Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PEMANFATAAN MANAJEMEN KAS DALAM KEGIATAN SUATU

PERUSAHAAN

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Keuangan

Dosen Pengampu Iskandar, S.Pd., M.M.

Disusun oleh:

Fadli Maghribi Al-Furqon (1183020034) Siti Aulia Zakiyyah (1193020121)


Salsabilla Jasandra Fitricya Z (1193020114) Suci Indah Sari (1193020124)
Seli Selviani (1193020118) Wildan Teguh Satria (1193020135)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini berjudul
“Analisis Pemanfaatan Manajemen Kas dalam Kegiatan Suatu Perusahaan” dengan berisi
pemaparan tentang deskripsi mengenai dasar-dasar dalam memahami manajemen kas dan
mengkorelasikan antara apa yang kita bahas dengan studi kasus yang ada. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu serta memberikan wawasan
yang baru bagi kami para penyusun.

Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Iskandar, S.Pd., M.M
selaku dosen pengampu. Dan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini baik secara moril maupun materil. Tentunya dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangatlah
dibutuhkan untuk perbaikan pada makalah-makalah selanjutnya.

Bandung, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................................ 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................. 7
A. Pengertian Kas ................................................................................................................................ 7
B. Aliran Kas........................................................................................................................................ 9
C. Faktor-faktor Persediaan Kas ....................................................................................................... 9
D. Tujuan Manajemen Kas............................................................................................................... 11
E. Model Manajemen Kas................................................................................................................. 11
F. Sifat - sifat Kas .............................................................................................................................. 14
G. Anggaran kas................................................................................................................................. 14
BAB III....................................................................................................................................................... 16
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 16
A. Penerapan Manajemen Kas Dengan Memanfaatkan Laporan Arus Kas ............................... 16
B. Analisis pemanfaatan Kas dalam Kegiatan Perusahaan (Studi Kasus PDAM Tirta Pakuan
Kota Bogor) ........................................................................................................................................... 17
BAB IV....................................................................................................................................................... 19
PENUTUP.................................................................................................................................................. 19
A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 19
B. Saran .............................................................................................................................................. 19

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Manajemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan dan eksistensi


suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada dalam perusahaan tersebut.
Manajer keuangan dituntut untuk dapat menjalankan manajemen keuangan dengan baik, hal ini
dilakukan agar perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih
efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas
serta keberadaan perusahaan.1

Selain manajemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan analisis terhadap
laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah-masalah
keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Melalui analisis laporan
keuangan, manajemen dapat mengetahui posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan
keuangan (financial strength) yang dimiliki perusahaan.

Manajemen kas merupakan salah satu tindakan perusahaan yang penting untuk dilakukan
secara berkesinambungan, baik bagi perusahaan kecil, maupun perusahaan dengan skala global,
ukuran perusahaan menjadi salah satu faktor penentu kompleksitas dari manajemen kas.2 Laporan
arus kas atau yang disebut juga sebagai cash flow statement adalah sebuah laporan keuangan yang
bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan
dalam sebuah periode tertentu.

Laporan arus kas digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan
arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.3 Informasi tentang arus kas suatu perusahaan
berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan

1
Setia, Mulyawan, 2015, Manajemen Keuangan, Bandung: Pustaka Setia
2
Ibid, hal. 176
3
Dewan, Standar Akuntansi, 2009, Laporan Arus Kas, Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia

4
dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan
arus kas tersebut.

Laporan arus kas tidak hanya akan sangat berguna untuk memudahkan pengecekan kas
pada periode tersebut, tetapi juga dapat menjadi dasar prediksi dari ketidakpastian kesehatan
keuangan bisnis di masa mendatang. Karenanya, laporan ini akan sangat bermanfaat bagi para
kreditor, investor, pihak manajemen, atau pihak terkait lain.4 Masalah utama yang sering dihadapi
adalah arus kas defisit, di mana pengeluaran melebihi pendapatan, sehingga arus kas menjadi tidak
seimbang.

Masalah tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman pengusaha mengenai cara


mengelola arus kas yang benar. Pengelolaan arus kas yang salah dapat menyebabkan kerugian
bahkan kegagalan dalam sebuah bisnis. Oleh karena itu kami dari kelompok 4 menganalisis
pemanfaatan kas dalam kegiatan operasional bisnis sekaligus memengaruhi perkembangan bisnis
perusahaan. Dalam makalah ini, kami dari kelompok 4 sebagai penyusun membahas bagaimana
penerapan manajemen kas dalam kegiatan suatu perusahaan sehingga manajemen kas ini dapat
memberikan manfaat dalam kegiatan perusahaan seperti pembuatan laporan kas.

