Di Susun Oleh:
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis. Penulis merasa bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan untuk menganalisis tentang Laporan Keuangan Proforma.
Melalui tugas ini penulis akan menganalisis tentang Laporan Keuangan Profoma. Melalui penulisan
ini penulis berharap pembaca dapat lebih mengerti tentang akuntansi tentang Laporan Keuangan
Proforma. Diharapkan setelah membaca ini para pembaca bisa memberikan kritikan dan saran yang
membangun bagi penulis. Untuk perhatian pembaca penulis ucapkan terimakasih.
Hormat Kami,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang
Sebuah perusahaan memerlukan laporan keuangan proforma dikarenakan laporan proforma
sangat berguna untuk memproyeksikan kondisi keuangan untuk masa mendatang. Laporan ini
juga menunjukkan proyeksi pendapatan apabila perusahaan akan merger dengan perusahaan
lain, atau penjualan sebagian dan operasinya perusahaan sering diminta untuk menyampaikan
laporan proforma ketika mengajukan aplikasi kredit. Sehingga perusahaan mampu untuk
berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
1.3 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
3
Penyusunan laporan keuangan proforma memerlukan banyak asumsi (seperti : tingkat
pertumbuhan penjualan, prilaku biaya dari sejumlah pos rekening, tingkat investasi pada modal kerja
dan aktiva tetap, dll). Pengambil keputusan ingin melihat sensitivitas laporan keungan proforma
terhadap perubahan – perubahan asumsi dan pengaruh asumsi –asumsi tersebut terhadap laporan
keuangan proforma.
A) Memproyeksikan Penjualan
Jika penjualan tumbuh dengan relatif stabil, maka tingkat pertumbuhan tersebut
bisa dipakai untuk memproyeksikan penjualan pada masa – masa mendatang. Jika ada faktor
– faktor lain yang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap penjualan masa lalu,
barangkali diperlukan penyesuian. Pola penjualan yang sifatnya dipengaruhi siklus juga
membuat proyeksi penjualan menjadi lebih sulit karena variasi yang cukup besar dari tahun
ke tahun.
Proyeksi biaya operasional tergantung pada asumsi prilaku biaya. Jika analisis biaya
mengasumsikan biaya operasional mempunnyai perilaku sebagai biaya variabel sepenuhnya,
analisis bisa memproyeksikan biaya operasional pada masa mendatang dengan
menggunakan laporan keuangan common size (proporsional). Biaya – biaya operasional
seprti harga pokok penjualan, biaya administrasi, diperoleh dengan mengalikan proporsinya
terhadap penjualan saat ini (untuk masing – masing komponen biaya) dengan penjualan
yang diproyeksikan.
Jika proporsi biaya tetap cukup tinggi, biaya operasional tidak akan berubah dengan
tingkat yang sama dengan perubahan penjualan, dalam hal ini lebih lambat.
4
Laporan keuangan proforma dapat menggunakan dua pendekatan yaitu, (1)
pendekatan common size (proporsional), dan (2) pendekatan tingkat pertumbuhan
individual. Dengan menggunakan kedua pendekatan tersebut, hasil yang diperoleh hampir
sama.
Sesudah proyeksi penjualan dan laporan laba rugi dibuat langkah berikutnya adalah
membuat proyeksi neraca. Cara yang paling mudah membuat proyeksi ini dilakukan dengan
memproyeksikan sisi kiri neraca (sisi aktiva) terlebih dahulu, baru kemudian menyusun
komposisi yang diinginkan untuk sisi kanan (pasiva atau pendanaan) neraca untuk tingkat
total asset yang di proyeksikan.
Untuk memproyeksikan aset (baik total maupun individual), ada dua cara yang bisa
dilakukan yaitu :
Sesudah rata – rata total aset ditemukan, dicari aset akhir tahun dengan rumus :
Jika kenaikan aset di masa lalu menunjukkan angka yang stabil, penggunaan kedua
metode tersebut menghasilkan proyeksi aset yang hampir sama. Bila penjualan sifatnya
musiman, tidak stabil, maka penggunaan rata – rata akan memberikan hasil yang lebih baik.
Setelah besar nya aset secara total ditemukan besarnya komponen – komponen aset
kemudian dihitung dengan menggunakan presentase tertentu dari total aset (common size).
Common size atau porporsi di hitung dari proporsi neraca.
