Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS PENGELOLAAN RISIKO DALAM MANAJEMEN

PT RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA GROUP

MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN


Dosen Pengampu: Fitriana Rahma Dhanias, SE., MSA., Ak

Disusun Oleh:
Helly Tirta Febrianti (203141914111020)
Zidan Affan (203141914111029)
Amelia Natasya Eka Puspita (203141914111030)

PROGRAM STUDI D3 KEUANGAN DAN PERBANKAN


BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI TERAPAN
FAKULTAS PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kejadirat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka kami
selaku penulis dapat dengan lancar dan tepat waktu dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul “Analisis Pengelolaan Risiko Dalam Manajemen PT Rajawali
Nusantara Indonesia Group”.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
agar mendapatkan atau memperoleh pengetahuan atau ilmu tambahan terutama bagi
PT Rajawali Nusantara Indonesia Group yang diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan dan evaluasi di bidang manajemen risikonya.
Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan makalh
ini terdapat berbagai kesalahan penulisan maupun kesalahan data dikarenakan
penulis juga masih dalam proses pembeljaran pada saat penyusunan makalah. Oleh
karena itu, makalah ini dan penulis membutuhkan berbagai evaluasi sebagi bentuk
upaya perbaikan diri di masa yang akan datang.

Malang, 2Oktober 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3. Manfaat Penulisan ................................................................................. 3
1.4. Tujuan Penulisan ................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................. 5
2.1. Pengertian Manajemen Risiko ................................................................ 5
2.2. Komponen Manajemen Risiko ............................................................... 5
2.3. Jenis-Jenis Manajemen Risiko ............................................................... 7
2.4. Pengertian Penilaian Risiko (Risk Assessment) ...................................... 8
2.5. Pengertian Risiko ................................................................................... 8
2.6. Macam-Macam Risiko ........................................................................... 8
BAB III................................................................................................................ 9
3.1 Gambaran Umum Perusahaan ................................................................ 9
3.2 Kasus Manajerial Perusahaan ............................................................... 10
3.3 Analisis Kasus Perusahaan ................................................................... 11
3.4 Dampak atau Risiko Perusahaan .......................................................... 14
BAB VI ............................................................................................................. 23
4.1 Evaluasi ............................................................................................... 23
4.2 Kesimpulan.......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan risiko yang akan terjadi di suatu perusahaan sangat penting
bagi kelangsungan hidup perusahaan akan ancaman maupun hambatan yang
mungkin saja dapat terjadi sewaktu-waktu. Pengelolaan risiko atau dalam
istilah dapat dikatakan manajemen risiko adalah alat yang digunakan
perusahaan untuk berlindung dari setiap ancamana atau hambatan yang dapat
menimbulkan kerugian.
Pada kondisi pandemic covid-19 banyak perusahaan-perusahaan besar
yang mengalami kerugian-kerugian yang signifikan dan hal tersebut tentunya
menjadi suatu ancaman atau risiko tersendiri bagi finansial perusahaan. Hal
tersebut dibuktikan dengan adanya survey yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) yang mana dari 10 perusahaan yang dipakai sebagai sample,
8 perusahaan dari 10 perusahaan tersebut melakukan penurunan kapasitas
produksi atau operasional dikarenakan permintaan kepada perusahaan yang
terus menurun akibat pandemic covid-19. Tidak hanya itu, menurut data yang
beredar dan berasal dari Badan Pusat Statistik menggambarkan bahwa 24,3%
dari seluruh perusahaan di Indonesia melakukan penurunan kapasitas
produksi, 8,8% berhenti beroperasi, 7,5% menerapkan sistem Work From
Home (WFH), dan hanya 0,5% perusahaan di Indonesia yang melakukan
penambahan ada kapasitasi produksinya.

1
Perusahaan yang mengalami kerugian akan pandemic covid-19
sangatlah banyak hingga menyebabkan perekonomian Negara Indonesia
menjadi memburuk. Data kajian yang dilakukan oleh Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia memperoleh hasil bahwa 40,6% dari
seluruh perusahaan di Indonesia mengalami kerugian yang sangat parah
bahkan terdapat juga yang hampir atau sudah pailit akibat dari pandemic
covid-19. Data tersebut menggambarkan terdapat juga 47% dari seluruh
perusahaan yang ada di Indonesia mengalami kerugian ringan hingga sedang.

