Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Manajemen risiko
Pengertian Risiko dan Fungsi Manajemen Risiko

Dosen pengampu
Deky Anwar, S.E., M.Si., Ph.D
NIP. 198207152008011015

Disusun Oleh
Wardatul Ummi Weka Putri (2010603011)
Della Delvia (2020603075)
Vinka Cindy Meidelin (2020603120)

S1 perbankan syariah
Fakultas ekonomi dan bisnis islam
Universitas islam negeri raden fatah palembang
2021
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah " Pengertian Risiko dan Fungsi Manajemen
Risiko".
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen mata kuliah Manajemen Risiko yang telah memberikan
tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Palembang, Agustus 2021


Tertanda,

Penulis

i
Daftar isi

Kata Pengantar ............................................................................................. i


Daftar Isi ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................. 2
Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
Pengertian Manajemen Risiko ........................................................... 3
Manajemen Risiko Menurut Para Ahli .............................................. 3
Tujuan Manajemen Risiko dan Tugas Manajer Risiko ..................... 4
Fungsi Manajemen Risiko ................................................................. 5
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10
Kesimpulan ........................................................................................ 10
Daftar Pustaka .............................................................................................. 11

ii
Bab i
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Manajemen risiko yang merupakan suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan
tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi (Darmawi, 2006).
Menurut Bank Indonesia, manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur atau
metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko-risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.
Penerapan manajemen risiko akan memberikan manfaat yang lebih baik kepada
perbankan. Bagi perbankan, penerapan manajemen risiko ini dapat meningkatkan
shareholder value, serta memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai
kemungkinan terjadinya kerugian pada pihak bank dimasa yang akan datang.
Meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis, yang
digunakan sebagai dasar pengukuran yang tepat mengenai kinerja dalam dunia
perbankan. Selain itu, manajemen risiko ditemukan untuk menjadi salah satu penentu
pengembalian dari saham bank (Sensarma dan Jayadev, 2009 dalam Ajmi, 2012).
Risiko dipandang dari dunia usaha merupakan suatu hal yang tidak boleh
diabaikan. Bertambah kompleksnya kegiatan usaha telah membawa pengaruh pada
kebutuhan untuk lebih khusus mempertahankan risiko yang mungkin dihadapi.
Risiko tersebut muncul karena beberapa faktor yang merupakan ekses dari
kegiatan usaha modern. Faktor-faktor tersebut dapat berupa :
- Bertambah cepatnya perkembangan perdagangan internasional serta kegiatan-
kegiatan yang bersifat internasional.
- Perkembangan teknologi yang begitu cepat masuk pada semua aspek kegiatan usaha.
- Perkembangan integrasi organisasi usaha dan kerja sama usaha dengan melahirkan
mode model akuisisi serta bentuk integrasi lain.
- Meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap sesuatu yang
dihasilkan oleh kegiatan usaha, misalnya pulusi, standardisasi produk, tanggung jawab
hukum serta aspek-aspek sosial lainnya.
Faktor-faktor tersebut langsung ataupun tidak, akan semakin berpotensi untuk
melahirkan berbagai jenis risiko yang akan dihadapi oleh dunia usaha. Karena itu,
pengelolaan tersebut risiko semakin kompleks serta membutuhkan penanganan yang
lebih cermat dan hati-hati. Tanpa pengetahuan dasar risiko, metode pengelolaan,
sampai mengukur seberapa jauh risiko tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan
usaha, maka sulit bagi manajemen untuk menjauhkan atau meminimalisir kemungkinan
timbulnya kerugian.
Manajemen risiko sangat penting bagi kelangsungan suatu usaha atau kegiatan.
Jika terjadi suatu bencana, seperti kebakaran atau kerusakan, perusahaan akan
mengalami kerugian yang sangat besar, yang dapat menghambat, mengganggu bahkan
menghancurkan kelangsungan usaha atau kegiatan operasi. Manajemen risiko
merupakan alat untuk melindungi perusahaan dari setiap kemungkinan yang merugikan
(Ramli, 2010).

