Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS DAN KOMERSIAL

“HAK PATEN”

Untuk Memenuhi Salah SatuTugas

Mata Kuliah Aspek Hukum Dalam Bisnis dan Komersial


Dosen Pembimbing (RIZKI KURNIAWAN, S.H., M.Kn)

Disusun oleh :

1. Nur Lailatul Maghfiroh (180302007)


2. Isiii yaaa(180302039)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “HAK PATEN“ tepat pada
waktunya.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum Dalam
Bisnis dan Komersial. Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada Rizki
Kurniawan, S.H., M.Kn selaku dosen pembimbing mata kuliah Aspek Hukum Dalam
Bisnis dan Komersial yang telah membimbing dan membina penyusunan makalah
yang telah kami selesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan wawasan yang kami miliki. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.

Gresik, 24 Desember 2018

Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3. Tujuan....................................................................................................2

1.4. Manfaat..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

2.1. Konsep HAKI Hak Paten........................................................................3

2.2. Lingkup HAKI Hak Paten.......................................................................5

2.3. Sumber Hukum HAKI Hak Paten...........................................................6

2.4. Hak Moral dan Fungsi Sosial Hak Paten................................................10

2.5. Konvensi Internasional HAKI Hak Paten................................................11

2.6. Prosedure Pendaftaran HAKI Hak Paten...............................................12

2.7. Penegakan dan Perlindungan HAKI Hak Paten......................................13

BAB III PENUTUP............................................................................................ 22

3.1. Kesimpulan............................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam pembahasan ini dirumuskan sebagai berikut :
1.2.1. Apakah pengertian dari Konsep Haki Hak Paten ?
1.2.2. Apa saja ruang lingkup dalam Hak Paten ?
1.2.3. Apa saja sumber hukum Hak Paten ?
1.2.4. Apa hak moral dan fungsi sosial Hak Paten ?
1.2.5. Apa Konvensi Internasional tentang Hak Paten?
1.2.6. Bagaimana procedure pendaftaran Hak Paten ?
1.2.7. Apa penegakan dan perlindungan Hak Paten ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat penulis, jurnal ini disusun
dengan tujuan sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui Konsep Haki Hak Paten
1.3.2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Hak Paten
1.3.3. Untuk mengetahui Sumber Hukum Hak Paten
1.3.4. Untuk mengetahui Hak Moral dan Fungsi Sosial Hak Paten
1.3.5. Agar dapat mengetahui Konvensi Internasioal tentang HAKI Hak
Paten
1.3.6. Supaya dapat mengetahui Prosedure Pendaftaran Hak Paten
1.3.7. Untuk mengetahui apa Penegakan dan Perlindungan Hak Paten

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang hendak dicapai berkaitan dengan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.4.1.Memperkenalkan tentang pemahaman dan pemandangan mengenai
Hak Paten
1.4.2.Supaya dapat memberikan tambahan informasi dan pemahaman
yang lebih mengenai tentang Hak Paten
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep HAKI Hak Paten

Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu
atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada
pihak lain untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, Pasal 1, Ayat 1).
Terdapat pegertian dari invensi dan inventor. Arti Invensi dan Inventor (yang
terdapat dalam pengertian di atas, juga menurut undang-undang tersebut, adalah):
a. Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan
masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau
penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses (UU 14 tahun 2001,Pasal
1, Ayat 2).
b. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghasilkan Invensi (UU 14 tahun 2001, Pasal 1, Ayat 3).

