Anda di halaman 1dari 28

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN MENTAH

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Penganggaran
yang dibina oleh Ibu Sulikah

Oleh
Arhamedho Akbar

NIM 130422612323

Dyah Maritafitri

NIM 130422612322
NIM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
Januari 2015

A. PENDAHULUAN
Memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan perlu memiliki
kemampuan untuk menghasilkan kinerja keuangan, oleh karena itu diperlukan
fungsi perencanaan yang strategis dan fungsi pengendalian. Aspek pengendalian
yang efektif penting bagi perusahaan agar mampu memonitor seluruh aspek yang
dibangun untuk mencapai kemajuan. Strategi yang telah ditetapkan diterjemahkan

ke dalam anggaran oleh karena itu penyusunan anggaran haruslah efektif dan
efisien agar strategi dapat merealisasikan tujuan yang hendak dicapai.
Materi yang terkandung dalam aggaran salah satunya adalah perencanaan
dan pengendalian bahan mentah. Bahan mentah peerlu untuk dikelola dan diawasi
dengan baik dengan menentukan berapa banyak bahan mentah yang seharusnya
tersedia dan kapan seharusnya dilakukan pemesanan agar tidak terjadi tingkat
persediaan yang terlalu besar karena ingin menghindari kekurangan persediaan,
namun biaya simpan menjadi tinggi. Perencanaan dan pengendalian bahan mentah
sangat penting dalam proses produksi. Perencanaan dan pengendalian bahan
mentah membantu memberikan pilihan keputusan bagi pelaku bisnis dalam teknik
pemesanan kembali (reorder point) bahan mentah yang paling menguntungkan
dan ekonomis bagi bisnis tersebut.
Dengan danya makalah ini diharapkan agar mahasiwa mengetahui
betapa penting perencanaan dan pengendalian bahan mentah dalam proses
produksi, penulis merasa perlu untuk membahas konsep dan komponen dari
penyusunan rencana bahan mentah dan pengendalian bahan mentah secara
komprehensif yang diambil dari beberapa referensi. Makalah ini diharapkan
mampu untuk membantu memahami materi penganggaran khususnya dan
pengendalian bahan mentah. Makalah ini disusun agar membantu membuka
wawasan tentang pentingnya penyusunan anggaran yang efektif dan efisien dari
sisi perencanaan dan pengendalian bahan mentah.
B. PEMBAHASAN
A. Bahan Mentah
Bahan mentah merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari
produk jadi. Bahan yang digunakan dalam proses produksi ini, secara tradisional
diklasifikasikan menjadi (1) bahan mentah langsung, dan (2) bahan mentah tidak
langsung
Bahan mentah langsung dapat diartikan sebagai seluruh bahan mentah dan
suku cadang yang merupakan satu kesatuan bagian dari produk jadi dan dapat
langsung diidentifikasikan dengan biaya unit produk jadi. Biaya ini umumnya
merupakan biaya variabel. Bahan mentah tidak langsung didefinisikan sebagai

bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi, namun biayanya tidak
dapat ditelusuri secara langsung pada setiap produk.
B. Rencana Bahan Mentah
Perencanaan bahan mentah meliputi semua anggaran yang berhubungan
dan merencanakan secra lebih terperinci mengenai penggunaan bahan mentah atau
pun suku cadang untuk proses produksi selama periode yang akan datang.
C.
1.
2.
3.
4.

Tujuan Penyusunan Rencana Bahan Mentah


Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah
Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah
Memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan mentah
Memperkirakan komponen Harga Pokok Produksi dengan adanya pemakaian

bahan mentah untuk proses produksi


5. Pengendalian bahan mentah
D. Anggaran Bahan Mentah
Perencanaan bahan mentah ataupun suku cadang secara umum
membutuhkan keempat sub anggaran berikut ini:
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Anggaran ini merencanakan secara terperinci tentang jumlah unit bahan mentah
dan suku cadang yang dibutuhkan untuk berproduksi selama periode yang akan
datang. Anggaran ini harus menentukan jumlah tiap bahan mentah dan suku
cadang menurut aktu, produk, dan pusat tanggung jawab. Jumlah yang
dianggarkan dari setiap bahan mentah yang diperlukan untuk tiap produk jadi
harus ditentukan dalam anggaran kebutuhan bahan mentah menurut periode
sementara (bulanan atau triwulan) dan menurut pusat tanggung jawab.
1.1 Tujuan Penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
a. Memberi data kepada bagan pembelian, sehingga bagian pembelian dapat
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian pembelian bahan mentah
dengan baik
b. Memberi data untuk penyusunan anggaran biaya bahan mentah setiap jenis
produk
c. Menentukan tingkat persediaan yang optimal
d. Sebagai dasar perencanaan dan pengedalian pemakaian bahan mentah
1.2 Dalam anggaran kebutuhan bahan mentah tercantum materi berikut:
1. Jenis Barang Jadi yang dihasilkan

2.
3.
4.
5.

Jenis Bahan Mentah yang dipergunakan


Departemen (bagian) yang dilalui dalam proses produksi
Standar penggunaan bahan mentah (SUR)
Waktu pemakaian bahan mentah (satuan waktu: minggu, bulan, triwulan,
semester)
Untuk menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah digunakan formula berikut:
Kebutuhan Bahan Mentah = Unit Produksi x SUR
Contoh Kasus Penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Berikut ini adalah data perusahaan MITRA GARMENT pada tahun 2A11.
Perusahaan selama 2 tahun terakhir memproduksi 2 macam produk, yakni jas dan
kemeja, dan selama tahun tersebut perusahaan merencanakan akan memproduksi
600 unit jas dan 900 kemeja.
Secara rinci produksi setiap triwulan adalah sebagai berikut:
Triwulan Jas
TW
1

Kemeja

(20%)
TW

120 unit

180 unit

(30%)
TW

180 unit

270 unit

(25%)
TW

150 unit

225 unit

4
150 unit

225 unit

(25%)

Standar pemakaian bahan mentah (SUR):


Jenis
Produk
Jas
Kemeja

SUR
Kain

Kain

Motif
2m
1m

Polos
3m
2m

Penyelesaian Kasus:

