HM SAMPOERNA TBK
DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN KEUANGAN
Oleh:
203141914111030
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ujian akhir
semester yang berjudul “Analisis Risiko Investasi Pada PT. HM Sampoerna Tbk
Dalam Perspektif Manajemen Keuangan” ini tepat pada waktunya
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
ujian akhir semester Ibu Fitriana Rahma Dhanias, SE., MSA., Ak pada mata kuliah
Manajemen Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Analisis Risiko Investasi Pada PT. HM Sampoerna Tbk Dalam
Perspektif Manajemen Keuangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitriana Rahma Dhanias, SE.,
MSA., Ak selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil
tembakau dengan kualitas terbaik di dunia. Lebih dari 100 jenis tembakau
dihasilkan di Indonesia. Dari 200 juta kilogram tembakau yang diproduksi
tiap tahunnya di Indonesia, 70% adalah jenis rajangan yang lazim digunakan
untuk membuat rokok kretek. Rokok merupakan salah satu produk yang
cukup unik karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen
melalui hasil pembakaran tembakau dan campuran lain di dalamnya yang
dihisap melalui mulut.
Indonesia pun menjadi salah satu negara konsumen tembakau
terbesar di dunia. Indonesia menempati urutan kelima di antara negara-
negara dengan tingkat agregat konsumsi tembakau tertinggi di dunia.
Menurut Global Tobacco, Indonesia mengalami peningkatan tajam dalam
konsumsi tembakau dalam 30 tahun terakhir: dari 33 milyar batang per
tahun di tahun 1970 ke 217 milyar batang di tahun 2000. Antara tahun 1970
dan 1980, Konsumsi meningkat sebesar 159 %. Faktor-faktor yang ikut
berperan adalah iklim ekonomi yang positif dan mekanisasi produksi rokok
di tahun 1974. Antara tahun 1990 dan 2000, peningkatan lebih jauh sebesar
54% terjadi dalam konsumsi tembakau, walaupun terjadi krisis
ekonomi.Saat ini konsumsi rokok relatif tinggi di masyarakat, baik remaja
maupun orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam kehidupan
sehari-hari seringkali ditemui orang merokok, baik di area publik maupun
yang tidak.
Dengan keadaan Indonesia sebagai penghasil tembakau terbaik di
dunia, menjadikan peluang besar bagi perusahaan-perusahaan rokok yang
ada. Dalam industri rokok, dominasi dari para pelaku utama bisnis ini cukup
dikenal. PT. HM Sampoerna Tbk yang merupakan perusahaan rokok
raksasa yang mendominasi industri rokok di Indonesia, dalam
perdagangannya terbukti cukup likuid diperdagangkan.
1
Penjualan Sampoerna pada kuartal I 2012 mencapai Rp 15,4 triliun,
meningkat dibanding penjualan di kuartal I 2011 sebesar Rp 11,7 triliun.
Pada 2011, Sampoerna mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar
16,4% menjadi 91,7 miliar batang dari 78,8 miliar batang pada 2010.
Kenaikan volume tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan industri
rokok di Indonesia, yang menurut data Nielsen, naik sekitar 8,9% pada
tahun lalu. Perusahaan ini masih memimpin pasar industri rokok di
Indonesia dengan market share 31,1%.
Industri rokok juga selalu menarik perhatian para investor. Hal ini
terlihat dari peningkatan harga saham dari PT. HM Sampoerna Tbk,
perusahaan rokok yang telah listing di Bursa Efek Indonesia. Investor tentu
saja tidak melihat dari tingkat harga saham perusahaanperusahaan tersebut
di pasar, namun mereka pun juga melihat dari sisi tingkat pengembalian
(return) dari harga saham per tahunnya dan juga tingkat risiko yang akan
mereka hadapi dalam melakukan investasi di dalamnya.
Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana profil, visi, dan misi Perusahaan PT. HM Sampoerna
Tbk?
1.2.2 Bagaimana analisis risiko investasi saham pada PT. HM Sampoerna
Tbk?
