Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANALISIS AKTIVITAS OPERASI


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keungan

Dosen Pengampu:
MURSIDAH, S.E., M.,Si, Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas VII-A

Anggota kelompok :
Hayatul amna 190420016
Nadila Fitri 190420017
Nailul Autari 190420019
Khairun Nisa 190420021
Fitri Amara Sari Nst 190420025

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa'atnya
diakhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmatsehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai dari mata
Analalis Laporan Keuangan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Lhokseumawe, 22 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3


2.1 Pengukuran Laba ........................................................................... 3
2.1.1 Konsep Laba-Pengulangan ................................................... 3
2.1.2 Mengukur Laba Akuntansi ................................................... 4
2.1.3 Alternatif Klarifikasi dan Pengukuran Laba ........................ 4
2.2 Pos yang Tidak Berulang ............................................................... 6
2.2.1 Pos Luar Biasa ..................................................................... 6
2.2.2 Operasi yang Dihentikan ..................................................... 7
2.2.3 Perubahan Akuntansi ........................................................... 8
2.2.4 Pos Khusus ........................................................................... 9
2.3 Pengakuan Pendapatan................................................................... 10
2.3.1 Panduan Pengakuan Pendapatan .......................................... 10
2.3.2 Analisis Dampak Pengakuan Pendapatan ............................ 12
2.4 Beban yang Ditangguhkan ............................................................. 13
2.4.1 Penelitian dan Pengembangan ............................................. 13
2.4.2 Beban Peranti Lunak Komputer .......................................... 14
2.4.3 Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri
Pertambangan ..................................................................... 14
2.5 Kompensasi Tambahan untuk Karyawan ...................................... 15
2.5.1 Tinjauan atas Kompensasi Tambahan untuk Karyawan ...... 15
2.5.2 Opsi Saham Karyawan......................................................... 16

ii
2.6 Biaya Bunga ................................................................................... 17
2.6.1 Perhitungan Bunga ............................................................... 17
2.6.2 Kapitalisasi Bunga ................................................................ 17
2.6.3 Analisis Bunga ...................................................................... 18
2.7 Pajak Penghasilan .......................................................................... 18
2.7.1 Akuntansi Pajak Penghasilan ................................................ 18
2.7.2 Analisis Pajak Penghasilan ................................................... 20

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 22


3.1 Kesimpulan .................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari perkembangan status
keuangan perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari laporan
pertanggungjawaban perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan.
Maka dapat disampaikan laporan keuangan dapat dijadikan saraana sebagai
alat untuk mengambil keputusan dimasa yang akan datang, salah satu bentuk
laporan keuagan adalah arus kas. Dalam komponen arus kas salah satunya
yaitu dari aktivitas operasional perusahaan. Aktivitas operasi dapat
didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil pendapatan perusahaan yang
akan berpengaruh terhadap laba yang diperoleh pada suatu periode.
Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi
beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu pengukuran aktivitas operasi
dan dihitung berdasarkan dasar akuntansi akrual. Kita dapat menganalisis laba
dan komponenya untuk menilai kinerja perusahaan dan risiko yang
dihadapinya, dan untuk memprediksi jumlah asset, dan ketidakpastian arus kas
masa depan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang termasuk dalam pengukuran laba?
2. Apa saja yang terdapat dalam pos yang tidak berulang?
3. Bagaimana pengakuan pendapatan diakui?
4. Apa saja yang termasuk dalam beban tangguhan?
5. Apa saja yang termasuk dalam kompensasi untuk karyawan?
6. Apa saja yang termasuk beban dan pajak?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengukuran laba
2. Menjabarkan dan menganalisis dampak posyang tidak berulang, termasuk
pos luar biasa, penghentian segmen usaha, perubahan akuntansi
3. Menganalisis pengakuan pendapatan
4. Menganalisis beban tangguhan
5. Menjelaskan kompensasi untuk karyawan
6. Menguraikan biaya bunga dan akuntansi untuk pajak penghasilan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGUKURAN LABA


2.1.1 Konsep Laba – Pengulangan
Laba merangkum dampak keuanagan aktivitas operasi usaha. Tujuan utama
laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba dihitung dengan komponen
penting yang di sajikan dalam pos terpisah. Sebagai pengulang, terdapat dua
konsep alternative laba: laba ekonomi dan laba tetap. Laba Ekonimi (economic
income) mengukur perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu
periode dan pada umumnya sama dengan arus kas bersih satu periode di tambah
perubahan nilai sekarang arus kas yang diharapkan terjadi di masa depan. Laba
Tetap (permanent income) merupakan suatu estimasi dari rata-rata laba stabil yang
diharpakan akan diperoleh suatu usaha sepanjang usiangnya dengan
mempertimbangkan kondisi usahanya saat ini.secara konsep, laba tetap mirip
dengan kemampuan menghasilkan laba yang dapat dipertahankan (sustainable
earning power), dimana pengihutanan menjadi tugas utama analisis. Jika laba
ekonimi mengukur perubahan nilai pemegang saham, maka laba teteapmerupakan
proposi langsung dari nilai perusahaan.

