Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Enterprise Risk Management

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko

Dosen Pembimbing: Elfira Maya Adiba S.E.I., M.S.E.I

Disusun oleh:

Febry Riky Ghassani 190721100034

Ratih Herawati 190721100043

Nurul Izzati 190721100187

Nanda Shally Maulini 190721100218

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Manajemen Risiko yang berjudul
“Enterprise Risk Management”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya


kepada dosen mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis Islam yang telah membimbing kami dan
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kami susun, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bangkalan, 7 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masala..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Kerangka enterprise risk manajemen...............................................................................5
2.2 Profil resiko......................................................................................................................6
2.3 Struktur modal..................................................................................................................7
2.4 Pengelolaan Modal Kerja.................................................................................................7
2.5 Konsep Kinerja Bisnis......................................................................................................7
2.6 Pengukuran Kinerja Bisnis...............................................................................................8
2.7 Peran ERM.......................................................................................................................9
2.8 Manfaat ERM.................................................................................................................10
2.9 Tujuan ERM...................................................................................................................11
2.10 Fungsi
ERM........................................................... ......................................................11
2.11 Manajemen Modal........................................................... ............................................12
2.12 Value Base Management
(VBS) ...................................................................................13
2.13 Studi Kasus........................................................... .......................................................14
BAB III PENUTUP................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enterprise Risk Management (ERM) adalah sebuah proses, berpengaruh pada sebuah
entitas jajaran direksi, pihak manajemen, dan presonel lain, diaplikasikan dalam
pengetesan strategi di dalam perusahaan, di desain untuk mengidentifikasi event yang
potensial yang dapat berpengaruh pada entitas, dan mengelola resiko dengan penerimaan
resiko yang diharapkan, untuk menyediakan jaminan yang beralasan terhadap penerimaan
setiap objek entitas.

Inti dari manajemen resiko enterprise adalah bahwa setiap entitas yang ada
mempunyai nilai untuk stakeholders. Semua entitas selalu menghadapi ketidak pastian
dan yang menjadi tantangan adalah bagaimana yang mengelola, mengidentifikasi
seberapa besar kemungkinan ketidak pastian yang mungkin diterima untuk meningkatkan
nilai stakeholders. Ketidakpastian mempresentasikan resiko dan peluang dimana memiliki
potensi untuk mengikis atau mengubah nilai Manajemen resiko enterprise membuat
pengelolaan ketidak pastian menjadi lebih efektif terkait dengan resiko dan peluang
dengan tujuan untuk mempertinggi nilai.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana kerangka enterprise risk manajemen?
2) Bagaimana profil resiko?
3) Bagaimana struktur modal dan pengelolaan modal ?
4) Bagaimana kinerja bisnis ?
5) Apa peran dan manfaat ERM ?
6) Apa tujuan dan Fungsi ERM ?
7) Apa manajemen Modal?
8) Apa Value Base Management (VBM)?
9) Bagaimana Studi Kasus ERM ?
1.3 Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui kerangka enterprise risk manajemen
2) Untuk mengetahui profil resiko
3) Untuk mengetahui struktur modal dan pengelolaan modal
4) Untuk mengetahui kinerja bisnis
5) Untuk mengetahui Peran dan manfaat ERM
6) Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi ERM
7) Untuk mengetahui Manajemen Modal
8) Untuk mengetahui Value Base Management (VBM)
9) Untuk mengetahui Studi Kasus ERM
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Kerangka Enterprise Risk Management


Enterprise risk management ialah prosedur untuk mengelola risiko,
mengidentifikasi sampai mengevaluasi risiko agar tercapai tujuan perusahaan tanpa
terhambat oleh risiko-risiko tersebut serta dapat membantu stakeholder di dalam
pengambilan suatu keputusan investasi. Pengungkapan manajemen risiko dapat
memberikan manfaat ketika perusahaan mengungkapkan informasi-informasi kepada
pihak yang berkepentingan sehingga para stakeholder akan mendapatkan keuntungan
dalam penerapan manajemen risiko (Handayani & Yanto, 2013).1
Menurut COSO, Enterprise Risk Management adalah sebuah proses yang
dipengaruhi oleh manajemen, board of directors, dan personel lainnya yang dijalankan
dalam penentuan strategi dan mencakup organisasi secara keseluruhan, didesain untuk
mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi untuk mempengaruhi organisasi,
dan mengelola risiko, serta menyediakan keyakinan yang memadahi terkait
pencapaian tujuan organisasi. COSO ERM framework membagi objectives atau
tujuannya menjadi empat kategori besar, yaitu strategic, operations, reporting, dan
compliance. Dengan mengadopsi pendekatan yang sistematis dan konsisten untuk
mengelola semua risiko yang dihadapi perusahaan, Enterprise Risk Management
(ERM) dianggap menurunkan risiko kegagalan suatu perusahaan secara keseluruhan,
dan dengan demikian dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan (Gordon et al.,
2009).2

1
Rachel Adinda Oktavia dan Yuyun Isbanah, “Pengungkapan Enterprise Risk Management pada Bank
Konvensional di Bursa Efek Indonesia ”, Jurnal Ilmu Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya Vol.7 No.4, hal. 956.
2
Iswajuni, Soegeng Soetedjo dan Arina Manasikana, “Pengaruh Enterprise Risk Management (ERM) Terhadap
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek” Journal of Applied Managerial
Accounting ISSN : 2548-9917 Vol.2 No.2, September 2018. hal. 276.
Berikut Kerangka manajemen resiko sesuai dengan ISO 31000:2009
Kerangka Manajemen Risiko3

Kerangka kerja ini merupakan suatu sistem manajemen dengan struktur


sistem yang membentuk siklus Plan, Do, Check, dan Action (PDCA), sehingga
memudahkan integrasi manajemen resiko ke dalam sistem manajemen yang telah
ada.4 Kerangka kerja tersebut dimulai dari pemberian mandat dan komitmen lalu
dilanjutkan dengan implementasi Plan, Do, Check dan Action (PDCA), yang terdiri
dari :
1. Designer rencana kerja untuk mengelola resiko
Disini perusahaan melakukan beberapa langkah-langkah rencana yang
akan dilakukan untuk kedepannya dalam menghadapi suatu resiko yang
tidak akan pernah tahu dan tidak bisa di prediksi secara terstruktur.
2. Implementasi manajemen resiko
Setelah menentukan beberapa langkah untuk kedepannya, perusahaan
akan menetapkan kebijakan dan menggunakan beberapa atau salah satu
langkah yang sudah ditentukan oleh pihak manajemen untuk mencegah
suatu resiko.

3. Pemantauan dan mengkaji ulang kerangka kerja


Dalam suatu kegiatan, tidak akan di biarkan dan di sepelehkan meskipun
sudah merasa cukup berhasil untuk mencegah dan mengantisipasi adanya
resiko. Perusahaan harus untuk melakukan pantauan (monitoring) dan
mengkaji suatu kebijakan yang sudah dilakukan agar tidak mengalami

3
Hery, Manajemen Resiko Bisnis Enterprise Risk Management (Jakarta : PT. Grasindo, 2015), hlm. 31
4
Ibid., hlm. 31
kerugian yang apabila terjadi kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan
serta pengendalian.
4. Perbaikan kerangka kerja manajemen resiko secara berkesinambungan
Saat pemantauan sudah dilakukan, perusahaan harus melakukan
perbaikan secara tepat dan cepat serta berkesinambungan terhadap resiko
yang telah dihadapi yang dirasa bahwa akan mengalami kerugian

2.2 Profil Risiko


Enterprise Risk Management yang di keluarkan oleh COSO dalam
executive summary pada bulan September 2004 menyatakan,Enterprise Risk
Management adalah sebuah proses yang melibatkan keseluruhan entitas mulai dari
dewan direksi, manajemen, dan pejabat lainnya, yang diaplikasikan ke dalam
penyusunan strategi dan melingkupi keseluruhan perusahaan, yang didesain untuk
mengidentifikasi kejadian yang berpotensi yang dapat berakibat pada entitas, dan
mengelola risiko pada tingkat risiko yang dikehendaki untuk menyediakan
penjaminan yang wajar dalam rangka mencapai tujuan dari entitas5.

Konsep dasar dari ERM itu sendiri, dapat diterjemahkan sebagai berikut:

a Sebuah proses yang berjalan dan mengalir melalui entitas


b Dipengaruhi oleh manusia disetiap tingkatan organisasi
c Dijalankan pada saat penetapan strategi
d Berlaku keseluruh perusahaan, pada tiap tingkatan dan unit, termasuk
menetapkan cara pandang risiko pada sebuah portopolio pada tingkatan entitas
e Dirancang untuk mengindentifikasi peristiwa yang berpotensi mempunyai
dampak terhadap entitas dan mengelola risiko dalam batas jangkauan risiko itu
sendiri
f Dapat memberikan jaminan yang masuk akal kepada entitas dan dewan
perusahaan
g Mendorong untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang berbeda tetapi terkait
satu sama lain

5
Diakses dari website diction.id/t/Enterprise Risk Management pada tanggal 20 Mei 2022 pada pukul 13.29.
Dengan kata lain ERM adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh
Dewan perusahaan, manajemen, personil lain entitas tersebut, diterapkan dalam
penetapan strategi dan berlaku di seluruh perusahaan, di rancang untuk mengenali
peristiwa potensial yang dapat mempengaruhi entitas itu, dan mengeola risiko agar
tetap ada dalam jangkauan risikonya, sehingga dapat memberikan jaminan yang
wajar mengenai pencapaian tujuan entitas (Tunggal, 2009).

Beberapa Contoh Kegagalan Mengelola Risiko yakni :


Tahun Penjelasan
Bank Duta (Indonesia ) Mengalami kerugian sangat besar karena
mereka melakukan perdagangan valas dan mengalai kerugian besar
1995
dari perdagangan valas tersebut.
Saving Loan (S&L) Association (Bank yang memberi pinjaman kredit
rumah di Amerika Serikat ) mempunyai struktur neraca: memberi
kredit rumah dengan bunga tetap jangka panjang ( missal 20 tahun),
sementara memperoleh dana melalui deposito jangka pendek (missal 1
tahun). Stuktur semacam itu rentan terhadap resiko perubahan tingkat

1980 an bunga. Pada waktu itu bunga di Amerika Serikat naik signifikan pada
tahun1980-an, banyak S*L yang mengalami masalah dan puluhan
S&L bangkrut karenanya.

1.3 Struktur Modal

Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang


perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap
modal sendiri Martono dan Harjito (2012). Modal asing diartikan dalam hal ini adalah
hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri
bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan
perusahaan. Menurut Ali dan Rodoni (2010), struktur modal adalah proposi dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh
menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang
yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar
perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh dengan berbagai macam cara, namun pada
dasarnya ada dua sumber dana, yaitu dana yang berasal dari sumber asing (eksternal
perusahaan) atau biasa disebut modal asing, dan dana yang berasal dari dalam
perusahaan (internal perusahaan). Dana yang berasal dari sumber asing dapat
diperoleh melalui utang (debt financing) dan melalui pembelanjaan sendiri yaitu
dengan jalan penerbitan saham (equity financing). Selain itu, teori struktur modal
dianggap penting karena besarnya biaya modal keseluruhan nantinya akan digunakan
sebagai cut of rate pada pengambilan keputusan investasi.6

2.4 Pengelolaan Modal Kerja

Pengelolaan modal kerja adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk


menjaga dan mengatur aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan agar tetap mampu
memenuhi kebutuhan operasional dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan yang matang terhadap komponen modal kerja akan
membantu kinerja manajemen dalam mendapatkan modal kerja yang layak demi
kelangsungan operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan mencapai
tujuan yang ditargetkan Hal ini bertujuan agar pengelolaan ini tidak hanya efektif,
namun juga efisien.

Hubungan Modal Kerja dengan Profitabilias Menurut Moeljadi (2006:73),


profitabilitas dapat dikatakan sebagai hasil bersih dari rangkaian kebijakan dan
keputusan manajemen. Profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuan serta sebagai indikator penting dalam
mengevaluasi kinerja manajemen. Pengelolaan modal kerja yang efektif akan
membantu perusahaan dalam memperoleh keuntungan jangka pendek (profit) yang
diinginkan.7

2.5 Konsep Kinerja Bisnis

Tekanan persaingan kelas global dan upaya menamin kelangsungan hidup


organisasi, mamaksa perusahaan melakukan pengamatan atas kinerja bisnis, kinerja
bisnis merupakan keluaran atau hasil aktual dari sebuah organisasi kinerja bisnis
menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan mengelola sumber daya internal dan
6
Diakses di https://dspace.uii.ac.id pada 6 Mei pukul 15.22
7
Vayya Desi Agustina, Pengelolaan Modal Kerja Yang Efektif Untuk Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus
pada Perusahaan Karya Abdi Malang Periode 2012-2014), Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 24 No. 2, 2015, hlm.
2-3
menyesuaikan dengan lingkungan eskternal. Pengukuran kinerja bisnis
memungkinkan perusahaan untuk memusatkan perhatian pada area yang perlu
ditingkatkan dengan menilai seberapa baik pekerjaan dilakukan dalam hal biaya,
kualitas dan waktu (Skrinjar et al, 2008).

Gunday et al. (2011) mendefiniskan kinerja bisnis terkait dengan keseluruhan


prestasi perusahaan sebagai hasil dari upaya baru atau upaya lebih baik untuk
mendapatkan keuntungan dan pertumbuhan. Walker dan Rueket (1987) menyatakan
kinera bisnis adalah kerang komprehensif yang menilai kinerja bisnis dalam hal
efisiensi, efektifitas, dan kemampuan beradaptasi. Kinerja bisnis mencerminkan
pencapaian tujuan organisasi, terkait dengan profitabilitas, pertumbuhan penjualan,
tujuan strategis dan tujuan pertumbuhan, (Hult et al. 2004). Efisiensi merupakan hasil
strategi bisnis sehubungan dengan sumber daya yang digunakan dan ditentukan
melalui penggunaan rasio keuangan seperti laba atas investasi (return on investment).
Efisiensi operasi dicirikan oleh lingkup aktifitas yang sempit dan penekanan mengacu
pada keberhasilan sebuah strategi bisnis dalam melayani pasar yang dipilih. Indikator
seperti pertumbuhan penjualan dan pangsa pasar menangkap esensi variabel
efektifitas. Kemampuan beradaptasi mengacu pada sejauh mana organisasi berhasil
merespon kondisi perubahan lingkungan eksternal. Produk/layanan sukses sebagai
respon atas perubahan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan penawaran pesaing
menunjukkan kemampuan adaptasi (Mavondo et al. 2005). Kinerja bisnis ditentukan
oleh kemampuan inovasi ( Ndubisi dan iftikhar,2012). Dengan demikian, inovasi
sukses menjadi penyumbang untuk kinerja bisnis dan membantu perusahaan bertahan
dipasar (Jimenez, dan Valle, 2011).

2.6 Pengukuran Kinerja Bisnis

Venkratraman dan Ramanujam (1986) menunjukkan bahwa kinera perusahaan


merupakan sebuah konstruk multidimensi. Dalam hal ini, kinerja perusahaan terdiri
dari kinerja keuangan, kinerja bisnis, dan kinerja keorganisasian. Standar berbasis
akuntansi seperti penerimaan atas aset (return on asset), penerimaan atas penjualan
(return on sales), dan return on equity mengukur keberhasilan keberhasilan atau
kinerja keuangan. Ukuran kinerja bisnis berkaitan dengan pasar seperti pangsa pasar,
pertumbuhan, diversifikasi, dan pengembangan produk.
Kinerja diukur dalam beberapa cara yaitu

1) berdasarkan indikator keuangan seperti profitabilitas, margin kotor, laba atas


investasi (return in invesment), dan laba atas aset (return on asset),
2) berdasarkan efektifitas pasar dengan indikator keuangan seperti volume
penjualan, tingkat pengenalan produk baru, pangsa pasar, pertumbuhan
penjualan dan pertumbuhan keuntungan
3) berdasarkan tujuan strategik dengan indikator seperti kinerja keseluruhan
perusahaan, kepuasan pelanggan, kualitas kinerja, dan kinerja lingkungan
(Venkatraman dan Ramanujam, 1986, Nasution et al., 2010, Ndubisi dan
Iftikhar, 2012).

Beal (2000) mengemukakan bahwa belum ada konsensus tentang ukuran


kinerja yang paling layak dalam sebuah penelitian dan ukuran ukuran obyektif kinerja
yang selama ini dipakai dalam banyak penelitian masih banyak kekurangan. Untuk
mengantisipasi tidak tersedianya data-data kinerja obyektif dalam sebuah penelitian,
maka dimungkinkan untuk menggunakan ukuran subyektif, yang mendasarkan pada
persepsi manajer (Beal, 2000). Penelitian voss (2000) menunjukkan adanya korelasi
yang erat antara ukuran kinerja subyektif dan ukuran kinerja obyektif.8

2.7 Peran ERM


Hoyt dan Liebenberg (2011) menjelaskan bahwa penerapan ERM
meningkatkan informasi mengenai profil risiko perusahaan dan dapat mengurangi
risiko volatilitas laba dari sumber yang spesifik seperti risiko suku bunga, dan Kallur
(2016) menjelaskan bahwa ERM sangat berperan penting dalam pengambilan
keputusan strategis dan peningkatan kinerja keuangan dengan menyediakan data
risiko yang terkonsolidasi, akurat, dan konsisten untuk mencapai pengelolaan aset dan
liabilitas yang baik, serta ERM harus memantau risiko dan memperbaiki kinerja
pengelolaan aset dan liabilitas, namun belum ada penelitian yang membuktikan secara

8
Ni Made Wahyuni, Kinerja Bisnis: Analisis dari Perspektif Orientasi Strategi, Kompetensi Pengetahuan dan
Inovasi, (Bandung : CV. Media Sains Indonesia , 2022), hlm. 109-111
empiris apakah risiko perbankan bisa secara langsung diminimalisir oleh penerapan
ERM di perbankan9
ERM sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan strategis dan
peningkatan kinerja keuangan dengan menyediakan data risiko yang terkonsolidasi,
akurat, dan konsisten untuk mencapai pengelolaan aset dan liabilitas yang baik, serta
ERM harus memantau risiko dan memperbaiki kinerja pengelolaan aset dan liabilitas.
Manajer risiko akan mengelola likuiditas dengan menghitung gap likuiditas dengan
mengawasi maturing dan non-maturing instruments yang ada di balance sheet (Kallur,
2016). Pengelolaan risiko yang lebih baik melalui ERM terutama yang berkaitan
dengan aset dan likuiditas perbankan diharapkan akan mampu mengendalikan risiko
likuiditas dan meminimalisir risiko tersebut agar menghindari dari kegagalan bank.
Berdasarkan argumen di atas diprediksi penerapan ERM dapat meminimalisir risiko
likuiditas yang ada di perbankan.10

2.8 Manfaat ERM


1) Dengan menciptakan budaya yang lebih berfokus pada risiko, mengintegrasikan
evaluasi risiko ke dalam praktik bisnis dan TI adalah cara yang baik untuk
meningkatkan manajemen risiko secara menyeluruh.
2) Perusahaan dapat menerapkan pelaporan risiko yang lebih terstandarisasi yang
membantu metrik dan pengukuran jangka panjang.
3) Organisasi dapat meningkatkan fokus dan meningkatkan perspektif mereka
tentang risiko dalam berbagai kategori.
4) Fokus yang lebih besar pada risiko yang terkait dengan tujuan bisnis dapat
mengarah pada penggunaan sumber daya yang lebih efisien — misalnya,
penerapan lisensi keamanan titik akhir terbatas pada sistem yang paling terbuka
dan kritis.
5) Organisasi yang sangat teregulasi dapat meningkatkan koordinasi masalah
regulasi dan kepatuhan di seluruh rangkaian tujuan bisnis yang beragam.11

9
Nida Nadya Hasan, dll, Penerapan Enterprise Risk Management terhadap Risiko Perbankan Application of
Enterprise Risk Management to Banking Risk, Mizania: Jurnal Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 1, No. 2, 2021,
hal. 70
10
Ibid, hal. 72-73
11
Diakses di https://www.sekawanmedia.co.id pada 7 Mei 2022 pukul 08.51
2.9 Tujuan ERM
Enterprise Risk Management diterapkan agar bisa mencapai berbagai tujuan
yang tentu saja akan berguna untuk melindungi perusahaan dari berbagai risiko bisnis
yang sangat berbahaya. Sebelum masalah tersebut timbul, maka ada baiknya berbagai
risiko tersebut dideteksi dari awal.
Berikut tujuan diterapkannya ERM :
1) Meningkatkan performa bisnis perusahaan
2) Melindungi perusahaan dari berbagai risiko ekonomi yang sangat merugikan
3) Menjaga tingkat penghasilan yang diperoleh perusahaan agar bisa digunakan
untuk berbagai hal yang sangat penting
4) Menjaga agar rencana finansial bisa terjaga dan bisa berjalan secara lancar.
5) Melakukan sosialisasi terkait pemahaman dan juga pentingnya risk management
6) Membuat manajelem lebih proaktif dalam hal meminimalisir risiko dan
menjadikan Enterprise Risk Management sebagai keunggulan agar mampu
meningkatkan performa perusahaan di pasar bisnis.12

2.10 Fungsi ERM

Program ERM dapat membantu meningkatkan kesadaran akan risiko bisnis di


seluruh organisasi, menanamkan kepercayaan pada tujuan strategis, meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan dan mandat kepatuhan internal, serta meningkatkan
efisiensi operasional melalui aplikasi proses dan kontrol yang lebih konsisten.
Perusahaan dapat memperoleh manfaat dengan mengubah budaya perusahaan mereka
dari fokus memenuhi kewajiban kepatuhan TI menjadi menargetkan pengurangan
risiko secara keseluruhan, yang sangat bergantung pada visibilitas ke dalam keamanan
organisasi secara keseluruhan.
Organisasi yang membangun program ERM strategis harus memiliki beberapa
praktik yang sudah mapan, seperti berikut ini: model tata kelola yang mencakup
manajemen senior dan elemen organisasi seperti keamanan, penilaian dan manajemen
risiko , kepatuhan, operasi TI, hukum, dan area pemangku kepentingan bisnis penting
lainnya strategi yang menggabungkan kebijakan dan standar internal untuk semua
masalah keamanan dan risiko serta area fokus operasional seperti konfigurasi sistem
dan prosedur yang mencakup manajemen ancaman dan kerentanan risiko internal dan
12
Diakses di https://accurate.id pada 07 Mei 2022 pukul 09.21
eksternal untuk memantau musuh dan faktor paparan risiko yang berpotensi
mempengaruhi risiko terhadap perusahaan dan asetnya. ERM adalah pekerjaan
berkelanjutan yang perlu tumbuh dan berkembang, jadi bersedialah untuk secara
teratur meninjau kembali, merevisi, dan memperbarui semua elemen program.13

2.11 Manajemen Modal

Manajemen modal kerja merupakan pengelolaan sumber jangka suatu perusahaan


untuk melangsungkan aktivitas usaha, pendanaan dan optimalisasi likuiditas perusahaan.
Manajemen modal kerja memiliki komponen yang penting seperti efisiensi pemanfaatan
aktiva lancar dan kewajiban lancar (Ahmad, 2002). Modal kerja pada hakikatnya
merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan
yang menjembatani antara saat pengeluaran bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan
penjualan (Ahmad, 2002).14

Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola pos-pos aktiva lancar yang meliputi
kas, surat-surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan serta kewajiban lancar
yang meliputi utang dagang, utang surat-surat berharga dan biaya yang masih harus
dibayar (Syamsuddin, 2004).

Menurut Abdullah (2004), sumber modal kerja antara lain:

1. Hasil Operasi Perusahaan

Laba dari hasil operasional perusahaan dan apabila laba tidak dibagikan kepada
pemilik perusahaan, maka dapat menambah modal kerja.

2. Penjualan Aktiva Tetap

Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan hasil penjualan aktiva
tidak lancar lainnya dapat menjadi sumber modal kerja.

3. Penjualan Surat Berharga Jangka Pendek

Surat berharga jangka pendek yang dimiliki perusahaan dapat dijual dan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, apabila nilai jual surat berharga lebih
besar daripada nilai perolehannya, dapat menambah sumber modal kerja.
13
Diakses di https://www.sekawanmedia.co.id pada 7 Mei 2022 pukul 08.51
14
, Manajemen Resiko dan Manajemen Modal Terhadap Return Saham, (Studi Kasus Pada Perusahaan
Telekomunikasi Yang Listing Di BEI), Jurnal Manajemen Indonesia, Vol. 15, No 1, 2015, hlm. 5
4. Penjualan Obligasi

Perusahaan dapat menerbitkan obligasi untuk menambah modal kerja.

5. Depresiasi Aktiva Tetap

Depresiasi aktiva tetap merupakan sumber modal kerja walaupun perusahaan


tidak mengeluarkan dana dalam bentuk kas.

2.12 Value Base Management (VBS)

Value based management atau manajemen berbasis nilai memiliki beberapa arti,
diantaranya:

a. Menurut Young & O’Byrne, 2001 : Manajemen berbasis nilai adalah sebuah
pendekatan yang memastikan perusahaan tetap berjalan sesuai dengan nilai, yang
telah ditentukan sebelumnya.
b. Menurut Robbins & Coulter, 2002)
"Manajemen berbasis nilai merupakan sebuah pendekatan untuk mengelola apa
yang dibangun, dipromosikan, dan dipraktekkan oleh para manajer yang terkait
dengan nilai organisasi bersama. Sebuah nilai organisasi mencerminkan apa yang
dituju dan apa yang dipercaya, dalam hal ini adalah apa yang menjadi tujuan dan
kepercayaan sebuah organisasi”.
Tiga unsur dari Manajemen Berbasis Nilai (Value Based Management)
a. Menciptakan Nilai :Bagaimana perusahaan dapat meningkatkan atau
menghasilkan nilai masa depan maksimal. Lebih atau kurang sama dengan
strategi.
b. Mengelola untuk Nilai : Pemerintahan, perubahan manajemen, budaya organisasi,
komunikasi, kepemimpinan.
c. Mengukur Nilai : Terkait dengan sebuah penilaian

Fungsi dari Value Based Management merupakan management penting karena Setiap
perusahaan beroperasi dan bersaing di beberapa pasar: Pasar untuk produk dan layanan,
Pasar untuk manajemen perusahaan dan kontrol (persaingan dalam menentukan siapa
yang bertanggung jawab dari suatu organisasi, ancaman pengambilalihan, restrukturisasi
dan / atau Leveraged Buy-out), Pasar modal (bersaing untuk mendukung investor dan
uang), Para karyawan dan pasar manajer (kompetisi untuk citra perusahaan dan
kemampuan untuk menarik bakat atas).15

2.13 Studi Kasus

PT.Camar Usaha Tata. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak pada
bidang distribusi farmasi. Secara keseluruhan setelah dilakukannya pemetaan terhadap
manajemen risiko yakni COSO ERM dan ISO 31000 kemudian disandingkan dengan
proses bisnis di dalam perusahaan PT Camar Usaha Tata maka dapat diketahui bahwa
masih terdapat risiko di dalam perusahaan PT Camar Usaha Tata. Risiko tersebut terdapat
pada siklus penjualan dan siklus pembelian sedangkan dalam aktivitas stock opname di
dalam perusahaan PT Camar Usaha Tata telah dilakukan dengan baik. Berdasarkan hasil
penelitian,manajemen risiko yang memadai dapat mempengaruhi efektivitas manajemen
persediaan di perusahaan sehingga perusahaan dapat terhindar dari risiko dan dapat
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Peneliti juga memberikan saran kepada
perusahaan untuk m emberikan tambahan struktur planner dan supervisor planner
diperusahaan, mengingatkan kembali job description masing-masing bagian di
perusahaan sehingga dapat melakukan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya
masing -masing dan perusahaan sebaiknya melakukan pemetaan risiko secara berkala
untuk mengetahui risiko yang terjadi di dalam perusahaan. Selain itu, penelitian
selanjutnya diharapkan dapat menerapkan pemetaan terhadap standar manajemen risiko
lainnya yang sudah ada dan melakukan penelitian terhadap manajemen persediaan pada
industri berbeda.16

BAB III
PENUTUP

15
Diakses di https://ceptt094.blogspot.com Pada 7 Mei 2022 pukul 16.31
16
Diakses di https://repository.unpar.ac.id pada 7 Mei 2022 pukul 17.00
3 Kesimpulan
Enterprise Risk Management (ERM) adalah sebuah proses, berpengaruh pada
sebuah entitas jajaran direksi, pihak manajemen, dan presonel lain, diaplikasikan
dalam pengetesan strategi di dalam perusahaan. penerapan ERM meningkatkan
informasi mengenai profil risiko perusahaan dan dapat mengurangi risiko volatilitas
laba dari sumber yang spesifik seperti risiko suku bunga, dan Kallur (2016)
menjelaskan bahwa ERM sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan
strategis dan peningkatan kinerja keuangan dengan menyediakan data risiko yang
terkonsolidasi, akurat, dan konsisten untuk mencapai pengelolaan aset dan liabilitas
yang baik. Enterprise Risk Management diterapkan agar bisa mencapai berbagai
tujuan yang tentu saja akan berguna untuk melindungi perusahaan dari berbagai risiko
bisnis yang sangat berbahaya. Program ERM dapat membantu meningkatkan
kesadaran akan risiko bisnis di seluruh organisasi, menanamkan kepercayaan pada
tujuan strategis, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan mandat kepatuhan
internal, serta meningkatkan efisiensi operasional melalui aplikasi proses dan kontrol
yang lebih konsisten. Perusahaan dapat memperoleh manfaat dengan mengubah
budaya perusahaan mereka dari fokus memenuhi kewajiban kepatuhan TI menjadi
menargetkan pengurangan risiko secara keseluruhan, yang sangat bergantung pada
visibilitas ke dalam keamanan organisasi secara keseluruhan.

4 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari
segi materi dan segi penulisan. Penulis mengharapkan pembaca, agar pembaca
makalah ini dengan teliti sampai akhir, sehingga jika terdapat kesalahan dan
kekurangan dari segi materi pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah ini bisa menjadi makalah yang sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2015. Manajemen Resiko Bisnis Enterprise Risk Management.
Jakarta. PT. Grasindo

Iswajuni, Soegeng Soetedjo dan Arina Manasikana 2018. Pengaruh


Enterprise Risk Management (ERM) Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftardi Bursa Efek. Journal of Applied Managerial Accounting
ISSN : 2548-9917. 2(2).
Rachel Adinda Oktavia dan Yuyun Isbanah,. Pengungkapan Enterprise Risk
Management pada Bank Konvensional di Bursa Efek Indonesia ”, Jurnal Ilmu
Manajemen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. 7(4)

Nida Nadya Hasan, dll. 2021. Penerapan Enterprise Risk Management


terhadap Risiko Perbankan Application of Enterprise Risk Management to Banking
Risk. Mizania: Jurnal Ekonomi dan Akuntansi. 1(2)

Ni Made Wahyuni. 2022. Kinerja Bisnis: Analisis dari Perspektif Orientasi


Strategi, Kompetensi Pengetahuan dan Inovasi. Bandung. CV. Media Sains Indonesia

Vayya Desi Agustina. 2015. Pengelolaan Modal Kerja Yang Efektif Untuk
Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Karya Abdi Malang
Periode 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis. 24(2)

Diakses di https://dspace.uii.ac.id
Diakses di https://www.sekawanmedia.co.id
Diakses di https://ceptt094.blogspot.com
Diakses di https://repository.unpar.ac.id
Diakses di diction.id/t/Enterprise Risk Management
Diakses di https://accurate.id

Anda mungkin juga menyukai