Anda di halaman 1dari 21

PATEN SERTA PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG DAN PERIZINAN

DALAM MEMULAI BISNIS


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
Dosen Pengampu: Prof. Dr, Abdul Hamid, MS

Disusun Oleh:
Adinda Alfi Maulani
(11220840000113)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Ekonomi Pembangunan
2023
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji Syukur saya panjatkan kepada Allah, atas rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah berjudul “ paten, perlindungan rahasia dagang dan perizinan dalam
memulai bisnis.” untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan yang diampu oleh Bapak
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.
Tidak lupa saya juga berterima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku
dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam melancarkan
penyusunan sampai penulisan makalah Kewirausahaan ini dengan sebaik mungkin.
Makalah tentang paten, perindungan rahasia dagang dan perizinan dalam memulai bisnis
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan dan diharapkan
mampu membantu saya dalam memperdalam strategi untuk menumbuhkan kreativitas.
Selain itu, makalah Kewirausahaan ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan yang bermanfaat
bagipara pembaca agar mempunyai kreativitas yang tinggi.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah Kewirausahaan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran, dankritik yang
membangun perbaikan makalah ini sangat kami harapkan dari pembaca, guna untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembuatan makalah atau tugas yang lainnya pada waktu
mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Terima Kasih,

Tangerang Selatan, 10 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

PATEN SERTA PERLINDUNGAN RAHASIA DAGANG DAN PERIZINAN


DALAM MEMULAI BISNIS
KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
BAB 1..............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan penulisan...................................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................6
A. PATEN..................................................................................................................................6
(a) Subjek dan Lingkup Paten.............................................................................................7
(b) Jenis-jenis paten............................................................................................................7
(c) Prinsip Dasar Paten.......................................................................................................9
(d) Permohonan Paten.......................................................................................................10
B. RAHASIA DAGANG........................................................................................................12
(a) Ruang Lingkup Rahasia Dagang.................................................................................12
(b) Pengalihan Hak dan Lisensi........................................................................................13
(c) Pelanggaran Rahasia Dagang......................................................................................15
(d) Perjanjian Kerja...........................................................................................................16
(e) Hubungan Antara Rahasia Dagang Dengan Perjanjian Kerja.....................................17
C. PEMBERIAN IZIN............................................................................................................18
BAB 3............................................................................................................................................20
D. KESIMPULAN...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................21
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paten merupakan hak bagi seseorang yang telah memperoleh invensi baru. Di
Indonesia sendiri, sistem yang diterapkan adalah first to file dalam pendaftaran paten, di
mana hak dan kewajiban inventor lahir ketika invensi telah didaftarkan di Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Inteletual. Terkait dengan pengaturan paten di Indonesia, terdapat
beberapa perubahan sebelum Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang paten, yaitu
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 yang telah diperbaruhi dengan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1997 dan diubah kembali dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2001 tentang Paten
Paten ialah hak khusus yang diberi kepada seseorang atas permohonannya kepada
orang itu yang menciptakan sebuah produk baru, cara kerja baru atau perbaikan baru dari
produk atau dari cara kerja. Adapun pengertian Paten menurut Pasal 1 butir a UU No. 13
Tahun 2016 tentang Paten (selanjutnya disebut saja UU Paten) sebagai berikut:
"Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi
tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya"
Pemegang hak paten diberikan perlindungan atas dasar hukum nasional ataupun
hukum internasional sebagai hak prioritas untuk melaksanakan sendiri atau secara
bersama-sama invensi atau memberikan kuasa kepada orang lain untuk melaksanakan.
Perlindungan paten sangat perlu untuk ditegakkan. Selain itu, Negara harus dapat
memberikan pemahaman kepada masyarakat sebagai penemu untuk sungguh-sungguh
menghasilkan Paten dan menjadikan sebagai pemenuhan kesejahteraan.
Saat ini, perdagangan dunia sedang berkembang pesat. Bisnis Indonesia tidak lagi
terbatas pada suatu wilayah, tetapi telah menjadi suatu entitas pada tingkat perdagangan
global lintas batas negara dan benua. Tidak ada bisnis juga terbatas pada metode bisnis
tradisional, tetapi bisnis modern telah muncul melalui sistem jaringan. Selain itu, objek
bisnisnya tidak terbatas pada barang dan jasa hanya Namun, ada sumber daya lain
sebagai contoh informasi yang dapat ditindaklanjuti perdagangan dan nilai ekonomi yang
tinggi. Rincian perusahaan perdagangan saat ini akan datang sesuatu yang penting karena
berkaitan dengan karakteristik yang membedakan untuk menunjukkan keunggulan
perusahaan industri atau komersial. Maka perlu adanya rahasia dagang.
Perlindungan rahasia dagang bertujuan untuk melindungi pekerjaan pikiran
kepada orang-orang dengan nilai komersial serta sebagai sarana untuk mencegah
persaingan bisnis yang tidak sehat. Pemilik rahasia dagang memiliki hak untuk berbagi
rahasia dagangnya melalui sistem perizinan atau dengan menolak akses kepada pihak lain
Gunakan. Sekilas, konsep perlindungan rahasia dagang mirip dengan paten, yaitu
melindungi informasi milik individu atau perusahaan. Apa perbedaannya terkait dengan
jangka waktu perlindungan informasi ini. Paten dapat menerima perlindungan setelah file
penemu permohonan paten kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Sebaliknya Rahasia dagang diterapkan secara otomatis tanpa pendaftaran atau permintaan
sepanjang memenuhi kriteria rahasia dagang.
Rahasia dagang adalah informasi yang tertutup bagi pihak lain tentunya sangat
personal bagi pemiliknya. Artinya informasi tersebut sebenarnya bukan informasi yang
dapat diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan petugas atau pejabat tertentu yang
diberi wewenang untuk mengeksekusi dan menjaga informasi rahasia. Rahasia dagang
diatur oleh undang-undang
Di tengah proses liberalisasi ekonomi dimana peran dan intervensi pemerintah
sangat dibatasi, maka semestinya bisnis atau perdagangan perlu mendapat perlindungan
karena beragamnya keterbatasan dan kendala yang dimiliki termasuk masalah perizinan.
Salah satu perizinan dalam memulai usaha yaitu Menurut Peraturan Presiden RI Nomor
98 Tahun 2014 mengenai Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil, menyatakan bahwa
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dibutuhkan pemberdayaan bagi pelaku
UKM. Pemberdayaan tersebut dilakukan dengan memberikan izin kepada pelaku usaha
mikro dan kecil secara sederhana. Manfaat dari dikeluarkannya izin tersebut adalah
legalitas usaha, kemudahan untuk mendapatkan modal, akses untuk mendapatkan
pendampingan usaha dari pemerintah, dan pemberdayaan dari pemerintah