1.2.3 Bagaimana analisis risiko investasi pasar pada PT. HM Sampoerna
Tbk?
1.2.4 Bagaimana analisis risiko bisnis pada PT. HM Sampoerna Tbk?
1.2.5 Bagaimana analisis portofolio pada PT. HM Sampoerna Tbk?
1.2.6 Bagaimana analisis program CSR dan pengelolaan risiko pada PT.
HM Sampoerna Tbk?
Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui profil, visi, dan misi Perusahaan PT. HM
Sampoerna Tbk
1.3.2 Untuk mengetahui analisis risiko investasi saham pada PT. HM
Sampoerna Tbk
2
1.3.3 Untuk mengetahui analisis risiko investasi pasar pada PT. HM
Sampoerna Tbk
1.3.4 Untuk mengetahui analisis risiko bisnis pada PT. HM Sampoerna
Tbk
1.3.5 Untuk mengetahui analisis portofolio pada PT. HM Sampoerna Tbk
1.3.6 Untuk mengetahui analisis program CSR dan pengelolaan risiko
pada PT. HM Sampoerna Tbk
Manfaat Penulisan
Bagi penulis makalah ini sangat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai Analisis Risiko Investasi Pada PT.
HM Sampoerna Tbk Dalam Perspektif Manajemen Keuangan.
Bagi pembaca makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang bagaimana profil perusahaan dan analisis risiko investasi pada PT.
HM Sampoerna Tbk dalam perspektif manajemen keuangan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pabrik, pembelian mesin, perbaikan mesin dan investasi aktiva tetap
lainnya.
2. Operational Cashflow
Operational cashflow merupakan aliran kas yang terjadi selama umur
investasi berasal dari pendapatan yang diperoleh dikurangi biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh kegiatan bisnis. Aliran kas operasi sering disebut
cash inflow (aliran kas masuk) yang nantinya akan dibandingkan dengan
cash outflow untuk menutup investasi. Operational cashflow ini
biasanya diterima setiap tahun selama umur ekonomis investasi yang
berupa aliran kas masuk bersih atau proceeds.
3. Terminal Cashflow
Terminal cashflow merupakan aliran kas masuk yang diterima oleh
perusahaan sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu proyek
investasi.
5
3. Bursa efek merupakan pasar yang sangat terorganisir karena terdapat
serangkaian peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terkait di
dalamnya.
6
tingkat ketidak pastian yang berhubungan dengan pendapatan dari suatu
investasi dan kemamouan dari suatu investasi dalam membayar sejumlah
return kepada investor. Menurut Brigham dan Houston (2006) Risiko
didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan terjadinya beberapa
peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko bisnis adalah ketidakpastian
yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Risiko
bisnis tersebut merupakan risiko yang mencakup intrinsic business risk,
financial leverage risk, dan operating leverage risk. Earning Volatility atau
biasa disebut Business Risk adalah variabel indikator yang menggambarkan
risiko yang diciptakan akibat tidak efisiennya operasional perusahaan,
dimana terdapat kegagalan internal kontrol yang mengakibatkan kerugian
yang tidak diperkirakan sebelumnya diukur dengan standar deviasi dari
EBIT dibagi dengan total aktiva,
7
BAB III
8
Selain itu, pada setiap kemasan “Dji Sam Soe‟ terdapat 9 bintang tersudut
sembilan. Jumlah huruf dalam angka “Sampoerna‟ juga 9. Ini berhubungan
dengan kepercayaan di Cina Selatan tentang angka 9 sebagai angka
keberuntungan. Rangkaian produk awal yang dibuat Sampoerna antara lain
“Sampoerna Star‟, “Summer Place‟, dan “Statue of Liberty‟. Merk
“Sampoerna Star‟ termasuk salah satu rokok filter yang pertama di
Indonesia.