Laba akuntansi tidak dimaksudkan untuk mengukur laba ekonomi maupun


laba tetap, sebagai tambahan, laba akuntansi memiliki masalah pengukuran yang
terjadi akibat distorsi akuntansi karena diperkenalkannya berbagai aturan yang
telah ditentukan, manajemen laba, dan kesalahan estimasi. Karena berbagai alasan
tersebut, laba akuntansi yang divisualisasikan terdiri atas tiga kompone, (1)
komponen tetap atau berulang (permanent or recurring component) dimana, setap
dolar nilainya akan samadengan 1/r dolar dari nilai perusahaan (dimana r adalah
biaya modal) , (2) komponen sementara (transitory component), dimana setiap
dolar sebenarnya sama dengan satu dolar nilai perusahaan, dan (3) komponen
yang tidak relevan terhadap nilai (value irrelevant component), yaitu yangtidak
relevan untuk evaluasi. Secara perlahan tetapi pasti, akuntasi mulai mengadopsi,

3
model akuntansi nilai wajar (fair value accounting). Dalam akuntansi nilai wajar,
laba yang dilaporkan secara konsep mirip laba ekonomi dan memasukankomponen
besar yang tidak berulang dalam bentuk keuntungan ataukerugian belum di
realisasi yang timbuk akibat perubahan nilai wajar asset dan kewajiban.

2.1.2 Mengukur Laba Akuntansi


Pendapatan (dan keuntungan) dan beban (dan kerugian) merupakan dua
komponen utama laba akuntansi. Bagian ini akan membahas kedua komponen
tersebut.
 Pendapatan dan keuntungan
Pendapatan (revenues) merupakan arus kas masuk yang diperoleh atau aruskas
masuk yang di peroleh yang berasal aktivitas usaha perusahaan yangmasih
berlangsung. Pendapatan meliputi masuk seperti penjualan tunai, dan arus kas
masuk prospektif seperti penjualan keredit. Keuntungan (gain) merupakan arus
kas masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari transaksi dan
peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktivitas usaha perusahaan yang masih
berlangsung.

 Beban dan kerugian


Beban merupakan arus keluar yang terjadi atau arus keluar yang akan terjadi,
atau alokasi aruskas keluar masa lampau yang berasal dari aktivitas usaha
perusahaan yang masih berlangsung.Kerugian merupakan penurunan aktiva
bersih perusahaan yang berasal dari aktivitas sampinganatau
insidental perusahaan.

2.1.3 Alternatif Klasifikasi dan Pengukuran Laba


Klasifikasi laba secara tepat penting artinya dalam analisis. Laba dapat
diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama: (1) operasi dan non-operasi serta
(2) berulang dan tidak berulang. Sering kali, kedua dimensi klasifikasi ini
digunakan secara bersamaan. Misalnya, beberapa analis (dan juga beberapa
perusahaan) mengacu pada pengukuran laba yang mengeluarkan seluruh pos tidak

4
berulang sebagai laba operasi. Misalnya, pos tidak berulang seperti kerugian
persediaan akibat kebakaran merupakan kerugian operasi. Begitu pula pos non-
operasi seperti beban bunga yang sifatnya berulang. Klasifikasi operasi dan non-
operasi, terutama, bergantung pada sumber pendapatan atau beban-yaitu apakah
timbul dari operasi perusahaan yang masih berlangsung atau dari transaksi-
transaksi efek atau aktivitas pendanaan. Klasifikasi berulang atau tidak berulang
terutama bergantung pada perilaku dari pendapatan atau beban-yaitu apakah
diharapkan akan terus terjadi atau hanya terjadi satu kali.

 Laba Berulang dan Tidak Berulang


Laba berulang dan tidak berulang perlu diidentifikasi dalam menentukan
komponen laba permanen dan sementara. Laporan laba rugi biasanya
menyajikan tiga alternative pengukuran laba, yaitu laba bersih, pendapatan
komprehensif, laba intermediasi atau laba yang masih berlangsung, dan laba inti.
Laba bersih (net Income) dianggap sebagai hasil akhir pengukuran laba, meskipun
pada kenyataannya tidaklah demikian. Pendapatan komprehensif (comprehensive
income) mencerminkan hampir seluruh perubahan pada ekuitas yang tidak berasal
dari aktivitas pemilik (seperti dividen atau penerbitan saham). Laba dari operasi
yang masih berlangsung (continuing income) merupakan suatu pengukuran yang
mengeluarkan pos luar biasa. dampak kumulatif perubahan akuntansi, dan dampak
penghentian operasi. Laba Inti (core income) merupakan suatu pengukuran yang
mengeluarkan seluruh pos tidak berulang dan dilaporkan sebagai satu baris
terpisah pada laporan laba rugi. Pengukuran laba yang benar terkait dalam dua
hal, yaitu:
- Ditetapkan berdasarkan tujuan analisis, laba memiliki dua peranan penting
yang berbeda dan tidak mungkin diterapkan pada saat yang
bersamaan, seperti untuk mengukur perubahan bersih pada ekuitas dan
untuk memberikan estimasi kekuatan laba yang berkelanjutan.
- Laba akuntansi berasal hanya dari memasukkan, atau mengeluarkan, pos
tertentu. Hal ini berarti pengukuran ini tetap merupakan pengukuran laba
akuntansi dan terkait dengan distorsi akuntansi

5
 Laba Operasi dan Non Operasi
Laba operasi (operating income) merupakan suatu pengukuran laba perusahaan
yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung. Terdapat tiga aspek
penting dalam laba operasi. Pertama, laba operasi hanya berkaitan dengan laba
yang berasal dari aktivitas operasi. Karena itu, setiap pendapatan (dan beban)
yang tidak berhubungan dengan operasi usaha bukanlah menjadi bagian laba
operasi. Kedua, ini berhubungan dengan yang pertama, laba operasi berfokus pada
laba perusahaan secara keseluruhan dan bukan hanya untuk pemilik utang dan
ekuitas. Artinya, pendapatan dan beban pendanaan (terutama beban bunga) akan
dikeluarkan ketika mengukur laba operasi. Ketiga, laba operasi hanya berkaitan
dengan aktivitas usaha yang masih berlangsung. Artinya, setiap laba atau rugi
yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan akan dikeluarkan dari laba operasi.
Laba non-operasi (nonoperating income) mencakup seluruh komponen laba
yang tidak termasuk dalam laba operasi. Laba ini terkadang berguna ketika kita
menganalisis laba non-operasi untuk memisahkan komponen yang berkaitan
dengan aktivitas pendanaan dari yang berkaitan dengan operasi yang dihentikan.

