Anda di halaman 1dari 18

PERLINDUNGAN KONSUMEN

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis
Dosen pengampu: Nila Ayu Kusuma Wardani, M.E

Disusun oleh:
1. Zakiya Ramadlanti N. K (2022020107)
2. Wiwin Funtiani (2022020123)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV


ADMINISTRASI BISNIS INTERNASIONALPOLITEKNIK
BALEKAMBANG JEPARA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Hukum Bisnis , dengan judul: “Perlindungan
Konsumen”.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah hukum bisnis yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah singkat
ini. Selain itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.
Wassakamu`alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jepara, 08 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3. Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1. Pengertian dan Tujuan Perlindungan Konsumen...................................................................3
2.2. Konsumen dan Pelaku Usaha.................................................................................................3
2.3 Pengawas Persaingan Usaha..................................................................................................5
2.4. Perbuatan Yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha.........................................................................8
2.5. Keunggulan Kompetitif........................................................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................................13
3.2. Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tercantum didalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang menyebutkan bahwa “Perlindungan konsumen
adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan konsumen”. Oleh karena itu, berbicara mengenai perlindungan
konsumen berarti mempersoalkan mengenai jaminan ataupun kepastian mengenai
terpenuhinya hak-hak konsumen. Sebagaimana yang diketahui bahwa dengan
adanya Globalisasi dan perkembanganperkembangan perekonomian modern ini
telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi barang atau jasa yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, konsumen Indonesia mempunyai harapan yang lebih
baik, karena undang-undang tersebut menjadi landasan bagi konsumen dan
lembaga perlindungan konsumen untuk memberdayakan dan melindungi
kepentingan konsumen serta membuat produsen lebih bertanggung jawab. Namun
disisi lain, dengan berlakunya Undang-Undang Perlindungan Konsumen tersebut,
tidak menutup kemungkinan bagi para pelaku usaha didalam menjalankan
usahanya melakukan suatu pelanggaran-pelanggaran yang berdampak buruk bagi
konsumen, karena masih banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
melakukan suatu pelanggaran hukum dengan mencari kelemahan-kelemahan
hukum yang ada.
Perlindungan Konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia
kegiatan perdagangan. Dalam kegiatan perdagangan ini diharapkan menimbulkan
keseimbangan antara hak dan kewajiban antara pelaku usaha dan konsumen. Di
Indonesia saat ini perlindungan konsumen mendapatkan perhatian yang cukup
baik karena menyangkut aturan untuk menciptakan kesejahteraan. Dengan adanya
pelaku usaha dan konsumen dapat menciptakan rakyat yang sejahtera dan
makmur. Secara umum dan mendasar hubungan antara pelaku usaha (perusahaan
penghasil barang atau jasa) dan konsumen (pemakai akhir dari barang atau jasa

1
untuk dirinya sendiri) merupakan hubungan yang terus menerus
berkesinambungan. Hubungan tersebut terjadi karena keduanya memang saling
menghendaki dan mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat tinggi antara
satu dengan yang lainnya. Pelaku usaha sangat membutuhkan dan sangat
bergantung atas dukungan konsumen sebagai pelanggan. Tanpa 3 dukungan
konsumen, tidak mungkin pelaku usaha dapat terjamin kelangsungan usahanya.

1.2. Rumusan Masalah


a) Apa definisi dan tujuan perlindungan konsumen?
b) Apa yang dimaksud dengan konsumen dan pelaku usaha?
c) Apa yang dimaksud dengan pengawas persaingan usaha?
d) Apa yang dimaksud dengan perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha?
e) Apa yang dimaksud dengan keunggulan kompetitif?

a.3. Tujuan
a) Dapat memahami definisi dan tujuan perlindungan konsumen
b) Mengerti tentang konsumen dan pengawas pelaku usaha
c) Mengerti tentang pengawasan persaingan usaha
d) Mengerti tentang perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha.
e) Mengerti tentang persaingan usaha dan keunggulan kompetitif

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Tujuan Perlindungan Konsumen


Perlindungan Konsumen dapat diartikan sebagai keseluruhan asas-asas
dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam
hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang atau jasa konsumen.
Yang merupakan asas dari perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :
a) Untuk mendapatkan keadilan
b) Untuk mencapai asas manfaat
c) Untuk mencapai asas keseimbangan
d) Untuk mendapatkan keamanan dan keselamatan konsumen
e) Untuk mendapatkan kepastian hukum.
Sedangkan yang merupakan tujuan dan perlindungan konsumen adalah
sebagai berikut:
a) Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri
b) Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dan
ekses negatif pemakaian barang dan atau jasa
c) Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih menentukan dan
menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
d) Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi
e) Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya per lindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan ber tanggung jawab dalam
berusaha
f) Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin ke-langsungan usaha
produksi barang dan atau jasa Kesehatan kenyamanan, keamanan dan keselamatan
konsumen.