Perusahaan MITRA GARMENT


Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Tahun 2A11
Kain Motif

Kain Polos
Kebutuha

Keterangan
Produksi SUR

Kebutuha

Produksi

SUR

Jas
2
Triwulan 1

120 unit

m/u
2

240 m

120 unit

3 m/u

360 m

Triwulan 2

180 unit

m/u
2

360 m

180 unit

3 m/u

540 m

Triwulan 3

150 unit

m/u
2

300 m

150 unit

3 m/u

450 m

Triwulan 4
Total
Kemeja

150 unit
600 unit

m/u

300 m
1200 m

150 unit
600 unit

3 m/u

450 m
1800 m

1
Triwulan 1

180 unit

m/u
1

180 m

180 unit

2 m/u

360 m

Triwulan 2

270 unit

m/u
1

270 m

270 unit

2 m/u

540 m

Triwulan 3

225 unit

m/u
1

225 m

225 unit

2 m/u

450 m

Triwulan 4
Total
Jumlah

225 unit
900 unit

m/u

225 m
900 m
2100 m

225 unit
900 unit

2 m/u

450 m
1800 m
3600 m

2. Anggaran Pembelian Bahan Mentah


Anggaran pembelian menspesifikasi (1) jumlah setiap bahan mentah dan suku
cadang, (2) penentuan waktu pembelian, dan (3) perkiraan besarnya biaya bahan
mentah dan suku cadang yang dibeli (tiap pembelian unit dan lainnya)
Untuk membuat anggaran pembelian, manajer pembelian harus bertanggung
jawab atas hal-hal berikut:
1. Memenuhi kebijakan manajemen tentang tingkat persediaan bahan mentah.

2. Menentukan jumlah unit dan waktu pembelian untuk setiap jenis bahan dan suku
cadang.
3. Memperkirakan biaya per unit dari setiap bahan dan suku cadang yang akan
dibeli.
Formula:
Kebutuhan Bahan Mentah

XXX

Persediaan Akhir Bahan Mentah

XXX +

Jumlah Kebutuhan Sementara

XXX

Persediaan Awal Bahan Mentah

XXX -

Unit Bahan Mentah Yang Dibeli

XXX

Pembelian Bahan Mentah = Unit Beli Bahan Mentah X Harga Beli per Unit
Contoh Kasus Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Mentah:
PT MITRA GARMENT adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dan
menjual jaket kulit yang menggunakan dua macam bahan mentah yakni kain satin
dan kulit. Pada saat ini pimpinan perusahaan mulai menyusun rencana pembelian
bahan mentah untuk tahun 2A11. Sebagian dari rencana yang telah disusun
adalah:
1. Rencana Produksi
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
2. Standar pemakaian bahan mentah

Produksi (Unit)
5.000
6.500
5.000
6.000
per unit, harga bahan mentah, dan persediaan

awal masing-masing bahan mentah


Jenis

SUR

Persediaan

Bahan
Kain

(m)

Harga/unit(Rp/m) (m)

Satin

20.000

1.000

Awal

Kulit
2
50.000
2.000
3. Rencana persediaan akhir bahan mentah perusahaan untuk setiap triwulan tahun
2A11
Kain

Satin

Periode
Triwulan

(m)

Kulit (m)

1
Triwulan

2.000

1.500

2
Triwulan

1.500

3.000

3
Triwulan

3.000

5.000

4.000

4.000

Berdasar data tersebut diminta menyusun Anggaran Pembelian untuk kedua bahan
mentah tersebut selama tahun 2A11 secara terperinci.
Penyelesaian Kasus:
Perusahaan MITRA GARMENT
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Periode 2A11

Periode

Unit
Produksi

Triwulan

Kain Satin
Kebutuha

Kulit

SUR
3

n (m)

SUR
2

n (m)

Kebutuha

1
Triwulan

5.000

m/unit
3

15.000

m/unit
2

10.000

2
Triwulan

6.500

m/unit
3

19.500

m/unit
2

13.000

3
Triwulan

5.000

m/unit
3

15.000

m/unit
2

10.000

4
Total

6.000
22.500

m/unit

18.000
67.500

m/unit

12.000
45.000

Perusahaan MITRA GARMENT


Anggaran Pembelian Bahan Mentah Kain Satin
Periode 2A11
Kebutuhan
Bahan

Periode

Persed. Kebutuhan Persed.

Pembelian
Harga
Unit
(Rp/m
(m)
)
16.00

Akhir

Sementara

Awal

(m)

(m)

(m)

1
15.000
Triwulan

2.000

17.000

1.000

0
19.00

20.000

320 jt

2
19.500
Triwulan

1.500

21.000

2.000

0
16.50

20.000

380 jt

3
15.000
Triwulan

3.000

18.000

1.500

0
19.00

20.000

330 jt

18.000

4.000

22.000

3.000

0
70.50

20.000

380 jt

Total

67.500

Mentah
(m)

Triwulan

78.000

Jml Rp

1.410 jt

Perusahaan MITRA GARMENT


Anggaran Pembelian Bahan Mentah Kulit
Periode 2A11

Periode

Kebutuhan

Persed.

Bahan

Akhir

Kebutuhan Persed. Pembelian


Unit
Harga
Sementara Awal

(m)

(m)

(m)

1
10.000
Triwulan

1.500

11.500

2.000

9.500
14.50

50.000

475 jt

2
13.000
Triwulan

3.000

16.000

1.500

0
12.00

50.000

725 jt

3
10.000
Triwulan

5.000

15.000

3.000

50.000

600 jt

4.000

16.000

5.000

11.000 50.000

550 jt

Mentah (m)

(Rp/m)

Jml Rp

(m)

