Disusun Oleh :
Kelompok 9
Lestari (B1034191036)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Analisis Laporan Keuangan :
Laporan Keuangan Proforma.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap makalah Analisis Laporan Keuangan : Laporan Keuangan
Proforma ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................21
3.2 Saran...................................................................................................................................21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka adapun rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
3
1.3 Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka adapun tujuan yang diinginkan yaitu
sebagai berikut :
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
penyesuaian. Sebagai contoh, penjualan tahun lalu melonjak cepat karena perusahaan
melakukan akuisisi, sementara tahun ini perusahaan tidak melakukan akuisisi, maka tingkat
pertumbuhan penjualan tahun lalu jangan dipakai untuk memproyeksikan penjualan di masa-
masa datang. Pola penjualan yang dipengaruhi siklus/musiman (cyclical) juga membuat
proyeksi penjualan menjadi lebih sulit karena variasi yang cukup besar dari tahun ke tahun.
Misalkan tingkat pertumbuhan penjualan empat tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tahun 1 9,0%
Tahun 2 9,8%
Tahun 3 2,5%
Tahun 4 8,4%
Rata-rata tingkat pertumbuhan empat
7,4%
tahun
Misalkan analis menganggap bahwa pola pada masa lalu akan terjadi lagi (sama dengan)
pada masa datang, maka analis akan menggunakan tingkat pertumbuhan 7,4% untuk
memproyeksikan tingkat penjualan pada masa datang. Dengan tingkat pertumbuhan tersebut,
berikut ini adalah proyeksi penjualan pada masa-masa datang:
%
Jumlah (Rp)
Perubahan
Tahun 3 (penjualan nyata) 4.868.900.000 -
Tahun 4 (proyeksi) 5.229.200.000 7,4%
Tahun 5 (proyeksi) 5.616.200.000 7,4%
Tahun 6 (proyeksi) 6.031.800.000 7,4%
6
Alternatif lain adalah dengan memproyeksikan masing-masing komponen biaya operasional
untuk tumbuh dengan 7,4%.
Contoh Proyeksi Laporan Laba-Rugi (dalam jutaan Rp)
Tahun comm Proyeksi
3 on size
Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
(nyata) (%)
Dengan menggunakan pendekatan common size
Penjualan 4.868,9 100,0 5.229,2 5.616,2 6.031,8
Harga Pokok
3.392,8 69,7 3.644,8 3.914,5 4.204,2
Penjualan
Biaya
penjualan dan 1.092,8 21,1 1.103,4 1,185,0 1,272,7
administrasi
Pendapatan
36,4 0,7 36,6 39,3 42,2
lainnya
Pajak
179,1 3,7 193,4 207,8 223,2
Penghasilan
Pendapatan
304,0 6,2 324,2 348,2 373,9
Operasional
Biaya bunga
35,6 44,5 51,1 56,4
(bersih pajak)
Item lainnya 5,7 - - -
274,1 279,7 298,1 317,5
7
lainnya
Pajak
179,1 0,3 179,6 180,2 180,7
Penghasilan
Pendapatan
304,0 325,1 341,7 352,6
Operasional
Biaya bunga
35,6 44,5 50,1 56,4
(bersih pajak)
Item lainnya 5,7 - - -
274,1 280,6 291,6 296,2
Jika proporsi biaya tetap cukup tinggi, biaya operasional tidak akan berubah dengan
tingkat yang sama dengan perubahan penjualan, dalam hal ini lebih lambat. Sebagai contoh,
Harga Pokok Penjualan meningkat dengan kenaikan 5,9%, sementara penjualan meningkat
dengan tingkat 7,4%. Salah satu penjelasan perbedaan ini karena Harga Pokok Penjualan
diperkirakan mempunyai komponen biaya tetap yang cukup tinggi. Sebaliknya, biaya
penjualan dan administrasi meningkat cepat, yaitu 14,1%. Penjelasan yang mungkin adalah
karena biaya tersebut mempunyai komponen variaber yang tinggi.
Tabel di atas menampilkan laporan keuangan proforma dengan menggunakan dua
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan common size (proporsional), dan (2) pendekatan tingkat
pertumbuhan individual.
Dengan menggunakan dua pendekatan ini, hasil yang diperoleh hampir sama. Perhatikan
bahwa biaya restrukturisasi dimasukkan ke dalam rekening item lainnya. Karena biaya ini
diperkirakan tidak akan muncul lagi pada tahun-tahun berikutnya (item yang non-recurring),
maka biaya ini tidak dimasukkan ke dalam proyeksi tahun-tahun selanjutnya.
