Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS PENGGUNAAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT

PROFITABILITAS PADA UMKM IDA AYU PEKON WALUYOJATI

KAB. PRINGSEWU TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

CINDY FATIKA SARI

2020306301086

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU

LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Segenap rasa syukur penulis ucapkan terimakasih kepada Allah SWT yang

berkehendak atas segala sesuatu yang telah memberikan rahmat serta karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Proposal ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Seminar Proposal

Penelitian.

Penulis akan meneliti “ANALISIS PENGGUNAAN MODAL KERJA

TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PADA UMKM IDA AYU

PEKON WALUYOJATI KAB. PRINGSEWU TAHUN 2022”. Penulis tentu

banyak menerima masukan, arahan, bimbingan, motivasi, bantuan dari berbagai

pihak. Sehubungan dengan hal itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada

1. Bapak Drs. H. Wanawir Am, M.M, M.Pd. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

2. Bapak Sapto Yuwono, S.Pd., M.M. selaku Dekan FEB Univeritas

Muhammdiyah Pringsewu Lampung.

3. Ibu Atmi Saptarini., SE, M.M. selaku Wakil Dekan FEB Univeritas

Muhammdiyah Pringsewu Lampung.

4. Ibu Dewi Maryam Widinarsih, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Pringsewu Lampung.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf dan karyawan Universitas

Muhammadiyah Pringsewu.

ii
Semoga Allah SWT membalas segala keikhlasan, amal dan bantuan semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini,

semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi dunia pendidikan,

khususnya bagi Program Studi Manajemen. Aamiin.

Pringsewu, 18 Juli 2023

Peneliti

Cindy Fatika Sari

2020306301086

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI


A. Kajian Teori ................................................................................... 9
1. Pengertian Modal Kerja ............................................................ 9
2. Konsep Modal Kerja ............................................................... 11
3. Jenis Modal Kerja ................................................................... 13
4. Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja ............................... 15
5. Penggunaan Modal Kerja ....................................................... 19
6. Tolak Ukur Penggunaan Modal Kerja ..................................... 23
7. Pengertian Profitabilitas .......................................................... 25
8. Rasio Profitabilitas ................................................................. 26
9. Hubungan Modal Kerja dengan Profitabilitas .......................... 27
B. Kerangka Pikir ............................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian .............................................................................. 31
B. Variable Penelitian ....................................................................... 31
C. Definisi Operasional Variable........................................................ 32

iv
D. Populasi Sampel dan Tenik Sampling ............................................ 34
E. Metode Pengumpulan Data............................................................ 34
F. Instrument Penelitian ..................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

v
DAFTAR GAMBAR

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia usaha profitabilitas merupakan matriks yang sangat penting

sebagai tujuan dan pertimbangan utama para pelaku usaha, sehingga

berbagai strategi dapat dilakukan oleh pelaku usaha untuk mencapai tujuan

tersebut. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur atau dilihat dengan

berbagai cara, salah satunya dengan membandingkan aktiva, laba, dan

jumlah modal dalam laporan neraca.

Salah satu strategi keuangan untuk mencapai tujuan tersebut ad alah

bagaimana menghasilkan laba dengan pemanfaatan sumber daya yang ada.

Secara umum, profitabilitas merupakan kemampuan sebuah usaha dalam

menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi penjualan

yang didapat maka semakin banyak laba yang diperoleh. Jika suatu

perusahaan memperbaiki modal kerjanya, maka perusahaan dapat

meningkatkan tingkat profitabilitas. Dalam sebuah perusahaan, untuk

meningkatkan laba suatu perusahaan perlu kebijakan modal kerja, dengan

adanya modal kerja yang cukup maka dapat menguntungkan perusahaan

karena perusahaan dapat memproduksi barang-barang, sehingga operasi

perusahaan dapat berjalan lancar. Modal kerja merupakan dana yang

digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan seperti untuk

memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau barang dagangan,

1
membayar upah buruh dan gaji pegawai, dan biaya-biaya lainnya. Modal

kerja biasa diartikan total aset lancar dikurangi dengan total liabilitas

jangka pendek. Pengelolaan modal kerja yang baik sangat penting agar

kelangsungan usaha pada suatu perusahaan dapat dipertahankan sehingga

tidak mengalami kebangkrutan. Dalam mengelola modal kerja, suatu

perusahaan harus teliti dalam mengelola modal kerja sehingga yang

terdapat pada perusahaan bisa digunakan secara efektif dan efisien pada

masa mendatang. Selain itu, perusahaan harus menghindari yang namanya

kelebihan dan kekurangan modal kerja dimana jika terjadi kelebihan modal

kerja dapat mengakibatkan adanya dana yang menganggur sehingga

mengabaikan kesempatan untuk mendapatkan laba. Kemudian jika

kekurangan modal kerja dapat mengakibatkan menurunnya kinerja

perusahaan dalam menyelesaikan kegiatan yang telah direncanakan

sebelumnya. Sehingga perhitungan yang tepat sangat diperlukan dalam

mengelola modal kerja agar tercapainya keseimbangan yang optimal.

Secara kuantitatif, modal kerja meliputi aktiva lancar, yaitu aktiva

perusahaan yang pemanfaatannya kurang dari kurun waktu satu periode

akuntansi umumnya satu tahun, dan utang lancar yaitu kewajiban-

kewajiban yang harus dipenuhi dalan kurun waktu satu periode akuntansi.

Sedangkan dalam konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara

aktiva lancar dengan utang lancar, sehingga dalam konsep ini menitik

beratkan pada modal kerja bersih. Berdasarkan konsep kualitatif tersebut

menunjukkan bahwa modal kerja pada dasarnya merupakan salah satu

2
ukuran likuiditas perusahaan, artinya apabila modal kerja bersih

menghasilkan nilai positif dimana aktiva lancar lebih besar daripada utang

lancar maka dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang

baik.