Triwulan

12.000

Total
45.000
Pembelian Bahan Mentah

58.500

47.00

2.350

jt

a. Model Jumlah Pembelian Yang Ekonomis


Persediaan merupakan sumber daya yang menganggur namun memiliki nilai
ekonomis. Pengelolaan besarnya persediaan memilik banyak manfaat karena
selain dapat mengurangi biaya juga untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pada
dasarnya pengelolaan besarnya bahan mentah ini berfungsi untuk:
1. Penyangga proses produksi sehingga proses tersebut dapat berjalan secara
kontinu.
2. Menetapkan besarnya bahan mentah yang tepat untuk disimpan sebagai sumber
daya yang harus tetap ada.
3. Menangkal inflasi, yakni jika harga mengalami penurunan maka pembelian bahan
mentah dapat ditetapkan dalam jmlah besar, sedangkan jika harga naik maka
perusahaan telah memiliki persediaan yang memadai untuk kegiatan perusahaan.
4. Menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
Pengendalian dan pengelolaan bahan mentah ini bermaksud untuk menentukan
berapa banyak dan kapan sebaiknya pemesanan dilakukan, sehingga tidak terjadi
tingkat perisapan yang terlalu besar karena menghindari kekurangan persediaan
namun berdampak pada tingginya biaya simpan. Oleh Karena itu perlu dipelajari
teknik yang dapat menjamin jumlah bahan mentah yang paling ekonomis. Salah
satu teknik yang dapat dipilih adalah menggunakan model jumlah pesanan
ekonomis. Asumsi dalam model jumlah pesanan ekonomis ini adalah:
1. Permintaan diketahui dan konstan
2. Waktu antara menempatkan pesanan dan menerima pesanan, atau waktu tenggang
diketahui dan konstan.
3. Persediaan dari suatu pesanan yang datang sebagai satu kesatuan dan pada suatu
waktu tertentu.
4. Potongan jumlah tak dimungkinkan.
5. Satu-satunya biaya variabel adalah biaya menempatkan satu pesanan dan disebut
biaya pesan dan biaya menahan atau menyimpan satu satuan persediaan selama
aktu tertentu, disebut biaya menahan atau menyimpan atau membawa persediaan.
6. Bila pesanan ditempatkan pada waktu yang tepat maka kejadian kekurangan
persediaan dapat dihindari.

b. Jumlah Pembelian Yang Paling Ekonomis


adalah jumlah bahan mentah yang setiap kali dilakukan pembelian menimbulkan
biaya yan paling rendah, tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan.
Untuk menghitung EOQ dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variabel:
1. Biaya Pemesanan
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan

pemesanan bahan mentah. Biaya ini berubah sesuai dengan frekuensi pemesanan.
Contoh:
Biaya Persiapan Pemesanan
Biaya Pengiriman Pesanan
Biaya Administrasi

2. Biaya penyimpanan
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan peniympanan

bahan mentah yang dibeli.


Contoh:
Biaya Pemeliharaan
Biaya Asuransi
Biaya Perbaikan Kerusakan
Pendekatan yang dikenal untuk menghitug EOQ menggunakan formula:
2xRxS
2xRxS
EOQ =
atau
EOQ
C /u
PxI

Di mana:
R
= jumlah permintaan (bahan mentah yang akan dibeli)
S
= Biaya pemesanan
P
= Harga per satuan bahan mentah
I
= Biaya penimpanan yang dinyatakan dalam % dari persediaan rata-rata
C/u
= Biaya penyimpanan/satuan bahan mentah
c. Waktu Pembelian Bahan Mentah
Untuk menjaga kelancaran proses produksi, perusahaan tidak cukup hanya
menentukan jumlah bahan mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan (saat
yang tepat) pemesanan bahan mentah yang dilakukan agar bahan mentah tersebut
dapat datang pada saat dibutuhkan.
Contoh Kasus EOQ
Suatu perusahaan menjual barang A dan ingin meminimumkan biaya bahan
mentah. Permintaan tahunan baran tersebut 10.000 satuan. Biaya pesan Rp200,00

setiap kali pesan dan harga setiap satuan Rp50,00. Biaya simpan Rp4,00 tiap unit

barang setiap tahun atau sebesar 8% dari persediaan rata-rata.


Untuk mengilustrasikan aplikasi model EOQ, maka diketahui:
R = jumlah permintaan (bahan mentah yang akan dibeli)
: 10.000 unit
S = biaya pemesanan
: Rp.200,C/u = Biaya simpan tahunan per unit
: Rp.4,Penyelesaian:
2xRxS
EOQ =
C /u

EOQ =

2 x 10.000 unit x Rp 200/ pesan


Rp 4,

1.000.000

1.000.000

EOQ = 1.000 unit


Atau:
EOQ =

2 x 10.000 unit x Rp200 / pesan


Rp 50 x 8

EOQ = 1.000 unit

Maka:
EOQ, Besarnya satuan ekonomis setiap kali pesan = 1.000 unit
Frekuensi (banyaknya) pesanan setiap tahun
= 10.000/1000
= 10 kali
Biaya pemesanan 1 periode = Frekuensi 1 periode x biaya pemesanan/kali pesan
= 10 x Rp200 = Rp200e
Biaya penyimpanan 1 periode= Rata-rata jumlah yang disimpan x Biaya
penyimpanan per unit per periode
Rp1.000 x Rp4 = Rp4.000
Faktor yang diperhitungkan dalam pembelian bahan mentah untuk menentukan
reorder point atau waktu yang tepat dimana perusahaan harus melakukan
pemesanan kembali bahan mentah yang diperlukan terdiri dari tiga faktor, yaitu :

Biaya Kekurangan Bahan Mentah (Stock Out Cost)


Biaya yang terpaksa harus dikeluarkan perusahaan karena bahan yang
dipesan datangnya lebih lambat dari waktu yang telah ditentukan.
Biaya Penyimpanan Tambahan (Extra Carrying Cost)

Biaya yang dikeluarkan perusahaan karena bahan yang dipesan datang


lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan. Oleh karena bahan mentah
datangnya lebih awal, maka perusahaan harus menyediakan tempat
penyimpanan ekstra, biaya pemeliharaan ekstra, dan kemungkinan lainnya

yang berhubungan dengan pemeliharaan tersebut.


