Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat, rahmat,
dan hidayah yang tiada henti selalu dilimpahkan-Nya sehingga atas izin-Nya, kami
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dengan lancar.
Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan dukungan serta
bantuan orang lain, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Rahmadi Murwanto, selaku Direktur Politeknik Keuangan Negara STAN.
2. Bapak Agus Sunarya Sulaeman, selaku Kepala Jurusan Manajemen Keuangan
Politeknik Keuangan Negara STAN.
3. Ibu Sriyani, selaku Ketua Program Studi Diploma I Kebendaharaan Negara.
4. Bapak Putut SuyosoTricahyono, selaku Kepala Kantor KPPN Bojonegoro yang
telah memberikan kami izin untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan
di KPPN Bojonegoro.
5. Bapak Suherman, selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing dan memberikan arahan selama kegiatan PKL.
6. Para pegawai KPPN Bojonegoro yang telah memberikan bimbingan selama
kegiatan Praktik Kerja Lapangan
7. Orang tua serta keluarga penulis, yang selalu memberi kasih sayang, semangat,
nasihat, dan doa.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan serta pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Kami berharap semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat memberi manfaat
bagi kami serta pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..........................................................................................................vii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
C. TUJUAN PKL..................................................................................................................3
D. MANFAAT PKL..............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.......................................................................................................4
PELAKSANAAN PKL.................................................................................................27
A. Simpulan........................................................................................................................37
B. Saran...............................................................................................................................39
LAMPIRAN...................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................42
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM adalah pemain utama dalam
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Dengan sifatnya yang padat karya dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan sehari-
hari masyarakat, UMKM merupakan penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2015, UMKM berhasil
menyerap lebih dari 132,3 juta tenaga kerja atau sekitar 96,7% dari total tenaga
kerja di sektor swasta. Untuk itulah Pemerintah memberikan fokus perhatian
khusus terhadap pengembangan UMKM yang memiliki peran strategis untuk
menggerakkan ekonomi dari bawah.
1
2
Skema yang sudah ada sebelumnya seperti KKPE, KPENRP, KUMK, dan
KUR masih menyisakan keterbatasan, khususnya dalam hal besaran kredit dan
persyaratan. Pelaku usaha mikro yang membutuhkan dana untuk melakukan usaha
dengan jumlah kecil mulai dari Rp500 ribu, Rp1 juta hingga Rp10 juta relatif
mempunyai akses pembiayaan yang terbatas. Berdasarkan hasil proyeksi tim
peneliti Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, pada tahun 2016 terdapat 44
juta lebih pelaku UMKM yang belum dapat memperoleh akses pembiayaan melalui
KUR.
B. PERUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana peran KPPN Bojonegoro dalam Pembiayaan Ultra Mikro?
b. Apa saja kendala yang terjadi dalam pelaksanaan Pembiayaan Ultra Mikro?
c. Bagaimana solusi dari kendala dalam pelaksanaan Pembiayaan Ultra Mikro?
3
C. TUJUAN PKL
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan PKL sebagai berikut :
a. Mengetahui bagaimana bekerja secara efektif dalam lingkungan kerja
b. Untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada program studi Diploma I
Kebendaharaan Negara STAN
c. Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman mahasiswa khususnya
dalam pelaksanaan Pembiayaan Ultra Mikro.
D. MANFAAT PKL
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan PKL adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pengalaman dan pengetahuan terhadap penerapan teori-teori yang
selama ini diajarkan ke dalam praktik dunia kerja
b. Memberikan pengalaman tentang dunia kerja kepada mahasiswa
c. Memberikan gambaran kepada mahasiswa akan peran KPPN dalam
pelaksanaan dan permasalahan Pembiayaan Ultra Mikro
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan No. 95/PMK.05/2018
tentang Pembiayaan Ultra Mikro adalah program fasilitas pembiayaan kepada
usaha ultra mikro baik dalam bentuk kredit konvensional maupun pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan Ultra Mikro bertujuan untuk
menyediakan fasilitas pembiayaan yang mudah dan cepat bagi Usaha Ultra
Mikro, menambah jumlah wirausaha yang difasilitasi oleh Pemerintah, dan
meningkatkan nilai keekonomian anggota (debitur). Pembiayaan Ultra Mikro
dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Investasi Pemerintah
(PIP). Dalam Pembiayaan Ultra Mikro, BLU PIP menjalankan fungsi
koordinator dana untuk melaksanakan tugas penghimpunan dan penyaluran
dana. BLU PIP melaksanakan Pembiayaan Ultra Mikro berdasarkan target
penyaluran pembiayaan sesuai dengan alokasi yang tercantum dalam rencana
bisnis dan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sasaran dari Pembiayaan Usaha Mikro (UMi) adalah usaha mikro dengan
kriteria yaitu tidak sedang dibiayai oleh lembaga keuangan dan/atau koperasi,
dimiliki oleh Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Nomor
Induk Kependudukan (NIK) Elektronik, dan memiliki izin usaha/keterangan
usaha dari instansi Pemerintah dan/atau surat pernyataan usaha dari Penyalur.
Penyalur dalam Pembiayaan UMi meliputi Lembaga Keuangan Bukan
Bank (LKBB), Badan Layanan Umum (BLU) Pengelola Dana / Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) Pengelola Dana, dan Koperasi Simpan Pinjam / Unit
Simpan Pinjam Koperasi (KSP/USP Koperasi) & Koperasi Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah/Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
4
digunakan oleh BLU PIP, dan dimiliki oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah atau
terafiliasi dengan Lembaga milik Pemerintah/Pemerintah Derah. Penyalur
5
dana yang diterima langsung dan dicatat sebagai pendapatan BLU PIP.
Pendapatan dari pembiayaan tersebut merupakan pendapatan dari penyaluran
Pembiayaan Ultra Mikro berupa bunga, marjin, bagi hasil, dan hasil lainnya.
Sumber dana lainnya antara lain berupa dana yang berasal dari kerja sama
pendanaan dan kerja sama investasi.
Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) memiliki 4 prinsip pembiayaan yang
mendasari dalam pelaksanaanya, antara lain :
1. Empowering & Enhancing (Meningkatkan dan Memberdayakan)
Penyaluran Pembiayaan UMi dilakukan melalui institusi yang sudah ada
dan berpengalaman dalam pembiayaan UMKM
2. IT Based (Berbasis Data)
Penyaluran Pembiayaan UMi didukung Teknologi Informasi terkini untu
meningkatkan aksesibilitas dan akuntabilitas
3. Accompainment (Pendampingan)
Penyalur diwajibkan menyediakan pendampingan bagi Debitur UMi, baik
terkait pengembangan usaha maupun peningkatan kualitas hidup debitur
4. Optimization of Funds (Optimalisasi Dana)
BLU PIP melakukan optimalisasi dana melalui kerja sama pendanaan dan
kerja sama investasi untuk mengurangi ketergantungan pada dana APBN.
6
- 25 juta – 500 juta (retail)
Prosedur Peminjaman Mekanisme LKBB Mekanisme Perbankan
Pendampingan Wajib Tidak Wajib
Sumber Dana PIP selaku Coordinated Fund Masing Masing Bank Penyalur
Konsep Skema Dana Bergulir Subsidi Bunga
Tenor Peminjaman Jangka Pendek (<52 minggu) Jangka Panjang (>1 tahun)
Agunan Untuk pembiayaan Usaha kecil diperlukan agunan
berkelompok tidak perlu sebagaimana ketentuan
agunan Perbankan
Dukungan PIP memberikan pinjaman ke Subsidi Bunga
Pemerintah LKBB dengan bunga 2-4%
Tabel 1 Perbedaan UMi dengan KUR
7
made ), dalam arti menyesuaikan dengan kondisi masyarakat. Berdasarkan studi
yang dilakukan Kementerian Keuangan (Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan
Badan Kebijakan Fiskal) serta studi yang dilakukan peneliti Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), dirancang skema pembiayaan baru yang disebut
Pembiayaan Ultra Mikro atau disingkat Pembiayaan UMi, yang memberikan
fasilitas pembiayaan kepada usaha mikro dengan pagu pinjaman maksimum
Rp10 juta per nasabah
8
Dalam menyalurkan Pembiayaan Ultra Mikro, BLU PIP melakukan kerja
sama penyaluran pembiayaan dengan Penyalur. Kerja sama penyaluran
pembiayaan
dituangkan dalam perjanjian kerja sama penyaluran pembiayaan yang paling
sedikit memuat:
a. jumlah pembiayaan dan target penyaluran;
b. pola penyaluran;
c. jaminan/ fidusia;
d. pendampingan;
e. monitoring dan evaluasi; dan
f. sanksi.
Dalam hal Penyalur menggunakan pola penyaluran tidak langsung, Penyalur
melakukan kerja sama dengan Lembaga Linkage secara business to
business. Dalam melakukan kerja sama, Penyalur melakukan penilaian
kelayakan
Lembaga Linkage berdasarkan kriteria paling sedikit:
a. memiliki pengalaman dalam pembiayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah paling sedikit selama 2 (dua) tahun; dan
b. sehat dan berkinerja baik
Kerjasama antara Penyalur dan Lembaga Linkage dalam pola penyaluran
tidak langsung dituangkan dalam perjanjian kerja sama.
c) Syarat dan Ketentuan Penyaluran
Penyaluran Pembiayaan UMi dari PIP kepada Penyalur dilakukan melalui
pembiayaan konvensional atau pembiayaan syariah dengan syarat dan
ketentuan :
a. Penyalur sanggup menyalurkan Pembiayaan UMi dengan target yang
ditetapkan oleh PIP;
b. Jangka waktu pembiayaan paling lama 5 (lima) tahun termasuk masa
tenggang;
c. PIP dapat mengenakan suku bunga/margin kepada Penyalur;
d. Dalam hal PIP mengenakan bunga/margin, pembayaran bunga/margin
dilakukan oleh Penyalur setiap bulan setelah penarikan dana;
9
e. Penarikan dana dilakukan secara bertahap dengan ketentuan :
1) Tahap pertama paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari
plafon pembiayaan;
2) Tahap selanjutnya dilakukan dengan mempertimbangkan realisasi
penyaluran atas penarikan sebelumnya.
f. Penyalur menjaminkan piutang lancar dengan Fidusia paling sedikit
sebesar rencana penarikan pertahap;
g. Penyalur wajib memperbaharui piutang yang dijaminkan dalam hal
piutang yang dijaminkan macet atau jatuh tempo;
d) Fidusia
Untuk menyalurkan Pembiayaan Ultra Mikro, Penyalur menjaminkan
piutang lancar dengan Fidusia kepada BLU PIP paling sedikit sebesar
jumlah pinjaman. BLU PIP menerima piutang lancar yang dimiliki Penyalur
sebelum ditetapkannya perjanjian pembiayaan antara BLU PIP dan
Penyalur. Penjaminan piutang lancar dengan Fidusia terdiri dari piutang
yang memiliki nilai paling besar Rpl0.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per
piutang. Penyalur menyerahkan kepemilikan piutang yang dijaminkan
dengan Fidusia kepada BLU PIP sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Fidusia. Penyalur memperbaharui piutang
yang dijaminkan dalam hal piutang yang dijaminkan macet atau jatuh
tempo. BLU PIP melakukan penatausahaan dan pemantauan terhadap
piutang yang dijaminkan secara Fidusia oleh Penyalur.
e) Penyaluran kepada Debitur
Pihak yang dapat menjadi Debitur dalam Pembiayaan Ultra Mikro harus
memenuhi kriteria:
a. tidak sedang dibiayai oleh kredit program pemerintah di bidang usaha
mikro, kecil, dan menengah yang tercatat dalam SIKP; dan
b. dimiliki oleh Warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan Nomor
Induk Kependudukan sebagaimana tercantum dalam E-KTP atau Surat
Keterangan Pengganti E-KTP
10
Penyaluran Pembiayaan UMI dari Penyalur/Lembaga Linkage kepada
anggota (debitur) dilakukan melalui pembiayaan konvensional atau
pembiayaan syariah, dengan syarat dan ketentuan :
11
diterima oleh Debitur secara berkelompok masing- masing sebesar baki
debet (outstanding) paling banyak Rpl0.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah) per individu.