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu paten dan bagaimana paten bekerja?
2. Bagaimana sifat paten dan bagaimana proses pembuatannya?
3. Apa yang dimaksud rahasia dagang?
4. Apa saja prosedur-prosedur rahasia dagang?
5. Bagaimana pemberian izin untuk bisnis?

C. Tujuan penulisan
1. Dapat memahami pengertian dari peten itu sendiri
2. Memahami sifat paten, hak yang diberikan, dan proses pembuatan.
3. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan rahasia dagang
4. Mengidentifikasikan prosedur-prosedur yang bisa melindungi rahasia-rahasia
perdagangan sebuah perusahaan.
5. Memahami nilai perizinan untuk mengembangkan bisnis atau memulai perusahaan
baru.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PATEN
Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain
untuk melaksanakan invensinya.Berikut pengertian paten dari berbagai ahli: Menurut
octroiwet 1910 : hak khusus yg diberikan kepada seseorang atas permohonannya kepada
orang itu yg menciptakan sebuah produk baru, cara kerja baru atau perbaikan baru dari
produk atau cara kerja. Menurut Andrian Sutedi ( 2009:64 – 65 ) : keadilan dan
kelayakan jerih payah sehingga patut memperoleh hak paten.
Berdasarkan PP Nomor 34 tahun 1991 TANGGAL 11 Juni 1991, sebagai
penjabaran undang-undang paten, ada 4 pengertian yang perlu diketahui dalam kaitannya
dengan paten yaitu:
- Deskripsi atau uraian penemuan adalah penjelasan tertulis mengenai cara
melaksanakan suatu penemuan sehingga dapat dimengerti oleh seseorang
yang ahli dibidang penemuan tersebut.
- Abstraksi adalah uraian singkat mengenai suatu penemuan yang merupakan
ringkasan dari pokokpokok penjelasan deskripsi, klaim ataupun gambar.
- Klaim adalah uraian tertulis mengenai inti penemuan atau bagian-bagian
tertentu dari suatu penemuan yang dimintakan perlindungan hukum dalam
bentuk paten.
- Gambar adalah gambar teknik suatu penemuan yang memuat tanda-tanda,
symbol-simbol, angka, bagan, atau diagram yang menjelaskan bagianbagian
dari penemuan.
Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, Hak Paten adalah
hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil penemuannya di
bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dalam melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
Hak paten adalah bagian dari kekayaan intelektual di mana menjadi satu bagian
dari benda tidak berwujud. Hak paten adalah suatu hak kebendanaan yang bersifat
khusus, memiliki sifat dan karakter yang sedikit berbeda dengan hak kebendaan pada
umumnya. Hak eksklusif atas suatu paten tetap berada di tangan inventor atau pemegang
hak paten selama inventor atau pemegang hak paten tidak mengalihkan seluruh hak
ekslusif dari investor atau pemegang hak paten tersebut kepada penerima pengalihan hak
paten. Hak kebendaan pada hak paten memberikan konsekuensi bahwa hak paten dapat
dialihkan. Hak paten dapat beralih atau dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena
pewarisan, hibah, wakaf, wasiat, perjanjian tertulis atau sebab lain yang dibenarkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2016 tentang paten. Terdapat beberapa istilah dalam paten yaitu:
o Invensi
Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk
atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
o Inventor atau pemegang paten
Merupakan seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghasilkan invensi. Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten
atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain
yang menerima lebih lanjut hak tersebut yang terdaftar dalam daftar umum
paten.
(a) Subjek dan Lingkup Paten
Subjek paten adalah : inventor yg menerima lebih lanjut hak inventor yg
bersangkutan. Jika invensi dihasilkan beberapa inventor maka hak atas invensi
dimiliki secara bersama-sama. Apabila paten diperoleh dari hubungan kerja pihak yg
memberi kerja yg disebut inventor.
penemuan atas paten dapat dibagi atas 2 lingkup pengaturan, yaitu : penemuan
yang dapat diberikan paten dan penemuan yang tidak dapat diberikan paten.
Penemuan yang dapat diberikan paten menurut undangundang paten menganut
prinsip bahwa semua penemuan di bidang teknologi dapat diberi paten apabila
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, yaitu: Penemu itu harus baru/novelity.
Penemuan itu harus merupakan pemecahan maslah tertentu di bidang teknologi.
Penemu itu harus dapat dilaksanakan di bidang industry.
Dalam hak paten dikenal istilah invensi seperti yang sudah di jelaskan
sebelumnya yaitu : ide inventor yg dituangkan dlm kegiatan masalah yg spesifik
dibidang teknologi yg dapat berupa produk, proses, penyempurnaan. ( Andrian
suhendi ( 2009 : 67 ) )

(b) Jenis-jenis paten


dijelaskan sebelumnya bahwa kaidah-kaidah internasional juga UU Paten
membagi paten ke dalam dua bagian yaitu paten proses dan paten produk dalam hal
pelaksanaan paten. Tetapi dari bentuk penemuan yang dipatenkan, paten dapat dibagi
sebagai berikut: Paten Sederhana (Pasal 6, Pasal 9, dan Pasal 104 sampai dengan
Pasal 108 UU Paten. Paten Biasa yang sesungguhnya adalah paten yang sedang
dibicarakan.Maka sesuai kaidah-kaidah internasional dan UU Paten dikenal atau
ditulis paten saja.
Paten sederhana muncul karena mengingat banyaknya penemuan atau teknologi
yang mempunyai nilai kegunaan paraktis, baik dalam produk, alat penemuan maupun
dalam hal pelaksanaanya setelah menjadi suatu produk.
Paten diberikan terhadap karya atau ide penemuan (invensi) dibidang teknologi,
yang berupa produk ataupun proses, kemudian bila didayagunakan akan mendapatkan
manfaat ekonomi. Inilah yang dasar bahwa paten mendapatkan perlindungan hukum.
Perlindungan hukum yang diberikanpun tidak secara otomatis, harus ada permohonan
sebelumnya.
Perbedaan paten dan paten sederhana:
1. Paten diberikan untuk invensi yang baru, mengandung langkah inventif,
dan dapat diterapkan dalam industri. Sementara paten sederhana diberikan
untuk setiap invensi baru, pengembangan dari produk atau proses yang
telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri. Paten sederhana diberikan
untuk invensi yang berupa produk yang bukan sekadar berbeda ciri
teknisnya, tetapi harus memiliki fungsi/kegunaan yang lebih praktis
daripada invensi sebelumnya yang disebabkan bentuk, konfigurasi,
konstruksi, atau komponennya yang mencakup alat, barang, mesin,
komposisi, formula, senyawa, atau sistem. Paten sederhana juga diberikan
untuk invensi yang berupa proses atau metode yang baru.;
2. Klaim paten sederhana dibatasi dengan satu klaim mandiri, sedangkan
paten jumlah klaimnya tidak dibatasi.;
3. Progres teknologi dalam paten sederhana lebih simpel daripada progres
teknologi dalam paten.
Ciri khas Invensi yang dapat dipatenkan adalah adanya kandungan pengetahuan
yang sitematis, yang dapat dikomunikasikan, dan dapat diterapkan untuk
menyelesaikan masalah atau kebutuhan manusia yang timbul dalam industri,
pertanian atau perdagangan. Berarti pengertian teknologi disini adalah pengetahuan
yang sistematis, artinya terorganisasi dan dapat memberikan penyelesaian masalah.
Pengetahuan itu harus dalam bentuk tulisan atau dalam pemikiran dan harus
diungkapkan atau dapat diungkapkan sehingga dapat di ketahui dan dimengerti oleh
orang lain. Serta pengetahuan itu dapat memberikan manfaat pada industri, pertanian
atau perdagangan. Pengatahuan tidak hanya berupa menciptakan suatu produk belaka,
tetapi bisa saja proses tetapi proses yang berkaitan dengan teknologi, artinya
penemuannya dapat dipatenkan tidak harus merupakan hasil produk namun dapat
berupa proses.
Hak paten bersifat khusus, karena hanya diberikan kepada penemu untuk
melaksanakan sendiri penemuannya atau untuk memberikan persetujuan kepada
orang lain untuk melaksanakan penemuannya. Ini berarti orang lain hanya mungkin
menggunakan penemuan tersebut kalau ada persetujuan atau ijin dari penemu selaku
pemilik hak. Dengan perkataan lain, kekhususan tersebut terletak pada sifatnya yang
mengecualikan orang selain penemu selaku pemilik hak dari kemungkinan untuk
menggunakan atau melaksanakan penemuan tersebut, sifat seperti itulah dikatakan
eksklusif.
Hak paten adalah suatu hak khusus yang eksekutif berupa penemuan baru yang
dapat diterapkan dalam bidang perindustrian, yang diberikan selama waktu tertentu,
untuk melaksakan sendiri penemuan tersebut. Penemuan yang dimaksud adalah suatu
kegiatan pemecahan masalah uang spesifik di bidang teknologi yang terdapat dalam
wujud: proses, hasil produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses,
penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi. Pemberian paten pada dasarnya
dilandasi oleh motivasi tertentu, misalnya untuk melambangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain itu, dimaksudkan untuk:
1. Penghargaan atas suatu hasil karya berupa penemuan baru
2. Pemberian intensif atas sebuah penemuan dan karya yang inovatif adanya insetif
yang adil dan wajar untuk kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang
cepat
3. Paten sebagai sumber informasi teknik merupakan salah satu alasan diberikan
perlindungan paten atas suatu penemuan tertentu.
Pemegang paten memiliki hak ekslusif untuk melaksanakan paten yang dimiliki
dan untuk melarang pihak lain yang tanpa persetujuan: a) Dalam hal paten produk,
terdiri dari membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk
yang diberi paten; serta b) Dalam hal paten proses, yaitu menggunakan proses
produksi yang diberi paten untuk membuat barang atau tindakan lain. Larangan
menggunakan proses produksi yang diberi paten, hanya berlaku terhadap impor
produk yang semata-mata dihasilkan dari penggunaan proses yang diberi
perlindungan paten.
(c) Prinsip Dasar Paten
Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten Adapun prinsip-prinsip
dasar paten dapat dijelaskan sebagai berikut:
Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk melaksanakan
sendiri temuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya (UU No.6 Tahun 1989). Karena hak khusus ini pula pada awalnya
paten, seperti halnya hak cipta, sering dianggap sebagai bagian dari paham
individualisme.
Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten diajukan oleh
penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan pendaftaran ke kantor paten.
Bila tidak ada permintaan maka tidak ada paten. Hanya penemu atau yang menerima
lebih lanjut hak penemu yang berhak memperoleh paten.
Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk satu
penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari satu paten.
Penemuan harus baru, langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri.
Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang dipatenkan.
Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan
lainnya paten juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak lain, yang menurut Pasal
66 UU Paten paten dapat beralih untuk selruhnya ataupun sebagian. Paten dapat
dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah diberikan terhadap suatu
penemuan dapat dibatalkan berdasarkan pengajuan gugatan, baik oleh pihakpihak
tertentu lain melalui Pengadilan Niaga maupun oleh pihak-pihak tertentu karena hal-
hal tertentu.
Selain itu paten dapat dinyatakan batal demi hukum oleh kantor paten apabila
pemegang paten tidak memenuhi kewajibannya membayar biaya-biaya tahunan
dalam jayat waktu yang telah ditentukan Pasal 88 UU Paten. Paten berkaitan dengan
kepentingan umum, Paten berkaitan dengan kepentingan nasional, Paten sangat
berkaitan erat dengan bidang teknologi, yang menjadi salah satu faktor penting dalam
menentukan masa depan bangsa dan negara. Untuk itu negara mempunyai peran yang
luas dan penting untuk mengatur paten.

(d) Permohonan Paten


permohonan paten diajukan dengan membayar biaya kepada Direktorat Jenderal,
penepatan mengenai biaya pengajuan permohonan paten selalu memperhatikan
keadaan dan keperluan yang mampu mendorong para penemu untuk mengajukan
permintaan paten sebagai penemunya. Pada Pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) ditentukan,
permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat
Jenderal dan permohonan harus memuat:
1. Tanggal bulan, tahun, surat permohonan
2. Alamat lengkap dan alamat jelas pemohon
3. Nama lengkap dan kewarganegaraan investor
4. Nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa
5. Surat kuasa khusus, dalam hal permohonan untuk dapat diberikan paten
6. Judul invensi
7. Klaim yang terkandung dalam invensi
8. Deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap memuat keterangan tentang tata
melaksanakan invensi
9. Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk memperjelas
invensi
10. Abstrak invensi

Terdapat beberapa syarat yang haruss dipenuhi saat mengajukan paten, antara lain:
1. Pemohon paten harus memenuhi segala persyaratan
2. Dirjen HAKI akan mengumumkannya 18 (delapan belas) bulan setelah tanggal
penerimaan permohonan paten
3. Pengumuman berlangsung selama enam bulan untuk mengetahui apakah ada
keberatan atau tidak dari masyarakat
4. Jika tahap pengumuman terlewati dan permohonan paten diterima, maka pemohon
paten berhak mendapatkan hak patennya untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun
sejak terjadi filling date.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh inventor sebelum
pihaknya mengajukan permohonan paten, antara lain:
1. Melakukan penelusuran
Tahapan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang teknologi
terdahulu dalam bidang invensi yang sama (state of the art) yang memungkinkan
adanya kaitannya dengan invensi yang akan diajukan. Melalui informasi teknologi
terdahulu tersebut maka inventor dapat melihat perbedaan antara invensi yang
akan diajukan permohonan Patennya dengan teknologi terdahulu.
2. Melakukan analisis
Tahapan ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah ada ciri khusus dari invensi
yang akan diajukan permohonan patennya dibandingkan dengan invensi
terdahulu.
3. Mengambil keputusan
Apabila invensi yang dihasilkan tersebut mempunyai ciri teknis dibandingkan
dengan teknologi terdahulu, maka invensi tersebut sebaiknya diajukkan
permohonan Patennya. Sebaliknya jika tidak ditemukan ciri khusus, maka invensi
tersebut sebaiknya tidak perlu diajukan untuk menghindari kerugian dari biaya
pengajuan permohonan paten.

Selanjutnya atas setiap permohonan paten akan diumumkan oleh pemerintah yang
dilakukan dengan menempatkannya dalam berita resmi paten yang diterbitkan secara
berkala oleh Ditjen HAKI dan menempatkannya pada sarana khusus yang disediakan
sehingga mudah serta jelas dapat dilihat oleh masyarakat. Maka setiap pihak dapat
mengajukan secara tertulis pandangan atau keberatannya atas permohonan yang
bersangkutan dengan mencantumkan alasannya.
Atas permohonan yang diajukan, Ditjen HAKI akan memberikan keputusan untuk
menyetujui atau menolak permohonan. Untuk paten dikeluarkan keputusan paling
lama 36 bulan. Terhadap permohonan paten yang ditolak dapat diajukan permohonan
banding ke komisi banding paten paling lama 3 bulan terhitung sejak tanggal
pengiriman surat pemberitahuan. Memberikan insentif bagi para inventor dalam
melakukan inovasi baru melalui hak eksklusif atas invensi yang dihasilkannya. Sarana
pengungkapan terbuka mengenai informasi teknologi terkini yang dipatenkan,
sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya untuk penyempurnaan dan
pengembangan teknologi lebih lanjut.
Pemegang paten atau penerima lisensi berhak mengajukan gugatan ganti rugi
kepada Pengadilan Niaga terhadap setiap orang yang dengan sengata dan tanpa hak
melakukan perbuatan membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan,
menyerahkan atau menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk
yang diberi paten dan menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat
barang atau tindakan lain. Gugatan ganti rugi yang diajukan terhadap perbuatan
tersebut hanya dapat diterima jika produk atau proses itu terbukti dibuat dengan
menggunakan invensi yang telah diberi paten. Selain peneyelesaian ssengketa melalui
pengadilan, para pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui arbitrase atau alternatif
penyelesaian sengketa. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau alternatif
penyelesaian sengketa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
B. RAHASIA DAGANG
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut istilah rahasia dagang (trade
secret), antara lain informasi yang dirahasiakan (undisclosed information), atau informasi
yang tidak diketahui.
Rahasia Dagang merupakan masalah HKI yang pelik terutama dari segi
enforcement. Konsep perlindungan hak rahasia dagang sebagaimana hak kekayaan
intelektual lainnya adalah melindungi hak milik dari tindakan orang lain yang
mempergunakannya tanpa hak. Sebagaimana kita ketahui bahwa rahasia dagang adalah
informasi yang tidak diketahui secara umum atau diketahui secara terbatas oleh pihak-
pihak tertentu tentang hal-hal yang menyangkut dagang. Informasi dagang ini perlu
diproteksi kerahasiaannya karena: a. secara moral memberikan penghargaan kepada pihak
yang menemukan; b. secara materi memberikan insentif. Perlindungan rahasia dagang
diberikan apabila suatu informasi dianggap bersifat rahasia. Rahasia artinya suatu
informasi yang tidak diketahui secara umum. Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya
apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah melakukan langkah - langkah
yang layak dan patut. Layak dan patut adalah semua langkah yang memuat ukuran
kewajaran, kelayakan dan kepatutan yang harus dilakukan. Misalnya dalam suatu
perusahaan ada prosedur baku cara penyimpanan arsip-arsip yang dirahasiakan. Adanya
perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh karyawan ketika awal penerimaan
pegawai atau pekerja yang berkerja di lingkungan rahasia itu dioperasionalkan sehingga
rahasia itu benar-benar terlindungi.
Suatu rahasia dagang akan mendapatkan perlindungan hukum apabila informasi
tersebut bersifat sejatinya rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya
melalui upaya-upaya sebagaimana mestinya. Informasi yang bersifat rahasia maksudnya
bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak-pihak tertentu dan tidak diketahui
secara umum oleh masyarakat. Informasi yang mempunyai nilai ekonomi maksudnya
bahwa sifat kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan
atau usaha yang bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemiliknya atau para pihak yang
menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 disebutkan bahwa lingkup
perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai
ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Perlindungan hukum terhadap
rahasia dagang bertujuan untuk memajukan sektor perdagangan dan perindustrian yang
mampu bersaing, baik level nasional maupun internasional, dengan mendorong kreasi dan
inovasi masyarakat serta memberikan perlindungan hukum sebagai bagian dari sistem
Hak Kekayaan Intelektual.
(a) Ruang Lingkup Rahasia Dagang
Subyek Rahasia dagang adalah pemilik rahasia dagang. Pemilik rahasia dagang
memiliki hak untuk :
1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
2. Memberi lisensi kepada pihak lain atau melarang pihak lain untuk menggunakan
Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga
untuk kepentingan yang bersifat komersial.

