Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“PROSEDUR PENGURUSAN IZIN USAHA INDUSTRI
MELALUI OSS DAN HAMBATAN BAGI MASYARAKAT”

DOSEN PENGAMPU: Dr. Sariban, M.Pd.

Dari:

CENT KING GALUH MUHAMMAD TIGER IBRAHIM


NIM (22313010)

FAKULTAS HUKUM / ILMU HUKUM

UNIVERSITAS SUNAN BONANG


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “PROSEDUR PENGURUSAN IZIN USAHA
INDUSTRI MELALUI OSS DAN HAMBATAN BAGI MASYARAKAT”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “PROSEDUR


PENGURUSAN IZIN USAHA INDUSTRI MELALUI OSS DAN HAMBATAN
BAGI MASYARAKAT” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Tuban, 03 Januari 2023

Penulis

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | ii


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Izin Usaha Industri...............................................................................................6
2.2 Dasar Hukum Izin Industri.....................................................................................................8
2.3 Persyaratan Izin Usaha Industri.............................................................................................8
2.4 Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri..............................................................................9
2.5 Hambatan Masyarakat Terdapat Pengurusan IUI melalui OSS............................................13
BAB III................................................................................................................................................15
KESIMPULAN...................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | iii


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perizinan Usaha merupakan salah satu wujud pemberian izin dari pemerintah
kepada pihak yang mempunyai usaha untuk menjalankan usahanya secara resmi.
Surat izin sangat penting untuk dimiliki oleh setiap pengusaha. saat ini semakin
marak bermunculan usaha-usaha di berbagai bidang, yang dirilis oleh para
pengusaha dari berbagai kalangan usia. Teknologi saat ini sudah semakin
berkembang di Indonesia. Salah satunya teknologi yang semakin berkembang dan
mengambil peranan penting di dunia bisnis adalah teknologi informasi. Segala
pekerjaan saat ini dituntut untuk semakin cepat dan terintegrasi dengan baik.
Beberapa diantara pekerjaan tersebut adalah proses pemprosesan perizinan usaha
industri dan umum.
Dengan sistem informasi yang saling terintegrasi maka dapat membuat suatu
instansi semakin berkembang, baik dari sisi manajemen maupun dari sisi
kinerjanya. Semua sistem informasi memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu
selalu tumbuh dan berkembang, melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan
dengan pengelolaan data dan menyediakan informasi kepada berbagai pemakai.
Dalam pembuatan suatu sistem informasi, komputer sangat membantu untuk
pemrosesan data yang kuantitasnya besar dan keakuratan komputer dapat
diandalkan. Oleh karena itu, komputer dapat dimanfaatkan salah satu alat yang
membantu untuk mencapai suatu system informasi yang tepat, cepat dan akurat.
Perizinan adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi pengaturan dan
bersifat pengendalian yang dimiliki oleh pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh masyarakat. Perizinan dapat berbentuk pendaftaran,
rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota, dan izin untuk melakukan suatu usaha
yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau
seseorang sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau
tindakan

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 4


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan prosedur pengurusan izin usaha melalui 0SS ?
2. Apa saja dasar hukum Usaha Industri ?
3. Bagaimana persyaratan pengurusan izin usaha industri ?
4. Bagaimana prosedur pengurusan izin usaha ?
5. Bagaimana hambatan masyarakat terkait pengurusan IUI melalui OSS ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dan proedur pengurusan izin usaha melalui OSS
2. Mengetahui dasar-dasar hukum industry
3. Mengetahui persyaratan dari pengurusan izin usaha industry
4. Mengetahui prosedur dalam pengurusan izin usaha industry
5. Mengetahui hambatan masyarakat terkait pengurusan IUI melalui OSS