   Sejarah Hak Paten


 Berkembang sejak abad 14 dan 15 di italia dan inggris , tujuan untuk menarik para
ahli negara lain supaya menetap dan mengembangkan keahlianya.
 Tahun 1470 di venice, italia untuk pertama kalinya diatur hak patent : caxton, galileo
dan guttenberg tercatat sebagai penemu dan mempunyai hak monopoli atas
temuannya.
 Abad 16 di venesia, inggris, belanda, jerman dan australia ada peraturan yg
memberi hak paten terhadap hasil temuan (uitvinding).
 Dinggris pertama kali muncul statuta of monopolies tahun 1623 dan amerika
mempunyai UU paten tahun 1791.
 Tahun 1883 ada upaya harmonisasi bidang HAKI dgn lahirnya paris convention
untuk masalah paten, merk dagang, dan desain. Tahun1886 masalah copy right/hak
cipta.
 Tujuan convensi ini untuk standarisasi, pembahasan masalah, tukar informasi,
perlindungan minuman dan prosedur mendapatkan hak. Konvensi ini cikal bakal dari
WIPO (word intellectual property organization).
  Di indonesia semasa penjajahan belanda masalah paten diatur dalam octroiwet

1910, setelah merdeka dibuat UU No.6 tahun 1989 yg telah diperbarui UU No. 13
tahun 1997 dan terakhir UU No.14 tahun 2001.[3]
Tujuan dari hak paten, yaitu:
1.      Memberikan Perlindungan Hukum atas setiap karya intelektual di bidang
teknologi, sehingga terjamin hak kepemilikan pemegang paten.
2.      Mewujudkan iklim yang lebih baik bagi kegiatan invensi di bidang teknologi,
sebab teknologi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan
nasional secara umum dan khususnya di sektor industri,
3.      Memberikan insentif bagi para inventor dalam melakukan inovasi baru melalui
hak eksklusif atas invensi yang dihasilkannya.
4.      Sarana pengungkapan terbuka mengenai informasi teknologi terkini yang
dipatenkan, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya untuk penyempurnaan
dan pengembangan teknologi lebih lanjut.
Manfaat paten:
1.      Hak ekslusif
2.      Kepastian hukum
3.      Insentif terhadap suatu kreasi teknologi
4.      Posisi pasar yang kuat
5.      Meningkatkan daya saing
6.      Kesempatan lisensi
7.      Mendorong investasi (FDI)
8.      Katalis transfer teknologi
9.      Strategi perencanaan perdagangan dan industry

Prinsip Dasar Paten


Terdapat prinsip-prinsip dasar dalam perolehan paten Adapun prinsip-prinsip
dasar paten dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Paten merupakan hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil
temuannya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu untuk melaksanakan
sendiri temuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain
untuk melaksanakannya (UU No.6 Tahun 1989). Karena hak khusus ini pula pada
awalnya paten,  seperti halnya hak cipta,  sering dianggap sebagai bagian dari
paham individualisme.[7]
 Paten diberikan negara berdasarkan permohonan Permintaan paten diajukan oleh
penemu atau calon pemegang paten berupa permintaan pendaftaran ke kantor
paten.  Bila tidak ada permintaan maka tidak ada paten.  Hanya penemu atau yang
menerima lebih lanjut hak penemu yang berhak memperoleh paten
 Paten diberikan untuk satu penemuan; Setiap permintaan paten hanya untuk satu
penemuan atau tepatnya satu penemuan tidak dapat dimintakan lebih dari satu
paten.
 Penemuan harus baru, langkah inventif,  dan dapat diterapkan dalam
industri.  Penemuan tersebut dapat berupa proses maupun produk yang dipatenkan.  
 Paten dapat dialihkan; seperti halnya hak cipta dan hak milik perseorangan lainnya
paten juga dapat dialihkan kepada orang atau pihak lain,  yang menurut Pasal 66 UU
Paten paten dapat beralih untuk selruhnya ataupun sebagian.
  Paten dapat dibatalkan dan dapat batal demi hukum; Paten yang telah diberikan

terhadap suatu penemuan dapat dibatalkan berdasarkan pengajuan gugatan,  baik


oleh pihak-pihak tertentu lain melalui Pengadilan Niaga maupun oleh pihak-pihak
tertentu karena hal-hal tertentu,  seperti yang diatur dalam Pasal 91 UU Paten. Selain
itu paten dapat dinyatakan batal demi hukum oleh kantor paten apabila pemegang
paten tidak memenuhi kewajibannya membayar  biaya-biaya tahunan dalam jayat
waktu yang telah ditentukan Pasal 88  UU Paten.
  Paten berkaitan dengan kepentingan umum.

