Anda di halaman 1dari 34

USULAN PROYEK PENELITIAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI


SIMPAN PINJAM TUNAS MERTHA MANDIRI DILIHAT
DARI PRODUKTIVITAS PEROLEHAN LABA

LUH MAS SUSILAWATI


17.01.1.142

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA
SCHOOL OF ECONOMICS WITH SPIRITUAL INSIGHT
SINGARAJA
2019
USULAN PROYEK PENELITIAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI


SIMPAN PINJAM TUNAS MERTHA MANDIRI DILIHAT
DARI PRODUKTIVITAS PEROLEHAN LABA

Proposal Penelitian Ini Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu


Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma Singaraja

OLEH :
LUH MAS SUSILAWATI
17.01.1.142

JURUSAN MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SATYA DHARMA
SCHOOL OF ECONOMICS WITH SPIRITUAL INSIGHT
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa, sebab atas berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan

penulisan Proposal ini. Penulis laporan ini bertujuan untuk melengkapi syarat

dalam menyelesaikan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma

Singaraja.

Adapun judul proposal ini adalah “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM TUNAS MERTHA MANDIRI

DILIHAT DARI PRODUKTIVITAS PEROLEHAN LABA”. Selain

pengetahuan yang ada, penuh disadari bila penulisan Proposal ini banyak

mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung

ataupun tidak langsung.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. AAN Oka Suryadinatha Gorda, SE.MM selaku Ketua Yayasan

Ratyni Gorda Singaraja.

2. Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani, SE.MM selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ekonomi Satya Dharma Singaraja.

3. Ni Luh Eka Ayu Permoni, SE.MM selaku Ketua Jurusan Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma Singaraja.

4. Bapak/Ibu Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya

untuk memberikan gagasan - gagasan dan ide – ide dalam penyelesaian

Proposal ini.
5. Bapak/Ibu Dosen serta staf pegawai Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya

Dharma Singaraja yang telah memberikan informasi – informasi terkait

penyusunan Proposan ini.

6. Bapak dan Ibu sekeluarga atas segala dorongan materil dan moril yang

telah diberikan kepada penulis. Rekan – rekan mahasiswa Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Satya Dharma Singaraja sperti keluarga kedua yang banyak

memberi motivasi, semoga mereka memperoleh karunia dari Tuhan Yang

Maha Esa.

7. Seluruh teman – teman atas bantuan dan kerjasamanya. Dalam kesempatan

ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari kekurangan

dan kelemahan sehingga penulis mengharapkan saran – saran maupun

gagasan yang membangun demi kesempurnaan Proposal ini.

Singaraja, 02 April 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................v
DAFTAR BAGAN..........................................................................................................vi
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................9
D. Kegunaan Penelitian................................................................................................9
E. TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................11
1. Pengertian Laporan Keuangan.....................................................................11
2. Tujuan Laporan Keuangan...........................................................................14
3. Analisis Laporan Keuangan..............................................................................14
F. KERANGKA PEMIKIRAN..................................................................................25
G. DEFINISI OPERASIONAL..................................................................................27
H. METODE PENELITIAN......................................................................................28
1. Lokasi Penelitian.............................................................................................28
2. Jenis Data dan Sumber Data..........................................................................28
3. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................30
4. Teknik Analisa Data.......................................................................................30
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Data Perkembangan Laba Di Koperasi Tunas Mertha Mandiri.........................8
YTabel 3. 1 Standar Profitabilitas Pada

Koperasi................................................................32
DAFTAR BAGAN
YBAGAN 1.1...................................................................................................................26
JUDUL :

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI


SIMPAN PINJAM TUNAS MERTHA MANDIRI
DILIHAT DARI PRODUKTIVITAS PEROLEHAN LABA

A. Latar Belakang

Pada era saat ini, pelaku ekonomi dibagi dalam tiga jenis yaitu BUMN

(Badan Usaha Milik Negara) seperti PT. Garuda Indonesia, PT. Angkasa Pura I

dll, BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) seperti PT. XL Axiata dan yang terakhir

yaitu Koperasi. Koperasi bisa dikatakan sebagai penunjang berjalannya

perekonomian pada usaha kecil menengah. Koperasi dibentuk untuk membantu

meningkatkan perekonomian masyarakat golongan ke bawah hingga menengah.

Koperasi juga dituntut untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para

anggotanya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian menyebutkan bahwa koperasi Indonesia adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Dari pernyataan tersebut dapat

diketahui bila koperasi sangat melekat pada kehidupan masyarakat sehari-hari.

