Anda di halaman 1dari 17

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN

JUAL BELI ONLINE

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Hukum Dagang”

Di Susun Oleh:

Lulu Atul Fatimah (191010200438)

ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG

Jl. Raya Puspitek No.45, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan 15310
 021-7412566
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak

akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita

nantikan syafa’atnya di hari akhir. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas

limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Hukum Dagang dengan judul

“Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Jual Beli Online”

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca mengenai

Hukum Dagang yang membahas tentang perlindungan hukum terhadap konsumen Jual Beli

Online. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun

demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik.

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,penulis mohon

maaf yang sebesar-besarnya. semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Tangerang, 01 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Konsumen ...................................................................................................... 3

1. Pengertian Konsumen ............................................................................... 3

a. Jenis-jenis Konsumen ......................................................................... 3

b. Hak dan Kewajiban Konsumen ........................................................... 4

2. Perlindungan Konsumen ........................................................................... 5

a. Alasan Konsumen Membutuhkan Perlindungan .................................. 5

b. Penjelasan UU Perlindungan Konsumen ............................................. 6

B. Jual Beli Online .............................................................................................. 7

1. Pengertian Jual Beli Online....................................................................... 7

2. Perlindungan Hukum ................................................................................ 7

C. Contoh Kasus ................................................................................................. 8

Penyelesaian................................................................................................... 9

iii
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ................................................................................................... 11

B. Saran ...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era Globalisasi seperti sekarang ini perkembangan teknologi sangatlah pesat,

media internet jadi salah satu bukti bahwa kecanggihan teknologi sangat mempengaruhi

perkembangan keshidupan manusia. Dengan pengguna internet yang semakin banyak maka

sebagian orang memanfaatkannya dalam berbagai bidang misalnya dalam bisnis, pelaku

usaha dapat memanfaatkan internet sebagai alat untuk mempromosikan atau menjual

produk usahanya kepada masyarakat atau konsumen dimana hal tersebut dikenal dengan

jual beli online.

Transaksi online beresiko terhadap penyimpangan, karena berlangsung atas dasar

saling percaya tanpa landasan hukum dan tanpa bukti fisik yang kuat. Keamanan

transaksi sangat dibutuhkan oleh konsumen dalam hal ini untuk terhindar dari indikasi

penipuan yang marak terjadi sekarang di Indonesia. Jika masih banyak terjadi

penyimpangan dan penipuan yang umumnya merugikan pihak pembeli, maka akan

menurunkan minat beli konsumen, oleh sebab itu perlindungan terhadap konsumen

diadakan.

Perlindungan konsumen merupakan keseluruhan peraturan dan hukum yang

mengatur hak dan kewajiban konsumen maupun produsen. Perlindungan konsumen sangat

dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman bagi para konsumen serta meningakatkan

martabat dan kesadaran konsumen, dan secara tidak langsung mendorong pelaku usaha

dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang

perlu disadari oleh konsumen adalah mereka mempunyai hak yang dilindungi oleh undang-

undang perlindungan konsumen sehingga dapat melakukan sasial kontrol terhadap

1
perbuatan dan perilaku pengusaha dan pemerintah. Dengan lahirnya undang-undang No. 8

tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen diharapkan upaya perlindungan konsumen di

indonesia dapat lebih diperhatikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsumen dan jual beli online?

2. Mengapa konsumen membutuhkan perlindungan hukum?

3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen jual beli online?

4. Bagaimana penanganan kasus penipuan diskon di situs jual beli online Lazada?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menjelaskan pengertian konsumen dan

jual beli online, menjelaskan alasan konsumen membutuhkan perlindungan hukum,

mengetahui pengaturan hukum yang dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen

dalam transaksi online dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsumen

1. Pengertian Konsumen

Menurut Wikipedia, Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa

yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan

pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau

distributor. Menurut Undang-undang (UU) Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun

1999 adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam

masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan atau tidak untuk dijual kembali. Jadi

Konsumen adalah setiap orang atau organisasi yang menggunakan, mengonsumsi, dan

membeli barang dan/atau jasa.

a. Jenis-Jenis Konsumen

Konsumen terbagi menjadi dua jenis yaitu konsumen perorangan dan

konsumen organisasi.

1. Konsumen Perorangan (Personal Consumer)

Pada jenis yang satu ini adalah konsumen yang membeli atau menggunakan

suatu produk baik itu barang maupun jasanya untuk keperluan diri sendiri.

Personal consumer ini juga sering disebut sebagai end user.