Sejak awal Liem Seeng Tee bertekad untuk menghasilkan produk
yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. Dari rokok murah
bermerk “Djangan Lawan‟, sampai ke rokok yang berharga lebih mahal
karena terbuat dari tembakau pilihan dan rempah alami. Mulai awal 1940,
bisnis HM Sampoerna terus tumbuh dengan pesat. Produksi gabungan
rokok lintingan tangan dan lintingan mesin mencapai kurang lebih 3 juta
batang setiap minggunya. Untuk melinting “Dji Sam Soe‟ saja diperlukan
sekitar 1.300 pekerja.
Perang Dunia II yang dimulai dengan pendaratan tentara Jepang di
Pulau jawa, memporak-porandakan aset perusahaan ini. Liem Seeng Teee
ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara selama masa perang. Pabriknya
digunakan oleh pasukan jepang untuk membuat rokok bermerk “Fuji‟
Seusai perang, tidak sedikitpun harta benda keluarga ini yang tertinggal
selain merk “Dji Sam Soe‟. Dengan berakhirnya pendudukan Jepang di
Indonesia selama 3.5 tahun lamanya, keluarga ini perlahan-lahan mulai
membangun kembali bisnisnya. Hal ini juga ditunjang dengan keberhasilan
“Dji Sam Soe‟ di pasar, sehingga pada 1949 kondisi usaha HM Sampoerna
sudah dapat dikataskan pulih kembali. Pada 1956, Liem Seeng Tee wafat
dalam usia 63 tahun.
Perusahaan dipimpin oleh Liem Swee Ling yang lebih dikenal
dengan nama Aga Sampoerna. Beliau adalah putra kedua dari pasangan
Liem Seeng Tee dan Tjiang Nio. Pada 16 Juni 1968, Aga Sampoerna mulai
memproduksi rokok kretek bermerk “Sampoerna A‟ di Denpasar Bali, kini
merk tersebut lebih dikenal dengan sebutan “Sampoerna Hijau‟. Di masa
itu pula muncul merk “Penamas Kuning‟. Kini sigaret kretek tangan buatan
9
Surabaya tersebut lebih banyak beredar di wilayah Sumatra. Aga
Sampoerna wafat di Singapura pada tanggal 13 Oktober 1995.
Putera Sampoerna, putra kedua Liem Swee Ling, mulai aktif dalam
perusahaan pada awal 70-an. Pada 1978, Putera Sampoerna dipercaya untuk
mengelola pabrik baru di Malang. Dengan kian berkembangnya perusahaan,
ruang untuk produksi di taman Sampoerna dan di malang kian menjadi
terbatas, sehingga pada 1982 manajemen memutuskan pemindahan pusat
usaha ke kawasan industry Rungkut, Surabaya. Sejak saat itu, telah banyak
prestasi yang berhasil dicetak, antara lain pendirian leboratorium kontrol
untuk memenuhi standar internasional dan perolehan lisensi untuk
tranportasi komersial bagi PT Sampoerna transportasi Nusantara (STN).
STN dimanfaatkan untuk keperluan distribusi produk-produk Sampoerna.
Pada 1989, munsul ide brilian Putera sampoerna dalam
mengembangkna jajaran merk lokal berlabel “A‟, ditandai dengan
peluncuran A Mild, rokok dengan kadar tar dan nikotin terendah, produk ini
meraih sukses di pasaran karena dapat memenuhi keinginan masyarakat luas
yang kian berpikiran modern. Selain itu, masih ada beberapa merk rokok
lainnya yang di produksi HM Sampoerna di masa kepemimpinan Putera
Sampoerna, diantaranya adalah merk A Internasional.
Keberhasilan lainnya adalah dengan terdaftarnya HM Sampoerna
sebagai perusahaan publik pada 27 Agustus 1990. Ketika itu, PT. HM
Sampoerna Tbk berhasil menjual sahamnya sebanyak 27 juta lembar denga
harga Rp 12.600 per lembar saham. Sejaak saat itu, PT. HM Sampoerna
Tbk., selalu menduduki lapisan saham papan atas (blue chip).