  Paten berkaitan dengan kepentingan nasional

 Paten sangat berkaitan erat dengan bidang teknologi,  yang menjadi salah satu
faktor penting dalam menentukan masa depan bangsa dan negara.  Untuk itu negara
mempunyai peran yang luas dan penting untuk mengatur paten salah  satu satunya
melalui peraturan perundang-undangan.  Pasal 17 UU Paten  mengenai hak
pemegang paten untuk melaksanakan paten sesungguhnya dapat dilihat dari dua
sudut kepentingan,  yaitu hak pemegang paten itu  sendiri dan kepentingan nasional
atau pemerintah sebagai pembuat peraturan.  Pasal 71 UU Paten memuat ketentuan
mengenai pelarangan  pencantuman atau pemuatan dalam suatu perjanjian paten
hal-hal yang dapat merugikan kepenrtingan nasional atau membatasi
kemampuan  Indonesia untuk menguasai teknologi. 

2.2 Lingkup HAKI Hak Paten


Ruang Lingkup Hak Paten
Paten Sederhana
Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai
keguanaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau
komponennya dapat memperoleh perlindungan hokum dalam bentuk paten
sederhana.

Paten dari beberapa invensi


Dalam permohonan paten dapat diajukan satu invensi, atau beberapa invensi
akan tetapi harus merupakan satu kesatuan invensi. Satu kesatuan invensi
yang dimaksud adalah beberapa invensi yang memiliki keterkaitan antara
satu invensi dengan invensi yang lain, misalnya suatu invensi berupa alat
tulis yang baru beserta tinta yang baru. Alat tulis dan tinta tersebut
merupakan satu kesatuan, karena tersebut khusus untuk digunakan pada alat
tulis baru tersebut.

Yang tidak dapat diberi paten adalah invensi tentang


a)  Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaanya atau
pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan Yang
berlaku, moralitas agam, ketertiban umum atau kesusilaan.
b)  Metode pemeriksaaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang
diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan.
c)  Teori dan metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika; atau
d)  Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik serta proses biologis yang
esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan kecuali proses non biologis
atai proses mikrobiologis.
2.3 Sumber Hukum HAKI Hak Paten
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang paten

1.Undang-undang No.14 Tahun 2001 tentang Paten (UUP); 


2.Undang-undang NO.7 Tahun 1994 tentang Agreement Establishing the Word
Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia);
 3.Keputusan persiden No. 16 Tahun 1997 tentang Pengesahan Paris Convention
for the protection of Industrial Property; 
4.Peraturan Pemerintah NO.34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Pemerintah Paten; 
5.Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1991 tentang Bentuk dan lsi Surat Paten; 
6.Keputusan Menkeh No. M.01-HC.02.1O Tahun 1991 tentang Paten Sederhana;
7.Keputusan Menkeh No. M.02-HC.01.1O Tahun 1991 tentang Penyelenggaraan
pengumuman paten; 
8.Keputusan Menkeh No. N.04-HC.02.1O Tahun 1991 tentang Persyaratan, Jangka
Waktu, dan Tata Cara Pembayaran Biaya Paten; 
9.Keputusan Menkeh No.M.06.- HC.02.1O Tahun 1991 tentang Pelaksanaan
Pengajuan Permintaan Paten; 
10.Keputusan Menkeh No. M.07-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Bentuk dan
Syaratsyarat Permintaan Pemeriksaan Substantif Paten; 
l1.Keputusan Menkeh No. M.08-HC.02.10 Tahun 1991 tentang Pencatatan dan
Permintaan Salinan Dokumen Paten; 
12.Keputusan Menkeh No. M.04-PR.07.10 Tahun 1996 tentang Sekretariat Komisi
Banding Paten; 
13.Keputusan Menkeh No. M.01-HC.02.1O Tahun 1991 tentang Tata Cara
Pengajuan Permintaan Banding Paten