Keterangan Flowchart :
1. KSP/KSPPS mengajukan pembiayaan dengan menjaminkan Piutang
Lancarnya (Fiducia).
2. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) mencairkan pembiayan sesuai hasil
seleksi kelayakan KSP/KSPPS dan piutang yang disetujui untuk
dijaminkan.
12
3. Jika sumber dana berasal dari sharing dengan PEMDA, maka
pencairan
dapat dilakukan melalui lembaga Trustee.
4. Nasabah usaha mikro baru mengajukan permohonan pembiayaan ke
LKBB.
5. LKBB mencairkan pembiayaan kepada nasabah usaha mikro dan
melakukan upload dokumen kelengkapan ke Sistim Informasi Kredit
Program (SIKP), a.l : akad kredit dan SIUP.
6. Kantor Daerah Kemenkeu (KPPN) melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pencairan pembiayaan oleh LKBB berdasarkan database
SIKP. Hasil monev di update.
7. KPPN Menyampaikan hasil monev kepada Kanwil DJPBN.
8. Kanwil DJPBN melakukan rekapitulasi hasil rekonsiliasi KPPN &
melakukan analisis penyaluran Pembiayaan UMI di wilayah kerjanya
serta menyampaikan kepada Dirjen.
9. PIP menggunakan hasil monev (di data base SIKP) untuk tujuan
pencairan pembiayaan LKBB tahap berikutnya.
f) Pendampingan
Penyalur dan Lembaga Linkage harus melakukan pendampingan kepada
Debitur. Pendampingan dapat berupa:
a. pemberian motivasi;
b. konsultasi terkait usaha;
c. peningkatan kapasitas sumber daya manusia;
d. pengawasan terhadap Debitur; dan/ atau
e. bentuk pendampingan lainnya.
Pelaksanaan pendampingan dilakukan pemantauan dan evaluasi oleh BLU
PIP
g) Sistem Informasi
BLU PIP menatausahakan Pembiayaan Ultra Mikro melalui SIKP Ultra
Mikro (SIKP UMi) yang memiliki koneksi langsung antar sistem dengan
SIKP. Penyalur dan Lembaga Linkage menatausahakan data-data
Pembiayaan Ultra Mikro melalui koneksi langsung antarsistem Penyalur
13
dan Lembaga Linkage dengan SIKP UMi. Dalam hal koneksi langsung
antarsistem tidak dapat dilakukan, Penyalur dan Lembaga Linkage
melakukan unggah data melalui SIKP UMi.
h) Pelaporan
Penyalur menyampaikan laporan terkait Pembiayaan Ultra Mikro kepada
BLU PIP. Dalam pelaksanaan Pembiayaan UMi, Penyalur wajib
menyampaikan :
a. Dokumen penyaluran paling kurang terdiri atas :
1) Akad kredit antara Penyalur/Lembaga Linkage dengan Debitur;
2) Izin usaha/keterangan usaha dari instansi Pemerintah dan/ atau surat
pernyataan usaha dari Penyalur; dan
3) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
Dokumen penyaluran tersebut disampaikan kepada KPPN yang wilayah
kerjanya meliputi lokasi anggota (debitur) bersangkutan dengan
ketentuan:
- Melalui surat elektronik dalam bentuk soft copy berupa hasil scan
dokumen penyaluran; dan
- Paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah tanggal akad kredit
Debitur.
b. Laporan tahunan terdiri atas :
1) Laporan Keuangan yang telah diaudit;
2) Rencana Kerja dan Anggaran tahunan yang mencantumkan
kegiatan Pembiayaan UMi;
3) Laporan Realisasi Kinerja Koperasi.
Laporan tahunan tersebut disampaikan kepada PIP paling lambat 15
(lima belas) hari kerja setelah dokumen ditetapkan. BLU PIP
menyampaikan laporan kinerja penyaluran kepada Direktur Jenderal
secara semesteran. Dalam hal diperlukan, Direktur Jenderal dapat
meminta BLU PIP untuk menyampaikan laporan lain terkait
Pembiayaan Ultra Mikro.
i) Sanksi
14
a. Dalam hal Penyalur melakukan penyaluran dan/atau penatausahaan
pembiayaan usaha mikro menyimpang dari ketentuan, maka PIP dapat
menghentikan kegiatan penyaluran yang dilakukan oleh Penyalur;
b. Dalam hal Penyalur tidak menyampaikan dokumen penyaluran dan
laporan tahunan, Penyalur dapat dikenakan sanksi berupa denda;
c. Ketentuan mengenai besaran denda dan tata cara pengenaan denda diatur
lebih lanjut dalam Perjanjian Pembiayaan antara PIP dengan Penyalur.
15
lapangan dan menguji kesesuaian data penyaluran dengan peraturan yang
berlaku. Proses monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan dalam bentuk
rekonsiliasi. Proses rekonsiliasi tersebut dilaksanakan denga cara
membandingkan data yang di- input oleh penyalur dengan dokumen
sumber yang diunggah ke dalam aplikasi SIKP UMi. Hal ini bertujuan
untuk memberikan masukan secara berjenjang melalui Direktorat Sistem
Manajemen Investasi DJPb kepada PIP, terkait dengan kebenaran data yang
direkam oleh penyalur.
16
KPPN dalam melaksanakan survey lapangan pengukuran nilai
keekonomian Debitur, dan/atau bentuk pemantauan lainnya
Koordinasi : dilakukan berupa koordinasi dengan pihak-pihak
terkait monitoring dan evaluasi Pembiayaan Ultra Mikro dan/atau
bentuk koordinasi lainnya
Evaluasi : dilakukan berupa analisis atas penyaluran Pembiayaan
Ultra Mikro wilayah kerjanya dan/atau bentuk evaluasi lainnya
4. Monitoring dan evaluasi lainnya
a. Monitoring dan evaluasi lainnya dilakukan untuk tujuan tertentu
yang diperlukan sewaktu-waktu
b. Monitoring dan evaluasi lainnya dapat dilakukan oleh Kantor
Wilayah dan/atau KPPN terhadap Debitur, Penyalur/Lembaga
Linkage, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya
c. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
dikoordinasikan oleh Direktorat Sistem Manajemen Investasi
5. Pelaporan
KPPN menyusun laporan monev setiap semester dan disampaikan
ke Kanwil dalam bentuk soft copy melalui surat elektronik atau
media lainnya paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah
semester berakhir
Kanwil menyusun Analisis Penyaluran Pembiayaan UMi dan
disampaikan ke Dit. SMI dalam bentuk soft copy melalui surat
elektronik atau media lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah semester berkenaan berakhir
Hasil rekapitulasi tersebut diteruskan ke PIP sebagai masukan
terhadap kinerja Pembiayaan UMi di lapangan.