8
a. Memproyeksikan total aset, kemudian memproyeksikan neraca common size untuk
mengalokasikan total aset ke komponen-komponennya.
b. Memproyeksikan aset secara individual, kemudian menjumlahkan aset-aset individual
untuk memperoleh total aset.
Untuk memproyeksikan aset (baik total maupun individual), ada dua cara yang dapat
dilakukan, yaitu:
a. Memproyeksikan aset dengan menggunakan tingkat pertumbuhan.
b. Memproyeksikan aset dengan menganggap perputaran aktiva konstan (tetap) untuk
masa datang.
Cara lain, dengan menggunakan pendekatan perputaran aktiva yang konstan, dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Penju Perputa Total Aset
Total Aset
alan ran Total Awal Akhir
Rata-Rata
(Rp) Aset Tahun Tahun
Tahun 3 4.868. - - - 3.609.600.
9
(nyata) 900.000 000
Tahun 4 5.229. 3.486.100. 3.609.600. 3.362.600.
12,6%
(proyeksi) 200.000 000 000 000
Tahun 5 5.616. 3.744.100. 3.362.600. 4.125.700.
12,6%
(proyeksi) 200.000 000 000 000
Tahun 6 6.031. 4.021.200. 4.125.700. 3.916.700.
12,6%
(proyeksi) 800.000 000 000 000
Perputaran aset sama dengan penjualan dibagi rata-rata total aset. Setelah rata-rata total
aset ditemukan, kemudian dicari aset akhir tahun dengan rumus (aset awal tahun + aset akhir
tahun)/2.
Pendekatan ini mempunyai keuntungan karena mengaitkan proyeksi total aset dengan
proyeksi penjualan. Kelemahannya adalah kemungkingan proyeksi menghasilkan angka-
angka yang tidak biasa (tidak wajar). Sebagai contoh, meskipun penjualan naik dari tahun ke-
3 sebesar Rp4.868.900.000,00 menjadi Rp5.229.200.000,00 pada tahun ke-4, proyeksi asset
malahan menurun dari Rp3.609.600.000,00 menjadi Rp3.362.600.000,00.
Hal semacam ini terjadi karena aset meningkat tajam dari tahun 3 ke tahun 4, sebagi
kompensasinya aset pada akhir tahun ke-4 mengalami penurunan. Pola sebaliknya terjadi
pada tahun ke-5. Karena aset pada akhit tahun ke-4 (awal tahun ke-5) sangat rendah, maka
aset akhir tahun ke-5 meningkat lebih tajam. Pola pada tahun ke-6 bergerak sebaliknya (pola
ini lebih menyerupai pola pada tahun ke-4).
Jika kenaikan aset di masa lalu menunjukkan angka yang stabil, penggunaan ke dua
metode tersebut menghasilkan proyeksi aset yang hampir sama. Bila penjualan sifatnya
musiman atau tidak stabil, maka penggunaan rata-rata (12,6% pada pendekatan pertama)
akan memberikan hasil yang lebih baik.
Setelah besarnya aset secara total ditemukan, maka besarnya komponen-komponen aser
kemudian dihitung dengan menggunakan persentase tertentu dari total aset (common size).
Common size atau proporsi dihitung dari proporsi neraca untuk tahun ini (tahun 3). Berikut
ini contoh perhitungan neraca proforma dengan menggunakan pendekatan total aset yang
kemudian diikuti dengan pendekatan proforma untuk menentukan besarnya komponen-
komponen aset.
Tahun Common Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
10
3 (nyata) size (%)
AKTIVA
85.800.00 97.500.0 109.800.0 123.700.0
Kas 2,4
0 00 00 00
Surat 35.000.00 40.600.0 45.800.00 51.500.00
1,0
Berharga 0 00 0 0
Piutang 486.900.0 548.700. 617.800.0 695.700.0
13,5
Dagang 00 000 00 00
664.700.0 747.900. 842.100.0 948.200.0
Persediaan 18,4
00 000 00 00
90.500.00 101.600. 114.400.0 128.800.0
Persekot 2,5
0 000 00 00
Total
1.362.900. 1.536.30 1.729.900. 1.947.900.
Aktiva 37,8
000 0.000 000 000
Lancar
Bangungan,
Pabrik, dan 1.508.900. 1.698.90 1.913.000. 2.154.000.
41,8
Peralatan 000 0.000 000 000
(bersih)
Aktiva 737.800.0 829.200. 933.600.0 1.051.300.
20,4
lainnya 00 000 00 000
Total 3.609.600. 4.064.40 4.576.500. 5.153.200.