3
2.2. Konsumen dan Pelaku Usaha
A. Konsumen
Para konsumen merupakan golongan yang rentan dieksploitasi oleh pelaku
usaha Karena itu, diperlukan seperangkat aturan hukum untuk melindungi
konsumen Yang dimaksud dengan konsumen adalah "pengguna akhir (end user)
dari suatu produk, yaitu setiap pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Adapun hak dasar konsumen
yang sudah yang sudah berlaku secara adalah terdiri dari 4 (empat) macam yaitu
sebagai berikut :
1) Hak atas keamanan dan Kesehatan
2) Hak atas informasi yang jujur
3) Hak pilih
4) Hak untuk didengar
Di samping itu. perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen
selain 4 (empat) hak dasar seperti tersebut di atas, menambahkan beberapa hak
lagi bagi konsumen yang dapat disebut sebagai "Hak Tambahan bagi konsumen”,
yaitu sebagai berikut :
1) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa
konsumen
2) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen
3) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur dan tidak diskriminatif
4) Hak untuk mendapatkan kompensasi yang layak atas pelanggaran haknya
5) Hak-hak yang diatur dalam berbagai perundang-undangan lainnya
Sedangkan kewajiban konsumen menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku adalah sebagai berikut :
1) Membaca atau mengikuti petunjuk, informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan atau jasa demi keamanan dan keselamatan
2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan atau jasa
3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang telah disepakati

4
4) Mengikuti upaya penyelesaian hukum tentang sengketa konsumen secara patut

B. Pelaku Usaha
Produsen atau pelaku usaha adalah setiap perorangan atau badan usaha
yang didirikan dan berkedudukan alau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
negara Republik Indonesia, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama melalui
perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai kegiatan ekonomi.
Adapun hak bagi pelaku usaha adalah sebagai berikut :
1) Menerima pembayaran sesuai kesepakatan
2) Mendapatkan perlindungan hukum dari perlakuan konsumen yang tidak beritikad
baik
3) Melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian sengketa konsumen.
4) Merehabilitasi nama baik apabila ternyata dalam penyelesaian sengketa dengan
konsumen, ternyata kerugian konsumen bukan disebabkan oleh barang dari
pelaku usaha tersebut
5) Hak-hak lain yang diatur dalam berbagai perundang-undangan antara lain
Sedangkan yang menjadi kewajiban pelaku usaha adalah sebagai berikut :
1) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
2) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur tentang kondisi dan
penggunaan barang dan jasa.
3) Memberlakukan dan melayani konsumen secara benar, jujur dan tidak
diskriminatif.
4) Menjamin mutu barang/jasa sesuai standar mutu yang berlaku
5) Memberi kesempatan yang masuk akal kepada konsumen untuk menguji atau
mencoba barang/jasa tertentu, serta memberikan garansi atas barang yang
diperdagangkan.
6) Memberikan ganti rugi manakala terjadi kerugian bagi konsumen dalam hubungan
dengan penggunaan barang/jasa
7) Memberikan ganti rugi manakala terjadi kerugian bagi konsumen, jika ternyata
barang/jasa tidak sesuai dengan yang diperjanjikan.
8) Menyediakan suku cadang dan atau fasilitas purnajual oleh produsen minimal
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

5
9) Memberikan jaminan atau garansi atau barang yang diproduksikan

2.3 Pengawas Persaingan Usaha


Pengawas Persaingan Usaha adalah lembaga yang dibentuk untuk
mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak
melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
A. Konsekuensi Yuridis terhadap Pelanggaran Perundang-undangan tentang
Perlindungan Konsumen. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan perundang-
undangan tentang perlindungan konsumen berakibatkan terhadap konsekuensi
konsekuensi hukum sebagai berikut:
1. Kewajiban pelaku usaha/importir/penjual untuk menghentikan ke giatannya
atau menarik barangnya dari peredaran, dan atau
2. Memberikan ganti rugi kepada konsumen dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
transaksi dengan beban pembuktian di pihak pelaku usaha/importir/penjual,
dan/atau
3. Tuntutan pidana kepada pelaku usaha/importir/penjual dengan beban
pembuktian pada pelaku usaha/importin/penjual tersebut.

B. Badan Perlindungan Konsumen Nasional


adalah mengembangkan upaya perlindungan konsumen, dibentuk Badan
Perlindungan Konsumen Nasional yang berkedudukan di ibukota negara. dengan
anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usulan menteri setelah
dikonsultasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Bila
perlu, Badan Perlindungan Konsumen Nasional dapat membentuk perwakilan di
daerah tingkat propinsi
Badan Perlindungan Konsumen Nasional mempunyai tugas-tugas sebagai
berikut :
1. Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka
menyusun kebijaksanaan di bidang perlindungan nasional.
2. Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap perundang-undang an

6
3. Melakukan penelitian terhadap barang dan atau jasa yang mnyangkut
keselamatan konsumen.
4. Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat.
5. Memasyarakatkan prinsip perlindungan konsumen

C. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat


Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat yang memenuhi
syarat, diakui oleh pemerintah. Lembaga ini mempunyai tugas-tugas sebagai
berikut :
1. Menyebarluaskan informasi untuk meningkatkan kesadaran tentang
perlindungan konsumen.
2. Memberi nasihat kepada konsumen yang memerlukannya
3. Bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan
konsumen.
4. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk menerima
keluhan atau pengaduan dari konsumen.
5. Melakukan pengawasan bersama dengan pemerintah dan masyarakat terhadap
jalannya upaya perlindungan konsumen ini

D. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen


Adapun yang merupakan tugas dari Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen adalah sebagai berikut:
1. Menangani penyelesaian sengketa konsumen dengan cara mediasi, konsolidasi
dan arbitrase.
2. Memberikan konsultasi perlindungan konsumen. Melakukan pengawasan
terhadap pencantuman klausula baku.
3. Melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelanggaran ketentuan
perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen
4. Melakukan penelitian dan pemeriksaan atas sengketa perlindungan konsumen.

E. Penerapan Sanksi-sanksi

7
1. Saksi pidana
Sanksi pidana dapat dijatuhkan oleh pengadilan (umum) setelah
melalui proses pidana biasa, yaitu lewat proses penyidikan penuntutan dan
pengadilan. Proses penyidikan dilakukan oleh Polisi Negara atau Pejabat
Pegawai Negen Sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah. Sedangkan
yang melakukan proses penuntutan adalah badan penuntut umum (jaksa). Dan,
proses pengadilan dilakukan oleh badan pengadilan umum yang berwenang.

Sanksi pidana berupa pidana pokok, yaitu:


a. Penjara maksimum 5 (lima) tahun atau denda Rp 2.000.000.000.00 (dua
miliar rupiah) untuk perbuatan tertentu, atau
b. Penjara maksimum 2 (dua) tahun atau denda tertentu, atau Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk perbuatan tertentu.
c. Pidana penjara umum atau denda umum yang berlaku.

2. Sanksi perdata
Sanksi perdata kepada pihak pelaku usaha yang telah merugikan
konsumen mungkin diberikan dalam bentuk kompensasi atau ganti rugi
perdata, yang dijatuhkan oleh Pengadilan Perdata yang ber wenang.

3. Sanksi administrasi
Selain itu, tersedia juga sanksi administrasi bagi pelaku usaha yang
melanggar perundang-undangan yang belaku, berupa:
a. Sanksi administrasi berupa ganti rugi yang dapat dijatuhkan oleh Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen atau oleh pengadilan umum.
b. Sanksi administrasi lainnya yang dijatuhkan oleh pengadilan atau pejabat
pemerintah yang bewenang.

2.4. Perbuatan Yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha


Untuk melindungi pihak konsumen dan ketidakadilan, perundang-undang-
an memberikan larangan-larangan tertentu kepada pelaku usaha dalam hubungan

8
dengan kegiatannya sebagai pelaku usaha. Larangan - larangan tersebut dapat
dikategorikan sebagai berikut :
A. Larangan yang berhubungan dengan barang dan atau jasa yang diperdagangkan
Oleh perundang-undangan yang berlaku. kepada produsen atau pelaku
usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan atau jasa
dan wajib menarik dari peredaran barang.
1. Yang tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
2. Yang tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih (netto) dan jumlah dalam
hitungan seperti tercantum dalam label
3. Yang tidak sesuai dengan ukuran, takaran dan timbangan
4. Yang tidak sesuai dengan kondisi jaminan, keistimewaan atau kemanjuran seperti
tertera dalam label.

