Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi metode penyatuan kepemilikan

Penggabungan usaha yang memenuhi kondisi penyatuan kepemilikan harus


dipertanggungjawabkan sebagai penyatuan (pooling) .akuntansi ,karenanya ,dipengaruhi oleh
bentuk penggabungan usaha.pada kasus merjer atau konsolidasi ,hanya ada satu entitas yang
tetap beroperasi yang catatan-catatan akuntansinya harus dipelihara dan yang laporan
keuangannya harus diterbitkan .begitupula,ketika suatu entitas pada penggabungan usaha
menerima aktiva bersih dar perusahaan yang bergabung lainnya,maka entitas yang menerima
adalah entitas yang relevan untuk tujuan akuntansi dan pelaporan .
Ekuitas pemegang saham yang bergabung dalam suatu penyatuan
Dalam suatu penyatuan kepemilikan ,aktiva dan kewajiban yang dicatat masing-masing
perusahaan menjadi aktiva dan kewajiban perusahaan yang tetap beroperasi ( gabungan ).modal
saham perusahaan yang tetap beroperasi harus sama dengan nilai nominal atau nilai tercatat
saham yang beredar,biasanya,laba ditahan perusahaan yang tetap beroperasi akan sama dengan
total laba ditahan perusahaan –perusahaan yang bergabung tetapi hal ini tidak terjadi nilai
nominal atau nilai tercatat saham yang beredar dari entitas yang tetap beroperasi melebihi modal
disetor perusahaan-perusahaan yang bergabung,jika total modal disetor dari perusahaan-
perusahaan yang bergabung melebihi nilai nominal atau nilai tercatat saham yang beredar dari
entitas yang tetap beroperasi ,jumlah kelebihan tersebut menjadi tambahan modal disetor dari
entitas yang tetap beroperasi ,dan total laba ditahan perusahaan-perusahaan yang bergabung
menjadi laba ditahan entitas yang tetap beroperasi ,alternative lain,jika nilai nominal atau nilai
tercatat saham yang beredar dari entitas yang tetap beroperasi melebihi total modal disetor
perusahaan –perusahaan yang bergabung ,maka saldo laba gabungan berkurang dengan
kelebihan tersebut ,dan entitas yang tetap beroperasi tidak mempunyai tambahan modal disetor.
Prosedur perhitungan ini tidak diperlukan pada merjer yang dipertanggungjawabkan
sebagai penyatuan,mengingat total modal disetor dari perusahaan yang bergabung lainnya
melebihi nilai nominal saham diterbitkan .hal ini karena entitas yang tetap beroperasi akan
mencatat (menyatukan ) seluruh laba ditahantersebut,dan laba ditahan tersebut akan dicatat
sebagai tambahan modal disetor untuk setiap kelebihan dari total modal disetor perusahaan yang
bergabung lain terhadap nilai nominal dari saham yang diterbitkan.prosuder perhitungan akan
diperlukan ketika modal saham yang diterbitkan total modal disetor dari perusahaan yang
bergabung lainnya
Hubungan ini akan menunjukkan melalui serangkaian ilustrasi .asumsi bahwa akan
modal pemegang saham PT jaka dan PT dara sesaat sebelm penggabungan usaha secara
penyatuan kepemilikan adalah sebagai berikut :

PT jaka PT Dara total


Modal saham @ Rp 10,000 Rp. 100.000.000 Rp. 50.000.000 Rp.150.000.000
Tambahan modal disetor 10.000.000 20.000.000 30.000.000
Total modal disetor 110.000.000 70.000.000 180.000.000
Laba ditahan 50.000.000 30.000.000 80.000.000
Aktiva bersih dan ekuitas Rp.160.000.000 Rp.100.000.000 Rp.260.000.000

