Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH RAHASIA DAGANG

“SABOTASE RAHASIA DAGANG”


Guna Memenuhi Tugas Hukum Bisnis
Dosen Pengampu: Lilis Mardiana A., SH, MKn

Disusun Oleh :
1. Cendy Arum Julian Aisyah (4.44.18.0.05)
2. Fazari Adi Permana (4.44.18.0.10)
3. Ghaitsa Salma Kusdiyana (4.44.18.0.12)
4. Tri Utami (4.44.18.0.24)

AM-1A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 02


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 03
BAB I (Pendahuluan)
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................ 04
2.1 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 05
3.1 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH ...................................................................... 05

BAB II (Pembahasan)
1.1 LANDASAN TEORI .................................................................................................. 06
A. Pengertian dan Lingkup Rahasia Dagang ............................................................ 06
B. Prosedur Perlindungan ......................................................................................... 08
C. Pengalihan Hak dan Lisensi ................................................................................. 08
D. Pendaftaran Permohonan Rahasia Dagang .......................................................... 09
2.1 PEMBAHASAN MASALAH .................................................................................... 09
A. Pengertian Rahasia Dagang ................................................................................. 09
B. Perlindungan Hukum terhadap Rahasia Dagang dan Penyelesainnya ................ 09
C. Peraturan Perundang-undangan (akomodasi kepentingan pemilik maupun
pengguna Rahasia Dagang) ................................................................................. 12

BAB III (Penutup)


1.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 13
2.1 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14
3.1 CONTOH KASUS ...................................................................................................... 15
4.1 LAMPIRAN ................................................................................................................ 16
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Rahasia Dagang dengan
topik pembahasan “Sabotase Rahasia Dagang” ini dengan baik.
Ucapan terimakasih tak lupa kami ucapkan kepada pihak – pihak yang telah membantu
kami dan sumber – sumber yang menjadikan terciptanya makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran Hukum Bisnis.
Diharapkan dengan terbentuknya makalah ini, dapat memberikan kemudahan bagi para siswa
untuk mempelajari dan memahami materi tersebut.
Kami menyadari bahwa, terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik serta saran yang bersifat
membangun dari semuannya. Mohon maaf jika terdapat kesalahan dari tulisan yang kurang
berkenan dalam makalah yang kami buat ini.

Semarang, 10 Juni 2019

Penyusun,
BAB I
(Pendahuluan)

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan Negara berkembang yang perlu mengupayakan adanya
persaingan yang tangguh di kalangan dunia usaha. Hal ini sejalan dengan kondisi global
di bidang perdagangan dan investasi. Daya saing yang semacam itu telah lama dikenal
dalam sistem Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Seiring dengan meningkatnya era globalisasi, hukum perdagangan internasional
mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya di Indonesia. Globalisasi
ekonomi dan perdagangan bebas menimbulkan akibat yang sangat besar terhadap bidang
hukum. Era globalisasi inilah yang bisa dibilang menjadi salah satu penyebab palanggaran
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Arus industrialisasi yang semakin tinggi dan arus
perdagangan yang dituntut ketepatan dan kecepatan dalam bertransaksi adalah salah satu
dampak dari munculnya globalisasi ekonomi. Maka dari itu, globalisasi ekonomi harus
dikembangkan berdasarkan prinsip liberalisasi perdagangan (trade liberalitation) atau
perdagangan bebas (free trade).
Dewasa ini, kasus pelanggaran hak atas kekayaan intelektual (HAKI) menjadi kasus
yang sering terjadi di sektor Industri di Indonesia. Kasus tersebut terkait dengan domain
HAKI, yakni kasus pelanggaran hak cipta, paten, merek, desain industri, dan Rahasia
Dagang. Padahal sangat diharapkan sektor industri di Indonesia mampu memenuhi bisnis
etis yang sesuai dengan aturan main. Sehingga baik pelaku industri maupun masyarakat
dapat menikmati hasil dari sektor industri tersebut dengan baik dan benar.
Beberapa waktu lalu, pada kurun waktu 2011-2016 seperti dikutip dari situs
kabar24.bisnis.com terdapat data dari Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus
Bareskrim Polri yang menunjukkan adanya 616 kasus tentang pelanggaran Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI). Di mana 274 di antaranya adalah kasus Hak Merek, 16
kasus Desain Industru, 7 kasus Hak Paten, dan 3 kasus Rahagia Dagang.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, kami tertarik untuk mengangkat permasalahan mengenai:
a. Apa itu Rahasia Dagang ?
b. Mengapa sengketa rahasia dagang bisa terjadi?
c. Bagaimanakah perlindungan terhadap Rahasia Dagang dan penyelesaiannya apabila
terjadi pelanggaran Rahasia Dagang ?
d. Apakah peraturan perundang – undangan sudah dapat mengakomodasi (memenuhi
kebutuhan) kepentingan pemiliki maupun pengguna rahasia dagang?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Dengan diangkatnya judul “Sabotase Rahasia Dagang” dalam makalah ini, penyusun
ingin memberikan informasi terkait besarnya pengaruh kebocoran rahasia dagang suatu
perusahaan apabila hal tersebut sampai terjadi. Penyusun bertujuan agar antara subyek
maupun obyek rahasia dagang mengetahui bagaimana cara mengatasi adanya pelanggaran
dalam kasus rahasia dagang.
BAB II
(Pembahasan)

