Oleh:
203141914111030
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ujian tengah
semester yang berjudul “Analisis Pengambilan Keputusan Manajemen Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU Cipta
Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan” ini tepat pada
waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ujian tengah semester Ibu Fitriana Rahma Dhanias, SE., MSA., Ak pada mata
kuliah Akuntansi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Analisis Pengambilan Keputusan Manajemen
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU
Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitriana Rahma Dhanias, SE.,
MSA., Ak selaku dosen mata kuliah Akuntansi Manajemen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
2.1 Pengertian Omnibus Law..........................................................................4
2.2 Karakteristik Omnibus Law......................................................................5
2.3 Konsep Omnibus Law...............................................................................5
2.4 Pengertian Ketenagakerjaan......................................................................7
2.5 Tujuan Dibentuknya Hukum Ketenagakerjaan.........................................7
2.6 Manfaat Dibentuknya Hukum Ketenagakerjaan.......................................8
BAB III..................................................................................................................10
PEMBAHASAN DAN ANALISIS KASUS.........................................................10
3.1 Profil Perusahaan.....................................................................................10
3.2 Perbedaan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang
Omnibus Law Cipta Kerja..................................................................................11
3.3 Dampak Penerapan Omnibus Law Dalam Aspek Ketenagakerjaan Pada
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur.........................................................18
3.4 Sistem Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU Cipta Lapangan Kerja
(Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan................................................21
BAB IV..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
4.1 Evaluasi...................................................................................................23
4.2 Kesimpulan..............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Undang-Undang (UU), yakni UU Cipta Lapangan Kerja (Cilaka) dan UU
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penataan ulang
atau peringkasan peraturan ini diperkenalkan oleh Joko Widodo dalam pidato
yang Ia berikan saat pelantikan dengan istilah omnibus law.
2
Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan
UU Cipta Lapangan Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Omnibus Law pada dasarnya berasal dari Omnibus Bill, yaitu sebuah
Undang-undang yang mencakup akan berbagai macam isu. Menurut Pakar
Hukum Tata Negara Bivitri Savitri, Omnibus Law diartikan sebagai sebuah
undang-undang (UU) yang dibuat untuk menyasar isu besar yang ada di suatu
negara. Menurut Pakar Hukum Tata Negara Fahri Bachmid di dalam dunia
ilmu hukum, konsep “omnibus law” merupakan suatu konsep produk hukum
yang berfungsi untuk mengkonsolidir berbagai tema, materi, subjek dan
peraturan perundang-undangan pada setiap sektor yang berbeda untuk menjadi
satu produk hukum besar dan holistic.
Omnimbus law kerap diadopsi oleh negara dengan system common law
sedangkan Indonesia menganut sistem civil law. Omnimbus law ialah sebuah
konsep hukum baru bagi Indonesia yang diperkenalkan oleh Presiden Joko
Widodo sebagai upaya peningkatan laju investasi. Beberapa negara di dunia
telah mempraktikkan kebijakan hukum ownimbus law seperti Kanada,
Irlandia, dan Amerika Serikat. Irlandia merupakan salah satu negara yang
4
mencapai rekor dunia dalam hal ini karena ia mampu menghapus 3.225
Undang-Undang melalui omnibus law. Apabila diterapkan, Indonesia akan
terkendala karena sistem peraturan Perundang-undangan yang berbeda.
a. Berbentuk Kodifikasi
Suatu bentuk hukum yang dibuat secara tertulis, dimana pembuatnya
memberikan suatu bentuk yurisdiksi khusus yang berisikan rumusan asas
yang dibuat secara tertulis sebagai standar operasi berlakunya ketentuan
dalam kodifikasi.
b. Gaya atau Motif Politik
UU adalah produk hukum yang pembuatannya tidak lepas dari proses
politik. Gaya atau motif politik yang dimaksud disini merujuk kepada cara
yang digunakan legislatif maupun eksekutif untuk melancarkan proses
legislasi. Gaya atau motif politik ini sebenarnya bertujuan untuk
mengakselerasi proses legislasi, namun tidak jarang ditemukan dalam
praktik bahwa gaya atau motif politik bertujuan untuk membentuk
konsensus baik di partai politik, parlemen, maupun pemerintah dengan
parlemen.
5
2.3 Konsep Omnibus Law
Secara sederhana, perbedaan antara civil law dengan common law terletak
pada bentuk dari peraturan perundang-undangannya. Civil law merupakan
hukum yang dibuat berdasarkan kodikasi hukum yang dilakukan oleh lembaga
legislatif. Berbeda dengan common law yang pada mulanya tidak memiliki
hukum tertulis, namun lebih bertitik berat pada hukum yang dibuat
berdasarkan keputusan hakim. Di Amerika teknik ini memungkinkan suatu
rancangan undang-undang terpau (omnius bill) yang berisi perubahan atau
bahkan penggantian beberapa undang-undang sekaligus , diajukan ke
parlemen untuk mendapat persetujuan dalam satu kesempatan pengambilan
keputusan. Kelebihan undang-undang ini hanyalah dan tak lebih dari sifatnya
yang multisektor dan waktu pembahasannya yang bisa lebih cepat daripada
pembentukan undang-undang biasa. Kelebihan inilah yang mengandung
bahaya jika ditrapkan di Negara civil law demokratis seperti Indonesia karena:
6
3. Omnibus law bisa menambah beban regulasi jika gagal diterapkan.
Dengan sifatnya yang mencakup lebih dari satu aspek yang digabung
menjadi satu undang-undang, pembahasan undang-undang omnibus law
dikhawatirkan tidak komprehensif. Pembahasan akan berfokus pada
undang-undang omnibus law melupakan undang-undang yang akan
dicabut yang akan menghadirkan beban regulasi lebih kompleks. Misalnya
bagaimana dampak turunan dari undang-undang yang dicabut, dampak
terhadap aturan pelaksanaannya dan implikasi praktis di lapangan. Belum
lagi jika undang-undang omnibus law ini gagal diterapkan dan membuat
persoalan regulasi semakin runyam. Dalih lex posterior derogate legi pori
(hukum baru mengesampingkan hukum lama) saja tidak cukup karena
menata regulasi tidak bisa dengan pendekatan satu.
7
dapat diartikan segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
8
Jika berada dalam lingkungan pekerjaan, tentu orang yang mulai
mengabdikan dirinya sebagai karyawan pasti memiliki sebuah
perlindungan. Dimana perlindungan tersebut berguna untuk dirinya
agar jaminan bekerja bisa terealisasikan dan merasa damai.
4. Mendapatkan Perlakuan Yang Sama Tanpa Diskriminasi
Menjadi seorang karyawan, tentu harus mendapatkan perlakuan yang
sama terhadap karyawan satu dengan yang lain. Agar tidak ada rasa
diskriminasi yang memasuki dunia pekerjaan. Sehingga dunia kerja
memiliki suasana yang damai dan nyaman.
5. Mendapatkan Hak Atas Keselamatan Kerja
Bagi tiap karyawan yang diperhatikan oleh atasan. Pasti akan
mendapatkan haknya dengan memberikan kesejahteraan hidup
keluarga maupun individu. Agar nilai keselamatan kerja bisa berjalan
dengan baik. Dengan adanya berbagai macam tunjangan dan dokumen
penting yang diajukan oleh perusahaan
9
BAB III
10
penyedap makanan, minuman serta makanan khusus dan bernutrisi. Bisnis
bogasarinya terdiri dari produksi tepung gandum dan pasta. Beberapa merek
utama bogasarinya adalah Cakra Kembar dan Segitiga Biru. Segmen
agrobisnisnya mencakup budi daya minyak kelapa sawit dan penggilingan
serta produksi minyak goreng, margarin, dan mentega bermerek. Bisnis budi
daya dan pengolahan sayuran Perusahaan dijalankan oleh anak perusahaannya
yang berbasis di Tiongkok, China Minzhong Food Corp Ltd.
Selain memiliki visi sebuah perusahaan juga harus memiliki misi untuk
mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Misi dari PT. Indofood Sukses
Makmur yaitu:
11
& Cuti
Istirahat Pasal 79 ayat 2 huruf b Draft RUU Cipta Kerja,
Mingguan UU No.13/2003 (UUK) aturan 5 hari kerja itu
menyebutkan: dihapus. Sehingga berbunyi:
Istirahat mingguan 1 Istirahat mingguan 1 (satu)
(satu) hari untuk 6 hari untuk 6 (enam) hari
(enam) hari kerja dalam kerja dalam 1 (satu)
1 (satu) minggu atau 2 minggu.
(dua) hari untuk 5 (lima)
hari kerja dalam 1 (satu)
minggu
Istirahat Pasal 79 Ayat 2.d UUK Draft RUU Cipta Kerja ini
Panjang menyatakan: menyerahkan regulasi
Istirahat panjang terkait hak cuti panjang
sekurang-kurangnya 2 kepada perusahaan.
(dua) bulan dan RUU Cipta Kerja tidak
dilaksanakan pada tahun mencantumkan hak cuti
ketujuh dan kedelapan panjang selama 2 bulan bagi
masing-masing 1 (satu) pekerja/buruh yang sudah
bulan bagi pekerja/buruh bekerja selama 6 tahun
yang telah bekerja secara terus menerus dan
selama 6 (enam) tahun menyerahkan aturan itu
secara terus-menerus kepada perusahaan atau
pada perusahaan yang perjanjian kerja sama yang
sama dengan ketentuan disepakati
pekerja/buruh tersebut
tidak berhak lagi atas
istirahat tahunannya
dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya
berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6
(enam) tahun.
12
Cuti Haid Pasal 81 UUK mengatur Draft RUU Cipta Kerja
pekerja/buruh perempuan tidak mencantumkan hak
bisa memperoleh libur cuti haid bagi perempuan.
pada saat haid hari RUU Cipta Kerja tidak
pertama dan kedua pada menuliskan hak cuti haid di
saat haid hari pertama dan kedua
masa menstruasi yang
sebelumnya diatur dalam
UU Ketenagakerjaan
Cuti hamil Pasal 82 UUK mengatur Draft RUU Cipta Kerja
melahirka mekanisme cuti hamil- tidak mencantumkan
n melahirkan bagi pekerja pembahasan, perubahan
perempuan. Di dalamnya atau status penghapusan
juga termasuk cuti untuk dalam pasal tersebut
istirahat bagi
pekerja/buruh perempuan
yang mengalami
keguguran
Hak Pasal 83 UUK mengatur raft RUU Cipta Kerja tidak
menyusui bahwa pekerja/buruh mencantumkan
perempuan yang anaknya pembahasan, perubahan
masih menyusu harus atau status penghapusan
diberi kesempatan dalam pasal tersebut
sepatutnya untuk
menyusui anaknya jika
hal itu harus dilakukan
selama waktu kerja.
2 Upah
Upah Upah minimum penentuan upah hanya
Minimum ditetapkan di tingkat berdasarkan Upah Minimum
Sektoral Provinsi, Provinsi (UMP)
dan Upah Kabupaten/Kotamadya,
Minimum dan Sektoral.
13
Kabupaten
/Kota
Bonus Tidak diatur dalam UUK Memberikan bonus, atau
sebelumnya penghargaan lainnya bagi
pekerja sesuai dengan masa
kerjanya.
3 Pesangon
Uang Pasal 161 UUK • Menghapuskan uang
Pesangon menyebutkan : pesangon bagi
(1) Dalam hal pekerja/buruh yang di PHK
pekerja/buruh melakukan karena surat peringatan.
pelanggaran ketentuan Padahal dalam UU
yang diatur dalam Ketenagakerjaan pasal 161
perjanjian kerja, menyebutkan pekerja/buruh
peraturan perusahaan yang di PHK karena
atau perjanjian kerja mendapat surat peringatan
bersama, pengusaha memiliki hak mendapatkan
dapat melakukan pesangon.
pemutusan hubungan • Menghapuskan uang
kerja, setelah kepada pesangon bagi
pekerja/buruh yang pekerja/buruh yang di PHK
bersangkutan diberikan karena peleburan,
surat peringatan pertama, pergantian status
kedua, dan ketiga secara kepemilikan perusahaan.
