Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANGGARAN

MATERI BAB 6 ANGGARAN BIAYA BAHAN MENTAH

OLEH :

ANGGOTA KELOMPOK :

MUTIARA ANINDITA B11.2017.04677


VENNY NOVIA ARIYANTO B11.2017.04460
RISMA OKTOVIANA B11.2017.04812
GIYANI PUTRI B11.2017.04419
MUHAMMAD KENNY B11.2017.04597

MATA KULIAH:
PENGANGGARAN

DOSEN PEMBIMBING

IBU ANI SETYOWATI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmatnya
kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai materi penggaran yaitu “Anggaran Biaya
Bahan Mentah”dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Penganggaran.
Kami menyadari, masih banyak kekurangan yang dibuat dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan masukan untuk perbaikan penulisan makalah ini di masa yang akan datang.

Semarang, Oktober 2019

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin banyaknya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilakukan


berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran salah satu bentuk dari berbagai rencana
yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran.
Anggaran perusahaan mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi
perlu memiliki program yang tepat. Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya
mengejar keuntungan, dan karenannya menggunakan kriteria efisiensi sebagai alat
pengukurnya. Karena itulah perusahaan membutuhkan alat perencana dan pengendali
keuntungan. Dalam hal ini anggaran perusahaan berfungsi sebagaimana RAPBN bagi
pemerintah dalam merencanakan dan mengendalikan program pembangunan ekonomi.

Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang penting
karena bahan baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi. Perusahaan harus
selalu mempertimbangkan secara masak tentang berapa besarnya jumlah bahan baku
yang harus ada sebelum memulai suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu, perusahaan
perlu melakukan pengendalian terhadap bahan baku maupun biaya yang ditimbulkan.
Untuk menjaga kelancaran produksi harus dipertimbangkan secara matang mengenai
tersediannya bahan baku agar dapat memenuhi keperluan produksi jangka pendek
maupun jangka panjang.

Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat
dianggarkan dalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana
kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang.
Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari anggaran bahan baku ?
1.2.2 Apa tujuan penyusunan anggaran bahan baku ?
1.2.3 Apa saja jenis - jenis anggaran bahan baku ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui anggaran bahan baku
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan penyusunan anggaran bahan baku
1.3.3 Untuk mengetahui jenis - jenis anggaran bahan baku

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Mentah

Anggaran Bahan Mentah adalah semua anggaran yang berhubungan dan


merencanakan secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan baku untuk proses
produksi selama periode yang akan datang.
Menurut pengertian para ahli bahan mentah yang di perlukan untuk proses produksi di
bagi menjadi dua macam yaitu :
• Bahan Mentah Langsung.
Bahan mentah langsung atau direct material adalah semua bahan mentah yang
merupakan bagian daripada barang jadi yang di hasilkan, bahan mentah langsung ini
apabila di masukkan ke dalam pencatatan penganggaran di catat ke dalam anggaran bahan
mentah.
• Bahan Mentah Tidak Langsung.
Bahan Mentah tidak langsung atau disebut juga dengan indirect material, adalah
bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung tampak
pada barang jadi yang di hasilkan. Bahan mentah tidak langsung ini apabila di lakukan
pencatatan di dalam penganggaran perusahaan di catat di dalam anggaran B.O.P atau
Biaya Over Head Pabrik.

 Fungsi Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


Ada 2 fungsi penting anggaran bahan mentah, yaitu :

1. Sebagai dasar untuk menyusun budget pembelian bahan mentah, jumlah


satuan bahan mentah yang dibeli ditentukan oleh beberapa banyak satuan
bahan mentah yang dibutuhkan oleh berapa banyak satuan bahan mentah
dibutuhkan dalam proses produksi.
2. Sebagai dasar untuk menyusun anggran biaya bahan mentah besarnya biaya
bahan mentah ditentukan oleh berapa banyak satuan bahan mentah tersebut
dibutuhkan untuk proses produksi.
3. Sebagai Data dan informasi untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan
mentah

 Manfaat Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


Anggaran bahan baku mempunyai 3 kegunaan pokok yaitu :
a) Sebagai pedoman kerja
b) Sebagai alat untuk menciptakan koordinasi kerja
c) Sebagai alat untuk melakukan pengawasan kerja.

