni Ir.Soni Harsono diganti dengan Hasan Basri
Durin.
c. 2002-2006

4
Pada tahun 2002 kemudian mengalami perubahan yang sangat penting, pada
saat itu Badan Pertanahan Nasional dijadikan sebagai Lembaga Negara,
kedudukannya sejajar dengan Kementerian, pada awal terbentuknya BPN RI
dipimpin oleh Prof.Lutfi I.Nasoetion, MSc.,Ph.D
d. 2006-2012
Pada tahun 2006 sampai 2012 BPN RI dipimpin oleh Joyo Winoto, Ph.D.
dengan 11 agenda kebijakannya dalam kurun waktu lima tahun tidak terjadi
perubahan kelembagaan sehingga tetap pada format yang sebelumnya.
e. 2012-2014
Pada tanggal 14 Juni 2012 Hendarman Supandji dilantik sebagai Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) menggantikan Joyo
Winoto.
f. 2014-sekarang
Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dibuat Kementerian baru bernama
Kementerian Agraria dan Tata Ruang Indonesia, sehingga sejak 27 Oktober
2014, Badan Pertahanan Nasional berada di bawah naungan Menteri Agraria
dan Tata Ruang. Jabatan Kepala BPN dijabat oleh Menteri Agraria dan Tata
Ruang Ferry Mursyidan Baldan hingga 24 Juli 2016. Saat ini Kepala BPN
dijabat oleh Hadi Tjahjanto.

Saat ini, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional, memiliki empat direktorat dan satu sekretariat,
yaitu:
1) Sekretariat Direktorat Jenderal
2) Direktorat Perencanaan Tata Ruang Nasional
3) Direktoratan Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah I
4) Direktoratan Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II
5) Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Tata Ruang
Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

5
agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian ATR menyelenggarakan fungsi:


1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang,
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum keagrariaan/ pertanahan,
penataan agraria/pertanahan, pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang
dan penguasaan tanah, serta penanganan masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan
ruang, dan tanah
2. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Agraria dan Tata Ruang
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang di daerah, dan
6. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi
di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.

Sedangkan sesuai Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, BPN mempunyai tugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, BPN
menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan
2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan
pemetaan
3. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah, pendaftaran
tanah, dan pemberdayaan masyarakat

6
4. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan
pengendalian kebijakan pertanahan
5. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah
6. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan
sengketa dan perkara pertanahan
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN
8. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BPN
9. pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan
informasi di bidang pertanahan
10. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan
11. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.

2.2 Struktur Organisasi Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan


Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang
Kantor Pertanahan memiki struktur organisasi yang dipimpin oleh Kepala
Kantor Pertanahan. Dengan dibawahnya terdapat Sub Bagian Tata Usaha,
Koordinator Kelompok Substansi Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan, Koordinator
Kelompok Substansi Umum dan Kepegawaian, dan Koordinator Kelompok Substansi
Keuangan dan BMN. Kemudian, terdapat lima seksi pada Kantor Pertanahan yang
masing-masing seksi dipimpin oleh Kepala Seksi. Kelima seksi terssebut yaitu Seksi
Survei dan Pemetaan, Seksi Penetapan dan Pendaftaran, Seksi Penataan dan
Pemberdayaan, Seksi Pengadaan dan Pengembangan, serta Seksi Pengendalian dan
Pengamanan Sengketa. Kepala Seksi biasanya dibantu oleh dua orang Koordinator
Kelompok Substansi dari masing-masing seksi.
Berikut merupakan strtuktur organisasi dari Kementrian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang.