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 5


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Izin Usaha Industri

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin operasional yang diberikan kepada
setiap orang atau badan untuk melakukan kegiatan usaha bidang Industri yang
mengolah suatu bahan baku menjadi suatu produk dengan komposisi dan
spesifikasi baru. Untuk keberlangsungan suatu usaha, pemilik usaha perlu
mengurus berbagai perizinan yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku,
sebagai bukti legalitas usaha tersebut. Khusus untuk usaha di bidang industri,
pengusaha harus memiliki Izin Usaha Industri (IUI) yang secara resmi diterbitkan
oleh pemerintah. Dengan memiliki IUI resmi, suatu usaha industri akan diakui
keberadaannya secara hukum dan akan lebih mudah untuk berkembang ke skala
industri yang lebih besar. Kewajiban untuk memiliki IUI ini tercantum dalam
Peraturan Pemerintah No.107/2015 tentang Izin Usaha Industri, yang menyatakan
bahwa setiap kegiatan usaha industri wajib memiliki Izin Usaha Industri (IUI).
Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin operasional yang diberikan kepada
setiap orang atau badan untuk melakukan kegiatan usaha bidang industri yang
mengolah suatu bahan baku menjadi suatu produk dengan komposisi dan
spesifikasi baru. Izin Usaha Industri ini wajib dimiliki secara pribadi maupun
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha industri atau pengolahan barang.
Namun demikian, masih terdapat usaha industri skala rumah tangga dan/atau
industri yang tidak menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan belum
memiliki izin ini. Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP, surat Izin Usaha Tetap
atau IUT, dan surat Izin Usaha Industri atau IUI. Ketiganya memiliki fungsi yang
sama, yaitu sebagai dokumen perizinan yang sah dari negara terhadap usaha yang
sedang atau akan dijalankan.
Untuk memperbesar skala tempat produksi, IUI menjadi suatu keharusan
dalam memenuhi kelengkapan administrasi yang sering dipersyaratkan dalam
berbagai kerjasama bisnis, baik itu yang terkait dengan penggalangan tambahan
modal, kontrak pembelian bahan baku, kontrak penjualan produk, uji kualitas, dan

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 6


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
sebagainya. Selain itu, IUI adalah salah satu syarat untuk mendapatkan Izin
Edar BPOM yang merupakan izin edar untuk produk pangan, kosmetik, dan obat-
obatan. Izin Usaha menurut Online Single Submission (OSS) adalah izin yang
diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/wali kota setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran.

Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single


Submission (OSS) adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS
untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota
kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi. OSS digunakan
dalam pengurusan izin berusaha oleh pelaku usaha dengan karakteristik sebagai
berikut: Berbentuk badan usaha maupun perorangan; Usaha mikro, kecil,
menengah maupun besar; Usaha perorangan/badan usaha baik yang baru maupun
yang sudah berdiri sebelum operasionalisasi OSS.

Usaha dengan modal yang seluruhnya berasal dari dalam negeri, maupun
terdapat komposisi modal asing. Sistem OSS merupakan sistem yang
mengintegrasikan seluruh pelayanan perizinan berusaha yang menjadi kewenangan
Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur dan Bupati/Walikota yang dilakukan
melalui elektronik. Jenis Perizinan Berusaha Sistem OSS terdiri atas: Izin Usaha,
dan Izin Komersial atau Operasional.

Dengan Online Single Submission atau OSS ini penerbitan SIUP menjadi
lebih mudah dan cepat. SIUP daring diperkenalkan oleh pemerintah sebagai
terobosan dan inovasi agar pelaku usaha merasa nyaman dan legalitas usahanya
menjadi terjamin. Berikut adalah langkah-langkah membuat Surat Izin Usaha
secara daring lewat OSS. OSS juga terintegrasi dengan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP) Kementerian Teknis dan Lembaga Daerah untuk izin usaha, izin
lokasi, dan izin lingkungan, sedangkan proses pendaftaran di OSS dan
pengembangan usaha dikelola oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM).

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 7


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
2.2 Dasar Hukum Izin Industri
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
4. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor :
41/MIND/PER/6/2008 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha
Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan tata Kerja Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah.
7. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan
Penerapan Standar Pelayanan.
8. Peraturan Bupati Katingan Nomor 5 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

2.3 Persyaratan Izin Usaha Industri

Persyaratan Izin Usaha Industri (IUI) Tingkat Kabupaten atau Kota Izin
Usaha Industri (Baru):

a. Mengisi formulir permohonan.


b. Fotocopy KTP Direksi dan Dewan Komisaris.
c. Fotocopy NPWP.
d. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya
e. Fotocopy Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
f. Surat keterangan Domisili Perusahaan.
g. Surat Rekomendasi dari Lurah dan Camat setempat.
h. Fotocopy UKL/UPL serta dan atau AMDAL bagi perusahaan industri yang
mengandung dampak pencemaran.

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 8


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
i. Fotocopy Surat Izin Gangguan/HO.
j. Fotocopy SIUP dan TDP.
k. Persyaratan tambahan yang mungkin di butuhkan oleh masing-masing
Kabupaten/Kota.
Persetujuan Prinsip:
a) Mengisi formulir permohonan.
b) Fotocopy KTP Direksi dan Dewan Komisaris.
c) Fotocopy NPWP.
d) Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan dan perubahannya.
e) Surat Rekomendasi dari Lurah dan Camat setempat. Persyaratan jika
melalui OSS Sebelum dapat melakukan aktivasi akun dan mendaftar
disistem OSS, ada beberapa persyaratan dasar yang harus dipenuhi, yaitu:
 Memiliki NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan telah menginput
kedalam proses pembuatan user-ID.
 Berbentuk badan usaha PT, yayasan, CV koperasi, firma, dan
persekutuan perdata.
 Telah menyelesaikan proses pengesahan badan usaha di
KEMENKUMHAM secara online (AHU).
 Pelaku usaha telah memiliki badan usaha seperti perum, perumda,
ataupun badan hukum lainnya yang dimiliki oleh negara maupun
badan layanan umum milik negara.