1.1 LANDASAN TEORI


Mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
yang menimbang:
a. Bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagangan
nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi dan inovasi
masyarakat dengan memberikan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang
sebagai bagian dari Sistem Hak Kekayaan Intelektual.
b. Bahwa Indonesia telah meratifikasi Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup
Agreement an Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan
TRIPs) dengan Undangundang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan
mengenai Rahasia Dagang.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu
dibentuk Undang-undang tentang Rahasia Dagang.

Ketentuan dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang


(UURD), yang menyebutkan bahwa:
1. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
2. Hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan
Undang-Undang Rahasia Dagang.

A. Pengertian dan Lingkup Rahasia Dagang


Seperti yang disebutkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Rahasia Dagang
(Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000), Rahasia Dagang adalah informasi yang
tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang.
Dalam Pasal 2 Undang-Undang Rahasia Dagang dijelaskan lebih lanjut bahwa
lingkup perlindungan Rahasia Dagang adalah metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui masyarakat umum. Rezim HKI ini
merupakan salah satu cara yang tepat untuk melindungi ide, selain Paten.

a. Subjek Rahasia Dagang adalah pemilik rahasia dagang. Pemilik rahasia dagang
memiliki hak untuk :
1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya
2. Memberi lisensi kepada pihak lain atau melarang pihak lain untuk
menggunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu
kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.

b. Obyek ruang lingkup Rahasia Dagang.


Menurut undang-undang No. 30 Tahun 2000 Pasal 2, obyek ruang lingkup
Rahasia Dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan atau informasi lain di bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki
nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia dagang yaitu informasi teknik
senyawa untuk melindungi formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari
adanya batas waktu. Jika formula dilindungi hak paten maka akan berakhir paling
lama 20 tahun. Pada saat ini usia Coca Cola sudah lebih dari 100 tahun, hak ini
karena formulanya dilindungi dengan rahasia dagang. Metode produksi
misalnya teknologi pemrosesan anggur, formula ramuan rokok. Di bidang lain,
misalnya informasi non teknik. Data mengenai pelanggan, data analisis,
administasi keuangan, dll.

c. Lama perlindungan
Beberapa alasan atau keuntungan penerapan Rahasia Dagang dibandingkan
Paten adalah karya intelektual tidak memenuhi persyaratan paten, masa
perlindungan yang tidak terbatas, proses perlindungan tidak serumit dan semahal
paten, lingkup dan perlindungan geografis lebih luas. Namun, tanpa batas waktu
ini mempunyai syarat yaitu sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 yaitu bahwa
rahasia dagang dilindungi bila informasi tersebut masih bersifat rahasia,
mempunyai nilai ekonomi, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya semestinya.

B. Prosedur Perlindungan
Untuk mendapat perlindungan Rahasia Dagang tidak perlu diajukan pendaftaran
(berlangsung secara otomatis), karena undang-undang secara langsung melindungi
Rahasia Dagang tersebut apabila informasi tersebut bersifat rahasia, bernilai ekonomis
dan dijaga kerahasiaannya, kecuali untuk lisensi Rahasia Dagang yang
diberikan. Lisensi Rahasia Dagang harus dicatatkan ke Ditjen. HKI - DepkumHAM.

