OLEH :
ANGGOTA KELOMPOK :
MATA KULIAH:
PENGANGGARAN
DOSEN PEMBIMBING
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai materi penggaran yaitu “Anggaran Biaya
Bahan Mentah”dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran.
Kami menyadari, masih banyak kekurangan yang dibuat dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan untuk perbaikan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang penting
karena bahan baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi. Perusahaan harus
selalu mempertimbangkan secara masak tentang berapa besarnya jumlah bahan baku
yang harus ada sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu, perusahaan
perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku maupun biaya yang ditimbulkan.
Untuk menjaga kelancaran produksi harus dipertimbangkan secara matang mengenai
tersediannya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan produksi jangka pendek
maupun jangka panjang.
Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat
dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana
kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang.
Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui anggaran bahan baku
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan penyusunan anggaran bahan baku
1.3.3 Untuk mengetahui jenis - jenis anggaran bahan baku
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Mentah
Secara ringkas tujuan penyusunan anggaran bahan mentah dapat dikatakan sebagai berikut :
5
Sebagian bahan mentah disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan
dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan mentah yang digunakan
dalam satuan uang.
Telah diterangkan bahwa bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi
dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung dan tak langsung. Anggaran kebutuhan
bahan mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah langsung yang
diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Secara terperinci pada anggaran ini harus
dicantumkan:
Standar penggunaan bahan (SP) adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan
baku yang diperlukan untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.
1. Perkiraan langsung
Cara ini mengandung banyak resiko, antara lain berupa terlalu besar atau terlalu kecilnya
perkiraan. Karena itu cara ini lebih baik diserahkan pada pihak-pihak yang telah
berpengalaman dalam memproduksi barang yang sama pada waktu-waktu sebelumnya. Bagi
mereka cara ini lebih menguntungkan karena :
Lebih mudah
Lebih cepat
Lebih ringan biayanya
6
II. Anggaran Pembelian Bahan Mentah
Anggaran Pembelian Bahan Baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang
harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara
hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan berbagai
resiko, misalnya bertumpuknya bahan baku di gudang yang mungkin itu dapat
mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya bahan baku yang bergiliran untuk
diproes, atau biaya penyimpanan yang menjadi lebih besar. Apabila jumlah bahan baku
yang dibeli terlalu kecil, juga akan mendatangkan resiko berupa terhambatnya
kelancaran prose produksi akibat kehabisan bahan baku, serta timbulnya biaya tambahan
untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.
Hal yang perlu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga
besarnya jumlah bahan baku setiap kali dilakukan pembelian,yang menimbulkan
biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Jumlah
pembeliaN dapat dihitung dengan EOQ (Economical Order Quantity). Dalam EOQ ini
dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat varibel, yaitu :
1) Biaya Pemesanan
Seperti:
2) Biaya Penyimpanan
7
penyimpanan akan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan
mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan.
Seperti:
Biaya pemeliharaan;
Biaya asuransiadministrasi;
Biaya perbaikan kerusakan.
Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah pembelian yang paling
ekonomis dapat dihitung dengan rumus:
Dimana :
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu.
S = biaya pemesanan.
P = harga per unit bahan mentah.
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari persediaan rata-rata.
EOQ = √(2R.S)/(C/unit)
Keterangan :
C / Unit = Biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah.
Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup hanya ditentukan jumlah
bahan mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan mentah, hal ini
harus dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan
mentah yang datang terlambat dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran proses
produksi, sebaliknya bahan mentah yang datang terlalu awal akan menimbulkan masalah
pula. Karena itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan mentah perlu diperhatikan
faktor LEAD TIME. Setelah sitentukan faktor lead time, maka dapat ditentukan REORDER
POINT.
Lead Time.
Merupakan jangka waktu tunggu suatu barang sehingga pada saat barang tersebut datang
dapat langsung digunakan.
8
Re-order Point.
Merupakan suatu titik aman bagi perusahaan untuk melakukan pemesanan kembali untuk
bahan mentah yang di butuhkan sehingga barang yang sudah tiba dapat langsung di
gunakan tepat pada waktunya.
Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang, perlu
diperhatikan faktor-faktor :
a) Lead time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya (data historis)
b) Extra-carrying cost
c) Stock out cost
Dalam melakukan pengamatan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data, untuk
kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.
Telah diuraikan di muka bahwa anggaran pembelian bahan mentah dapat disusun
apabila total kebutuhan bahan mentah untuk suatu periode telah ditentukan, dengan
perhitungan sebagai berikut.
Persediaan Akhir..........................................xx
Persediaan Awal.................................xx
±
Dengan mencantumkan harga per satuan bahan mentah, maka dapat dihitung jumlah
uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembelian bahan mentah.
9
Dalam penyusunan anggaran kebutuhan bahan mentah dan anggaran pembelian bahan
mentah di muka, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan
mentah selalu diperhitungkan.
Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda.
Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan
menjadi:
Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu digunakan untuk
produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula
diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan mentah di
gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya. Sebaliknya dalam
kebijaksanaan LIFO, harga bahan mentah yang masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai
untuk menentukan nilai bahan mentah yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian
fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.
Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana yang dipilih.
Hal ini penting dalam rangka penyusunan anggaran persediaan bahan mentah dan anggaran
biaya bahan mentah yang habis digunakan, karena adanya faktor perbedaan harga dari waktu
ke waktu. Harga bahan mentah mungkin berbeda dari waktu ke waktu, dan ini perlu
diperhatikan karena nilai bahan mentah yang ada di dalam gudang dan yang dipakai untuk
produksi juga berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu harus diperhitungkan, apakah bahan
mentah digunakan secara FIFO atau LIFO.
Besarnya bahan mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor, seperti :
a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu (ini dapat dilihat dalam Anggaran
produksi)
b. Volume bahan mentah minimal, yang disebut safety stock (persedian besi)
c. Besarnya pembelian yang ekomomis
d. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan mentah pada waktu-waktu mendatang
e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah
f. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak
Persediaan Besi
Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan
untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Di muka telah disinggung sedikit bahwa
persediaan bahan besi merupakan salah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan saat dilakukannya pemesanan bahan baku (Re Order Period). Besarnya
persediaan bahan besi ditentukan oleh berbagai faktor yakni :
10
1) Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan mentah yang dipesan, apakah selalu tepat
waktunya atau tidak.
2) Jumlah bahan mentah yang dibeli setiap kali pemesanan
3) Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan bahan mentah secara tepat
4) Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan mentah dan biaya ekstra karena
kehabisan bahan mentah
Dalam anggaran persediaan bahan mentah perlu diperincikan hal-hal sebagai berikut :
a) Jenis bahan mentah yang digunakan
b) Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
c) Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
d) Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan
IV. Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan dalam Produksi
Tidak semua bahan mentah yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini
disebabkan karena dua hal, yakni:
1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode
berikutnya.
2. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat
kehabisan bahan mentah.
Bahan mentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus dihitung
nilainya. Rencana besarnya nilai bahan mentah yang habis digunakan dalam proses produksi
dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri di sebut anggaran biaya bahan mentah yang habis
digunakan.
Manfaat disusunnya anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan antara lain adalah:
1) Untuk keperluan Product Costing, yakni perhitungan harga pokok barang yang
dihasilkan perusahaan.
2) Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan mentah.
Dalam anggaran ini standart penggunaan bahan mentah masi diperhatikan, tetapi tidak
dicantumkan lagi karena sudah dicantumkan pada Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah.
Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal :
a) Jenis bahan mentah yang diguanakan
b) Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
c) Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
11
d) Nilai masing-masing bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
e) Jenis barang yang (dihasilkan dan) menggunakan bahan mentah
f) Waktu penggunaan bahan mentah
Disini dilihat perbandingan antara rencana dan realisasi penggunaan bahan mentah.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://managing-people-for-improvement.blogspot.com/2013/06/anggaran-bahan-
mentah.html
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=80022
13