2.4 Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri


Untuk memperoleh IU Kawasan Industri wajib memperoleh persetujuan
prinsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Permohonan
persetujuan prinsip, diajukan dengan menggunakan formulir model PMK-I dan
melampirkan dokumen sebagai berikut:

1. Fotocopy akta pendirian perusahaan yang telah disahkan oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia atau oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang koperasi (bagi pemohon yang berstatus koperasi)
dan khusus untuk penanaman modal asing melampirkan persyaratan
yang ditetapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 9


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
2. Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), kecuali untuk penanaman
modal asing.
3. Sketsa rencana lokasi (desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi).
4. Surat pernyataan bahwa rencana lokasi terletak dalam kawasan peruntukan
industri sesuai rencana tata ruang wilayah. Kemudian, Perusahaan kawasan
Usaha Industri yang telah memperoleh persetujuan prinsip paling lama 2 (dua)
tahun, wajib telah:
1. Memiliki izin gangguan.
2. Memiliki izin lokasi.
3. Melaksanakan penyediaan/penguasaan tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Memiliki izin lingkungan.
5. Melakukan penyusunan rencana tapak tanah.
6. Melakukan pematangan tanah.
7. Melaksanakan perencanaan dan pembangunan prasarana dan sarana
penunjang serta pemasangan instalasi/peralatan yang diperlukan dalam
Kawasan Industri.
8. Memiliki tata tertib kawasan industri.
9. Menyediakan lahan bagi kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah. Izin
usaha kawasan Industri diberikan kepada Perusahaan Kawasan Industri
yang telah memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mengisi formulir permohonan IU kawasan industri model PMK-III dan
melampirkan data kemajuan pembangunan kawasan industri terakhir
dengan menggunakan formulir model PMK-II.
2. Memenuhi persyaratan sebagaimana dalam pasal 11 ayat (1).
3. Memenuhi ketentuan pedoman teknis kawasan industri.
4. Sebagian dari kawasan industri siap untuk dioperasikan yang sekurang-
kurangnya telah memiliki prasarana dan sarana penunjang yang meliputi
jalan masuk ke kawasan industri, jaringan jalan dan saluran air hujan
dalam kawasan industri, serta instalasi pengolahan air limbah bagi
kawasan industri, kantor pengelola.
5. Telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Lapangan Oleh Tim
Penilai Kawasan Industri yang menyatakan bahwa kepada perusahaan
yang bersangkutan dapat diberikan izin usaha kawasan industri.

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 10


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
6. Setiap Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha (IU)
Kawasan Industri dan telah beroperasi, serta akan melaksanakan
perluasan
lahan Kawasan Industri wajib memperoleh IP Kawasan Industri terlebih
dahulu. Namun, perluasan Kawasan Industri yang berlokasi dalam satu
kabupaten/kota tidak memerlukan persetujuan prinsip.
IP Kawasan Industri diberikan apabila Perusahaan Kawasan Industri yang
bersangkutan telah memperoleh IU Kawasan Industri dengan ketentuan:
1. Memiliki izin lingkungan atas kawasan industri perluasan.
2. Memiliki izin lokasi perluasan.
3. Lahan yang direncanakan sebagai area perluasan telah dikuasai dan
dibuktikan dengan surat pelepasan hak (sph) atau sertifikat.
4. Berada dalam kawasan peruntukan industri.
5. Pihak yang Berwewenang Kewenangan pemberian Izin Usaha Industri,
Izin perluasan dan Tanda Daftar Industri berada pada Bupati/Walikota
setempat sesuai dengan lokasi pabrik dan jenis industri, apabila dengan
skala investasi sampai dengan Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, kecuali
jenis usaha industry yang menjadi kewenangan Menteri.
Izin Usaha Industri dan Izin Perluasan kewenangan berada pada Menteri
apabila memiliki jenis industri sebegai berikut:
1. Industri yang mengolah dan menghasilkan Bahan Beracun dan
Berbahaya (B3).
2. Industri minuman beralkohol.
3. Industry teknologi tinggi yang strategis.
4. Industri kertas berharga.
5. Industri senjata dan amunisi.
6. Industri yang lokasinya lintas provinsi.
Jika pendaftaran melalui OSS
1. Pemohon melakukan pendaftaran di OSS (oss.go.id).
2. Pemohon melakukan permohonan berusaha melalui OSS.
3. Pemohon mendapatkan NIB , dan perizinan berusaha melalui OSS
4. Pemohon melakukan Pemenuhan Komitmen pada DPMPTSP
Kabupaten Katingan