C. Pengalihan Hak dan Lisensi


Hak atas Rahasia Dagang seperti hak atas kekayaan intelektual yang lain,
merupakan benda bergerak tidak berwujud oleh karenanya dapat beralih atau
dialihkan dengan :
a. Pewarisan
b. Hibah
c. Perjanjian Tertulis atau
d. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.
Pengalihan Hak Rahasia Dagang wajib didaftarkan pada Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pembelian hak (izin) untuk
menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberi perlindungan
dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. Perjanjian pemberian lisensi/izin
pada pihak lain untuk mempergunakan Rahasia Dagang atau mengungkapkan Rahasia
Dagang itu untuk kepentingan yang bersifat komersial harus dibuat secara tertulis dan
didaftarkan atau dicatatkan pada Direktorat Jenderal HKI.
Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat merugikan
perekonomian di Indonesia atau yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perjanjian
lisensi menimbulkan kewajiban bagi si penerima lisensi untuk menjaga
kerahasiaannya.
D. Pendaftaran Permohonan Rahasia Dagang
Hak kepemilikan rahasia dagang tidak perlu melalui prosedur pendaftaran,
kecuali pengalihan haknya.

1.2 PEMBAHASAN MASALAH


A. Pengertian Rahasia Dagang
Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD),
khususnya pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “Rahasia Dagang adalah informasi yang
tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemilik Rahasia Dagang.” Sedangkan yang dimaksud dengan hak Rahasia Dagang
adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan Undang-Undang Rahasia
Dagang.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dilihat bahwa Rahasia Dagang adalah
sebuah informasi yang sangat berharga untuk perusahaan, karenannya harus dijaga
kerahasiaannya. Keberhargaan informasi ini timbul karena informasi tersebut dapat
mendatangkan keuntungan ekonomis kepada perusahaan.

B. Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang dan Penyelesaiannya


Kebutuhan akan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sesuai pula
dengan salah satu ketentuan dalam Agreement on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) yang merupakan lampiran dari
Agreement Establishing the World Trade Organization on Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia), sebagaimana telah
diratifikasi oleh Indonesia dengan UU No. 7 Tahun 1994. Adanya perlindungan
tersebut akan mendorong lahirnya temuan atau invensi baru yang meskipun
diperlakukan secara rahasia, tetap mendapat perlindungan hukum, baik dalam rangka
kepemilikan, penguasaan, maupun pemanfaatan oleh penemunya. Untuk mengelola
administrasi Rahasia Dagang, pada saat ini pemerintah menunjuk Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan
Intelektual untuk melakukan pelayanan di bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Perlindungan atas rahasia dagang diatur dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang (UURD) dan mulai berlaku sejak tanggal 20 Desember
2000. Undang-Undang Rahasia Dagang No. 30 Tahun 2000 memberikan lingkup
perlindungan Rahasia Dagang yaitu meliputi metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.

Suatu Rahasia Dagang akan mendapatkan perlindungan apabila informasi


tersebut bersifat :
 Bersifat rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh
pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
 Mempunyai nilai ekonomi, maksudnya bahwa sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang bersifat
komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
 Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak
yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.

Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan


terhadap hak atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu
tertentu. Artinya selama waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat
mengijinkan atau melarang untuk mengetahui atau menyebarluaskan informasi
Rahasia Dagang.
Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari
kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang
bersangkutan. Untuk mengatasi adanya pelanggaran tersebut maka amat diperlukan
perlindungan hukum bagi pemilik dan atau pemegang HAKI yang bersangkutan.
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai
penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak
Rahasia Dagang. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila
ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD ”pemilik hak Rahasia Dagang memiliki
hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya, memberikan
lisensi atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang
bersifat komersial”. Terhadap pasal tersebut, gugatan yang kita ajukan dapat berupa
gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan. Dan berbeda dengan
gugatan HAKI lainnya, gugatan mengenai perkara Rahasia Dagang diajukan ke
Pengadilan Negeri.
Berkaitan dengan hal di atas, harus ditentukan pula kapan sebenarnya suatu
perbuatan dikatakan telah melanggar Rahasia Dagang milik orang atau pihak lain.
Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh
atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disamping itu juga ada perbuatan yang tidak dianggap pelanggaran Rahasia
Dagang yakni apabila :
 Tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan Rahasia Dagang
tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan, kesehatan
atau keselamatan masyarakat
 Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan Rahasia
Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan
pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan rekayasa ulang (reverse engineering) dalam hal ini adalah
suatu tindakan analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang suatu
teknologi yang sudah ada.
Disamping dapat melakukan upaya gugatan melalui pengadilan, pemilik Rahasia
Dagang atau pihak yang merasa dirugikan dapat menempuh upaya lain yakni melalui
penyelesaian sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (Pasal
12 UU No. 30 Tahun 2000). Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata di
luar peradilan umum yang didasarkan pada suatu perjanjian arbitrase antara para pihak
yang bersengketa.