Pada 27 Juni 2001, Michael Joseph Sampoerna menduduki posisi
sebagai Presiden Direktur sekaligus sebagai Chief Operating Officer dan
Chief Financial Officer PT. HM Sampoerna Tbk. Hingga pada tahun 2005
perusahaan HM Sampoerna Tbk., dijual kepada Philip Morris International.
Akuisisi Philip Morris International terhadap saham PT. HM Sampoerna
Tbk. akan diikuti dengan pergantian jajaran direksi. Banyak yang
berspekulasi siapa pengganti Michael joseph Sampoerna. Martin King,
managing Director Philip Morris Cina. Lulusan Harvard University ini
10
bergabung pertama kali dengan Philip Morris AS pada 1991. Pada tanggal
17 Mei 2005, melalui RUPS PT. HM Sampoerna Tbk., ia resmi diangkat
menjadi presiden Direktur yang baru.
11
Misi Sampoerna adalah menawarkan pengalaman merokok terbaik
kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan senantiasa
mencari tahu keinginan konsumen, dan memberikan produk yang dapat
memenuhi harapan mereka. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. bangga
atas reputasi yang diraihnya dalam hal kualitas, inovasi dan keunggulan.
12
2013 Rp 73.708 per lembar, tahun Rp 2014 Rp 69.100 per lembar, dan
hingga tanggal 23 Oktober 2015 Rp 73.781 per lembar.
2. Rokok merupakan komoditas yang memiliki pangsa pasar yang cukup
besar di Indonesia. Hingga akhir tahun 2014 sebesar 34.9% dari jumlah
keseluruhan perokok aktif di Indonesia merupakan pelanggan PT. HM
Sampoerna Tbk. Dengan tren peningkatan jumlah perokok aktif di
Indonesia, jumlah ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring
dengan kenaikan jumlah perokok aktif di Indonesia.
3. Konsumen mulai memiliki kesadaran akan risiko di balik konsumsi
rokok yang memiliki kandungan TAR dan Nikotin tinggi. Produk
Sampoerna memiliki keunggulan berupa kandungan TAR dan Nikotin
yang relatif rendah sehingga banyak konsumen beralih ke produk rokok
Sampoerna yang Low Tar Low Nicotin (LTLN) yang sudah diproduksi
sejak tahun 1988 dengan merk A-Mild dan Dji Sam Soe.
4. Jumlah penduduk di Indonesia terbesar ketiga setelah China dan India
sehingga tidak menutup kemungkinan pangsa pasar rokok akan terus
melebar.
5. Adanya tren rokok bukan hanya barang konsumsi masyarakat pria tetapi
juga dikonsumsi oleh masyarakat wanita mulai dari remaja hingga
dewasa.
6. Indonesia merupakan satu-satunya negara yang belum meratifikasi
Konvensi Anti Tembakau.
13
perusahaan ini cenderung stabil dibandingkan dengan return pasar sehingga
saham perusahaan memiliki risiko serta tingkat volatilitas yang relatif
rendah. Saham PT. HM Sampoerna Tbk. relatif aman dibeli para investor
terutama bagi investor pemula.
14
dua pabrik baru yaitu di Probolinggo dan Lumajang yang artinya ini
akan mengundang banyak investor untuk menanamkan modal di
perusahaan karena pembukaan pabrik baru berarti akan menambah
produksi sebagai respon akan permintaan produk yang meningkat. Hal
inilah yang cukup mempengaruhi tren investasi saham perusahaan pada
tahun 2012 hingga mengalami kenaikan return saham perusahaan.