 Pendapatan Komprehensif
Pendapatan komprehensif dihitung dengan menyesuaikan laba bersih dengan
poskelebihan kotor, yang jika digabung akan menjadi pendapatan komprehensif.
Pendapatan komprehensif mencakup surplus bersih dan surplus kotor.

2.2 POS YANG TIDAK BERULANG


2.2.1 Pos Luar Biasa
Pos luar biasa dapat dibedakan dari sifat tidak biasa dan jarang terjadinya.
Sebagian besar posluar biasa terkait dengan keuntungan dan kerugian dari
pelunasan awal utang.
 Akuntansi Pos Luar Biasa
Untuk memenuhi persyarata luar biasa, suatu pos harus memiliki sifta yang
tidak lazim dan jarang terjadi. Persyaratan-persyaratan tersebut didefinisikan
sebagai berikut :

6
- Bersifat tidak biasa, suatu kejadian atau transaksi yang sangat tidak normal dan
tidak terkait,atau hanya terkait secara kebetulan dengan aktivitas biasa dan
umum dilakukan perusahaan.
- Jarang terjadi, suatu kejadian atau transaksi yang sewajarnya tidak diharapkan
terjadi padamasa depan yang dekat.

 Analisis Pos-Pos Luar Biasa


Pos luar biasa bersifat tidak berulang. Oleh karena itu, seorang analis akan
mengeluarkan pos luar biasa ketika menghitung laba tetap. Pos luar biasa juga
dikeluarkan dari laba ketika melakukan perbandingan antar waktu atau antar
perusahaan. Namun, meskipun pos luar biasa bersifat sementara, pos ini
menghasilkan biaya (atau keuntungan) bagi perusahaan. Oleh sebab itu, seorang
analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika menghitung laba
ekonomi. Pos luar biasa sering kali bersifat operasional. Namun demikian dari
pendapatan atau beban operasi normal karena tidak berulang, kerugian persediaan
dari kebakaran yang terjadi menjadi bagian operasi perusahaan (dan
memperlihatkan sifat risiko operasi yang berasal dari usaha perusahaan tersebut),
tetapi diharapkan tidak akan terjadi secara teratur.

2.2.2 Operasi yang Dihentikan


Perusahaan kadangkala melepas suatu divisi atau lini produk. Saat
pelepasan yang terkaitdengan segmen usaha yang bisa diidentifikasi secara
terpisah ini terjadi, diperlukan perlakuan akuntansi khusus pada laporan laba rugi.
 Akuntansi Operasi yang Dihentikan
Untuk dapat diklasifikasikan sebagai operasi yang dihentikan, aktiva dan
aktivitas usaha darisegmen yang dihentikan harus dapat dipisahkan dengan jelas
(baik secara fisik maupun operasional) dari aktiva dan aktivitas usaha entitas yang
lainnya. Akuntansi dan pelaporan usaha yang dihentikan memiliki dua sisi, yaitu:
1. Laporan keuangan tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya dinyatakan
kembali setelahmengeluarkan dampak operasi yang dihentikan dari pos yang
berada sebelum laba yang masih berlangsung.

7
2. Keuntungan atau kerugian terkait dengan penghentian usaha dilaporkan secara
terpisah, setelahdikurang pajak dan dikeluarkan dari laba usaha yang masih
berlangsung.
Perusahaan melaporkan keuntungan atau kerugian penghentian usaha (untuk
tahun berjalan dan dua tahun sebelumnya) dalam dua kategori, yaitu:
1. Laba atau rugi operasi segmen yang dihentikan hingga manajemen menentukan
tanggal penghentian.
2. Laba atau rugi pelepasan, termasuk laba atau rugi operasi selama periode
antara.

 Analisis Operasi yang Dihentikan


Analisis berorientasi pada keputusan dan masa depan. Karena itu, untuk tujuan
analisis, seluruh dampak operasi yang dihentikan harus dikeluarkan dari laba
berjalan dan masa lalu. Aturan ini berlaku tanpa melihat apakah tujuan analisis
adalah menghitung laba ekonomi atau tetap atau menghitung laba operasi atau
non-operasi. Penyesuaian bersifat langsung untuk tahun berjalan dan dua tahun
sebelumnya karena perusahaan diwajibkan menyajikan kembali laporan laba rugi
dan melaporkan laba atau rugi operasi yang dihentikan secara terpisah.

2.2.3 Perubahan Akuntansi


Standar akuntansi membedakan empat jenis perubahan akuntansi: (1)
perubahan prinsip akuntansi, (2) perubahan estimasi akuntansi, (3) perubahan
entitas pelapor, dan (4) koreksi kesalahan. Berikut akan dibahas kewajiban
pelaporan yang berhubungan dengan setiap jenis dan implikasinya terhadap
analisis.
 Pelaporan Perubahan Akuntansi
Standar akuntansi membedakan empat bentuk perubahan akuntansi:
1. Perubahan prinsip akuntansi. Perubahan prinsip akuntansi terjadi saat
perusahaan berpindah dari satu prinsip akuntansi yang berlaku umum ke
prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya.