100,0
Aktiva 000 0.000 000 000
11
tahun yang akan datang dapat diproyeksikan. Misalkan persediaan juga tumbuh dengan
tingkat 7,8%, maka berikut ini adalah proyeksi untuk kedua rekening tersebut.
Tahun 3 Tingkat Proyeksi
(nyata) Pertumbuhan Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
Piutang 486.900. 562.400 649.500.0 750.200.0
15,5%
Dagang 000 .000 00 00
664.700. 716.500 772.400.0 832.700.0
Persediaan 7,8%
000 .000 00 00
12
(proyeksi) .000 000 00 00
Memproyeksi Memproyeksi
Total Aset Aset Individual
Menggunakan tingkat
X X
pertumbuhan hitoris
Menggunakan perputaran aset
X X
untuk memproyeksi aset
Tabel di atas tampak bahwa ada empat kombinasi yang dapat dipakai untuk
memproyeksi aset. Apabila tingkat pertumbuhan aset relatif stabil, maka keempat
pendekatan di akat menghasilkan angka-angka yang tidak jauh berbeda. Tetapi kalau tingkat
pertumbuhan tidak stabil, maka keempat pendekatan di atas mungkin akan menghasilkan
angka-angka yang cukup berbeda. Dalam hal penggunaan tingkat pertumbuhan historis akan
memberikan proyeksi yang lebih wajar. Manfaat dari penggunaan perputaran aset untuk
memproyeksi aset adalah karena jumlah aset dikaitkan dengan proyeksi penjualan. Kadang-
kadang prestasi manajemen dikaitkan dengan perputaran aktiva (untuk menaikkan
profitabilitas). Kalau manajemen dievaluasi dengan cara semacam itu, penggunaan
perputaran aset akan memberikan tambahan keuntungan karena dapat dipakai sebagai dasar
evaluasi manajemen.
13
Setelah sisi kiri neraca proforma selesai disusun, tahap berikutnya adalan menyususn sisi
kanan neraca (sisi pasiva). Cara yang paling mudah untuk menyusun komposisi pasiva adalah
dengan menggunakan common size sisi kanan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
komposisi semacam itu tidak akan berubah untuk masa-masa datang. Kadang-kadang ada
beberapa peristiwa yang merubah total sisi kanan neraca, misalkan pada peristiwa pembelian
perusahaan (leverage buy-out), dan restrukturisasi. Pada peristiwa semacam ini barangkali
common size pada saat ini tidak bisa dipakai untuk memproyeksi sisi kanan neraca pada
tahun-tahun yang akan datang.
Berikut ini penyusunan proyeksi sisi kanan neraca.
Tahun 3 Common
Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
(nyata) size (%)
PASIVA
Hutang Dagang 446.700.000 12,4 504.000.000 567.500.000 639.000.000
Hutang Wesel 138.000.000 3,8 154.400.000 173.900.000 195.800.000
Hutang jangka
278.600.000 7,7 313.000.000 352.400.000 396.800.000
pendek lainnya
Total Hutang
863.300.000 23,9 971.400.000 1.093.800.000 1.231.600.000
Lancar
Hutang jangka
525.800.000 14,6 593.400.000 668.100.000 752.400.000
panjang
Hutang jangka
325.500.000 9,0 365.800.000 411.900.000 463.800.000
panjang lainnya
Total Hutang 1.714.600.000 47,5 1.930.600.000 2.173.800.000 2.447.800.000
Total Modal
1.895.000.000 52,5 2.133.800.000 2.402.700.000 2.705.400.000
Saham
Total Hutanga dan
3.609.600.000 100,0 4.064.400.000 4.576.500.000 5.153.200.000
Modal Saham
14
lebih besar), maka resiko perusahaan berubah dan dengan demikian tingkat bunga juga dapat
berubah untuk mengkompensasi kenaikan resiko.
Berikut ini perhitungan tingkat bunga untuk hutang-hutang perusahaan.
Biaya bunga bersih pajak (1 – 0,34) (53,9) 35,6
------------------------------------- = --------------------------------------- = --------
Rata-rata hutang yang 0,5(93,5+380,2+138,0+525,8) 568,8
Mempunyai beban bunga = 6,3%
Dalam perhitungan di atas, hutang yang mempunyai bunga diasumsikan datang dari
hutang jangka panjang dan hutang wesel. Kemudian, misal hutang keduanya pada tahun 2
(Rp93.500.000,00 untuk hutang wesel dan Rp380.200.000,00 untuk hutang jangka panjang)
ditambah dengan hutang pada tahun 3 (Rp138.000.000,00 untuk hutang wesel dan
Rp525.800.000,00 untuk hutang jangka panjang) dikalikan 0,5 untuk memperoleh hutang
rata-rata. Tingkat pajak diasumsikan 34% dan ini dipakai untuk menghitung biaya bunga
bersih pajak yang menjadi angka yang dibagi (numerator) untuk perhitungan di atas.