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 11


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
5. DPMPTSP Melakukan Verifikasi Kesesuaian Komitmen dengan
Peraturan Perundang-Undanga.
6. Tim Teknis DPMPTSP Kabupaten Katingan Melakukan Survey
dan/atau Monotoring Perizinan ke tempat Lokasi Usaha (Jika
diperlukan).
7. DPMPTSP Kabupaten Katingan Memberikan Persetujuan
Pemenuhan Komitmen atau Penolakan Komitmen tidak Terpenuhi
Melalui OSS.
8. Pemohon Menerima Notifikasi Pemenuhan Komitmen dari OSS
Pembuatan dan Aktivasi Akun OSS.
Badan Usaha: melakukan pendaftaran di sistem OSS dengan memasukan
Nomor Induk Kependudukan (NIK) Penanggung Jawab Badan Usaha atau Direktur
Utama dan beberapa informasi lainnya pada Form Registrasi yang tersedia.
Sistem OSS akan mengirimkan 2 (dua) email ke Badan Usaha untuk
registrasi dan verifikasi akun OSS. Email verifikasi berisi user-ID dan password
sementara yang bisa digunakan untuk log-in sistem OSS. Perorangan: Pelaku usaha
perorangan mengakses OSS dengan menginput Nomor Identitas Kependudukan
(NIK) dan beberapa informasi lainnya pada Form Registrasi yang tersedia. Sistem
OSS akan mengirimkan 2 (dua) email ke Pelaku usaha perorangan untuk registrasi
dan verifikasi akun OSS.
Email verifikasi berisi user-ID dan password sementara yang bisa digunakan
untuk log-in sistem OSS. Mendapatkan NIB dan Dokumen Pendaftaran Lainnya
Nomor Induk Berusaha (NIB) adalah identitas Pelaku Usaha yang diterbitkan oleh
Lembaga OSS setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran.
NIB wajib dimiliki pelaku usaha yang ingin mengurus perizinan berusaha
melalui OSS, baik usaha baru maupun usaha yang sudah berdiri sebelum
operasionalisasi OSS.

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 12


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
2.5 Hambatan Masyarakat Terdapat Pengurusan IUI melalui OSS
Setahun berjalan, pelaksanaan Online Single Submission (OSS) dinilai masih
memiliki banyak kekurangan. Program ini resmi diluncurkan pada Juli 2018 lalu,
dengan harapan memberikan kemudahan berusaha terutama dari segi perizinan
kepada investor yang ingin menanamkan modalnya di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagai payung hukumnya, pemerintah menerbitkan PP No. 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik. Adapun
konsep yang diusung dalam PP ini adalah mengubah rezim perizinan terdahulu
dengan cara menerbitkan Nomor Induk Berusaha (NIB), Izin Usaha, dan Izin
Lokasi (tanpa komitmen) di awal. Kemudian komitmen dasar seperti IMB, Izin
Lingkungan (AMDAL), dan izin lainnya dipenuhi secara bertahap sesuai jangka
waktu yang diatur dalam PP OSS.

OSS hadir dalam bentuk platform, artinya perizinan bisa diurus melalui
online. Lantaran semangatnya adalah kemudahan maka pelaku usaha cukup
memasukkan berkas dan memilih jenis usaha dan jenis perizinan yang sudah
tersedia di OSS, maka berkas akan terdistribusi ke seluruh daerah di Indonesia.
Namun nyatanya pelaksanaan OSS tak semudah yang dibayangkan. Aplikasi OSS
dinilai belum lengkap dalam menyediakan jenis usaha dan perizinan yang ada di
Indonesia, dan persoalan sistem yang belum sepenuhnya terintegrasi dengan
daerah. Beberapa hambatan itu menjadi temuan oleh Komite Pemantau
Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD). KPPOD melakukan studi evaluasi
setahun implementasi OSS.