8
2. Perubahan estimasi akuntansi. Akuntansi akrual membutuhkan estimasi
beberapa hal seperti masa manfaat aktiva, biayagaransi, keusangan persediaan,
asumsi pensiun, dan piutang tak tertagih.
3. Perubahan entitas pelapor. Perubahan entitas pelaporan berasal dari berbagai
cara termasuk: publikasi awal laporankeuangan konsolidasi, dan perubahan
kebijakan konsolidasi terkait anak perusahaan.
4. Koreksi kesalahan. Kesalahan pada laporan keuangan dapat berasal dari
kesalahan aritmetika, kesalahan aplikasi prinsip akuntansi, atau kesalahan
pengungkapan informasi.

 Analisis Perubahan Akuntansi


Hal yang harus dipertimbangkan saat menganalisis perubahan akuntansi:
1. Perubahan akuntansi adalah “kosmetik” dan tidak memiliki konsekuensi arus
kas baik saatini maupun masa depan.
2. Perubahan dapat mencerminkan realita ekonomi.
3. Perubahan akuntansi biasanya termotivasi oleh manajemen laba sehingga
terkadang terjadi manipulasi laba.
4. Menilai dampak perubahan akuntansi terhadap perbandingan antar waktu.
Artinya memastikan bahwa setiap perbandingan (terutama antarwaktu) dibuat
berdasarkan satu set aturan akuntansiyang konsisten.
5. Mengevaluasi dampak perubahan akuntansi baik terhadap laba ekonomi
maupun laba permanen.

2.2.4 Pos Khusus


Pos khusus mengacu pada transaksi dan kejadian yang tidak biasa atau tidak
sering terjadi,tetapi bukan keduanya. Pos ini biasanya dilaporkan sebagai baris
terpisah dalam laporan laba rugi sebelum laba dari usaha yang masih berlangsung.
 Penurunan Nilai Aset
Aset jangka panjang (long lived assets) dinyatakan mengalami penurunan nilai
jika nilai wajarnya (nilai pasar atau nilai setelah digunakan perusahaan) lebih
rendah dibandingkan nilai tercatat (nilai buku pada neraca). Penurunan nilai aset

9
terjadi karena banyak alasan, antara lain penurunan nilai pasar aset, penurunan
permintaan pasar atas produk aset tersebut, teknologi yang sudah ketinggalan
zaman, dan perubahan strategi usaha perusahaan. Penurunan nilai aset merupakan
produk sampingan konservatisme- melaporkan mana yang lebih rendah antara
harga perolehan atau pasar. Penurunana nilai harus dibedakan baik dari
restrukturisasi maupun pelepasan segmen, keduahal ini berbeda baik dari segi
perlakuan akuntansi maupun implikasi ekonominya. Pelepasan segmenusaha
diperlakukan sebagai penghentian operasi yang telah dibahas sebelumnya,
sementara penurunannilai aktiva dicatat pada pos khusus.

 Beban Restrukturisasi
Beban restrukturisasi umumnya terkait dengan perubahan utama dalam usaha
dan strategi perusahaan. Restrukturisasi seringkali menimbulkan biaya. Divestasi
unit usaha seringkalimenimbulkan kerugian, permintaan kompensasi karyawan
yang diberhentikan, kerugian yang berasal dari penghapusan nilai aktiva dan
persediaan, penghentian awal sewa yang mahal, serta investasi dan perbaikan baru
yang perlu dibayar.

 Analisis Pos Khusus


Kurangnya panduan dalam menganalisis pos khusus ini menciptakan
kesempatan manajemenlaba, tantangan lain adalah untuk memahami dasar
ekonomi suatu pos khusus, terutama beban restrukturisasi. Arti penting pos
khusus timbul karena frekuensi dan dampaknya terhadap laba bersih periode lalu,
saat ini, dan masa depan.

2.3 PENGAKUAN PENDAPATAN


2.3.1 Panduan Pengakuan Pendapatan
Dari perspektif analisis, pengakuan pendapatan akrual yang tidak layak
dapat menyebabkandua hal yang tidak diinginkan, yaitu:
1. Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya atau terlambat, maka
pendapatan akandiakui pada periode yang salah.

10
2. Jika perusahaan mengakui pendapatan sebelumnya adanya kepastian realisasi
yang layak, maka pendapatan dapat diakui pada satu periode dan kemudian
dibatalkan atau dibalik pada periode lain maka laba periode pertama
dinyatakan terlalu tinggi dan periode berikutnya terlalu rendah.

 Ketidakpastian dalam Penagihan Pendapatan


Perusahaan menyisihkan cadangan piutang ragu-ragu (tidak tertagih) untuk
mencerminkan ketidakpastian kemungkinan penagihan piutang dari penjualan
kredit. Suatu perusahaan membuat penilaian, yang didasarkan pada kondisi yang
ada, ketika tidak dapat memastikan kemungkinan tertagihnya piutang.

 Pengakuan Pendapatan jika Terdapat Hak Pengembalian


Jika pembeli memiliki hak pengembalian, pendapatan dan biaya penjualan diak
ui tetapidikurangi untuk mencerminkan taksiran pengembalian dan beban terkait;
jika tidak dipenuhi, pengakuan pendapatan ditangguhkan.