B. Rumusan Masalah
Pemahaman perusahaan tentang bagaimana mengelola arus kas benar merupakan hal yang
harus diperhatikan dan ditingkatkan, pengelolaan arus kas harus dilakukan dengan baik karena
akan berdampak terhadap kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu perusahaan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa manajemen kas merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan baik dalam mempelajarinya ataupun penerapannya terhadap arus kas yang ada di
dalam suatu perusahaan. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah yang akan di bahas yaitu:
1. Bagaimana dasar-dasar dalam Manajemen Kas?
2. Bagaimana penerapan Manejemen Kas dalam kegiatan perusahaan?
3. Bagaimana analisis pemanfaatan Manajemen Kas dalam kegiatan perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

4
Arief, Suadi, 1998, Penelitian Tentang Manfaat Laporan Arus Kas, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 13
No. 2

5
1. Untuk mengetahui dan memahami dasar-dasar Manajemen Kas.
2. Untuk mengetahui dan memahami penerapan Manajemen Kas dalam kegiatan perusahaan.
3. Untuk mengetahui dan memahami pemanfaatan Manajemen Kas dalam kegiatan
perusahaan.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kas

Definisi mengenai kas ini terdapat beberapa macam dan ditinjau dari sisi teori konsep
ekonomi maupun dari sisi regulasi yaitu perundang-undangan.

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Kas adalah saldo simpanan berupa uang
tunai di bank yang dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan oleh pemerintahan setiap
waktu. Dalam pemerintahan, terdapat kas daerah yang dipergunakan untuk menghimpun berbagai
pemasukan dan pengeluaran yang telah digunakan oleh Bendaharawan Umum Daerah.5 Adapun
kas Negara yaitu tempat untuk menyimpan uang yang telah ditentukan oleh Menteri Keuangan
untuk menghimpun berbagai pemasukan dan pengeluaran pada pemerintahan pusat.

Sedangkan kas menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yaitu investasi yang bersifat
likuid dengan jangka waktu pendek dan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa
menghadapi berbagai risiko seperti perubahan nilai yang cukup besar.6 Dalam Standar Akuntansi
Keuangan ini terdapat syarat setara kas yang dimana investasi harus diubah menjadi kas sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan tanpa memberikan risiko yang berpengaruh dalam kurun
waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehan.

Kas juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara
bahwa kas Negara merupakan tempat penyimpanan uang Negara yang telah telah ditentukan oleh
Menteri Keuangan untuk menghimpun berbagai pemasukan dan pengeluaran pada pemerintahan
pusat. Kas Negara bersumber dari seluruh pemasukan Negara dan digunakan untuk membiayai
atau membayar seluruh kegiatan ataun pengeluaran Negara.7

Setelah mengetahui berbagai macam definisi mengenai kas yang ditinjau dari berbagai sisi,
manajemen kas sendiri ialah aktivitas perusahaan yang meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian kas yang terdiri dari pengelolaan kas masuk (cash Inflow) dan

5
Setia, Mulyawati, 2015, Manajemen Keuangan, Bandung: Pustaka Setia
6
Arief, Sugiono dan Edy Untung, 2008, Panduan Dasar Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Grafindo
7
Undang-undang Nomor 1 Tahun 20014 tentang Keuangan Negara pada lama https://www.bpk.go.id/ diakses 29
Oktober 2022

7
pengelolaan kas keluar (cash outflow). Manajemen kas ini merupakan salah satu aktivitas paling
penting dalam perusahaan karena kegiatan pengelolaan kas merupakan kegiatan harian (daily
activities) yang akan menentukan atau menunjukkan bagaimana tingkat kelancaran operasional
perusahaan.8

Manajemen kas ini ada untuk mengatur keseimbangan antara pemasukan kas dan
pengeluaran kas. Pemasukan kas sendiri merupakan pemasukan dana bagi perusahan yang
umumnya berasal dari penjualan produk secara tunai, penerimaan dari tagihnya piutang, transaksi
penjualan aktiva tetap, hibah, setoran modal dari pemilik perusahaan dan lain-lain. Kegiatan
pemasukan kas ini merupakan kegiatan yang rutin seperti penjualan hasil produk secara tunai dan
penerimaan dana dari piutang sedangakan penjualan aktiva tetap dan penerimaan modal dari
pemilik, hal tersebut jarang terjadi.9

Sementara pengeluaran kas adalah aktivitas mengeluarkan dana yang digunakan untuk
membiayai berbagai kegiatan perusahaan baik untuk keperluan operasional maupun keperluan
untuk berinvestasi. Pengeluaran kas untuk kegiatan operasional biasanya digunakan untuk
pembelian bahan baku, pembayaran upah dan gaji, pembayaran biaya utilitas, pembayaran biaya
pemeliharaan, dan biaya lain-lain. Sedangkan biaya untuk kegiatan investasi biasanya digunakan
untuk pembelian kendaraan, pembelian mesin, pembelian peralatan pabrik, pembangunan pabrik
dan lain-lain.10

Penerimaan dan pengeluaran kas merupakan aktivitas rutin perusahaan yang akan muncul
pada setiap periode yang akan dianggarkan dan kegiatan lain dari perusahaan akan bergantung
kepada kedua aktivitas tersebut. Kegiatan operasional dalam suatu perusahaan akan berjalan
lancar, jika keseimbangan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas tetap dijaga. Keseimbangan
tersebut tidak dilihat dari angka penerimaan dan pengeluaran kas yang harus selalu sama setiap
periode, tetapi perusahaan dapat memproyeksikan berapa kebutuhan pemasukan kas untuk
menutupi berapa kebutuhan pengeluaran kas.

8
Mokhamad, Anwar, 2019, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Kencana
9
Sutrisno, 2007, Manajemen keuangan teori, konsep, dan aplikasi, Yogyakarta: EKONISIA
10
ibid

8
B. Aliran Kas

Aliran kas merupakan suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan
operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan serta kenaikan maupun
penuruan bersih dalam kas perusahaan dalam kurun waktu satu periode. Perusahaan memiliki arus
kas berdasarkan bentuk dan sifat. Aliran kas berdasarkan bentuk terbagi atas dua yaitu aliran kas
masuk dan aliran kas keluar, sedangkan berdasarkan sifat aliran kas terbagi atas aliran kas kontinyu
dan aliran kas tidak kontinyu.11

1. Aliran kas masuk kontinyu, yaitu aliran kas yang diperoleh dari perusahaan yang terjadi
dari kegiatan transaksi yang menghasilkan keuntungan kas atau berupa penerimaan kas
secara rutin. Contoh: hasil penjualan produk yang dilakukan secara tunai dan penerimaan
utang.
2. Aliran kas masuk intermittent, yaitu aliran kas yang diperoleh dari perusahaan yang terjadi
dari kegiatan transaksi yang menghasilkan keuntungan kas atau berupa penerimaan kas
tetapi tidak rutin atau jarang terjadi. Contoh: pendapatan dari pernyertaan pemilik
perusahaan, penjualan saham dan penerimaan kredit yang berasal dari bank
3. Aliran kas keluar kontinyu, yaitu arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas secara rutin. Contoh: pembelian bahan belum jadi
(mentah), pembelian alat kantor habis pakai dan gaji karyawan
4. Aliran kas keluar intermittent, yaitu arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas tetapi tidak rutin atau jarang terjadi. Contoh:
pengeluaran untuk pembiayaan dividen, pembelian aktiv tetap dan pembayaran angsuran
hutang.
C. Faktor-faktor Persediaan Kas
Perusahaan harus mampu membayar persediaan-persediaan operasional, gaji karyawan,
pelunasan utang yang jatuh tempo, dan hal-hal yang bisa saja terjadi di luar perkiraan perusahaan.
Jika uang tunai tidak tersedia, maka operasi perusahaan akan terhenti dan yang paling
mengkhawatirkan adalah kepercayaan pihak lain terhadap suatu perusahaan tersebut akan
berkurang sehingga akan mengalami kesulitan untuk medapatkan kredit.12 Hal tersebut

11
Florencia, dan Meine Susanty, 2019, Tata Kelola Perusahaan Aliran Kas Bebas dan Manajemen Laba, Jurnal
Bisnis dan Akuntansi, Vol. 21 No.2 Hlm. 141-154
12
Manuliang, M. 1985, Pokok-pokok Pembelanjaan Perusahaan Manajemen Keuangan, Yogyakarta: Liberty

9
menunjukkan bahwa besar atau kecilnya jumlah kas harus ada dalam suatu perusahaan yang
dipengaruhi oleh beberapa motif, yaitu13:
1. Motif transaksi. Suatu perusahaan membutuhkan uang kas untuk membangun transaksi
harian.
2. Motif spekulasi. Menyediakan uang untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan harga
barang atau nilai uang itu sendiri.
3. Motif berjaga-jaga. Keadaan yang tidak pasti akan mendorong perusahaan untuk berjaga-
jaga sehingga likuiditas perusahaan terjamin terutama jika besarnya jumlah penerimaan
kas tidak seperti yang di rencanakan.
Kas memiliki unsur yang penting dalam suatu perusahaan, besarnya kas menunjukkan
bahwa suatu perusahaan melakukan penjualan, perbandingan penjualan dan jumlah kas rata-rata
menunjukkan tingkat perputaran kas. Kas memiliki persediaan minimal (safety cash balance) yang
merupakan jumlah kas minimal tertentu yang harus di pertahankan oleh suatu perusahaan untuk
dapat memenuhi kebutuhan finansial dari suatu perusahaan setiap waktu jika dibutuhkan.14 Faktor
yang memenuhi besar dan kecilnya persediaan kas, antara lain15:
1. Keseimbangan antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Keseimbangan mengenai
jumlah waktu dan antara kas masuk dan keluar mengakibatkan perusahaan tidak perlu
mempunyai persediaan kas yang besar sebab setiap pengeluaran kas akan dapat dipenuhi
dari penerimaan kas.
2. Menjalin hubungan baik dengan pihak lain. Perusahaan harus membina hubungan yang
baik dengan pihak lain seperti bank sehingga akan memudahkan untuk mendapatkan kredit
dalam menghadapi masalah seperti kesukaran dalam finansial.
3. Adanya penyimpangan aliran kas yang telah diperkirakan. Perusahaan perlu membuat
aliran kas untuk menjaga likuiditas suatu perusahaan. Jika aliran kas sesuai dengan yang
diperkirakan maka perusahaan tersebut tidak menghadapi kesukaran likuiditas sehingga
tidak perlu menyediakan persediaan kas yang besar. dan apabia sering terjadi
penyimpangan dari perkiraan, maka perusahaan perlu menyediakan persediaan kas yang
besar.

13
Setia, Mulyawati, 2015, Manajemen Keuangan, Bandung: Pustaka Setia
14
Siti Ayu Rochmaniah (2020), Makalah Mengenal Manajemen Kas, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
15
Muhammad Sabir, 2012, Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas, online: sabircampiz.blogspot.com diakses
pada 31 Oktober 2022

10
D. Tujuan Manajemen Kas

Manajemen kas adalah suatu pengelolaan dari sumber daya kas yang ada di dalam suatu
perusahaan. Secara umum, tujuan manajemen kas ialah agar perusahaan dapat mendanai
pengeluaran yang telah dilakukan dengan baik tepat pada waktunya dan memenuhi kewajiban
yang harus dibayar ketika terjadinya jatuh tempo. Adapun tujuan lainnya yakni sebagai berikut:16

1. Penyediaan kas yang diharapkan cukup untuk memenuhi operasi dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.
2. Penetapan tanggung jawab untuk pemasukan dan perlndungan dana yang cukup hingga
dana disimpan.
3. Pemeliharaan saldo bank yang cukup, yang dapat mendukung hubungan dengan bank
komersil.
4. Penyelenggaraan mengenai pencatatan kas.
5. Penyelenggaraan pengendalian untuk menjamin suatu pembayaran yang hanya dilakukan
dengan tujuan yang benar dan sah.
E. Model Manajemen Kas

Model Manajemen kas ini akan menjadi jawaban dari permasalahan pembagian aset likuid
dalam suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki kas terlalu rendah, maka perusahaan
tersebut akan menjual surat berharga yang dimilikinya, ataupun membeli kembali surat berharga
tersebut untuk menjadi pengganti dari surat berharga yang telah dijual lebih sering daripada jika
kasnya lebih tinggi. Dengan begitu, trading cost yang dimiliki akan turun Ketika saldo dari kas
tersebut bertambah besar. Sedangkan opportunity cost, kas akan bertambah sejalan dengan
peningkatan dari saldo kas. Adapun model dari manajemen kas yaitu sebagai berikut:17

1. Model Miller-Orr

Dikemukakan oleh Merton Miller dan Daniel Orr, dimana mereka berdua
mengembangkan sebuah model saldo kas dimana keadaan arus kas masuk dan arus kas
keluar berfluktuasi secara acak pada setiap harinya. Dalam model manajemen kas ini, baik
pemasukan maupun pengeluaran kas turut disertakan. Model ini, berasumsi bahwa arus kas

16
Siti Ayu Rochmaniah (2020), Makalah Mengenal Manajemen Kas
17
Siti Ayu Rochmaniah, MENGENAL MANAJEMEN KAS, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2020.

11
bersih harian (arus kas masuk dikurangi arus kas keluar) tersebar secara normal. Arus kas
bersih dapat berupa nilai yang diharapkan (Expected Value) atau bisa juga disebut nilai
lebih tinggi atau nilai yang lebih rendah. Untuk dapat menggunakan model ini, perusahaan
harus melakukan empat hal, yakni sebagai berikut:

a) Menetapkan batas kendali bagian bawah untuk saldo kas. Batas bbagian bawah
inilah yang berhubungan dengan margin pengamanan minimum yang telah
diterapkan oleh manajemen.
b) Menentukan tingkat bunga.
c) Mengestimasi deviasi standar dari arus kas harian.
d) Mengestimasi biaya trading membeli dan menjual sekuritas surat berharga.
e) Rumus yang disajikan Miller and Orr :

2. Model Persediaan (Model Baumol)


William Baumol (1952) mengidentifikasikan bahwa kebutuhan akan kas dalam
perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo
kas yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih
menguntungkan (sebaliknya). Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis
(EOQ/Economic Order Quantity) bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan
(biaya simpan dan biaya pesan).

12
3. Model Stone
a. Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan tetapi lebih memberikan perhatian
pada manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran transaksi kas yang optimal.
Ketika saldo mencapai batas pengendalian tertinggi atau batas pengendalian
terendah tidak secara otomatis akan melakukan investasi atau disinvestasi sekuritas
tetapi melihat terlebih dahulu harapan adanya aliaran kas masuk/keluar beberapa
hari yang akan datang.
b. Secara diagram Model stone sebagai berikut

c. Diagram diatas menjelaskan terdapatnya batas pengendalian atas (h) dan batas
pengendalian bawah (o) dalam model stone disebut sebagai batas pengendalian
luar. Sedangkan h-x dan o+x disebut sebagai batas pengendalian dalam.
d. Apabila saldo kas mencapai titik a (batas pengendalain atas luar) perusahaan harus
melihat aliran kas pada beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan
apakah saldo kas akan kembali bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam.
Apabila saldo kas menuju titik c maka perusahaan tidak perlu melakukan investasi.
Tetapi bila saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan investasi.

13
e. Begitu pula bila saldo kas menuju titik f perusahaan perlu melihat aliran kas pada
beberapa hari yang akan datang untuk memperkirakan apakah saldo kas akan
kembali bergerak ke dalam batas pengendalian atas dalam. Apabila saldo kas
menuju titik d maka perusahaan tidak perlu melakukan disinvestasi. Tetapi bila
saldo kas menuju titik b perusahaan perlu melakukan disinvestasi sekuritas.
F. Sifat - sifat Kas

Kas dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau alat penukaran dalam berbagai
tranasaksi yang dilakukan oleh perusahaan, kas juga dapat diterima oleh bank sebagai setoran utuk
dimasukkan ke dalam rekening perusahaan. Sifat-sifat kas sendiri terdiri dari18:

1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi perusahaan.


2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi dan
ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan seragam, tanpa tanda pemilikan.
3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Jumlah uang kas yang terlalu banyak bagi
perusahaan tidak efisien, karena penyimpanan uang membutuhkan biaya dan nilai uang
yang selalu menurun. Sedangkan jumlah yang kurang, bagi perusahaan juga merugikan
karena perusahaan tidak dapat segera memanfaatkan kesempatan yang ada.

Karena sifat-sifat tersebut, sering terjadi kecurangan-kecurangan terhadap kas. Untuk


menghindari terjadinya kecurangan terhadap kas tersebut diatas diterapkan sistem pengawasan
intern terhadap kas yang meliputi pengawasan administratif maupun pengawasan akuntansi.19

 Pengawasan administratif berkaitan dengan struktur organisasi dan prosedur-prosedur


yang dibutuhkan untuk mengelola dan mengatur otorisasi transaksi-transaksi kas.
 Pengawasan akuntansi merupakan suatu sistem yang diterapkan untuk menjamin bahwa
transaksi-transaksi kas dilakukan sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku, dicatat
secara lengkap sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

G. Anggaran kas

18
Shatu, Yayah Pudin, 2016, Kuasai Detail Akuntansi Perkantoran, Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta
19
Yeni, Rostiani dan Risma Juliana, 2022, Perancangan Aplikasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Berbasis Web (Studi Kasus pada STMIK BOSMA), Jurnal Interkom, Vol. 17 No.1

14
Menurut Gunawan dan Yunita (2017:295) anggaran kas akan menunjukkan aliran kas
masuk, aliran kas keluar dan posisi akhir pada setiap periode, anggaran kas merupakan gambaran
atas seluruh rencana penerimaan dan pengeluaran uang tunai yang bertalian dengan rencana
keuangan dan transaksi lainnya yang menyebabkan perubahan-perubahan pada posisi kas.20 Dalam
hal tersebut terdapat tiga sektor dalam anggaran kas, yaitu:

1. Sektor penerimaan kas. Pada umumnya berasal dari penjualan tunai barang jadi yang
diproduksi, penagihan piutang, penjualan aktiva tetap, penghasilan bunga, penghasilan
sewa, penghasilan dividen dan sebagainya.
2. Sektor pengeluaran kas. Pada umumnya biaya ini dikeluarkan untuk biaya-biaya utama
(operating) ataupun bukan biaya utama (non-operating) seperti pembelian tunai,
pembayaran utang, pembayaran administrasi dan biaya penjualan.
3. Sektor keuangan. Apabila perusahaan mengalami defisit yang memerlukan pinjaman dan
sebagaimana pelunasannya dilakukan.
Suatu perusahaan harus melakukan penyusunan anggaran kas dalam rangka menjaga
likuiditas perusahaan tersebut, penyusunan anggaran kas akan menunjukkan kapan perusahaan
dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena jalannya operasi perusahaan. Penyusunan
anggaran kas ini merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus kas
terhadap taksiran kebutuhan kas dan penggunaan kelebihan kas secara efektif. Dengan kata lain
tujuan penyusunan anggaran kas terhadap suatu perusahaan untuk:
1. Memberikan taksiran posisi ke akhir setiap periode sebagai akibat dari operasional
perusahaan.
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya untuk menentukan kebutuhan
pembiayaan atau kelebihan kas menganggur untuk investasi.
3. Menyeleraskan kas dengan total modal kerja, pendapatan penjualan, biaya dan utang.
4. Alat untuk memantau posisi kas secara terus menerus.

20
Gunawan, Adisaputro dan Yunita Anggraini, 2011, Anggaran Bisnis: Analisis Perencanaan dan Pengendalian
Laba, Yogyakarta: UPP STM YKPN

15
BAB III

PEMBAHASAN
A. Penerapan Manajemen Kas Dengan Memanfaatkan Laporan Arus Kas

Setiap perusahaan mempunyai sistem yang berbeda-beda dalam mengatur sistem


perusahaannya. Hal ini tergantung dari kebijaksanaan perusahaan itu sendiri. Tidak sedikit
perusahaan yang menggunakan sistem analisa laporan arus kas. Arus kas merupakan satu kesatuan
yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas kerja operasional keuangan baik untuk
perencanaan atau pelaksanaan audit maupun investasi baru sebagai salah satu tonggak berjalannya
aktivitas operasional keuangan. Dengan demikian upaya manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi yang bertumpu pada fungsi anggaran keuangan yaitu menggunakan cashflow atau aliran
arus kas.

Dengan demikian, penerapan manajemen kas dengan memanfaatkan laporan arus kas akan
menghasilkan sistem manajemen yang baik dan sesuai keadaan perusahaan. Hal ini sesuai dengan
salah satu manfaat dari manajemen kas yaitu diketahunya penyediaan kas yang diharapkan cukup
untuk memenuhi operasi dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Apabila manajemen
kas dengan memanfaatkan laporan arus kas dilaksanakan dengan benar, maka akan tercipta
kesembangan pendanaan dalam perusahaan karena perusahaan telah siap dan tahu apa yang harus
dilakukan kedepannya karena perusahaan telah mengetahui kemungkinan yang akan terjadi
melalui manajemen kas.

Namun, pada umumnya dalam penentuan serta pemakaian sistem analisa laporan arus kas
sering terjadi kesalahan-kesalahan sehingga terdapat hasil laporan arus kas yang tidak sesuai
dengan jumlah persediaan kas yang ada di perusahaan. Laporan sumber dan penggunaan kas bisa
digunakan sebagai dasar dalam menaksirkan kebutuhan di masa mendatang dan kemungkinan
sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan serta peramalan
kebutuhan kas di masa yang akan datang. Sedangkan, apabila laporan arus kas yang digunakan
salah, maka peramalan kebutuhan kas di masa yang akan datang pun akan salah.

16
B. Analisis pemanfaatan Kas dalam Kegiatan Perusahaan (Studi Kasus PDAM Tirta
Pakuan Kota Bogor)

Penerapan manajemen kas dengan memanfaatkan laporan arus kas dapat dilihat dalam
studi kasus yang terjadi pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Studi kasus tersebut yaitu:

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor merupakan perusahaan daerah yang memberikan
pelayanan berupa air minum secara memadai, adil, merata dan berkesinambungan kepada
masyarakat kota Bogor. Dalam kaitannya dengan penerapan manajemen kas, PDAM TPKB
menyusun Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) diawal periode dengan
memperhatikan rencana kerja dan program tahunan yang merupakan penjabaran dari rencana
jangka menengah. Dari prediksi penerimaan kas, perusahaan tidak membuat adanya prediksi
penerimaan kas yang mungkin diterima baik penerimaan kas dari hutang maupun piutang usaha.
Sedangkan rincian prediksi pengeluaran kas untuk pembayaran hutang adalah pembayaran
angsuran hutang Pemasangan Baru Rp 7.532.485.000,- sedangkan jumlah kewajiban hutang
jangka panjang Rp 9.174.292.000,- Selain dengan membuat anggaran penerimaan dan pengeluaran
pada awal periode maka dalam upaya untuk memanajemen kasnya perusahaan juga menggunakan
alat-alat manajemen kas lainnya. Alat manajemen kas tersebut meliputi:

a. Rasio Perputaran Kas


Penjualan bersih PDAM selama tahun 2010 yaitu Rp 119.308.262.039,64
Sedangkan jumlah Modal Kerja Bersih perusahaan selama tahun 2010 yaitu:
 Rp. 24.180.135.323,4 – Rp. 18.921.893.278,82 = Rp. 5.258.242.050
 Rp 119.308.262.039,64 : Rp 5.258.242.050 = 5 kali
b. Model manajemen kas
Perusahaan PDAM bekerjasama dengan Bank BJB dalam mengelola kas perusahaan.
Biaya tetap untuk melakukan transaksi adalah Rp 12.500, kebutuhan kas
PDAM setahun yaitu
Rp 147.072.270.265 (kas yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi, investasi maupun
pendanaan).
 Deposito Berjangka – Rupiah
Currency 1 bln 3 bln 6 bln 12 bln 24 bln
IDR 5.0% 5.5% 5.5% 5.5% 5.0%

17
 Saldo kas optimal perusahaan :
C* = 2(12.500x147.072.270.265)
0.05
= Rp 258.555.665,-
 Saldo Rata-Rata Kas
Rp 258.555.665 : 2 = Rp 129.277.832,5
 Sedangkan saldo kas minimum perusahaan yaitu :


. . .

 Rp 29.181.006.005

Jadi, Jumlah saldo minimum yang sekiranya harus tersedia pada perusahaan tersebut
adalah Rp 29.181.006.005 untuk melindungi perusahaan dari resiko kesalahan. Dalam pembuatan
laporan arus kas ini berarti suatu perusahaan sudah melakukan penerapan manajemen kas dimana
nantinya bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai kemampuan entitas dalam
menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dengan arus kas keluar pada periode
tersebut, dan menyajikan informasi mengenai proyeksi return dari sumber kekayaan perusahaan
serta posisi keuangan selama satu periode tersebut.

Dilihat dari studi kasus tersebut, dapat dipahami bahwa PDAM Tirta Pakuan menggunakan
manajemen kas dengan memanfaatkan aliran arus kas dengan metode aliran arus kas langsung dan
tidak langsung. Sehingga dilihat dari pemaparan studi kasus datas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen kas yang dibuat pleh PDAM Tirta Pakuan dalam kaitannya dengan pengendalian kas
dari tahun ke tahun telah terjadi peningkatan.

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar-dasar manajemen kas yang terdiri dari definisi, aliran, tujuan, faktor, model, sifat
dan anggaran kas memberikan pemanfaatan terhadap penyusunan pelaporan kas dan anggaran kas
yang biasanya disusun setiap periode untuk menjalankan kegiatan atau operasi suatu perusahaan.
Manajemen kas ini mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas sehingga akan menunjukan
jumlah yang pasti sehingga perusahaan mengetahui dan mengatur jumlah tersebt agar menjadi aset
perusahaan yang produktif.
Penerapan manajemen kas dalam suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap pelaporan
kas dan penyusunan anggaran kas setiap periode, karena perusahaan akan mengetahui apakah
pengendalian kas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan atau tidak. Penerapan manajemen
kas dengan memanfaatkan laporan kas akan menguntungkan bagi perusahaan karena akan
menunjukkan persediaan kas sehingga perusahaan dapat mengatur untuk biaya operasi jangka
pendek ataupun biaya operasi jangka panjang.
Studi kasus pada PDAM Tirta Pakuan Bogor dalam analisis pemanfaatan manajemen kas
menunjukkan bahwa adanya pemberian informasi mengenai kemampuan entitas dalam
menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dengan arus kas keluar pada periode
tersebut, dan penyajian informasi mengenai proyeksi return dari sumber kekayaan perusahaan
serta posisi keuangan selama satu periode tersebut. Selain itu, dengan penerapan manajemen kas
pada PDAM Tirta Pakuan Bogor dalam pelaporan kas menunjukkan adanya peningkatan dari
tahun ke tahun dalam pengendalian kas.
B. Saran
Bagi para manajer perusahaan sangatlah penting untuk memperhatikan dalam pelaporan
arus kas dan penyusunan anggaran kas yang akan berdampak langsung terhadap kegiatan
operasional ataupun non-operasional suatu perusahaan. Pengetahuan akan manajemen kas
sangatlah luas diharapkan bagi para pembaca tidak hanya membaca salah satu sumber saja
sehingga pengetahuan akan manajemen kas tidak terpaku terhadap satu referensi saja.

19
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Suadi, 1998, Penelitian Tentang Manfaat Laporan Arus Kas, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 13 No. 2
Arief, Sugiono dan Edy Untung, 2008, Panduan Dasar Analisis Laporan Keuangan, Jakarta:
Grafindo
Dewan, Standar Akuntansi, 2009, Laporan Arus Kas, Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia

Florencia, dan Meine Susanty, 2019, Tata Kelola Perusahaan Aliran Kas Bebas dan Manajemen
Laba, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 21 No.2 Hlm. 141-154
Gunawan, Adisaputro dan Yunita Anggraini, 2011, Anggaran Bisnis: Analisis Perencanaan dan
Pengendalian Laba, Yogyakarta: UPP STM YKPN
Manuliang, M. 1985, Pokok-pokok Pembelanjaan Perusahaan Manajemen Keuangan,
Yogyakarta: Liberty

Mokhamad, Anwar, 2019, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jakarta: Kencana


Muhammad Sabir, 2012, Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas, online:
sabircampiz.blogspot.com diakses pada 31 Oktober 2022

Shatu, Yayah Pudin, 2016, Kuasai Detail Akuntansi Perkantoran, Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta
Setia, Mulyawati, 2015, Manajemen Keuangan, Bandung: Pustaka Setia
Siti Ayu Rochmaniah (2020), Makalah Mengenal Manajemen Kas, Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo
Sutrisno, 2007, Manajemen keuangan teori, konsep, dan aplikasi, Yogyakarta: EKONISIA
Undang-undang Nomor 1 Tahun 20014 tentang Keuangan Negara pada lama
https://www.bpk.go.id/ diakses 29 Oktober 2022
Yeni, Rostiani dan Risma Juliana, 2022, Perancangan Aplikasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas Berbasis Web (Studi Kasus pada STMIK BOSMA), Jurnal Interkom,
Vol. 17 No.1

20

Anda mungkin juga menyukai