-1-
Berdasarkan laporan International Labor Organization (ILO) dalam Rinanti
(2013), ada 6.000 kasus kecelakaan kerja terjadi setiap hari yang berakibat fatal. Di
Indonesia sendiri terdapat 20 korban yang fatal akibat kecelakaan kerja dari setiap
100.000 tenaga kerja. Di samping itu, kerugian yang harus ditanggung akibat
kecelakaan kerja di negara berkembang empat kali lebih tinggi dibandingkan negara
industri yaitu US$1.25 triliun atau sama dengan 4% dari Produk Nasional Bruto (PNB).
Data kecelakaan kerja di Indonesia yang diterima oleh Sindonews.com dari PT
Jamsostek (Persero) yang saat ini telah berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat sepanjang tahun 2014 pesertanya yang
mengalami kecelakaan kerja sebanyak 129.911 orang. Sementara akibat kecelakaan
tersebut, jumlah peserta BPJS yang meninggal sebanyak 3.093 pekerja, yang
mengalami sakit 15.106 orang (Jamsostek, 2014).
Data kecelakaan kerja yang diterima PT Jamsostek untuk wilayah Provinsi Jawa
Barat selama tahun 2012 terdapat 37.390 kasus kecelakaan kerja. Dari data jumlah
kecelakaan kerja sepanjang tahun 2012 terdapat 2.419 kasus kecelakaan kerja yang
mengakibatkan pekerja meninggal dunia (Jamsostek, 2013).
Untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan
kecelakaan di tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko yang kegiatannya
meliputi identifikasi bahaya, analisis risiko bahaya maka penilaian risiko, pengendalian
risiko, serta pemantauan dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari makalah ini :
1. Apa itu manajemen risiko?
2. Apa tujuan dari adanya manajemen risiko?
3. Apa saja tugas manajer risiko?
4. Apa saja fungsi dari manajemen risiko?

C. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui secara rinci pengertian dari manajemen risiko.
2. Untuk memahami tujuan dari adanya manajemen risiko.
3. Untuk memahami tugas manajer risiko.
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi-fungsi manajemen risiko.

-2-
Bab ii
Pembahasan

A. Pengertian Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas
manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya
dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain
(transfer risk), menghindari risiko (avoid risk), mengurangi efek negatif risiko (mitigate
risk), dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu (accept risk).
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab
fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum.
Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola
dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.

B. Manajemen Risiko Menurut Para Ahli


Selain pengertian umum di atas, ternyata para ahli juga banyak yang
menafsirkan pengertian manajemen risiko secara redaksional. Ini dia beberapa di
antaranya:
❖ Fahmi (2010)
Menurut Fahmi manajemen risiko adalah satu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang tindakan-tindakan organisasi dalam mengatasi masalah berbasis
manajemen yang sistematis dan menyeluruh.
❖ Djojo Soedarso (2003)
Djojo Soedarso memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya manajemen
risiko adalah penerapan fungsi manajemen secara umum untuk memetakan
masalah dan solusinya yang terjadi di dalam sebuah organisasi perusahaan
maupun keluarga dan masyarakat.
❖ Tampubulon (2004)
Sedangkan menurut Tampubulon manajemen risiko adalah satu proses yang
dilakukan untuk mengakomodasi segala kemungkinan buruk dari sebuah
transaksi bisnis.
❖ Darmawi (2014)
Menurut Darmawi, manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.
❖ Bramantyo (2008)
Bramantyo berpendapat bahwa manajemen risiko adalah proses terstruktur dan
sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan
alternatif penanganan resiko.
❖ Noshworthy (2000)
Manajemen risiko Menurut Noshworthy adalah Implementation of measures
aimed at reducin the like lihood of those threats occuring and minimissing any
damage if they do; Risk analysis and risk control form the basis of risk

-3-
management where risk control is the application of suitable controls to gain a
balance between security, usability and cost.
❖ Djohanputro (2008)
Menurut Djohanputro Manajemen risiko adalah proses terstruktur dan
sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan
alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan
risiko.
❖ Siagian dan Sekarsari (2001)
Pengertian Manajemen risiko Menurut Siagian dan Sekarsari adalah
pengelolaan risiko luas tidak hanya terfokus pada pembelian asuransi tapi juga
harus mengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi.
❖ Siahaan (2007)
Pengertian Manajemen risiko Menurut Siahaan adalah perbuatan (praktik)
dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk
mengelola risiko sebuah proyek.
❖ Smith (1990)
Menurut Smith Pengertian Manajemen Risiko adalah proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.