Waktu Tunggu (Lead Time)
Jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai datangnya bahan
mentah yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses produksi.
Contoh kasus Reorder Point (ROP)
Berdasarkan pada pengamatan data historis, dapat ditentukan probabilitas
tentang waktu tunggu, yakni :
Waktu Tunggu
2 hari
3 hari
4 hari
5 hari
6 hari
Total

Frekuensi
5
10
15
10
5
45 kali

Probabilitas
11,11%
22,22%
33,33%
22,22%
11,11%
100%

Bila diketahui R = 10.000 unit, Biaya pesan Rp200,-/kali pesan, Biaya


simpan Rp4/unit/periode. Harga beli biasa Rp50/unit dan bila membeli
secara mendadak harga yang harus dibayarkan adalah Rp53/unit dan 1

tahun = 250 hari, maka :


Penyelesaian kasus Reorder Point (ROP):
Diketahui:
EOQ, besarnya satuan ekonomis setiap kali pesan = 1000 unit
Frekuensi pembelian selama 1 tahun = 10000 unit/1000 unit = 10 kali
Kebutuhan (R) selama setahun = 10000 unit
Carrying Cost
= Rp4/unit/tahun
Procurrement Cost
= Rp200/kali pesan
Stock Out Cost
= Rp53/unit-Rp50/unit = Rp3/unit
1. Biaya Penyimpanan Tambahan (Extra Carrying Cost)
Extra Carrying Cost (ECC) per order per hari=
= (1000 unit Rp 4/unit/tahun) / 250 hari = Rp16,Lead Time
2 hari
3 hari
4 hari

Extra Carrying Cost (ECC)


0 Rp16,= Rp 0
1 11,11% Rp16.= Rp 1,7776
2 11,11% Rp16,= Rp 3,5552

1 22,22% Rp16,5 hari

3 11,11% Rp16,2 22,22% Rp16,1 33,33% Rp16,-

6 hari

4 11,11% Rp16,3 22,22% Rp16,2 33,33% Rp16,1 22,22% Rp16,-

= Rp 3,5552
Rp 7,1104
= Rp 5,3328
= Rp 7,1104
= Rp 5,3328
Rp 17,7760
= Rp 7,1104
= Rp 10,6656
= Rp 10,6656
= Rp 3,5552
Rp 31,9968

Keterangan :
Lead Time = 2 hari
ECC = 0 (karena 2 hari adalah waktu yang paling cepat, atau tidak mungkin lebih
cepat lagi)
Lead Time = 3 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 2 hari (1 hari lebih cepat)
dengan probabilitas 11,11% dan EEC = Rp 1,7776
Lead Time = 4 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 2 hari (2 hari lebih cepat)
dengan probabilitas 11,11% atau dalam 3 hari (1 hari lebih cepat) dengan
probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari (1 hari lebih cepat) dengan probabilitas
33,33% dan ECC = Rp17,7760
Lead Time = 5 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 2 hari (3 hari lebih cepat)
dengan probabilitas 11,11% atau dalam 3 hari (2 hari lebih cepat) dengan
probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari (1 hari lebih cepat) dengan probabilitas
33,33% dan ECC = Rp 17,7760
Lead Time = 6 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 2 hari (4 hari lebih cepat)
dengan probabilitas 11,11% atau dalam 3 hari (3 hari lebih cepat) dengan
probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari (2 hari lebih cepat) dengan probabilitas
33,33% atau dalam 5 hari (1 hari lebih cepat) dengan probabilitas 22,22% dan
ECC = Rp31,9968
2. Biaya Kekurangan Bahan Mentah (Stock Out Cost)
Kebutuhan Bahan Mentah/hari = 10000 unit/250 hari
unit per hari
Stock Out Cost per Unit
3/unit

= Rp 53 Rp 50

= 40
= Rp

Stock Out Cost per Hari

= Rp3/unit 40 unit/hari = Rp

20/unit
Lead Time
6 hari
5 hari
4 hari
3 hari

2 hari

Stock Out Cost (SOC)


0 Rp 120
= Rp 0,1 11,11% Rp 120 = Rp 13,332
2 11,11% Rp 120 = Rp 26,664
1 22,22% Rp 120 = Rp 26,664
Rp 53,328
3 11,11% Rp 120 = Rp 39,996
2 22,22% Rp 120 = Rp 53,328
1 33,33% Rp 120 = Rp 39,996
Rp 1332,32
4 11,11% Rp 120 = Rp 53,328
3 22,22% Rp 120 = Rp 79,992
2 33,33% Rp 120 = Rp 79,992
1 22,22% Rp 120 = Rp 26,664
Rp 239,976

Keterangan :
Lead Time = 6 hari
SOC = 0 (karena 6 hari adalah waktu yang paling lama, atau tidak mungkin lebih
lambat lagi)
Lead Time = 5 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (1 hari lebih lambat)
dengan probabilitas 11,11% dan SOC = Rp 13,32
Lead Time = 4 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (2 hari lebih lambat)
dengan probabilitas 11,11% atau dalam 5 hari (1 hari lebih lambat) dengan
probabilitas 22,22% dan SOC = Rp 53,328
Lead Time = 3 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (3 hari lebih lambat)
dengan probabilitas 11,11% atau dalam 5 hari (2 hari lebih lambat) dengan
probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas
33,33% dan SOC = Rp 133,32
Lead Time = 2 hari
Ada kemungkinan bahwa bahan mentah datang dalam 6 hari (4 hari lebih lambat)
dengan probabilitas 11,11% atau dalam 5 hari (2 hari lebih lambat) dengan
probabilitas 22,22% atau dalam 4 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas
33,33% atau dalam 5 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas 22,22% SOC
= Rp 31,9968

Dari perhitungan ECC dan SOC diatas dapat dibuat perbandingan sebagai
berikut :
Lead
Time
6
5
4
3
2

ECC
Per order
319,97
17,78
7,11
1,78
-

Per tahun
319,97
177,76
71,10
17,78
-

SOC
Per order
13,33
53,33
133,32
239,98

Per tahun
133,32
533,28
1333,20
2399,76

Total
Per tahun
319,97
311,08
604,38
1350,98
2399,76

Kesimpulan : Lead time 5 hari akan mendatangkan biaya total yang minimum Rp
311,08
Setelah Lead time diketahuo, kemudian ditentukan saat pemesanan kembali
(reorder ponint) pada saat tingkat persediaan bahan mentah sama dengan tingkat
persediaan besi ditambah pengguna selama lead time. Sebagai contoh persediaan
ditetapkan untuk kebutuhan selama 10 hari, maka :
Persediaan Besi (10 hari 40 unit/hari)
Kebutuhan selama lead time (5 hari 40 unit/hari)
Saat pemesanan kembali (reorder point)