Sedangkan Sumarsono (2004) menyimpulkan koperasi merupakan pembentukan

sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis. Perkumpulan orang yang

secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan

kemakmuran ekonomi masyarakat. Untuk itu, peran koperasi dipandang sangat

sesuai dan strategis untuk ikut menopang ekonomi rakyat, terutama masalah

pendanaan yang saat ini sangat dibutuhkan sebagai usaha pemerintah untuk
mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (Partomo, 2009:71). Sehingga

keberlangsungan koperasi cukup diharapkan terus berlanjut kedepannya. Untuk

mengetahui dan menganalisis kondisi koperasi maka diperlukan adanya laporan

bulanan yang disebut dengan laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan saat ini atau periode kedepannya Kasmir(2013:7). Menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (2009:1) bahwa laporan keuangan terdiri dari proses laporan

keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

ekuitas, laporan posisis keuangan, catatan dan laporan lain serta materi akan

penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut

Kasmir (2014), ada beberapa tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan

yaitu sebagai berikut :

1. Untuk melihat posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu,

harta, hutang, modal, maupun SHU yang telah dicapai untuk beberapa

periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan

perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimilliki perusahaan.

4. Untuk mengetahui langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke

depan yang melihat keadaan posisi keuangan perusahaan saat ini.

Dalam laporan keuangan tersebut akan menguraikan seberapa pendapatan,

pengeluaran serta keuntungan atau laba yang diperoleh dari koperasi tersebut.

Laba akan menjadi tolak ukur dari keberhasilan pengelolaan koperasi. Selain itu,

disamping membantu meningkatkan perekonomian masyarakat golongan ke


bawah hingga menengah dan membantu meningkatkan kesejahteraan anggotanya,

koperasi juga memiliki tujuan lain yaitu untuk memperoleh keuntungan (profit).

Laba merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan

sebagai berikut : Laba = Penjualan-Biaya Mahmud M. Hanafi (2010:32). Namun

diperlukan juga analisis terhadap perkembangan dan perubahan laba untuk

mengetahui produktivitas perolehan laba. Produktivitas merupakan perbandingan

antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama

periode tertentu Muchdarsyah (2005:12). Ini disebabkan karena peningkatan laba

belum tentu menyatakan bahwa koperasi tersebut cukup produktif. Ini

dikarenakan besarnya laba tidak menjamin bahwa koperasi tersebut sudah tepat

dalam mengelola aset kekayaannya untuk menghasilkan laba yang lebih

maksimal. Agnes Sawir (2001:6) mengungkapkan bahwa analisis rasio keuangan

“Perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi

keuangan dan prestasi perusahaan”. Rasio keuangan (financial ratio) ini sangat

penting untuk melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan (Irham

Fahmi 2006 : 51). Sofyan Syafri Harahap (2007:297) mengungkapkan bahwa

“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu

pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang

relevan dan signifikan (berarti)”. Menurut Harahap (2010:301)” beberapa rasio

yang sering digunakan adalah :

1. Rasio Likuiditas. Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.


2. Rasio Solvabilitas. Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban - kewajibannya

apabila perusahaan dilikuidasi

3. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas. Menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada

4. Rasio Laverage. Menggambarkan hubungan antara utang perusahaan

terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan

perusahaan yang digambarkan oleh modal.

5. Rasio Aktivitas. Menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan

dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian

dan kegiatan lainnya.

6. Rasio Pertumbuhan (Growth). Menggambarkan persentase pertumbuhan

pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.

7. Penilaian Pasar (Market Based Ratio). Rasio ini merupakan rasio yang

lazim dan yang khusus dipergunakan di pasar modal yang

menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.

8. Rasio Produktivitas. Rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit

atau kegiatan yang dinilai, misalnya rasio karyawan atas penjualan, rasio

biaya per karyawan.”