Oleh karena itu, diperlukannya manajemen risiko yang baik khususnya


di bidang finansial perusahaan. Dalam kasus ini, PT Rajawali Nusantara

2
Indonesia Group telah melakukan pengelolaan risiko yang tepat khususnya di
bidang finansial perusahaan mengingat berdasarkan paparan diatas bahwa
perekonomian yang ada di Indonesia sangat memburuk dan banyak
perusahaan yang mengalami kepailitan. PT Rajawali Nusantara Indonesia
Group diharapkan dapat merealisasikan pengelolaan risiko yang telah
direncakan untuk masa yang akan datang dan masa sekarang untuk
mengurangi prosentase ancama ataupun hambatan berupa kerugian akibat
dari pandemic covid-19.
1.2. Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah dalam makalah “Analisis
Pengelolaan Risiko dalam Manajemen PT Rajawali Nusantara Indonesia
Group”, antara lain:
1. Bagaimana Gambaran Umum dari PT Rajawali Nusantara Indonesia
Group?
2. Bagaimana kasus manajerial yang terjadi di PT Rajawali Nusantara
Group?
3. Bagaimana analisis kasus manajerial di PT Rajawali Nusantara Indonesia
Group?
4. Bagaimana dampak atau risiko yang dialami oleh PT Rajawali Nusantara
Indonesia Group?
5. Bagaimana hasil evaluasi dari analisis kasus yang terjadi?
6. Bagaimana kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis yang
dilakukan?
1.3. Manfaat Penulisan
Berikut merupakan manfaat yang dapat diperoleh oleh pembaca setelah
membaca dan memahami makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui Gambaran Umum dari PT Rajawali Nusantara Indonesia
Group
2. Mengetahui kasus manajerial yang terjadi di PT Rajawali Nusantara
Group
3. Mengetahui analisis kasus manajerial di PT Rajawali Nusantara
Indonesia Group

3
4. Mengetahui dampak atau risiko yang dialami oleh PT Rajawali
Nusantara Indonesia Group
5. Mengetahui hasil evaluasi dari analisis kasus yang terjadi
6. Mengetahui kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis yang
dilakukan
1.4. Tujuan Penulisan
Berikut ini merupakan tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain
sebagai berikut.
1. Untuk mengeahui manajemen risiko yang diterapkan oleh PT Rajawali
Nusantara Indonesia Group
2. Untuk mengetahui kasus manajerial yang terjadi dalam manajemen PT
Rajawali Nusantara Indonesia Group
3. Untuk menganalisa pengolaan risiko dari kasus manajerial PT Rajawali
Nusantara Indonesia Group
4. Untuk melakukan evaluasi atas analisa kasus yang telah dilakukan di PT
Rajawali Nusantara Indonesia Group

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Fahmi (2010), Manajemen Risiko adalah suatu disiplin ilmu
yang mempelajari mengenai tindakan-tindakan organisasi dalam mengatasi
masalah berbasis manajemen yang sistematis dan menyeluruh.
Menurut Djojo Soedarso (2003), Manajemen Risiko merupakan
penerapan fungsi manajemen secara umum untuk memetakan masalah dan
solusinya yang terjadi di dalam sebuah organisasi perusahaab maupun
keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan pendapat Bramantyo (2008), Manajemen Risiko
merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi,
mengukur, memetakan, mengembangkan mengenai alternative dalam
penanganan risiko.
Sehingga dapat disimpulkan secara sederhana bahwa manajemen risiko
adalah segala proses kegiatan yang meliputi identifikasi, perencanan, strategi,
tindakan, pengawasan, dan evaluasi dengan tujuan untuk meminimalisir
terjadinya risiko dalam perusahaan.
2.2. Komponen Manajemen Risiko
Manajemen Risiko memiliki berbagai jenis komponen, antara lain
sebagai berikut.
1. Lingkungan Internal
Komponen lingkungan internal dalam manajemen risiko terkait dengan
kedisiplinan karyawan, etika bekerja, Kompetensi pegawai, tingkat
kesejahteraan bawahan dan selainnya. Ini perlu juga dilakukan deteksi
manajemen untuk mencegah munculnya risiko dari kriteria tersebut.
2. Penentuan Saran
Penentuan sasaran memiliki maksud pihak perusahaan harus
memasukkan sasaran risiko yang jelas yang akan coba diselesaikan
melalui sistem manajemen. Di dalamnya biasanya tercakup dua hal yaitu
risiko yang muncul dari statemen visi dan misi usaha serta sasaran risiko
yang datang dari kegiatan teknis atau operasional.

5
3. Identifikasi Peristiwa
Identifikasi Peristiwa memiliki maksud tidak disebutkan manajemen
risiko jika pihak perusahaan tidak memiliki data detail hasil identifikasi
peristiwa. Seharusnya ini memang sudah didapatkan sebelum usaha
mulai dijalankan.
4. Penilaian Risiko
Penilaian risiko memungkinkan sebuah organisasi perusahaan ataupun
bisnis untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan
pencapaian tujuan perusahaan atau bisnis tersebut.Manajemen perlu
melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi akibat resiko
dengan 2 perspektif, yaitu:
a. Likelihood (kecenderungan/ peluang)
b. Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko).
5. Tanggapan Risiko
Setelah melakukan penilaian terhadap risiko, maka risiko tersebut perlu
ditanggapi atau direspon sesuai dengan risiko yang dihadapi. Tanggapan
risiko dapat berupa berikut ini.
a. Menghindari Risiko
b. Mengurangi Risiko
c. Memindahkan Risiko
d. Menerima Risiko
6. Aktivitas Pengendalian
Setelah diberikan tanggapan atas risiko maka diperlukannya realisasi atas
tanggapan tersebut dengan penyusunan prosedur dan kebijakan sebagai
bentuk realisasi atas tanggapan yang telah dipilih. Aktivitas pengendalian
dapat terdiri dari berikut ini.
a. Pembuatan kebijakan dan prosedur
b. Delegasi wewenang
c. Pengamanan kekayaan perusahaan
d. Pemisahan fungsi
e. Supervisi
7. Informasi dan Komunikasi

6
Aktivitas ini berfous pada identifikasi informasi dan menyampaikannya
kepada pihak terkait melalui media komunikasi. Informasi yang relevan
diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu
yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan
baik.
8. Pemnatauan (Monitoring)
Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan
setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Hal penting
yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang
tidak lengkap atau berlebihan.
2.3. Jenis-Jenis Manajemen Risiko
Berikut ini merupakan berbagai jenis dari manajemen risiko, antara
lain:
1. Manajemen Risiko Operasional
Manajemen Risiko operasional adalah manajemen risiko yang disasarkan
pada terjadinya permasalahan-permasalahan usaha yang muncul akibat
faktor internal.
2. Manajemen Hazard
Manajemen Hazard adalah jenis manajemen risiko yang fokusnya pada
masalah yang potensial membuat perusahaan gulung tikar.
3. Manajemen Risiko Strategis
Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Resiko yang
biasanya muncul adalah kondisi tak terduga yang mengurangi
kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang
direncanakan.
4. Manajemen Risiko Finansial
Manajemen risiko finansial adalah manajemen yang fokusnya pada
keuangan perusahaan. Deteksinya diarahkan bagaimana sebisa mungkin
agar perusahaan tidak kolaps hanya karena dana, modal, laba dan
sebagainya.

7
2.4. Pengertian Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian Risiko atau Risk Assessment adalah suatu kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan sebagai upaya untuk memperkirakan suatu risiko
dan situasi yang mengancam atau berbahaya baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
2.5. Pengertian Risiko
Risiko merupakan suatu keadaan yang berbahaya yang terjadi sebagai
bentuk akibat atau konsekuensi dari sebuah proses kegiatan yang sedang
berlangsung atau kejadian di masa yang akan datang.
2.6. Macam-Macam Risiko
Secara umum risiko dikelompokkan ke dalam 2 jenis risiko, antara lain
sebagai berikut.
1. Risiko Internal
Risiko Internal merupakan risiko yang timbul akibat dari kegiatan usaha
perusahaan sendiri yang masih dapat dikontrol oleh pelaku usaha.
2. Risiko Eksternal
Risiko Eksternal merupakan risiko yang berasal dari luar lingkup
perusahaan atau pihak eksternal perusahaan yang di luar jangkauan
control pelaku usaha.

8
BAB III

ANALISIS PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan


Langkah PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), selanjutnya disebut
PT RNI (Persero), berawal pada pertengahan abad XIX. Pada 1 Maret 1863,
Oei Tjien Sien mendirikan perusahaan perdagangan hasil bumi dengan nama
NV Handel My Kian Gwan di Semarang. Pada perkembangannya, NV Handel
My Kian Gwan lalu menjadi induk usaha (holding company) yang membawahi
sejumlah usaha meliput perdagangan, industri gula, perkebunan karet, industri
farmasi, jasa keuangan, propert dan lain-lain.
Tahun 1885 adalah awal baru bagi NV Handel. Putra Oei Tjien Sien, Oei
Tiong Ham melanjutkan kepemimpinan ayahnya. Perusahaan tersebut lalu
diubah Namanya menjadi Oei Tiong Ham Concern (OTHC), sebuah perusahaan
konglomerasi bisnis pertama di Nusantara. OTHC menjalankan bisnis hingga
1961 ketka pemerintah Republik Indonesia mengambil alih perusahaan induk
tersebut. Setelah melakukan nasionalisasi OTHC, Pemerintah Indonesia
mengelola seluruh aset perusahaan.
Sebagian aset perusahaan dimasukkan sebagai penyertaan modal untuk
mendirikan PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN)
Rajawali Nusantara Indonesia pada 12 Oktober 1964. Inilah tanggal berdirinya
PT RNI (Persero). Pada awal berdirinya tersebut, PT RNI (Persero) memiliki
10 Anak Perusahaan.
Tahun 1964-1985, PT RNI (Persero) berfokus pada rehabilitasi alat
produksi untuk mendorong peningkatan produktvitas. Perubahan status
perusahaan menjadi “Persero” dilaksanakan untuk memenuhi Undang- Undang
Nomor 9/1969 dan Peraturan Pemerintah Nomor 5/1974. Selanjutnya, selama
tahun 1986-1998, dilakukan penggabungan sejumlah unit usaha, perluasan
wilayah usaha di luar Jawa, dan pengembangan unit usaha baru.
PT RNI (Persero) pada tahun 2001-2003 mulai mengokohkan diri menjadi
perusahaan induk yang tdak melakukan operasi dan menjadi investment
holding. Pada fase pengembangan selektf ini, fokus RNI adalah optmasi kinerja
kelompok perusahaan. Sementara, perusahaan mulai melakukan sejumlah

9
diversivikasi untuk memaksimalkan nilai tambah pada kurun 2004-2009. Ini
diraih dengan memanfaatkan produk samping (by product) maupun
pengembangan usaha strategis perusahaan.
Sejak tahun 2010, perusahaan berupaya mengoptmalkan sinergi antar anak
perusahaan serta anak perusahaan dengan induk perusahaan. Tujuannya agar
tercapai perbaikan rasio keuangan, kinerja produksi, pertumbuhan usaha, dan
tngkat kesehatan perusahaan. Fase ini berakhir tahun 2012. Saat ini, perusahaan
sedang pada fase optmalisasi dan eksplorasi (2013-2017). Pada fase ini,
perusahaan holding difokuskan pada mendukung peningkatan kinerja dengan
menciptakan daya saing, pengembangan usaha baru, dan menjadi pilar bisnis di
masa depan.
Saat ini, PT RNI (Persero) sebagai sebuah induk perusahaan investasi
dengan jumlah aset lebih dari Rp. 12 triliun (per 31 Desember 2017) dan
Jaringan usaha tersebar di seluruh nusantara melalui 13 Anak Perusahaan dan
tujuh afiliasi, mengoperasikan 51 Kantor Cabang dan 18 Unit produksi terdiri
dari 10 Pabrik Gula, Pabrik Kelapa Sawit, 2 Pabrik Teh, 1 Pabrik Farmasi, 1
Pabrik Alat kesehatan, 1 Pabrik Kulit, 2 Pabrik Karung Plastk, 2 Pabrik
Alkohol, yang didukung oleh lebih dari 11 ribu Karyawan.

3.2 Kasus Manajerial Perusahaan


3.2.1 Identifikasi Permasalahan
PT. Rajawali Nusantara Indonesia mengalami permasalahan yang
beresiko pada keberlangsungan perusahaan ini. Empat resiko PT.
Rajawali Nusantara Indonesia antara lain:
1. Argoindustri
2. Farmasi dan Alkes
3. Treding
4. Manufaktur

Empat kategori resiko PT. Rajawali Nusantara Indonesia sebagai


berikut:

1. Financial
2. Compliance

10
3. Operasi
4. Strategi

Untuk mengatasi permasalah diatas menurut Mangkuprawira (2007)


dengan solusi strategik yang bersifat Tangible dan Intangible tetapi
yang terpentng adalah mutu SDM (Sumber Daya Manusia) karyawan
PT. Rajawali Nusantara Indonesia.

3.2.2 Permasalahan Faktor Internal & Eksternal


Permasalahan internal dan eksternal disebabkan kurangnya
pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) karyawan yang bekerja
di PT. Rajawali Nusantara Indonesia.
PT. Rajawali Nusantara Indonesia berusaha mencari alternatf untuk
menyelesaikan permasalahan SDM karyawan di PT. Rajawali
Nusantara Indonesia tersebut.

3.3 Analisis Kasus Perusahaan


3.3.1 Penerapan Manajemen Risiko pada PT. RNI
PT. Rajawali Nusantara Indonesia sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang memproduksi dan memasarkan produk agro
industri, farmasi & alat kesehatan, perdagangan & distribusi dalam
operasinya tetap memperhatkan aspek mutu, memberikan kepuasan
kepada pelanggan dan masyarakat melalui produk dan pelayanan yang
berkualitas, mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta
pelestarian lingkungan hidup. Untuk itu dalam menetapkan arah bisnis
selalu mempertmbangkan factor faktor resiko yang berpotensi
merugikan perusahaan dengan terlebih dulu menganalisis resikonya.
Dengan semakin banyaknya ketdakpastan serta cepatnya perubahan
lingkungan usaha, baik internal maupun eksternal, maka akan
berdampak kepada makin kompleksnya resiko usaha yang harus
dihadapi perusahaan.
Maka dalam rangka meningkatkan kemampuan perusahaan di dalam
menghadapi setap perubahan, penerapan manajemen resiko menjadi
kebutuhan mutlak guna mengurangi dan mencegah terjadi kerugian

11
yang mengganggu kelangsungan usaha. Tata kelola resiko merupakan
tanggung jawab bersama dari Dewan Komisaris, Direksi Holding dan
semua Direksi Anak Perusahaan, semua Divisi di PT RNI serta Bagian
Manajemen Resiko. Bagian Manajemen Resiko PT RNI stuktur
organisasinya dibawah Sekretaris Korporasi yang mana bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama. Manfaat pengelolaan resiko
bagi perusahaan akan memberikan gambaran keberhasilan dan
kegagalan perusahaan dalam menjalankan usahanya disamping
memberikan rasa aman, peningkatan mutu keputusan manajemen,
menghilangkan keputusan spekulatf atau ragu - ragu dan penangkal hal
hal yang dapat mengganggu kelancaran operasional serta mendapatkan
kepercayaan dari stakeholder sepert kreditur, supplier, investor.
Untuk dapat mengelola resiko yang mungkin terjadi, maka
Kebijakan Manajemen Resiko PT RNI yang dilakukan di PT RNI
Holding maupun di setap unit kerja/anak perusahaan dengan
menerapkan proses manajemen resiko dengan langkah langkah sebagai
berikut:
1. Mendeteksi/mengidentfikasi resiko sedini mungkin pada setap
aktvitas yang berhubungan dengan bidang usaha yang ada di
lingkungan PT RNI Group.
2. Melakukan pengukuran tngkat / besarnya setap resiko, dengan
memperhitungkan besarnya dampak dan kemungkinan terjadinya
peluang resiko.
3. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap sumber resiko dan
penyebab terjadinya resiko, sebagai dasar untuk memetakan dan
mengendalikan resiko yang signifikan.
4. Menyusun rencana strategi pengendalian terhadap resiko yang
mempunyai prioritas tnggi/resiko signifikan.
5. Melakukan kegiatan strategi pengendalian resiko yang
membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

12
6. Melakukan komunikasi, konsultasi, review dan pemantauan, resiko
secara terus menerus, khususnya yang mempunyai dampak cukup
signifikan terhadap kondisi perusahaan.
3.3.2 Pengelolaan Risiko Internal
Pengelolaan risiko internal adalah pengelolaan risiko yang
berhubungan dengan lingkungan di dalam PT. RNI, yaitu pengelolaan
operasional terhadap bisnis yang sudah berjalan, pengelolaan
pembentukan usaha baru, pengelolaan kerja sama operasi, pengelolaan
pemanfaatan teknologi baru/investasi, pengelolaan kepatuhan terhadap
peraturan dan undang-undang serta pengelolaan SDM. Dampak yang
ditimbulkan oleh risiko internal antara lain penurunan laba perusahaan,
penurunan kemampuan pendanaan perusahaan, pelanggaran hukum,
penurunan produktifitas SDM dan keterbatasan kesempatan manajemen
untuk bertindak.
Strategi pengelolaan risiko yang paling sesuai adalah mitigasi risiko,
yaitu meminimalkan risiko yang mungkin terjadi dengan cara:
1. Mendisiplinkan penggunaan anggaran yang ditetapkan sesuai
RKAP serta kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-
undangan.
2. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan bimbingan secara rutin
terhadap bisnis yang sedang berjalan, bisnis baru dan KSO, agar
dapat mencapai target dan sasaran yang ditetapkan.
3. Melaksanakan GCG secara benar dengan mentaati kepatuhan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku untuk setiap
aktifitas yang akan dijalankan.
4. Melakukan penempatan SDM yang sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya serta memberlakukan sistem renumerasi dan
perencanaan karir yang transparan.
3.3.3 Pengelolaan Risiko Eksternal
Pengelolaan risiko eksternal adalah pengelolaan risiko yang
berhubungan dengan lingkungan di luar PT. RNI dan dapat diprediksi
sejak awal, antara lain: lingkungan makro pada pertumbuhan ekonomi,

13
lingkungan hukum, kondisi sosial-budaya, persaingan bisnis, fluktuasi
harga dan inflasi. Sedangkan Risiko eksternal yang tidak dapat
diprediksi sejak awal, antara lain: perubahan politik nasional, regulasi
& perubahan kebijakan pemerintah, termasuk hal-hal berupa perubahan
iklim dan force majeure seperti bencana alam. Dampak yang
ditimbulkan oleh risiko eksternal antara lain berupa kerugian finansial,
penurunan reputasi perusahaan, keterbatasan kesempatan manajemen
untuk bertindak. Strategi pengelolaan risiko yang paling sesuai adalah
mitigasi risiko dengan meminimalkan risiko yang mungkin terjadi
setelah operasional berjalan, yaitu:
1. Antisipasi sejak dini dengan melakukan transfer risiko, yaitu
mengasuransikan portofolio bisnis yang sedang berjalan
2. Memeriksa kembali target dan sasaran perusahaan secara realistis
guna melakukan efisiensi sumber dana perusahaan
3. Melakukan negosiasi ulang terhadap pihak kreditur untuk cicilan
pembayaran hutang jangka menengah dan jangka panjang.

3.4 Dampak atau Risiko Perusahaan


PT. RNI Grup dalam menjalankan pengelolaan risiko secara korporat
memfokuskan diri dalam 3 (tiga) kelompok besar risiko internal:
1. Risiko Finansial (Financial Risk)
2. Risiko Bisnis (Business Risk)
3. Risiko Operasional (Operational Risk)

Uraian dari masing masing risiko Internal sebagai berikut:


1. Resiko Finansial (Financial Risk)
Resiko keuangan (financial risk) adalah sejauh mana perusahaan
bergantung pada pembiayaan eksternal (termasuk pasar modal dan bank)
untuk mendukung operasi yang sedang berlangsung. Resiko keuangan
tercermin dalam faktor-faktor sepert leverage neraca, transaksi off-balance
sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal
lainnya yang mengurangi fleksibilitas keuangan. Perusahaan yang

14
mengandalkan pada pihak eksternal untuk pembiayaan beresiko lebih besar
daripada yang menggunakan dana sendiri yang dihasilkan secara internal.
Resiko keuangan adalah segala macam resiko yang berkaitan
dengan keuangan, biasanya diperbandingkan dengan resiko non keuangan,
sepert resiko operasional. Jenis resiko keuangan misalnya adalah resiko
nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
2. Resiko Bisnis (Business Risk)
Resiko Bisnis adalah resiko yang kebanyakan berhubungan dengan
factor ekternal yaitu:
a. Resiko produk kurang diterima pasar serta kurang kompetitif
b. Resiko Harga jual produksi turun sesuai mekanisme suplai dan
demand, suplainya besar demandnya tetap
c. Resiko harga jual terlalu tnggi
d. Resiko legal terkait perijinan dan legalitas lahan dalam pembangunan
pabrik maupun property
e. Resiko pemegang saham minoritas kurang setuju melepas sahamnya
saat akan diakuisisi
f. Resiko yang berhubungan dengan dampak lingkungan
g. Resiko perusahaan kurang mematuhi atau tdak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

Pengelolaan Resiko Bisnis dilakukan melalui penerapan sistem:

a. Pengendalian intern secara konsisten dengan diterbitkan berbagai


aturan dan standard operatng prosedur (SOP).
b. Pengendalian eksternal untuk mitgasi resiko dengan menggunakan
bantuan
c. konsultan hukum, konsultan marketng dan konsultan manajemen

Dengan pengendalian tersebut dimaksudkan untuk memastkan


bahwa perusahaan beroperasi secara effisien, ets dan prudent, dimana
kegagalan dalam resiko bisnis berdampak pada:

a. Produk kurang diterima pasar


b. Produk kurang kompettf tdak mampu bersaing dengan produk sejenis

15
c. Perijinan tdak keluar atau ber larut larut
d. Pemegang saham kurang berminat untuk melepas sahamnya saat akan
di akuisisi
e. Denda
f. Pembekuan ijin usaha
g. Pencabutan ijin usaha
3. Resiko Operasional (Operational Risk)
Resiko operasional adalah resiko yang antara lain disebabkan oleh
ketdakcukupan dan/atau tdak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang
mempengaruhi operasional Perusahaan. Resiko operasional dapat
menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tdak langsung
dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan.
Resiko ini merupakan resiko yang melekat (inherent) pada setap aktvitas
fungsional Perusahaan, sepert kegiatan produksi, operasional & jasa,
pembiayaan perdagangan, pendanaan & instrumen utang, teknologi sistem
informasi & sistem informasi manajemen dan pengelolaan sumber daya
manusia.
Terdapat empat jenis kejadian risiko operasional berdasarkan
frekwensi dan dampak, yaitu:
a. Low Frequency / Low Impact (LF/LI) – jarang terjadi dan dampaknya
rendah
b. Low Frequency / High Impact (LF / HI) – jarang terjadi namun
dampaknya sangat besar
c. High Frequency / Low Impact (HF / LI) – sering terjadi namun
dampaknya rendah
d. High Frequency / High Impact (HF / HI) – sering terjadi dan
dampaknya sangat besar

16
Berikut ilustrasi dari beberapa jenis kejadian risiko operasional

Manajemen risiko operasional umumnya hanya terfokus kepada


kejadian yang sifatnya Low Frequency / High Impact (LF/HI) dan High
Frequency / Low Impact (HF/LI). Perusahaan tidak terfokus kepada
kejadian dengan frekwensi rendah dan dampak yang ditimbulkan juga
rendah (LF/LI), akibat biaya pengelolaan dan pemantauannya mungkin
lebih tinggi dari kerugian yang ditimbulkan. Sebaliknya, kejadian yang
sifatnya HF/HI (atau sering terjadi dan dampaknya besar) adalah tidak
relevan, mengingat kejadian ini akan mengakibatkan Perusahaan jatuh
dalam waktu singkat.

Kejadian yang sifatnya high frequency / low impact (HF/LI) dikelola


oleh Perusahaan untuk menciptakan efisiensi. Kejadian ini cenderung sudah
diantisipasi / dapat diperkirakan (expected loss) dan dianggap sebagai biaya
pelaksanaan usaha.

Untuk kejadian risiko yang bersifat Low Frequency / High Impact


perlu diperhatikan secara seksama mengingat kejadian ini dapat
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bahkan dapat menyebabkan
kejatuhan Perusahaan.

Dalam manajemen risiko operasional, Perusahaan dipersyaratkan


untuk memperhitungkan kerugian yang diperkirakan (expected loss) dan
kerugian yang tidak diperkirakan (un-expected loss) dalam kebutuhan
modal bagi risiko operasional.

17
Expected loss / kerugian yang diperkirakan didefinisikan sebagai
kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan usaha secara normal.
Jenis kerugian ini diasumsikan selalu ada sepanjang Perusahaan
melaksanakan kegiatan usahanya.

Un-Expected Loss / kerugian yang tidak diperkirakan didefinisikan


sebagai kerugian yang timbul dari kejadian luar biasa yang menurut
Perusahaan potensi kejadiannya sangat kecil dan besarnya kerugian yang
ditimbulkan sangat signifikan jauh berada di atas nilai wajar yang dapat
dikategorikan sebagai kerugian yang diperkirakan. Kejadian ini merupakan
bukan kejadian yang timbul akibat kegiatan usaha Perusahaan.

Kriteria Risiko

a. Kriteria risiko menggambarkan tingkat toleransi terhadap kegawatan


risiko dan komponenkomponennya, digunakan untuk mengevaluasi
tingkat bahaya suatu risiko. Di dalam batas toleransi risiko ini, setiap
oihak yang berwenang dapat memutuskan strategi penanganan risiko
(risk treatment) yang sesuai.
b. Kriteria risiko disusun pada awal dari penerapan proses manajemen
risiko (tahap penentuan konteks) dan digunakan sebagai dasar
penetapan prioritas risiko.
c. Kriteria risiko terdiri dari:
1) Kriteria dasar mengenai kewenangan penanganan risiko yang
dilakukan semua pihak secara proporsional sesuai dengan
kedudukannya masing masing.
2) Rating kemungkinan terjadinya risiko yaitu peristiwa merugikan
yang memiliki tingkat kemungkinan terjadi berbeda beda antara
satu dengan lainnya.

18
Berikut adalah skala tingkat kemungkinan (Likelihood) terjadinya
risiko di lingkungan PT RNI Holding:

Level Tingkatan Skala Keterangan


1 Hampir 1-5% Kejadian risiko yang diperkirakan
tidak hanya akan terjadi dalam kondisi
pernah sangat spesifik. Biasanya hanya
memiliki peluang kejadian maksimal ≤
5% dalam 2(satu) tahun
Kedepan
2 Jarang 6-20% Kejadian risiko yang bisa saja terjadi
sewaktu waktu dengan kemungkinan
6% - 20% dalam jangka waktu 1(satu)
tahun kedepan
3 Kadang- 21-60% Kejadian risiko yang mungkin terjadi
kadang sewaktu waktu dengan kemungkinan
21% - 60% dalam jangka waktu 1(satu)
tahun kedepan
4 Sering 61-80% Kejadian risiko yang kemungkinanya
Terjadi terjadi sering, berkisar 61% - 80%
dalam jangka waktu 1(satu) tahun
kedepan
5 Selalu 81-95% Kejadian risiko yang kemungkinan
Terjadi kejadiannya diatas 61% - 80% dalam
jangka waktu 1(satu) tahun kedepan

3) Rating dampak risiko yaitu apabila risiko terjadi, maka akan ada
kerugian atau dampak yang ditimbulkanya. Untuk memudahkan
pengukuran, dampak dari risiko dapat dibagi berdasarkan satuan
rupiah yang harus ditanggung oleh perusahaan jika sebuah risiko
terjadi. Dampak risiko disini dapat juga berupa multiplier impact
yang menimbulkan risiko baru yang dampaknya jauh lebih besar.

19
Berikut merupakan table kriteria dampak risiko PT RNI Holding:

Level Tingkatan Skala


1 Tidak berarti <Rp. 0,1 Milyar
2 Kerugian kecil >Rp. 0,1 s.d 0,5 Milyar
3 Kerugian sedang >Rp. 0,5 s.d 1 Milyar
4 Kerugian besar >Rp. 1 s.d 5 Milyar
5 Kerugian sangat besar >Rp. 5 Milyar

4) Klasifikasi Tingkat Risiko


Setelah menghitung skala kemungkinan dan dampak dari suatu
risiko, maka selanjutnya melakukan scoring risiko yang dihitung
dengan cara mengkonversikan nilai risiko dengan skala
kemungkinan dan dampak. Perlu diketahui bahwa suatu kejadian
apabila dampak kerugiannya sangat besar termasuk dengan
dampak multiplier impact yaitu diatas >Rp 5 milyar maka
klasifikasi tingkat risikonya termasuk tinggi.
Berikut adalah table klasifikasi tingkat risiko seperti dibawah ini:

20
Asesmen Risiko

a. Identifikasi risiko
Proses identifikasi dilakukan terhadap seluruh inisiatif strategis dan
program-program yang terkait dengan inisiatif tersebut. Pelaksanaan
identifikasi dilaksanakan oleh unit manajemen risiko bersamasama
dengan para pemangku risiko (risk owner).
b. Analisis risiko
Terhadap hasil identifikasi risiko tersebut kemudian dilakukan analisis
risiko dengan menggunakan kriteria dampak dan kriteria kemungkinan.
Pelaksanaan analisis ini juga dilakukan bersama-sama dengan para
pemangku risiko terkait.
c. Evaluasi risiko
Hasil analisis risiko tersebut diatas kemudian dievaluasi berdasarkan
kriteria peringkat kegawatan risiko dan diperoleh hasil risiko dengan
skala tingkat kegawatan sebagai berikut:
 Risiko dengan tingkat kegawatan tinggi
 Risiko dengan tingkat kegawatan sedang
 Risiko dengan tingkat kegawatan rendah

Rencana Perlakuan Risiko

Sebelum dilakukan perlakuan terhadap risiko utama tersebut di atas,


maka perlu untuk dilihat apakah sudah ada pengendalian terhadap risiko-
risiko (risks control) tersebut. Bila sudah ada perlu diperiksa apakah
pengendalian tersebut cukup efektif sehingga dapat menurunkan tingkat
kegawatan risiko tersebut. Bila kurang efektif maka perlu dilakukan
perbaikan ataupun dilakukan perlakuan risiko sehingga tingkat
kegawatannya masih dapat diterima atau dalam batas toleransi risiko
masing-masing risiko

Untuk saat ini upaya pengelolaan risiko utama dapat dilihat pada
Lampiran Rencana Perlakuan Risiko Utama, tetapi hasil dari pengelolaan
ini masih memerlukan verifikasi lebih lanjut dari masing-masing pemangku
risiko untuk memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran

21
perusahaan.Rencana perlakuan risiko juga harus dilakukan untuk risiko-
risiko dengan kemungkinan sangat kecil, tetapi mempunyai dampak yang
sangat besar, seperti misalnya bencana alam, krisis moneter, kegagalan
pasokan dari pemasok internasional, dll.

22
BAB VI

PENUTUP

4.1 Evaluasi
Perusahaan selalu melakukan penilaian menyeluruh terhadap karyawannya
setiap 2 tahun sekali. Namun penilaian ini sebaiknya diikut dengan feedback rutn
yang diberikan atasan kepada karyawannya sehingga si karyawan tdak merasa
terkejut dengan nilai dari penilaian akhir yang di lakukan. Kemudian pelathan yang
diberikan kepada karyawan yang bekerja diperkebunan harus dilakukan dengan
tepat mengingat mereka bekerja tdak harus menggunakan skill khusus di lapangan.
Pelathan tentang sistem informasi sebaiknya terus dilakukan agar pertukaran
informasi dan data-data yang diperlukan karyawan terintegrasi dengan baik antara
anak-anak perusahaan dan induknya sehingga memudahkan pekerjaan mereka

4.2 Kesimpulan
Penerapan manajemen kinerja PT. Rajawali Nusantara Indonesia sudah
cukup baik mengingat perusahaan ini adalah holding company yang mempunyai
banayak anak perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam pelathan sesuai
level karyawan yang diberikan perusahaan. Perusahaan juga memberikan berbagai
reward untuk memotvasi karyawan di masa datang. Selain itu perusahaan juga
membentuk serikat pekerja sebagai saran komunikasi antara pihak manajemen dan
karyawan.

Evaluasi dari suatu program pelathan yang sudah di terapkan pentng untuk
diakukan dan dicermat. Banyak pihak tdak memahami evaluasi sebagai totalitas
dari nilai dan efektvitas suatu kegiatan yang berkaitan dengan strategi jangka
Panjang perusahaan. Akibatnya besarnya sumber daya yang telah digunakan tdak
diimbangi dengan hasil yang memuaskan. evaluasi ditujukan untuk memastkan
bahwa suatu pelathan dapat dinilai berhasil atau gagal secara terukur.

23
DAFTAR PUSTAKA

Inisial. (2016). Pengertian Lengkap Manajemen Risiko, Komponen, Jenis, Dan


Tujuannya Dalam Bisnis. https://accurate.id/marketing-
manajemen/pengertian-lengkap-manajemen-risiko/. 28 Oktober 2021.

Rahman L. (2014). 40,6 Persen Perusahaan Mengaku Sangat Merugi Saat


Pandemi Corona. https://m.merdeka.com/uang/kajian-kemnaker-406-
persen-perusahaan-mengaku-sangat-merugi-saat-pandemi-corona.html. 28
Oktober 2021.

Inisial. (2020). 8 dari 10 Perusahaan Mengalami Penurunan Permintaan di Kala


Pandemi. https://m.metrotvnews.com/play/NOlCannw-survei-bps-8-dari-
10-perusahaan-mengalami-penurunan-permintaan-di-kala-pandemi. 29
Oktober 2021

Nurida A. (2018). Manajemen Risiko PT. Rajawali Nusantara Indonesia.


file:///C:/Users/lenovo/Downloads/pdfcoffee.com_15760538908184-isi-
makalah-pt-rajawali-nusantara-indonesiadoc-pdf-free.pdf. 30 Oktober
2021

24

Anda mungkin juga menyukai