4
 Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Mentah

Secara ringkas tujuan penyusunan anggaran bahan mentah dapat dikatakan sebagai berikut :

a) Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah


b) Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang dipergunakan
c) Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan mentah
d) Sebagai dasar penyusunan product costing
e) Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah

 Data dan Informasi Untuk Menyusun Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


Data dan informasi digunakan untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan mentah
adalah:

1. Rencana produksi yang tertuang dalam anggaran yang akan diproduksi.


Khususnya tentang jumlah dari masing-masing jenis barang yang akan
diproduksi dari waktu ke waktu selama periode tertentu.
2. Berbagai standar pemakaian bahan baku dari masing-masing bahan baku
untuk proses produksi, yang ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar
pemakaian bahan baku diperlukan untuk mengendalikan efisiensi pemakaian
bahan baku (controlling).

2.2 Jenis - jenis Anggaran Bahan Mentah


 Anggaran bahan mentah terdiri dari:

1. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan
untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan mentah diperinci
menurut jenisnya, menurut macam barang jadi yang akan dihasilkan, serta menurut bagian-
bagian dalam pabrik yang menggunakan bahan mentah tersebut.

2. Anggaran Pembelian Bahan Mentah


Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang harus dibeli
pada periode mendatang. Bahan mentah yang harus dibeli diperhitungkan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor persediaan dan kebutuhan bahan mentah.

3. Anggaran Persediaan Bahan Mentah


Jumlah bahan mentah yang dibeli tidak harus sama dengan jumlah bahan mentah yang
dibutuhkan, karena adanya faktor persediaan. Anggaran ini merupakan suatu perencanaan
yang terperinci atas kuantitas bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan.

4. Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan dalam Produksi

5
Sebagian bahan mentah disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan
dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan mentah yang digunakan
dalam satuan uang.

I. Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah (Unit of Direct Materials Used


Budget)

Telah diterangkan bahwa bahan mentah yang dipakai dalam proses produksi
dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung dan tak langsung. Anggaran kebutuhan
bahan mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah langsung yang
diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Secara terperinci pada anggaran ini harus
dicantumkan:

 Jenis barang jadi yang dihasilkan.


 Jenis bahan mentah yang digunakan.
 Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.
 Standar penggunaan bahan mentah.
 Waktu penggunaan bahan mentah.

Standar penggunaan bahan (SP) adalah bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan
baku yang diperlukan untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.

 Menentukan Kebutuhan Bahan Mentah


Jumlah bahan mentah yang dibutuhkan untuk proses produksi dalam satu periode waktu
tertentu dapat ditentukan dengan berbagai cara, yakni :

1. Perkiraan langsung
Cara ini mengandung banyak resiko, antara lain berupa terlalu besar atau terlalu kecilnya
perkiraan. Karena itu cara ini lebih baik diserahkan pada pihak-pihak yang telah
berpengalaman dalam memproduksi barang yang sama pada waktu-waktu sebelumnya. Bagi
mereka cara ini lebih menguntungkan karena :

 Lebih mudah
 Lebih cepat
 Lebih ringan biayanya

2. Berdasarkan perhitungan standart penggunaan bahan


Standart penggunaan dihitung dengan berbagai cara, seperti : dengan melakukan
percobaan-percobaan di laboratorium dan melakukan percobaan khusus didalam pabrik,
dengan mendasarkan diri pada pemakaian nyata waktu yang lalu tercatat pada bill of material,
dan dengan melihat angka penggunaan rata-rata yang ditentukan secara statis.

6
II. Anggaran Pembelian Bahan Mentah

Anggaran Pembelian Bahan Baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang
harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara
hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.

Apabila jumlah bahan baku yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan berbagai
resiko, misalnya bertumpuknya bahan baku di gudang yang mungkin itu dapat
mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya bahan baku yang bergiliran untuk
diproes, atau biaya penyimpanan yang menjadi lebih besar. Apabila jumlah bahan baku
yang dibeli terlalu kecil, juga akan mendatangkan resiko berupa terhambatnya
kelancaran prose produksi akibat kehabisan bahan baku, serta timbulnya biaya tambahan
untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya.

 Jumlah Pembelian Yang Paling Ekonomis (Economical Order Quantity/EOQ)

Hal yang perlu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya kebutuhan juga
besarnya jumlah bahan baku setiap kali dilakukan pembelian,yang menimbulkan
biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan baku. Jumlah
pembeliaN dapat dihitung dengan EOQ (Economical Order Quantity). Dalam EOQ ini
dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat varibel, yaitu :

1) Biaya Pemesanan

Yaitu biaya - biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan


bahan baku. Biaya ini berubah - ubah sesuai dengan frekuensi pemesanan, semakin
tinggi pemesanannya semakin tinggi pula biaya pemesannanya. Sebaliknya biaya ini
berbanding terbalik dengan jumlah (kuantitas) bahan baku setiap kali pemesanan. Hal ini
disebabkan karena semakin besarnya jumlah setiap kali pemesan dilakukan, berarti frekuensi
pemesanan menjadi semakin rendah.

Seperti:

 Biaya-biaya persiapan pemesanan;


 Biaya administrasi;
 Biaya pengiriman pesanan;
 Biaya mencocokkan pesanan yang masuk;
 Biaya mempersiapkan order pembayaran.

2) Biaya Penyimpanan

Yaitu biaya - biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan


bahan baku yang telah dibeli. Biaya ini juga berubah sesuai dengan jumlah bahan baku
yang disimpan. Semakin besar jumlah bahan baku setiap kali pemesanan maka biaya

7
penyimpanan akan semakin besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan
mempunyai sifat yang berlawanan dengan biaya pemesanan.

Seperti:

 Biaya pemeliharaan;
 Biaya asuransiadministrasi;
 Biaya perbaikan kerusakan.

Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah pembelian yang paling
ekonomis dapat dihitung dengan rumus:

Dimana :
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu.
S = biaya pemesanan.
P = harga per unit bahan mentah.
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari persediaan rata-rata.

 EOQ dapat juga di cari dengan rumus :

EOQ = √(2R.S)/(C/unit)

Keterangan :
C / Unit = Biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah.

 Waktu pembelian bahan mentah

Untuk menjaga kelancaran proses produksi tidak cukup hanya ditentukan jumlah
bahan mentah yang dibeli. Harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan mentah, hal ini
harus dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat pada waktu dibutuhkan. Bahan
mentah yang datang terlambat dapat mengakibatkan terganggunya kelancaran proses
produksi, sebaliknya bahan mentah yang datang terlalu awal akan menimbulkan masalah
pula. Karena itu dalam menentukan waktu pemesanan bahan mentah perlu diperhatikan
faktor LEAD TIME. Setelah sitentukan faktor lead time, maka dapat ditentukan REORDER
POINT.

 Lead Time.
Merupakan jangka waktu tunggu suatu barang sehingga pada saat barang tersebut datang
dapat langsung digunakan.

8
 Re-order Point.
Merupakan suatu titik aman bagi perusahaan untuk melakukan pemesanan kembali untuk
bahan mentah yang di butuhkan sehingga barang yang sudah tiba dapat langsung di
gunakan tepat pada waktunya.

Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang, perlu
diperhatikan faktor-faktor :
a) Lead time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya (data historis)
b) Extra-carrying cost
c) Stock out cost
Dalam melakukan pengamatan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data, untuk
kemudian dihitung probabilitasnya dari total pengamatan.

 Bentuk Dasar Anggaran Pembelian Bahan Mentah

Telah diuraikan di muka bahwa anggaran pembelian bahan mentah dapat disusun
apabila total kebutuhan bahan mentah untuk suatu periode telah ditentukan, dengan
perhitungan sebagai berikut.

Persediaan Akhir..........................................xx

Kebutuhan bahan mentah untuk produk.............xx


+
Jumlah kebutuhan......................................xx

Persediaan Awal.................................xx
±

Pembelian Bahan Baku.............................xx

 Dalam anggaran pembelian bahan mentah dicantumkan :

1. Jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.

2. Jumlah yang harus dibeli.

3. Harga per satuan bahan mentah.

Dengan mencantumkan harga per satuan bahan mentah, maka dapat dihitung jumlah
uang yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembelian bahan mentah.

III. Anggaran Persediaan Bahan Mentah

9
Dalam penyusunan anggaran kebutuhan bahan mentah dan anggaran pembelian bahan
mentah di muka, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan
mentah selalu diperhitungkan.
Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai persediaan yang berbeda.
Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan
menjadi:

1. Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).


2. Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).

Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu digunakan untuk
produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang, sehingga sering pula
diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”. Dengan kata lain, penilaian bahan mentah di
gudang nilainya diurutkan menurut urutan waktu pembeliannya. Sebaliknya dalam
kebijaksanaan LIFO, harga bahan mentah yang masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai
untuk menentukan nilai bahan mentah yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian
fisik tetap diurutkan menurut urutan pemasukannya.

Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana yang dipilih.
Hal ini penting dalam rangka penyusunan anggaran persediaan bahan mentah dan anggaran
biaya bahan mentah yang habis digunakan, karena adanya faktor perbedaan harga dari waktu
ke waktu. Harga bahan mentah mungkin berbeda dari waktu ke waktu, dan ini perlu
diperhatikan karena nilai bahan mentah yang ada di dalam gudang dan yang dipakai untuk
produksi juga berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu harus diperhitungkan, apakah bahan
mentah digunakan secara FIFO atau LIFO.

Besarnya bahan mentah yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi
tergantung pada beberapa faktor, seperti :
a. Volume produksi selama satu periode waktu tertentu (ini dapat dilihat dalam Anggaran
produksi)
b. Volume bahan mentah minimal, yang disebut safety stock (persedian besi)
c. Besarnya pembelian yang ekomomis
d. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan mentah pada waktu-waktu mendatang
e. Biaya-biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah
f. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak

 Persediaan Besi

Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan baku yang harus dipertahankan
untuk menjamin kelangsungan proses produksi. Di muka telah disinggung sedikit bahwa
persediaan bahan besi merupakan salah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan saat dilakukannya pemesanan bahan baku (Re Order Period). Besarnya
persediaan bahan besi ditentukan oleh berbagai faktor yakni :
10
1) Kebiasaan leveransir menyerahkan bahan mentah yang dipesan, apakah selalu tepat
waktunya atau tidak.
2) Jumlah bahan mentah yang dibeli setiap kali pemesanan
3) Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan bahan mentah secara tepat
4) Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan mentah dan biaya ekstra karena
kehabisan bahan mentah

 Bentuk Dasar Anggaran Persediaan Bahan Mentah

Dalam anggaran persediaan bahan mentah perlu diperincikan hal-hal sebagai berikut :
a) Jenis bahan mentah yang digunakan
b) Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang tersisa sebagai persediaan
c) Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah
d) Nilai bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan

IV. Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan dalam Produksi

Tidak semua bahan mentah yang tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini
disebabkan karena dua hal, yakni:

1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode
berikutnya.
2. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu akibat
kehabisan bahan mentah.

Bahan mentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus dihitung
nilainya. Rencana besarnya nilai bahan mentah yang habis digunakan dalam proses produksi
dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri di sebut anggaran biaya bahan mentah yang habis
digunakan.
Manfaat disusunnya anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan antara lain adalah:

1) Untuk keperluan Product Costing, yakni perhitungan harga pokok barang yang
dihasilkan perusahaan.
2) Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan mentah.

 Bentuk Dasar Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan

Dalam anggaran ini standart penggunaan bahan mentah masi diperhatikan, tetapi tidak
dicantumkan lagi karena sudah dicantumkan pada Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah.
Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan perlu memperinci hal-hal :
a) Jenis bahan mentah yang diguanakan
b) Jumlah masing-masing jenis bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
c) Harga per unit masing-masing jenis bahan mentah

11
d) Nilai masing-masing bahan mentah yang habis digunakan untuk produksi
e) Jenis barang yang (dihasilkan dan) menggunakan bahan mentah
f) Waktu penggunaan bahan mentah

 Fungsi Perencanaan, Koordinasi, dan Pengawasan pada Anggaran-Anggaran


Bahan Mentah
Seperti halnya anggaran produksi, anggaran kebutuhan barang mentah, persediaan
bahan mentah dan pembeliaan bahan mentah merupakan alat perencana bagi perusahaan.
Dalam anggaran-anggaran tersebut secara terperinci dibuat rencana tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan penggunaan bahan mentah pada waktu mendatang.
Dilain pihak anggaran bahan mentah berfungsi sebagai alat pengkoordinasian
kebutuhan bahan mentah dengan tingkat persediaan dan kebutuhan bahan mentah. Koordinasi
antara tiga faktor ini sangat perlu diperhatikan agar tidak menghambat kelancaran produksi.
Anggaran bahan mentah berfungsi pula sebagai alat pengawasan. Sebagai pelengkap fungsi
pengawasan maka disusun laporan pengawasan, yang menunjukan perbandingan antara
rencana dengan realisasi daripada pembelian bahan mentah dan penggunaan bahan mentah.
1. Laporan Pelaksanaan Tentang Pembelian Bahan Mentah
Laporan ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui perbandingan dan penyimpangan yang
terjadi.
2. Laporan Pelaksanaan Tentang Pemakaian Bahan Mentah

Disini dilihat perbandingan antara rencana dan realisasi penggunaan bahan mentah.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://managing-people-for-improvement.blogspot.com/2013/06/anggaran-bahan-
mentah.html

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=80022

13

Anda mungkin juga menyukai