= 400 unit
= 200 unit
= 600 unit

Keterangan : artinya pemesanan bahan mentah kembali dilakukan apabila tingkat


persediaan bahan menunjukan 600 unit
d. Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan mentah yang harus
dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi dan ditentukan
oleh faktor faktor, antara lain :
1) Kebiasaan supplier menyerahkan bahan mentah yang dipesan. Jika supplier
selalu tepat waktu, maka resiko kehabisan bahan mentah relatif kecil
dengan demikian persediaan besi tidak terlalu besar
2) Jumlah bahan mentah yang dibeli setiap kali pesan. Bila jumlah bahan
mentah yang dibeli besar berarti persediaan rata rata diatas persediaan besi
besar pula, artinya resiko kehabisan bahan mentah relatif kecil

3) Dapat diperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah secara tepat bagi


perusahaan yang dapat memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah
secara tepat, maka resiko kehabisanbahan mentah relatif kecil.
4) Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan mentah dan biaya ekstra
karena kehabisan bahan mentah. Bila biaya penyimpanan tampak lebih
besar daripada biaya ekstra akibat kehabisan bahan mentah, maka tidak
perlu adanya persediaan besi yang terlalu besar.
Anggaran Persediaan Bahan Mentah
Anggaran ini merupakan rencana jumlah dan nilai bahan mentah yang
menjadi persediaan dari waktu ke waktu . Selisih antara unit kebutuhan dengan
pembelian bahan mentah ditunjukan sebagai peningkatan atau penurunan
anggaran persediaan bahan dan suku cadang. Anggaran ini diperinci sebagai
berikut:
1) Jenis bahan mentah yang digunakan
2) Jumlah masing masing bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
3) Harga per unit masing masing jenis bahan mentah
4) Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan
Formula:
Nilai Persediaan Bahan Mentah = unit persediaan bahan mentah harga bahan mentah/unit
Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis untuk Produksi
Anggaran ini menentukan biaya yang direncanakan untuk bahan mentah
dan suku cadang yang akan dipakai dalam proses produksi. Anggaran ini dapat
diartikan sebagai rencana tentang besarnya biaya bahan mentah yang diperlukan
untuk proses produksi di masa yang akan datang.
Formula:
Biaya Bahan Mentah = Unit Kebutuhan Bahan Mentah Harga Bahan Mentah/unit

Penentuan Harga Pokok Bahan Mentah yang Dipakai dalam Produksi


Fluktuasi harga seringkali terjadi dalam satu periode akuntansi, maka harga
beli bahan baku dari pembelian satu dengan yang lainnya berbeda beda,
sehingga persediaan bahan mentah memiliki harga pokok per satuan yang

berbeda meskipun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan masalah penentuan


harga pokok bahan mentah yang dipakai dalam produksi, antara lain :
a. Metode identifikasi khusus
Setiap jenis bahan mentah yang ada di guadang harus diberi tanda pada harga
pokok per satuan berupa berapa harga bahan baku tersebut dibeli. Dalam metode
ini, tiap jenis bahan mentah yang ada di gudang jelas identitas harga pokoknya,
sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat dikatahui harga pokok persatuannya
secara tepat.
b. Metode masuk pertama kluar pertama (FIFO)
Menggunakan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan mentah yang
pertama masuk dalam gudang digunakan untuk menentukan harga bahan mentah
yang pertama kali dipakai. Untuk menentuakn biaya bahan baku, anggarapan
aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku dalam produksi.
c. Metode masuk terakhir keluar pertama (LIFO)
Menggunakan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan mentah yang
terakhir masuk dalam persediaan gudang dipakai untuk menentukan harga pokok
bahan mentah yang pertama kali dipakai dalam produksi.
d. Metode rata rata bergerak (moving average method)
Dalam metode ini, persediaan bahan mentah yang ada di gudang dihitung harga
pokok rata ratanya dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah
satuannya agar muncul harga pokok rata rata persatuan yang baru.
e. Metode biaya standar (Standar price method)
Dalam metode ini, bahan mentah yang dibeli dalam kartu persediaan adalah
sebesar harga standar yaitu harga taksiran yang mencerminakn harga yang
diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu. Pada saar dipakai, bahan mentah
dibebankan kepada produk pada harga standar tertentu.
f. Metode rata rata harga pokok bahan baku akhir bulan
Dalam metode ini, pada tiap akhir bulan dilakukan penghitungan harga pokok rata
rata per satuan tiap jenis persediaaan bahan mentah yang ada di gudang. Harga
pokok rata rata per satuan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga bahan
mentah yang dipakai dalam produksi pada bulan berikutnya.
PENGENDALIAN BAHAN MENTAH
Anggaran bahan mentah dalam arti luas dapat berfungsi sebagai alat pengendali,
untuk itu diperlukan laporan pelaksanaan yang terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah
Dengan analisis varians sebagai berikut:

Varians Karena Jumlah Pembelian = (Jumlah Rencana - Jumlah Riil) x Harga

Rencana
Varians Karena Harga Bahan Mentah = (Harga Rencana - Harga Riil) x Jumlah

Riil
Total Varians = Varians Karena Jumlah + Varians Karena Harga

2. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Mentah


Dengan analisis varians sebagai berikut:
Varians Efisiensi = (Jumlah Rencana - Jumlah Riil) x Harga Rencana
Varians Harga = (Harga Rencana - Harga Riil) x Jumlah Riil
Total Varians = Varians fisiensi + Varians Harga
Contoh Kasus Pengendalian Bahan Mentah
PT. MITRA GARMENT memiliki data pembelian dan pemakaian bahan mentah
kain katun bulan Juli tahun 2A11 sebagai berikut:
a. Pembelian Bahan Mentah:
Direncanakan membeli bahan mentah kain katun sebanyak 10.000 mdengan

taksiran harga Rp20.000,-/m


Realisasi pembelian selama bulan Juli tersebut adalah sebanyak 10.400 m dengan

harga beli Rp22.500,-/m


b. Pemakaian Bahan Mentah untuk keperluan produksi:
Pada Bulan Juli direncanakan berproduksi sebanyak 2.000 unit barang jadi dengan
SUR 3 M dan harga standar Rp20.000,-/m
Buatlah Laporan Pelaksanaan pembelian dan pemakaian bahan mentah dan
analisa varians untuk setiap laporan.
Penyelesaian Kasus Pengendalian Bahan Mentah
a. Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah Juli 2A11
Keterangan