B. Larangan yang berhubungan dengan promosi/iklan yang menyesatkan


Dalam hal ini. pelaku usaha oleh perundang-undangan dilarang untuk
menawarkan, mempromosikan mengiklankan, atau mem- bu.it pernyataan yang
tidak benar atau menyesatkan mengenai
1. Harga atau tarif suatu barang atau jasa
2. Kegunaan suatu barang atau jasa
3. Kondisi, tanggungan, jaminan. hak atau ganti rugi atas suatu barang atau jasa.
4. Tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan.
5. Bahaya penggunaan suatu barang atau jasa.

C. Larangan dalam hubungan dengan penjualan barang secara obral atau lelang yang
menyesatkan
Dalam hubungan dengan penjualan barang secara obral atau lelang pelaku
usaha dilarang menyesatkan konsumen dengan jalan sebagai berikut
1. Menyatakan barang dan atau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi standar
mutu tertentu
2. Menyatakan barang dan atau jasa tersebut seolah-olah tidakmengandung cacat
yang tersembunyi
3. Tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan, untuk menjual barang yang
lain.

9
4. Tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu dan atau jumlah yang cukup
dengan maksud untuk menjual barang yang lain.
5. Tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu dan atau jumlah yang cukup
dengan maksud untuk menjual jasa yang lain.

D. Larangan yang berhubungan dengan waktu dan jumlah yang tidak diinginkan
Pelaku usaha dilarang untuk menawarkan, mempromosikan, atau
mengiklankan suatu barang dan/atau jasa dengan harga atau tarif khusus dalam
waktu dan jumlah tertentu, manakala pelaku usaha tersebut tidak bermaksud
untuk melaksanakannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditawarkan,
dipromosikan, atau diiklankan
E. Larangan terhadap tawaran dengan iming-iming hadiah
Pelaku usaha dilarang untuk menawarkan, mempromosikan, atau
mengiklankan suatu barang dan/atau jasa dengan cara menjanji- kan pemberian
suatu hadiah berupa barang dan atau jasa secara cuma-cuma dengan maksud tidak
memberikannya, atau memberi kan tidak sebagaimana yang dijanjikanJuga,
pelaku usaha dilarang untuk menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan
obat, obat tradisional, suplemen makanan, ala! kesehatan, dan jasa pelayanan
kesehatan dengan cara menjanji kan pemberian hadiah berupa barang dan atau
jasa lain.
Di samping itu, pelaku usaha dilarang menawarkan barang dan atau jasa
dengan memberikan hadiah melalui undian, Jika:
1. Tidak melakukan penarikan hadiah setelah batas waktu yang diperjanjikan.
2. Mengumumkan hasilnya tidak melalui media massa
3. Memberikan hadiah yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan.
4. Menggantikan hadiah yang tidak setara dengan nilai hadiah yang diperjanjikan.
F. Larangan terhadap tawaran dengan paksaan
Dalam menawarkan barang dan atau jasa, pelaku usaha dilarang untuk
melakukannya dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan
gangguan, baik fisik maupun psikis dari konsumen.

G. Larangan terhadap tawaran dalam hubungan dengan pembeli- an melalui pesanan


Dalam hubungan dengan pembelian barang melalui pesanan dilarang waktu

10
untuk tidak menepati pasanan dan atau kesepakatan penyelesaian sesuai dengan
yang dijanjikan.
1. Tidak menepati janji atas suatu pelayanan dan atau prestasi
2. Larangan yang berhubungan dengan pelaku usaha periklanan.

H. Dilarang pelaku usaha di bidang periklanan untuk :


Mengelabui konsumen mengenai kualitas, kuantitas, bahan, kegunaan dan
harga barang dan atau jasa, tarif jasa serta ketepatan waktu penerimaan barang dan
atau jasa.
1. Mengelabui jaminan atau garansi terhadap barang dan ataujasa.
2. Memuat informasi yang keliru, salah, atau tidak tepat menge- nai barang dan atau
jasa.

I. Larangan yang berhubungan dengan klausula baku.


Pelaku usaha dilarang membuat klausula baku dalam kontrak yang:
1. Letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca
2. cara jelas, atau yang pengungkapannya sulit dimenger Menyatakan pengalihan
tanggung jawab pelaku usaha
3. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak penyera an kembali barang
yang dibeli konsumen
4. Menyatakan bahwa pelaku usaha berhak menolak pembay an kembali uang yang
dibayarkan atas barang dan atau jasa yang dibeli oleh konsumen
5. Menyatakan pemberian kuasa dan Menyatakan bahwa konsumen memben kuasa
kepada pelaku usaha untuk membebankan hak tanggungan, hak gada atau hak
jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.