Setelah persentase tingkat bunga diketahui, tingkat bunga tersebut dipakai untuk
menentukan bunga dengan mengalikan tingkat bunga tersebut dengan rata-rata hutang (yang
terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang wesel). Berikut ini perhitungannya.
Hutang yang berbunga Rata-rata Biaya
Biaya
hutang bunga
Awal tahun Akhir tahun bunga
berbunga (Rp) bersih pajak
Tahun 4
663.800.000 747.800.000 705.800.000 6,3% 44.500.000
(proyeksi)
Tahun 5
747.800.000 842.000.000 794.900.000 6,3% 50.100.000
(proyeksi)
Tahun 6
842.000.000 948.200.000 895.100.000 6,3% 56.400.000
(proyeksi)
Biaya bunga tersebut (bersih pajak) kemudian dikurangkan dari pendapatan operasional
untuk memperoleh proyeksi laba bersih untuk setiap tahunnya.
15
2.8 Memproyeksikan Laporan Arus Kas
Langkah akhir adalah memproyeksi arus kas. Proyeksi arus kas diturunkan dari proyeksi
neraca dan proyeksi laba-rugi. Berikut ini laporan arus kas proforma.
Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6
OPERASI
1. Laba bersih 279.700.000 298.100.000 317.500.000
2. Plus: Depresiasi dan 182.400.000 205.400.000 231.300.000
16
13. (Kenaikan) Penurunan Hutang Jangka
40.300.000 46.100.000 51.900.000
Penjang lainnya
14. Dividen (114.500.000) (125.400.000) (137.300.000)
15. (Kenaikan) Penurunan Modal Saham
73.600.000 96.200.000 122.500.000
bersih dari laba bersih dan dividen
Aliran kas dari pendanaan 83.400.000 111.100.000 143.300.000
16. Perubahan dalam kas 11.700.000 12.300.000 13.900.000
17
maka perubahan-perubahan dalam hutang pajak tersebut dimasukkan dalam bagian
operasi, bukan dalam bagian pendanaan.
8. (14)Dividen: untuk memproyeksikan dividen diperlukan asumsi kebijakan dividen.
Banyak perusahaan yang mempunyai kebijakan untuk membayar dividen yang
konstan setiap tahunnya. Beberapa perusahaan mempunyai kebijakan membayar
dividen dengan rasio pembayaran dividen (payout ratio) yang konstan. Misalkan
dividen tumbuh 9,5% setiap tahunnya selama lima tahun terakhir ini, tingkat
pertumbuhan ini dapat dipakai untuk memproyeksikan dividen pada masa-masa
datang. Proyeksi dividen dengan menggunakan tingkat pertumbuhan tersebut dapat
dilihat pada tabel proyeksi arus kas di atas.
9. (15)Perubahan modal saham: perubahan modal saham pada baris 15 merupakan
perubahan modal saham yang belum termasuk dalam laba operasional (baris 1) dan
dividen (baris 14). Laba operasi dikurangi dividen biasanya sama dengan laba yang
ditahan. Dengan demikian baris 15 ini merupakan perubahan dalam modal disetor.
Nilai baris 15 yang positif mencermingkan adanya saham baru yang masuk (emisi
baru).
10. (16)Perubahan dalam kas: jumlah dari baris 1 sampai baris 15 akan menghasilkan
perubahan kas pada periode tersebut. Perubahan ditambah (atau dikurangi apabila
perubahan negatif) kas pada awal periode akan menghasilkan kas akhir periode.
18
2.9 Rasio Keuangan Proforma
Setelah laporan keuangan proforma selesai disusun, analis bisa menyusun analisis rasio
untuk laporan keuangan proforma dengan cara yang sama dengan ketika membuat analisis
rasio untuk laporan keuangan. Berikut ini analisis rasio untuk perusahaan dengan
mendasarkan pada laporan keuangan proforma.