C. Tujuan Manajemen Risiko dan Tugas Manajer Risiko


Manajemen risiko merupakan kegiatan manajemen yang dilakukan pada
tingkatkan pada tingkat pimpinan pelaksana. Yaitu kegiatan penemuan dan analisis
sistematis atas kerugian yang mungkin dihadapi oleh badan usaha, akibat suatu risiko
serta metode yang paling tepat untuk menangani kerugian tersebut yang dihubungkan
dengan tingkat profitabilitas badan usaha.
Dengan demikian manajemen risiko mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
a. Tujuan sebelum terjadinya kerugian meliputi : efisiensi, meningkatkan
kepercayaan, menanggulangi tanggung jawab pihak luar.
b. Tujuan setelah terjadinya kerugian, meliputi : kontinuitas operasi, tetap survive,
stabilitas pendapatan dan pertumbuhan.
Ditinjau dari karakteristik kegiatan yang dijalankan, ada tiga konsep yang
merupakan tugas dari manajer risiko, antara lain :
1. Ditinjau dari sudut luas, manajer risiko bertindak sebagai “enteprenuer” yang
memiliki dan mengawasi badan usaha. Dalam hal ini menerima keuntungan
atau menderita kerugian dalam tindakannya menghadapi risiko.
2. Ditinjau sudut menengah, manajer risiko bertindak sebagai seorang yang
bertugas mengelola risiko murni, akan tetapi tidak menanggung secara penuh
sebagai “enterprenuer” atas semua kerugian akibat yang timbul.
3. Ditinjau dari sudut sempit, manajer risiko bertindak sebagai pengelola risiko
murni yaitu risiko yang pada dasarnya dapat dipindahkan kepada perusahaan
asuransi.

-4-
D. Fungsi Manajemen Risiko
Didasarkan pada uraian di atas, maka fungsi pokok di dalam manajemen risiko
mencakup 4 kegiatan :
1) Menemukan Kerugian Potensial
Dalam melakukan kegiatan ini manajer risiko dituntut mampu
menemukan seluruh risiko murni yang ada di dalam lingkup kegiatan badan
usaha. Yang pertama harus dilakukan adalah memanfaatkan sumber risiko yang
secara potensial dapat menimbulkan kerugian. Sumber tersebut antara lain :
a) Loss exposure survey and check list, meliputi :
- Inspeksi phisik pada pabrik dan operasinya, untuk menemukan
exposure kerugian besar.
- Angket dengan daftar pertanyaan yang luas, untuk menemukan
exposure tersembunyi yang tidak tampak di permukaan.
- Pada aliran (layout proses) yang menggambarkan proses produksi
untuk menemukan kerugian potensial lainnya.
b) Financial Statement
- Neraca dengan menganalisasi pos-pos yang berhubungan dengan
posisi keuangan perusahaan (kemampuan keuangan)
- Laporan rugi laba dengan menganalisis harga pokok, penjualan, serta
beban perusahaan melihat efisional dan efektivitas.
Dalam kaitan ini perlu diperhatikan jenis-jenis kerugian yang
mungkin timbul sejalan dengan aspek kegiatan usaha, yaitu :
➢ Risiko perorangan dan harga milik
Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan kerugian yang
menimpa kerja maupun harga milik akibat suatu peristiwa
kecelakaan kerja, sabotase, kebakaran dan sebagainya.
➢ Risiko pemasaran
Pada dasarnya pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan
dalam rangka memindahkan barang-barang dari produsen
kepada konsumen. Fungsi utama pemasaran ini meliputi
kegiatan pembelian, penjualan, pengangkutan, penyimpanan,
informasi dan penelitian pasar, maupun kegiatan samping dalam
kegiatan pemasaran. Risiko ini berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan pada pemasaran tersebut, misalnya tidak mampu
menjual produknya karena kesalahan identifikasi kebutuhan
konsumen atau kesalahan analisis pesaing.
➢ Risiko keuangan
Risiko keuangan yang dihadapi badan usaha pada umumnya
berkaitan dengan sumber dan penggunaan keuangan dalam
kegiatan usaha. Seperti, tidak diterimanya permohonan kredit
atau perpanjangan kredit karena kesulitan teknis dari bank
pemberi, kenaikan tingkat pinjaman, kesalahan memilih sektor-
sektor investasi, ketidakmampuan langganan melunasi hutang-
hutangnya dan sebagainya.