Obyek ruang lingkup rahasia dagang menurut undang-undang No. 30 Tahun 2000
Pasal 2 meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau
informasi lain di bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan
tidak diketahui oleh masyarakat umum. Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia
dagang yaitu informasi teknik senyawa untuk melindungi formulanya, bukan paten.
Hal ini untuk menghindari adanya batas waktu. Kalau formula dilindungi hak paten
maka, akan berakhir paling lama 20 tahun. Pada saat ini usia Coca Cola sudah lebih
dari 100 tahun, hak ini karena formulanya dilindungi dengan rahasia dagang. Metode
produksi misalnya teknologi pemrosesan anggur, formula ramuan rokok. Di bidang
lain, misalnya informasi non teknik. Data mengenai pelanggan, data analisis,
administasi keuangan, dll.
(b) Pengalihan Hak dan Lisensi
Hak atas Rahasia Dagang seperti hak atas kekayaan intelektual yang lain,
merupakan benda bergerak tidak berwujud oleh karenanya dapat beralih atau
dialihkan dengan :
1. Pewarisan
2. Hibah
3. Wasiat
4. Perjanjian tertulis atau
5. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan
Pengalihan Hak Rahasia Dagang wajib didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia
Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pembelian hak
(izin) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Perjanjian pemberian
lisensi/izin pada pihak lain untuk mempergunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu untuk kepentingan yang bersifat komersial harus
dibuat secara tertulis dan didaftarkan/dicatatkan pada Direktorat Jenderal HKI.
Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat merugikan perekonomian di
Indonesia atau yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendaftaran Permohonan
Rahasia Dagang
Hak kepemilikan rahasia dagang tidak perlu melalui prosedur pendaftaran.
Kecuali pengalihan haknya. Litigasi dan Penyelesaian Sengketa Rahasia Dagang
Pemilik Hak Rahasia Dagang atau penerima lisensi dapat menggugat siapa saja yang
dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana diatur pada Pasal 4
yaitu menggunakan rahasia dagang dan atau memberi lisensi kepada orang lain, atau
mengungkapkan rahasia dagang kepada pihak ketiga untuk kepentingan komersial
dengan gugatan ganti rugi dan atau minta penghentian tindakan yang dilakukan.
Pemegang hak rahasia dagang berhak memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan hukum seperti:
a. menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya. b. memberikan lisensi
kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang atau
mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang
bersifat komersial.
Pemegang hak rahasia dagang berhak memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian lisensi untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4, kecuali jika diperjanjikan lain. Dengan tidak mengurangi ketentuan
bahwa pemegang hak rahasia dagang tetap dapat melaksanakan sendiri atau
memberikan lisensi kepada pihak ketiga untuk melaksanakan perbuatan sebagaimana
dimaksud di atas.
Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan dikenai biaya.
Perjanjian lisensi rahasia dagang yang tidak dicatatkan pada Direktorat Jenderal tidak
mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
Perjanjian lisensi juga diumumkan dalam berita rahasia dagang. Perjanjian lisensi
dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang merugikan
perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan
usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan yang
berlaku. Dalam hal demikian Direktorat Jenderal wajib menolak pencatatan perjanjian
Lisensi.
Informasi rahasia bagi suatu perusahaan adalah semua informasi yang berkaitan
dengan perusahaan tersebut yang sangat berharga dan tidak boleh diketahui oleh
perusahaan lainnya terutama perusahaan saingannya (kompetitornya). Kerahasiaan
suatu informasi dapat dan harus dijamin kerahasiaannya, selama informasi tersebut
belum dibuka untuk publik atau dengan kata lain belum dipublikasikan dan masih
dipertahankan kerahasiaannya oleh pemiliknya. Perusahaan dalam hal ini bergerak
dalam usaha dagang yang bersifat komersial, sehingga informasi yang bersifat rahasia
dari perusahaan disebut sebagai rahasia dagang.
Informasi yang dapat dilindungi sebagai rahasia dagang antara lain merupakan
informasi yang termasuk dalam kriteria sebagai berikut: Informasi tersebut bersifat
rahasia, mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya
sebagaimana semestinya. Informasi tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau
tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
Informasi yang dianggap memiliki nilai ekonomi yaitu jika informasi tersebut
dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yang bersifat komersial atau
dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi; Informasi tersebut berada dalam
lapangan teknologi dan/atau bisnis. Apa yang dimaksud dengan “upaya sebagaimana
mestinya” adalah semua upaya berdasarkan ukuran kewajaran, kelayakan, dan
kepatutan yang harus dilakukan dalam melindungi kerahasiaan informasi tersebut.
Misalnya saja dalam ketentuan internal suatu perusahaan dapat ditetapkan bagaimana
rahasia dagang dijaga dan siapa yang bertanggung jawab atas kerahasiaan itu. Selain
kriteria di atas, hal- hal di bawah ini bisa digolongkan sebagai rahasia dagang, antara
lain:
 Formula suatu produk yang komplek, sulit dianalisa, teknik pembuatan
yang rumit dan menjadi keunggulan dari produsennya. Seperti pada pabrik
farmasi, pabrik semikonduktor, minuman ringan dll.
 Informasi mengenai strategi perusahaan, production line, marketing plan
dan informasi penting lainnya yang bisa mempengaruhi harga saham suatu
public company bila diketahui umum.Kumpulan informasi seperti data
hasil pengujian untuk analisis, data pelanggan, dll.
 Informasi lengkap rancangan suatu konstruksi bangunan atau mesin,
metode konstruksi, dll Pengalaman dan kemampuan khusus seorang ahli
yang di dapat dalam perusahaan bisa juga dianggap sebagai informasi
yang berharga atau rahasia bila hal tersebut dinyatakan oleh perusahaan
yang bersangkutan. Program komputer yang dikembangkan secara khusus
untuk aplikasi suatu perusahaan.
Pemegang hak rahasia dagang atau penerima lisensi dapat menggugat siapapun
yang dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan menggunakan rahasia
dagang yang dimilikinya, berupa:
 gugatan ganti rugi; dan/atau
 penghentian semua perbuatan penggunaan rahasia dagang pihak lain.
Gugatan sebagaimana dimaksud di atas diajukan ke Pengadilan Negeri. Selain
penyelesaian, para pihak dapat menyelesaikan perselisihan tersebut melalui arbitrase
atau alternatif penyelesaian sengketa
(c) Pelanggaran Rahasia Dagang
Ketentuan tentang pelanggaran rahasia dagang diatur dalam Bab VII Pasal 13,
Pasal 14, dan Pasal 15 UU Rahasia Dagang. Pasal 13 menyatakan : "Pelanggaran
rahasia dagang dapat juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja mengungkapkan
rahasia dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari kewajiban tertulis atau
tidak tertulis untuk menjaga rahasia dagang yang bersangkutan. "Berdasarkan
ketentuan tersebut , maka pelanggaran rahasia dagang dianggap telah terjadi jika
terdapat seseorang dengan sengaja mengungkapkan informasi atau mengingkari
kesepakatan atau mengingkari kewajiban (wanprestasi) atas perikatan yang telah
dibuatnya baik tersurat maupun tersirat untuk menjaga rahasia dagang dimaksud.