Namun rasio yang digunakan dalam menganalisis produktivitas perolehan laba

adalah analisis ratio profitabilitas atau rentabilitas. Dalam buku Harahap (2013)

yang berjudul Analisis kritis atas laporan keuangan (Courties) mengatakan bahwa

“Aspek yang terpenting dalam menganalisa laporan keuangan yaitu mengenai


profitabilitas (laba), sebagai alat ukur efektiftas manajemen yang ditunjukan oleh

laba yang dihasilkan dari penjualan investasi perusahaan atau dengan kata lain

untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

dalam penjualan”. Senada dengan Courties, Agriyanto (2014) berpendapat bahwa

“Setiap perusahaan pada intinya adalah untuk mendapatkan profit yang

maksimal”. Untuk mengukur tingkat efisiensi dan keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan laba, maka dalam penelitian ini peneliti menggunaka rasio

profitabilitas sebagai alat analisa. Wild (2014) berpendapat bahwa “Analisis rasio

profitabilitas sangat penting bagi semua pengguna”. Dikarenakan rasio

profitabilitas bermanfaat untuk menunjukan besar kecilnya tingkat keberhasilan

yang diperoleh perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Lebih lanjut

Mardiyanto (2009) mengatakan bahwa “Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang

bertujuan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan

gambaran tentang tingkat efektivitas manajemen dalam melaksankan kegiatan

operasinya”. Analisis rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu dengan Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Gross Profit

Margin dan Net Profit Margin Irham Fahmi (2013: 80).

Hery (2016: 193 –194 ) mengatakan bahwa “Return On Asset” merupakan

rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba

bersih. Rumusnya adalah dengan mebagikan total aset dengan laba bersih. Sejalan

dengan itu maka (Sutrisno:2009) Return on assets merupakan ukuran kemampuan

perusahaan dengan menghasilkan laba dengan semua aset yang dimiliki oleh

perusahaan. Serta menurut Menurut Fahmi (2012:98), Return On Assets melihat

sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian


keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya

sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.

Hery (2016: 194 –195) mengungkapkan bahwa “Return on Equity

merupakan rasio yang menunjukan seberapa besar kontribusi equitas dalam

menciptankan laba bersih. Rumusnya adalah dengan membagikan total modal

dengan laba bersih. Return on equity yaitu kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini

ada yang menyebut sebagai profitabilitas modal sendiri (Sutrisno, 2009). Menurut

Tandelilin (2010:315), Return on Equity (ROE) umumnya dihitung menggunakan

ukuran kinerja berdasarkan akuntansi dan dihitung sebagai laba bersih perusahaan

dibagi dengan ekuitas pemegang saham biasa.

Menurut Hery (2016: 195 –196) “Gross Profit Margin merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur besarnya presentase laba kotor aatas penjualan

laba bersih. Rumus yang digunakan adalah dengan membagikan laba kotor

terhadap pendapatan bersih. Munawir (2004, hlm. 99) menyatakan bahwa :

“Gross profit margin merupakan rasio atau perimbangan antara gross profit (laba

kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada

periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang

dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila rasio ini dikurangkan terhadap

angka 100% maka akan menunjukkan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya

operasi dan laba bersih”. Selanjutnya Lukman Syamsuddin (2007, hlm. 61)

menyatakan bahwa : “Gross profit margin merupakan persentase dari laba kotor

(sales cost of good sold) dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit

margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena halini menunjukkan cost
of good sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales. Demikian

sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi

perusahaan”.

Hery (2016: 198 –199) berpendapat bahwa “Net Profit Margin merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur presentase laba bersih atas penjualan

bersih. Rumus yang digunakan adalah dengan mengurangkan laba bersih terhadap

penjualan.” Menurut Martono dan Harjito (2005: 59) Net profit Margin (NPM)

merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak

penghasilan. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) menurut Alexandri (2008:200)

adalah :“Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.”

Dengan menggunakan keempat rasio tersebut dapat diketahui bagaimana

produktifitas perolehan laba sebuah koperasi. Hampir seluruh koperasi

menggunakan analisis ini untuk mengetahuinya. Salah satunya ialah tempat

penelitian yang saya gunakan yaitu Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha

Mandiri yang memiliki 8 unit yang tersebar di beberapa lokasi yaitu Unit 1 dan 7

di Griya Sambangan, Unit 2 dan 8 di daerah Baktiseraga, Unit 3 di Jalan Bisma,

Unit 4 dan 6 di Gang Durian No.4 Jalan Pulau Obi, dan Unit 5 di daerah Seririt.

Menjalankan usaha simpan pinjam yang masih merupakan usaha primadona

koperasi yang dapat menghasilkan pendapatan yang cukup menjanjikan.

Adapun data perkembangan laba Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha

Mandiri periode 2012 sampai 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:
DATA PERKEMBANGAN LABA KOPERASI TUNAS MERTHA

MANDIRI

PERIODE 2012-2017

Tabel 1. Data Perkembangan Laba Di Koperasi Tunas Mertha Mandiri

TAHUN LABA PERUBAHAN (%)

(Rp)
2012 327.265.000 -
2013 349.923.000 6,92
2014 295.355.750 -15,59
2015 355.049.250 20,21
2016 292.348.000 -17,65
2017 295.291.000 1,01
Sumber : Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha Mandiri

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui perubahan laba pada KSP

Tunas Mertha Mandiri periode 2012 sampai 2017. Pada tabel dapat diketahui

bahwa terjadi penurunan laba sebesar -15,59% pada tahun 2014 dimana pada

tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebesar 6,92%. peningkatan yang paling

signifikan terjadi pada tahun 2015 yaitu diperoleh laba sebesar 20,21 %. Namun

pada tahun 2016 mengalami penurunan yang cukup signifikan pula yaitu sebesar

-17,65%. Serta pada tahun berikutnya yaitu tahun 2017 mengalami perubahan

yang tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 1,01%.

Walaupun terlihat jika beberapa kali mengalami peningkatan yang berubah

– ubah namun fluktuasi yang terjadi menandakan jika manajemen KSP masih

belum produktif dalam mengolah usaha guna memperoleh laba yang maksimal.

Dimana penurunan paling signifikan terjadi pada tahun 2016 sebesar -17,65%.

Maka diperlukan analisis rasio profitabilitas guna menganalisis kinerja

keuangan Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha Mandiri dalam produktivitasnya


memperoleh Laba. Sehingga penulis mengambil sebuah penelitian yang berjudul

“ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

TUNAS MERTHA MANDIRI DILIHAT DARI PRODUKTIVITAS PEROLEHAN

LABA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis dapat penulis membuat rumusan

masalah yaitu : Bagaimana analisis laporan keuangan pada Koperasi Simpan

Pinjam Tunas Mertha Mandiri dilihat dari rasio produktivitas perolehan laba ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penulis bermaksud melakukan

penelitian untuk mengetahui analisis laporan keuangan pada Koperasi Simpan

Pinjam Tunas Mertha Mandiri dilihat dari rasio produktivitas perolehan labanya.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan nantinya bisa memperkaya dan memperkuat aplikasi

teori-teori yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber para ahli dengan kenyataan

di lapangan, khususnya mengenai analisis laporan keuangan dan produktivitas

perolehan laba di Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha Mandiri serta

diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

2. Kegunaan Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ataupun inspirasi

khususnya pada Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha Mandiri sebagai

sumbangan pemikiran kepada pihak manajemennya untuk dapat mengevaluasi


laporan keuangan dengan menganalisisnya guna mampu melihat produktivitas

perolehan labanya.
E. TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil terakhir dari proses akutansi suatu

perusahaan , dimana dalam proses akutansi tersebut terdapat transaksi

yang terjadi yang kemudian diolah dan diformatkan yang selanjutnya

dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan. Nantinya akan dipakai sebagai

pedoman apakah perusahaan tersebut mengalami kemajuan atau

kemunduran atau dengan kata lain laporan keuangan dapat dipakai sebagai

alat ukur kinerja suatu perusahaan.

Menurut Munawir (2001:2), laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas

perusahaan tersebut.

Sedangkan menurut Jumingan (2006:4), laporan keuangan merupakan

hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan yang

disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak terdiri atas

Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Laba Ditahan, dan Laporan

Perubahan Posisi Keuangan.

Kasmir (2015:7) menjelaskan laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu.

Laporan keuangan disiapkan oleh setiap perusahaan untuk dapat

memberikan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan, terutama


untuk dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan

keputusan. Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian

proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis, dimana seorang

akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi

hingga dapat menginterpretasikan serta menganalisis laporan keuangan

perusahaan, Selain itu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap posisi keuangan maupun perkembangan perusahaan, yaitu pihak

internal seperti manajemen perusahaan dan karyawan, dan pihak eksternal

seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. (Hery,

2012).

Menurut Dwi dan Rifka (2008:5) para pemakai laporan keuangan,

menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan

informasi yang berbeda, yang meliputi : investor, kreditur (pemberi

pinjaman), pemasok dan kreditur usaha lainnya, Shareholders (para

pemegang saham), pelanggan, pemerintah, karyawan, masyarakat.

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan merupakan hasil akhir dari proses akutansi yang

menggambarkan kondisi keuangan pada jangka waktu tertentu dan juga

dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja sutu perusahaan.

Adapun jenis-jenis laporan keuangan Menurut Kasmir (2016:28),

secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun:
1.Balance sheet (Neraca).

Balance sheet (neraca) merupakan laporan yang menunjukkan

posisi keuangan perusahan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan

dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktivitas (harta) dan passiva

(kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2.Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Income statement (laporan laba rugi) merupakan laporan keuangan

yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode

tertentu. Dalam laporan laba rugi ini terggambar jumlah pendapatan dan

sumber-sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian juga terggambar

jumlah biaya dan jenis-jenis yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3.Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan

jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga

menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadi nya perubahan

modal di perusahaan.

4.Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas

masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa

pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar

merupakan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Baik arus

kas masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
5.Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat

berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini

memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas

laporan keuanganyang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.

Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas

data keuangan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Harahap (2013:70), “Tujuan

laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi”.

Sedangkan menurut Fahmi (2013:5), tujuan laporan keuangan yaitu

“memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang

kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002;4) tujuan laporan

keuangan adalah:

a) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.

b) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian masa lalu,

c) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

menajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang

dipercayakan kepadannya.
Dapat disimpulkan bila laporan keungan dibuat dengan tujuan agar

nantinya dapat digunakan dalam pengamatan kinerja maupun digunakan

dalam mengambil keputusan dalam bidang keuangan.

3. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan pada dasarnya digunakan sebagai tolak ukur

kinerja, tingkat keuntungan dan resiko suatu perusahaan.

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Dwi dan Rifka (2008:56), analisis laporan keuangan

merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam

unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah

hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh

pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu

sendiri.

Analisis laporan keuangan adalah analisis mengenai dua daftar yang

disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua

daftar itu adalah daftar neraca/laporan posisi keuangan dan daftar

pendapatan/daftar laba rugi

(Myer, 2010).

Menurut Prastowo dan Rifka (2010) “Analisis laporan keuangan

merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam komponen-

komponennya. Penelaahan mendalam terhadap masing-masing komponen

tersebut akan menghasilkan pemahaman menyeluruh atas laporan keuangan itu

sendiri”.
Dijelaskan pula oleh Munawir (2010) bahwa analisis laporan

keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan

atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan

(trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta

perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan merupakan kegiatan penelahaan terhadap dua komponen yaitu

neraca dan laporan laba rugi untuk memperoleh hubungan dan

kecenderungan posisi keuangan suatu perusahaan.

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Pratowo dan Rifka (2010)

adalah “untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada

dugaan murni, terkaan dan intuisi, mengurangi dan mempersempit lingkup

ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan pada setiap proses pengambilan

keputusan”.

Sejalan dengan hal tersebut maka tujuan dari analisis laporan

keuangan menurut Kasmir (2014) yaitu:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang

telah dicapai untuk beberapa periode.

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.


4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan

saat ini.

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah

perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau

gagal.

6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan

sejenis tentang hasil yang mereka capai.

Tujuan analisis laporan keuangan juga diungkapkan oleh Munawir

(2010), yaitu sebagai berikut: Tujuan analisis laporan keuangan

merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi

sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai

perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti

bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut

diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut

sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan

yang akan diambil.

Dapat disimpulkan bahwa tujuan analisis laporan keuangan yaitu

untuk mengetahui posisi laporan keuangan sebuah perusahaan , apakah itu

berhasil atau tidak. Dimana perusahaan dapat menggunakannya sebagai

pedoman mengambil keputusan seperti penyegaran pihak manajemen jika

kinerja perusahaan dilihat mengalami penurunan.

c. Pengertian Analisis Rasio Keuangan


Analisa rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling

banyak digunakan, dimana dalam perhitungan rasio ini menggunakan

perhitungan aritmatika sederhana yang dapat diintreprestasikan, dimana

setiap perhitungan rasio akan jauh lebih bermanfaat jika dibandingkan

dengan hasil perhitungan rasio tahun sebelumnya. (Hery, 2012)

Analisa Rasio Keuangan merupakan proses analisis dan penilaian yang

membantu dalam menjawab pertanyaan yang sudah sewajarnya diajukan,

jadi itu merupakan alat untuk mencapai tujuan. (Hery, 2014)

Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis

kelemahan dan kekuatan dibidang financial akan sangat membantu dalam

menilai prestasi manajemen masa lalu dan prosfeknya dimasa mendatang.

Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas

yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang

yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan

pengeluaran investasi yang baik, dan struktur modal yang sehat sehingga

tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.

Sartono (2010:113).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan jika analisis rasio

keuangan penting fungsinya sebagai alat untuk mengambil keputusan

secara financial dan juga menggambarkan kas , piutang dan persediaan

yang terdapat dalam suatu perusahaan.

d. Penggolongan Angka Rasio

Menurut Harahap (2015:301) rasio keuangan yang sering digunakan

adalah sebagai berikut :


a. Rasio Likuiditas, adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

b. Rasio Solvabilitas, adalah rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau

kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.

c. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas, adalah rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaandalam menghasilkan laba.

d. Rasio Laverage, adalah rasio yang melihat seberapa jauh

perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar.

e. Rasio Aktivitas, adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang

dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya.

f. Rasio Pertumbuhan, adalah rasio yang menggambarkan persentase

kenaikan penjualan/pendapatan tahun ini dibandingkan dengan

tahun lalu.

g. Penilaian Pasar (Market based ratio), adalah rasio yang

menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar

modal

h. Rasio Produktivitas adalah rasio yang menunjukan tingkat

produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.

Pada dasarnya begitu banyak analisis rasio yang digunakan dalam

menganalisis laporan keuangan, namun yang digunakan dalam

menganalisi produktivitas perolehan laba yaitu rasio profitabilitas.


Menurut Munawir (2014:33) profitabilitas atau rentabilitas adalah

“menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu.”

Menurut Harahap (2010: 304), Rasio profitabilitas adalah

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui

semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan kas,

modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Munawir (2007:240), profitabilitas adalah

rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan untuk

memperoleh keuntungan.

Profitabilitas menggambarkan kemampuan modal sebuah perusahaan

untuk mendapatkan laba atau keuntungan. Oleh sebab itu, yang digunakan oleh

perusahaan dalam mengukur tingkat profitabilitasnya yaitu modal kerja

perusahaan dan laba yang diperolehnya. Rasio-rasio yang digunakan dalam rasio

profitabilitas yaitu :

a) Return On Assets (ROA)

ROA digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang telah

ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan

yang diharapkan berdasarkan aset yang dimiliki, Irham (2012:98).

Menurut Kasmir (2008, hal 201) Return On Assets (ROA) merupakan

rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan.

Sedangkan Menurut I Made Sudana (2011, hal 22) mengemukakan

bahwa “Return On Assets (ROA) menunjukan kemampuan perusahaan


dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan

laba setelah pajak”.

Rasio ini digunakan dalam menghitung penghasilan laba bersih atau

laba setelah pajak yang bisa diperoleh dari kekayaan yang dimiliki

perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka rasio ini

menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh dengan banyaknya

aktiva atau investasi yang digunakan untuk memperoleh keuntungan

tersebut. Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan

dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aktiva. Rumus

menghitung ROA adalah (Fahmi, 2012: 98):

𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙(𝑬𝑨𝑻)

Return On Assests = X 100%

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

Keterangan :

Earning After Tax (EAT) : Laba Setelah Pajak

Total Assets : Total Aktiva

b) Return On Equity (ROE)

Hasil Pengembalian atas Modal /Return on Equity (ROE) adalah rasio

yang menunjukkan seberapa besar kontribusi modal dalam menciptakan

laba bersih (Hery, 2015: 230).

Return on Equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur laba

bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan

efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin


baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat (Kasmir, 2014:

204).

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:305) Return On Equity (ROE)

adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan beberapa persen diperoleh laba

bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

Menurut Kasmir (2008 : 204), Return On Equity (ROE) adalah:

Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri

disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dipihak lain atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri

adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja

didalamnya untuk menghasilkan keuntungan laba yang diperlukan untuk

menghitung ROE yaitu laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal

asing dan pajak perseroan atau income tax (earning after tax/EAT).

Menurut Werner R.Murhadi (2013:64) Return on Equity yaitu

mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan bagi pemegang

saham bagi setiap rupiah uang yang ditanamkan. Semakin tinggi ROE

maka akan menunjukkan semakin baik.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Equity

(ROE) adalah salah satu cara yang digunakan untuk menghitung efisiensi

perusahaan dengan cara membandingkan antara laba yang tersedia bagi

pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan

laba tersebut dalam suatu periode. Atau dengan kata lain rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari

modal sendiri yang dimiliki.


Rumus menghitung ROE adalah (Fahmi, 2012: 99):

𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑨𝒇𝒕𝒆𝒓 𝑻𝒂𝒙(𝑬𝑨𝑻)

Return On Equity = X 100%

𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓𝒔′𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚

Keterangan :

Earning After Tax (EAT) : Laba Setelah Pajak

Shareholders' Equity : Modal Sendiri atau Total Modal Para Pemegang Saham

c) Gross Profit Margin (GPM)

Menurut Sawir (2009:18), menyatakan bahwa Gross profit margin

merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau

biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk

berproduksi secara efisien.

Menurut Syamsuddin (2009:61), mengemukakan bahwa: Gross profit

margin

merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross

profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini

menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan

dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin

semakin kurang baik operasi perusahaan.

Menurut Munawir (2010:99) Gross Profit Margin adalah rasio atau

perimbangan antara gross profit (laba kotor) yang diperoleh perusahaan

dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.


Menurut Werner R. Murhadi (2013:63) Gross Profit Margin adalah

menggambarkan persentase laba kotor yang dihasilkan oleh setiap

pendapatan perusahaan, semakin tinggi GPM maka akan menunjukkan

semakin baik.

Dapat disimpulkan bahwa Gross Profit Margin merupakan

perbandingan antara laba kotor dengan tingkat penjualan di suatu

perusahaan dimana bila tingkat GPM semakin tinggi maka

menggambarkan tingkat pendapatan dari laba kotor yang tinggi yang

dimana menunjukkan kondisi operasi perusahaan yang baik pula.

Penjualan - HPP

Gross Profit Margin =

Penjualan

d) Net Profit Margin (NPM)

Menurut Kasmir (2008:200), menyatakan bahwa Net Profit Margin

merupakan ukuran keuntungan yang membandingkan antara laba setelah

bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan

pendapatan bersih perusahaan atas penjulan. Rasio ini juga dibandingkan

dengan rata - rata industri.

Rumus Net Profit Margin (NPM), menurut (Kasmir, 2008:200) :

Laba Bersih Setelah Pajak

Net Profit Margin =

Penjualan
Menurut Werner R. Murhadi (2013:64) Net Profit Margin adalah

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba neto dari

setiap penjualannya. Semakin tinggi nilai NPM maka menunjukkan

semakin baik.

Menurut Hery (2015:235) mengemukakan bahwa harga saham

sebagai berikut : “Net profit margin (NPM) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur besarnya persentasi laba bersih atas penjualan

bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap penjualan

bersih”.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Net

Profit Margin adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba di

setiap penjualan yang telah di kurangi bunga dan pajak disetiap periode.

Tingginya rasio net profit margin ini akan menyebabkan suatu perusahaan

dianggap memiliki kinerja yang baik, selain itu meningkatnya net profit

margin juga akan meningkatkan daya tarik investor untuk

menginvestasikan modalnya karena semakin tinggi net profit margin

menandakan laba perusahaan tersebut semakin besar.


F. KERANGKA PEMIKIRAN

Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha Mandiri merupakan salah satu

badan usaha yang menyalurkan kredit harian dan mingguan kepada para

pedagang mikro. Sama halnya dengan badan usaha yang lain,

produktivitas dari perolehan laba sangat berperan penting guna sebagai

ajang koreksi dan evaluasi kedepannya untuk memajukan koperasi

tersebut. Produktivitas perolehan laba perlu ditingkatkan dalam rangka

menjaga kepercayaan nasabah pada lembaga keuangan yang bersangkutan.

Maka produktivitas laba ini sangat mutlak dilakukan untuk meningkatkan

perolehan laba. Peningkaan perolehan laba Koperasi Simpan Pinjam

Tunas Mertha Mandiri dilihat dari kredit harian dan mingguan yang

disalurkan kepada nasabahnya.

Penelitian ini mendeskripsikan mengenai analisis laporan keuangan

pada Koperasi Simpan Pinjam Tunas Mertha Mandiri dari periode 2012

sampai 2017 menggunakan analisis profitabilitas dengan metode ROA,

ROE, GPM dan NPM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi atas tingkat produktivitas perolehan laba pada Koperasi Simpan

Pinjam Tunas Mertha Mandiri. Berdasarkan uraian tersebut, maka

kerangka pemikiran penelitian ini dapat ditampilkan pada gambar berikut:

Anda mungkin juga menyukai