-5-
➢ Risiko produksi dan tenaga kerja
Keputusan yang diambil sering kali tidak disadari mengandung
risiko yang cukup dominan seperti, kesalahan dalam
perencanaan pembangunan gedung (pabrik) maupun lokasi
pemasangan mesin (layout), penempatan tenaga kerja yang tidak
tepat, dan sebagainya.
2) Evaluasi kerugian potensial
Kegiatan ini adalah mengukur frekuensi dan kegawatan kerugian bila
benar terjadi. Pengukuran frekuensi kerugian menyangkut jumlah kali kerugian
yang mungkin terjadi selama masa tertentu. Hal ini didasarkan pada
pengalaman masa lampau atas kejadian baik yang dialami oleh badan itu sendiri
maupun oleh badan usaha lain yang sejenis. Sedangkan kegawatan kerugian
menyangkut kemungkinan bobot kerugian yang akan terjadi, yaitu
menghitungkan jumlah kerugian potensial yang diukur berdasarkan nilai unit
atau satuan nilai uang.
Manajer risiko dalam hal ini dituntut untuk mampu menghitung atau
mengukur frekuensi dari kegawatan kerugian dengan menggunakan teknik-
teknik tertentu, misalnya statistik, matematik, atau teknik-teknik keuangan,
sesuai dengan penting-tidaknya. Untuk kegiatan pengelompokan bisa
menggunakan model matriks seperti di bawah ini:

Tipe Frekuensi Kegawatan Nilai


Exposure Kerugian Kerugian Kerugian
1 Rendah Rendah Rendah x Rendah
2 Tinggi Rendah Tinggi x Rendah
3 Rendah Tinggi Rendah x Tinggi
4 Tinggi Tinggi Tinggi x Tinggi

Berdasarkan pada model matriks tersebut bisa ditentukan metode


pengelolaan yang tepat sesuai dengan berat-ringannya kerugian yang mungkin
diderita.
3) Memilih metode pengelolaan
Sebelum lebih jauh berbicara tentang metode pengelolaan maka ada
baiknya kita pahami dulu jenis metode pengelolaan, sebagai berikut :
o Asumsi (Retensi)
Asumsi atau retensi risiko merupakan cara umum yang digunakan dalam
pengelolaan risiko yang bernilai kerugian rendah, dan bila terjadi tidak
banyak pengaruhnya terhadap keuangan badan usaha. Untuk risiko tipe
ini umumnya diabaikan atau ditanggung sendiri oleh badan usaha
sehingga tidak membutuhkan pengelolaan lebih lanjut.
o Transfer
Transfer risiko sering kali digunakan baik untuk risiko murni-statis atau
risiko spekulatif-dinamis. Transfer risiko yang bersifat murni-atatis
pada umumnya dilakukan pada lembaga asuransi. Sedangkan risiko
yang bersifat spekulatif-dinamis dapat ditransfer kepada masyarakat,
konsumen, atau
lembaga non-asuransi.

-6-
o Kombinasi
Metode kombinasi dalam pengelolaan risiko merupakan kegiatan
penggabungan berbagai jenis kegiatan atau usaha yang satu sama lain
saling melengkapi, metode ini juga lazim digunakan pada lembaga
asuransi dalam menentukan sejumlah exposure kerugian. Diversifikasi
produk, holding company yang membawahi usaha yang tidak
mempunyai kegiatan yang tidak mempunyai kegiatan yang sama:
sehingga apabila timbul kerugian dalam satu kegiatan usaha dapat
ditutup dengan keuntungan badan usaha yang usaha yang lain. Demikian
pula kerugian dalam penjualan salah satu produk diharapkan dapat
ditutup dengan keuntungan dari penjualan produk lainnya.
o Pencegahan kerugian
Pencegahan kerugian adalah salah satu metode pengelolaan risiko yang
lebih menentukan pada pengawasan kerugian dalam usaha melakukan
preventif: atau menekan serendah mungkin pengaruh keuangan apabila
kerugian tersebut timbul. Misalnya, membangun konstruksi gedung
yang tahan api, melengkapi sarana keselamatan kerja.
o Menghindari
Erat hubungannya dengan pencegahan kerugian dan pemindahan risiko
adalah metode menghindari situasi yang secara potensial dapat
menimbulkan kerugian. Usaha lain dalam kegiatan ini ialah
menghindari kegiatan yang risikonya tinggi ataupun mensubkontrakkan
kegiatan yang risikonya relatif tinggi pada pihak lain sejauh hal tersebut
efektif dan efisien.
o Pengetahuan dan penelitian
Risiko kemungkinan dapat dikurangi dengan meningkatkan
pengetahuan atau melakukan penelitian. Di mana manajemen lebih
banyak mengetahui persoalan ketidakpastiannya yang dihadapi
sehingga mantap dalam mengantisipasi atau mengelola risiko yang ada
pada kegiatan usahanya.