Seseorang dianggap telah melanggar rahasia dagang orang lain jika ia


memperoleh atau menguasai rahasia dagang tersebut dengan cara yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengecualian terhadap
ketentuan pelanggaran rahasia dagang ini diberikan terhadap pengungkapan atau
penggunaan rahasia dagang yang didasarkan untuk kepentingan pertahanan
keamanan, kesehatan, dan keselamatan masyarakat, di samping berlaku pula untuk
tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan rahasia dagang
milik orang lain yang dilakukan sematamata untuk kepentingan pengembangan lebih
lanjut produk yang bersangkutan. Ketentuan tentang pengecualian terhadap
pelanggaran rahasia dagang tersebut seharusnya juga dilengkapi dengan ketentuan
yang secara tegas mengatur tentang pengungkapan rahasia dagang oleh seseorang di
depan sidang pengadilan atas perintah hakim. Seseorang yang mengungkapkan
rahasia dagang di depan sidang pengadilan seharusnya juga ditetapkan sebagai suatu
pengecualian sehingga yang bersangkutan tidak dianggap telah melakukan
pelanggaran rahasia dagang.
Pelanggaran rahasia dagang juga terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan rahasia dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari
kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga rahasia dagang yang
bersangkutan.
Seseorang dianggap melanggar rahasia dagang pihak lain apabila ia memperoleh
atau menguasai rahasia dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku. Perbuatan sebagaimana dimaksud tidak
dianggap pelanggaran rahasia dengan apabila:
a. tindakan pengungkapan rahasia dagang atau penggunaan rahasia dagang tersebut
didasarkan pada kepentingan pertahanan keamanan, kesehatan atau keselamatan
masyarakat
b. tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan rahasia
dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan
pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
Bila melalui lembaga peradilan umum, pengusaha dapat mengajukan tuntutan
secara perdata terlebih dahulu, apabila tidak berhasil baru kemudian mengajukan
tuntutan secara pidana. Selain itu, para pihak dapat mengajukan kepada pengadilan
agar persidangan dilakukan secara tertutup. Secara perdata, buruh dapat dikenakan
tuntutan telah melakukan wanprestasi (jika masih bekerja di tempat pemilik rahasia
dagang) atau perbuatan melawan hukum. Dasar hukum untuk melakukan penuntutan
wanprestasi adalah klausula perjanjian mengenai kewajiban melindungi rahasia
Perlindungan Rahasia Dagang Dalam Hubungannya Dengan Perjanjian Kerja dagang
yang terdapat dalam perjanjian kerja

