Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

Anggaran Bahan Baku

A. Pengertian Anggaran Bahan Baku


Anggaran Bahan Baku adalah Semua budget yang berhubungan dan merencanakan
secara sistematis serta lebih terperinci tentang menggunakan bahan mentah untuk
proses produksi selama periode tertentu yang akan datang.
Anggaran ini dibuat dengan tujuan :
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku langsung yang diperlukan
3. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pembelian bahan baku langsung\
4. Sebagai dasar penentuan dasar pokok produksi yakni memperkiarakan komponen
harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku langsung dalam proses pokok
produksi
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengendalian bahan baku langsung
B. Sub Komponen Anggaran Bahan Baku Langsung
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku
langsung yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode yang akan
dating
2. Anggaran pembelian bahan baku langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku
langsung yang akan di beli pada periode yang akan dating dengan
mempertiombangkan factor persediaan dan kebutuhan bahan baku langsung untuk
keperluan produksi
3. Anggaran persediaan Bahan Baku Langsung
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan kuantitas fisik bahan baku
langsung yang harus disimpan sebagai persediaan

4. Anggaran Baiaya BAhan Baku Lansung yang habis dipergunakan dalam produksi
Adalah anggaran yang disusun untuk merencanakan nilai (dinayatakan dalam
satuan uang ) bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi

C. Jenis - jenis Anggaran Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku ini terdiri dari empat jenis anggaran, yaitu :
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku ( Unit of Direct Materials Used Budget )
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah disusun untuk merencanakanjumlah fisik bahan
baku langsung yang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah.Secara terperinci
anggaran ini harus dicantumkan :
a. Jenis barang jadi yang dihasilkan.
b. Jenis bahan baku yang digunakan
c. Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
d. Standar penggunaan bahan baku.
e. Waktu penggunaan bahan baku.
Standar penggunaan bahan (SP) (SUR) adalah bilangan yangmenunjukkan berapa
satuan bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang
jadi.Contoh : Standar Penggunaan = 2, untuk barang jadi A dan bahan baku X.
Artinyauntuk menghasilkan unit barang Adiperlukan 2 unit bahan baku X..
Manfaat dari anggaran kebutuhan bahan baku berguna sebagai dasar untuk
penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku dan Angaran BiayaBahan Baku.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan kebutuhananggaran bahan
baku, yaitu:
a. Anggaran Unit yang akan Diproduksi, khususnya rencana tentang jenis(kualitas)
dan jumlah (kuantitas) barang yang akan diproduksi dariwaktu ke waktu selama
periode yang akan datang. Semakin besar jumlah unit yang akan diproduksi, akan
semakin besar pula jumlah unitbahan bakunya, semakin kecil jumlah unit yang
akan diproduksi, akansemakin kecil pula jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan
untuk proses produksi
b. Berbagai standar pemakaian bahan (Standard Usage Rate ) dari masing - masing jenis
bahan baku untuk proses produksi yang telahditetapkan perusahaan. Dalam rangka
mengetahui jumlah unit bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi, pada umumnya
perusahaan telah menetapkan standar-standar pemakaian tiap-tiap jenisbahan
baku.Untuk menetapkan angka-angka standard ini dapat dilakukan dengandua
metode, yaitu :
a. Dengan cara yang mendasarkan diri pada data historis ataupengalaman dari
periode waktu yang lalu. Dengan membandingkanantara jumlah produk yang

dihasilkan pada suatu periode denganjumlah bahan baku yang digunakan untuk
berproduksi pada periodeyang sama.
b. Dengan cara yang mendasarkan diri pada penelitian-penelitiankhusus di dalam pabrik atau
dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan secara statistik.
2. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran Pembelian Bahan Baku berisi rencana kuantitas bahanbaku yang harus
dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Iniharus dilakukan secara
hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktupembelian. Apabila jumlah bahan baku yang
dibeli terlalu besar a k a n mengakibatkan berbagai resiko, misalnya bertumpuknya bahan
baku digudang yang mungkin itu dapat mengakibatkan penurunan kualitas,
terlalulamanya

bahan

baku

yang

bergiliran

untuk

diproes,

atau

biaya

penyimpananyang menjadi lebih besar.


Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu kecil, juga akanmendatangkan resiko
berupa terhambatnya kelancaran proses produksiakibat kehabisan bahan baku, serta
timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya
Jumlah Pembelian yang paling Ekonomis ( economical order quantity)
Hal yang perlu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnyakebutuhan juga besarnya
jumlah bahan baku setiap kali dilakukanpembelian, yang menimbulkan biaya paling
rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Jumlah pembelian
dapatdihitung

dengan

EOQ

(Economical

Order

Quantity).

Dalam

EOQ

inidipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat varibel, yaitu :


a. Biaya PemesananYaitu biaya biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
kegiatanpemesanan

bahan

baku.

Biaya

ini

berubah

ubah

sesuai

denganfrekuensi pemesanan, semakin tinggi pemesanannya semakin tinggipula


biaya pemesannanya. Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan jumlah
(kuantitas) bahan baku setiap kali pemesanan. Hal ini disebabkan karena
semakin besarnya jumlah setiap kali pemesandilakukan, berarti frekuensi
pemesanan menjadi semakin rendah.Contoh : biaya biaya persiapan
pemesanan, biaya administrasi,biaya pengiriman pesanan, dll.
b. Biaya PenyimpananYaitu biaya - biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
kegiatanpenyimpanan bahan baku yang telah dibeli. Biaya ini juga
berubahsesuai dengan jumlah

bahan baku yang

disimpan.

Semakin

besar jumlah bahan baku setiap kali pemesanan maka biaya penyimpananakan
semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpananmempunyai sifat yang
berlawanan dengan biaya pemesanan.

Contoh : biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya perbaikankerusakan,


dll.Dengan memperrhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlahpembelian
yang palin ekonomis dapat dihitung dengan rumus :
EOQ = 2.R.S
P. I
di mana :
R : jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam jangka waktu tertentu
S : biaya pemesanan
P : harga per unit bahan baku
I : biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam presentase daripersediaan ratarata.C/Unit : biaya penyimpanan setiap unit bahan baku.
Contoh :PT. Indiana memperkirakan kebutuhan bahan baku selam tahun
2010sebanyak 1.000kg. Setiap kali dipesan, akan dikeluarkan biaya sebesar Rp.
50,00 sebagai biaya perangko. Harga per kg bahan baku adalah Rp.20,00. Biaya
penyimpanan sebesar 50% dari persediaan rata-rata. Maka jumlah pembelian
yang paling ekonomis adalah :
Waktu Pembelian Bahan Mentah Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak
cukup ditentukanjumlah bahan baku yang dibeli. Harus ditentukan pula
kapanpemesanan bahan baku harus dilakukan agar bahan baku itu dapatdatang
tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan baku yang datangterlambat akan
mengakibatkan terganggunya kelancaran prosesproduksi. Kadang-kadang perlu
dicari bahan baku pengganti agar proses produksi tidak berhenti. Biaya-biaya
yang terpaksa dikeluarkankarena keterlambatan datangnya bahan baku disebut
Stock Out Cost. Sebaliknya, bahan mentah yang datangnya terlalu awal
akanmenimbulkan masalah pula.Harus disediakan tempat penyimpanan
danharus ditanggung pula biaya pemeliharaan ekstra. Biaya-biaya yang
dikelarkan karena bahan baku datang terlalu awal diebut ExtraCarrying Cost.
Contoh Perhitungan EOQ
Produsen Sarung jok mobil selama satu tahun memproduksi
3.200 unit dengan SUR 2. harga perunit Rp. 40. Untuk

pembelian bahan baku tersebut, diperlukan berbagai biaya


antara lain
a. Biaya penyimpanan barang digudang dihitung dari rata 2
yang di beli 12 %
b. Biaya modal yang tanamkan dalam barang, dihitung dari
harga rata rata
barang yang di beli

8%

c. Biaya persediaan pesanan


Rp. 20
d. Biaya pemeriksaan material setiap kali datang
Rp. 45
e. Biaya administrasi gudang setiap barang datang
Rp. 22
f. Biaya penyelesaian pembayaran setiap kali pembelian
Rp. 13
Ditanya
a. Menghitung besarnya EOQ
b. Menetapkan besarnya Reorder point jika di ketahui bahwa
untuk menjamin kontinuitas produksi, diperlukan safety stock
sebesar 200 m dan tenggang waktu pemesanan 10 hari
( setahun sama dengan 265 hari kerja). Hasil perhitungan yang
merupakan angka pecahan supaya di bulatkan ke atas menjadi
angka satuan
c. Jika pada neraca awal (1 Januari) bahan baku persediaannya
ada sebanyak 488 m, sedangkan pabrik mulai bekerja lagi
tanggal 3 januari, maka tanggal berapa bahan baku itu harus
dipesan dan tanggal berapa bahan baku itu tiba di gudang
perusahaan (hari produksi 29 hari)

d. Jika pabrik bekerja tanpa berhenti sejak tanggal 3 januari


sehingga akhir februari, maka berapa banyak persediaan bahan
baku yang nampak dalam neraca akhir januari dan akhir
februari
e. Susunlah anggaran pembelian bahan baku untuk januari dan
untuk februari
Jawab :
a. Pemakaian bahan baku 1 tahun
Pemakaian bahan baku satu tahun 3.200 x 2 m = 6.400 m

2*P*R
EOQ =
K*U

2 x 100 x 6.400
EOQ =
20 % x 40

= 400 m
Pemakian setahun
b. Frekuensi Pembelian setahun =
EOQ

Pemakaian 1 hari kerja 6.400 ; 356 = 18 m / hari kerja


Pemakaian selama tenggang waktu 10 hari = 10 x 18 = 180 m
Safety stock

200 m

Reoeder stock

380 m

c. Persediaan 1/1 sama dengan tanggal 2/1 malam yaitu 488 m. Pesanan
dilaksanakan saat persediaan 380 yaitu jatuh pada (488 380 : 18 = 180 ; 18 = 6
hari) yaitu tanggal (2 + 6) = 8/1 dan bahan baku masuk tanggal 10 + 8 = 18/1
dan selanjutnya barang harus masuk selang 22 hari yaitu (18 + 22 = 40 31 = 9)
tanggal 9/2, (9 + 22 = 31 28) 3/3 dan seterusnya
d. Persediaan 1/1

488 m

Persediaan

366 m

Bahan baku masuk

400 m

Bahan baku masuk

400 m

Jumlah

888 m

Jumlah

766 m

Pemakaian 29 x 18

522 m

Pemakaian 28 x 18

504 m

Persediaan 31/1

366

Persediaan 28/2

262 m

e. Anggaran pembelian bahan januari Anggaran pembelian bahan pebruari


Pemakaian 29 x 18

522 m

Pemakaian 28 x 18

504 m

Persediaan 31/1

366 m

Persediaan 28/2

262 m

Jumlah

888 m

Jumlah

766 m

Persediaan 1/1

488 m

Persediaan

366 m

Pembelian (18/1)

400 m

Persediaan (9/2)

400 m

Rp / unit

Rp. 40

Nilai Pembelian Rp. 16.000

Rp/unit

Rp. 40

Nilai Pembelian Rp. 16.000

Perusahaan akan menyusun anggaran material tahun 2007 dengan data sebagai berikut :
a. Anggaran produksi tahun 2007
Tri Wulan

Produksi Unit

6500

6000

4000

4000

b. Standar pemakaian material (SUR) 2 Kg, Persediaan awal material 6000 kg @ Rp.
1.000. Persediaan akhir material 5000 Kg, pembelian material di rencanakan 4 kali

dalam tahun 2007 dengan jumlah yang sama pada setiap pembelian dengan perkiraan
harga / kg sebagai berikut :
Pembelian 1 : Rp. 1100, Pembelian 2 : Rp. 1200, Pembelian 3 : Rp. 1.300 dan
Pembelian ke 4 : Rp. 1.400. Dari data tersebut tentukan :
1. Anggaran kebutuhan material per triwulan tahun 2007
2. Anggaran pembelian material
3. Anggaran penggunaan material
4. Anggaran persediaan material
Jawab :
1. Anggaran kebutuhan material per tri wulan tahun 2007
Tri Wulan

Produksi

SUR

Jumlah (Kg)

6.500

13.000

6.000

12.000

4.000

8.000

4.000

8.000

2. Anggaran pembelian material


Kebutuhan material
41.000 Kg
Persedaiaan akhir
5.000 Kg
Jumlah
46.000 Kg
Persediaan Awal
6.000 Kg
Pembelian material
40.000 Kg
Setiap kali pembelian = 40000/4 = 10.000 Kg
Anggaran biaya pembelian material
Pembelian ke

Quantity (kg)

Harga / Kg (Rp)

Jumlah (Rp)

10.000

1.100

11.000

10.000

1.200

12.000

10.000

1.300

13.000

10.000

1.400

14.000
50.0000

3. Anggaran penggunaan dan persediaan material tahun 2007


1. Penilaian pembelian akhir dengan metode FIFO
Anggaran biaya pembelian material (40.000 Kg) Rp. 50.000

Nilai persediaan awal (6000 Kg x Rp. 1.000)


Rp. 6.000
Jumlah
Rp. 56.000
Nilai persediaan akhir (5.000 Kg x Rp. 1.400)
Rp. 7.000
Anggaran penggunaan material
Rp. 49.000
2. Penilaian persediaan akhir dengan metode LIFO
Anggaran biaya pembelian material (40.000 Kg)
Rp. 50.000
Nilai persediaan awal (6.000 Kg x Rp. 1.000)
Rp. 6.000
Jumlah
Rp. 56.000
Nilai persediaan akhir (5.000 Kg x Rp. 1.000)
Rp. 5.000
Anggaran penggunaan material
Rp. 51.000
3. Penilaian persediaan akhir dengan metode AVERAGE
Anggaran biaya pembelian material
Rp. 50.000.000
Nilai persediaan awal (6.000 Kg x Rp. 1.000)
Rp. 6.000.000
Jumlah
Rp. 56.000.000
Nilai persediaan akhir
Rp. 6.085.000
Anggaran penggunaan material

Rp. 49.915.000

Kerjakan :
Perusahaan Abdi Isin sedang memproduksi 2 jenis rokok yakni kualitas A untuk pasar luar
negeri dan kualitas B untuk pasar dalam negeri. Anggaran yang disusun di bagi menurut
bulan (Untuk Tri wulan 1) dan tri wulan untuk sisa periode yang lain. Data yang tersedia
sebagai berikut :
Kualitas

Tri WUlan I

Tri Wulan

Tri Wulan

Tri WUlan

II

III

IV

Januari

Pebruari

Maret

5.000

4.500

15.000

15.000

18.000

12.000

9.000

8.000

9.500

30.000

20.000

18.000

b. Bahan baku yang digunakan ada 3 macam yaitu tembakau, cengkeh dan bahan kertas.
Kebutuhan tiap boks masing masing kualitas adalah sebagai berikut :
Kualitas

Bahan Baku
Tembakau

Cengkeh

Kertas

c. Harga bahan baku tiap unit adalah :


Bahan Baku

Harga Per unit

Tembakau

Rp. 500

Cengkeh

Rp. 300

Kertas

Rp. 250

d. Daftar persediaan akhir masing masing bulan / tri wulan untuk masing masing bahan
baku (unit) adalah :
Bulan / Tri Wulan

Bahan Baku
Tembakau

Cengkeh

Kertas

Januari

60.000

100.000

122.000

Pebruari

60.000

100.000

125.000

Maret

62.000

103.000

135.000

Tri Wulan II

65.000

108.000

140.000

Tri Wulan III

68.000

104.000

130.000

Tri Wulan IV

70.000

100.000

125.000

e. Jumlah persediaan awal untuk masing masing bahan baku :


Bahan BAku

Persediaan Awal (unit)

Harga perunit

Tembakau

60.000

Rp. 500

Cengkeh

100.000

Rp. 350

Kertas

120.000

Rp. 300

Dengan data tersebut hitunglah :


1. Anggaran kebutuhan bahan baku, untuk produksi satu tahun terperinci menurut jenis
bahan baku yang di butuhkan masing masing kualitas produk

2. Anggaran pembelian bahan baku, terperinci menurut jenis material yang harus di
sediakan untuk masing masing bulan dan tri wulan
3. Anggaran persediaan bahan baku dengan menggunakan metode FIFO
4. Anggaran biaya menurut kualitas rokok, bahan mentah dan waktu

Anda mungkin juga menyukai