Rencana

Realisasi

Jumlah yg dibeli
Harga/unit
Jumlah (Rp)

10.000
Rp20.000
Rp200 juta

10.400
Rp22.500
Rp234 juta

Penyimpangan
Jumlah
%
400
4
Rp2.500
12,5
Rp34 juta
17

Analisis varians
1. Varians Karena Jumlah Pembelian = (Jumlah Rencana - Jumlah Riil) x Harga
Rencana = (10.000 m -10.400 m) x Rp20.000,-/m = Rp8 juta (merugikan)
2. Varians Karena Harga Bahan Mentah = (Harga Rencana - Harga Riil) x Jumlah
Riil = (Rp20.000/m - Rp22.500/m) x 10.400 = Rp26 juta (merugikan)

3. Total Varians = Varians Karena Jumlah + Varians Karena Harga = Rp8 juta +
Rp26 juta = Rp34 juta (merugikan)
b. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Mentah Juli 2A11
Rencana yg

Penyimpangan
Total
%
0
0
0,10
3,33

Keterangan

Rencana

Produksi (unit)
S U R (unit)
Bhn mentah

2.000
3.000

disesuaikan
2.050
3

yg dipakai (m)
Harga/unit

6.000

6.150

5.945

205

3,33

Rp20.000
Rp120

Rp20.000

Rp22.500
Rp133,7625

Rp2.500
10,7625

12,50

juta

Rp123 juta

juta

juta

8,75

(Rp/m)
Jumlah (Rp)

Realisasi
2.050
2,90

Analisis varians
1. Varians Efisiensi = (Jumlah Rencana - Jumlah Riil) x Harga Rencana = (6.150 m 5.945 m) x Rp20.000/m = Rp4,1 juta (merugikan)
2. Varians Harga = (Harga Rencana - Harga Riil) x Jumlah Riil =(Rp20.000,-/m Rp22.500,-/m) x 5.945 = Rp14,8625 juta (merugikan)
3. Total Varians = Varians fisiensi + Varians Harga =Rp4,1 juta + Rp14,8625 juta =
Rp10,7625 juta (merugikan)
Contoh Kasus Perencanaan Dan Pengendalian Bahan Mentah
Dalam rangka penyusunan Anggaran Bahan Mentah tahun 2A11 perusahaan
ANGGARJAYA mengumpukan data-data sebagai berikut:
1. Rencana Produksi tahun 2A11
Produksi
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2

(unit)
3.400
3.400

Produksi
Periode
Triwulan 3
Triwulan 4

(unit)
3.500
3.700

2. Standar pemakaian bahan mentah per unit, harga bahan mentah dan persediaan
awal tahun 200X masing-masing bahan mentah.

Jenis Bahan Mentah

SUR

Harga/uni

Persediaan Awal

(kg)

t (Rp/kg)

(kg)

Bahan Mentah A
Bahan Mentah B

0,35
0,50

400
300

100
200

3. Rencana persediaan akhir bahan mentah perusahaan untuk setiap triwulan tahun
2A11
4. Realisasi Pembelian dan Pemakaian Bahan Mentah
a. Pada triwulan I terjadi pembelian bahan mentah A sejumlah 1.000 unit dengan
harga beli per kg Rp500, sedangkan unit pembelian untuk bahan mentah B adalah
b.

1.750 unit dengan harga per kg Rp350


Pemakaian bahan mentah untuk triwulan II khusus bahan mentah B adalah:
Jumlah unit produk yang dihasilkan adalah 3.600 unit
Jumlah kebutuhan bahan mentah yang sesungguhnya terjadi adalah 1.620 kg
Biaya bahan mentah langsung Rp461.700
Berdasarkan data tersebut diminta:

a.
b.
c.
d.

Menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah secara terperinci tahun 2A11


Menyusun anggaran pembelin bahan mentah A secara terperinci tahun 2A11
Menyusunanggaran biaya bahan mentah secara terperinci tahun 2A11
Menyusun Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah A khusus triwulan I

Tahun 2A11 disertai analisis varians


e. Menyusun Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah A khusus triwulan II
Tahun 2A11 disertai analisis varians
Penyelesaian Kasus Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah
PT. ANGGAJAYA
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah
Tahun 2A11
Bahan Mentah A
Keteranga
n
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total

Produks

SUR

i (unit) (kg/u)
3400 0,35
3400 0,36
3500 0,37
3700 0,38
14.000

Bahan Mentah B
SUR

Kebutuha

Produks

(kg/u

Kebutuha

n (kg)
1.190
1.190
1.225
1.295
4.900

i (unit)
3400
3400
3500
3700
14.000

)
0,5
0,6
0,7
0,8

n (kg)
1.700
1.700
1.750
1.850
7.000

PT. ANGGAJAYA
Anggaran Pembelian Bahan Mentah A

Kebutuha

Kebutuha

Perse

Pembelian

Keteranga

n Bahan

Persed

Harga

Mentah

. Akhir

Sementra

Awal

Unit

(unit/Rp

Jumlah

(kg)

(kg)

(kg)

(kg)

(kg)
1.20

(Rp)

Triwulan 1

1.190

110

1.300

100

0
1.20

400

480.000

Triwulan 2

1.190

120

1.310

125

0
1.23

400

480.000

Triwulan 3

1.225

125

1.350

120

0
1.30

400

492.000

Triwulan 4

1.295

135

1.430

125

5
4.93

400

522.000
1.974.00

Total

4.900

5.390

Tahun 2A11
PT. ANGGAJAYA
Anggaran Biaya Bahan Mentah Yang Habis Dipakai
Tahun 2A11
Bahan Mentah A
Harga
Jml