Metode tersebut dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara


sendiri-sendiri atau mengombinasikan dua atau lebih metode yang lain.
Hal ini tergantung dari karakteristik kegiatan yang dilakukan serta nilai
kerugian yang mungkin akan dihadapi.
Dalam menentukan metode yang tepat, model matriks yang telah
dijelaskan sebelumnya, dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
berbagai jenis kerugian sesuai dengan nilai kerugian sesuai dengan nilai
kerugian-kerugian masing-masing exposure.
Exposure kerugian pertama mempunyai karakter rendah
frekuensi dan kegawatan. Tipe ini lebih mudah ditanggulangi dengan
retensi, karena kerugian tak sering bila terjadi jarang mengguncangkan
keadaan keuangan perusahaan.
Exposure kerugian kedua lebih serius, kerugian terjadi lebih
sering walaupun kegawatan masih tetap rendah. Rendah hal ini
pengawasan kerugian harus ditingkatkan untuk mengurangi frekuensi.

-7-
Karena di sini kerugian terjadi berkali-kali maka lebih mudah
diperkirakan, untuk itu cara retensi dapat dipakai atau mengalihkan pada
lembaga asuransi komersial.
Exposure kerugian ketiga yang mempunyai karakter rendah
frekuensi tetapi kegawatan lebih tinggi. Kegawatan yang tinggi berarti
suatu potensi kerugian besar, sedangkan kemungkinan terjadi rendah,
maka mengalihkan pada lembaga asuransi kerugian adalah feasible
ekonomi.
Exposure tipe keempat lebih serius, di mana frekuensi dan
kegawatan tinggi, maka cara yang lebih aman adalah menghindari atau
mensubkontrakkan kegiatan usaha yang berisiko tinggi.
4) Administrasi Program
Lazim dalam ilmu manajemen terdapat fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Di dalam manajemen risiko
fungsi tersebut diterjemahkan dalam formulasi kebijakan, pengelolaan risiko,
bagaimana kegiatan tersebut diorganisir, sampai seberapa jauh pengembalian
keputusan yang menyangkut risiko murni harus dilakukan. Termasuk definisi
tujuan dan persiapan sarana pengawasan yang cukup untuk melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen risiko serta penilaiannya.
a. Formulasi Kebijakan
Fungsi manajemen risiko sangat erat kaitannya dengan
kebijakan dasar dari top manajemen. Formulasi kebijakan dibidang
manajemen risiko merupakan bagian dari tujuan umum manajemen
yang ingin dicapai. Kebijakan harus memberikan pengarahan atas
tindakan yang akan dilakukan melalui aturan atau batasan dalam
melakukan tindakan baik secara sempit ataupun secara luas. Hal yang
perlu diperhatikan dalam formulasi kebijakan dalam manajemen risiko
adalah :
• Kebijakan perusahaan untuk berusaha mengurangi sebesar
mungkin biaya atas risiko yang apabila terjadi dapat
mempengaruhi kondisi keuangan badan usaha.
• Kebijakan untuk mentransfer risiko yang berada di atas tingkat
kemampuan keuangan untuk menanggungnya.
• Kebijakan perusahaan untuk menerapkan cara atau metode
pencegahan kerugian sejauh memungkinkan dan diharapkan
berhasil secara maksimal.
b. Perencanaan Program
Dalam kegiatan perencanaan ini menyangkut penyusunan apa
yang akan dilakukan sehubungan dengan pengelolaan risiko dalam masa
(periode) tertentu. Yang termasuk dalam perencanaan program ini
antara lain :
• Perencanaan kemungkinan kerugian, meliputi kerugian terhadap
diri seseorang, kerugian atas harga milik, kerugian atas tanggung
jawab hukum.