(d) Perjanjian Kerja


Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara eksplisit mengenai
perjanjian antara buruh dengan pengusaha terhadap adanya kewajiban untuk menjaga
rahasia dagang perusahaan tempatnya bekerja bukan berarti tidak ada pengaturan
terhadap hal tersebut. Dalam prakteknya, perjanjian mengenai rahasia dagang ini
diatur dalam perjanjian kerja antara buruh dengan pengusaha.
janjian antara pengusaha dan pekerja. Perjanjian kerja dibuat secara lisan dan/atau
tertulis. Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Perjanjian kerja dibuat
atas dasar :
- kemauan bebas kedua belah pihak;
- kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak;
- adanya pekerjaan yang diperjanjikan;
- pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya memuat keterangan:
1. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
2. nama dan alamat pekerja;
3. jabatan atau jenis pekerjaan;
4. syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja;
5. besarnya upah dan cara pembayaran;
6. tempat pekerjaan;
7. mulai berlakunya perjanjian kerja;
8. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat;
9. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
Perjanjian kerja merupakan salah satu dari perjanjian untuk melakukan
pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1601 KUHPerdata. Sebagai
perjanjian yang mempunyai ciri-ciri khusus (yakni mengenai ketenagakerjaan), pada
prinsipnya perjanjian kerja juga merupakan perjanjian sehingga sepanjang mengenai
ketentuan yang sifatnya umum, terhadap perjanjian kerja berlaku ketentuan umum.
Perjanjian kerja merupakan perjanjian yang memaksa (dwang contract) karena
para pihak tidak dapat menentukan sendiri keinginannya dalam perjanjian
sebagaimana layaknya dalam hukum perikatan dikenal dengan istilah “kebebasan
berkontrak” yang tercantum dalam pasal 1338 KUHPerdata. Dengan adanya
perjanjian kerja, para pihak yang mengadakan perjanjian mempunyai hubungan
hukum yang disebut hubungan kerja, dan sejak itulah terhadap mereka yang
mengadakan perjanjian kerja berlaku

(e) Hubungan Antara Rahasia Dagang Dengan Perjanjian Kerja


Seorang buruh, memiliki kewajiban terhadap perusahaannya untuk menjaga
rahasia dagang perusahaannya. Cara perusahaan dalam mengelola dan mengontrol
informasi rahasia perusahaan sangat mempengaruhi bagaimana buruhnya akan
menjaga kerahasiaan informasi tersebut. Salah satu langkah awal atau langkah
pertama yang dilakukan oleh pengusaha dalam melindungi rahasia dagang
perusahaannya adalah dengan cara melakukan pengaturan dalam perjanjian kerja
dengan buruhnya. Suatu perjanjian kerahasiaan informasi biasanya memuat hal-hal
berikut:
1. Apa saja yang menjadi informasi rahasia dan alasan kerahasiaan
2. Kepada siapa informasi tersebut diberikan dan alasan diberikan
3. Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan terhadap informasi
tersebut.
4. Kapan informasi dianggap disalahgunakan atau dilanggar
5. Kapan informasi tersebut dianggap tidak lagi menjadi rahasia (dilepaskan).

Biasanya pengetahuan, keterampilan, keahlian, atau kemampuan mental yang


didapat seorang buruh di perusahaan lama tempat dia bekerja sebelumnya tidak
termasuk ke dalam informasi rahasia dan boleh digunakan atau diterapkan di tempat
kerja yang baru. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu buruh dapat
menggunakan informasi rahasia dari perusahaan tempatnya bekerja dengan catatan
tidak melanggar perjanjian kerahasiaan yang telah dilakukannya dengan perusahaan
pemilik informasi rahasia tersebut.
C. PEMBERIAN IZIN
Pemberian izin (licensing) dapat didefinisikan sebagai penetapan antara dua
pihak, di mana satu pihak memiliki hak pemilikan atas beberapa informasi, proses, atau
teknologi yang dilindungi oleh paten, merek dagang, maupun hak cipta. Penetapan ini,
yang ditentukan dalam sebuah kontrak. Mewajibkan pemegang lisensi untuk membayar
royalti atau hitungan lain yang telah ditentukan kepada pemegang hak milik (pemilik
lisensi) sebagai imbalan atas izin untuk meniru paten, merek dagang, maupun hak cipta.
Pemberian izin juga merupakan strategi pemasaran yang penting bagi para
pengusaha yang ingin memulai perusahaan baru tetapi membutuhkan izin untuk meniru
atas menggabungkan paten, merek dagang, atau hak cipta dengan ide-ide mereka.
Persetujuan lisensi paten menetapkan bagaimana pemegang lisensi memilik; akses
terhadap paten. Sebagai contoh, pemilik lisensi mungkin masih membuat produk tersebut
tetapi member pemegang lisensi hak untuk memasarkan produk dengan menggunakan
labelnya di pasar yang nonkompetitif (misalnya pasar asing). Dalam hal lain, pemegang
lisensi mungkin membuat dan memasarkan produk yang dipaten dengan labelnya sendiri.
Persetujuan ini harus disusun secara saksama dan sebaiknya melibatkan seorang
pengacara, untuk menjamin perlindungan semua pihak.
Memberikan izin atas merek dagang biasanya melibatkan persetujuan waralaba.
Seorang pengusaha menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dagang dan setuju
untuk membayar hitungan pasti untuk penggunaan merek dagang, membayar royalti
berdasarkan jumlah penjualan, membeli persediaan dari pemegang hak waralaba
(contohnya adalah Shell, Dunkin' Donuts, perusahaan pembotolan Pepsi Cola atau Coca-
Cola, dan toko-toko Midas Muffler), atau beberapa kombinasi dari hal-hal tersebut.
Sebelum menyetujui persetujuan pemberian izin, seorang pengusaha harus mengajukan
beberapa pertanyaan berikut:
 Akankah pelanggan menghargai barang-barang berlisensi?
 Seberapa baik properti yang berlisensi melengkapi produk atau jasa saya?
 Berapa banyak pengalaman yang saya miliki sehubungan dengan barang.
barang berlisensi?
 Apakah pandangan jangka panjang yang ada untuk barang-barang
berlisensi? (Sebagai contoh, menurunnya popularitas seorang selebriti juga
bisa mengakibatkan berakhirnya bisnis yang melibatkan nama selebriti
tersebut.)
 Jenis perlindungan apakah yang disediakan oleh persetujuan pemberian
izin?
 Komitmen apa yang saya miliki mengenai pembayaran royalti, kuota
penjualan, dan lain sebagainya?
 Opsi pembaruan apa saja yang mungkin dan dengan syarat apa saja?
Pemberian izin adalah pilihan yang sangat baik bagi seorang pengusaha untuk
meningkatkan pendapatan serta tapa risiko dan investasi awal yang mahal. Agar bisa
memberikan izin, seorang pengusaha harus memiliki sesuatu untuk diberi izin, yang
merupakan alasan mengapa pemberian izin begi penting dalam mencari perlindungan
untuk produk, informasi, nama, dan lain sebagainya, dengan menggunakan paten, merek
dagang, maupun hak cipta.
Di sisi lain, pemberian izin juga bisa merupakan satu cara untuk memulai
perusahaan baru ketika ide yang ada mungkin melanggar paten, merek dagang, atau hak
cipta orang lain. Dalam hal ini, tidak ada ruginya apabila pengusaha tersebut berusaha
mendapatkan persetujuan pemberian izin dari pemegang properti. Pemberian izin terus
merupakan alat pemasaran yang paling kuat. Dengan nasihat seorang pengacara, para
pengusaha mungkin menemukan bahwa peluang pemberian izin merupakan suatu cara
untuk memperkecil risiko, mengembangkan bisnis, serta menyempurnakan lini produk
yang sudah ada.
BAB 3