Keteranga
n

Kebutuha

(Rp/kg

n (kg)
1.190
1.190
1.225
1.295

)
400
400
400
400

Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Total

Bahan Mentah B
Harga
Jml

Biaya

Kebutuha

(Rp/kg

(Rp)
476.000
476.000
490.000
518.000
1.960.00

n (kg)
1.700
1.700
1.750
1.850

)
300
300
300
300

7.000

4.900

Biaya
(Rp)
510.000
510.000
525.000
555.000
2.100.00

PT. ANGGAJAYA
Laporan Pelaksanaan Pembelian Triwulan I 2A11 Bahan Mentah A
Tahun 2A11
Keterangan
Jumlah yg dibeli
Harga/unit

Rencana

Realisasi

1.200
400

1.000
500

Penyimpangan
Jumlah
%
200
4
100 12,

Jumlah (Rp)

480.000

500.000

20.000 (Rugi)

5
17

PT. ANGGAJAYA
Laporan Pelaksanaan Pembelian Triwulan I 2A11 Bahan Mentah B
Tahun 2A11
Keterangan

Rencana

Rencana yg

Realisasi

Penyimpangan
Total
%
0
0
0,05
10

Produksi (unit)
S U R (unit)
Bhn mentah

3.400
0,5

disesuaikan
3.600
0,5

yg dipakai (m)
Harga/unit

1.700

1.800

1.620

180

10

Rp300
510.000

300
540.000

285
461.700

15
78.300

5
14,5

(Rp/m)
Jumlah (Rp)

3.600
0,45

Analisis varians
1. Varians Karena Jumlah Pembelian = (Jumlah Rencana - Jumlah Riil) x Harga
Rencana = (1.200 kg - 1.000 kg) x Rp400/kg = Rp80.000 (menguntungkan)
2. Varians Karena Harga Bahan Mentah = (Harga Rencana - Harga Riil) x Jumlah
Riil = (Rp400/kg - Rp500/kg) x 1.000 kg = Rp100.000 (merugikan)
3. Total Varians = Varians Karena Jumlah + Varians Karena Harga = Rp80.000 +
Rp100.000 = Rp20.000 (merugikan)

KASUS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN MENTAH


Dalam rangka penyusunan anggaran bahan mentah, perusahaan MITRA
LESTARI mengumpulkan data data pada tahun 2011 sebagai berikut :
a. Secara rinci produksi setiap triwulan adalah sebagai berikut:
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4

Unit Produksi
20.000 unit
24.000 unit
25.000 unit
26.000 unit

b. Standar pemakaian bahan mentah per unit, harga bahan mentah dan
persediaan awal tahun 2011 masing masing bahan mentah
Jenis Bahan
Bahan Mentah A
Bahan Mentah B

SUR (kg)
5
4

Harga/unit (Rp/kg)
2.500
3.500

Persediaan Awal (kg)


5.000
2.000

c. Rencana persediaan akhir bahan mentah perusahaan untuk setiap triwulan


tahun 2011
Periode
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4

Bahan mentah A (kg)


2.000
3.000
4.000
5.000

Bahan Mentah B (kg)


5.000
6.000
7.000
4.000

d. Data pembelian dan pemakaian bahan mentah sebagai berikut:


i.
Pembelian Bahan Mentah :
Realisasi pembelian pada triwulan 1 adalah sebanyak 10.000 kg denga harga beli

RP 2.250,-/kg
Pemakaian bahan mentah untuk keperluan produksi :
Pada triwulan II direncanakan berproduksi sebanyak 22.500/unit barang jadi

dengan SUR 3kg dengan harga standar Rp20,-/kg


Ternyata realisasi produksi sebanyak 2.050 unit dan setiap unit dengan standar

ii.

pemakaian bahan mentah A sebesar 5,5kg per unit, dan untuk bahan mentah B
sebesar 4,5kg per unit. Harga beli bahan mentah A per kg adalah Rp 250,-/kg

sedangkan harga beli bahan mentah B per kg adalah Rp 3000,-/kg


Berdasar data tersebut diminta :
Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah pada tahun 2011 secara terperinci.
Menyisun Anggaran Pembelian untuk kedia bahan mentah terseut selama tahun

2011 tersebut secara terperinci.


Menyusun Anggaran Persediaan Bahan Mentah untuk produksi selama tahun 2011

secara terperinci
Membuat Laporan Pelaksanaan pembelian dan pemakaian bahan mentah dan
analisa varians untuk setiap laporan.
Penyelesaian Kasus Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah

1. Menyususn Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah pada tahun 2011 secara


terperinci.
Periode

Unit

Bahan Mentah A
SUR
Kebutuhan

Produksi
(unit)
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Jumlah

(kg/unit)

Bhan Mentah

5
5
5
5

(kg)
100.000
120.000
125.000
130.000
475.000

20.000
24.000
25.000
26.000
95.000

Bahan Mentah B
SUR
Kebutuhan
(kg/unit)

Bhan Mentah

4
4
4
4

(kg)
80.000
96.000
100.000
104.000
380.000

2. Menyusun Anggaran Pembelian untuk kedua bahan mentah tersebut


selama tahun 2011 secara terperinci
Anggaran Pembelian Bahan Mentah A
Periode

Kbutuha

Prsdiaa

Kbutuha

Prsdiaa

Pembelian
Harga
Jumlah
(Rp/kg
(Rp)

n
Bhn

n
Akhr(kg

Mntah

n
n
Smentara Awal(kg
(kg)
)

Triwula

(kg)
100.000

2.000

102.000

5.000

97.000

2.500

242.500.000

n1
Triwula

120.000

3.000

123.000

2.000

121.00

2.500

302.500.000

2.500

315.000.000

2.500

327.500.000

Unit
Beli
(kg)

n2
Triwula

125.000

4.000

129.000

3.000

0
126.00

n3
Triwula

130.000

5.000

135.000

4.000

0
131.00

n4
Jumlah

0
475.00

475.000

1.187.500.00
0

Anggaran pembelian Bahan Mentah B


Periode

Kbutuha

Prsdiaa

Kbutuha

Prsdiaa

n
Bhn

n
Akhr(kg

n
n
Smentara Awal(kg

Unit
Beli

Pembelian
Harga
Jumlah
(Rp/kg
(Rp)