Tahun3 Tahun Tahun Tahun
(nyata) 4 5 6
PROFITABILITAS
Return On Asset (ROA) 9,1% 8,4% 8,1% 7,7%
Profit Margin 6,2% 6,2% 6,2% 6,2%
Perputaran Aktiva 1,5 kali 1,4 kali 1,3 kali 1,2 kali
Return On Equity (ROE) 14,8% 13,9% 13,1% 12,4%
Common Earning Leverage 0,87% 0,86% 0,86% 0,85%
Leverage Struktur Modal 1,9% 1,9% 1,9% 1,9%
Harga Pokok Penjualan / Penjualan 69,7% 69,7% 69,7% 69,7%
Biaya Penjualan dan Administrasi /
21,1% 21,1% 21,1% 21,1%
Penjualan
Biaya Pajak Penghasilan / Penjualan 3,7% 3,7% 3,7% 3,7%
11,8 10,1
Perputaran Piutang Dagang 9,6 kali 9,2 kali
kali kali
Perputaran Persediaan 5,3 kali 5,2 kali 4,9 kali 4,7 kali
Perputaran Aktiva Tetap 3,4 kali 3,3 kali 3,1 kali 3,0 kali
SOVABILITAS
Rasio Hutang Jangka Panjang 21,8% 21,8% 21,8% 21,8%
Rasio Hutang Modal Saham 27,8% 27,8% 27,8% 27,8%
19
Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Aset 14,6% 14,6% 14,6% 14,6%
Times Interest Earned 8,2% 7,7% 7,3% 7,0%
Aliran kas operasi terhadap total hutang 30,6% 22,4% 21,5% 20,7%
Alaran kas operasi terhadap pengeluaran
1,91% 1,09% 1,05% 1,01%
modal
Profitabilitas perusahaan diproyeksikan akan menurun sesuai dengan penurunan ROA
dan ROE. Penurunan ini dikarenakan turunnya perputaran aktiva. Penjualan diproyeksikan
untuk tumbuh 7,4% setiap tahunnya, sedangkan aset diproyeksikan untuk tumbuh 12,6% per
tahun. Perbedaan asumsi pertumbuhan ini mengakibatkan turunnya perputaran aktiva.
Penurunan perputaran akitva tidak diimbangi oleh kenaikan profit margin yang
diproyeksikan untuk tetap selama tiga tahun mendatang.
Rasio-rasio untuk mengukur resiko perusahaan (dilihat dari perbandingan hutang dengan
non hutang) tidak berubah selama tiga tahun mendatang. Hal ini disebabkan karena common
size dari neraca diproyeksikan tetap sama untuk tahun-tahun mendatang. Rasio yang
melibatkan laporan laba-rugi atau laporan arus kas diproyeksikan untuk menurun. Ini
disebabkan karena aset diproyeksikan tumbuh lebih cepat dibandingkan penjualan.
Analisis rasio ini menunjukkan bahwa asumsi-asumsi yang dipakai untuk menyusun
laporan keuangan proforma akan menentukan besarnya laporan keuangan proforma. Dalam
contoh di atas, asumsi pertumbuhan penjualan dan asumsi pertumbuhan aset yang berbeda
akan menghasilkan angka-angka dan rasio-rasio yang berbeda.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan Proforma adalah ikhtisar laporan keuangan yang menunjukkan harta dan utang,
atau pendapatan dan pengeluaran yang mungkin diakui pada masa mendatang Laporan ini
juga menunjukkan proyeksi pendapatan apabila perusahaan akan merger dengan perusahaan
lain, atau penjualan sebagian dan operasinya perusahaan sering diminta untuk
menyampaikan laporan proforma ketika mengajukan aplikasi kredit.
Sebagai suatu bagian yang penting dalam proses perencanaan, laporan keuangan
proforma ini dapat menurunkan risiko seminimal mungkin dalam memulai operasi dari
bisnis. Ini juga merupakan dasar yang dapat meyakinkan para kreditur dan investor yang
menyediakan dana untuk bisnis yang baru ini. Perencanaan keuangan sangat penting bagi
setiap perusahaan untuk menyusun rencana keuangan seberapa besar dana yang harus
dikeluarkan, terutama pihak manajemen apabila perencanaan keuangan disajikan dengan
baik dan benar tentunya peramalan keuangan untuk jangka waktu yang akan datang akan
terlaksana dengan baik pula.
3.2 Saran
Laporan keuangan proforma ini haruslah dapat dipertanggung jawabkan dan akurat dan
dapat menolong untuk memperoleh gambaran yang tepat untuk memulai suatu bisnis. Ini
harus didasarkan pada informasi yang dapat memberikan proyeksi yang tepat untuk
memperoleh jumlah profit yang diharapkan dari bisnis dan juga kebutuhan keuangan yang
diperlukan dalam tahun pertama operasi dan sesudahnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://kamus.tokopedia.com/l/laporan-proforma/
https://wartaekonomi.co.id/read339512/apa-itu-laporan-proforma?page=all
https://www.slideshare.net/juditjnugroho/keuangan-wirausaha-33
https://www.coursehero.com/file/25501117/Pertemuan-13-Laporan
KeuanganProformadoc/
Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
22