Selain sebagai ukuran likuiditas, modal kerja dapat memberikan informasi

efisiensi operasional perusahaan, artinya besarnya modal kerja yang

dimiliki perusahaan menggambarkan kecepatan perputaran modal kerjanya

sehingga berdampak positif terjadinya akumulasi modal kerja yang cepat.

Manfaat lain dari modal kerja adalah sebagai salah satu indikator kesehatan

keuangan perusahaan, khususnya dalam jangka pendek. Hal ini berarti

bahwa apabila modal kerja memiliki nilai positif maka memberikan

peluang kepada pihak perusahaan dalam menjalankan operasi sehingga

potensi untuk berinvestasi dapat terjaga dengan baik.

Salah satu masalah dalam manajemen modal kerja adalah menyangkut

informasi penggunaan modal kerja terhadap tingkat profitabilitas tersebut.

Maksudnya adalah untuk dapat memberikan informasi yang akurat tentang

penggunaan modal kerja sebuah perusahaan untuk menjalankan sebuah

operasi perusahaan untuk mencapai tingkat profitabilitas. Oleh karena itu,

diperlukan adanya analisis terhadap penggunaan modal kerja terhadap

tingkat profitabilitas. Melalui analisis penggunaan modal kerja dapat

diketahui tingkat profitabilitas sebuah perusahaan. Dengan demikian,

analisis penggunaan modal kerja merupakan analisa yang dijadikan

informasi dalam mengambil keputusan yang tepat, karena dengan analisa

3
penggunaan modal kerja pimpinan bisa mengetahui komposisi-komposisi

modal kerja yang digunakan, sehingga pimpinan bisa menggambarkan

keadaan modal kerja itu sendiri. Analisis penggunaan modal kerja

merupakan analisis keuangan yang sangat penting bagi perusahaan/badan

usaha. . Penggunaan modal kerja pada UMKM IDA AYU tahun 2022

mengalami peningkatan sehingga profit yang didapatkan seharusnya juga

meningkat. Penggunaan analisis modal kerja dapat mengetahui bagaimana

perusahaan menggunakan modal kerja yang dimilikinya sehingga

perusahaan dapat menjalankan operasi usahanya dan mendapatkan laba

atau profit. Seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu:

Menurut Erlina Yunitasari Widyamukti dan B.Junianto Wibowo (2018)

dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh modal kerja terhadap

penjualan dan laba perusahaan (Studi kasus pada sektor food and

beverage yang terdaftar di BEI 2011-2014) dengan hasil penelitiannya

menyatakan:

“Bahwa hasil penelitian menunjukkan pengaruh modal kerja


terhadap penjualan dan laba perusahaan dengan tingkat signifikan
5%, variabel independen modal kerja bersih berpengaruh terhadap
variabel dependen, baik penjualan maupun laba perusahaan”.

Menurut Yeen Sapetu, Ivonne S. Saerang dan Djurwati Soepeno (2017)

dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh manajemen modal kerja

terhadap profitabilitas perusahaan (Studi kasus pada perusahaan food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015)

menyatakan bahwa :

4
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perputaran modal
kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan sedangkan
perputaran kas dan perputaran persediaan memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROI)”.

Aris Munandar, Nurul Huda, dan Mohamad Vebby Arirangga (2019)

dalam penelitiannya pada PT Holcim Indonesia Tbk. Menyimpulkan:

“Tingkat perputaran modal kerja pada PT. Holcim Indonesia Tbk


yaitu berada diatas standar kriteria yang ditetapkan yaitu ≥ 6 kali
(efisien) perputaran pada setiap periodenya. Pada nilai ttabel 2,132,
nilai thitung 2,301 maka H0 ditolak dan Ha diterima karena nilai
ttabel lebih kecil dari thitung dengan menggunakan taraf
signifikansi 0,05 dengan menggunakan uji pihak kanan. Berarti
efisiensi penggunaan modal kerja pada PT. Holcim Indonesia Tbk
dari 2012 – 2016 sudah efisien”.

Menurut Fani at.al (2021) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Utang, Modal Kerja dan Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada Sektor

Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun

2014-2018 menyatakan bahwa:

“Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba


bersih. Secara simultan utang, modal kerja dan penjualan
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih”.

Berdasarkan empat hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa analisa

penggunaan modal kerja terhadap tingkat profitabilitas dapat digunakan

sebagai sumber informasi bagi manajemen dan pihak lain terkait dengan

modal kerja dan tingkat profitabilitas sebuah perusahaan. Berpijak dari

latar belakang masalah dan hasil penelitian yang mendahului tersebut,

maka peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian terhadap

5
masalah yang sama pada UMKM IDA AYU Pekon Waluyojati Kab.

Pringsewu.

Sebagaimana perusahaan pada umumnya, UMKM IDA AYU memiliki

tujuan untuk memperoleh laba dalam setiap operasinya dengan

menggunakan modal kerja. Oleh karena itu terdapat dugaan bahwa analisis

terhadap penggunaan modal kerja terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan ini dapat memberikan informasi keuangan tentang penggunaan

modal kerja dan pengaruhnya dengan tingkat profitabilitas sebuah usaha.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Bagaimana penggunaan modal kerja pada UMKM IDA AYU Pekon

Waluyojati Kab. Pringsewu?

2) Bagaimana tingkat profitabilitas pada UMKM IDA AYU Pekon

Waluyojati Kab. Pringsewu?

3) Bagaimana pengaruh penggunaan modal kerja terhadap tingkat

profitabilitas pada UMKM IDA AYU Pekon Waluyojati Kab.

Pringsewu?

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka peneliti ingin meneliti lebih

lanjut dengan mengambil judul “ANALISIS PENGGUNAAN

MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS

6
PADA UMKM IDA AYU PEKON WALUYOJATI KAB.

PRINGSEWU TAHUN 2022.”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui:

1) Penggunaan modal kerja pada UMKM IDA AYU Pekon Waluyojati

Kab. Pringsewu.

2) Tingkat profitabilitas pada UMKM IDA AYU Pekon Waluyojati Kab.

Pringsewu.

3) Penggunaan modal kerja terhadap tingkat profitabilitas pada UMKM

IDA AYU Pekon Waluyojati Kab. Pringsewu.

D. Ruang Lingkup

1. Objek penelitian.

Penelitian ini mengkaji tentang analisis penggunaan modal kerja

terhadap tingkat profitabilitas.

2. Subjek penelitian

Sumber penelitian ini yakni, sumber data laporan keuangan pada

sumber-sumber pembiayaan modal kerja pada UMKM IDA AYU

Pekon Waluyojati Kab. Pringsewu.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di UMKM IDA AYU Pekon Waluyojati

Kab. Pringsewu.

7
4. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tahun 2023.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, antara lain:

1) Manfaat teoritis.

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi

pembelajaran penulis untuk mengetahui dan menambah pengetahuan

khususnya dalam bidang keuangan tentang penggunaan modal kerja

terhadap tingkat profitabilitas.

2) Manfaat Praktis.

a) Bagi Perusahaan.

Dapat dijadikan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan

perusahaan terutama dalam aspek penggunaan modal kerja yang

ada di perusahaan agar dapat mempengaruhi tingkat proftabilitas.

b) Bagi Universitas.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

referensi tambahan untuk penelitian lebih lanjut.

c) Bagi Penulis.

Hasil penelitian ini berguna sebagai pengembangan ilmu ekonomi

khususnya manajemen keuangan yang diperoleh dibangku kuliah

dengan membandingkan keadaan yang sebenarnya pada

perusahaan.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Modal Kerja

Modal kerja dapat diartikan sebagai dana yang harus tersedia untuk

membiayai operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja lebih

berfokus kepada aktiva lancar atau disebut modal kerja kotor yang

terdiri dari komponen kas, sekuritas, piutang, persediaan dan

pembiayaan.

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2017: 186) menyatakan bahwa “Modal

kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat

berharga, piutang dan persediaan dikurangi dengan kewajiban lancer

yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar”.

Menurut Hamidah (2019:291) menyatakan bahwa “Modal kerja adalah


investasi perusahaan pada berbagai aktiva jangka pendek seperti
sejumlah kas, surat berharga, setara kas, piutang dan persediaan barang.
Jenis-jenis aktiva tersebut pada neraca perusahaan ditempatkan pada
aktiva lancar atau asset yang dapat diuangkan dalam jangka waktu
paling lambat satu tahun. Oleh karena itu aktiva lancar disebut juga
modal kerja”.

Menurut Kamsir (2019: 250) menyatakan bahwa “Modal kerja

mmerupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi

perusahaan. Modal kerja dapat diartikan sebagai investasi yang

9
ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas,

bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar”.

Menurut Agus Zainul (2018:2) menyatakan bahwa “Modal kerja adalah

harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk menjalankan

kegia tan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa

mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan mem peroleh laba yang

optimal”.

Menurut Mokhamad, Anwar (2019) menyatakan bahwa “Modal kerja

secara umum didefinisikan sebagai pembelanjaan modal jangka

pendek atau aktiva lancar yang dikeluarkan dalam memenuhi satu

siklus operasional perusahaan”.

Dari beberapa pengertian modal kerja yang dikemukakan oleh para ahli

di atas, maka dapat diasumsikan bahwa modal kerja adalah suatu modal

yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk membiayai kegiatan

operasional perusahaan setiap harinya dan menjadi sebuah investasi

untuk masa yang akan datang yang ditanamkan dalam aktiva lancar.

10
2. Konsep Modal Kerja

Menurut Rebin Sumardi dan Suharyono (2020:43-44) dalam bukunya

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, mengemukakan bahwa ada tiga

konsep modal kerja yaitu:

a. Konsep Kuantitatif

Konsep Kuantitatif dalam konsep ini, pengertian modal kerja

adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang

berupa kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dana yang

tertanam dalam aktiva lancar dapat mengalami perputaran dalam

waktu yang pendek. Modal kerja dalampengertian ini, sering

disebut modal kerja bruto (gross working capital). Jadi besarnya

modal kerja menurut konsep ini adalah sebesar aktiva lancar.

b. Konsep Kualitatif

Konsep Kualitatif dalam konsep ini, pengertian modal kerja

dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus

dibayar dalam jangka pendek. Modal kerja dalam pengertian ini

sering disebut modal kerja neto/bersih (net working capital).

Besarnya modal kerja adalah sejumlah Dana yang tertanam dalam

aktiva lancar sesudah dikurangi hutang lancar atau kelebihan

aktiva lancar diatas hutang lancar.

c. Konsep Fungsional

Konsep Fungsional dalam konsep ini, pengertian modal kerja

adalah didasarkan kepada fungsi dari dana untuk menghasilkan

11
pendapatan. Modal kerja dalam pengertian ini, sering disebut non

working capital yaitu dana yang tidak menghasilkan pendapatan

atau jika menghasilkan tidak sesuai dengan maksud didirikannya

perusahaan tersebut. Jadi besarnya modal kerja menurut konsep

ini, adalah dana yang tertanam pada:

1) Kas

2) Persediaan

3) Sebagian dana yang tertanam dalam aktiva tetap

Menurut Agus Zainul (2018:2) menyatakan bahwa terdapat dua konsep

utama modal kerja yaitu modal kerja bersih dan modal kerja kotor.

Menurut Kosasih & Hananto (2019) mengemukakan bahwa modal

kerja terdapat tiga konsep yaitu:

a. Modal kerja kuantitatif/modal kerja bruto

Adalah sejumlah dana yang tertanam dalam seluruh unsur aktiva

lancar.

b. Modal kerja kualitatif/modal kerja netto

Adalah jumlah dana yang ditanamkan ke dalam aktiva lancar

dikurangi utang lancar, dalam arti kelebihan aktiva lancar diatas

utan lancar sehingga sisanya dapat dipergunakan untuk membiayai

operasi dengan tunai dan tentunya biaya menjadi lebih efisien.

c. Modal kerja bruto atau aktiva lancar

Terdiri dari kas ditambah piutang dan persediaan.

12
3. Jenis Modal Kerja

Menurut Wibisono (2018), modal kerja terbagi menjadi dua yaitu:

a. Modal kerja permanen

Modal kerja yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk

menjalankan fungsinya atau modal kerja yang akan terus diperlukan

untuk kelancaran operasional perusahaan.

Modal kerja permanen dibedakan dalam:

1) Modal kerja primer (Primary Working Capital)

Yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan

untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2) Modal kerja normal (Normal Working Capital)

Yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk

menyelenggarakan luas produksi yang normal.

b. Modal kerja variabel

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan keuangan. Jenis modal kerja variabel dapat dibedakan

atas:

1) Modal kerja musiman (Seasoned Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan

keadaan musim.

2) Modal kerja siklis (Cylical Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena

fluktuasi konjungtur.

13
3) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital)

Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya

keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya, misalnya

situasi ekonomi yang berubah sacara mendadak.

Menurut Kamsir (2019:253) ada dua jenis modal kerja perusahaan

yaitu:

a. Modal Kerja Kotor

Modal kerja kotor (gross working capital) adalah semua komponen

yang ada pada aktiva lancar secara keseluruhan dan sering disebut

modal kerja. Artinya kas, bank, surat-surat berharga, piutang,

persediaan, dan aktiva lancar lainnya.

b. Modal Kerja Bersih

Modal kerja bersih (net working capital) merupakan seluruh

komponen akiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban

lancar (utang jangka pendek). Utang lacar meliputi utang dagang,

utang wesel, utang bank jangka pendek (satu tahun), utang gaji, dan

utang lancar lainnya.

4. Faktor – faktor yang menentukan besarnya modal kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja menurut Kasmir

(2019:256) yaitu:

a. Jenis Perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam

yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa

14
(industri). Kebutuhan modal dalam perusahaan industri lebih besar

jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Diperusahaan industri,

investasi dalam bidang kas, piutang dan persediaan relatif lebih

besar jika dibandingkan dengan perusahaan sangat menentukan

kebutuhan akan modal kerjanya.

b. Syarat Kredit

Syarat Kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan

dengan mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal kerja.

Untuk meningatkan penjualan bisa dilakukan dengan berbagai cara

dan salah satunya adalah melalui penjualan secara kredit. Penjualan

barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen

untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil)

beberapa kali untuk jangka waktu tertentu. Hal yang perlu diketahui

dari syarat-syarat kredit dalam hal ini adalah:

1) Syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan Syarat

untuk pembelian bahan atau barang yang akan digunakan untuk

memproduksi barang mempengaruhi modal kerja. Pengaruhnya

berdampak terhadap pengeluaran kas. Jika persyaratan kredit

lebih mudah, akan sedikit uang kas yang keluar demikian pula

sebaliknya, syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan

juga memiliki kaitannya dengan sediaan.

2) Syarat Penjualan Barang Dalam syarat penjualan, apabila syarat

kredit diberikan relatif lunak seperti potongan harga, modal kerja

15
yang dibutuhkan semakin besar dalam sektor piutang. Syarat-

syarat kerdit yang diberikan apakah 2/10 net 30 atau 2/10 net 60

juga akan mempengaruhi penjualan kredit. Agar modal kerja

diinvestasikan dalam sektor piutang dapat diperkecil, perusahaan

perlu memberikan potongan harga. Kebijakan ini disamping

bertujuan untuk menarik minat debitur untuk segera membayar

utangnya, juga untuk memperkecil kemungkinan risiko utang

yang tidak tertagih (macet).

3) Waktu Produksi Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu

yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan

semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula

sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk

memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang

dibutuhkan.

4) Tingkat Perputaran Sediaan Pengaruh tingkat perputaran sediaan

terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin

kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja

semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian

dibutuhkan perputaran persediaan yang cukup tinggi agar

memperkecil risiko kerugian akibat penurunan harga serta

mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan

sediaan.

16
Menurut Rebin Sumardi dan Suharyono (2020) dalam buku yang

berjudul Dasar-Dasar Manajemen Keuangan menyatakan bahwa besar

kecilnya modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Volume penjualan.

Perusahaan akan membutuhkan modal kerja dalam menjalankan

kegiatan usahanya, vana mana puncak dari kegiatan perusahaan

adalah kegiatan penjualan, dengan demikian tingkat penjualan yang

tinggi membutuhkan dana yang besar dan sebaliknya.

2. Kebijaksanaan yang diterapkan perusahaan

Kebijaksanaan seperti:

a. Politik Penjualan Kredit Panjang pendeknya perputaran piutang

akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja dalam satu

periode.

b. Politik penentuan besarnya persediaan besi Besar kecilnya

persediaan yang diinginkan perusahaan, baik persediaan kas,

bahan baku, bahan jadi, akan menentukan besar kecilnya modal

kerja yang dibutuhkan.

3. Pengaruh musim

Dengan adanya pergantian musim, akan mempengaruhi besar

kecilnya kebutuhan barang/ jasa, juga akan mempengaruhi tingkat

penjualan dan fluktuasi tingkat penjualan akan mempengaruhi besar

kecilnya kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan untuk

mmyelenggarakan produksi.

17
4. Kemajuan Teknologi

Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau merubah proses

produksi lebih cepat dan ekonomis, hal ini akan mengurangi

besarnya kebutuhan modal kerja, tetapi dengan kemajuan teknologi

juga perusahaan perlu mengimbangi dengan mengganti mesin-

mesin lama dengan yang berteknologi baru, sehingga diperlukan

modal kerja yang besar.

Menurut Agus Zainul (2018:3) mengemukakan bahwa penentuan

besarnya kebutuhan modal kerja tergantung pada besar kecilnya:

1. Periode perputaran/periode terikatnya modal kerja

Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi

jangka waktu pemberian kredit, pem belian, penyimpanan bahan

baku dan jangka waktu penerimaan piutang.

2. Pengeluaran kas rata-rata tiap hari

Merupakan penge luaran kas rata-rata setiap harinya untuk

keperluan pembelian bahan mentah, bahan pembantu, membayar

upah dan biaya lain.

Menurut Atma Hayat, et al (2021) mengemukakan bahwa besar

kecilnya modal kerja merupakan fungsi dari berbagai faktor seperti:

1. Jenis produk yang dibuat

2. Jangka waktu siklus operasi

18
3. Tingkat penjualan, semakin tinggi tingkat penjualan maka

kebutuhan investasi pada persediaan juga akan semakin besar

4. Kebijakan persediaan

5. Kebijakan penjualan kredit

6. Seberapa jauh efisiensi manajemen aktiva lancar.

5. Penggunaan Modal Kerja

Penggunaan modal kerja menurut Kasmir (2019: 260-262) biasa

dilakukan perusahaan untuk:

a. Pengeluaran untuk gaji.

Upah dan biaya operasi perusahaan lainnya. Maksudnya dari

pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainya,

perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar

gaji,upah dan biaya operasi perusahaan lainnya yang digunakaan

untuk menunjang penjualan.

b. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.

Maksud pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang

dagaan adalah pada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan

digunakaan untuk proses produksi dan pembelian barang dagangan

untuk di jual kembali.

c. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.

Maksud menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga adalah

pada saat perusaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami

kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.

19
d. Pembentukan dana.

Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva 'ancar untuk tujuan

tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana

pensiunan, dana ekspansi, atau dana pelunasaan obligasi.

Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari aktiva

lancar menjadi aktiva tetap.

e. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, dan mesin).

Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang seperti

pembelian tanah, bangunan, kendaraan dan mesin. Pembelian ini

akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya

utang lancar.

f. Pembayaran utang jangka panjang.

Maksudnya adalah adanya pembayaran utang jangka panjang yang

sudah jatuh tempo seperti pelunasan obligasi, hipotek, dan utang

jangka panjang.

g. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar.

Maksudnya adalah perusahaan menarik kembali saham-saham yang

sudah beredar dengan alas an tertentu dengan cara membeli

kembali, baik untuk sementara waktu maupun selamanya.

h. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingan pribadi.

Maksudnya adalah pemilik perusahaan mengambil barang atau

uang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk dalam

20
hal ini adanya pengambilan keuntungan atau pembayaran divine

oleh perusahaan.

Menurut Kasmir (2019: 263), dalam praktiknya modal kerja suatu

perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi:

a. Pembelian barang dagangan dan bahan lainnya secara tunai.

b. Pembelian surat-surat berharga secara tunai.

c. Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang ke piutang

wesel.

Menurut Rebin Sumardi dan Suharyono (2020:51) Penggunaan modal

kerja akan menyebabkan perubahan atau penurunan aktiva lancar yang

dimiliki perusahaan, namun tidak selalu penggunaan aktiva lancar

diikuti dengan perubahan dan penurunan jumlah modal kerja yang

dimiliki perusahaan. Penggunaan aktiva lancar yang menyebabkan

turunnya modal kerja adalah:

a. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang, hipotik, obligasi,

maupun hutang jangka pendek lainnya.

b. Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang yang

mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang

lancar.

c. Pengambilan uang kas oleh pemilik perusahaan.

d. Pembentukan dana dari aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam

jangka panjang, seperti dana pensiun pegawai, asuransi pegawai.

21
e. Pembayaran kerugian karena kegiatan operasi perusahaan.

6. Tolak Ukur Penggunaan Modal Kerja

Menurut Lilik Pujiati dan Widya Ratna (2015) untuk mengukur

penggunaan modal kerja dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

1) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Alat ukur untuk menentukan keberhasilan manajemen modal kerja.

Menurut Kasmir (2019:184) “Perputaran modal kerja (working

capital turnover) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau

menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama satu periode

atau dalam suatu periode tertentu”.

Rumus perputaran modal kerja (working capitl turnover) sebagai

berikut:

2) Perputaran Kas (Cash Turnover)

Menurut James O.Gill (dalam Kasmir 2019: 140) "rasio perputaran

kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan

modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan

dan membiayai penjualan". Artinya rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang)

dan biaya-biaya yang berkaitan dengna penjualan.

Rumusnya adalah:

22
Hubungan perputaran kas (Cash turnover) terhadap profitabilitas itu

sendiri ditunjukkan dengan hasil rasio, semakin tinggi tingkat

perputaran kas maka keuntungan yang diperoleh perusahaan juga

akan semakin tinggi. Dengan jumlah kas tertentu yang dimiliki

perusahaan akan menghasilkan penjualan yang tinggi. Tingkat

penjualan yang tinggi akan menyebabkan keuntungan yang

diperoleh perusahaan semakin tinggi. Hal ini yang menunjukkan

sebuah perusahaan telah menggunakan kas secara efesien.

3) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

MenurutKasmir (2019: 182) "perputaran persediaan merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur beapa kali dana yang

ditanamkan dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu

periode". Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran

persediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa

perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa

kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun. Semakin

kecil rasio ini semakin buruk, sebaliknya apabila rasio ini diperoleh

tinggi menunjukan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid

persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran

persediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efektif

23
atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk.

Hal ini mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang

rendah.

Rumus menghitung perputaran persediaan sebagai berikut :

7. Pengertian Profitabilitas

Menurut Prihadi (2020:166) Profitabilitas adalah kemampuan

menghasilkan laba.

Menurut Kasmir (2019:114) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk


menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba
dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari
laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi

Menurut (Anissa, 2019), (Angraini & Septiano, 2019), (Septiano et al.,


2022) menyatakan bahwa “Profitabilitas sendiri dapat diartikan sebagai
suatu kemampuan perusahaan untuk memperoleh atau menghasilkan
laba yang akan diterima dan dalam periode tertentu. Apabila keahlian
sesuatu perusahaan dalam menciptakan laba rendah hingga evaluasi
terhadap rasio profitabilitas juga akan rendah”.

Menurut Olfimarta dan Wibowo (2019) profitabilitas adalah ukuran

kapabilitas perusahaan untuk menciptakan keuntungan selama masa

waktu tertentu.

Dari beberapa pengertian menurut ahli dapat disimpulkan Profitabilitas

merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu

24
periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan

keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan laba-rugi perusahaan.

Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut dapat ditentukan hasil

analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk

menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.

9. Rasio Profitabilitas

Menurut Rebin Sumardi dan Suharyono (2022) dalam Buku Dasar-

Dasar Manajemen Keuangan menyatakan bahwa Ratio profitabilitas

ini mengukur sejauh mana tingkat efektivitas daripada manajemen

perusahaan yang tercermin dari hasil yang dicapai atas penjualan dan

investasi perusahaan.

a. Profit Margin on Sales

net profit after tax


𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑂𝑛 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 = net sales

Ratio ini juga sering disebut net profit margin atau return on sales

yaitu ratio yang menunjukkan return/laba yang diperoleh dari setiap

rupiah penjualan perusahaan.

b. Return On Total Asset

N. P. A. T + Interest (1 − T)
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 =
Total Asset

Ratio ini juga sering disebut Return On Investment (ROI) yaitu ratio

yang menggambarkan effisiensi dari semua dana yang digunakan

dalam perusahaan atau untuk mengetahui return/laba yang diperoleh

perusahaan atas semua dana yang digunakan.

25
c. Return On Net Worth

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑡ℎ =
Net Worth

Ratio ini lebih dikenal denga istilah Rentabilitas Modal Sendiri atau

Return On Equity (ROE).

10. Hubungan Modal Kerja dengan Profitabilitas

Menurut (Anissa, 2019) Menyatakan bahwa modal kerja berpengaruh


positif terhadap profitabilitas. Karena semakin tinggi berputaran modal
kerja, akan semakin efisien dalam penggunaan modal kerja yang
dilakukan pihak manajemen perusahaan maka akan mencerminkan
bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, yang akan
menimbulkan sinyal positif bagi investor karena melihat dari laporan
keuangan yang meningkatnya laba.

Menurut Syamsuddin (2016:227) bahwa, “semakin besar net working

capital, semakin besar keuntungan atau profitabilitas yang diperoleh

perusahaan”.

Menurut Lia Nirawati, et al (2022:171) mengemukakan bahwa “sebuah

perusahaan akan dapat disebut mempunyai taraf profitabilitas yang

besar, jika keefisienan penerapan modal kerja yang dipakai perusahaan

itu juga besar.

Dengan adanya modal kerja yang cukup dapat menguntungkan bagi

perusahaan karena disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk

beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami

kesulitan keuangan. Modal kerja yang cukup lebih baik daripada modal

kerja yang berlebihan, karena modal kerja yang berlebihan

menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang

26
ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif. Hal

tersebut dapat berdampak terhadap profitabilitas. Begitu juga

sebaliknya modal kerja yang kurang dari cukup dapat menjadi

penyebab kemuduran atau bahkan kegagalan suatu perusahaan.

B. KERANGKA PIKIR

UMKM IDA AYU merupakan usaha yang bergerak memproduksi

makanan ringan. Peranan kerangka pikir dalam suatu penelitian adalah

sebagai dasar untuk menggambarkan secara tepat dan memberikan

gambaran yang jelas dari masalah yang diteliti yaitu tentang Bagaimana

Analisis Penggunaan Modal Kerja Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada

UMKM Ida Ayu.

Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi masalah yang ada pada

UMKM Ida Ayu yang keterkaitannya tentang pengelolaan modal kerja.

Alasan utama mengapa modal kerja itu penting untuk dibahas dalam usaha

karena modal kerja merupakan bagian dari pembelanjaan jangka pendek

dan aktivitas yang berkesinambungan sekaligus menjadi pendukung utama

operasional perusahaan. Untuk menilai dan mengukur kecukupan modal

dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini perlu

dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan UMKM Ida Ayu

dalam mengelola usahanya.

Keefektifan penggunaan modal kerja dapat diukur atau dinilai dengan

modal kerja kotor (gross working capital), modal kerja bersih (net working

27
capital), perpuataran modal kerja (working capital turn over), perputaran

kas (cash turn over), dan perputaran persediaan (inventorv turn over).

Modal kerja kotor menunjukkan semua komponen yang ada di aktiva

lancar secara keseluruhan. Modal kerja bersih menunjukkan seluruh

komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar

(utang jangka pendek).

Perputaran modal kerja untuk mengukur atau menilai keefektifan modal

kerja perusahaan dengan membandingkan antara penjualan dengan modal

kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Perputaran modal kerja yang

rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin

disebabkan karena rendahnya perputaran persediaan, piutang atau saldo kas

yang terlalu besar. Perputaran modal kerja dapat dilihat dari cepat

lambatnya periode perusahaan dalam menerima kas dari hasil penjualan.

Perputaran kas menunjukkan perbandingan antara penjualan bersih dengan

kas. Perputaran kas juga menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan

pendapatan dengan melihat berapa kali kas berputar dalam satu periode

tertentu. Jika jumlah kas yang relatif kecil maka akan diperoleh tingkat

perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar

karena penggunaan kas yang efisien. Modal kerja merupakan aktiva lancar

yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang dapat menunjang kegiatan

operasional perusahaan.

28
Ketersediaan modal kerja yang cukup dapat mempengaruhi tingkat

profitabilitas pada sebuah perusahaan. Semakin tinggi penggunaan modal

kerja pada sebuah perusahaan maka semakin tinggi pula tingkat

profitabilitas yang akan didapatkan. Begitupun sebaliknya, jika semakin

rendah tingkat penggunaan modal kerja maka tingkat profitabilitas yang

didapat semakin menurun.

Permasalahan yang muncul dalam penggunaan modal kerja yaitu

menetukan seberapa besar modal kerja yang digunakan agar modal yang

dikeluarkan dapat digunakan dengan efektif untuk menunjang tingkat

profitbilias sebuah perusahaan. Karena, jika terdapat modal kerja yang sisa

atau tidak digunakan dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas yang akan

didapatkan oleh sebuah perusahaan. Oleh karena itu, perlu ditentukan

penggunaan modal kerja yang baik agar dapat mempengaruhi tingkat

profitabilitas sebuah perusahaan.

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian

yang di dalamnya menggunakan banyak angka. Mulai dari proses

pengumpulan data hingga penafsirannya.

Dikutip dari buku Metodologi Penelitian Kuantitatif Pendidikan Jasmani

(2018) karya Untung Nugroho, Penelitian Kuantitatif adalah jenis

penelitian yang sistematis, terencana, dan terstruktur. Penelitian kuantitatif

dilakukan untuk mengetahui besaran penggunaan modal kerja yang

meliputi Perputaran Modal Kerja (working capital turnover), Perputaran

Kas (Cash Turnover) dan Perputaran Persediaan (inventory Turn Over)

yang mempengaruhi tingkat profitabilitas pada UMKM IDA AYU Pekon

Waluyojati tahun 2022.

B. Variabel Penelitian

30
Variabel merupakan indikator terpenting yang menentukan keberhasilan

penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Independent (Variabel Bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat dan menjadi penyebab atas sesuatu hal

atau timbulnya masalah lain. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka

dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah Modal

Kerja.

2. Variabel Dependent (Variabel Terikat) adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Sesuai dengan pengertian tersebut,

maka yang menjadi variabel terikat adalah Profitabilitas.

C. Definisi Operasional Variable

Menurut Sujarweni (2018:97) defenisi operasional adalah variabel

penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian

sebelum dilakukan analisis, instrumen, serta sumber pengukuran berasal

dari mana.

Variable dalam penelitian ini adalah modal kerja dan profitabilitas.

1) Modal Kerja adalah keseluruhan dari aktiva lancar yang digunakan

untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari pada UMKM

IDA AYU Pekon Waluyojati.

Rasio yang digunakan untuk menghitung penggunaan modal kerja

yaitu :

a) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

31
Untuk melihat bagaimana tingkat perputaran modal
kerja UMKM Ida Ayu. Dengan rumus sebagai berikut:

b) Perputaran Kas (Cash Turnover)


Untuk mengukur efesiensi penggunaan kas yang dilakukan
UMKM Ida Ayu. Dengan rumus sebagai berikut:

c) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)


Untuk mengukur perputaran persediaan pada UMKM Ida
Ayu. Dengan rumus sebagai berikut:

2) Profitabilitas adalah kemampuan UMKM IDA AYU Pekon

Waluyojati dalam memperoleh laba/keuntungan selama periode

tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan

yang terdiri dari laporan neraca dan laba-rugi perusahaan.

Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut dapat ditentukan

32
hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan

untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.

Analisis ini menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba serta efisiensi operasi perusahaan.

Dalam pembahasan ini rasio yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas adalah Return On Assets atau ROA.

laba sesudah bunga dan pajak


( 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝑵 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕) 𝑹𝑶𝑨 =
total aktiva

D. Populasi, Sample Dan Teknik Sampling

1. Populasi

Penelitian ini menggunakan populasi berupa laporan keuangan pada

UMKM IDA AYU Pekon Waluyojati tahun 2022.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel dalam penelitian ini adalah laporan Neraca dan Lapora Laba

Rugi pada UMKM IDA AYU Tahun 2022. Dalam pengambilan

sampelnya penelitian ini menggunakan teknik sampling non

probabilitas convenience sampling, dengan alasan penelitian ini

sudah memiliki informasi mengenai elemen yang telah memenuhi

syarat untuk dijadikan sebagai sebuah sample penelitian tersebut.

E. Metode Pengumpulan Data

33
1. Metode Dokumentasi

Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini ditujukan

untuk memperoleh data sekunder menggunakan panduan

dokumentasi untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen tertulis berupa laporan keuangan pada UMKM IDA AYU

Pekon Waluyojati.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara/interview dalam penelitian ini digunakan untuk

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden/

pemilik UMKM IDA AYU Pekon Waluyojati menggunakan

pedoman (guide) wawancara.

F. Instrument Penelitian

1. Panduan Dokumentasi

Untuk memperoleh dokumen-dokumen laporan keuangan dan

dokumen lain yang diperlukan dalam pengumpulan data, penelitian ini

menggunakan instrument pengumpul data berupa panduan

dokumentasi sebagai alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan

data-data yang diperlukan.

2. Panduan Wawancara

Untuk memperoleh data pendukung dan dokumen lain yang diperlukan

dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan instrument

34
pengumpul data berupa panduan wawancara secara tertutup sebagai

alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang

diperlukan. Wawancara tertutup dengan respons tetap-di mana semua

yang diwawancarai ditanyai pertanyaan yang sama dan diminta untuk

memilih jawaban dari sekumpulan alternatif yang sama.

G. Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, artinya data

yang diperoleh di lapangan diolah sedemikian rupa sehingga

memberikan data yang sistematis, faktual dan akurat mengenai

permasalahan yang diteliti.

2. Alat Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis data berupa rasio

keuangan yang digunakan untuk mengukur modal kerja dan

profitabilitas sebagai berikut:

a) Analisis Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Metode analisis ini digunakan untuk melihat bagaimana

perputaran modal kerja perusahaan dalam kurun waktu

tertentu. Rasio yang digunakan yaitu Working Capital Turn

Over yaitu dengan membandingkan antara penjualan dengan

modal kerja:

35
Penjualan
𝑾𝑪𝑻𝑶 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

b) Analisis Perputaran Kas (Cash Turnover)


Untuk mengukur efesiensi penggunaan kas yang dilakukan
UMKM Ida Ayu. Dengan rumus sebagai berikut:

c) Analisis Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)


Untuk mengukur perputaran persediaan pada UMKM
Ida Ayu. Dengan rumus sebagai berikut:

d) Analisis Rasio Profitabilitas

Analisis ini menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan

untuk memperoleh laba serta efisiensi operasi perusahaan.

Dalam pembahasan ini rasio yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas adalah Return On Assets atau ROA.

laba sesudah bunga dan pajak


( 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝑵 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕) 𝑹𝑶𝑨 =
total aktiva

36
DAFTAR PUSTAKA

Aris Munandar, Nurul Huda, dan Mohamad Vebby Arirangga (2019), Efisiensi
Penggunaan Modal Kerja pada PT. Holcim Tbk, Jurnal Manajemen Dan
Keuangan, Vol.8, No.1, Diakses tanggal 10 Februari 2023.
Mitha Christina Ginting (2018), Peranan Modal Kerja Dalam Meningkatkan
Profitabilitas
https://ejournal.lmiimedan.net/index.php/jm/article/download/41/39
Nusa Muktiadji dan Heri Sastra (2013) Analisis Modal Kerja Dan Pengaruhnya
Terhadap Pertumbuhan Perusahaan Studi Kasus Pada Pt. Indocement
Tunggal Prakarsa,Tbk.
https://jurnal.ibik.ac.id/index.php/jimkes/article/download/271/227/
Rebin Sumardi, S.E.,M.M dan Dr. Suharyono,S.E., M.Si (2020) , Buku Ajar :
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Hal 44-52
Dr. Ir. Agus Zainul Arifin, MM (2018) Manajemen Keuangan Yogyakarta: Zahir
Publishing, hal 8
Kasmir, 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga, Penerbit : Prenada
Media Group. Jakarta
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketujuh, Penerbit : Rajawali
Pers. Jakarta
Sapetu, Y., Saerang, I.S., dan Soepeno, D. 2017. Pengaruh Manajemen Modal
Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi kasus pada perusahaan
food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
20122015). Jurnal EMBA. Vol.5 No.2
Sujarweni, V. W. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi Pendekatan
Kuantitatif. Pustaka Baru Press: Yogyakarta

37
Widyamukti, E.Y., dan Wibowo, B.J. 2018. Pengaruh Modal Kerja Terhadap
Penjualan Dan Laba Perusahaan (Studi Kasus pada Sektor Food and
Beverage yang terdaftar di BEI 2011-2014). Jurnal Ekonomi, Manajemen,
Akuntansi dan Perpajakan. Vol. No. 1
Zainul, Agus. (2018) Manajemen Keuangan Yogyakarta: Zahir Publishing,
https://www.researchgate.net/profile/Az-
Arifin/publication/334388027_BUKU_MK_AZA/links/5d2697be92851cf4
407896ca/BUKU-MK-AZA.pdf
Anwar. Mokhamad, P. . (2019). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Persuahaan.
Sumardi Rebin, Suharyono (2020:43-44) dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan

Rifqiansyah. (2022) Jurnal Manajemen Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Terhadap


Tingkat Profitabilitas Perusahaan Industri Makanan Dan Minuman Yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia. 8(1), 95-96
Sumardi Rebin, Suharyono (2020:47-48) Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
Hayat, Atma, et al (2021) Manajemen Keuangan 1
Pujiati Lilik, Ratna Widya (2015). Jurnal Pengaruh Penggunaan Modal Kerja
Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Sub Sektor Kosmetik Dan
Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, 10(2), 207-
208
Nirawati, Lia. Et al (2022) Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas dan
Nilai Perusahaan, 1(2), 171

38

Anda mungkin juga menyukai