Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Koperasi
Disusun Oleh:
Nurul ifhadiyanti
NIM: 90500120101
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Stratwgi Pengrmbangan Koperasi
dan UMKM.”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dra. Hj.
Nuraeni Gani, M.M. selaku dosen pada mata kuliah Koperasi Syariah dan UMKM.
Selain itu ditujuankan untuk menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya
dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Nuraeni Gani, M.M.
yang telah memberikan tugas ini serta membimbing dalam penulisan makalah ini
sehingga penulis memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama
penulis Menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengarapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
2. Bagaimana pembinaan dalam aspek Manajemen dan Pemasaran?
3. Bagaimana strategi penguatan Koperasi dan UMKM?
4. Bagaimana strategi pemberdayaan koperasi dan UMKM melalui program
Zakat?
5. Apa tujuan pengembangan Koperasi dan UMKM?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN
Berbagai implikasi yang paling sering dirasakan UMKM sebagai imbas dari
kebijakan seperti itu di antaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Banyak kebijakan program bantuan baik natura maupun uang tunai dan yang
dilakukan oleh berbagai departemen maupun pemerintah daerah yang tidak
sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Salah satu contohnya adalah
program inkubator yang dibuat Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah dengan program Modal Awal Padanan (MAP) pada tahun 2002.
2. Penguatan keterampilan kerja dengan mendirikan pusat-pusat pelatihan baik
oleh Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga Kerja, maupun berbagai institusi
pemerintah lainnya umumnya tidak memiliki program yang berkelanjutan dan
disesuaikan dengan daerah pusat pelatihan dibuat. Dengan kata lain, program
tersebut tidak berorientasi kepada masyarakat.
3. Kebijakan pengaturan tata kota atau tata tempat yang berhubungan dengan
lokasi pedagang kecil maupun PKL sering kali berdampak kepada matinya
usaha-usaha sektor informal. Sebagai contoh, penggusuran yang dilakukan
pemerintah daerah terhadap PKL sering kali tidak diiringi solusi bagi PKL. Jika
3
pemerintah menyediakan tempat, keputusan tersebut umumnya tidak
mempertimbangkan pendapat PKL yang digusur tentang kelayakan tempat
usaha baru tersebut. Seharusnya, pemerintah perlu mengadakan dialog dengan
para PKL agar tercapai kesepahaman di antara kedua belah pihak. Jika tidak
terjadi kesepahaman, pemerintah dapat saja membuat perencanaan bersama
sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.
4
sesungguhnya payung hukum untuk pengembangan usaha kecil dari sisi
pembiayaan telah cukup tersedia. Akan tetapi dalam aplikasinya, terdapat
banyakk kelemahan sehingga program bantuan pembiayaan bagi koperasi dan
UMKM tidak dapat dijalannkan sebagaimana mestinya.
3. Pengembangan Usaha koperasi dan UMKM merupakan langkah penting dalam
meningkatkan dan memperkuat sendi-sendi dasar perekonomian khususnya
penyediaan lapangan kerja dan pembentukan usaha-usaha boru. Mengingat
peron strategis tersebut, hendaknya perencanaan pengembangan koperasi dan
UMKM harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh, baik pada tataran
makro maupun mikro. Pengembangan koperasi dan UMKM hendaknya
bertujuan untuk:
a. Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif termasuk membuka
kesempatan usaha baru yang seluas-luasnya bagi masyarakat, serta
menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi.
b. Mengembangkan sistem pendukung usaha bagi koperasi dan UMKM untuk
meningkatkan akses kepada sumber daya prodüktif sehingga dapat
membuka kesempatan bagi berbagai potensi masyarakat untuk
memanfaatkan berbagai sumber daya, terutama sumber daya lokal yang
tersedia.
c. Mengupayakan pengembangan kewirausahaan terutama dengan cara
memanfaatkan berbagai keunggulan komparatif menjadi keunggulan
kompetitif.
5
Pada aspek pemasaran, koperasi dan UMKM umumnya belum mampu
menghadapi persaingan pasar, terutama dalam memasuki saluran distribusi yang
ada guna menawarkan berbagai produk yang dihasilkan. Namun, tidak sedikit
produk yang dihasilkan Koperasi dan UMKM mampu bersaing dengan produk
lainnya. Contohnya produk yang ditawarkan tidak kalah dengan produk usaha besar
lainnya jika dilihat dari aspek kualitas, harga, maupun ciri khasnya, misalnya :
kerajinan, ukiran batik dan makanan khas daerah.
6
1) Memotivasi untuk mau belajar dari pengalaman orang lain yang
berhasil, caranya dengan melihat dan mempelajari teknik-teknik tertentu
yang mengembangkan usahanya.
2) Berani mencoba melaksanakan keinginan dan siap menghadapi
kegagalan, apabila menghadapi kegagalan, hendaknya merupakan
pendorong untuk mencari jalan keluar.
3) Tidak ragu-ragu dalam mengemukakan gagasan atau tujuan yang ingin
dicapai, dan carilah orang lain atau ahli yang bisa diajak berembuk.
4) Bebas dari perasaan tegang atau beban yang berlebihan, menikmati
usaha yang sedang dilakukan sambil mencari perbaikan.
5) Tidak terpaku cara-cara lama atau aturan-aturan yang kurang rasional.
d. Kendali Resiko Usaha
7
dengan memperkuat strategi dasar, terutama guna meningkatkan akses pada pasar
aset produktif (modal dan bahan baku), akses ke pasar (informasi pasar), penguatan
kewirausahaan dengan membentuk pusatpusat pelatihan, penguatan program yang
lebih aplikatif, serta memperkuat kelembagaan dengan cara memperkuat
kelembagaan koperasi dan menyatukan UMKM sejenis dalam wadah koperasi.
Kedua bentuk penguatan koperasi dan UMKM tersebut dapat dijelaskan secara rinci
sebagai berikut.
8
tinggi negeri (PTN) di berbagai wilayah di Indonesia. Secara konsepsional, program
inkubator ini cukup baik. Akan tetapi, ketidaksiapan dan ketidakseriusan inkubator
serta lemahnya alih manajemen dan teknologi dari PTN membuat program ini tidak
berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Paling sedikit ada lima jenis inkubator yang selama ini menjadi acuan dalam
pengembangan inkubator di beberapa negara yakni:
a. Regional Development Incubator. Program ini berfokus kepada usaha
agribisnis, penerangan listrik, dan peningkatan keterampilan pengrajin
(terutama pengrajin di pasar regional).
b. Research, University, Technology-Based Business Incubator. Dasar
pengembangan program ini terletak pada riset dan berpusat di
universitas. Fokus program ini adalah menyediakan pelayanan untuk
personel yang terlatih guna menjadi seorang wirausaha yang melakukan
ekstraksi teknologi untuk memenuhi pasar dan berbagai peluang yang
tersedia.
c. Public-Private Partnership, Industrial Development Incubator.
Umumnya, jenis program pengembangan ini terdapat di lingkungan
perkotaan atau kawasan industri, di mana perusahaan besar dapat
dilibatkan dalam pengembangan usaha kecil sebagai vendor untuk
komponen dan pelayanannya.
d. Foreign Sponsors, International Trade and Technology. Fokus program
inkubator ini biasanya terletak pada pengembangan kolaborasi
internasional, teknologi, dan finansial. Program pengembangan ini
memfasilitasi masuknya usaha kecil dan menengah asing ke dalam pasar
lokal (domestik).
e. Tipe inkubator lainnya, misalnya inkubator yang memfokuskan diri
pada program pengembangan kelompok tertentu.
9
dan lokal, perkembangan bisnis sebelumnya, faktor social budaya masyarakat,
meniru keberhasilan orang lain, sampai yang bersifat keterpaksaan karena sulit
memperoleh pekerjaan.
10
D. Strategi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Melalui Program Zakat
Penyaluran terbesar dana zakat disalurkan untuk pemberdayaan ekonomi
sebesar 22%. Pemberdayaan di bidang ekonomi, berarti menyangkut upaya
peningkatan pendapatan dan tingkat kesejahteraan hidup yang bertumpu pada
kekuatan ekonomi sendiri sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri secara mandiri. Terdapat beberapa program pada bidang ekonomi,
antara lain :
11
pembiayaan formal sebesar 25%, (2) pertambahan satu juta wirausaha baru melalui
target pusat dan daerah, (3) pertumbuhan jumlah anggota koperasi sejumlah
10%,dan (4) Partisipasi anggota koperasi dalam permodalan sebanyak 55% (Setyo,
2016).
1. Pada tahap awal, BAZNAS menerima permohonan bantuan modal dari seorang
koordinator kelompok pelaku UMKM.
2. Tahap kedua, Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS melalui
tim ekonomi melakukan survey ketika seluruh dokumen telah dilengkapi.
Survey dilakukan untuk memastikan bahwa pemohon bantuan modal adalah
orang yang termasuk dalam kategori delapan asnaf sebagaimana telah
ditetapkan dalam Al-Qur’an Surat At- Taubah ayat 60.
3. Setelah tim ekonomi melaksanakan survey terhadap data calon mustahiq
kemudian dilakukan seleksi atas hasil pencarian dan pengumpulan data calon
mustahiq.
12
Salah satu fungsi koperasi yaitu mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. Koperasi dapat membantu para masyarakat untuk meminjam
uang guna memenuhi kebutuhan ekonomi ataupun kebutuhan rumah tangga. maka
dari itu bidang ekonomi memerlukan pengembangan koperasi.
13
pengurangan biaya perizinan. Selain itu, budaya usaha dan kewirausahaan
dikembangkan, melalui berbagai pelatihan serta penyuluhan dan kemitraan usaha.
A. Kesimpulan
Salah satu bentuk strategi penguatan koperasi dan UMKM adalah dengan
pendekatan cluster atau pengembangan sentra-sentra bisnis dan/atau pendekatan
inkubator. Kedua bentuk pendekatan pengembangan tersebut dapat dijalankan
dengan memperkuat strategi dasar, terutama guna meningkatkan akses pada pasar
aset produktif (modal dan bahan baku), akses ke pasar (informasi pasar), penguatan
kewirausahaan dengan membentuk pusatpusat pelatihan, penguatan program yang
lebih aplikatif, serta memperkuat kelembagaan dengan cara memperkuat
kelembagaan koperasi dan menyatukan UMKM sejenis dalam wadah koperasi.
14
pengembangan serta penguatan koperasi dan UMKM sangat diperlukan guna
meningkatkan perkembangan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
B. Saran
jauh tentang Kstrategi pengembangan Koperasi dan UMKM lebih dalam lagi
walaupun penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Erika. 2012. Penyaluran Dana Zakat Produktif melalui Pola Pembiayaan
(Studi Kasus BMT Binaul Ummah Bogor). Signifikan, Vol. 1, (No.2)
7992. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/signifikan/ diakses pada 3
April 2016
15
MASYARAKAT. DERIVATIF : Jurnal Manajemen, 13(2), 65-77.
Mufidati, K., & Maryunani. (2016). PERAN BADAN AMIL ZAKAT DALAM
MEMBERDAYAKAN UMKM MELALUI ZAKAT PRODUKTIF DI
KOTA SURABAYA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya, 1-20.
Prahesti, D. D., & Putri, P. P. (2018). Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro
melalui Dana Zakat Produktif. Ilmu Dakwah: Academic Journal for
Homiletic Studies, 12(1), 141-160.
16