Faktor-faktor lain yang menunjang kenaikan return saham
perusahaan adalah PT. HM Sampoerna Tbk. berhasil mendapatkan
berbagai penghargaan yang mendukung Milennium Development Goals
1 yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrim. Ini merupakan
isu positif yang memberikan imej perusahaan yang bertanggung jawab
secara sosial.
d. Tahun 2013
Secara keseluruhan pada tahun ini kinerja PT. HM Sampoerna Tbk.
berhasil memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan
selama 9 bulan pertama tahun 2013 dengan penjualan bersih mencapai
Rp 54.7 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 12.8% di periode
yang sama tahun 2012. Hal ini ditunjukkan dari volume penjualan yang
kuat didorong oleh merek unggulan serta bersamaan dengan hari jadi
perusahaan ke-100 perusahaan juga memberikan sumbangsih penting
sebagai penyedia lapangan pekerjaan, investor, pembayar pajak dan
kontributor kegiatan sosial.
e. Tahun 2014
Pada tahun 2014 survei yang dilakukan Schroders Global
Investment Trends Report 2014 menunjukkan adanya peningkatan
investasi yang dipicu dari perilaku investor Indonesia yang
mengalokasikan dananya lebih banyak untuk saham dan alokasi dana ini
didapat dari sisa pendapatan yang sudah dikurangi dengan pengeluaran
rutin. Laporan yang diberikan menunjukkan tanda-tanda kepercayaan
investor yang meninggi didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan
performa pasar yang baik di banyak negara berkembang.
15
Hal ini kemudian juga memberikan dampak bagi saham PT. HM
Sampoerna Tbk. yang terbukti mengalami kenaikan return saham secara
signifikan pada bulan Mei 2014, sekitar 2 bulan setelah peluncuran hasil
survey tersebut.
f. Tahun 2015
Pada tahun ini perusahaan mengalami penurunan kinerja yang
tercermin dari return saham perusahaan yang menurun pada bulan April
2015. Hal ini disebabkan karena segmen SKT turun meski tidak terlalu
signifikan bila dibandingkan dengan tahun 2014.
Tercatat adanya peningkatan yang cukup signifikan pada saham
perusahaan bulan Oktober 2015 karena perusahaan meluncurkan saham
baru dengan harga Rp 77.000 per lembar guna mencari tambahan dana
baru dan membuka peluang bagi masyarakat umum yang ingin
menanamkan modalnya di PT. HM Sampoerna Tbk. di samping
perusahaan ingin mewujudkan ketaatan pada ketentuan yang ditetapkan
Bursa Efek Indonesia bahwa perusahaan terbuka yang terdaftar harus
memenuhi syarat kepemilikan publik minimal 7.5%.
Kabar peluncuran saham baru ini direspon cukup antusias oleh
masyarakat umum bahkan sebelum penawaran saham baru dibuka pada
26 hingga 30 Oktober 2015. Hal ini terbukti dari harga saham yang terus
meningkat selama bulan Oktober 2015 dari isu harga saham baru yang
ditawarkan sebesar Rp 77.000 per lembar saham hingga pada tanggal 23
Oktober 2015 tercatat harga penutupan saham mencapai Rp 98.100 per
lembar saham.
16
menggunakan kontrak swap valuta asing atas pinjaman tersebut dibayar
dengan arus kas yang berasal dari mata uang yang sama. Tujuan dari
transaksi swap ini untuk mengantisipasi dampak perubahan nilai tukar
mata uang asing terhadap laporan keuangan konsolidasian. Risiko nilai
tukar mata uang asing yang timbul dari berbagai eksposur mata uang,
terutama pada Dollar AS.
2. Risiko suku bunga
Risiko perusahaan berupa risiko suku bunga atas pinjam an jangka
pendek. Kebijakan PT. HM Sampoerna untuk meminimalisasi risiko
suku bunga adalah dengan menganalisa opergerakan tingkat suku bunga
dan profil jatuh tempo asset dan liabilitas.
3. Risiko Kredit
Penjualan produk terhadap pelanggan dilakukan secara tunai dan kredit.
Penjualan dengan jangka waktu kredit diatas jumlah tertentu dijamin
dengan bank garansi dari pelanggan. Kualitas kredit dari tiap pelanggan
dinilai berdasarkan posisi keuangan, pengalaman masa lalu, dan faktor
lainnya. PT HM Sampoerna mengelola risiko kredit yang terkait dengan
simpanan di bank dengan simpanan di bank dengan memonitor reputasi
dan tingkat rasio permodalan bank.