5
2.1.4 Memproyeksikan aset individual
Cara lain adalah dengan menggunakan metode kedua yaitu memproyeksi aset
secara individual, kemudian menjumlahkan aset aset tersebut menjadi total aset. untuk
memproyeksi aset secara individual sama halnya seperti ketika memproyeksi total aset,
analisis bisa menggunakan tingkat pertumbuhan historis atau menggunkan asumsi
perputaran aktiva yang tetap. Diagram berikut ini meringkaskan pendekatan – pendekatan
yang bisa dipakai untuk memproyeksi aset.
Dalam diagram diatas Nampak bahwa ada 4 kombinasi yang bisa dipakai untuk
memproyeksi aset. Apabila tingkat pertumbuhan aset relative stabil, maka ke empat
pendekatan diatas akan menghasilkan angka – angka yang tidak begitu berbeda. Tetapi kalau
tingkat pertumbuhan tidak stabil, ke empat pendekatan diatas mungkin akan menghasilkan
angka yang cukup berbeda. Dalam hal penggunaan tingkat pertumbuhan historis akan
memberikan proyeksi yang lebih wajar. Manfaat dari penggunaan perputaran aset untuk
memproyeksi aset adalah karena jumlah aset di kaitkan dengan proyeksi penjualan. kadang –
kadang prestasi manajemen dikaitkan dengan perputaran aktiva (untuk menaikan
profitabilitas). Kalau manajemen di evaluasi dengan cara semacam itu, penggunaan
perputaran aset akan memberikan tambahan keuntungan karena bisa dipakai sebagai dasar
evaluasi manajemen.
Setelah sisi kiri neraca proforma selesai di susun, tahap berikutnya adalah menyusun
sisi kanan neraca (sisi pasiva). Cara yang paling mudah untuk menyususn komposisi pasiva
adalah dengan menggunakan common size sisi kanan. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa komposisi semacam itu tidak akan berubah untuk masa – masa mendatang. Kadang
– kadang ada beberapa peristiwa yang merubah total sisi kanan neraca, misalkan pada
peristiwa pembelian perusahaan (leverage buy-out), dan restrukturisasi. Pada peristiwa
semacam itu barangkali common size pada saat ini tidak bisa dipakai untuk
memproyeksikan sisi kanan neraca pada tahun – tahun mendatang
6
bunga juga bisa berubah untuk mengkompensasi kenaikan risiko. Berikut ini perhitungan
tingkat bunga untuk hutnag – hutang perusahaan :
Setelah presentasi tingkat bunga diketahui, tingkat bunga tersebut dipakai untuk
menentukan bunga dengan mengalikan tingkat Bunga tersebut dengan rata – rata hutang
(yang terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang wesel) biaya Bunga tersebut (bersih
pajak) kemudian dikurangkan dari pendapatan operasional untuk memperoleh proyeksi
laba bersih unutk setiap tahunnya.
Langkah terakhir adalah memproyeksikan aliran kas. Proyeksi aliran kas diturunkan
dari proyeksi neraca dan proyeksi laporan laba – rugi. Proyeksi dilakukan untuk tiga
komponen yaitu, investasi, pendanaan dan operasi.
Setelah laporan keuangan proforma selesai disusun, analis bisa menyusun analisi
rasio untuk laporan keuangan proforma dengan cara yang sama dengan ketika membuat analisis
rasio untuk laporan keuangan.
Analisis rasio menunjukkan bahwa asumsi yang dipakai untuk menyusun laporan
keuangan proforma akan menentukan besarnya laporan keuangan proforma. Rasio
keuangan proforma sangat di pengaruhi oleh asumsi yang digunakan.
2.3 Problem
Lihat laporan keuangan PT Andalas pada problem bab 11! Berdasarkan laporan
keuangan tersebut, buat neraca proforma untuk lima tahun ke depan! Buat juga rasio-rasio
keuangan proforma!