17
dengan aplikasi SIKP, sehingga mendukung upaya agar data yang tersedia lebih
akurat.
18
E. Mekanisme Pelaksanaan Monitoring Ketepatan Data
Monitoring ketepatan data penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro dilakukan
sebagai berikut:
1. Sampling Debitur
a. KPPN mengambil sampel Debitur setiap awal triwulan
b. Jumlah sampel Debitur yang menjadi objek monitoring ketepatan data
adalah sebanyak 540 (lima persen) dari total Debitur aktif (Debitur yang
belum melunasi atau masih memiliki pinjaman Pembiayaan Ultra Mikro)
per Penyalur yang ada di wilayah kerja KPPN, dengan ketentuan:
1) Untuk pola penyaluran langsung, jumlah sampel harus memenuhi :
i. Paling sedikit 1 debitur
ii. Paling banyak 25 debitur
19
2) Untuk pola penyaluran tidak langsung, jumlah sampel harus
memenuhi :
i. Paling sedikit 1 debitur per Lembaga Linkage
ii. Paling banyak 25 debitur per penyalur
c. Untuk saat ini, penyalur Pembiayaan Ultra Mikro untuk pola penyaluran
langsung meliputi PT. Permodalan Nasional Mandiri (PT PNM) dan PT
Pegadaian, sedangkan untuk penyalur Pembiayaan Ultra Mikro untuk
pola penyaluran tidak langsung adalah PT. Bahana Artha Ventura (PT
BAV) yang menyalurkan melalui Lembaga linkage seperti koperasi.
d. Ilustrasi. Terdapat contoh penyaluran langsung dan penyaluran tidak
langsung dalam wilayah kerja KPPN.
20
dikurangi jumlah Lembaga Linkage yang ada
menjadi : 22-3=19
a. Komida 301/441 X 100 = 68,25% 14
68,25% X 19 = 12,97
(Pembulatan = 13)
Total sampel ditambah dengan
1(alokasi minimum) menjadi:
13 + 1 = 14
b. Koperasi 135/441 X 100 = 30,61% 7
AKR 30,61% X 19 = 5,81
(Pembulatan = 6)
Total sampel ditambah dengan
1(alokasi minimum) menjadi:
6+1=7
c. Koperasi 5/441 X 100 = 1,13% 1
Sidogiri 1,13% X 19 = 0,21
(Pembulatan = 0)
Total sampel ditambah dengan
1(alokasi minimum) menjadi:
0+1=1
Maka, KPPN akan melakukan monitoring ketepatan data terhadap 63
sampel Debitur.
2. Pengiriman Surat Permintaan
Dalam pelaksanaan monitoring tersebut, KPPN menyampaikan
permintaan salinan dokumen penyaluran kepada Penyalur untuk pola
penyaluran langsung dan Lembaga Linkage dengan tembusan kepada
Penyalur untuk pola penyaluran tidak langsung. Dokumen yang diminta
adalah akad kredit antara Penyalur/Lembaga Linkage dengan Debitur dan
KTP Debitur atau dokumen lain yang dianggap sama baik soft copy
maupun hard copy. Permintaan dokumen penyaluran memuat daftar
sampel Debitur yang dilengkapi dengan nama dan NIK Debitur. KPPN
mengirimkan surat permintaan dokumen penyaluran kepada penyalur /
Lembaga linkage paling lambat tanggal:
a. 15 Januari untuk Triwulan I;
b. 15 April untuk Triwulan II;
c. 15 Juli untuk Triwulan III; dan
d. 15 September untuk Triwulan IV.
21
Dalam hal tanggal 15 merupakan hari libur, pengiriman permintaan
dilakukan pada hari kerja berikutnya. Penyalur / Lembaga Linkage
menyampaikan dokumen penyaluran kepada KPPN paling lambat 30 hari
kalender setelah permintaan. Dalam hal sampel Debitur memiliki lebih
dari 1 (satu) akad kredit yang aktif, maka Penyalur/Lembaga Linkage
mengirimkan akad kredit terbaru
3. Pemeriksaan Dokumen
a. KPPN memeriksa kelengkapan dokumen penyaluran yang diterima
dari penyalur / Lembaga linkage untuk memastikan bahwa dokumen
yang diterima telah sesuai dengan yang diminta dan tidak rusak (dapat
dibaca).
b. Apabila dokumen telah sesuai dan tidak rusak (dapat dibaca) maka
KPPN melanjutkan proses analisis.
c. Apabila dokumen tidak sesuai atau rusak (tidak dapat dibaca) maka
KPPN melakukan konfirmasi ke penyalur.
4. Konfirmasi
a. KPPN melakukan konfirmasi kepada penyalur dalam hal:
1) Dokumen belum diterima sampai batas akhir waktu penyampaian
2) Dokumen yang diterima tidak seusai dengan yang diminta
3) Dokumen rusak atau tidak terbaca
b. Konfirmasi dapat dilakukan melalui system, telepon, email, atau surat
c. Dalam hal penyalur/Lembaga linkage belum menyampaikan dokumen
atau perbaikan dokumen paling lambat 5 hari kerja setelah KPPN
melakukan konfirmasi, KPPN mencatat sebagai temuan dalam laporan
monev.
5. Analisis
a. Monitoring dilakukan dengan membandingkan kesesuaian data
penyaluran dengan dokumen penyaluran serta mengevaluasi
kesesuaian data penyaluran dan dokumen penyaluran dengan
peraturan perundang-undangan mengenai Pembiayaan Ultra Mikro.
22
b. Data yang dibandingkan dan dievaluasi antara lain:
- NIK
- Nama debitur
- Tanggal Akad
- Tanggal Jatuh Tempo
- Nilai Akad
- Skema
- Agunan
6. Penyusunan Laporan
a. Hasil analisis monitoring ketepatan data direkam oleh KPPN ke dalam
system informasi paling lambat awal triwulan bulan berkenaan.
b. Hasil monitoring ketepatan data dilaporkan dalam bentuk laporan
monitoring dan evaluasi.
F. Mekanisme Pengukuran Nilai Keekonomian Debitur
Pengukuran nilai keekonomian debitur pembiayaan ultra mikro dilakukan
sebagai berikut:
23
1. Sampling Debitur
a. Sampel Survei baseline:
- Ketentuan umum, sampel pengukuran nilai keekonomian debitur
terdiri paling banyak 10 debitur.
Umur akad pembiayaan ultra mikro paling lama 3 bulan setelah
tanggal akad
Diutamakan debitur yang sekurang-kurangnya memiliki periode
pembiayaan 12 bulan atau 50 minggu, untuk lebih dapat melihat
dan mengukur dampaknya.
- Pemilihan sampel mengacu pada sampel monitoring ketepatan data
dengan mempertimbangkan:
Jarak/aksesbilitas
Waktu
Ketersiadaan dana
Pertimbangan lain untuk efektivitas dan efisiensi
- Apabila debitur sampel monitoring ketepatan data tidak memadai,
maka KPPN dapat mengambil sampel baru dengan cara:
Menggunakan system informasi untuk melakukan pemilihan
debitur berdasarkan kedekatan lokasi atau penyalur
Berkoordinasi secara langsung dengan penyalur
- Harap disiapkan cadangan data sampel debitur dalam hal debitur
tidak dapat ditemui
b. Sampel survey endline:
Terdiri dari sampel survey baseline yang dilkaukan pada semester yang
sama pada tahun sebelumnya atau pada akhir akad pembiayaan
sebelumnya debitur.
c. Atas debitur yang sama, akan dilakukan dua kali survey yaitu pertama
survey baseline dan pada semester yang sama tahun berikutnya atau
ketika masa akhir akad, akan dilaksanakan survey endline.
2. Koordinasi
a. Setelah daftar sampel debitur siap, KPPN melakukan koordinasi dengan
penyalur terkait
24
b. Koordinasi dilakukan dengan cara menghubungi melalui telepon
dan/atau mendatangi kantor cabang penyalur
c. Koordinasi meliputi penentuan waktu pelaksanaan kunjungan lapangan
ke debitur untuk melakukan pengukuran nilai keekonomian debitur
d. KPPN menyerahkan daftar sampel debitur yang akan dikunjungi
kepada penyalur/lemabaga linkage untuk kemudian disiapkan
dokumen-dokumen pendukungnya dalam hal data sampel debitur
tersebut merupakan sampel debitur baru yang tidak termasuk dalam
sampel debitur pada monitoring ketepatan data
3. Survey Lapangan
a. Untuk menjaga suasana yang kondusif pada tingkat debitur, KPPN
tidak diperkenankan datang langsung kepada debitur tanpa adanya
pendampingan dari penyalur
b. Kuesioner yang digunakan pada survey baseline dan endline adalah
sama. Hal ini bertujuan untuk mengukur perubahan yang terjadi
terhadap nilai keekonomian debitur
c. Survey baseline dan endline dilakukan dengan metode wawancara
kepada debitur pembiayaan mikro
d. Saat pelaksanaan survey endline, terdapat kemungkinan bahwa debitur
pindah alamat dan tidak dapat dihubungi. Sedangkan penyalur tidak
memiliki data alamat yang baru karena debitur telah melunasi pinjaman,
sehingga lepas dari pemantauan penyalur. Apabila ini terjadi, KPPN
cukup melaporkan hal ini sebagai temuan dengan memberikan
penjelasan penyebab tidak dapat dilaksanakannya survey endline.
e. Dalam kuesioner terlampir akan terdapat beberapa pertanyaan yang
tidak perlu ditanyakan secara langsung kepada debitur dalam hal
petugas KPPN telah dapat melihat secara langsung jawaban dari
pertanyaan dimaksud.
4. Pengukuran Nilai Keekonomian
a. Setelah melakukan survey, selanjutnya KPPN dapat melakukan
pengukuran rekapitulasi nilai keekonomian di kantor.
25
b. KPPN merekam hasil rekapitulasi pengukuran nilai keekonomian
debitur ke dalam system informasi.
5. Penyusunan Laporan
a. Hasil pengukuran nilai keekonomian debitur direkam oleh KPPN ke
dalam system informasi paling lambat akhir semester berkenaan.
b. Hasil pengukuran nilai keekonomian debitur dilaporkan ke dalam
bentuk laporan monitoring dan evaluasi setiap semesteran.
G. Laporan Monitoring dan Evaluasi oleh KPPN
KPPN menyusun laporan monitoring dan evaluasi setiap semesteran yang
berisikan:
1. Analisis atas hasil monitoring ketepatan data pada semester berkenaan (2
triwulan) di lingkup kerjanya;
2. Analisis atas hasil pengukuran nilai keekonomian debitur semester
berkenaan di lingkup wilayah kerjanya;
3. Analisis suku bunga debitur pembiayaan ultra mikro di lingkup wilayah
kerjanya;
4. Evaluasi kepatuhan penyalur/Lembaga linkage di lingkup wilayah kerjanya.
26
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan Ultra Mikro
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
25/PB/2018 tentang Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan
Ultra Mikro oleh Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, KPPN
Bojonegoro memiliki tugas untuk melaksanakan proses monitoring dan evaluasi
atas Pembiayaan UMi yang mencakup wilayah Kabupaten Bojonegoro dan
Kabupaten Lamongan. Sesuai dengan Nota Dinas Dirjen Perbendaharaan Nomor
ND-43/PB/2019 tanggal 15 Januari 2019 bahwa proses monitoring penyaluran
Pembiayaan UMi dimulai pada Triwulan II tahun 2019 dengan menggunakan
aplikasi monitoring dan evaluasi Pembiayaan UMi melalui SIKP. Berdasarkan
hasil Random sampling debitur, maka yang menjadi sampel debitur KPPN
Bojonegoro di Monev Triwulan II sebagai berikut:
Wilayah
No Jumlah
Penyalur /Linkage PIC – Penyalur
. Debitur Kab Kab
Bojonegoro Lamongan
Yani Indah Sari
1. PT. PNM 25 16 9
081332916900
Edwin S
Inkiriwang SE Msi
081332945026
3
2. PT. Pegadaian 5 2 Area Madiun
Mochamad Choyin
081216828111
Area Sby I
PT.BAV
Koperasi Mitra Sugeng Priyono
3. 19 17 2
Dhuafa 08122927823
Jagakarsa
PT.BAV
KSPPS BMT Bina Widya
4 4 3 1
Umat Sejahtera 085869891726
Rembang
PT.BAV
M.Alfarid Agus
5. KSPPS Tamzis Bina 1 - 1
087834081600
Utama Wonosobo
PT.BAV
Hendri Hendarto
6. KSPPS BMT 1 - 1
085257792777
Nuansa Umat
27
Wilayah
No Jumlah
Penyalur /Linkage PIC – Penyalur
. Debitur Kab Kab
Bojonegoro Lamongan
(Sumenep)
Jumlah 55 38 17
Hasil Monitoring Ketepatan Data
Terhadap hasil Random sampling 55 debitur triwulan II 2019 di atas
maka KPPN Bojonegoro berkirim surat ke alamat PIC Penyalur/ linkage -
Koperasi untuk permintaan dokumen penyaluran dengan penjelasan :
Pemenuhan
Tgl & No
Alamat Tujuan Surat oleh Konfirmasi Eksekusi
Srt
Penyalur
PIC PT PNM 10-04-2019 24-04- 02-05- 26-04-
No.S-497 2019(25) 2019(4) 2019(21)
13-06-2019
(4)
PIC PT Pegadaian 10-04-2019 12-04-2019 - 15-04-2019
Area Madiun No.S-496 (1) - 23-04-2019
22-04-2019
(1)
PIC Koperasi Mitra 11-04-2019 29-04- - 30-04-2019
Dhuafa No.S-500 2019(19) -
Lenteng Agung -
Jagakarsa
PIC KSPPS BMT Bina 11-04-2019 27-04-2019 - 29-04-2019
Umat Sejahtera No.S-501 (4) -
Rembang
PIC KSPPS Tamzis 11-04-2019 15-04-2019 - 17-04-2019
Bina Utama Wonosobo No.S-502 (1) -
PIC KSPPS BMT 11-04-2019 12-04-2019 - 15-04-2019
Nuansa Umat No.S-503 -
(Sumenep)
PIC PT Pegadaian 23-04-2019 18-05-2019(1) 10-05-2019 18-05-2019
Area Surabaya I No.S-532 16-05-2019
28
a. Skor per item Monev
29
dan setelah melalui koordinasi dan surat konfirmasi S-127 tanggal 2 Mei 2018,
PIC tetap tidak menyampaikan dokumen perbaikan sampai dengan batas waktu
sehingga menjadi temuan bahwa tanggal akad dan tanggal jatuh tempo dari
empat debitur tersebut tidak sesuai dengan data SIKP. Dan yang kedua kepada
PT Pegadaian Area Surabaya I karena terdapat 2 dokumen debitur tidak
disampikan/dipenuhi sampai dengan batas waktu berakhirnya monev dengan
alasan alamat KTP 1 debitur di Kota Ambon, dan 1 debitur berbeda wilayah
kantor cabang/area Divisi.
Karena 53 sampel monitoring ketepatan data triwulan II 2019 yang diterima
KPPN Bojonegoro dari Penyalur/Linkage melebihi syarat paling lama 3 (tiga)
bulan sejak akad kredit (akad tahun 2018), dan sesuai ND-431/PB/2019 tanggal
29 Mei 2019 KPPN Bojonegoro sudah berupaya melakukan koordinasi dengan
para Penyalur/Linkage untuk meminta sampel baru melalui surat No. S-709
tanggal 31 Mei 2019 kepada PIC PNM, No. S-710 tanggal 31 Mei 2019 kepada
PIC Koeparsi Mitra Dhuafa, serta No. S-960 tanggal 12 Juni 2019 kepada PIC
KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera, namun sampai berakhirnya waktu untuk
melakukan survei berakhir tidak mendapat jawaban kiriman data sampel baru
dari mereka, maka KPPN Bojonegoro tidak sempat melakukan survey baseline.
Dari segi nilai atau skor ketepatan data yang diperoleh para penyalur dan
lembaga linkage, banyak kesalahan yang terjadi seperti pada NIK dan nama
debitur yang tidak sesuai, tanggal dan nilai akad yang tidak tercantum atau tidak
sesuai, perbedaan alamat dan keterangan agunan, serta ada salah satu debitur
yang hanya menunjukkan fotocopi Kartu Keluarga dan Surat Keterangan Usaha
dari Koperasi sebagai pengganti KTP.
Begitu dengan kendala terjadi saat kami melakukan input data ke SIKP. Ada
beberapa NIK dan nama debitur yang tidak sesuai, ketidakjelasan hasil scan
dokumen debitur yang berakibat pada salah penafsiran angka NIK dan tanggal
akad, sedangkan untuk melakukan perbaikan data dibutuhkan waktu yang cukup
lama dan rumit.
30
C. Solusi
Mengingat KPPN punya kewajiban dalam kegiatan Monev Pembiayaan
UMi, diantaranya memastikan bahwa bantuan tepat sasaran, mendaat informasi
terkini dan akurat dari penyalur, dan selalu mendampingi dan menyurvei agar
keadaan di lapangan kondusif, KPPN Bojonegoro sudah mengambil langkah
awal dengan menyelenggarakan rapat konsultasi dan koordinasi dengan para
penyaluran dan lembaga linkage. Tujuan dari pelaksanaan Kegiatan Rapat
Konsultasi dan Koordinasi tersebut adalah mempertemukan secara langsung
antara pihak KPPN dengan PIC Penyalur/Lembaga Linkage Pembiayaan UMi
yang hanya dilakukan sebatas melalui WhatsApp dan Surat elektronik dalam hal
permintaan data debitur sampel Monev Ketepatan Data setiap triwulan dan
untuk mempermudah koordinasi dalam persiapan survei lapangan Baseline
kepada sepuluh debitur pembiayaan UMi setiap semester, karena KPPN tidak
diperkenankan datang langsung kepada debitur tanpa adanya pendampingan dari
Penyalur/Lembaga Linkage, mengingat Account Officer Penyalur/Lembaga
Linkage yang lebih mengenal lokasi dan karakteristik Debitur mereka secara
langsung.
Rapat tersebut dihadiri oleh PIC beberapa penyalur dan lembaga linkage
seperti PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian Area Madiun –
Bojonegoro dan Area Sby I – Lamongan, dan PT Bahan Artha Ventura dgn
Linkage:
Koperasi Mitra Dhuafa Ktr Pusat Lenteng Agung Jagakarsa
Koperasi BMT Bina Umat Sejahtera Ktr Pusat Rembang
Koperasi Tamzis Bina Utama Ktr Pusat Wonosobo
Koperasi BMT Nuansa Umat Ktr Pusat Sumenep
Koperasi Nusa Umat Ktr Pusat Semarang
31
KPPN yang hanya berupa Nama Debitur dan NIK yang kemudian ditanggapi
oleh internal KPPN bahwa sekarang sudah dilengkapi dengan kabupaten debitur
dan nomor akad. Begitu juga dengan masalah lain seperti keterlambatan
penyalur untuk mengirim data debitur dan masih banyak kesalahan yang fatal
dari data yang dikirim oleh penyalur.
Kepala KPPN Bojonegoro juga menyampaikan hal-hal yang harus
dipersiapkan untuk melakukan survei lapangan terhadap sepuluh debitur
mengingat bahwa hal tersebut juga termasuk faktor yang mendukung kelancaran
proses monitoring dan evaluasi pembiayaan UMi. Ada beberapa tips survei
lapangan kerja debitur berjalan aman dan lancar :
1. Jika dari sisi keamanan sudah terganggu, survei harus dibatalkan
2. Memperhatikan dan menunjukkan bahasa tubuh yang baik kepada debitur
3. Berpaikan rapi dan tidak lusuh
4. Meminta ijin terlebih dahulu
5. Mengambil foto sebagai dokumentasi
6. Merekam suara debitur jika tidak sempat mencatat hal-hal yang penting
7. Dahulukan kegiatan jual beli responden
8. Bila perlu, surveyor bisa membantu responden dengan membeli produknya
9. Mempelajari terlebih dahulu pertanyaan yang akan diajukan
10. Tidak banyak bicara dan lebih banyak memahami dengan mendengar
11. Tidak boleh menghakimi jawaban responden
12. Bersikap professional
32
SpreadSheet. Solusi lain yang kami tawarkan dari kelompok kami adalah
kemudahan dalam melaporkan daftar dan perubahan data debitur melalui
aplikasi Google Sheet. Google Sheet merupakan adalah program spreadsheet
yang disertakan sebagai bagian dari paket perangkat lunak berbasis web gratis
yang ditawarkan oleh Google dalam layanan Google Drive-nya. Layanan ini
juga mencakup Google Docs dan Google Slides, masing-masing program
pengolah kata dan presentasi.
Google Sheet fungsinya mirip dengan Aplikasi Microsoft Excel yang
merupakan aplikasi pengelolaan data berupa angka yang populer pada saat ini.
Microsoft Excel adalah software pengelolaan data berupa angka dari Microsoft.
Sedangkan Google Sheets adalah aplikasi yang disediakan Google yang
fungsinya sama dengan Microsoft Excel yaitu sebagai perhitungan data berupa
angka, memasukkan data dan formula, formatting cells, membuat chart, dll.
Namun terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki Google Sheet. Salah
satunya yaitu pada fitur kolaborasi. Untuk Microsoft Excel mungkin agak sedikit
sulit karena mengharuskan pengguna agar mempunyai Aplikasi Microsoft
Outlook dimana pada saat ini masih sangat jarang orang menggunakannya.
Sedangkan Google Sheet memiliki fitur kolaborasi yang lebih fleksibel. Google
Sheet dapat diatur agar semua orang dapat mengakses, mengedit, bahkan
memberikan komentar.
Keunggulan lainnya yang dimiliki Google Sheet yaitu pada fitur
percakapan, dimana Google Sheet memiliki fitur percakapan (chatting) yang
terdapat pada tampilan web browser langsung tanpa mengaharuskan memiliki
aplikasi lain. Sedangkan Microsoft Excel mengharuskan pengguna memiliki
Aplikasi Skype agar bisa memulai percakapan dengan pengguna yang lain.
Namun Google Sheet juga memiliki beberapa kekurangan yaitu pada fitur
template. Google Sheet hanya menyediakan beberapa template umum dan tidak
bervariasi. Sedangkan Microsoft Excel memiliki banyak template dan dapat
diedit dengan mudah oleh pengguna serta tema template yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna seperti tema bisnis, kalender, dll.
33
Penggunaan diantara dua aplikasi tersebut juga hampir sama. Lalu langkah-
langkah solusi yang kami tawarkan untuk monitoring dan evaluasi Pembiayaan
Ultra Mikro menggunakan Google Sheet adalah sebagai berikut:
34
1. Buka di PC Google Spreadsheet menggunakan browser dengan alamat
https://www.google.com/intl/id_id/sheets/about/ . Pastikan sudah
memiliki akun Google Mail. Atau juga bisa melalui gawai dengan
mengunduh Aplikasi Google Spreadsheet. Kemudian klik “Buka Google
Spreadsheet”.
Gambar 7 Langkah 1
Gambar 8 Langkah 2
35
2. Kemudian akan muncul halaman baru seperti gambar di bawah. Karena kita
akan membuat dokumen baru, maka klik yang “Blank” dengan symbol +.
3. Lalu akan muncul halaman lembar kerja Google Spreadsheet yang mirip
dengan tampilan Microsof Excel. Lalu isi table-tabel berdasarkan variable-
variabel yang kita butuhkan, misalnya nomor, nama debitur, tanggal akad,
nominal akad, jangka waktu, angsuran, model skema, dll.
Gambar 9 Langkah 3
36
4. Selanjutnya klik “Share” di bagian kanan atas untuk mengatur siapa saja yang
dapat mengakses & mengubah dokumen tersebut.
5. Lalu akan muncul pilihan:
- OFF - only specific people can access hanya orang tertentu yang dapat
mengaksesnya
- Anynone with the link can edit semua orang bisa mengubahnya
- Anynone with the link can comment semua orang hanya bisa memberi
komentar
- Anynone with the link can view semua orang hanya bisa melihat
Gambar 10 Langkah 4
Gambar 11 Langkah 5
37
Untuk meminimalkan terjadinya fraud, maka kita pilih “OFF – only specific
people can access”. Lalu kita menambakan alamat email orang yang kita
kehendaki dapat mengaksesnya misalnya email dari penyalur seperti PNM
Mandiri. Di ikon pensil pilih “can edit” Kemudian klik “Send”.
6. Kemudian beritahu pihak penyalur bahwa di kotak masuk akun email mereka
telah terdapat link untuk membuka dokumen Spreadsheet yang telah kita buat
tadi. Lalu mereka dapat untuk mengisi kolom-kolom yang tersedia.
7. Jika kita membuka dokumen spreadsheet tersebut bersamaan saat mereka
membuka dokumen tersebut, terdapat ftur percakapan online (chat), sehingga
apabila terdapat pertanyaan baik dari kita maupun pihak penyalur maka kita
dapat menanyakan langsung pada halaman tersebut seperti pada gambar di
1 2
Gambar 13 Langkah 7
3
Gambar 12 Langkah 6
bawah ini.
8. Jika sudah kita dapat mengunduh dokumen dalam format Microsoft Excel
(.xlsx) dan dapat kita jadikan untuk analisis. Selesai.
38
39
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) adalah program fasilitas pembiayaan
kepada usaha ultra mikro dengan maksimal pinjaman sebesar sepuluh juta rupiah
tanpa jaminan yang disalukan melalui lembaga keuangan bukan bank atau
LKBB. Pembiayaan tersebut bertujuan untuk menyediakan fasilitas pembiayaan
yang mudah dan cepat bagi usaha ultra mikro, menambah jumlah wirausaha
yang difasilitasi oleh Pemerintah, dan meningkatkan nilai ekonomi debitur, serta
sebagai alternatif pembiayaan bagi para pelaku usaha yang memiliki akses
perbankan yang terbatas. Kementerian Keuangan telah menunjuk Badan
Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah sebagai koordinator pendanaan yang
melibatkan para penyalur dan lembaga linkage sebagai pihak penyalur kepada
debitur. Ada syarat dan ketentuan bagi lembaga linkage bisa menjadi penyalur.
Bagi lembaga-lembaga linkage yang belum memenuhi syarat, akan berada di
bawah kendali PT. BAV yang dalam sebutan lain adalah penyaluran tidak
langsung. Penyalur juga memiliki kewajiban seperti melakukan kerja sama
dengan BLU PIP dan menyetor fidusia, mendampingi debitur, mengunggah data
debitur ke SIKP, serta melakukan pelaporan kepada BLU PIP. Syarat dan
ketentuan tidak hanya berlaku bagi penyalur dan lembaga linkage, tetapi ada
aturan khusus lainnya yang mengatur bagi debitur. Sasaran dari Pembiayaan
Usaha Mikro (UMi) adalah usaha mikro dengan kriteria yaitu tidak sedang
dibiayai oleh lembaga keuangan dan/atau koperasi, dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
Elektronik, dan memiliki izin usaha/keterangan usaha dari instansi Pemerintah
dan/atau surat pernyataan usaha dari Penyalur.
Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Perbendaharaan juga ikut berperan dalam
pelaksanaan Pembiayaan UMi melalui instansi-instansi vertikalnya di daerah,
yaitu Kantor Wilayah dan KPPN. Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per-25/PB/2018 tentang Petunjuk Teknis Monitoring
dan Evaluasi Pembiayaan Ultra Mikro oleh Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
40
Perbendaharaan, di mana DJPb dapat melakukan monitoring dan evaluasi secara
langsung kepada Penyalur dan Debitur.
Pada proses monitoring dan evaluasi tersebut, tentu saja terdapat beberapa
kendala yang dihadapi oleh Kanwil dan KPPN. Kendala-kendala tersebut tentu
saja dapat menjadi hambatan apabila tidak segera ditangani. Namun demikian,
hambatan tersebut dapat menjadi catatan dan evaluasi tersendiri bagi DJPb agar
Pembiayaan UMi menjadi lebih baik untuk ke depannya. Diperlukan solusi-
solusi yang tepat sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi meskipun sudah
beberapa cara dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kinerja dan dampak
dari program pembiayaan UMi ini. Namun, penyelesaian kendala tersebut tidak
bias berjalan lancer karena membutuhkan partisipasi baik dari internal KPPN,
debitur, dan penyalur/Lembaga linkage. Dengan adanya pengawasan yang baik,
maka diharapkan pelaksanaan Pembiayaan UMi akan dapat terkawal dengan
baik oleh Instansi Vertikal DJPb. Dengan pengawalan yang baik, diharapkan
Pembiayaan UMi dapat tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang telah
dicanangkan oleh program Pembiayaan UMi tersebut.
41
B. Saran
Dari hasil selama kami melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KPPN
Bojonegoro ini, kami berharap kepada para mahasiswa yang melaksanakan PKL
agar dapat mempersiapkan diri dengan menguasai materi yang akan diterapkan
dalam pekerjaan di kantor masing-masing agar memudahkan dalam pekerjaan
nantinya. Kami juga berharap semoga dengan laporan ini, dapat membantu para
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembiayaan UMi agar bias berjalan lebih
efektif dan tepat sasaran.
42
LAMPIRAN
43
DAFTAR PUSTAKA
44