Anda di halaman 1dari 8

Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

ANGGARAN BAHAN MENTAH

PENGERTIAN DAN TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH


Bahan mentah merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Secara
tradisional diklasifikasikan menjadi bahan mentah langsung (raw material/direct material), bahan mentah
tidak langsung (bahan pembantu/indirect material).
Bahan mentah langsung merupakan bahan langsung (direct material), yaitu bahan yang
membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau
bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk.
Bahan mentah tidak langsung secara umum didefinisikan sebagai bahan mentah yang digunakan
dalam proses produksi, namun biayanya tidak dapat ditelusuri secara langsung pada setiap produk.
Perencanaan bahan mentah meliputi semua anggaran yang berhubungan dan merencanakan
secara lebih terperinci mengenai penggunaan bahan mentah ataupun suku cadang untuk proses produksi
selama periode yang akan datang.

Adapun tujuan penyusunan anggaran bahan baku. Antara lain:


1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah
2. Meperkirakan jumlah pembelian bahan mentah
3. Memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian bahan mentah
4. Memperkirakan komponen Harga Pokok Produksi (HPP) dengan adanya pemakaian bahan mentah
untuk proses produksi (Product Costing)
5. Pengendalian bahan mentah

ANGGARAN BAHAN MENTAH

Anggaran Anggaran Anggaran Anggaran Biaya


Kebutuhan Pembelian Persediaan Bahan Mentah
Bahan Mentah Bahan Mentah Bahan Mentah untuk Produksi

PENGERTIAN DAN TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH


Anggaran ini merencanakan secara terperinci tentang jumlah unit bahan mentah dan suku cadang
yang dibutuhkan untuk berproduksi selama periode yang akan datang. Anggaran ini harus menentukan
jumlah tiap bahan mentah dan suku cadang menurut waktu, produk, dan pusat tanggung jawab.

1 | Anggaran Bahan Mentah


Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

Anggaran bahan mentah hanya mencakup jumlah (bukan biaya) atas bahan mentah langsung.
Jumlah yang dianggarkan dari setiap bahan mentah yang diperlukan untuk tiap produksi jadi harus
ditentukan dalam anggaran kebutuhan bahan mentah menurut periode sementara (bulanan atau
triwulan) dan menurut pusat tanggung jawab.
Tujuan dari pembuatan anggaran kebutuhan bahan mentah adalah untuk menyediakan data untuk
menyusun anggaran bahan mentah yang lain, yang secara terperinci bertujuan untuk:
1. Memberi data kepada bagian pembelian, sehingga bagian pembelian dapat melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian pembelian bahan mentah dengan baik.
2. Memberi data untuk penyusunan anggaran biaya bahan mentah setiap jenis produk.
3. Menentukan tingkat persediaan yang optimal.
4. Sebagai dasar perencanaan dan pengendalian pemakaian bahan mentah.

Dalam anggaran kebutuhan bahan mentah tercantum materi berikut:


1. Jenis barang jadi yang dihasilkan
2. Jenis bahan mentah yang digunakan
3. Departemen yang dilalui dalam proses produksi
4. Standar penggunaan bahan mentah (SUR – Standard Usage Rate)
5. Waktu pemakaian bahan mentah (minggu/bulan/triwulan/semester)

𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ = 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 × 𝑆𝑈𝑅

CONTOH KASUS PENYUSUNAN ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH


Selama 2 tahun terakhir MITRA GARMENT memproduksi 2 macam produk, yakni jas dan kemeja.
Perusahaan merencanakan akan memproduksi 600 unit jas dan 900 kemeja.

Triwulan Jas (unit) Kemeja (unit)


Triwulan 1 20% 20%
Triwulan 2 30% 30%
Triwulan 3 25% 25%
Triwulan 4 25% 25%

Standar pemakaian bahan mentah (SUR)

SUR
Jenis Produk
Kain Motif (m) Kain Polos (m)
Jas 2 3
Kemeja 1 2

Berdasar data tersebut diminta menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah pada tahun 2011 secara
terinci!

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH


Anggaran pembelian bahan mentah menentukan jumlah yang direncanakan untuk bahan mentah
dan suku cadang yang dibeli, biaya yang diperkirakan dan tanggal waktu pengiriman. Anggaran ini dapat
diartikan sebagai rencana tentang kuantitas bahan mentah yang harus dibeli oleh perusahaan dalam
periode mendatang.

2 | Anggaran Bahan Mentah


Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

Anggaran pembelian menspesifikasi;


 Jumlah setiap bahan mentah dan suku cadang yang akan dibeli.
 Penentuan waktu pembelian
 Perkiraan besarnya biaya bahan mentah dan suku cadang yang akan dibeli (unit dan nilai).

Perbedaan Antara anggaran pembelian ini dengan anggaran kebutuhan bahan mentah adalah:
 Anggaran pembelian menspesifikasi kuantitas yang berbeda dari tiap jenis bahan dan suku cadang.
Perbedaan dalam jumlah yang dihasilkan dari perubahan tingkat persediaan bahan dan suku cadang
yang direncanakan.
 Anggaran kebutuhan bahan mentah hanya menspesifikasi kuantitas bahan mentah, sedangkan
anggaran pembelian mencakup kuantitas maupun nilainya.

Kebutuhan bahan mentah xxx


Persediaan akhir bahan mentah xxx +
Jumlah kebutuhan sementara xxx
Persediaan awal bahan mentah xxx -
Unit bahan mentah yang dibeli xxx

𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ = 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑙𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ × ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑙𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

CONTOH KASUS PENYUSUNAN ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH


PT. MITRA GARMENT adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dan menjual jaket kulit yang
menggunakan 2 macam bahan mentah yakni kain satin dan kulit. Pada saat ini pimpinan perusahaan mulai
menyusun rencana pembelian bahan mentah untuk tahun 2011. Sebagian dari rencana yang telah disusun
adalah:
Periode Produksi (unit)
Triwulan 1 5.000
Triwulan 2 6.500
Triwulan 3 5.000
Triwulan 4 6.000

Standar pemakaian bahan mentah per unit, harga bahan mentah, dan persediaan awal masing-masing
bahan mentah
Jenis Bahan SUR (m) Harga/unit (Rp/m) Persediaan Awal (m)
Kain Satin 3 Rp20.000 1.000
Kulit 2 Rp50.000 2.000

Rencana persediaan akhir bahan mentah untuk setiap triwulan:


Periode Kain Satin (m) Kulit (m)
Triwulan 1 2.000 1.500
Triwulan 2 1.500 3.000
Triwulan 3 3.000 5.000
Triwulan 4 4.000 4.000

3 | Anggaran Bahan Mentah


Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

PEMBELIAN BAHAN MENTAH


Jumlah Pembelian yang Ekonomis (Economic Order Quantity – EOQ)
Economic order quantity (EOQ) adalah jumlah bahan mentah yang setiap kali dilakukan pembelian
menimbulkan biaya yang paling rendah, tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan.
Menyimpan persediaan memerlukan dana yang “berhenti” (tidak memberi hasil apa-apa dibanding
jika digunakan untuk tujuan lain), maka persediaan yang tepat sangat diperlukan, yaitu persediaan yang
cukup, tidak berlebihan maupun kekurangan.
Pada dasarnya pengelolaan besarnya bahan mentah ini berfungsi untuk:
1. Penyangga proses produksi sehingga proses tersebut dapat berjalan secara kontinu
2. Menetapkan besarnya bahan mentah yang tepat untuk disimpan sebagai sumber daya yang tetap
ada.
3. Menangkal inflasi, jika harga mengalami penurunan maka pembelian bahan mentah dapat
ditetapkan dalam jumlah besar, sedangkan jika harga naik maka perusahaan telah memiliki
persediaan yang memadai untuk kegiatan perusahaan.
4. Menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
Pengendalian dan pengelolaan bahan mentah dimaksudkan untuk menentukan berapa banyak dan
kapan sebaiknya pemesanan dilakukan, sehingga tidaka terjadi tingkat persiapan yang terlalu besar
karena menghindari kekurangan persediaan namun berdampak pada tingginya biaya simpan.
Salah satu teknik yang dapat dipilih adalah menggunakan economic order quantity. Asumsi dalam
model jumlah pesanan ekonomis adalah:
1. Permintaan diketahui dan konstan.
2. Waktu antara menempatkan pesanan dan menerima pesanan, atau waktu tenggang diketahui atau
konstan.
3. Persediaan dari suatu pesanan yang datang sebagai satu kesatuan dan pada suatu waktu tertentu.
4. Potongan jumlah tak dimungkinkan
5. Satu-satunya biaya variable adalah biaya yang menempatkan satu pesanan dan disebut biaya pesan
dan biaya menahan atau menyimpan atau membawa persediaan.
6. Bila pesanan ditempatkan pada waktu yang tepat maka kejadian kekurangan persediaan dapat
dihindari.
Apabila asumsi ini diberlakukan maka dimungkinkan membuat kebijaksanaan bahan mentah yang
dapat meminimumkan biaya total. Dengan kebijakan bahan dapat ditentukan jumlah pesanan yang
ekonomis yang berhubungan dengan penentuan seberapa banyak bahan mentah yang seharusnya
dipesan dan titik pemesanan kembali yang tepat pesanan sebaiknya dilakukan.
Untuk menghitung EOQ dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variabel:
1. Biaya pemesanan (Set Up Cost/Ordering Cost)
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan mentah. Biaya ini
berubah sesuai dengan frekuensi pemesanan. Semakin sering melakukan pemesanan, biaya ini akan
semakin besar, dan sebaliknya semakin jarang pemesanan dilakukan, biaya ini semakin kecil.

2. Biaya penyimpanan (Carrying Cost/Holding Cost)


Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyimpanan bahan mentah yang dibeli setiap kali
pembelian.

4 | Anggaran Bahan Mentah


Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

2×𝑅×𝑆 2×𝑅×𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √ 𝑎𝑡𝑎𝑢√
𝐶/𝑢 𝑃×𝐼
Dimana:
R = jumlah permintaan (bahan mentah yang akan dibeli)
S = biaya pemesanan
P = harga per satuan bahan mentah
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam % dari persediaan rata-rata
C/u = biaya penyimpanan/satuan bahan mentah

CONTOH KASUS EOQ


Suatu perusahaan menjual barang A dan ingin meminimumkan biaya bahan mentah. Permintaan tahunan
barang tersebut 10.000 unit. Biaya pesan Rp200 setiap kali pesan dan harga setiap satuan Rp50. Biaya
simpan Rp4/unit barang setiap tahun atau sebesar 8% dari persediaan rata-rata. Banyaknya hari dalam
setahun untuk melakukan analisis adalah 250 hari.

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (REORDER POINT)


Untuk menjaga kelancaran proses produksi, perusahaan tidak cukup hanya menentukan jumlah
bahan mentah yang dilakukan agar bahan mentah tersebut dapat datang pada saat dibutuhkan. Factor
pembelian bahan mentah:
1. Stock out cost (biaya kekurangan bahan mentah)
Biaya yang terpaksa harus dikeluarkan perusahaan karena bahan yang dipenuhi datangnya lebih
lambat dan waktu yang telah ditentukan.
2. Extra carrying cost (biaya penyimpanan bahan mentah)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan karena bahan yang dipesan datang lebih cepat dari waktu yang
akan ditentukan.
3. Lead time (waktu tunggu)
Jangka waktu sejak sejak dilakukannya pemesanan sampai datangnya bahan mentah yang dipesan
dan siap digunakan.

CONTOH KASUS REORDER POINT


Berdasar pada pengamatan data historis, dapat ditentukan probabilitas tentang waktu tunggu, yakni:
Lead Time Frekuensi Probabilitas
2 hari 5 kali 11,11%
3 hari 10 kali 22,22%
4 hari 15 kali 33,33%
5 hari 10 kali 22,22%
6 hari 5 kali 11,11%
Total 45 kali 100%

R = 10.000 unit P = Rp50/unit


S (PC) = Rp200 n = Rp53/unit
C/u (CC) = Rp4/unit/tahun T = 250 hari

5 | Anggaran Bahan Mentah


Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN MENTAH


Anggaran ini menentukan tingkat persediaan bahan mentah dan suku cadang yang direncanakan
dalam bentuk biaya dan jumlahnya. Anggaran persediaan bahan mentah merupakan rencana tentang
jumlah dan nilai dan bahan mentah yang menjadi persediaan dari waktu ke waktu. Hal-hal yang perlu
dirinci dalam anggaran ini sebagai berikut:
1. Jenis bahan mentah yang digunakan
2. Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
3. Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
4. Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan

CONTOH KASUS PENYUSUNAN ANGGARAN PERSEDIAAN BAHAN MENTAH


PT. MITRA GARMENT pada awal tahun 2011 memiliki persediaan 1.000 m dan harga bahan mentah stabil
selama tahun tersebut sebesar Rp60.000/m. Diketahui persediaan akhir sebagai berikut:
Bulan Jumlah (m)
Januari 1.500
Februari 2.000
Maret 2.000
April 1.800
Mei 2.000
Juni 2.000
Juli 2.000
Agustus 2.000
September 2.000
Oktober 2.000
November 2.000
Desember 1.000

Berdasarkan data tersebut diminta untuk menyusun anggaran persediaan bahan mentah tahun 2011.

ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH YANG HABIS UNTUK PRODUKSI


Anggaran ini menentukan biaya yang direncanakan untuk bahan mentah dan suku cadang yang
akan dipakai dalam proses produksi. Jika dalam anggaran bahan mentah merencanakan jumlah bahan
mentah yang dibutuhkan untuk produksi, maka dalam anggaran biaya bahan mentah merencanakan
jumlah biaya bahan mentah yang diperlukan untuk diproduksi.

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ = 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 × ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ/𝑢𝑛𝑖𝑡

CONTOH KASUS PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH


PT. MITRA GARMENT memproduksi kemeja sutra, untuk keperluan pengolahan produk diperlukan bahan
mentah berupa kain sutra dengan SUR 2m, seharga Rp100.000/m. Rencana produksi tahun 2011 sebagai
berikut:
Periode Jumlah (m)
Januari 250
Februari 250
Maret 400

6 | Anggaran Bahan Mentah


Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

Periode Jumlah (m)


Triwulan 2 900
Triwulan 3 1.100
Triwulan 4 1.000

Berdasarkan data tersebut diminta menyusun anggaran biaya bahan mentah yang habis dipakai pada
tahun 2011.

PENGENDALIAN BAHAN MENTAH


Anggaran bahan mentah dalam arti luas dapat berfungsi sebagai alat pengendali (controlling). Untuk itu
deiperlukan performance report (laporan pelaksanaan) yang terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah
Dengan analisis varian sebagai berikut:
 Varians karena jumlah pembelian
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 − 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙) × ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎

 Varians karena harga bahan mentah


(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 − ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑖𝑖𝑙) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙

 Total varians
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ + 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

2. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Mentah


 Varians Efisiensi
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 − 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙) × ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎

 Varian Harga
(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 − ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑖𝑖𝑙) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑖𝑖𝑙

 Total Varians
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠 + 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

CONTOH KASUS PENGENDALIAN BAHAN MENTAH


PT. MITRA GARMENT memiliki data pembelian dan pemakaian bahan mentah kain katun bulan Juli tahun
2019 sebagai berikut:
a. Pembelian bahan mentah
 Direncanakan membeli bahan mentah kain katun sebanyak 10.000m dengan taksiran harga
Rp20.000/m
 Realisasi pembelian selama bulan Juli tersebut adalah sebanyak 10.400m dengan harga beli
Rp22.500/m

b. Pemakaian bahan mentah untuk keperluan produksi


 Pada bulan Juli direncanakan berproduksi sebanyak 2.000 unit barang jadi dengan SUR 3m
dengan harga standar Rp20.000/m.

7 | Anggaran Bahan Mentah


Budgeting | Devi Astriani, S.E., M.Ak.

 Ternyata realisasi produksi sebanyak 2.050 unit dan setiap unit barang jadi memerlukan 2,90m
bahan mentah dengan harga beli sesungguhnya Rp22.500/m

Buatlah laporan pelaksanaan pembelian dan pemakaian bahan mentah dan analisis varians untuk setiap
laporan.

8 | Anggaran Bahan Mentah

Anda mungkin juga menyukai