4. Risiko Likuiditas
PT. HM Sampoerna Tbk. mengelola risiko likuiditas dengan
memastikan ketersediaan kas dan setasa kas yang cukup dan tersedianya
pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang meningkat.
5. Fluktuasi Laba Perusahaan
Penjualan bersih yang didapatkan oleh perusahaan dari produk-
produk yang dipasarkan per tahunnya adalah sebagai berikut:
17
2010 Rp 43.381.658,00 Rp 9,130.02 $4,751,538,120.86
A. Faktor Regulasi
18
Hingga saat ini PT. HM Sampoerna Tbk. masih berdiri dan
menjalankan bisnisnya tidak hanya pada sektor industri rokok tetapi
juga membuka usaha lain yang dikelola anak perusahaan seperti
1. bidang usaha distribusi rokok
2. Investasi saham pada perusahaan lain
3. Jasa ekspedisi dan pergudangan
4. Manufaktur dan perdangan rokok
5. Pengembangan property
6. Percetakan dan pengemasan
7. Perdagangan umum
8. Properti, perdagangan, dan jasa, serta
9. Wisata dan jasa lapangan golf.
Meski industri rokok dikatakan sebagai sektor bisnis yang cukup
beresiko akibat produk yang dinilai membahayakan bagi konsumen
serta kerap menghadapi banyak kontra, namun PT. HM Sampoerna Tbk.
terbukti bisa mempertahankan bisnisnya. Hal ini disebabkan oleh
ketaatan dan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi yang berlaku. PT.
HM Sampoerna Tbk. terbukti telah menjalankan kewajibannya dalam
berbisnis sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti:
1. Mengikuti ketentuan yang berlaku dalam peraturan yang
mengatur semua kegiatan promosi, iklan dan pemberian
sponsor, maupun pemasangan label peringatan kesehatan
bergambar pada semua kemasan rokok yang dijual di Indonesia
berlaku mulai Juni 2014.
2. Berkontribusi secara sukarela dalam upaya mencegah anak di
bawah umur dari kegiatan merokok sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 109/2012 melalui program
pencegahan akses pengecer yang bertujuan meningkatkan
kesadaran mitra dagang perusahaan akan larangan penjualan dan
pembelian rokok oleh anak berusia di bawah umur
3. Perusahaan telah berkontribusi secara signifikan terhadap
penerimaan negara melalui pajak dengan total pembayaran pajak
19
perusahaan tahun 2014 sebesar Rp 44.2 triliun yang terdiri dari
pajak cukai, PPN, pajak rokok, dan pajak penghasilan
perusahaan. Pembayaran pajak cukai Sampoerna sebesar 28%
dari total penerimaan negara dengan nominal Rp 112 triliun
menjadikan PT. HM Sampoerna Tbk. sebagai salah satu
penyumbang terbesar dari segi penerimaan cukai negara..
4. Perusahaan telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar
78.000 pekerja dan berperan serta dalam menghimbau
pemerintah untuk mempertimbangkan pentingnya perlindungan
ketenagakerjaan yang cukup besar dalam sektor industri rokok
saat menentukan kebijakan cukai.
20
Pada posisi ini perusahaan sudah mempunyai market share yang tinggi
dan growth yang cukup baik, untuk mempertahankan produk perusahaan
dapat menjaga satabilitas dari tingkat pemasaran produk dan harga.
Analisis studi kasus terhadap unit bisnis rokok PT. HM Sampoerna Tbk:
Rokok dji sam soe dapat dimasukkan dalam kategori stars karena masih
memiliki tingkat pertumbuhan yang belum cukup stabil. Hal itu dibuktikan
dengan naiknya tingkat pertumbuhan dari tahun 2010 sampai 2013 lalu
mengalami penurunan pertumbuhan yang cukup signifikan pada tahun
2014. Hal ini juga berakibat pada penjualan rokok dji sam soe yang juga
mengalami penurunan yang amat drastis pada tahun 2014.
C. Marlboro: Question
21
terlalu besar sehingga mengakibatkan penjualan yang tidak terlalu banyak.