berturut-turut.Pasal 163 Pekerja/buruh yang di PHK
(1) UUK menyebutkan : karena pergantian status
Pengusaha dapat kepemilikan perusahaan
melakukan pemutusan tidak akan diberi pesangon
hubungan kerja terhadap lagi oleh perusahaan awal,
pekerja/buruh dalam hal sebab hal ini sudah dihapus
terjadi perubahan status, dalam RUU Cipta Kerja.
penggabungan, • Menghapuskan uang
peleburan, atau pesangon bagi
14
perubahan kepemilikan pekerja/buruh yang di PHK
perusahaan dan pekerja/ karena perusahaan merugi 2
buruh tidak bersedia tahun dan pailit. Pemerintah
melanjutkan hubungan telah menghapus UU
kerja, maka Ketenagakerjaan pasal 164
pekerja/buruh berhak dan 165 di dalam RUU
atas uang pesangon Cipta Kerja. Jadi nantinya
sebesar 1 (satu) kali pekerja/buruh yang di PHK
sesuai ketentuan Pasal karena perusahaan
156 ayat (2), uang mengalami kerugian dan
perhargaan masa kerja 1 pailit tidak mendapatkan
(satu) kali ketentuan pesangon.
Pasal 156 ayat (3) dan • Menghapuskan uang
uang penggantian hak santunan berupa pesangon
sesuai ketentuan dalam bagi ahli waris atau keluarga
Pasal 156 ayat (4).Pasal apabila pekerja/buruh
164 dan 165 UUK meninggal. Draft RUU
mengatur mengenai Cipta Kerja juga telah
pekerja/buruh yang di menghapus pemberian uang
PHK karena perusahaan santunan berupa pesangon,
merugi dan pailit berhak hak uang penghargaan masa
mendapat pesangon.Pasal kerja dan uang penggantian
166 UUK mengatur hak hak bagi ahli waris yang
keluarga buruh atau ditinggalkan.
pekerja. Bila buruh atau • Menghapuskan uang
pekerja meninggal dunia, pesangon bagi
pengusaha harus pekerja/buruh yang di PHK
memberikan uang kepada karena akan memasuki usia
ahli waris. pensiun. Pemerintah telah
Pasal 167 UUK mengatur menghapus pasal 167 UUK
mengenai pesangon yang isinya mengatur
untuk pekerja/buruh yang pesangon bagi
15
di PHK karena memasuki pekerja/buruh yang di PHK
usia pensiun. karena memasuki usia
pensiun.
4 Pemutusa
n
Hubunga
n Kerja
(PHK)
Alasan Melihat pada UU RUU Cipta Kerja
perusahaa Ketenagakerjaan, ada 9 menambah 5 poin lagi
n boleh alasan perusahaan boleh alasan perusahaan boleh
melakukan melakukan PHK seperti: melakukan PHK,
PHK • Perusahaan bangkrut diantaranya meliputi:
• Perusahaan tutup • Perusahaan melakukan
karena merugi efisiensi
•Perubahan status •Perusahaan melakukan
perusahaan penggabungan, peleburan,
•pekerja/buruh pengambilalihan, atau
melanggar perjanjian pemisahan perusahaan
kerja •Perusahaan dalam keadaan
•pekerja/buruh penundaan kewajiban
melakukan kesalahan pembayaran utang
berat •Perusahaan melakukan
•pekerja/buruh memasuki perbuatan yang merugikan
usia pensiun pekerja/buruh
•pekerja/buruh •Pekerja/buruh mengalami
mengundurkan diri sakit berkepanjangan atau
•pekerja/buruh cacat akibat kecelakaan
meninggal dunia kerja dan tidak dapat
• pekerja/buruh mangkir melakukan pekerjaannya
setelah melampaui batas 12
(dua belas) bulan
Status Pasal 59 UUK mengatur Menghapus pasal 59 UUK
16
Kerja Perjanjian Kerja Waktu yang mengatur tentang
Tertentu (PKWT) syarat pekerja waktu
terhadap pekerja itu tertentu atau pekerja
maksimal dilakukan kontrak. Dengan
selama 2 tahun, lalu penghapusan pasal ini, maka
boleh diperpanjang tidak ada batasan aturan
kembali dalam waktu 1 seseorang pekerja bisa
tahun. dikontrak, akibatnya bisa
saja pekerja tersebut
menjadi pekerja kontrak
seumur hidup.
Jam Kerja Waktu kerja lembur Draft RUU Cipta Kerja
paling banyak hanya 3 berencana memperpanjang
jam per hari dan 14 jam waktu kerja lembur menjadi
per minggu. maksimal 4 jam per hari dan
18 jam per minggu.
Tenaga Pasal 43 ayat 1 Pemberi Pasal 43 mengenai rencana
Kerja kerja yang menggunakan penggunaan TKA dari
Asing tenaga kerja asing harus pemberi kerja sebagai syarat
memiliki rencana mendapat izin kerja dimana
penggunaan tenaga kerja dalam RUU Cipta kerja,
asing yang disahkan oleh informasi terkait periode
Menteri atau pejabat penugasan ekspatriat,
yang ditunjuk. penunjukan tenaga kerja
pasal 44 ayat 1; menjadi warga negara
Pemberi kerja tenaga Indonesia sebagai mitra
kerja asing wajib menaati kerja ekspatriat dalam
ketentuan mengenai rencana penugasan
jabatan dan standar ekspatriat dihapuskan.
kompetensi yang berlaku. Pasal 44 mengenai
kewajiban menaati
ketentuan mengenai jabatan
dan kompetensi TKA
17
dihapus.
Adanya UU ini dinilai berdampak negatif bagi pekerja tetapi akan sangat
menguntungkan bagi investor atau pengusaha. Ada berbagai macam
permasalahan yang nantinya akan muncul apabila UU ini benar diterapkan
antara lain:
18
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang
tidak lama, dengan kisaran 3 tahun.
c. Pekerjaan yang bersigat musiman.
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan.
Hal ini tentu saja membuat pekerja sangat dirugikan, tetapi apa dampak
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam hal ini, dampaknya
perusahaan akan diuntungkan karena perusahaan bisa menerapkan system
kontrak dan pekerja dapat dengan mudah diberhentikan sehingga tidak adanya
kepastian dan pengangkatan karyawan tetap. Selain itu Perjanjian Waktu
Kerja Tertentu tidak dapat diterapkan untuk pekerja dalam masa yang lama
atau terus menerus. Apabila kontrak dari pekerja habis maka kewajiban
pekerja otomatis akan berakhir. Namun jika ada pekerja yang resign ditengah
jalam maka perusahaan tidak wajib untuk memberikan uang pesangon, dan
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk akan merasa diuntungkan.
19
Perekrutan asing biasanya akan memberikan pemahaman mendalam mengenai
keahlian-keahlian tertentu, produk, sistem dan kebijakan. Hal ini tentu saja
akan sangat menguntungkan bagi perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk, tetapi dampak negatifnya perusahaan harus lebih hati-hati terkait system
operasional perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, karena bisa saja
saat tenaga kerja asing pulang Kembali ke negaranya ia akan membeberkan
mengenai system operasional dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Pada saat ini sistem pengupahan yang berlaku adalah Upah Minimum
(UMP) Provinsi ditetapkan oleh Gubernur dan Upah Minimum Kabupaten
ditetapkan (UMK) oleh Gubernur dengan rekomendasi dewan pengupahan
Provinsi dan Bupati. Dalam RUU Omnibus Law diwacanakan sistem
pengupahan berdasarkan prinsip fleksibilitas serta produktivitas yakni
dengan sistem upah perjam. Penghapusan upah minimum yang dibayar
setiap satu bulan tentunya akan sangat meresahkan bagi para pekerja.
Sistem penghitungan jam kerja Indonesia pada umumnya adalah 6 hari
kerja dengan lama waktu total 40 jam. Kedepannya apabila peraturan ini
ditetapkan maka para pekerja yang bekerja dibawah 40 jam seminggu akan
menerimah upah yang akan dihitung per jam dimana upah itu nantinya
akan di bawah dari upah minimum dan dibayarkan tetap dalam kurun
waktu satu bulan.
Dalam kasus ini tentu saja para buruh akan dirugikan dengan adanya
peraturan ini, dan jika UU ini dsahkan perusahaan PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk akan mengalami dampak positif seperti buruh akan bekerja
keras sehingga barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan akan menigkat
pesat.
20
pesangon/tunjangan PHK. Para pekerja yang tergolong rentan atau bekerja
tanpa job security seperti pekerja dalam sistem kontrak dan alih daya
(outsourcing), juga pekerja yang kontraknya tidak jelas seperti pemagang,
pekerja paruh waktu (part timer), serta pekerja lepas (freelancer).
Kekhawatiran muncul bagi mereka karena akan lebih sulit untuk menuntut
hak-haknya.
Hal ini tentu saja merugikan bagi para buruh, ini merupakan
diskriminasi bagi para buruh. Jika UU ini disahkan dampak yang akan di
rasakan oleh perusahann PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu
perusahaan akan merasa diuntungkan karena tidak memberikan pesangon
PHK, selain itu perusahaan akan diuntungkan dengan system kontrak,
dimana jika pekerja resign, pekerja tidak akan mendapat pesangon apapun
dari perusahaan.
21
Beberapa peran pengambilan keputusan manajemen Pada PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk Berkaitan Dengan Pengesahan UU Cipta Lapangan
Kerja (Omnibus Law) Dalam Aspek Ketenagakerjaan:
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Evaluasi
Undang-Undang Omnibus law banyak menuai kritik pedas dari kalangan
masyarakat, bahkan banyak masyarakat yang tidak setuju dengan penerapan
Undang-Undang ini. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang terdampak
akibat adanya Undang-Undang ini. Banyak hal yang harus di evaluasi dari
adanya penerapan undang-undang ini. Contohnya penghapusan cuti,
permasalahan upah kerja, pembebasan lalu lintas tenaga kerja, dan masih
banyak lainnya. Seharusnya hal ini ditinjua ulang dengan memperhatikan para
pekerja dan perusahaan.
4.2 Kesimpulan
Undang-Undang Omnibus Law dalam aspek ketenagakerjaan sangat
berpengaruh besar bagi perusahaan, pekerja, dan pemerintah. Khusunya
pekerja yang mendapat banyak dampak negatif dengan adanya Undang-
Undang ini. Dampak negatif yang didapatkan oleh para pekerja seperti: upah
kerja yang menganut sistem jam, penghapusan beberapa cuti bagi perempuan
seperti, cuti melahirkan, cuti haid, cuti keagamaan. Selain itu adanya
ketentuan baru mengenai tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, hal ini
semakin membuat posisi para pekerja Indonesia terancam dan mengakibatkan
krisis pengangguran yang lebih parah di Negara Indonesia.
Selain dampak yang dirasakan oleh para pekerja, berbalik derastis dengan
dampak yang dirasakan oleh perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur jika
Undang-Undang ini disahkan, pasalnya perusahaan banyak mengalami
23
dampak positif seperti mempermudah lalu lintas tenaga kerja, perusahaan akan
mencari kemudahan dengan cara menerapkan system kontrak atau outsourcing
agar pekerja dapat di kontrak dan diberhentikan dengan mudah sehingga tidak
adanya kepastian dan pengangkatan karyawan tetap. Selain itu adanya sistem
upah berbasis kerja, buruh akan bekerja keras sehingga barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan akan menigkat pesat. Dan yang terakhir jaminan hak-
hak pekerja dihapuskan, perusahaan akan merasa diuntungkan karena tidak
memberikan pesangon PHK, selain itu perusahaan akan diuntungkan dengan
system kontrak, dimana jika pekerja resign, pekerja tidak akan mendapat
pesangon apapun dari perusahaan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arham, S., & Saleh, A. (2019). Omnibus Law Dalam Perspektif Hukum
Indonesia. PETITUM, 7(2 Oktober), 72-81.
25