D. KESIMPULAN
Paten adalah merupakan hak eksklusif yang diberikan ole negara kepada perseorangan,
kelompok atau institusi yang telah melakukan satu penemuan spesifik dalam bidang
teknologi atau penyempurnaan dari penemuan yang sudah ada sebelumnya baik dalam
bentuk produk maupun proses vang berlaku dalam kurun waktu tertentu. Suatu penemuan
akan mendapatkan Paten jika didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia. Selain pemegang hak paten, pihak lain dapata
memanfaatkan suatu Paten untuk keuntungan ekonomi jika telah mendapatkan izin/lisensi
dari pemegang Hak Paten sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama.
Pengertian Paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik berdasarkan Undang-Undang
Paten maupun berdasarkan World Intellectual Property Organization. Ada beberapa unsur
yang harus dipenuhi sebuah objek yang paten yang akan diberikan hak paten baik itu berupa
objek paten sederhana maupun paten biasa. Untuk memperoleh Sebuah paten, Objek tersebut
harus dimohonkan dan didaftaarkan terlebih dahulu kepada pejabat yang berwenang yakni
Ditjend HKI sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Paten.
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui secara umum atau diketahui secara
terbatas oleh pihak-pihak tertentu tentang hal-hal yang menyangkut dagang. Informasi
dagang ini perlu diproteksi kerahasiaannya karena:
a. secara moral memberikan penghargaan kepada pihak yang menemukan;
b. secara materi memberikan insentif.
Terjadinya pengungkapan informasi yang dimiliki satu pihak kepada pihak lainnya tanpa
diketahui oleh pihak pemilik informasi dapat menimbulkan kerugian bagi pemilik informasi
tersebut. Pengungkapan informasi dapat dilakukan dilakukan oleh tenaga kerja dari pemilik
informasi. Cara perusahaan dalam mengelola dan mengontrol informasi rahasia perusahaan
sangat mempengaruhi bagaimana pekerjanya akan menjaga kerahasiaan informasi tersebut.
Salah satu langkah awal atau langkah pertama yang dapat dilakukan oleh pengusaha dalam
melindungi rahasia dagang perusahaannya adalah dengan cara melakukan pengaturan dalam
perjanjian kerja dengan buruhnya. Hal ini jelas terlihat bahwa ada hubungan antara rahasia
dagang dengan tenaga kerja.
Serta setiap usaha atau bisnis perlu adanya pemberian izin atau SIUP surat izin untuk
dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. OK Saidin, S. H. (2015). Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.
Dr. Zulkifli Makkawaru, S. M. (2021). Hak Kekayaan Intelektual Seri Hak Cipta, Paten, dan
Merek.
Banham, Russ. (2005). Valuing IP Post Sarbanes-Oxley. Journal of Accountancy, vol. 200, no.
5, hal. 72-78.
Baroncelli, Eugenia; Carsten Fink; dan Beata Javorcik. (2005). The Global Distribution of
Trademarks: Some Stylised Facts. World Economy, vol. 28, no. 6, hal. 765 - 782.
Baroncelli, Eugenia; Carsten Fink; dan Beata Javorcik. (2005). The Global Distribution of
Trademarks: Some Stylised Facts. World Economy, vol. 28, no. 6, hal. 765 - 782.
- Artikel: ASPEK HUKUM HAK PATEN DAN HAK CIPTA DALAM BISNIS Desi
Febriani
- Artikel: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP RAHASIA DAGANG Syahriyah
Semaun
Jurnal Hukum Bisnis Bonum Commune, Volume 2 Nomor 1 Februari 2019, Riandhani Septian
Chandrika 11 PERLINDUNGAN HUKUM PERJANJIAN LISENSI RAHASIA DAGANG DI
INDONESIA Riandhani Septian Chandrika
http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/viewFile/30/26
http://repository.upnjatim.ac.id/9661/2/18071010161_BAB1.pdf
https://dgip.go.id/menu-utama/paten/pengenalan
https://dgip.go.id/menu-utama/rahasia-dagang/pengenalan

Anda mungkin juga menyukai