PERLINDUNGAN KONSUMEN
Oleh :
Lu’luatul Hasanah (2022506501003P)
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul tentang "Perlindungan
Konsumen”. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jikatidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis
menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.Penulis
berharap semoga makalah yang penulis susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
E. Sanksi ...........................................................................................................................12
A. Kesimpulan ..................................................................................................................14
B. Saran .............................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlindungan konsumen adalah bagian dari hukum yang memuat asas-asas atau
kaidah kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang melindungi
kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas
dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak
satu sama lain yang berkaitan dengan barang dan/atau jasa konsumen dalam pergaulan
hidup.1 Dalam konteks hukum, konsumen dan pelaku usaha mempunyai hubungan timbal
balik, kewajiban pelaku usaha merupakan hak konsumen dan hak pelaku usaha merupakan
kewajiban konsumen, artinya kedua belah pihak berada dalam posisi yang berimbang
dalam arti saling menguntungkan dan tidak saling merugikan.2
1
Az. Nasution, Konsumen dan Hukum : Tinjauan Sosial Ekonomi dan Hukum Pada Perlindungan Konsumen, Pustaka Sinar
Harapan, Bandung, 1995 , hlm. 64-65.
2
Ari Purwadi, Tanggung Jawab Periklanan Pada Perlindungan Konsumen, Trisakti, Juli, 2000, hlm. 3.
1
beragam variasi produk barang dan jasa yang biasa dikonsumsi. Perkembangan globalisasi
dan perdagangan besar didukung oleh teknologi informasi dan telekomunikasi yang
memberikan ruang gerak yang sangat bebas dalam setiap transaksi perdagangan, sehingga
barang/jasa yang dipasarkan bisa dengan mudah dikonsumsi.
Pada penulisan makalah ini kita akan membahas mengenai bagaimana perlindungan
terhadap konsumen, yakni dengan mengetahui terlebih dahulu tentang Pengertian
Perlindungan Konsumen, Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Asas & Tujuan
Perlindungan Konsumen, prinsip, serta Hak & Kewajiban Konsumen & Pelaku Usaha.
2
B. Rumusan Masalah
e. Apa sanksi yang diberikan kepada pelaku usaha yang telah melakukan
pelanggaran terhadap Undang-Undang?
C. Tujuan Penulisan
d. Untuk mengetahui tentang bagaimana hak dan kewajiban bagi konsumen dan
pelaku usaha.
e. Untuk mengetahui sanski apa saja yang didapat oleh pelaku usaha terhadap
pelanggaran hukum yang telah dilakukan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
disebutkan bahwa “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. Kepastian hukum untuk
memberikan harapan agar pelaku usaha tidak lagi sewenang-wenang yang selalu
hukum lainnya, konsumen memiliki hak dan posisi yang berimbang, dan mereka pun bisa
menggugat atau menuntut jika ternyata hak-haknya telah dirugikan atau dilanggar oleh
pelaku usaha. Perlindungan konsumen yang dijamin oleh undang-undang ini adalah adanya
kepastian hukum terhadap segala perolehan kebutuhan konsumen. Kepastian hukum itu
memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang dan/atau jasa kebutuhannya serta
mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha
konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya
dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga
konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen. Upaya pemberdayaan ini penting
karena tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha yang pada dasarnya prinsip
ekonomi pelaku usaha adalah mendapat kentungan yang semaksimal mungkin dengan
4
modal seminimal mungkin. Prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan konsumen,
konsumen secara integrative dan komprehensif serta dapat diterapkan secara efektif di
mematikan usaha para pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya perlindungan konsumen dapat
mendorong iklim berusaha yang sehat yang mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh
dalam menghadapi persaingan melalui penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas.
pelaksanaannya tetap memberikan perhatian khusus kepada pelaku usaha kecil dan
menengah. Hal ini dilakukan melalui upaya pembinaan dan penerapan sanksi atas
kenegaraan Republik Indonesia yaitu dasar negara Pancasila dan konstitusi negara
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan adanya dasar hukum yang pasti,
permasalahan yang diatur dalam hukum konsumen berkaitan erat dengan pemenuhan
kebutuhan barang / jasa. Pada tanggal 30 Maret 1999, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
perlindungan adalah:
1. Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), pasal 21 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal
27 , dan Pasal 33.
2. Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
No. 3821
3. Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Usaha Tidak Sehat.
4. Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesian
Sengketa
5. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
6. Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001 Tentang
Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas Indag
Prop/Kab/Kota
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795 /DJPDN/SE/12/2005
tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen.
6
Di samping UU Perlindungan Konsumen, masih terdapat sejumlah perangkat hukum lain
yang juga bisa dijadikan sebagai sumber atau dasar hukum sebagai berikut :
Upaya perlindungan konsumen di tanah air didasarkan pada sejumlah asas dan tujuan
yang telah diyakini bisa memberikan arahan dalam implementasinya ditingkatan praktis.
Dengan adanya asas dan tujuan yang jelas, hukum perlindungan konsumen memiliki dasar
7
a) Asas Perlindungan Konsumen
Berdasarkan UU Perlindungan Konsumen pasal 2, ada lima asas perlindungan
konsumen, yaitu :
1. Asas manfaat
Maksud asas ini adalah untuk mengamanatkan bahwa segala upaya
dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat
sebesar- besarnya bagi kepentingankonsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan.
2. Asas keadilan
Asas ini dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat bisa diwujudkan
secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku
usaha untuk memperoleh haknyadan melaksanakan kewajibannya secara adil.
3. Asas keseimbangan
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti material
maupun spiritual.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen
Asas ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan
pemanfaatan barang/jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hokum
Asas ini dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati
hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan
konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.
8
b) Tujuan Perlindungan Konsumen
Dalam UU Perlindungan Konsumen Pasal 3, disebutkan bahwa tujuan
perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :3
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri.
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa.
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, dan menuntut hak-
haknya sebagai konsumen.
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi.
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.
6. Meningkatkan kualitas barang/jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
konsumen.4
9
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan
c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa
d. Hak untuk di dengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa
yang digunkan
e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan konsumen dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsmen secara patut
f. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen
g. Hak untuk diperlukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
h. Hak untuk mendapatkan konpensasi, ganti rugi dan/atau penggantian
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak semana mestinya
i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya.6
2. Kewajiban Konsumen
a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian
atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan
b. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau
jasa
c. Membayar seusai dengan nilai tukar yang disepakati
d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut. 7
6
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 161
7
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 162
10
b.) Hak & Kewajiban Pelaku Usaha
8
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 162
9
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 162
11
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, atau mencoba
barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan atau garansi atas
barang yang dibuat atau diperdagangkan
f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan atau pengganti atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
diperdagangkan
g. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.10
E. Sanksi
Sanksi yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999, yang tertulis
dalam Pasal 60 sampai dengan Pasal 63 dapat berupa sanksi administratif dan sanksi
pidana:11
1. Sanksi Administratif
a. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen berwenang menjatuhkan sanksi
administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Pasal 19 ayat (2) dan ayat
(3), Pasal 20, pasal 25, dan Pasal 26.
b. Sankso administratif berupa penetapan ganti rugi paling banyak Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2. Sanksi Pidana
a. Pelaku usaha yang menlanggar ketentuan sebagaimana dimaksud di dalam
Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) dan
Pasal 18 di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)
b. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimkasud dalam Pasal
11, pasal 12, Pasal 13 yat (1), pasal 14, Pasal 16 dan Pasal 17 ayat (1) di pidana
10
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 163
11
Elsi Kartika Sari, Hukum Dalam Ekonom, hlm. 169
12
penjara paling lama 2 tahun atau pidana dena paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).12
Terhadap sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 62, dapat dijatuhkan
hukuman tambahan, berupa:13
12
Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) Bagian 2, hlm.
244
13
Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi) Bagian 2, hlm.
244
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
14
B. SARAN
Mengingat bahwa salah satu tujuan perlindungan konsumen adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri,
maka diperlukan tindakan-tindakan nyata yang bertujuan untuk memberdayakan
konsumen. Pemberdayaan yang dimaksud adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman
konsumen atas hak dan kewajibannya dalam berhubungan dengan pelaku usaha. Upaya ini
dapat dilakukan melalui penyuluhan, seminar ataupun iklan layanan masyarakat yang
menghimbau masyarakat untuk memahani hak & kewajibannya sebagai konsumen. Hal ini
penting agar konsumen terhindar dari resiko hukum timbul karena ketidaktahuan
konsumen mengenai kewajibannya.
Bagi konsumen disarankan untuk teliti, selektif, dan memperhatikan keamanan setiap
memilih produk yang berupa barang atau jasa, agar tidak mudah tertipu atau terkelabuhi
oleh produsen yang kurang bertanggung jawab dan mengalami kerugian di dalam setiap
transaksi jual beli, serta memperhatikan ketentuan yang berlaku agar dapat menuntut ganti
kerugian.
Bagi setiap produsen /pelaku usaha lebih meningkatkan mutu pelayanan disertai
dengan pertanggungjawaban yuridis terhadap produk yang dipasarkan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, Christine S. T. 2001. Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi)
Bagian 2. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Keynes, John. 1936. The General Theory of Employment, Interest, and Money. New York:
Harcourt, Brace, and Co.
Nasution, Az. 1995. Tinjauan Sosial Ekonomi dan Hukum Pada Perlindungan Konsumen.
Bandung. Pustaka Sinar Harapan.
Purwadi, Ari. 2000. Tanggung Jawab Periklanan Pada Perlindungan Konsumen. Trisakti.
Widjaja, Gunawan dan Yani, Ahmad. 1999. Seri Hukum Bisnis: Anti Monopoli, Jakarta: PT
Grafindo Persada.
https://www.scribd.com/doc/186862164/Makalah-Hukum-Perlindungan-Konsumen-2 Diakses
16