2. Konsumer Organisasi (Organizational Consumer)

Sedangkan konsumen organisasi ini adalah konsumen yang membeli atau

menggunakan suatu produk baik itu barang maupun jasa untuk keperluan

3
operasional organisasi tersebut. Contohnya perusahaan yang akan membeli

bahan baku atau keperluan lainnya agar perusahaan dapat beroperasi.

b. Hak dan Kewajiban Konsumen

Setiap konsumen tentunya memiliki hak dan kewajiban seperti yang sudah

dijelaskan di dalam undang-undang perlindungan konsumen di atas. Namun, di

bawah ini lebih jelasnya terkait hak dan kewajiban konsumen.

Hak Konsumen

Hak sebagai konsumen diatur dalam Undang-Undang Perlindungan

Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik

Indonesia yang berlandaskan pada Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1),

Pasal 21 ayat (1), Pasal 27 , dan Pasal 33 yang dapat diketahui sebagai berikut:

 Hak Dalam Memilih Barang

 Hak Mendapat Kompensasi Ganti Rrugi

 Hak Mendapat Barang/Jasa Yang Sesuai

 Hak Menerima Kebenaran Aats Segala Informasi Pati

 Hak Pelayanan Tanpa Tindak Diskriminasi

Kewajiban Konsumen

Sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Pasal 5 berikut ini:

 Konsumen wajib membaca serta mengikuti segala petunjuk informasi maupun

prosedur penggunaan atau pemanfaatan barang dan jasa, demi keamanan serta

keselamatan.

 Konsumen juga harus mempunyai itikad baik saat melakukan transaksi

pembelian barang dan jasa.

 Konsumen wajib membayar pembelian barang dan jasa sesuai dengan nilai yang

sudah disepakati sebelumnya.

4
 Konsumen juga wajib untuk mengikuti upaya penyelesaian hukum dari

sengketa maupun permasalahan perlindungan konsumen secara patut.

2. Perlindungan Konsumen

Dalam setiap perusahaan, kepercayaan konsumen adalah hal yang menjadi

prioritas utama. UU Perlindungan Konsumen adalah salah satu hal penting yang wajib

diketahui, mengapa? Agar dikemudian hari kita tidak akan tertipu atau merasa

dirugikan dengan suatu barang atau hal yang dibeli lalu dikonsumsi.

Perlindungan konsumen adalah keseluruhan peraturan dan hukum yang

mengatur hak dan kewajiban konsumen dan produsen yang timbul dalam usahanya

untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatur upaya-upaya untuk menjamin

terwujudnya perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen. Hal ini dapat

bersifat dalam segala transaksi jual beli, secara langsung maupun secara online seperti

yang kini kian marak. Walaupun adanya transaksi yang tidak melalui tatap muka,

konsumen tetap berhak untuk mendapatkan barang yang sesuai dengan pemberitahuan

sebelumnya atau barang yang sesuai dengan yang dijanjikan.

a. Alasan Mengapa Konsumen Membutuhkan Perlindungan

Perlindungan konsumen dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman bagi para

konsumen dalam melengkapi kebutuhan hidup. Kebutuhan perlindungan konsumen

juga harus bersifat tidak berat sebelah dan harus adil. Sebagai landasan hukum, asas

perlindungan konsumen diatur dalam Pasal 2 UUPK 8/1999, dengan penjelasan

sebagai berikut :

 Asas Manfaat

Konsumen maupun pelaku usaha atau produsen berhak memperoleh manfaat

yang diberikan. Tidak boleh bersifat salah satu dari kedua belah pihak, sehingga

tidak ada salah satu pihak yang merasa manfaat atau kerugian.

5
 Asas Keadilan

Konsumen dan produsen/pelaku usaha dapat berlaku adil dengan perolehan hak

dan kewajiban secara seimbang atau merata.

 Asas Keseimbangan

Sebuah keseimbangan antara hak dan kewajiban para produsen dan konsumen

dengan mengacu pada peraturan hukum perlindungan konsumen.

 Asas Keamanan dan Keselamatan

Sebuah jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari

produk yang dikonsumsi/dipakainya dan sebaliknya bahwa produk itu tidak

akan mengganggu keselamatan jiwa dan harta bendanya.

 Asas Kepastian Hukum

Sebuah pemberian kepastian hukum bagi produsen maupun konsumen dalam

mematuhi dan menjalankan peraturan hukum dengan apa yang menjadi hak dan

kewajibannya. Hal ini dilakukan tanpa membebankan tanggung jawab kepada

salah satu pihak, serta negara menjamin kepastian hukum.

b. Penjelasan UU Perlindungan Konsumen

Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa perlindungan konsumen

diperuntukan untuk pemberian kepastian, keamanan serta keseimbangan hukum

antara produsen dan konsumen. Tujuan dibuatnya perlindungan konsumen dapat

dijelaskan dalam dalam Pasal 3 UUPK 8/1999, yang dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk

melindungi diri.

2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari

ekses negatif pemakaian dan/atau jasa.

6
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan

menuntut hak-haknya sebagai konsumen.

4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian

hukum dan keterbukaan informasi.

B. Jual Beli Online

1. Pengertian Jual Beli Online

Jual beli online adalah Suatu kegiatan Jual Beli dimana penjual dan pembelinya

tidak harus bertemu untuk melakukan negosiasi dan transaksi dan komunikasi yang

digunakan oleh penjual dan pembeli bisa melalui alat komunikasi seperti chat, telfon,

sms dan sebagainya.

2. Perlindungan Hukum

Kemungkinan terjadinya kasus penipuan juga begitu besar, disebabkan oleh

kurangnya informasi yang seringkali diterima oleh konsumen. Walaupun secara

keabsahan proses transaksi sudah dijelaskan pada Kitab Undang-undang Hukum

Perdata (KUHPer) pada pasal 1458 yang menyebutkan : “Jual Beli dianggap telah

terjadi antara kedua belah pihak, seketika setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat

tentang kebendaan tersebut dan harganya, maupun harganya belum dibayar.” Jelas ini

menjadi pekerjaan tambahan untuk memberi rasa nyaman untuk kedua belah pihak baik

penjual maupun konsumen.

Oleh karena itu, maka keperluan adanaya perlindungan hukum bagi konsumen

yang melakukan transaksi online sangat diperlukan. Di Indonesia saat ini belum ada

undang-undang khusus yang mengatur mengenai transaksi online. Begitu pula dengan

Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

yang belum dapat digunakan sebagai dasar menanganai kasus penipuan dalam transaksi

7
online di Indonesia. Undang-undang di Indonesia saat ini yang dapat digunakan sebagai

pedoman dalam hal ini adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen (UUPK) karena bertujuan untuk menciptakan sistem

perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan

informasi serta akses untuk mendapatkan informasi, meskipun di dalamnya tidak secara

khusus mengatur transaksi online.

Beberapa pasal yang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan kasus

penipuan pada transaksi online adalah sebagai berikut :

1. Pasal 8 ayat (1) huruf d, e, dan f yang menyebutkan bahwa pelaku usaha dilarang

memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai

dengan mutu, kondisi maupun janji sebagaimana dinyatakan dalam label,

keterangan, iklan maupun promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut.

2. Pasal 16 huruf a dan b yang menyebutkan bahwa pelaku usaha dalam menawarkan

barang dan/atau jasa melalui pesanan dilarang untuk tidak menepati pesanan

dan/atau kesepakatan waktu penyelesaian sesuai dengan yang dijanjikan serta

dilarang untuk tidak menepati janji atas suatu pelayananan dan/atau prestasi.

C. Contoh Kasus

“Penipuan harga diskon pada Hari Belanja Online Nasional tahun 2015”

Kasus penipuan ini terjadi pada barang berupa Unisex-baby Infant Diaper Baby

Training Pants, Pink DOTS (Intl) atau dapat dikategorikan sebagai popok bayi. Kejadian

ini terjadi pada situs Lazada.co.id. Terdapat kecurigaan terhadap iklan barang yang dijual

oleh penjual di situs tersebut. Barang tersebut memiliki harga Rp130.874.294,00, kemudian

mendapatkan diskon 100%, sehingga harga barang menjadi Rp93.482,00. Harga tersebut

sangat mahal untuk produk popok bayi dan kecurigaan lainya yaitu barang tersebut

8
didiskon 100% maka potongan harga yang diberikan adalah Rp130.874.294,00, sehingga

apabila dihitung Rp130.874.294,00-Diskon 100% (Rp130.874.294,00) = Rp0 atau dapat

dikatakan barang dijual secara gratis. Dibandingkan dengan harga barang yang serupa yang

diperjual belikan pada hari normal atau bukan pada kegiatan Harbolnas tahun 2015 di situs

yang sama.

Adapun salah satu barang serupa dengan barang yang dijual pada saat Harbolnas

tahun 2015 yaitu:”Unisex-baby Infant Diaper Baby Training Pants, Pink Dots” barang ini

dijual dengan harga Rp185.198,00 kemudian diberikan diskon 32% menjadi Rp126.224,00.

Sehingga apabila dibandingkan dengan barang yang dijual pada saat harbolnas tahun 2015

lebih murah dari harga saat hari normal. Harga sebelum diskon saat harbolnas tahun 2015

yang lebih mahal dari harga hari normal,

Penyelesaian Kasus.

Menaikkan harga sebelum diskon dan membuat seolah-olah barang tersebut telah

didiskon atau diberikan potongan harga merupakan hal yang dilarang di dalam Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Penjual dalam kasus

tersebut telah melakukan perbuatan dilarang, seperti yang telah diatur dalam Pasal 9 ayat 1

huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, karena

penjual telah melakukan perbuatan menawarkan atau mengiklankan suatu barang dan/atau

jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah barang tersebut telah memenuhi dan/atau

memiliki potongan harga, harga khusus. Penjual dalam kasus ini dapat dikenakan sanksi

pidana yaitu Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan

Konsumen. Penjual dapat dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana

denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) dan dapat dikenakan

hukuman tambahan seperti yang tertera pada Pasal 63 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

9
Selain itu penjual pada kasus ini juga dapat dikenakan Undang-Undang ITE karena

dalam perbuatannya telah dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan

menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik. Bentuk

dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yaitu: sengaja

melakukan perbuatan menaikkan harga, kemudian harga tersebut didiskon sangat tinggi

sehingga menimbulkan anggapan bagi konsumen bahwa penjual telah melakukan diskon

terhadap produk. Kerugian konsumen dalam transaksi elektronik disini yaitu: konsumen

yang tidak mengetahui bahwa produk tersebut harganya telah dinaikan oleh penjual,

sehingga menimbulkan anggapan bagi konsumen bahwa penjual telah melakukan diskon

terhadap produk. Dapat disimpulkan bahwa perbuatan penjual adalah perbuatan penipuan

dan perbuatan tersebut mengakibatkan kerugian bagi konsumen.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Definisi konsumen menurut Undang-undang (UU) Perlindungan Konsumen Nomor 8

Tahun 1999 adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam

masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan atau tidak untuk dijual kembali.

2. Jual beli online adalah Suatu kegiatan Jual Beli dimana penjual dan pembelinya tidak

harus bertemu untuk melakukan negosiasi dan transaksi dan komunikasi yang

digunakan oleh penjual dan pembeli bisa melalui alat komunikasi seperti chat, telfon,

sms dan sebagainya.

3. Perlindungan konsumen dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman bagi para konsumen

dalam melengkapi kebutuhan hidup. Kebutuhan perlindungan konsumen juga harus

bersifat tidak berat sebelah dan harus adil. Sebagai landasan hukum, asas perlindungan

konsumen diatur dalam Pasal 2 UUPK 8/1999.

4. Undang-undang di Indonesia saat ini yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam

perlindungan konsumen jual beli online adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) karena bertujuan untuk menciptakan sistem

perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan

informasi serta akses untuk mendapatkan informasi, meskipun di dalamnya tidak secara

khusus mengatur transaksi online.

5. Pada kasus penipuan diskon Lazada penjual dapat dikenakan sanksi pidana yaitu Pasal

62 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Penjual dapat dikenakan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda

paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) dan dapat dikenakan hukuman

11
tambahan seperti yang tertera pada Pasal 63 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

Tentang Perlindungan Konsumen. Selain itu juga penjual bisa dikenakan UU ITE

karena dalam perbuatannya telah dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita

bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi

elektronik.

B. Saran

Saran dari penulis, dengan maraknya penipuan pada transaksi jual beli online

maka perlindungan konsumen harus lebih ditingkatkan lagi, terutama bagi konsumen jual

beli online guna membangun kenyaman konsumen saat melakukan transaksi online.

Dalam hal ini juga seharunya pihak berwajib seperti pihak dari lapak online sendiri lebih

teliti lagi dalam mengawasi produsen yang melakukan tindakan penipuan kepada

konsumen seprti peristiwa kasus yang telah dibahas pada makalah ini.

Selain itu kita sebagai konsumen juga harus cerdas dalam memilih toko online

yang akan kita simbangi. Kita harus memastikan apakah toko online tersebut terpercaya,

jujur, dan amanah. Dan budayakanlah membaca deskripsi barang saat kita akan

membelinya, tanyakan terlebih dahulu kepada si penjual tentang produk tersebut agar

antara konsumen dan si penjual tidak merasa dirugikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?q=wikipedia+penjelasan+konsumen&oq

https://ajaib.co.id/pengertian-konsumen-perilaku-hak-dan-kewajibannya/

https://www.dslalawfirm.com/id/perlindungan-konsumen/

https://jurnal.uns.ac.id/recidive/article/download/40603/26760

Anda mungkin juga menyukai