2.4 Hak Moral dan Fungsi Sosial

2.5 Konvensi Internasional tentang HAKI Hak Paten


2.6 Prosedure Pendaftaran HAKI Hak Paten
Untuk prosedur paten di dalam negeri disebutkan, bahwa :
1.   Pemohon paten harus memenuhi segala persyaratan.
2.   Dirjen HAKI akan mengumumkannya 18 (delapan belas) bulan setelah tanggal
penerimaan permohonan paten.
3.   Pengumuman berlangsung selama 6 (enam) bulan untuk mengetahui apakah
ada keberatan atau tidak dari masyarakat.
4.   Jika tahap pengumuman ini terlewati dan permohonan paten diterima, maka
pemohon paten berhak mendapatkan hak patennya untuk jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun sejak terjadi filling date.
Adapun prosedur pendaftaran yang diberlakukan oleh Dirjen HAKI adalah sebagai
berikut :
1.   Permohonan Paten diajukan dengan cara mengisi formulir yang telah
disediakan, dalam Bahasa Indonesia yang kemudian diketik rangkap 4 (empat).
2.   Dalam proses pendaftaran paten ini, pemohon juga wajib melampirkan hal-hal
sebagai berikut :
-     Surat Kuasa Khusus, apabila permohonan pendaftaran paten diajukan melalui
konsultan Paten terdaftar selaku kuasa;
-     Surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang bukan
penemu;
-     Deskripsi, klaim, abstrak serta gambar (apabila ada) masing-masing rangkap 3
(tiga);
-     Bukti Prioritas asli, dan terjemahan halaman depan dalam bahasa Indonesia
rangkap 4 (empat) (apabila diajukan dengan Hak Prioritas);
-    Terjemahan uraian penemuan dalam bahasa Inggris, apabila penemuan tersebut
aslinya dalam bahasa asing selain bahasa Inggris, dibuat dalam rangkap 2 (dua);
-    Bukti pembayaran biaya permohonan Paten sebesar Rp. 575.000,- (lima ratus
tujuh puluh lima ribu rupiah); dan
-    Bukti pembayaran biaya permohonan Paten Sederhana sebesar Rp. 125.000,-
(seratus dua puluh lima ribu rupiah) dan untuk pemeriksaan substantif Paten
Sederhana sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah);
-    Tambahan biaya setiap klaim, apabila lebih dari 10 (sepuluh) klaim: Rp. 40.000,-
(empat puluh ribu rupiah) per klaim.
3.   Penulisan deskripsi, klaim, abstrak dan gambar sebagaimana dimaksud diatas
ditentukan sebagai berikut :
-      Setiap lembar kertas hanya salah satu mukanya saja yang boleh dipergunakan
untuk penulisan dan gambar;
-    Deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam kertas HVS atau yang sejenis yang
terpisah dengan ukuran A-4 (29,7 x 21 cm ) dengan berat minimum 80 gram dengan
batas : dari pinggir atas 2 cm, dari pinggir bawah 2 cm, dari pinggir kiri 2,5 cm, dan
dari pinggir kanan 2cm;
-     Kertas A-4 tersebut harus berwarna putih, rata tidak mengkilat dan
pemakaiannya dilakukan dengan menempatkan sisinya yang pendek di bagian atas
dan bawah (kecuali dipergunakan untuk gambar);
-     Setiap lembar deskripsi, klaim dan gambar diberi nomor urut angka Arab pada
bagian tengah atas;
-     Pada setiap lima baris pengetikan baris uraian dan klaim, harus diberi nomor
baris dan setiap halaman baru merupakan permulaan (awal) nomor dan ditempatkan
di sebelah kiri uraian atau klaim;
-     Pengetikan harus dilakukan dengan menggunakan tinta (toner) warna hitam,
dengan ukuran antar baris 1,5 spasi, dengan huruf tegak berukuran tinggi huruf
minimum 0,21 cm;
-     Tanda-tanda dengan garis, rumus kimia, dan tanda-tanda tertentu dapat ditulis
dengan tangan atau dilukis;
-     Gambar harus menggunakan tinta Cina hitam pada kertas gambar putih ukuran
A-4 dengan berat minimum 100 gram yang tidak mengkilap dengan batas sebagai
berikut : dari pinggir atas 2,5 cm, dari pinggir bawah 1 cm, dari pinggir kiri 2,5 cm,
dan dari pinggir kanan 1 cm;
-     Seluruh dokumen Paten yang diajukan harus dalam lembar-lembar kertas utuh,
tidak boleh dalam keadaan tersobek, terlipat, rusak atau gambar yang ditempelkan;
-     Setiap istilah yang dipergunakan dalam deskripsi, klaim, abstrak dan gambar
harus konsisten antara satu dengan lainnya.
4. Permohonan pemeriksaan substantif diajukan dengan cara mengisi formulir yang
telah disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dengan melampirkan bukti
pembayaran biaya permohonan sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah).
Dan berdasarkan penjelasan diatas, setelah terdaftarnya hak paten atas nama
inventornya, maka menimbulkan hak dan kewajiban bagi pemegang paten, dan hak
eksklusif yang akan diperoleh pemegang paten adalah hak untuk melaksanakan
sendiri hak paten yang dimilikinya, memberikan hak lebih lanjut kepada orang lain
dan hak untuk melarang orang lain untuk melaksanakan patennya tanpa adanya
persetujuan dari pemegang paten.
5.    misalkan hak paten yang dimiliki KFC atas rasa dan bumbu yang mereka
temukan. Untuk setiap orang yang ingin memiliki lisensi terhadap kfc, tentu harus
memberikan royalty, dan itu merupakan pendapatan untuk kfc
6.     jika di Indonesia birokrasi cukup sulit, terutama dalam hal perizinan. Karena
sekarang sudah berlaku birokrasi transaksional.
9. Tdp = Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah bukti bahwa Perusahaan/Badan
Usaha telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan berdasarkan Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1982 Tentang “WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN”.
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) wajib dimilki oleh perusahaan/badan usaha
Penanaman Modal Asing (PT-PMA), PT Non PMA, CV, Koperasi, Firma atau
perusahaan perorangan yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota/Kabupaten cq. Kantor Pendaftaran Perusahaan.
SIUP= SIUP adalah Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP
digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dibidang Perdagangan Barang/Jasa
di Indonesia sesuai dengan KLUI “Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia"
NPWP = Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat
dengan NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai
sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
Akta notaries = Akta Notaris adalah dokumen resmi yang dikeluarkan
oleh notaris menurut KUH Perdata pasal 1870 dan HIR pasal 165 (Rbg 285) yang
mempunyai kekuatan pembuktian mutlak dan mengikat. Akta Notaris merupakan
bukti yang sempurna sehingga tidak perlu lagi dibuktikan dengan pembuktian lain
selama ketidakbenarannya tidak dapat dibuktikan. Berdasarkan KUH Perdata pasal
1866 dan HIR 165, akta notaris merupakan alat bukti tulisan atau surat pembuktian
yang utama sehingga dokumen ini merupakan alat bukti persidangan yang memiliki
kedudukan yang sangat penting.
10. Langkah 1 – Rencana Bisnis ;
Di awal anda harus mempersiapkan rencana bisnis bagi perusahaan anda, jadi
ketika perusahaan sudah terbentuk perusahaan sudah harus memiliki aktifitas yang
jelas.

Langkah 2 - Kantor dan Corporat Identity ;


Persiapkan kantor berikut perangkat kerja yang dibutuhkan yang membuat
perusahaan dapat menjalankan fungsi administrasinya. Jangan lupa, persiapkan
juga dana operasional perusahaan untuk 3 bulan kedepan. Mengantisipasi jika
belum ada aliran dana masuk ke perusahaan.

Corporat Identity atau identitas perusahaan juga harus ada. Paling tidak anda sudah
harus memiliki logo perusahaan yang akan digunakan untuk pembuatan stempel
dan kop surat.

Langkah 3 - Akte Pendirian ;


CV adalah persekutuan komanditer, artinya perusahaan ini didirikan atas 2 atau
lebih pemilik modal. Sebelum mengajak rekan bisnis anda, pastikan terlebih dahulu
mengenai
-Modal
-Posisi
-Hak dan kewajiban
-Tugas dan tanggung jawab
-Dan hal lain yang dianggap perlu.

Setelah itu, anda dan rekan kerja anda mendatangi pihak notaris. Utarakan
keinginan anda maka anda akan dipandu dalam ketentuan yang nantinya akan
tercantum/dicantumkan dalam akte pendirian perusahaan. Baik itu soal jabatan, hak
dan kewajiban para komanditer (direktur/wakil direktur dan komisaris) maupun
bidang usaha perusahaan yang akan dipilih.

Syarat-syarat yang harus dibawa saat pengurusan Akte Pendirian adalah ;


-KTP dan kehadiran para komanditer
-Bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tempat perusahaan itu
beralamat dan berkantor nantinya.

Langkah 4 ; Pendaftaran Perusahaan


Dalam menjalankan roda perusahaan nantinya, perusahaan tak lepas dari adanya
keterkaitan dengan pihak lain. Dan setiap kegiatan yang melibatkan pihak lain
memerlukan administrasi yang membuktikan eksistensi perusahaan. Artinya,
perusahaan anda adalah perusahaan yang terdaftar dan legal untuk menjalankan
suatu kegiatan. Caranya, anda harus mendaftarkan perusahaan tersebut ke
pemerintah daerah setempat baik itu di kantor walikota atau kantor bupati tempat
perusahaan berdomisili. Kelengkapan administrasi perusahaan yang akan diurus,
adalah ;

-SITU (Surat Izin Tempat Usaha)


-SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
-TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
-FISKAL
-SURAT PEMERIKSAAN ALAT PROTEKSI/PEMADAM KEBAKARAN

Syarat-syarat yang harus dibawa adalah ;


-Lampiran fotokopi akte notaris, pas photo dan cap perusahaan.
-Menentukan golongan Kecil, Menengah atau Besar (sesuai modal perusahaan)
yang dicantumkan di SIUP

Semua pengurusan tersebut dilakukan di Unit Layanan Terpadu kantor


walikota/bupati.

Langkah 5 ; Mengurus NPWP Perusahaan


Sebagai perusahaan aktif, artinya perusahaan sudah harus menjalankan
kewajibannya sebagai wajib pajak. Untuk mengurus administrasi agar perusahaan
terdaftar sebagai wajib maka anda harus mendatangi Kantor Direktorat Pajak untuk
mengurus hal berikut ini ;

-Kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)


-SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah)
-SKT (Surat Keterangan Terdaftar)
Dalam pengurusannya, syarat yang harus dibawa adalah ;
Melampirkan fotokopi berkas pada langkah 3 dan 4 atau apabila ada ketentuan
tambahan lainnya, anda dapat menanyakannya ke pihak direktorat pajak setempat.

Langkah 6, Legalitas Sebagai Wajib Pajak


Setelah ketentuan pada langka 5 diatas sudah dipenuhi, ada satu hal lagi yang
harus di penuhi yaitu ;

-Surat PKP (Pengusaha Kena Pajak )

Cara pengurusannya masih di Kantor Direktorat Pajak, tentu saja dengan


melampirkan NPWP, SKPD dan SKT yang telah anda daptkan sebelumnya.

2.7 Penegakan dan Perlindungan HAKI Hak Paten

Sumber :
http://de-paten-hki.blogspot.com/2016/03/pengertian-dasar-hukum-dan-
lingkup-paten.html
http://denny-azhari.blogspot.com/2012/10/prosedur-pendaftaran-hak-
paten.html

Anda mungkin juga menyukai