 Pendapatan Warlaba
Standar akuntansi mewajibkan para pemilik waralaba (franchise mogakui
pendapatan komisi waralaba dari penjualan waralaba pada saat seluruh jasa atau
kondisi material yang terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilaksanakan
atau dipenuhi oleh pemilik waralaba. Hal ini berlaku pula untuk biaya waralaba
berjalan, penjualan produk, penjualan yang melalui agen, waralaba yang diperoleh
kembali, biaya waralaba, pendapatan gabungan, serta hubungan antara pemilik
waralaba dan pembeli waralaba (franchisee).

 Perjanjian Pembiayaan Produk


Perjanjian pembiayaan produk (product financing agreement) merupakan
perjanjian yang melibatkan perpindahan atau akuisisi persediaan oleh sponsor
yang (meskipun terkadang menyerupai penjualan persediaan) pada hakekatnya
merupakan salah satu cara untuk membiayai persediaan. Misalnya, jika suatu
perusahaan memindahkan ("menjual") persediaan kepada perusahaan lain dan

11
secara bersamaan setuju untuk membeli kembali persediaan itu di masa
mendatang, maka transaksi ini kemungkinan merupakan perjanjian pembiayaan
produk dan bukan penjualan dan pembelian persediaan.

 Pendapatan Kontrak
Berdasarkan metode akuntansi presentase penyelesaian yang digunakan untuk
kontrak jangka panjang, penjualan dan laba kotor diakui saat pekerjaan dilakukan
berdasarkan hubungan antara biayaakrual yang terjadi dengan taksiran biaya
penyelesaian total. Penjualan dan laba kotor disesuaikansecara prospektif
berdasarkan revisi estimasi biaya kontrak total dan nilai kontrak.
Taksiran kerugiandicatat saat dapat diidentifikasi. Klaim kepada pelanggan
diakui sebagai pendapatan saat klaim dibayar.Jumlah piutang yang masih belum
dibayar setelah satu tahun tidak signifikan.

 Pendapatan yang Belum Diterima


Dalam kontrak pekerjaan jangka panjang seperti kontrak jaminan produk dan
kontrak pemeliharaan peranti lunak-pendapatan sering kali ditagih di muka.
Dalam kondisi seperti ini, pendapatan diakui secara proporsional sepanjang
keseluruhan periode kontrak. Dasar pemikiran di balik akuntansi ini adalah
meskipun pendapatan dapat direalisasi, pendapatan tidak dapat diakui sampai
periode kontrak berakhir.

2.3.2 Analisis Dampak Pengakuan Pendapatan


Laporan ini juga penting bagi manajemen untuk alasan yang sama dan alasan
lain seperti peranannya dalam perjanjian kontrak berdasarkan akuntansi, tekanan
yang dirasakan manajemen untuk mencapai hasil berdasarkan laporan laba rugi,
kompensasi manajemen yang dikaitkan dengan laba, dan nilai opsi saham.
Memberikan insentif bagi manajemen bisa diartikan kita mengharapkan
manajemen memilih dan menerapkan prinsip akuntansi yang dapat memenuhi
kepentingan mereka, tetapi tetap merupakan praktik akuntansi yang diterima.
Pengakuan pendapatan merupakan titik kritis penentuan laba, maka harus ada

12
metode yangmemastikan bahwa metode tersebut mencerminkan realita ekonomi
secara layak.

2.4 BEBAN YANG DITANGGUHKAN


Beban tangguhan merupakan biaya yang telah terjadi yang ditangguhkan
karena diharapkanmanfaatnya dapat dirasakan pada periode masa depan. Motivasi
untuk menangguhkan biaya adalah agardapat mengaitkan biaya dengan manfaat
yang diharapkan. Motivasi ini mendasari kapitalisasi seluruh aktiva jangka
panjang.

2.4.1 Penelitian dan Pengembangan


Perusahaan melakukan aktivitas penelitian, eksplorasi, dan pengembangan
untuk berbagai alasan. Beberapa dari aktivitas tersebut dimaksudkan untuk
mempertahankan produk yang sudah ada, sedangkan yang lain bertujuan
mengembangkan produk dan proses baru. Penelitian bertujuan menemukan
sesuatu yang baru, dan pengembangan adalah penerjemahan dari penelitian.
 Akuntansi untuk Penelitian dan Pengembangan
Akuntansi beban litbang memiliki beberapa masalah. Alasan di balik kesulitan
dalam akuntansi litbang meliputi:
1. Tingginya ketidakpastian manfaat akhir yang diperoleh dari aktivitas litbang.
2. Sering kali dibutuhkan waktu yang cukup panjang antara dimulainya aktivitas
litbang hingga keberhasilannya dapat ditentukan.
3. Masalah evaluasi yang disebabkan oleh sifat tidak berwujud sebagian besar
aktivitas litbang.

 Analisis Penelitian dan Pengembangan


Apa yang dapat kita asumsikan dengan aman adalah membebankan
pengeluaran litbangmenghasilkan neraca yang lebih konservatif. Kemungkinan
hanya ada sedikit kejutan tidak enak dariaktivitas litbang yang dilakukan dengan
perlakuan akuntansi saat ini. Namun analisis kita harusmenyadari bahwa dengan
kurangnya informasi mengenai potensi manfaat, kita juga tidak menyadariakan

13
poteni kerugian yang memaksa perusahaan untuk menghabiskan banyak dana
pada proyek litbangyang sangat menjanjikan namun kegagalannya tidak
terelakkan.

2.4.2 Beban Peranti Lunak Komputer


Pengembangan peranti lunak komputer merupakan aktivitas khusus yang
tidak sesuai dengan pengeluaran aktivitas litbang normal. Pengembangan peranti
lunak untuk tujuan pemasaran merupakan aktivitas berjalan yang langsung
mengarah pada pendapatan berjalan atau masa depan. Pada satu titik dalam siklus
pengembangan peranti lunak, biaya perlu ditangguhkan dan dikaitkan dengan
pendapatan masa depan. Praktik akuntansi yang berlaku saat ini untuk
pengeluaran peranti lunak computer yang akan dijual, disewaan, atau dipasarkan
dengan cara lain mengidentifikasi satu titik yang disebut kelayakan ekonomi
(technological feasibility).

2.4.3 Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada Industri Pertambangan


Pencarian cadangan sumber daya alam baru merupakan hal yang penting
bag perusahaan pada bidang industri pertambangan. Industri ini meliputi minyak,
gas bumi, logam, batu bara, dan mineral non-logam. Pentingnya industri ini dan
khususnya masalah akuntansinya layak mendapat perhatian khusus. San halnya
seperti aktivitas litbang, pencarian dan pengembangan sumber daya alam
memiliki sifat yang berisiko tinggi. Risiko yang terkait dengan ketidakpastian;
dan dalam penentuan laba, ketidakpastian menimbulkan masalah pengukuran dan
pengakuan.

 Akuntansi Industri Pertambangan


FASB menyarankan akuntansi succesful efforts untuk perusahaan minyak dan
gas alam.Perlakuan ini mengarahkan bahwa biaya eksplorasi dikapitalisasi saat
terjadi sampai jumlah maksimum tertentu. Jumlah ini ditentukan oleh
nilai sekarang cadangan perusahaan. Baik perusahaan publik atau perusahaan lain

14
diwajibkan untuk mengungkapkan metodeakuntansi untuk biaya yang berasal dari
aktivitas penghasil minyak dan gas dan cara disposisikapitalisasi biaya tersebut.

 Implikasi Analisis Industri Pertambangan


Dua metode yang biasa digunakan, dan variasi pada metode ini, dapat secara
signifikan menghasilkan hasil berbeda, antara lain: akuntansi succesful effort,
mewajibkan hubungan langsung antara biaya yang terjadi dengan cadangan
khusus yang ditemukan sebelum biaya eksplorasi dan pengembangan
dikapitalisasi, sebaliknya akuntansi full cost memperkenankan perusahaan untuk
mengklasifikasikan aktivitas eksplorasi dan pengembangan yang tidak berhasil
sebagai aktiva.

2.5 KOMPENSASI TAMBAHAN UNTUK KARYAWAN


2.5.1 Tinjauan atas Kompensasi Tambahan untuk Karyawan
Tekanan sosial, kompetisi, dan langkanya karyawan yang berbakat telah
menimbulkankompensasi tambahan untuk karyawan selain gaji. Beban yang dapat
diidentifikasi ini tidakmenimbulkan masalah pengakuan akuntansi dan akrual.
Kompensasi tambahan lain, karena sifatnyayang dapat berubah atau kontinjen,
tidak dapat sesuai dengan pengakuan akuntansi penuh atau tepatwaktu. Beberapa
dari kompensasi tambahan beserta akuntansinya dijelaskan berikut:
- Kontrak kompensasi tangguhan. Merupakan perjanjian untuk membayar
karyawan masa depan, beberapa dengan syarat tertentu.Akuntansi umumnya
mewajibkan bahwa paling tidak nilai sekarang kompensasi tangguhan inidiakui
secara sistematis dan rasional sepanjang periode karyawan bekerja dimulai dari
penandatanganan kontrak.
- Hak apresiasi saham. Merupakan hak atas sejumlah tertentu saham yang
diberikan kepada karyawan. Akuntansimemberikan metode untuk mengalokasi
beban sepanjang periode pemberian jasa perubahanharga pasar dari satu
periode ke periode lain tercermin sebagai penyesuaian beban kompensasi.

15
2.5.2 Opsi Saham Karyawan
Kompensasi karyawan berbasis saham atau kadang kala disebut hak saham
karyawan,merupakan bentuk kompensasi insentif yang paling terkenal, ada
banyak alasan, yaitu:
- Untuk meningkatkan kinerja dengan memberikan karyawan kepemilikan pada
perusahaan dan karenanya menyatukan insentif karyawan dan perusahaan.
- Sarana untuk menarik karyawan yang berbakat dan giat berusaha.
- Memberikan kompensasi kepada karyawan tanpa perlu mencatat biaya.
- Merupakan bentuk kompensasi karyawan, namun tidak memiliki dampak
langsung terhadaparus kas.

 Karakteristik Opsi Saham Karyawan


Kompensasi karyawan berbasis saham merupakan perjanjian kesempatan yang
diberikan suatu perusahaan kepada karyawannya bahwa karyawan dapat membeli
sejumlah tertentusaham perusahaan pada harga tertentu atau setelah melewati
suatu tanggal tertentu di masa depan.

 Biaya Ekonomi dan Manfaat ESO


Manfaat maupun biaya kompensasi karyawan berbasis saham, antara lain :
- Manfaat kompensasi karyawan berbasis saham. Adalah potensi kenaikan nilai
perusahaan yang berasal dari dampak insentif terhadap perilakukaryawan.
- Biaya kompensasi karyawan berbasis saham. Terletak pada potensi dampak
ilusinya. Yaitu, saat eksekusi, kompensasi karyawan berbasissaham
memindahkan kekayaan dari pemegang saham kepada karyawan dengan
mendilusikepemilikian pemegang saham sekarang dalam perusahaan.

 Akuntansi dan Pelaporan ESO


Terdapat dua masalah akuntansi utama yang terkait dengan kompensasi
karyawan berbasissaham kompensasi karyawan berbasis saham yaitu: 1) Dilusi
laba per saham 2) Pengakuan biaya kompensasi karyawan berbasis saham sebagai
beban dalam laba berjalan.

16
 Analisis Opsi Saham Karyawan
Biaya kompensasi karyawan berbasis saham merupakan biaya sesungguhnya,
namun labaakuntansi tidak mengakui biaya ini (ingat rekomendasi SFAS 123,
namun tidak mewajibkan, pengakuan amortisasi biaya opsi pada laba akuntansi).
Secara khusus, pengakuan dampak kompensasi karyawan berbasis saham
mengurangi laba Pfizer sekitar 7%. Empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Meskipun dampak persentase tidak besar, jumlah absolutnya cukup besar.
2. Laba proforma tidak mencerminkan dampak kompensasi karyawan berbasis
saham secarakeseluruhan, karena biaya opsi sebelum tahun 1995 diabaikan.
3. Penting untuk memahami dampak yang tersembunyi kompensasi karyawan
berbasis sahamyaitu dampak permanen yang ditaksir akan berlanjut terus.
4. Banyak perusahaan dan industri lain yang terkena dampak yang lebih besar
dibandingkandengan Pfizzer

2.6 BIAYA BUNGA


Bunga merupakan kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan
kelebihan kas yangdibayar atau ditagih atas jumlah uang (pokok) yang dipinjam
atau dipinjamkan. Bunga ditentukan oleh berbagai faktor, dan faktor terpenting
adalah risiko kredit (utang tak dapat dibayar) dari peminjam.Beban bunga
ditentukan oleh tingkat bunga, pokok pinjaman, dan jangka waktu.

2.6.1 Penghitungan Bunga


Beban bunga perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan untuk
pendanaanmelalui utang termasuk, pada kasus obligasi, amortisasi diskon atau
premium. Beban yang terkaitdengan akun utang yang diamortisasi sepanjang
masa pengeluaran utang, akan menambah biaya bunga efektif.

2.6.2 Kapitalisasi Bunga


Kapitalisasi bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aktiva yang
dibangun atau diproduksioleh perusahaan untuk digunakan sendiri (termasuk
biaya yang dibangun atau diproduksi oleh perusahaan pihak lain dengan

17
pembayaran dimuka atau berkala). Tujuan kapitalisasi bunga adalah untuk: 1)
Mengukur biaya akuisisi aktiva dengan lebih akurat, dan 2) Mengamortisasi biaya
akuisis terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktiva tersebut.

2.6.3 Analisis Bunga


Penghitungan laba per saham dilusian menggunakan jumlah saham yang
beredar pada kondisiterjadi konvensi utang yang dapat dikonversi. Efek ini
memberikan beban tambahan pada tingkat bungamelalui dilusi laba per saham.
Bunga mencerminkan biaya periode dan tidak perlu dikapitalisasi,akuntansi
kapitalisasi bunga masih belum jelas, sehingga mengarah pada keragaman dalam
praktik.

2.7 PAJAK PENGHASILAN


Beban pajak penghasilan merupakan biaya penting dalam usaha. Memahami
akuntansi pajak penghasilan penting untuk keberhasilan analisis laporan
keuangan.Pembahasan kali ini akan difokuskan pada akuntansi dan analisis beban
pajak penghasilan berkala serta aset dan kewajiban yang terkait, dan tidak
membahas hukum pajak.

2.7.1 Akuntansi Pajak Penghasilan


 Perbedaan Temporer dan Tetap
Kompleksitas akuntansi pajak penghasilan timbul karena aturan untuk
menghitung laba kena pajak (untuk tujuan menghitung utang pajak) didasarkan
pada peraturan pajak yang berlaku. Aturan ini berbeda dari aturan untuk
menghitung laba yang dilaporkan menurut GAAP yang menjadi dasar laporan
keuangan. Perbedaan temporer (temporary differences), seperti namanya,
merupakan perbedaan yang bersifat sementara (temporer) dan diharapkan akan
dibalik di masa depan. Perbedaan ini terutama merupakan perbedaan waktu antara
akuntansi pajak dan GAAP. Perbedaan tetap (permanent differences), seperti
namanya, merupakan perbedaan yang bersifat tetap. Perbedaan ini terjadi karena

18
peraturan pajak dan GAAP memiliki perbedaan yang fundamental dalam
memperlakukan pos-po tertentu.

 Pajak Tangguhan
Perbedaan temporer dapat menyebabkan laba kena pajak sangat jauh berbeda
dari laba sebelum pajak yang dihitung berdasarkan GAAP. Oleh sebab itu,
pembebanan kewajiban pajak aktual tahun tersebut (yang dihitung menggunakan
laba kena pajak) terhadap laba GAAP sebelum pajak melanggar prinsip dasar
pengaitan akuntansi dan menghasilkan laba setelah pajak yang tidak stabil, bahkan
tidak berarti. Untuk menghindari masalah ini, akuntan menggunakan alokasi
antarperiode yang dikenal sebagai penyesuaian pajak tangguhan (deferred tax
adjustments). Dasar penyesuaian pajak tangguhan adalah untuk dapat mengaitkan
beban pajak periode dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan menurut GAAP
secara lebih baik. Dalam prosesnya, akuntansi pajak tangguhan menciptakan pos
neraca yang penting yang disebut aset pajak tangguhan (deferred tax assets) atau
kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities).

 Arti Kewajiban (Aset) Pajak Tangguhan


Umumnya, kewajiban atau aset pajak tangguhan menunjukkan:
- Kewajiban pajak tangguhan: laba GAAP lebih tinggi daripada laba kena pajak
di masa lalu; pembayaran pajak di masa lalu relatif (dilihat sebagai persentase
dari laba GAAP) lebih rendah sehingga pembayaran pajak di masa depan
diperkirakan akan relatif (dilihat sebagai persentase dari laba GAAP) lebih
tinggi
- Aset pajak tangguhan: laba GAAP lebih rendah daripada laba kena pajak
dimasa lalu; pembayaran pajak di masa lalu relatif (dilihat sebagai persentase
dari laba GAAP) lebih tinggi sehingga pembayaran pajak di masa depan.
diperkirakan akan relatif (dilihat sebagai persentase dari laba GAAP) lebih
rendah.

19
 Akuntansi Pajak Tangguhan
Akuntansi pajak tangguhan diatur oleh SFAS 109. Meskipun tujuan akuntansi
pajal tangguhan adalah mengaitkan beban pajak dengan laba GAAP sebelum
pajak akuntansi aset pajak tangguhan mengambil pendekatan aset kewajiban.
Artiny pendekatan ini akan menaruh perhatian pada perhitungan pos neraca, aset,
dar kewajiban pajak tangguhan. Beban (atau cadangan) pajak penghasilan tidak
dihitung secara langsung, melainkan dihitung dari selisih antara perubahan aset
dan kewajiba pajak tangguhan dengan utang pajak.

2.7.2 Analisis Pajak Penghasilan


 Penyesuaian Laporan Keuangan
Aset (atau kewajiban) pajak tangguhan bukanlah aset (ata kewajiban)
"sebenarnya" dalam artian mereka tidak memberikan manfaat masa depan atau
menimbulkan kewajiban masa depan apa pun kepada perusahaan. Analis
mengeluarkan pos ini dari neraca ketika melakukan analisis rasio. Misalnya
penilai peringkat kredit seperti Moody's merekomendasikan untuk mengeluarkan
aset atau kewajiban pajak tangguhan ketika menghitung rasio solvabilitas atau
likuiditas seperti rasio utang terhadap ekuitas atau rasio lancar.

 Menghitung Niai Sekarang Aset dan Kewajiban Pajak Tangguhan


Aset (kewajiban) pajak tangguhan mencerminkan potensi arus kas masa depan
yang timbul dari pembalikan perbedaan temporer. Namun, pembalikan ini dapat
terjadi beberapa tahun kemudian, di mana nilai sekarang dampak arus kas akan
Jauh lebih kecil daripada yang tercatat pada neraca. Oleh karena itu, beberapa
analis merekomendasikan aset atau kewajiban ini dihitung nilai sekarangnya.

 Meramal Arus Kas dan Laba Masa Depan


Pengungkapan pajak penghasilan berguna dalam peramalan arus kas masa
depan. Kita perlu mempertimbangkan perbedaan tetap dan temporer dalam
peramalan arus kas. Pertama, kita lihat perbedaan tetap. Kebanyakan buku teks

20
tentang penilaian merekomendasikan penggunaan tarif pajak wajib (saat ini 35%)
dalam meramalkan laba atau arus kas masa depan.

 Menganalisis Perbedaan Tetap dan Temporer


Analis harus mengevaluasi alasan mengapa tarif pajak efektif berbeda dari tarif
pajak wajib dengan melihat komponen yang menyebabkan perbedaan tersebut.
Khususnya, mengidentifikasi komponen tidak berulang yang memengaruhi tarif
pajak efektif untuk sementara waktu.

 Manajemen Laba dan Kualitas Laba


Penyisihan penilaian adalah sarana yang populer bagi manajemen laba. Analis
seharusnya dengan hati-hati melihat setiap perubahan-khususnya penurunan
penyisihan penilaian, karena hal tersebut bisa jadi merupakan usaha untuk
melakukan manajemen laba.

21
BAB III

KESIMPULAN

Bab ini terpusat pada analisis aktiva operasional dan laba. Kami telah
membahas konsep dan pengukuran laba serta perbedaannya dengan arus kas.
Kami juga telah menganalisis pengukran akrual untuk menghitung laba bersih,
yang ditekankan pada pemahaman metode pengakuan atas pendapatan
maupun beban. Kami pun telah menganalisis dan melakukan beberapa
penyelesaian atas laporan laba rugi serta komponennya, termasuk pos yang
tidak berulang seperti beban restrukturisasi, penurunan nilai aktiva, dan opsi
saham karyawan.

Kita pun membahas keterkaitan dengan biaya bunga yang terjadi yang
disebabkan oleh pendanaan melalui utang termasuk, pada kasus obligasi,
amortisasi diskon atau premium. Dan terdapat suatu pendapat bahwa bunga
mencerminkan biaya periode dan tidak perlu dikapitalisasi, akuntansi
kapitalisasi bunga masih belum jelas, sehingga mengarah pada keragaman
dalam praktik.

Kita pun membahas dampak yang terjadi pada perusahaan yang


memberikan ringkasan komponen kewajiban dan aktiva pajak tangguhannya
serta adanya pengungkapan pajak penghasilan yang memberikan penjelasan
mengapa tingkat beban pajak efektif berbeda dengan tarif pajak wajib.

22
DAFTAR PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan Financial Statement Analysis, Buku 2 Edisi 10


(K.R. Subramanyam dan John J. Wild)

https://www.academia.edu/37744017/Analisis_Laporan_Keuangan_Bab_6_A
nalisis_Aktivitas_Operasi

23

Anda mungkin juga menyukai