7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi ATR/BPN

2.3 Visi dan Misi Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Kantor Pertanahan Kota Palembang
Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang memiliki visi
dan misi yaitu,
1. Visi
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem
kemasyarakatan,kebangsaan dan kenegaraan republik indonesia.
2. Misi

8
a. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Penciptaan Sumber-
sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, dan
kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan
b. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan,pemilikan,pengunaan dan
pemanfaatan tanah(P4T)
c. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi
berbagai sengketa,konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan
penataan perangkat hukum dan system pengelolaan pertanahan sehingga tidak
melahirkan sengketa,konflik dan perkara di kemudian hari
d. Keberlanjutan system kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia
dengan member akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang
terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat, dan
e. penguatan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa,semangat,prinsip dan
aturan yang tertuang dalam uupa dan aspirasi rakyat secara luas untuk
mencapai tujuan pembangunan bidang pertanahan yaitu “mengelola tanah
seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

9
BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Pendaftaran Tanah


Pendaftaran tanah sesuai yang tercantum dalam 1 PP 24 Tahun 1997
disebutkan bahwa pendaftaran tanah merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi
pergumulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan
data yuridis dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang
tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak
yang membebaninya.
Dasar hukum pendaftaran tanah sendiri diantaranya yaitu:
1) Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960
2) PMDN Nomor 1 Tahun 1997
3) PP Nomor 10 Tahun 1961 jo PP Nomor 24 Tahun 1997
4) PP Nomor 40 Tahun 1996
5) SK Menteri Agraria No. SK VI/5/Ka
Tujuan pendaftaran tanah dalam pasal 3 PP 24 tahun 1997 disebutkan bahwa
pendaftaran tanah bertujuan untuk:
1) Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang hak atas
suatu bidang tanah, satuan rumah susun, dan hak-hak lain yang terdaftar agar
mudah dalam proses pembuktian kepemilikan tanah tersebut
2) Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak tang berkepentingan termasuk
pemerintah agar mudah memperoleh informasi dalam mengadakan perbuatan
hukum mengenai bidang tanah dan Asatuan rumah susun yang mudah terdaftar 3)
Agar terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Pada pendaftaran tanah ada yang namanya asas pendaftaran tanah, terdapat
beberapa asas yang dianut dalam pendaftaran tanah, yaitu:
1) Sederhana

10
Prosedur pendaftaran tanah yang dibuat haruslah mudah dipahami oleh orang
yang berkepentingan.
2) Aman
Pendaftaran tanah mampu memberikan jaminan kepastian hukum.
3) Asas Publisitas
Setiap orang berhak untuk meminta informasi dari Kantor Pertanahan serta
meminta surat keterangan pendaftaran tanah (SKPT).
4) Asas negative
Belum tentu seseorang yang tertulis namanya pada sertifikat tanahnya sebagai
pemilik yang mutlak.
5) Asas Spesialitas
Pendaftaran tanah terutama dari surat ukur sudah jelas sekali karena himpunannya
adalah desa disertai jalan dan nomor dari jalan sehingga memudahkan untuk
menelusurinya.

3.2 Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)


Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah Kegiatan pendaftaran
tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek
pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama
lainnya yang setingkat dengan itu. Objek yang diambil PTSL sendiri meliputi tanah
hak, tanah asset pemerintah/pemda, tanah BUMN/BUMN, tanah desa, tanah
masyarakat hukum adat, kawasan hutan, dll.
(Jayadi setiabudi, 2012) Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah
proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang di lakukan secara serentak dan
meliputi semua pendaftaran tanah yang belum di daftarkan di dalam suatu wilayah
desa atau kelurahan atau lain nya setingkat dengan itu.
Metode PTSL ini merupakan inovasi pemerintah melalui kementrian
ATR\BPN untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat program tersebut di
tuangkan dalam peraturan Menteri No 12 tahun 2017 tentang Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap dan instruksi Presiden No 2 tahun 2018 tentang Percepatan
Pendaftaran Tanah

11
Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah Republik Indonesia. (Pasal 1 Huruf 1 PP No.
24 Tahun 1997) Melalui program ini pemerintah memberikan jaminan kepastian
hukum atau hak atas tanah yang di miliki masyarakat. Pengukuran serentak di
lakukan se-Indonesia dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) bekerja sama dengan
pihak ketiga atau Kantor Jasa Surveyor Kadastral Berlisensi (KJSKB) dengan
mengadakan lelang terbuka seindonesia, dan bagi KJSKB yang memenangkan lelang
tersebut berhak untuk menandatangani kontak kerja sama BPN.

3.3 Metode Penentuan Posisi Dengan GPS


Penentuan posisi menggunakan teknologi (GPS) terdiri dari metode Absolute
dan metode relatif. Pada penentuan posisi secara Absolute, posisi di tentukan dengan
menggunakan sebuah receiver GPS, sedangkan pada posisi secara relatif, posisi titik
di tentukan terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya dengan
menggunakan satu receiver GPS. (Winardi, 2006)

3.3.1 Metode RTK-NTRIP


Metode RTK-NTRIP adalah metode penentuan jarak antara dua stasiun
pengamatan. Metode transmisi koreksi data dengan menggunakan intenet
sehingga pengukuran tersebut masih bisa dilakukan dengan jarak yang lebih
jauh dari base-nya. Pada metode NTRIP ini menggunakan metode pengiriman
koreksi data (Atika Sari,2014) 6 GPS RTK-NTRIP menggunakan jaringan
internet, sehinga komunikasi antara titik ikat dan rover bergantung pada koneksi
internet para pengguna. Secara garis besar, CORS (Continuously Operating
Reference
Station) adalah salah satu bentuk referensi Global Navigation Satellite Sistem
(GNSS) yang beroperasi secara kontinu 24 jam. (Safi’i, 2018) Metode
penentuan posisi absolute memiliki ketelitian yang paling rendah yaitu
mencapai tingkat meter. Ketelitian penentuan posisi absolute dapat ditingkatkan
dengan menggunakan penentuan posisi secara NTRIP, dimana posisi suatu titik
ditentukan relative terhadap titik lainnya yang telah diketahui koordinatnya.
Penentuan posisi secara NTRIP dapat di aplikasikan secara static
maupun kinematic dengan menggunakan data pseudorange dan ataupun fase.

12
Berikut gambar di bawah ini Skema penggunaan NTRIP

Gambar 3.1 NTRIP

3.3.2 Pengukuran GPS Real Time Kinematik (RTK)


Real Time Kinematik (RTK) adalah suatu metode yang sudah umum
digunakan untuk system penentuan posisi real-time secara Differential
menggunakan data fase. Untuk merealisasikan tuntutan real timenya, stasiun
referensi harus mengirimkan data fase dan psedorange kepengguna secara
realtime menggunakan system komunikasi data tertentu. Stasiun CORS dan
pengguna harus dilengkapi dengan perangkat pemancar dan penerima data
(terkoneksi). Ketelitian posisi yang diberikan oleh sistem RTK adalah sekitar 15
cm, dengan 7 asumsi bahwa ambiguitas fase dapat ditentukan secara benar.
Sistem RTK dapat digunakan untuk penentuan posisi obyek-obyek yang diam
maupun bergerak, sehingga sistem RTK tidak hanya dapat merealisasikan survei
GPS real time, tetapi juga navigasi berketelitan tinggi. aplikasiaplikasi yang
dapat dilayani oleh system ini cukup beragam, antara lain staking out,
penentuan dan rekonstruksi batas persil tanah, survey pertambangan, survey
rekayasa dan utilitas, serta aplikasi-aplkasi lainnya yang memerlukan informasi
posisi horizontal secara cepat (real-time) dengan ketelitian yang relative tinggi
dalam orde beberapa cm.(BPN RI, 2011)

13
Gambar 3.2 GPS RTK
Metode RTK RTK-NTRIP

Titik Bergerak Bergerak

Receiver Bergerak Diam

Titik Ikat Radio/Stasiun Cors

Internet Tidak Pakai Pakai

3.4 Pelaksanaan Kerja Praktek

Gambar 3.3 Pelaksanaan Kerja Praktek

14
3.4.1 Alat dan Bahan
Pada pelaksanaan program PTSL, digunakan beberapa alat dan bahan
untuk membantu melaksanakan pengerjaan dalam pengambilan data dan
pengolahan data, diantaranya yaitu:
No Nama Alat Fungsi dan Kegunaan Gambar

1 GPS GPS Geodetik digunakan


Geodetik
dalam pelaksanaan PTSL untuk
melakukan proses pengambilan
data pengukuran di lapangan
secara langsung. Dengan GPS
Geodetik, proses pengambilan
data pengukuran jadi lebih
cepat karena penggunaan GPS
Geodetik yang simple dan data
yang dihasilkan akurat.

2 Smartphone Dalam PTSL, smartphone sangat


membantu petugas dalam
berbagai kebutuhan dalam hal
komunikasi serta pengambilan
data pengukuran. Pada
pengambilan data pengukuran,
smartphone berguna sebagai
receiver dari GPS Geodetik dan
menyimpan data pengukuran
untuk diexport dan diolah di
laptop

15
3 Kertas Gambar Kertas gambar ukur digunakan
Ukur untuk pengisian data diri dari
pemilik tanah yang tanah nya
ikut di ukur dalam program
PTSL

4 Laptop Laptop disini digunakan untuk


proses pengolahan data dengan
dilakukan penggambaran di
software AutoCad berdasarkan
data yang sudah didapat di
lapangan. Spesifikasi dari laptop
juga harus diperhatikan agar dapat
mendukung penggunaan software
yang digunakan
5 AutoCAD Data yang sudah di dapat
dalam proses pengambilan
data pengukuran akan diexport
ke AutoCad untuk dipetakan

3.4.2 Tahap Pelaksanaan


1) Tahap Persiapan
Tahapan persiapan adalah tahapan pokok dalam suatu pengukuran yang
betujuan untuk mempermudah pengambilan data saat di lapangan dengan
mempersiapkan segala aspek yang diperlukan dalam kegiatan pelaksanaan
sehingga kegiatan pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, berikut ini
adalah hal yang di perlukan dalam persiapan pelaksanaan pengukuran :
a. Administrasi
b. Personil

16
c. Alat dan bahan
2) Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi adalah persiapan yang bersifat administratif yang
meliputi :
a. Mempersiapan surat keputusan atau SK untuk melakukan pengukuran di
lapangan serta berkas gambar ukur
b. Mempersiapkan transportasi dan akomodasi selama pengukuran
3) Persiapan Personil
Persiapan personil adalah persiapan tim di lapangan untuk melaksanakan
pengukuran. Hal ini harus dipersiapkan sebaik mungkin agar pelaksanaan
pengukuran dapat berjalan baik dengan di lakukan oleh orang yang ahli di
bidang ini, berikut tenaga yang di perlukan dalam pengukuran ini : a. Satu
orang pengambil data yang memegang controller
b. Satu orang sebagai pencatat data diri pemilik tanah
c. Satu orang yang menggunakan receiver (rover)
d. Satu orang penunjuk batas bidang tanah
4) Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan alat dan bahan adalah persiapan alat dan bahan yang digunakan
dalam pengukuran
5) Pelaksanaan Pengukuran
Pelaksanaan pengukuran adalah proses pengambilan atau pengumpulan data
secara langsung di lapangan, pengukuran ini menggunakan alat GPS
geodetic dengan pengukuran metode RTK (Real time kimenatik) dengan
akurasi yang dihasilkan terbilang akurat.
6) Survei Pendahuluan
Survey pendahuluan adalah peninjauan lapangan terlebih dahulu yang
bertujuan untuk melihat medan dan kondisi lapangan yang akan di ukur,
data yang di hasilkan dalam survei pendahuluan ini adalah sebagai berikut :
a. Letak lokasi yang akan di ukur.
b. Mengetahui medan dan kondisi yang ada lapangan.
c. Mengetahui titik ikat atau titik BM.

17
7) Pengukuran GPS RTK (Real Time Kinematik)
Survei metode RTK terdiri atas base dan rover station, dengan receiver
yang ada base station tidak berubah posisi antenanya selama melakukan
pengukuran sedang receiver yang berfungsi sebagai rover
dipindahpindahkan sesuai untuk positioning yang direncanakan. Receiver
yang ada di base dan rover station harus selalu memperoleh signal GPS
selama melakukan pengukuran, korekasi diferensial dipancarkan dari base
station ke rover station menggunakan fasilitas RTCM. Survei GPS untuk
pengamatan RTK sangat sering digunakan untuk pekerjaan mapping hingga
saat ini, dan seperangkat hardware untuk pengamatan.

3.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek


Pelaksanaan program kerja praktek atau magang mahasiswa dilaksanakan
pada instansi atau perusahaan yaitu Badan Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan
Kota Palembang, berikut profil lengkapnya.
Nama Instansi : Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang
Alamat : Jalan A. Rivai Nomor 99 Palembang 30135
Telepon : (0711) 350642
Email : kot-palembang@atrbpn.go.id
Website : http://www.bpn.go.id
Bagian Unit Kerja : Seksi Survei dan Pemetaan BPN KANTAH Kota
Palembang.
Jadwal pelaksanaan kegiatan kerja praktek atau magang mahasiswa
dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2022 s.d. 28 Juni 2022 dengan ketentuan seragam
sebagai berikut:
Senin : Kemeja Putih
Selasa : Kemeja Putih
Rabu : Kemeja Putih
Kamis : Kemeja Batik
Jumat : Pakaian formal bebas pantas.

Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan magang dibagi dalam tiga tahap sebagai berikut:
a. Tahap Observasi Tempat Kerja Praktek
18
Pada tahap ini, mahasiswa mencari informasi tentang instansi atau perusahaan
yang menerima mahasiswa magang dan juga melakukan observasi langsung ke
instansi atau perusahaan yang akan dijadikan tempat magang serta mencari tahu
syarat administrasi yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan program kerja
praktek pada instansi. Tahap ini dilakukan pada awal bulan Maret 2022.
b. Tahap Persiapan Kerja Praktek
Pada tahap ini mahasiswa mempersiapkan syarat-syarat administrasi yang
diperlukan sebagai pengantar dari Universitas Indo Global Mandiri kepada
instansi yang akan menjadi tempat pelaksanaan kerja praktek, dalam hal ini
Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kantor
Pertanahan Kota Palembang.

c. Tahap Pelaksanaan Kerja Praktek


Tahap pelaksanaan kerja praktek atau magang di laksanakan mulai dari tanggl 28
Maret 2022 s.d.28 Juni 2022 di Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Kantor Pertanahan Kota Palembang.

3.6 Kendala dan Solusi


Pada kegiatan pelaksanaan kerja praktek terdapat beberapa kendala yang
terjadi diantaranya:
1) Tidak hadirnya pemilik tanah atau seseorang yang menjadi penunjuk batas bidang
tanah untuk itu, kita berusaha untuk menghubungi pemilik tanah melalui tetangga
sekitar sehingga memakan waktu yang cukup lama. Solusinya, yaitu dengan
memastikan bahwa yang bersangkutan dapat dihubungi, atau jika tidak bisa maka
akan dilewatkan terlebih dahulu dan menuju bidang selanjutnya.
2) Kondisi bidang tanah yang tidak begitu baik misalnya seperti tanah basah atau
lumpur sehingga cukup menyulitkan petugas dalam pengambilan data pengukuran
di lapangan

19
3) Sinyal dari controller GPS geodetic yang beberapa waktu tidak dapat menangkap
titik koordinat dari titik berdirinya rover yang disebabkan tertutupnya rover oleh
pohon atau bangunan, solusinya yaitu dengan menunggu sampai indicator fix
telah muncul pada controller sehingga data yang didapatkan memiliki hasil yang
akurat

20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Peta Kelurahan Sentosa

Pada periode program kerja praktek, para mahasiswa program kerja praktek ikut
membantu melaksanakan program PTSL di kelurahan Sentosa Kota Palembang dengan
target 700 bidang yang dilakukan pengukuran oleh beberapa tim dari Kantor Pertanahan
Kota Palembang dan telah terpenuhi. Kelurahan Sentosa kota Palembang terletak di
kecamatan Seberang Ulu II dan berbatasan langsung dengan kelurahan 16 Ulu dan
kelurahan Talang Bubuk.

21
Gambar 4.2 Aplikasi Survey Tanahku

Untuk wilayah Lorong Asli RT 17 Kelurahan Sentosa Palembang seperti gambar


diatas telah terdaftar 17 bidang tanah yang telah mengikuti program PTSL,untuk
mengetahui bidang tanah bersertifikat Kementerian Agraria dan Tata Ruang
(ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah meluncurkan aplikasi Survey Tanahku
yang bisa di download secara gratis di PlayStore atau App Store. Aplikasi ini diluncurkan
dengan tujuan antara lain:

1.Mensosialisasikan program strategis ATR/BPN

2.Menyampaikan informasi status kepemilikan bidang tanah (blokir, berakhirnya


hak, dan status berkas)

3.Untuk inventarisasi BMN yang belum terpetakan oleh instansi lain

4.Membantu Petugas Ukur/Surveyor Kadaster Berlisensi menemukan bidang


tanah di lapangan

5.Mengetahui data suatu bidang tanah sebelum dilakukan transaksi jual beli/hak
tanggungan

6.Sebagai pengingat (wallet) terhadap kepemilikan kita (sertifikat), maupun


kewajiban kita (agunan)

22
7.Mengetahui biaya, waktu dan persyaratan layanan BPN dalam rangka
meningkatkan transparansi layanan pertanahan

8.Melakukan pelacakan status berkas permohonan di Kantor Pertanahan untuk


meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan layanan.

23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Selama menjalani Praktik Kerja Lapangan atau Magang di Unit Seksi Survei
dan Pemetaan Kantor Pertanahan Kota Palembang, mahasiswa magang memperoleh
banyak pengalaman dan pelajaran terkait pelaksanaan kegiatan pekerjaan di bidang
survei dan pemetaan. Mahasiswa magang membantu pelaksanaan kerja di kantor dan
di lapangan.
Pada pelaksanaan kerja di kantor mahasiswa magang membantu pelaksanaan
kerja yang ada di Kantor Pertanahan Kota Palembang sepeti scan berkas, distribusi
berkas, dan lain-lain. Sedangkan pada pelaksanaan kerja di lapangan mahasiswa
magang membantu pelaksanaan kerja pada proses pengukuran seperti pengukuran
pendaftaran, pengukuran pemecahan sertifikat, dan pemgukuran Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL).
Dengan dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan atau Magang,
mahasiswa telah mengalami perkembangan secara pengetahuan dan pengalaman
mengenai dunia kerja dan proses pengerjaan suatu pekerjaan khususnya kegiatan
pekerjaan pada Kantor Pertanahan Kota Palembang.

5.2 Saran
Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan/Magang disarankan pada mahasiswa
magang untuk lebih inisiatif dan meningkatkan rasa ingin tahu untuk belajar serta
tidak malu untuk bertanya karena pada kegiatan magang banyak sekali yang dapat
dipelajari oleh seorang mahasiswa magang pada tempat yang dilaksanakan kegiatan
magang. Selain itu mahasiswa harus melaksanakan tugas yang di berikan dengan baik
untuk melatih keterampilan dalam mengerjakan suatu pekerjaan dan juga
meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, Moehamad Hutomo. 2017. Laporan Praktik Kerja Lapangan Pada Kementrian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Agung Pratama, Suharno, Arief Syaifullah. 2020. Teknik-teknik pengukuran dan


pemetaan kadastral pada program ptsl di kantah lombok timur: Sekolah Tinggi
Pertanahan Nasional Yogyakarta.

Musnanda. 2012. Pengunaan GPS Dalam Pengambilan Data Spatial untuk Perencanaan
Ruang:https://musnanda.com/2012/06/06/pengunaan-gps-dalam-pengambilan-data-
spatial-untuk-perencanaan-ruang/

25
LAMPIRAN
Surat Pengantar Kerja Praktek dari Pihak Program Studi

26
Surat Balasan dari Pihak Instansi yakni Kantor Pertanahan Kota Palembang

27
Dokumentasi Pelaksanaan Kerja Praktek di Kantor

28
Dokumentasi Pelaksanaan Kerja Praktek di Lapangan

29
30

Anda mungkin juga menyukai