Mntah

(kg)

Triwula

(kg)
80.000

5.000

85.000

2.000

83.000

3.500

290.500.000

n1
Triwula

96.000

6.000

102.000

5.000

97.000

3.500

339.500.000

n2
Triwula

100.000

7.000

107.000

6.000

101.00

3.500

353.500.000

7.000

0
101.00

3.500

353.500.000

n3
Triwula

104.000

n4
Jumlah

380.000

4.000

108.000

(kg)

0
382.00

1.337.000.00

0
0
3. Menyusun Anggaran Persediaan Bahan Mentah selama tahun 2011 secara
terperinci
Periode

Bahan Mentah A
Kebutuhan
Harga
Jumlah
(kg)

(Rp/kg)

Biaya (Rp)

2.500
2.500
2.500
2.500
2.500

12.500.000
5.000.000
7.500.000
10.000.000
12.500.000

Bahan mentah B
Kebutuhan
Harga
Jumlah
(kg)

(Rp/kg)

Biaya (Rp)

3.500
3.500
3.500
3.500
3.500

7.000.000
17.500.000
21.000.000
24.500.000
14.000.000

Persediaan
Awal
Triwulan 1
Triwulan 2
Triwulan 3
Triwulan 4
Persediaan

5.000
2.000
3.000
4.000
5.000

2.000
5.000
6.000
7.000
4.000

Akhir
4. Menyusun Anggaran Biaya Bahan Mentah untuk Produksi selama tahun
2011 secara terperinci
Periode

Bahan Mentah A
Kebutuhan Harga
Jumlah

Bahan mentah B
Kebutuhan Harga
Jumlah

Triwulan

(kg)
100.000

(Rp/kg)
Biaya (Rp)
2.500
250.000.000

(kg)
80.000

1
Triwulan

120.000

2.500

300.000.000

2
Triwulan

125.000

2.500

312.500.000

(Rp/kg)
3.500

Biaya (Rp)
280.000.000

96.000

3.500

336.000.000

100.000

3.500

350.000.000

Triwulan

130.000

4
Jumlah

475.000

2.500

325.000.000

104.000

1.187.500.000

380.000

3.500

364.000.000
1.330.000.000

5. Membuat Laporan Pelaksanaan Pembelian dan Pemakaian bahan mentah


dan Analisa Varians untuk setiap laporan.
PT. MITRA LESTARI
Laporan Pelaksanaan Pembelian Triwulan II Bahan Mentah B
Tahun 2011
Keterangan

Rencana

Unit Beli (Rp)


Harga/unit
(Rp/Kg)
Biaya Pembelian

Realisasi

97.000
2.500

100.000
2.250

242.500.000

225.000.000

Penyimpangan
Total
%
3.000
3,09
-250
-10,00
-17.500.000

-7,22

(Rp)
Analisis Varians :
1. Varians Karena Jumlah Pembelian
= (Jumlah Rencana Jumlah Rill) Harga Rencana
= (97.000 kg 100.000 kg) Rp 2.500/kg = Rp 7.500.000 (merugikan)
2. Varians Karena Harga Bahan Mentah
= (Harga Rencana Harga Rill) Jumlah Rill
= (Rp 2.500/kg 2.250/kg) 100.000 kg = Rp 25.000.000 (menguntungkan)
3. Total Varians
= Varians karena jumlah + Varians karena Harga
= Rp 7.500.000,- + Rp 25.000.000,- = Rp 17.500.000 (menguntungkan)
PT. MITRA LESTARI
Laporan Pelaksanaan Pembelian Triwulan II Bahan Mentah B
Tahun 2011
Keterangan

Rencana

Rencana yang

Realisasi

Penyimpangan
Total
%

24.000
4
96.000

Disesuaikan
22.500
4
90.000

22.500
5
101.250

1
11.250

0
12,50
12,50

Bahan
Hrga Bahan

3.500

3.500

3.000

-500

-14,29

(Rp/kg/unit)
Jumlah

336.000.000

315.000.000

303.750.000

-11.250.000

-3,57

Unit Produksi
SUR (kg/unit)
Kebutuhan

(Rp/kg/unit)
Analisa Varians
1. Varians Efisiensi
= ( jumlah Rencana - jumlah rill) Harga Rencana
= (90.000kg - 101.205 kg) Rp3.500/kg = Rp39.375.000,- (merugikan)
2. Varians Harga
= ( harga Rencana harga rill) Jumlah rill
= (Rp 3.500/kg - Rp 3.000/kg ) 101.205 kg = Rp500.625.000,(menguntungkan)
3. Total Varians
= Varians Efisiensi varians Harga
= Rp 39.375.000,- + Rp 50.625.000,- = Rp11.250.000,- (menguntungkan)
C. PENUTUP
Pengelolaan besarnya bahan mentah sebagai persediaan memiliki banyak
manfaat, antara lain dapat mengurangi biaya juga untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.pengelolaan bahan mentah ini bermaksud untuk menentukan berapa
banyak dan kapan sebaiknya pemesanan dilakukan. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi tingkat persiapan yang terlau besar yang dimaksudkan untuk menghindari
kekurangan persediaan namun berdampak pada tingginya biaya simpan. Oleh
karena itu,perlu dipelajari teknik yang dapt menjamin jumlah bahan mentah yang
paling ekonomis, yakni jumlah pembelian paling ekonomis dan waktu pembelian
yang paling tepat.
Untuk menjaga kelancaran proses produksi, perusahaan tidak cukup hanya
menentukan jumlah bahan mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan (saat
yang tepat) pemesanan bahan mentah yang dilakukan agar bahan mentah tersebut
dapat datang pada saat dibutuhkan.

DARTAR RUJUKAN

Adisaputro, Gunawan,. Anggraini, Yunita. 2007. Anggaran Bisnis. Yogyakarta:


UPP STIM YKPN .

Anda mungkin juga menyukai