Dalam temuan KPPOD, Direktur Eksekutif KPPOD Robert Endi Jaweng


menyatakan bahwa setidaknya terdapat tiga masalah utama dalam pelaksanaan
OSS yakni dari aspek regulasi, aspek sistem dan aspek tata laksana. Dari aspek
regulasi ada tiga hal yang menjadi catatan. Apa saja? Pertama, adanya disharmoni
aturan antara Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) terhadap PP OSS,
contohnya NSPK Perindustrian dan NSPK Pariwisata. Akibatnya, terjadinya
tambahan prosedur pemenuhan komitmen di sektor peridustrian. Kedua, NSPK
tidak lengkap sehingga Pemerintah Daerah (Pemda) memutuskan untuk
menggunakan peraturan lama dan tidak sinkron dengan OSS. Ketiga, substansi
NSPK sektor tidak memadai. Kemudian aspek sistem, mayoritas daerah kesulitan

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 13


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
mengintegrasikan OSS, database perizinan masih belum terklarifikasi, tidak
tersedia fitur E-Payment, tidak semua daerah memiliki Rencana Detil Tata Ruang
(RDTR), dan adanya tambahan prosedur di aplikasi K/L yang justru dinilai
menghambat proses.

Sedangkan dari aspek tata laksana, ada dua temuanya kni tata laksana tataran
regulasi dan tata laksana tata ranimplementasi. Di tata ranregulasi, OSS meringkas
tata laksana perizinan saat memulai usaha, OSS memberikan kepastian waktu
untuk pemenuhan komitmen, dan tidak ada perubahan dalam hal besaran biaya.
Tapi dari sisi tata ranimplementasi, ringkasnya prosedur memulai usaha tidak
berdampak pada efisiensi, pengurusan Izin Lokasi dan IMB.

Kemudian meski memberikan jaminan efisiensi kepastian waktu pengurusan


NIB, namun faktanya waktu pemenuhan komitmen bervariasi antar daerah (SOP).
Pakar Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hariadi Kartodiharjo juga turut
menyoroti PPOSS yang meletakkan wajib AMDAL setelah terbitnya NIB.
Menurut Hariadi, tindakan itu justru melemahkan posisi AMDAL yang selama ini
berfungsi sebagai pengambil keputusan.

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 14


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dalam peraturan perizinan dunia bisnis, pemerintahan telah mengeluarkan
peraturan yaitu Inpres No. 5 Tahun 1984 tanggal 11 april 1984 tentang pedoman
penyelenggaraan dan pengendalian perizinan dibidang usaha. Ketentuan ini
dimaksudkan untuk menyederhanakan system perizinan yang begitu banyak
pelaksanaanya.
Macam-macam perizinan dunia bisnis yaitu: 1. SIUP (Surat Izin Usaha
Perdagangan) merupakan surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha
perdagangan. Perusahaan yang wajib memilki SUP adalah perusahaan menengah
dan perusahaan besar. 2. Perizinan Lembaga Pembiayaan merupakan izin badan
usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dan aatau
barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. 3.
Perizinan dibidang Industri merupaan izin dalam kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya. 4. Perizinan menurut
Undang-Undang Gangguan (UUG) merupakan izin tempat usaha untuk orang
pribadi atau badan dilokasi tertentu yang dapat menimbulkan gangguan.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas, saya selaku penulis menyarankan kepada pembaca
agar berperan aktif dalam perkembangan industri yang ada di Indonesia, kita sebagai
para generasi bangsa harus siap dalam perkembangan industri dan teknologi, karena
dengan adanya teknologi kita dimudahkan dalam segala urusan termasuk dengan
pendaftaran izin usaha yang sudah menggunakan aplikasi.

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 15


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN
DAFTAR PUSTAKA

https://ecoeducationtutorsebaya.blogspot.com/2019/04/makalah-hukum-bisnis-izin
-usaha-industri.html

https://izin.co.id/indonesiabusinesstips/2021/03/25/ossadalah/#:~:text=Persyaratan
%20Dasar%20Untuk%20Sistem%20OSS&text=Memiliki%20NIK%20(Nomor
%20Induk%20Kependudukan,di%20KEMENKUMHAM%20secara%20online
%20(AHU)

https://simap.sulselprov.go.id/
layanan287izinusahaindustriiuibesarmelaluipersetujuanprinsip.html#:~:text=Izin
%20Usaha%20Industri%20(IUI)%20adalah,dengan%20komposisi%20dan
%20spesifikasi%20baru.

https://legalitas.org/jasa-urus-izin-usaha-industri

https://sippn.menpan.go.id/pelayanan-publik/nusa-tenggara-timur/kabupaten-
sikka/-izin-usaha-industriiui

https://kek.go.id/online-single-submission

FAKULTAS HUKUM / BAHASA INDONESIA | 16


UNIVERSITAS SUNAN BONANG TUBAN

Anda mungkin juga menyukai