2.5. Keunggulan Kompetitif


Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage)
adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik
dan sumber suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.
jenis strategi keunggulan kompetitif. 
A. Cost Leadership

11
Cost leadership adalah strategi meningkatkan keunggulan usaha dengan
menerapkan harga yang murah. Bukan berarti kualitas produk harus diturunkan,
ya. Buatlah produk yang bermanfaat, berguna, dan lebih baik daripada beberapa
pesaingnya, tetapi pasang harga yang lebih murah juga. 
Caranya, Anda bisa menjual produk dalam ukuran yang lebih kecil agar bisa
menekan biaya produksi juga. Strategi ini cocok diterapkan bagi Anda yang
memiliki usaha yang menjual barang kebutuhan sehari-hari, pakaian, makanan,
kosmetik, atau aksesoris gadget. 

B. Aliansi
Strategi yang satu ini diterapkan dengan memanfaatkan kerja sama
atau partnership untuk mendongkrak keunggulan usaha Anda. Bisa dilakukan
dengan menggunakan brand ambassador atau bekerja sama dengan supplier  yang
terkenal akan material berkualitas.
C. Fokus
Strategi fokus ini berarti mengarahkan usaha Anda agar menyasar pasar
yang lebih spesifik. Anda bisa fokus pada target pasar yang luas dengan sedikit
pesaing. Lalu yang paling penting, peluang unik yang membuat pasar Anda
berbeda juga harus punya peluang untung yang berkelanjutan. 

D. Diferensiasi
Diferensiasi umumnya diterapkan saat usaha Anda berada di pasar yang
punya banyak sekali pesaing. Biasanya saat Anda hendak memulai jenis usaha
populer yang sudah menjamur, seperti membuka kedai kopi. kunci strategi
diferensiasi adalah memberi karakteristik unik pada usaha Anda agar terlihat lebih
menonjol dari pesaing. Caranya macam-macam, bisa dengan memberikan jenis
pelayanan yang berbeda, mendesain interior dengan tema unik, hingga memberi
promo khusus.

E. Pertumbuhan
Keunggulan kompetitif adalah strategi yang juga bisa Anda terapkan
dengan mengembangkan usaha. Strategi pertumbuhan ini dilakukan dengan

12
memperluas daya jual produk. Awalnya hanya dijual di toko, kini dijual
secara online melalui media sosial dan e-commerce. 

F. Inovasi
Terakhir, ada strategi inovasi yang bisa Anda terapkan jika menargetkan
pasar dengan sedikit pesaing. Ada dua cara inovasi yang bisa dilakukan, yakni
membuat produk baru yang belum ada sama sekali atau memodifikasi produk
yang sudah ada sebelumnya.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum
yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya
dengan para penyedia barang atau jasa konsumen.
Tujuan perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen
c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya per lindungan
konsumen.
f. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin ke-langsungan
usaha produksi barang dan atau jasa Kesehatan kenyamanan, keamanan dan
keselamatan konsumen
2. Konsumen adalah pengguna akhir (end user) dari suatu produk, yaitu setiap
pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan

13
Pelaku usaha adalah setiap perorangan atau badan usaha yang didirikan dan
berkedudukan alau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik
Indonesia, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai kegiatan ekonomi
3. Pengawas persaingan usaha adalah Pengawas Persaingan Usaha adalah lembaga
yang dibentuk untuk mengawasi pelaku usaha dalam menjalankan kegiatanusahanya
agar tidak melakukan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
4. Perbuatan Yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha
Untuk melindungi pihak konsumen dan ketidakadilan, perundang-undang- an
memberikan larangan-larangan tertentu kepada pelaku usaha dalam hubungan
dengan kegiatannya sebagai pelaku usaha.
5. Keunggulan Kompetitif adalah Keunggulan kompetitif atau keunggulan
bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui
karakteristik dan sumber suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.

3.2. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unissula.ac.id/8460/4/BAB%20I_1.pdf
https://gobiz.co.id/pusat-pengetahuan/keunggulan-kompetitif-adalah/
Pengantar Hukum Bisnis Dr. Munir Fuady, S.H., M.H., LL.M.

15

Anda mungkin juga menyukai