7
Aktiva
Aktiva lancer
Kas dan surat berharga 408 670 112
Piutang dagang 4.353 4.233 4.536
Persediaan 2.623 2.201 2.350
Biaya di bayar di muka 155 142 132
8
PT.Andalas
Laporan Laba-Rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 desember
JAWABAN
JUMLAH %PERUBAHAN
9
Proyeksi rugi – laba dengan menggunakan pendekatan common-size
COMM
ON –
TAHUN 3 SIZE TAHUN 4 TAHUN 5 TAHUN 6 TAHUN 7 TAHUN 8
Penjualan 16405 100% 17234 18105 19020 19981 20991
HPP (10.492) 64% (11029,7) (11587,2) (12172,8) (12787,84) (13434,24)
B. penjualan &
umum (4129) 25,1% (4325,7) (4544,3) (4774,8) (5015,2) (5268,7)
Pend. lainnya (311) 2% (344,68) (362,1) (380,4) (399,62) (419,82)
Pajak penghasilan (369) 2,2% (379,1) (398,3) (418,4) (439,582) (461,8)
Pend.operasional 1104 6,7% 1154,82 1213,1 1274,38 1338,758 1406,44
Biaya bunga (303) (1,9%) (327.4) (344) (361,38) (379,639) (398,829)
Laba bersih 801 4,8% 827,3 869,1 913 959 1007,6
Proyeksi Neraca
2. Jumlah perubahan
Tahun 3 (aktiva nyata) 12698 -
Tahun 4 (proyeksi) 13209,09 104,025%
Tahun 5 (proyeksi) 13740,755 104,025%
Tahun 6 (proyeksi) 14293,82 104,025%
Tahun 7 (proyeksi) 14869,14 104,025%
Tahun 8 (proyeksi) 15467,62 104,025%
10
Aktiva
11
Proyeksi laporan aliran kas
Aktiva
hutang dagang
hutang jgk. Pendek 708 735,74 (27,74)
hutang lancar lainnya 1240 1289,20 49,2 (27,74)
hutang jgk. Panjang 1452 1509,79 57,79 49,2
hutang jgk. Panjang 57,79
lainnya 2566 2668,23 102,23 102,23
surat berharga 1066 1108,24 (42,24) (42,24)
hutang sewa
hutang pajak 408 424,01 (16,01)
laba ditahan : 189 195 (6) (16,01) (6)
laba bersih 1124 1169 45
45
801 827,3 (26,3)
12
(26,3)
Klasifikasi perubahan
Tahun 4 Tahun 5 perubahan
Operasi Investasi pendanaan
aktiva
13
T ahun 5 Tahun 6 perubahan Klasifikasi perubahan
aktiva
14
T ahun 6 Tahun 7 perubahan Klasifikasi perubahan
aktiva
hutang dagang
hutang jgk. Pendek 796,16 828,211 (32) (32)
hutang lancar 1395 1451,288 56,228 56,228
lainnya
hutang jgk. Panjang 1633,78 1699,54 65,76 65,76
hutang jgk. Panjang
lainnya 2887,35 3003,56 116,21 116,21
surat berharga
hutang sewa 1199,25 1247,520 (48,27) (48,27)
hutang pajak
laba ditahan : 458,8 477,299 (18,499) (18,499)
laba bersih 211.54 220,063 (8,523) (8,523)
1265 1315,91 50,91 50,91
aktiva
15
persediaan 3070,477 3194,06 (123,583) (123,583)
uang muka 181,003 188,70 (7,297) (7,297)
bangunan &
peralatan 3790,143 3942,69 (152,547) (152,547)
16
Proyeksi laporan aliran kas
Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 8
Operasi
Investasi
Pendanaan
11.hutang jgk.