Berdasarkan hal tersebut maka rokok sampoerna kretek dikategorikan
sebagai question.
E. U Mild: Question
Stars Question
- Sampoerna Kretek
- U Mild
- Sampoerna A
22
Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPKS) yang didirikan tahun 2007
di Pasuruan, Jawa Timur. Sampoerna juga mendukung program
pemerintah RI untuk membina 1500 usaha baru pada tahun 2013.
Sampoerna juga melanjutkan dukungan bagi metode System of Rice
Intensification (SRI) yang dimulai sejak tahun 2008 dan saat ini telah
diterapkan pada lahan seluas 1300 Ha diberbagai wilayah di Pulau Jawa
dan Bali.
PT. HM Sampoerna Tbk. juga membantu pengecer kecil untuk
memperbarui toko mereka melalui program Sampoerna Retail
Community. Tahun 2010 sekitar 3400 pedagang pengecer berpartisipasi
dalam program tersebut. Pada tahun 2014 PT. HM Sampoerna Tbk,.
menerapkan pemberdayaan wanita, perusahaan berkomitmen untuk
mendukung terciptanya lingkungan yang dapat bermanfaat baik
lingkungan internal maupun eksternal. Melalui program Peningkatan
Kesehatan dan Sanitasi Masyarakat yang diadakan di Aceh, perusajaan
melatih 2.069 perempuan tentang pentingnya pola hidup sehat.
Kemudian ada juga program pelatihan tentang manahemen keuangan
yang diadakan di Banyuwangi, dan Lombok.
2. Bidang Pendidikan
Sampoerna berkomitmen untuk berperan dalam meningkatkan
system pendidikan Indonesia yang diwujudkan melalui kerjasama
dengan Putera Sampoerna Foundation. Salah satu programnya adalah
Teacher Learning Centre (TLC) untuk mendukung upaya pemerintah
dalam meningkatkan kualitas pengajaran, dan pada tahun 2011
mendukung 13 Taman Belajar Masyarakat dengan melayani masyarakat
di sekitar pabrik Sampoerna di Surabaya, Pasuruan, dan Karawang,
termasuk mobil Pustakka Sampoerna dan dua perpustakaan karyawan.
Mulai tahun 2012 PT. HM Sampoerna Tbk. bekerja sama dengan Putera
Sampoerna Foundation dalam melaksanakan komitmen untuk
memberikan dukungan bagi program peningkatan akses kepada
pendidikan berkualitas tinggi dan meningkatkan kapasitas para
pendidik.
23
3. Bidang Tanggap Darurat Bencana
Sampoerna memandang perlunya membina kesiapan masyarakat
dalm mengurangi risiko bencana alam, setiap tahunnya ada program
yang dilakukan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap bencana yang
menimpa Indonesia. Pada tahun 2011 PT. HM Sampoerna Tbk.
memberikan perawatan medis bagi lebih dari 200 orang ketika Gunung
Gamalama di Ternate meletus, perusahaan juga memberi layanan
pemeriksaan kesehatan bagi hampir 10.300 orang di masyarakat sekitar
lokasi pabrik dan kegiatan operasional usaha Sampoerna dan
masyarakat daerah penghasil tembakau di Jawa, Denpasar, Bali,
Lampung, Sumatra, Ternate. Pada tahun 2012 tim Sampoerna Rescue
(SR) terus berkiprah dalam membangun kesiapan masyarakat dan
menanggulanggi bencana alam dengan program pembangunan rumah
aman gempa sejumlah 45 unit rumah aman gempa untuk warga desa
Seraya Barat dan Bukit, Kabupaten Karangasem dan warga desa
Sanggalangit dan Geogak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Tahun
2013 juga demikian., contohnya dengan Sampoerna Search & Rescue
training Centre (SARTC), Pekan bakti kesehatan di berbagai wilayah,
dan dengan mewujudkan program “Desa Tangguh Bencana”.