Pada kasus 1,2 dan 3 berikut ini ,penyatuan dalam bentuk merjer ,dimana PT jaka sebagai
peusahaan yang menerbitkan dan sebagai entitas yang tetap beroperasi .pada kasus 4,5 dan 6
,penyatuan dalam bentu konsolidasi ,dimana PT pinangdibentuk untuk mengambil alih aktiva
bersih PT jaka dan PT dara dan dimana PT jaka dan PT dara dibubarkan
Kasus 1 : merjer modal disetor melebihi saham yang diterbitkan
PT jaka ,perusahaan yang tetap beroperasi ,menerbitkan 5.000 lembar saham untuk memperoleh
aktiva bersih PT.Dara .pada kasus ini,Rp 180.000.000 total modal disetor dari perusahaan-
perusahaan yang bergabung melebihi Rp 150.000.000 modal saham PT ,jaka ,perusahaan yang
tetap beroperasi ,sebesar Rp30.000.000 ,akibat merjer ,pt jaka mempunyai modal saham sebesar
Rp 150.000.000 tambahan modal di setor sebesar Rp.30.000.000 ,dan laba ditahan sebesar
Rp80.000.000 sehingga total ekuitas sebesar Rp.260.000.000 ayat jurnal ada buku PT jaka untuk
mencatat penyatuan tersebut adalah :

Aktiva bersih Rp.100.000.000


Modal saham rp. 10.000 Rp 50.000.000
Tambahan modal disetor 20.000.000
Laba ditahan 30.000.000

Jika catatan akuntansi yang terpisah dipertahankan untuk pt dara ,debit untuk ayat jurnal ini
seharusnya investasi pada pt dara ,jika catatan akuntansi yang terpisah tidak digunakan untuk pt
dara ,akun aktiva dan kewajiban masing-masing didebit atau dikreditkan ,bukan dengan
penggunaan ikhtisar penunjukan aktiva bersih
Pt dara mencatatat pembubaran dengan menutup buku besarnya sebagai berikut :
Modal saham rp 10.000 rp.50.000.000
Tambahan modal disetor 20.000.000
Laba ditahan 30.000.000
Aktiva bersih rp.100.000.000

Kasus 2 : merjer modal disetor melebihi saham yang diterbitkan


PT jaka perusahaan yang tetap beroperasi ,menerbitkan 7.000 lembar saham untuk aktiva
bersih PT dara .pada kasus ini ,Rp 180.000.000 total modal disetor perusahaan –perusahaan yang
bergabung melebihi Rp.170.000.000 modal saham PT jaka sebesar rp 10.000.000 .akibanya pt
jaka mempunyai modal saham sebesar Rp 170.000.000 ,tambahan modal disetor sebesar
Rp10.000.000 dan laba ditahan sebesar Rp.80.000.000 sehingga total ekuitas sebesar
Rp.260.000.000.perhatikan bahwa aktiva bersih dari entitas yang tetap beroperasi masih sama
dengan total aktiva tercatat perusahaan-perusahaan yang bergabung.PT jaka mencatat penyatuan
ini sebagai berikut :
Kasus 3 : merjer saham yang diterbitkan melebihi modal disetor
PT jaka ,entitas yang tetap beroperasi menerbitkan 9000 lembar saham untuk memperoleh aktiva
bersih PT dara .pada kasus ini,rp.190.000.000 modal saham PT jaka melebihi rp.180.000.000
total modal disetor perusahaan-perusahaan yang bergabung sebesar rp.10.000.000 .akibatnya
adalah pt.jaka akan mempunyai modal saham sebesar rp.190.000.000,tidak ada tambahan modal
disetor ,dan laba ditahan rp.70.000.000 catat bahwa maksimun laba ditahan yang dapat digabung
(rp.80.000.000) telah dikurangi dengan rp.10.000.000 yakni kelebihan modal saham atas modal
disetor .ayat jurnal pada buku pt jaka adalah :
Aktiva bersih Rp.100.000.000
Tambahan modal disetor 10.000.000
Modal saham rp10.000 Rp. 90.000.000
Laba ditahan 20.000.000
Untuk mencatat penerbitan 9.000 lembar saham dalam suatu penyatuan dengan Pt .dara
Kasus-Kasus sebelumnya mengilustrasikan prosuder akuntansi untuk merjer yang dipertanggung
jawabkan sebagai penyatuan kepemilikan .prosuder akuntansi untuk konsolidasi pt jaka dan pt
dara diilustrasikan dengan mengasumsikan bahwa pt pelita dibentuk untuk mengambil alih
aktiva bersih pt jaka dan pt dara
Kasus 4 :konsolidasi :modal disetor melebihi saham yang diterbitkan
Pt pelita menerbitkan 15.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp.10.000 ,sebanyak 10.000
lembar saham kepada PT. jaka dan 5.000 lembar saham kepada PT.dara untuk aktiva bersih
mereka.pada kasus ini,ekuitas pemegang saham pt.pelita ,entitas yang tetap beroperasi ,sama
sepertoi untuk PT Jaka pada kasus 1.PT pelita karenanya ,membuka bukunya dengan ayat jurnal
sebagai berikut :
Aktiva bersih Rp.260.000.000
Modal saham Rp.10.00 Rp.150.000.000
Tambahan modal disetor 30.000.000
Laba ditahan 80.000.000
Untuk mencatat penerbitan 10.000 lembar saham kepada PT jaka dan5.000 lembar saham kepada
PT.dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggung jawabkan sebagai penyatuan
kepemilikan