Panjang 102,23 107,4 111,72 116,21 120,89
12.hutang
jgk.panjang lainnya 42,24 44,6 46,41 48,27 50,21
13.hutang pajak 45 47 49 50,9 52,9
Aliran kas dari
perusahaan 189,47 199 207,13 215,38 224
Perubahan dlm
kas 764,61 806,21 847,83 891,14 936,601
17
RASIO KEUANGAN PROFORMA
Th. 3 tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun7 Tahun 8
(nyata)
Likuiditas jgk. Pendek
Aktivitas
Solvabilitas
Rasio hutang jgk. Panjang 37,1% 37,1% 37,1% 37,1% 37,1% 37,1%
Rasio hutang modal saham 58,9% 58,9% 58,9% 58,9% 58,9% 58,9%
Rasio hutang jgk. Panjang
terhadap asset 20,2 20,2% 20,2% 20,2% 20,2% 20,2%
Profitabilitas
RUMUS :
18
RASIO LANCAR
Aktiva lancar
Hutang lancar
Tahun 3 (nyata)
7539 = 2,2
3400
Tahun 4 (proyeksi)
7840,9 = 2,2
3534,73
Tahun 5 (proyeksi)
8156,497 = 2,2
3677,01
Tahun 6 (proyeksi)
8484,75 = 2,2
3824,94
Tahun 7 (proyeksi)
8826,32 = 2,2
3978979
Tahun 8 (proyeksi)
9181,57 = 2,2
4139,116
RASIO QUICK
Aktiva lancar – persediaan
Hutang lancar
Tahun 3 (nyata)
7539 – 2623 = 1,4
3400
Tahun 4 (proyeksi)
7840,9 – 2727,67 = 1,4
3534,73
Tahun 5(proyeksi)
8156,497 – 2837,46 = 1,4
3677,01
Tahun 6 (proyeksi)
8484,75 – 2951,67 = 1,4
3824,94
Tahun 7 (proyeksi)
8826,32 – 3070,477 = 1,4
3978979
Tahun 8 (proyeksi)
19
9181,57- 3194,06 = 1,4
4139,116
Tahun 4 (proyeksi)
703,13 = 20,2%
3400+3534,73/2
Tahun 5 ( proyeksi)
742,73 = 20,5%
3534,73+3677,01/2
Tahun 6(proyeksi)
781,68 = 20,8%
3677,01+3824,94/2
Tahun 7(proyeksi)
822,413 = 21%
3824,94+3978,979
Tahun 8(proyeksi)
865,148 = 21,3%
3978,979+4139,116
AKTIVITAS
PERPUTARAN AKTIVA
Penjualan
Rata-rata total aset
Tahun 3 (nyata)
16405 = 2,5
0 + 12698/2
Tahun 4 (proyeksi)
17234 = 1,3
12698 + 13209,09/2
Tahun 5(proyeksi)
18105 = 1,3
13209,09+13740,755/2
20
Tahun 6(proyeksi)
19020 = 1,3
13740,755+14293,82/2
Tahun 7(proyeksi)
19981 = 1,3
14293,82+14869,14/2
Tahun 8(proyeksi)
20991 = 1,3
14869,14+15467,62/2
Penjualan
Rata – rata piutang
Tahun 3 (nyata)
16405 = 7,5
0 + 4353/2
Tahun 4 (proyeksi)
17234 = 3,8
4353 + 4528,07/2
Tahun 5( proyeksi)
18105 = 3,,9
4528,07+4710,33/2
Tahun 6 (proyeks)
19020 = 3,95
4710,33+4899,9/2
Tahun 7(proyeksi)
19981 = 3,99
4899,9+5097,141/2
Tahun 8(proyeksi)
20991 = 4,0
5097,141+5302,300/2
PERPUTARAN PERSEDIAAN
HPP
Rata – rata persediaan
Tahun 3 (nyata)
10492 = 8
0 + 2623/2
Tahun 4 (proyeksi)
11029,7 = 4,1
2623 + 2727,67/2
21
Tahun 5(proyeksi)
11587,2 =4,16
2727,67+2837,46/2
Tahun 6 (proyeksi)
12172,8 = 4,2
2837,46+2951,67/2
Tahun 7 (proyeksi)
12787,84 = 4,24
2951,67+3070,477/2
Tahun 8(proyeksi)
13434,24 = 4,28
3070,477+3194,06/2
SOLVABILITAS
Tahun 3 (nyata)
2566 = 37,1%
2566 + 4353
Tahun 4 (proyeksi)
2668,23 = 37,1%
2668,23+4528,07
Tahun 5( proyeksi)
2775,63 = 37.1%
2775,63+4710,33
Tahun 6 (proyeksi)
2887,35 = 37,1%
2887,35+4900
Tahun 7( proyeksi)
3003,56 = 37,1%
3003,56+5097,14
Tahun 8(proyeksi)
3124.459 = 37,1%
3124,459+5302,300
Tahun 3 (nyata)
2566 = 58,9%
22
4353
Tahun 4 (proyeksi)
2668,23 = 58,9%
4528,07
Tahun 5( proyeksi)
2775,63 = 58,9%
4710,33
Tahun 6 (proyeksi)
2887,35= 58,9%
4900
Tahun 7( proyeksi)
3003,56= 58,9%
5097,14
Tahun 8(proyeksi)
3124.459= 58,9%
5302,300
Tahun 3 (nyata)
2566 = 20,2%
12698
Tahun 4 (proyeksi)
2668,23= 20,2%
13209,09
Tahun 5(proyeksi)
2775,63= 20,2%
13740,755
Tahun 6
2887,35= 20,2%
14293,82
Tahun 7
3003,56= 20,2%
14869,14
Tahun 8
3124,459= 20,2%
15467,62
23
ALIRAN KAS OPERASIONAL TERHADAP HUTANG TOTAL
Aliran kas dari opersi kas
Rata – rata total hutang
Tahun 4 (proyeksi)
705,13 = 20,3
3400+3534,73/2
Tahun 5
742,73 = 20,5
3534,73+3677,01/2
Tahun 6
781,68 = 20,8
3677,01+3824,94/2
Tahun 7
822,413 = 21
3824,94+3978,979/2
Tahun 8
865,148 = 21,3
3978,979+4139,116
PROFITABILITAS
ROA
Tahun 3 (nyata)
801 + 303 = 17%
0 + 12698/2
Tahun 4 (proyeksi)
827,3 + 327,4 = 8,9%
12698+13209,09/2
Tahun 5
869,1+344 = 9,0%
13209,09+13740,755/2
Tahun 6
913+361,38 = 9.0%
13740,755+14293,82/2
Tahun 7
24
959+398,829 =9,1%
14293,82+14869,14
Tahun 8
1007,6+398,829 =9,2%
14869,14+15467,62
PROFIT MARGIN
Laba bersih
Penjualan
Tahun 3 (nyata)
801 = 4,8%
16405
Tahun 4 (proyeksi)
827,3 = 4,8%
17234
Tahun 5
869,1 = 4,8%
18105
Tahun 6
913 = 4,8%
19020
Tahun 7
959 = 4,8%
19981
Tahun 8
1007,6 =4,8%
20991
ROE
Tahun 3 (nyata )
801 – 0 = 36%
0 + 4353/2
Tahun 4 (proyeksi)
827,3 – 0 = 18,6%
4353 + 4528,07/2
Tahun 5 (proyeksi)
869,1 – 0 = 18,8%
4528,07+4710,33/2
25
Tahun 6 (proyeksi)
913 – 0 = 19,1%
4710,33+4900/2
Tahun 7 (proyeksi)
959 – 0 = 19,1%
4900+5097,14/2
Tahun 8 (proyeksi)
1007,6 – 0 = 19,3%
5097,14+5302,300/2
CEL
Tahun 3 (nyata)
801 = 0,72
801 + 303
Tahun 4 (proyeksi)
827,3 = 0,71
827,3 + 327,4
Tahun 5 (proyeksi)
869,1 = 0,71
8691,1+344
Tahun 6 (proyeksi)
913 = 0,71
913+361,38
Tahun 7 (proyeksi)
959 = 0,71
959+379,639
Tahun 8 (proyeksi)
1007,6 = 0,71
1007,6+398,829
LSM
Tahun 3 (nyata )
0 + 12698/2 = 2,9
0 + 4353/2
Tahun 4 (proyeksi)
12698 + 13209,09/2 = 2,9
26
4353 + 4528,07/2
Tahun 5 (proyeksi)
13209,09+13740,755/2 = 2,9
4528,07+4710,33/2
Tahun 6 (proyeksi)
13740,755+14293,82/2 = 2,9
4710,33+4899,9/2
Tahun 7 (proyeksi)
14293,82+14869,14/2 = 2,9
4899,9+5097,141/2
Tahun 8 (proyeksi)
14869,14+15467,62/2 = 2,9
5097,141+5302,300/2
BAB III
KESIMPULAN
Dalam tabel rasio keuangan proforma, pada rasio profitabilitas perusahaan di proyeksikan akan
meningkat sesuai dengan peningkatan ROA dan ROE. Peningkatan ini dikarenakan perputaran aktiva
yang konstan sehingga tidak terjadi penurunan dalam profitabilitas, hal tersebut juga diimbangi oleh
kenaikan profit margin yang diproyeksikan untuk tetap selama 5 tahun mendatang.
Pada rasio likuiditas jangka pendek menunjukkan bahwa risiko perusahaan tidak berubah selama 5
tahun mendatang, artinya perusahaan mempunyai kemampuan likuiditas yang baik, dan dilihat dari
data rasio solvabilitas, perusahaan cukup mampu untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya,
artinya perusahaan ini termasuk perusahaan solvable. Dikatakan solvabel karena presentasenya
tidak mengalami penurunan, semakin kecil presentase berarti semakin cepat perusahaan dalm
kondisi insolvable
27