4. Bidang Pelestarian Lingkungan
Sampoerna memandang pengelolaan lingkungan itu penting dalam
memastikan keberlangsungan masyarakat. Perusahaan mendukung
inisiatif untuk mengurangi risiko bencana alam yang dapat mengancam
masyarakat dan berisiko terhadap pasokan bahan baku, terutama
tembakau dana cengkih. Program pelestarian lingkungan ini berfokus
pada kegiatan penanaman pohon dan rebosasi hutan di berbagai daerah
di Indonesia. Pada bulan Maret 2010 perusahaan melakukan
penanaman sekitar 23.500 pohon di Gunung Arjuno dan menjadi bagian
dalam kegiatan penanaman kembali 50 hektar kawasan hutan di lereng
Gunung Arjuno. Selain itu perseroran juga menyumbangkan kebih dari
tujuh juta bibit pohon kepada masyarakat setempat untuk mendukung
“Hutan Lestari” di Lombok, NTB.
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Studi kasus dilakukan pada PT. HM Sampoerna Tbk. dengan
menganalisis return saham harian sebesar Rp 52.041,4 dan return pasar
harian dengan nilai sebesar Rp 4.204,816698 yang mengindikasikan adanya
selisih yang cukup besar dan berarti saham PT. HM Sampoerna Tbk.
bersifat high return. Analisis rata-rata standar deviasi sebesar 0,025321676
berarti semakin kecil kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang
diharapkan sehingga resikonya pun terbilang semakin rendah. Beta saham
perusahaan sebesar 0,541261236 berarti saham PT. HM Sampoerna Tbk.
tergolong saham defensif dan merupakan saham yang cukup aman karena
dinilai memiliki resiko yang relatif rendah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pergerakan return saham perusahaan tercermin dari isu-isu
yang terjadi setiap tahunnya mulai dari 1 Januari 2010 hingga 23 Oktober
2015. Analisis risiko perusahaan yang terbagi dalam risiko saham
perusahaan, risiko pasar, dan risiko bisnis perusahaan. Unit bisnis rokok PT.
HM Sampoerna dianalisis dengan BCG Matrix dengan hasil merek produk
Sampoerna A berada di posisi Cash Cow, merek Dji Sam Soe berada di
posisi Stars, dan merek produk Malboro, Sampoerna Kretek, serta U Mild
berada di posisi Question. Program CSR dilakukan di bidang pemberdayaan
masyarakat setempat, pendidikan, tanggap darurat bencana, dan pelestarian
lingkungan.
4.2 Evaluasi
Pencapaian yang sudah dicapai oleh PT. HM Sampoerna Tbk.
sebaiknya dipertahankan dan terus ditingkatkan. Banyak hal di masa yang
akan datang dapat mempengaruhi perusahaan, entah hal tersebut dapat
diprediksi maupun tidak, sehingga perusahaan bisa lebih siap menghadapi
risiko tersebut. Salah satu risiko yang mungkin akan dihadapi dan menjadi
tantangan berat bagi perusahaan adalah peresmian Masyarakat Ekonomi
ASEAN sebagai perekonomian terbuka dan ini artinya perusahaan tidak
25
hanya bersaing dengan produk dan pesaing dalam negeri namun juga
dengan produk dan pesaing dari luar negeri.
Selain itu diharapkan perusahaan bisa lebih terbuka dan transparan
dalam memberikan Laporan Keberlanjutan atau Sustainability Report setiap
tahunnya dan diunggah pada situs perusahaan sehingga konsumen dan
pembaca lainnya bisa mengetahui tanggung jawab perusahaan yang
dicerminkan dari agenda Corporate Social Responsibility secara rinci. Hal
itu akan meningkatkan nama baik perusahaan serta menghindarkan
perusahaan dari risiko yang merugikan, meningkatkan daya saing,
meningkatkan kepercayaan, dan juga sebagai bahan analisis investasi bagi
para investor.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adisetiawan, R., 2017, Does Stock Option Force Bid-Ask Spread and
Abnormal Return. International Research Journal of Finance and
Economics, (161), 96-104.
27