Karena Rp.180.000.000 modal disetor gabungan PT jaka dan PT dara melebihi


Rp.150.000.000 ekuitas saham PT.pelita entitas yang tetap beroperasi,kelebihan sebesar
Rp.30.000.000 adalah tambahan ekuitas disetor dari entitas yang disatukan ,juga Rp.80.000.000
maksimun laba ditahan disatukan
Kasus 5 : konsolidasi ; modal disetor melebihi saham yang diterbitkan
Pt.pelita menerbitkan 17.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10.000 ,11.000 lembar
kepada PT jaka dan 6.000 lembar saham kepada PT dara untuk aktiva bersih mereka .ekuitas
pemegang saham pt pelita pada kasus ini sama dengan ekuitas pemegang saham PT jaka pada
kasus ini sama dengan ekuitas pemegang saham PT jaka pada kasus 2.Pt pelita mencatat
konsolidasi tersebut sebagai berikut :
Aktiva bersih Rp.260.000.000
Modal saham Rp.10.00 Rp.170.000.000
Tambahan modal disetor 10.000.000
Laba ditahan 80.000.000
Untuk mencatat penerbitan 11.000 lembar saham kepada PT jaka dan 6.000 lembar saham
kepada PT.dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggung jawabkan sebagai penyatuan
kepemilikan

Karena Rp.180.000.000 total modal disetor dari entitas-entitas yang brgabung melebihi
Rp.170.000.000 ekuitas saham PT.pelita maka Rp.10.000.000 kelebihannya adalah tambahan
ekuitas disetor dari entitas yang disatukan ,juga Rp.80.000.000 maksimun laba ditahan disatukan

Kasus 6 : konsolidasi :modal saham yang diterbitkan melebihi modal disetor


Pt.pelita menerbitkan 19.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 10.000 ,sebanyak 12.000
lembar kepada PT jaka dan 7.000 lembar saham kepada PT dara untuk aktiva bersih mereka
.ekuitas pemegang saham pt pelita pada kasus ini sama dengan ekuitas pemegang saham PT jaka
pada kasus ini sama dengan ekuitas pemegang saham PT jaka pada kasus 3.Pt pelita mencatat
konsolidasi tersebut sebagai berikut :
Aktiva bersih Rp.260.000.000
Modal saham Rp.10.00 Rp.190.000.000
Laba ditahan 70.000.000
Untuk mencatat penerbitan 12.000 lembar saham kepada PT jaka dan 7.000 lembar saham
kepada PT.dara dalam penggabungan usaha yang dipertanggung jawabkan sebagai penyatuan
kepemilikan

Karena Rp.190.000.000 modal saham pt pelita ,entitas yang tetap beroperasi melebihi
Rp.180.000.000 total modal disetor dari pt pelita dan pt dara ,maka maksimun laba ditahan yang
disatukan dikurangkan sebesar kelebihannya (Rp.10.000.000) menjadi Rp 70.000.000 dan entitas
yang disatukan (pooled entity ) tidak mempunyai tambahan modal disetor
Merjer konsolidasi
Buku PT jaka buku pt .pelita
Kasus 1 kasus 2 kasus 3 kasus 4 kasus 5 kasus 6
Aktiva bersih Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000
Modal saham RP.10.000 Rp.150.000 Rp.170.000 Rp.190.000 Rp.150.000 Rp.170.000 Rp.190.000
Tambahan modal disetor 30.000 10.000 - 30.000 10.000 -
Laba ditahan 80.000 80.000 70.000 80.000 80.000 70.000
Ekuitas pemegang saham Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000 Rp.260.000