-8-
• Perencanaan metode pengelolaan, meliputi asumsi/retensi,
transfer pada pihak lain, kombinasi, pencegahan kerugian,
penelitian kerugian dan sebagainya.
• Perencanaan pengawasan kerugian, meliputi pengawasan
hazard, pengawasan mata rantai peristiwa, pengawasan manusia
dan lingkungan.
• Perencanaan penyelesaian klaim kerugian, meliputi biaya klaim
atas kerugian yang diderita, baik terhadap pihak lain ataupun
intern perusahaan.
c. Statemen kebijakan
Statemen kebijakan manajemen risiko perlu disusun agar
administrasi program manajemen risiko lebih efektif. Statemen ini
memuat garis besar manajemen risiko serta pengaturannya tentang
exposure kerugian. Juga berfungsi mendidik eksekutif tingkat atas
mengenai proses manajemen risiko, memberikan tolak ukur penilaian
pelaksanaan manajer risiko, serta bagi manajemen tingkat bawah
berfungsi sebagai pedoman di dalam mengenai risiko.
d. Review berkala
Supaya tetap dan berlaku, program manajemen risiko harus
dikaji secara berkala, terutama dalam hal biaya, manajemen risiko
program keselamatan dan pencegahan kerugian harus selalu dimonitor.
Catatan kerugian harus juga diperiksa apakah terdapat perubahan
frekuensi dan kegawatan kerugian. Perkembangan baru akan
mempengaruhi penanggulangan risiko termasuk metodenya.
Akhirnya, manajer risiko harus menentukan kebijakan
manajemen risiko seluruh perusahaan yang sedang dilaksanakan dan
bekerja sama secara terpadu dengan departemen lain dalam menjalankan
fungsinya.

-9-
Bab iii
Penutup

Kesimpulan
Dengan adanya manajemen risiko dalam suatu badan usaha (apa pun bentuknya) akan
sangat membantu dalam hal sebagai berikut :
i. Meramalkan dasar, besarnya serta frekuensi kemungkinan kerugian yang diderita bila
terjadi suatu peristiwa yang tidak bisa diduga sebelumnya.
ii. Menciptakan suatu dasar untuk mengurangi atau membatasi timbulnya suatu risiko.
iii. Optimisasi biaya risiko dengan membandingkan biaya yang harus dikeluarkan bila
dikelola melalui lembaga asuransi atau dikelola sendiri. Di samping itu bisa
dipertimbangkan keuntungan dan kerugian bila risiko tidak dikelola.
iv. Menyediakan suatu dasar pengambilan keputusan bagi untuk memperkirakan risiko
yang mungkin timbul.
Akhirnya bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen risiko merupakan keputusan
eksekutif yang bertujuan mengelola risiko-risiko yang akan dihadapi oleh badan usaha,
khususnya risiko murni-statis, di mana akibatnya selalu menimbulkan kerugian bagi badan
usaha tersebut.

- 10 -
Daftar pustaka

Darmawi, Herman, 2006, Manajemen Risiko, Bumi Aksara, Jakarta.


Hameeda Abu Hussain, Jasim Al-Ajmi, 2012, Risk Management Practices of Conventional
and Islamic Banks in Bahrain, Journal of Risk Finance, Vol. 13 Iss: 3 pp. 215 – 239.
Harimurti, Fadjar, 2006, Manajemen Risiko, Fungsi dan Mekanismenya, Jurnal Ekonomi dan
Kewirausahaan Vol. 6, No 1, 105 – 112.
Ida Ayu Made Sasmita Dewi, 2019, Manajemen Risiko, UNHI Press, Jakarta.
MY, Muhanafi, 2015, Analisis Manajemen Risiko, Makalah.
Mehr, Robert I, Bob A. Hedges, 1977, Risk Management: Concepts and Applications,
Richard D. Irwin, Inc, Illinois.
Soekarto, 1987, Materi Pokok Dasar-dasar Asuransi, Penerbit Karunika, Jakarta.
Sonni Dwi Harsono, 1984, Manajemen Risiko, Jakarta Insurance Institute, Jakarta.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-lengkap-manajemen-risiko/

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai