Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Hukum Bisnis Syariah
Dosen Pengampu :Ibu SUMARNI S.H. M.H.I

Oleh :
Lu’luatul Hasanah (2022506501003P)

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
(UMPRI)
LAMPUNG
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul tentang "Perlindungan
Konsumen”. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jikatidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis
menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.Penulis
berharap semoga makalah yang penulis susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.

Pringsewu, 19 April 2023


Lu’luatul Hasanah.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1

A. Latar Belakang ...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................4

A. Pengertian Perlindungan Konsumen ..............................................................................4

B. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen .........................................................................5

C. Asas & Tujuan Perlindungan Konsumen .......................................................................7

D. Hak & Kewajiban Bagi Konsumen & Pelaku Usaha .....................................................9

E. Sanksi ...........................................................................................................................12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................14

A. Kesimpulan ..................................................................................................................14

B. Saran .............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum yang memuat asas-asas atau
kaidah kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi
kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas
dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak
satu sama lain yang berkaitan dengan barang dan/atau jasa konsumen dalam pergaulan
hidup.1 Dalam konteks hukum, konsumen dan pelaku usaha mempunyai hubungan timbal
balik, kewajiban pelaku usaha merupakan hak konsumen dan hak pelaku usaha merupakan
kewajiban konsumen, artinya kedua belah pihak berada dalam posisi yang berimbang
dalam arti saling menguntungkan dan tidak saling merugikan.2

....Masalah perlindungan konsumen semakin gencar dibicarakan. Permasalahan ini


tidak akan pernah habis dan akan selalu menjadi bahan perbincangan di masyarakat.
Selama masih banyak konsumen yang dirugikan, masalahnya tidak akan pernah tuntas.
Oleh karena itu, masalah perlindungan konsumen perlu diperhatikan. Hak konsumen yang
diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati secara seksama. Pada era globalisasi dan
perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam produk
barang/pelayanan jasa yang dipasarkan kepada konsumen di tanah air, baik melalui
promosi, iklan, maupun penawaran barang secara langsung. Jika tidak berhati-hati dalam
memilih produk barang/jasa yang diinginkan, konsumen hanya akan menjadi objek
eksploitasi dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Tanpa disadari, konsumen
menerima begitu saja barang/jasa yang dikonsumsinya.

Perkembangan perekonomian, perdagangan, dan perindustrian yang kian hari kian


meningkat telah memberikan kemanjaan yang luar biasa kepada konsumen karena ada

1
Az. Nasution, Konsumen dan Hukum : Tinjauan Sosial Ekonomi dan Hukum Pada Perlindungan Konsumen, Pustaka Sinar
Harapan, Bandung, 1995 , hlm. 64-65.
2
Ari Purwadi, Tanggung Jawab Periklanan Pada Perlindungan Konsumen, Trisakti, Juli, 2000, hlm. 3.

1
beragam variasi produk barang dan jasa yang biasa dikonsumsi. Perkembangan globalisasi
dan perdagangan besar didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi yang
memberikan ruang gerak yang sangat bebas dalam setiap transaksi perdagangan, sehingga
barang/jasa yang dipasarkan bisa dengan mudah dikonsumsi.

Permasalahan yang dihadapi konsumen tidak hanya sekedar bagaimana memilih


barang, tetapi jauh lebih kompleks dari itu yang menyangkut pada kesadaran semua pihak,
baik pengusaha, pemerintah maupun konsumen itu sendiri tentang pentingnya
perlindungan konsumen. Pengusaha menyadari bahwa mereka harus menghargai hak-hak
konsumen, memproduksi barang dan jasa yang berkualitas, aman untuk digunakan atau
dikonsumsi, mengikuti standar yang berlaku, dengan harga yang sesuai. Pemerintah
menyadari bahwa diperlukan undang-undang serta peraturan-peraturan disegala sektor
yang berkaitan dengan berpindahnya barang dan jasa dari pengusaha ke konsumen.
Pemerintah juga bertugas untuk mengawasi berjalannya peraturan serta undang-undang
tersebut dengan baik.

Tujuan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen


yang direncanakan adalah untuk meningakatkan martabat dan kesadaran konsumen, dan
secara tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam menyelenggarakan kegiatan
usahanya dengan penuh rasa tanggung jawab. Yang perlu disadari oleh konsumen adalah
mereka mempunyai hak yang dilindungi oleh undang-undang perlindungan konsumen
(UUPK) sehingga dapat melakukan sosial kontrol terhadap perbuatan dan perilaku
pengusaha dan pemerintah. Dengan lahirnya undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen diharapkan upaya perlindungan konsumen di indonesia dapat
lebih diperhatikan.

Pada penulisan makalah ini kita akan membahas mengenai bagaimana perlindungan
terhadap konsumen, yakni dengan mengetahui terlebih dahulu tentang Pengertian
Perlindungan Konsumen, Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Asas & Tujuan
Perlindungan Konsumen, prinsip, serta Hak & Kewajiban Konsumen & Pelaku Usaha.

2
B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari pelindungan konsumen?

b. Apa yang menjadi dasar atau landasan hukum perlindungan konsumen?

c. Bagaimana asas dan tujuan perlindungan konsumen?

d. Bagaimana hak dan kewajiban bagi konsumen dan pelaku usaha?

e. Apa sanksi yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah melakukan
pelanggaran terhadap Undang-Undang?

C. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui secara jelas mengenai pengertian perlindungan konsumen.

b. Untuk mengetahui dasar atau landasan hukum perlindungan konsumen.

c. Untuk mengetahui tentang bagaimana asas dan tujuan perlindungan konsumen.

d. Untuk mengetahui tentang bagaimana hak dan kewajiban bagi konsumen dan
pelaku usaha.

e. Untuk mengetahui sanski apa saja yang didapat oleh pelaku usaha terhadap
pelanggaran hukum yang telah dilakukan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perlindungan Konsumen

Berdasarkan UU No.8 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 1999, tentang perlindungan konsumen

disebutkan bahwa “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. Kepastian hukum untuk

melindungi hak-hak konsumen, yang diperkuat melalui undang-undang khusus,

memberikan harapan agar pelaku usaha tidak lagi sewenang-wenang yang selalu

merugikan hak konsumen. Dengan adanya UU Perlindungan Konsumen beserta perangkat

hukum lainnya, konsumen memiliki hak dan posisi yang berimbang, dan mereka pun bisa

menggugat atau menuntut jika ternyata hak-haknya telah dirugikan atau dilanggar oleh

pelaku usaha. Perlindungan konsumen yang dijamin oleh undang-undang ini adalah adanya

kepastian hukum terhadap segala perolehan kebutuhan konsumen. Kepastian hukum itu

meliputi segala upaya berdasarkab atas hukum untuk memberdayakan konsumen

memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang dan/atau jasa kebutuhannya serta

mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha

penyedia kebutuhan konsumen.

Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran

konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya

pendidikan konsumen. Oleh karena itu, Undang-undang Perlindungan Konsumen

dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga

perlindungan konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan

konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen. Upaya pemberdayaan ini penting

karena tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha yang pada dasarnya prinsip

ekonomi pelaku usaha adalah mendapat kentungan yang semaksimal mungkin dengan

4
modal seminimal mungkin. Prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan konsumen,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Atas dasar kondisi sebagaimana dipaparkan diatas, perlu upaya pemberdayaan

konsumen melalui pembentukan undang-undang yang dapat melindungi kepentingan

konsumen secara integrative dan komprehensif serta dapat diterapkan secara efektif di

masyarakat. Piranti hukum yang melindungi konsumen tidak dimaksudkan untuk

mematikan usaha para pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya perlindungan konsumen dapat

mendorong iklim berusaha yang sehat yang mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh

dalam menghadapi persaingan melalui penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas.

Di samping itu, Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen ini dalam

pelaksanaannya tetap memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha kecil dan

menengah. Hal ini dilakukan melalui upaya pembinaan dan penerapan sanksi atas

pelanggarannya. Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen ini dirumuskan dengan

mengacu pada filosofi pembangunan nasional bahwa pembangunan nasional termasuk

pembangunan hukum yang memberikan perlindungan terhadap konsumen adalah dalam

rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan pada falsafah

kenegaraan Republik Indonesia yaitu dasar negara Pancasila dan konstitusi negara

Undang-Undang Dasar 1945.

B. Dasar Hukum Perlindungan Konsumen

Hukum perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia memiliki dasar hukum

yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya dasar hukum yang pasti,

perlindungan terhadap hak-hak konsumen bisa dilakukan dengan penuh optimisme.

Hukum Perlindungan Konsumen merupakan cabang dari Hukum Ekonomi. Alasannya,

permasalahan yang diatur dalam hukum konsumen berkaitan erat dengan pemenuhan

kebutuhan barang / jasa. Pada tanggal 30 Maret 1999, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

telah menyepakati Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perlindungan konsumen


5
untuk disahkan oleh pemerintah setelah selama 20 tahun diperjuangkan. RUU ini sendiri

baru disahkan oleh pemerintah pada tanggal 20 april 1999.

Di Indonesia, dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat mengajukan

perlindungan adalah:

1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), pasal 21 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal
27 , dan Pasal 33.
2. Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
No. 3821
3. Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Usaha Tidak Sehat.
4. Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesian
Sengketa
5. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
6. Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 Tentang
Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas Indag
Prop/Kab/Kota
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795 /DJPDN/SE/12/2005
tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen.

Dengan diundang-undangkannya masalah perlindungan konsumen, dimungkinkan


dilakukannya pembuktian terbalik jika terjadi sengketa antara konsumen dan pelaku usaha.
Konsumen yang merasa haknya dilanggar bisa mengadukan dan memproses perkaranya
secara hukum di badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK). Dasar hukum tersebut
bisa menjadi landasan hukum yang sah dalam soal pengaturan perlindungan konsumen.

6
Di samping UU Perlindungan Konsumen, masih terdapat sejumlah perangkat hukum lain
yang juga bisa dijadikan sebagai sumber atau dasar hukum sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2001 Tanggal 21


Juli2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2001 Tanggal 21 Juli
2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2001 Tanggal 21 Juli
2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat.
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2001 Tanggal 21 Juli 2001
tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Pemerintah Kota
Medan, Kota Palembang, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung,
Kota Semarang, Kota Yogyakarta Kota Surabaya, Kota Malang, dan Kota Makassar.
5. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
302/MPP/KEP/10/2001 tentang Pendaftaran Lembaga Perlindungan Konsumen
Swadaya Masyarakat.
6. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor
605/MPP/KEP/8/2002 tentang Pengangkatan Anggota Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen Pada Pemerintah Kota Makassar, Kota Palembang, Kota Surabaya, Kota
Bandung, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, dan Kota Medan.

C. Asas & Tujuan Perlindungan Konsumen

Upaya perlindungan konsumen di tanah air didasarkan pada sejumlah asas dan tujuan

yang telah diyakini bisa memberikan arahan dalam implementasinya ditingkatan praktis.

Dengan adanya asas dan tujuan yang jelas, hukum perlindungan konsumen memiliki dasar

pijakan yang benar-benar kuat.

7
a) Asas Perlindungan Konsumen
Berdasarkan UU Perlindungan Konsumen pasal 2, ada lima asas perlindungan
konsumen, yaitu :
1. Asas manfaat
Maksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya
dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat
sebesar- besarnya bagi kepentingankonsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan.
2. Asas keadilan
Asas ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat bisa diwujudkan
secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh haknyadan melaksanakan kewajibannya secara adil.
3. Asas keseimbangan
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material
maupun spiritual.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan
pemanfaatan barang/jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hokum
Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati
hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan
konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.

8
b) Tujuan Perlindungan Konsumen
Dalam UU Perlindungan Konsumen Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan
perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :3
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri.
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, dan menuntut hak-
haknya sebagai konsumen.
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi.
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.
6. Meningkatkan kualitas barang/jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.4

D. Hak & Kewajiban Bagi Konsumen & Pelaku Usaha


a.) Hak & Kewajiban Konsumen
Berdasarkan Pasal 4 dan 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999, hak dan
kewajiban konsumen antara lain sebagai berikut:5
1. Hak Konsumen
a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa
3
Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) Bagian 2, hlm.
234
4
Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) Bagian 2, hlm.
234
5
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 161

9
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa
d. Hak untuk di dengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunkan
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsmen secara patut
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
g. Hak untuk diperlukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
h. Hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak semana mestinya
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.6

2. Kewajiban Konsumen
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian
atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau
jasa
c. Membayar seusai dengan nilai tukar yang disepakati
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut. 7

6
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 161

7
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 162

10
b.) Hak & Kewajiban Pelaku Usaha

Berdasarkan Pasal 6 dan 7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 hak dan


kewajiban pelaku usaha adalah sebagai berikut:8
1. Hak Pelaku Usaha
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan
b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian
hukum sengketa konsumen
d. Hak untuk rehabilitas nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan
e. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.9

2. Kewajiban Pelaku Usaha


a. Baritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif
d. Menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutut barang dan.atau
jasa yang berlaku

8
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 162

9
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 162

11
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan atau garansi atas
barang yang dibuat atau diperdagangkan
f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan atau pengganti atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan
g. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.10

E. Sanksi
Sanksi yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, yang tertulis

dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal 63 dapat berupa sanksi administratif dan sanksi

pidana:11

1. Sanksi Administratif
a. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berwenang menjatuhkan sanksi
administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat
(3), Pasal 20, pasal 25, dan Pasal 26.
b. Sankso administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

2. Sanksi Pidana
a. Pelaku usaha yang menlanggar ketentuan sebagaimana dimaksud di dalam
Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) dan
Pasal 18 di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
b. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimkasud dalam Pasal
11, pasal 12, Pasal 13 yat (1), pasal 14, Pasal 16 dan Pasal 17 ayat (1) di pidana
10
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 163

11
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 169

12
penjara paling lama 2 tahun atau pidana dena paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).12

Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 62, dapat dijatuhkan
hukuman tambahan, berupa:13

1. Perampasan barang tertentu


2. Pengumuman keputusan hakim
3. Pembayaran ganti rugi
4. Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbilnya kerugian
konsumen
5. Kewajiban penarikan barang dari peredaran
6. Pencabutan izin usaha.

12
Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) Bagian 2, hlm.
244
13
Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) Bagian 2, hlm.
244

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Dalam UU No.8 Pasal 1 Butir 1 Tahun 1999, tentang perlindungan konsumen


disebutkan bahwa “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.
2. Asas Manfaat, memberikan kesempatan kepada konsumen dalam memperoleh
hakya. Asas Keseimbangan, memberikan keseimbangan antara kepentingan
konsumen. Asas Keamanan Dan Keselamatan Konsumen, untuk memberikan
jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan,
Asas Kepastian Hukum, yaknik pelaku dan maupun konsumen mentaati hukum
dan memperoleh keadilan.
3. Sanksi yang diberikan oleh Undang-Undang nomor 8 Tahun 1999, yang tertulis
dalam pasal 60 sampai dengan Pasal 63 dapat berupa sanksi administratif dan
sanksi pidana.

14
B. SARAN
Mengingat bahwa salah satu tujuan perlindungan konsumen adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri,
maka diperlukan tindakan-tindakan nyata yang bertujuan untuk memberdayakan
konsumen. Pemberdayaan yang dimaksud adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman
konsumen atas hak dan kewajibannya dalam berhubungan dengan pelaku usaha. Upaya ini
dapat dilakukan melalui penyuluhan, seminar ataupun iklan layanan masyarakat yang
menghimbau masyarakat untuk memahani hak & kewajibannya sebagai konsumen. Hal ini
penting agar konsumen terhindar dari resiko hukum timbul karena ketidaktahuan
konsumen mengenai kewajibannya.
Bagi konsumen disarankan untuk teliti, selektif, dan memperhatikan keamanan setiap
memilih produk yang berupa barang atau jasa, agar tidak mudah tertipu atau terkelabuhi
oleh produsen yang kurang bertanggung jawab dan mengalami kerugian di dalam setiap
transaksi jual beli, serta memperhatikan ketentuan yang berlaku agar dapat menuntut ganti
kerugian.
Bagi setiap produsen /pelaku usaha lebih meningkatkan mutu pelayanan disertai
dengan pertanggungjawaban yuridis terhadap produk yang dipasarkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, Christine S. T. 2001. Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi)
Bagian 2. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Keynes, John. 1936. The General Theory of Employment, Interest, and Money. New York:
Harcourt, Brace, and Co.

Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Nasution, Az. 1995. Tinjauan Sosial Ekonomi dan Hukum Pada Perlindungan Konsumen.
Bandung. Pustaka Sinar Harapan.

Purwadi, Ari. 2000. Tanggung Jawab Periklanan Pada Perlindungan Konsumen. Trisakti.

Sari, Elsi Kartika. 2008. Hukum Dalam Ekonomi. Jakarta: PT Grasindo.

UU No.8 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 1999, Tentang Perlindungan Konsumen.

Widjaja, Gunawan dan Yani, Ahmad. 1999. Seri Hukum Bisnis: Anti Monopoli, Jakarta: PT
Grafindo Persada.

https://www.scribd.com/doc/186862164/Makalah-Hukum-Perlindungan-Konsumen-2 Diakses

pada 19 April 2023

16

Anda mungkin juga menyukai