Pelaporan operasi gabungan dalam suatu penyatuan kepemilikan


Ketika suatu penggabungan usaha diperlukan sebagai penyatuan kepemilikan ,laporan keuangan
dari entitas yang tetap beropersi (gabungan ) disiapkan seolah-olah perusahaan –perusahaan telah
bergabung pada awal tahun .hal ini berarti hasil operasi perusahaan yang disatukan adalah sama
dengan mengabaikan apakah penggabungan usaha dilaksanakan pada awal periode,pertengahan
tahun,atau pada akhir tahun
Penyatuan pada pertengahan ahun diilustrasikan pada kasus 1 dan 2 ,penyatuan kepemilikan PT
Maksi dan PT mini tanggal 1 juli 19x5.neraca saldo untuk kedua perusahaan pada tanggal 30 juni
19x5 adalaha sebagai berikut :
PT maksi PT mini

Aktiva lain-lain Rp.750.000.000 Rp.290.000.000


Beban-beban 150.000.000 60.000.000
Total debit Rp.9000.000.000 Rp.350.000.000
Modal saham Rp.10.000 Rp.500.000.000 Rp.200.000.000
Laba ditahan 200.000.000 50.000.000
Pendapaan 200.000.000 100.000.000
Total kredit Rp900.000.0000 Rp.350.0000.000

Kasus 1 : merjer PT maksi entitas yang tetap beroperasi ,menerbitkan 22.000 lembar
saham biasa dengan nilai nomimal Rp.10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT Maki pada
tanggal 1 juli 19x5 .ayat jurnal pada buku PT Maki untuk mencatat merjer tersebut adalah :
1 juli 19x5
Aktiva lain-lain RP 290.000.000
Beban-beban 60.000.000
Modal saham Rp.10.000 Rp.220.000.000
Laba ditahan 30.000.000
Pendapaan 100.000.000

Untuk mencatat penerbitan 22.000 lembar saham dalam merjer secara penyatuan
dengan Pt mini
Neraca PT Maksi adalah sebagai berikut :
Debit kredit
Aktiva lain-lain Rp.1.040.000.000
Beban-beban 210.000.000
Modal saham Rp.720.000.000
Laba ditahan 230.000.000
Pendapaan 300.000.000

Rp. 1.250.000.000 Rp.1.250.000.000

Jumlah maksimun laba ditahan sebesar Rp 250.000.000 yang dapat disatukan telah dikurangi
dengan Rp20.000.000,yaitu kelebihan modal disetor perusahaan yang tetap beroperasi
Rp720.000.000 terhadap modal disetor dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
Rp.700.000.000
Kasus 2: konsolidasi PT midi dibentuk untuk mengkonsolidasikan operasi dari pt maksi
dan pt mini.pada tanggal 1 juli 19x5 pt midi menerbitkan 72.000 lembar saham biasa dengan
nilai nominal Rp10.000 untuk memperoleh aktiva bersih PT maksi dan pt mini :50.000 lembar
saham untuk PT Maksi dan 22.000 lembr saham untuk pt mini .ayat jurnal pada buku pt midi
untuk mencatat penyatuan kepemilikan :

1 juli 19x5
Aktiva lain-lain RP 1.040.000.000
Beban-beban 210.000.000
Modal saham Rp.10.000 Rp.720.000.000
Laba ditahan 230.000.000
Pendapaan 300.000.000

Beban –beban yang berhubungan dengan penggabungan secara penyatuan


Sesuai psak dengan PSAK no 22 ,perusahaan pengakuisisi dapat mengeluarkan biaya langsung
( direct cost ) yang dapat diatribusikan langsung pada akuisisi tertentu .biaya langsung ini terdiri
dari biaya registrasi dan emisi saham,honorarium tenaga professional seperti akuntan,penasehat
hukum,penilai dan konsultan lain sehubungan dengan akuisisi .biaya admistrasi umum,termasuk
baiaya divisi akuisisi ,dan biaya lain yang tidak dapat secara langsung diatribusikan pada akuisisi
tertentu,tidak diakui sebagai biaya perolehan tetapi dibebankan pada saat terjadi pada periode
berjalan

Anda mungkin juga menyukai