C. Peraturan Perundang – undangan (akomodasi kepentingan pemilik maupun


pengguna rahasia dagang)
Apakah peraturan perundang – undangan sudah dapat mengakomodasi
kepentingan pemilik maupun pengguna rahasia dagang? Pertanyaan tersebut selalu
muncul dalam pemikiran para pengamat (masyarakat) yang turut mengetahui masalah
ini. Dalam beberapa hal, ketentuan dalam perundang – undangan memang telah cukup
mengakomodasi, seperti contohnya pasal mengenai pemidanaan. Akan tetapi
beberapa ketentuan lain tampak dibuat secara kurang jelas sehingga membingungkan
masyarakat. Salah satunya adalah Ketentuan tentang pengecualian terhadap
pelanggaran rahasia dagang tersebut seharusnya juga dilengkapi dengan ketentuan
yang secara tegas mengatur tentang pengungkapan rahasia dagang oleh seseorang di
depan sidang pengadilan atas perintah hakim. Atas perintah hakim, seseorang yang
mengungkapkan rahasia dagang di depan sidang pengadilan seharusnya juga
ditetapkan sebagai suatu kekecualian sehingga yang bersangkutan tidak dianggap
telah melakukan pelanggaran rahasia dagang. Ketentuan Pasal 18 tentang
dimungkinkannya sidang pengadilan berkaitan dengan rahasia dagang bersifat
tertutup (atas permintaan para pihak yang bersengketa) juga tidak secara tegas maupun
tersirat bermaksud mengatur pengecualian di atas.
BAB III
(Penutup)

1.1 KESIMPULAN
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan terhadap
hak atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya
selama waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat mengijinkan atau
melarang untuk mengetahui atau menyebarluaskan informasi (Rahasia Dagang).
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai
penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak Rahasia
Dagang maka kita dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Gugatan yang kita
ajukan dapat berupa gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan.
Disamping itu juga dapat ditempuh upaya lain yakni melalui penyelesaian sengketa
melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian Sengketa.
1.2 DAFTAR PUSTAKA
1) http://sigitbudhiarto.blogspot.com/2013/05/rahasia-dagang-dan-penyelesaian-
atas.html
2) http://119.252.161.174/pelanggaran-dan-sanksi-6/
3) http://119.252.161.174/dasar-perlindungan-rahasia-dagang/
4) http://119.252.161.174/rahasia-dagang/
5) http://achielmuezza.blogspot.com/2013/05/rahasia-dagang-danontoh-kasusnya.html
6) http://mabuk-hukum.blogspot.com/2013/10/rahasia-dagang.html
7) http://tentanghki.blogspot.com/2008/10/hitachi-digugat-soal-rahasia-
dagang_24.html
8) http://119.252.161.174/lisensi-rahasia-dagang/
9) http://119.252.161.174/pengalihan/
10) http://119.252.161.174/lingkup-rahasia-dagang/
11) http://119.252.161.174/subjek-pemegang-hak-atas-rahasia-dagang/
12) http://119.252.161.174/hak-pemilik-pemegang-rahasia-dagang/
13) http://asirevi.blogspot.com/2011/01/v-behaviorurldefaultvml-o.html
14) http://farahfitriani.wordpress.com/2011/10/30/rahasia-dagang-dan-analisis-kasus/
15) http://119.252.161.174/pengertian-rahasia-dagang/
16) http://dik.ipb.ac.id/rahasia-dagang/
17) http://sigitbudhiarto.blogspot.com/2013/05/rahasia-dagang-dan-penyelesaian-
atas.html
18) https://www.bphn.go.id/data/documents/rahasia_dagang.pdf
1.3 CONTOH KASUS
1) XXX
2) XXX
3) XXX
4) XXX

1.4 LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai