Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL ANALISIS

PERILAKU ORGANISASI DI LEMBAGA PROFIlT DAN NONPROFIT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Manajemen Strategik Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu:

Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Lukman Hakim (21205048)


2. Silfiyana Rahmawati (21205067)
3. Aisyah Azzahro Kurnia Putri (21205073)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat,
hidayah serta inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ Laporan
Hasil Analisis Perilaku Organisasi di Lembaga Profit dan NonProfit” dengan
sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.

Melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Bapak Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Strategik yang telah memberikan dukungan dan materi kepada kami.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang mendukung kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya dalam lapran ini jauh dari kesempurnaan, kami
menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik kepada pembaca yang bersifat membangun sebagai
bahan acuan kami dalam pembuatan makalah yang akan dating. Akhir kata kami
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada
kami khususnya dan kepada para pembaca umumnya.

Kediri, 29 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1

C. Tujuan Masalah .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Perilaku Organisasi..................................................................................................... 3

B. Teori-teori Organisasi dan Perilaku Organisasi.......................................................... 4

C. Perilaku Individu dan Kelompok Dalam Organisasi .................................................. 6

D. Membangun Budaya dan Perilaku Kerja Tim (TeamWork) Dalam Organisasi ........ 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16

Kesimpulan Makalah....................................................................................................... 16

Kesimpulan Hasil Analisis............................................................................................... 17


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

LAMPIRAN REFERENSI............................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, dunia usaha berkembang pesat dengan variasi kegiatan yang berbeda.
Secara garis besar, dunia usaha dapat dibedakan menjadi dua kegiatan usaha, yaitu
usaha yang bertujuan untuk keuntungan atau profit dan usaha yang tidak bertujuan
untuk mencari laba. Usaha yang bertujuan mencari laba biasanya dikenal dengan usaha
bisnis. Sedangkan usaha yang tidak bertujuan untuk mencari laba dikenal dengan istilah
usaha nirlaba atau nonprofit.
Organisasi nonprofit atau organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang
bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian
publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal
yang bersifat mencari laba (moneter). Tujuan utama dari usaha nirlaba adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelayanan. Usaha-usaha tersebut
dijalankan dalam sebuah organisasi.
Organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang
mendasar terletak dari bagaimana organisasi mendapatkan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari
sumbangan pihak lain yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat
ekonomi yang sebanding dari organisasi tersebut. Hal tersebut menyebabkan adanya
transaksi-transaksi yang berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya.
Keberadaan organisasi nirlaba dalam kehidupan sehari-hari sangatlah dekat dan
dapat dilihat di sekitar kita. Dimulai dari instansi pemerintahan, yayasan, institut,
partai politik, ta'lim masjid, sekolah, rumah sakit dan puskesmas, bantuan masyarakat
dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi
profesional, institut riset, museum adalah sebagian contoh organisasi nirlaba yang dapat
ditemui. Secara garis besar, organisasi nirlaba dibedakan atas organisasi nirlaba milik
pemerintah dan milik swasta.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku organisasi?
2. Apa yang dimaksud dengan teori-teori organisasi dan perilaku organisasi?
3. Bagaimana perilaku individu dan kelompok dalam organisasi?

1
4. Bagaimana membangun budaya dan perilaku kerja tim (teamwork) dalam
organisasi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perilaku organisasi
2. Untuk mengetahui teori-teori organisasi dan perilaku organisasi.
3. Untuk mengetahui perilaku individu dan kelompok dalam organisasi.
4. Untuk mengetahui membangun budaya dan perilaku kerja tim (teamwork) dalam
organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana
orang- orang bertindak di dalam organisasi. Perilaku organisasi adalah sarana manusia bagi
keuntungan manusia. Perilaku organisasi dapat diterapkan secara luas dalam perilaku
orang-orang di semua jenis organisasi, seperti bisnis, pemerintahan, sekolah, dan organisasi
jasa. Apa pun organisasi itu, ada kebutuhan untuk memahami perilaku organisasi. Unsur
pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi, dan lingkungan tempat
organisasi beroperasi. Apabila orang-orang bergabung dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan, diperlukan jenis struktur tertentu. Orang-orang juga menggunakan
teknologi untuk membantu penyelesaian pekerjaan, jadi ada interaksi antara orang, struk
tur, dan teknologi. Di samping itu, unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh lingkungan luar,
dan unsur itu juga mempengaruhinya.
Organisasi tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari sistem yang lebih besar
yang memuat banyak unsur lain, seperti pemerintah, keluarga, dan organisasi
lainnya.Semua unsur ini saling mempengaruhi dalam suatu sistem yang rumit yang menjadi
corak hidup sekelompok orang. Suatu organisasi, seperti pabrik atau sekolah, tidak dapat
menghindar dari pengaruh lingkungan luar. Lingkungan luar mempengaruhi sikap orang-
orang, mempengaruhi kondisi kerja, dan menimbulkan persaingan untuk memperoleh
sumber daya dan kekuasaan. Oleh sebab itu, lingkungan luar harus dipertimbangkan untuk
menelaah perilaku manusia dalam organisasi.1
1. Organisasi profit
Nilai-nilai yang mendasari organisasi profit (perusahaan dan industri) adalah falsafah
yang berisi nilai-nilai persaingan bebas antar organisasi bisnis sejenis, melalui
pendayagunaan semua sumber yang dimiliki untuk mencapai tujuan strategik. Tujuan
(organisasi profit) tersebut adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan
eksistensi untuk jangka waktu panjang, melalui kemampuan meraih laba kompetitif
secara berkelanjutan.2
2. Organisasi Non Profit

1
Keith Davis, Perilaku Dalam Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 1995), hlm 5-6.
2
Dewie Tri Wijayanti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Strategik pada Organisasi Nonprofit,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.12, No.1, (2010), hlm.24

3
ONP banyak didefinisikan oleh para pakar yang semuanya bermuara pada konsep
bahwa ONP adalah jenis orgnisasi yang didirikan dengan tujuan bukan mencari laba,
atau yang biasa dikenal dengan istilah organisasi nirlaba. Conolly dan Kelly
memberikan pengerti ONP adalah organisasi yang melakukan kegiatan operasionalnya
dengan tidak bertujuan memperoleh laba. Kalaupun ada kelebihan pendanaan yang
diperoleh dari kegiatan tersebut maka digunakan kembali untuk kegiatan lanjutan
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan pengertian ONP menurut
PSAK Nomor 45 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi
yang tidak beriktikad memperoleh laba.3

Jadi perbedaannya yaitu perilaku organisasi dalam lembaga profit seringkali


ditujukan untuk mencapai tujuan keuangan, seperti meningkatkan pendapatan,
memaksimalkan laba, atau mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Sedangkan perilaku organisasi dalam lembaga nonprofit akan berfokus pada pelayanan
masyarakat, memenuhi kebutuhan sosial, atau mencapai perubahan positif dalam
masyarakat. Pengambilan keputusan dalam lembaga profit didorong oleh pertimbangan
keuangan, seperti pengambilan keputusan investasi, penetapan harga, pengelolaan
risiko, dan alokasi sumber daya yang efisien. Sedangkan dalam lembaga nonprofit,
pengambilan keputusan seringkali melibatkan partisipasi dari berbagai pemangku
kepentingan. Keputusan seringkali dipertimbangkan berdasarkan tujuan sosial,
kebutuhan masyarakat, dan aspirasi pemangku kepentingan.

B. Teori-teori Organisasi dan Perilaku Organisasi


Teori organisasi merupakan seperangkat konsep, asumsi dan generalisasi yang
secara sistematis dapat mendeskripsikan dan menjelaskan dimensi-dimensi organisasi,
pola-pola dan aturan-aturannya. Selain itu Teori organisasi digunakan untuk memahami
fenomena-fenomena organisasi, mendiagnosis dan menganalisis masalah-masalah dan
merumuskan alternatif pemecahan masalah secara tepat, serta memprediksi
keberhasilan suatu organisasi.

Teori Organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain
organisasi. Teori organisasi menunjuk aspek-aspek deskriptif maupun preskriptif dari
disiplin ilmu tersebut. Teori ini menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya

3
Muallief Umar, Manajemen Strategis pada Organisasi nonprofit (ONP), Jurnal Lentera: Kajian Keagamaan
Keilmuan dan Teknologi, Vol.20, No.2, (2021), hlm. 169

4
distruktur dan menawarkan tentang bagaimana organisasi dapat dikonstruksi guna
meningkatkan keefektifan mereka.

Teori Organisasi memfokuskan diri kepada perilaku dalam organisasi dan


menggunakan definisi yangl luas tentang keefektifan organisasi.4

Teori Organisasi di bagi menjadi 2, yaitu:


1. Teori Ilmiah
Gerakan ilmiah sebenarnya telah dimulai sekitar akhir abad yang lalu saat
para insinyur Amerika Serikat dan Eropa mencari dan mengembangkan cara-cara
baru untuk mengelola suatu perusahaan. Beberapa variabel yang diperhatikan
dalam organisasi ilmiah adalah sebagai berikut:
a) Pentingnya peranan manajer dalam menggerakkan dan meningkatkan
produktivitas organisasi.
b) Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan persyaratan -
persyaratannya.
c) Tanggung jawab kesejahteraan pegawai/karyawan.
d) Kondisi yang cukup untuk meningkatkan produktivitas kerja.
2. Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi klasik menurut Henry Fayol (1841-1925), Henry Fayol adalah
seorang industriawan Perancis yang kemu- dian terkenal sebagai bapak organisasi
operasional. Fayol berpendapat bahwa dalam perusahaan industry, kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan organisasi dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok
tugas yaitu:
1) Technical. Merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produk.
Kegiatannya meliputi merencanakan dan mengorganisir produk
2) Commercial. Meliputi kegiatan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan
dan menjual barang (hasil produksi).
3) Financial. Kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari
modal dan bagaimana menggunakan modal tersebut.
4) Security. Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan
(keselamatan kerja dan harta benda yang dimiliki perusahaan).

4
Akdon, Strategic Management, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm 47.

5
5) Akuntansi. Meliputi kegiatan yang terdiri dari mencatat, meng hitung,
mengalkulasi biaya yang dilaksanakan, menghitung dan menentukan
keuntungan yang diperoleh, mengetahui hutang- hutang yang menjadi
kewajiban perusahaan menyajikan neraca, laporan rugi laba dan
mengumpulkan data-data dalam bentuk statistik.
6) Tugas manajerial. Melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi.5

C. Perilaku Individu dan Kelompok Dalam Organisasi


1. Perilaku Individu
Memahami perilaku individu dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
mengenai mengapa individu berperilaku tertentu, faktor- faktor apa saja yang
memengaruhinya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap hasil kerja (prestasi)
organisasi secara umum. Pentingnya memahami perilaku individu dikarenakan setiap
individu memiliki karakteristik-karakteristik yang berbeda-beda sehingga
memengaruhi pola dan sistem kerja organisasi. Oleh karena itu, tugas penting dari
seorang pemimpin adalah bagaimana mengelola perbedaan-perbedaan itu sehingga
terbentuk perilaku yang kooperatif dan mem- berikan keuntungan bagi organisasi.
Perilaku individu adalah segala hal yang dilakukan seseorang, baik di-
pengaCruhi secara langsung maupun tidak langsung yang dapat memengaruhi
keberadaannya (prestasi) dan lingkungannya (rekan kerja, pimpinan, dan organisasi).
Hal ini berarti bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang jelas akan memberi
dampak pada lingkungan sekitarnya. Perilaku individu dapat bersifat positif
(membangun) dan sebaliknya juga dapat bersifat negatif (merugikan). Berbicara kepada
seorang manajer, mendengar seorang teman kerja, mendokumen sebuah laporan,
memasukkan sebuah memo ke dalam pengolah kata, dan menempatkan unit lengkap ke
dalam inventori adalah perilaku.
Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku individu, berikut ini disajikan salah
satu model yaitu tentang pengelompokan faktor perilaku (behavior factor) yang ikut
memengaruhi perilaku individu. untuk memahami perbedaan individu para manajer

5
Rois Arifin, dkk, Budaya dan Perilaku Organisasi, (Malang: Empat dua, 2017), hal. 5-10

6
harus; 1) mengamati dan mengenali perbedaan, 2) memelajari variabel-variabel yang
memengaruhi perilaku individu, dan 3) menemukan hubungan antara variable.6
2. Perilaku Kelompok

Perilaku kelompok dapat diartikan sebagai semua sikap atau tingkah laku yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling tergantung dan saling berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan bersama di dalam suatu kelompok adalah cara berfikir
untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil berikut
tindakan-tindakan pemecahannya. Cara berfikir anggota kelompok, sebaliknya sangat
dipengaruhi oleh jenis kelompok di mana mereka berada. Sebuah kelompok, dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu kelompok formal (formal group) dan
kelompok informal (informal group).

a) Kelompok Formal

Yang dimaksud dengan kelompok formal adalah suatu kelompok kerja yang
didefinisikan oleh struktur organisasi, dengan pembagian kerja yang ditandai untuk
menegakkan tugas- tugas. Kelompok ini juga didefinisikan berdasar kerja yang
dilakukan oleh anggota kelompok. Contoh kelompok formal dalam organisasi
adalah kelompok formal dalam perkembangannya diklasifikasikan lagi menjadi
sub-sub kelompok, yaitu:

1) Kelompok komando pengaturannya ditentukan oleh sebuah bagan organisasi.


2) Kelompok tugas, yaitu sebuah kelompok yang tersusun atas sejumlah karyawan
yang bekerja untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu atau proyek.
b) Kelompok Informal

Kelompok informal adalah kelompok yang dibentuk berdasarkan kesukaan


individu atau kemiripan minat, latar belakang, dan karakteristik pribadi. Dapat
dikatakan juga bahwa kelompok ini muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
akan kontak sosial. Dalam organisasi, kelompok demikian mungkin merupakan
bagian dari kelompok kerja formal. Kelompok informal dibedakan menjadi 2 yaitu,

6
Ibid, Rois Arifin, dkk, hal. 44

7
1) Kelompok kepentingan, merupakan kumpulan dari sejumlah individu yang
tidak tergabung/termasuk dalam anggota dari kelompok tugas maupun
komando.
2) Kelompok persahabatan, yaitu mereka yang tergabung bersama- sama
karena mereka berbagi satu karakteristik atau lebih. Persamaan karakteristik
dapat terjadi dalam bentuk umur keyakinan, latar belakang etnik, paham
politik agama, pendidikan dan lain sebagainya.7

D. Membangun Budaya dan Perilaku Kerja Tim (TeamWork) Dalam Organisasi


Budaya organisasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
pengalaman bersama yang dialami oleh orang-orang dalam organisasi tertentu dari
lingkungan sosial mereka. Semua organisasi memunyai budaya, meskipun pada
organisasi-organisasi tertentu mudah diidentifikasi dan memunyai lebih banyak
pengaruh (yaitu lebih kuat) baik terhadap personalia maupun pelanggan dari pada yang
lain. Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara
mendalam tentang bagaimana organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi.
Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan memengaruhi cara pekerjaan
dilakukan dan cara para pegawai berperilaku. Sebagai ilustrasi, orang bisa saja sangat
mampu dan efisien tanpa tergantung pada orang lain, tetapi perilakunya tidak sesuai
dengan budaya organisasi. Dengan organisasi pasti memiliki budaya, dan budaya itulah
yang akan menentukan organisasi itu bisa sukses dalam jangka pendek atau tidak.

Budaya organisasi (organizational cultur) dapat diartikan sebagai satu persepsi


umum yang diterima oleh seluruh karyawan dalam memandang sesuatu. Ia dinilai
sebagai karakteristik-karakteristik yang memberikan nilai-nilai pada organisasi.
Melalui budaya organisasi, organisasi memiliki identitas yang membedakannya dengan
organisasi lain. Persis jika kita membicarakan individu-individu yang memiliki sifat-
sifat tertentu. Sebagai ilustrasi, mungkin ada organisasi yang karyawannya tak memiliki
loyalitas yang tinggi. Peraturan- peraturan yang ada sangat kaku dan ketat. Organisasi
lain mungkin sangat longgar dalam pengawasan pelaksanaan peraturan karena
organisasi percaya penuh pada karyawannya.

7
Ibid, Rois Arifin, dkk, hal. 88-92

8
Selain memberikan identitas pada organisasi seperti yang dikemukakan di atas,
budaya organisasi juga dapat menumbuhkan komitmen bagi para karyawan untuk
mencapai tujuan organisasi. Bahkan komitmen yang melebihi tujuan pribadinya
sendiri. Kemudian yang tak kalah penting adalah bagaimana budaya organisasi menjadi
mekanisme kontrol yang memberikan bimbingan dan mem- bentuk sikap dan perilaku
dari karyawan. Sama seperti peraturan-peraturan organisasi, budaya organisasi
mendorong terjadinya konsistensi pada sikap karyawan. Keduanya bisa saling
menunjang. Bila dalam peraturan dinyatakan bahwa penyalahgunaan aset organisasi
merupakan hal yang dilarang, maka budaya organisasi telah membentuk sikap mental
karyawan untuk tidak melakukan penyalahgunaan aset organisasi. Peraturan-peraturan
mengenai hal itu bisa sangat efektif dan tak perlu pengawasan maksimal. 8

Setiap hubungan antarkelompok selalu muncul perilaku kooperasi (kerja sama).


Kerja sama sering dianggap sebagai tujuan ke dalam dari suatu organisasi. Oleh sebab
itu, dalam pikiran kita, kooperasi selalu mempunyai konotasi yang baik. Tetapi,
literatur baru tentang administrasi dan manajemen, terutama yang menggunakan
pendekatan perilaku, cenderung berisi pendapat bahwa kooperasi tidak selalu baik.

Apabila kelompok melaksanakan tugas operasional, mereka bertindak sebagai


sebuah tim dan berusaha mengembangkan suasana kerja sama yang disebut tim kerja.
Secara garis besar, tim yang ada dalam suatu perusahaan dibagi menjadi; tim
perusahaan yang bersifat menyeluruh disebut tim lembaga, dan yang lebih kecil disebut
tim tugas, atau tim operasional. Tim operasional adalah kelompok kecil kooperatif yang
berhubungan secara regular yang melakukan tindakan terkoordinasi dan anggotanya
melakukan tugas dengan bertanggung jawab dan antusias. Jenis tim kerja yang tulus
seperti ini memudahkan pekerjaan dan umumnya meningkat- kan kepuasan kerja.

Unsur-unsur tim yang efektif menurut Davis dan Newstrom adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan yang suportif.


Kerja tim paling besar kemungkinannya berkembang apabila pimpinan
menciptakan lingkungan yang suportif baginya. Tindakan suportif membangun
kelompok mengambil langkah- langkah pertama yang diperlukan untuk membina

8
Ibid, Rois Arifin, dkk, hlm 25-29.

9
kerja tim. Langkah ini menjadi landasan bagi pertumbuhan lebih lanjut ke arah kerja
sama, saling percaya dan kecocokan. Sehingga para penyelia perlu
mengembangkan iklim yang dapat menimbulkan kondisi tersebut.
2. Kejelasan peran
Kelompok hanya dapat bekerja sama sebagai suatu tim apabila semua anggotanya
mengetahui peran sesama anggota yang lain dengan siapa mereka akan berinteraksi.
Seluruh anggota juga harus cukup untuk melaksanakan pekerjaan mereka dan mau
bekerja sama. Apabila tingkat pemahaman ini tercapai, para anggota dapat segera
bertindak sebagai sebuah tim berdasarkan kebutuhan situasi yang bersangkutan,
tanpa menunggu seseorang untuk memberikan perintah.
3. Tujuan tinggi
Tanggung jawab utama para manajer adalah menjaga anggota tim agar tetap
berorientasi pada tugas mereka secara menyeluruh. Akan tetapi, ada kalanya
kebijaksanaan organisasi, keperluan pencatatan, dan sistem imbalan memilih upaya
individu dan tidak mendorong kerja tim.
4. Kepemimpinan yang sesuai
Sebagian tim tugas menunjukkan kurva prestasi serupa dengan daur hidup produk
awal tentatif, tahap pertengahan yang produktif dan berangsur-angsur menurun
setelah beberapa tahun. Ralph Katz mengatakan para anggota memerlukan waktu
untuk saling mengenal tetapi kemudian mereka mungkin menutup diri terhadap cara
baru mengkaji masalah pada saat mereka semakin terisolasi dari lingkungan
mereka.
5. Kemungkinan masalah tim
Karena rumit dan dinamik, kerja tim peka terhadap semua aspek lingkungan
organisasi. Sebagai contoh, terlalu banyaknya perubahan dan perpindahan anggota
mengganggu hubungan kelompok dan menghambat pertumbuhan kerja tim.

Dengan demikian, mengelola sebuah tim tentu menuntut kesadaran bukan


hanya mengenai hal-hal yang menyangkut norma- norma serta peraturan-peraturannya,
melainkan juga mengenai prosesnya, terutama proses komunikasi kelompok dan proses
peng- ambilan keputusan yang perlu dikelola atau diarahkan jika kontri- busi individu
maupun semangat kerja sama tim ingin dimaksimalkan. Tindakan dan campur tangan

10
yang telah dipertimbangkan oleh seorang supervisor atau manajer bisa membuahkan
manfaat besar bagi proses yang berlangsung di dalam timnya.9

9
Ibid, Rois Arifin, dkk, hlm 106-109.

11
HASIL ANALISIS
A. Perilaku Organisasi

Saya setuju dengan pernyataan teori diatas terkait perilaku oraganisasi bahwa perilaku
organisasi melibatkan pengetahuan tentang bagaimana orang bertindak di dalam organisasi.
Hal ini penting untuk memahami dan mengelola interaksi antara orang-orang, struktur,
teknologi, dan lingkungan dalam mencapai tujuan organisasi.

Contoh penerapan dari analisis ini adalah penggunaan teknologi dalam meningkatkan
efisiensi kerja di suatu organisasi. Misalnya, dengan adanya sistem manajemen
kepegawaian berbasis teknologi, proses perekrutan, penilaian kinerja, dan pengelolaan data
karyawan dapat dilakukan secara lebih efisien. Penggunaan teknologi ini mempengaruhi
perilaku individu dalam organisasi, karena mereka perlu menguasai dan berinteraksi
dengan teknologi tersebut.

Selain itu, struktur organisasi juga berperan penting dalam membentuk perilaku
individu. Misalnya, dalam sebuah organisasi dengan struktur hierarkis, keputusan-
keputusan penting biasanya diambil oleh atasan yang kemudian diteruskan kepada
bawahan. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku individu dalam hal keterlibatan mereka
dalam pengambilan keputusan dan tingkat otonomi yang mereka miliki.

Lingkungan luar juga memiliki pengaruh terhadap perilaku organisasi. Misalnya, ketika
sebuah perusahaan beroperasi di tengah persaingan yang ketat, hal itu dapat mempengaruhi
perilaku individu dalam upaya meningkatkan kinerja dan mencapai keunggulan kompetitif.

Dalam kesimpulannya, pengetahuan dan pemahaman tentang perilaku organisasi


sangat penting untuk mengelola organisasi dengan efektif. Interaksi antara orang, struktur,
teknologi, dan lingkungan harus diperhatikan dan dikelola dengan baik agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara optimal.

B. Teori Organisasi dan Perilaku Organisasi

Saya setuju dengan pernyataan teori diatas terkait teori organisasi dan perilaku
organisasi bahwa teori organisasi merupakan seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi
yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan, menjelaskan, mendiagnosis, menganalisis,
dan merumuskan pemecahan masalah dalam konteks organisasi. Teori organisasi
mempelajari struktur dan desain organisasi serta fokus pada perilaku dalam organisasi.
Definisi yang luas tentang keefektifan organisasi menjadi fokus dalam teori ini.

12
Contoh penerapan teori organisasi adalah ketika seorang manajer menggunakan teori
organisasi untuk menganalisis dan memahami pola dan aturan yang ada di dalam organisasi
yang mereka pimpin. Dengan memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam teori organisasi, manajer dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang
ada dalam struktur atau desain organisasi mereka. Misalnya, jika terdapat
ketidakseimbangan kekuasaan dalam struktur organisasi yang menghambat komunikasi
dan kolaborasi antara departemen, manajer dapat menggunakan teori organisasi untuk
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang dapat meningkatkan efektivitas
organisasi.

Selain itu, teori organisasi juga dapat diterapkan dalam merumuskan strategi dan
kebijakan organisasi. Misalnya, dengan menggunakan teori organisasi yang
mengemukakan pentingnya fleksibilitas dan adaptabilitas organisasi dalam menghadapi
perubahan pasar, manajer dapat merancang kebijakan yang memungkinkan organisasi
untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan.

Dengan demikian, penerapan teori organisasi dapat membantu para pemimpin dan
manajer dalam memahami, menganalisis, dan merumuskan solusi untuk masalah-masalah
yang ada dalam organisasi.

C. Perilaku Individu dan Kelompok Dalam Organisasi


1. Perilaku Individu

Saya setuju dengan pernyataan teori diatas terkait perilaku individu bahwa
memahami perilaku individu merupakan hal pen ting dalam mengelola organisasi.
Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan perilaku yang dilakukan
oleh individu tersebut dapat memengaruhi pola dan sistem kerja organisasi secara
keseluruhan.

Contoh penerapan dari analisis ini adalah ketika seorang pemimpin atau
manajer memahami perilaku individu anggota timnya. Dengan pemahaman ini, mereka
dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku individu, seperti
motivasi, nilai-nilai, kebutuhan, dan gaya kerja. Dalam situasi di mana ada perbedaan
dalam perilaku individu, seorang pemimpin yang efektif dapat mengelola perbedaan
tersebut dengan memanfaatkannya sebagai kekuatan dan menciptakan pola kerja yang
kooperatif dan produktif.

13
Selain itu, pemahaman tentang perilaku individu juga penting dalam hal
manajemen kinerja. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
individu dapat membantu manajer dalam memberikan umpan balik yang efektif,
mengidentifikasi kebutuhan pengembangan, dan merancang program pengembangan
karyawan yang sesuai. Misalnya, jika seorang karyawan menunjukkan kurangnya
motivasi dalam pekerjaannya, pemimpin atau manajer dapat menggunakan pemahaman
perilaku individu untuk mencari tahu penyebabnya dan mengambil langkah-langkah
yang tepat, seperti memberikan motivasi tambahan atau memberikan tantangan baru.

Dengan demikian, memahami perilaku individu merupakan kunci dalam


mengelola dan memimpin organisasi dengan efektif. Hal ini membantu dalam
membentuk pola kerja yang kooperatif, meningkatkan kinerja individu, dan mencapai
tujuan organisasi secara keseluruhan.

2. Perilaku Kelompok

Saya setuju dengan pernyataan teori diatas bahwa perilaku kelompok mencakup
sikap dan tingkah laku yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling tergantung
dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama di dalam kelompok. Penting untuk
memahami perilaku kelompok karena cara berfikir anggota kelompok dipengaruhi oleh
jenis kelompok di mana mereka berada.

Contoh penerapan dari analisis ini adalah ketika seorang manajer memahami
perilaku kelompok dalam tim kerjanya. Dalam kelompok formal, seperti tim proyek
yang dibentuk dalam suatu organisasi, perilaku kelompok dapat dipengaruhi oleh
struktur, peran, dan tujuan yang ditetapkan secara resmi. Manajer dapat mengamati
bagaimana anggota tim berinteraksi, bagaimana peran-peran didistribusikan, dan
bagaimana komunikasi dan kerjasama terjadi di antara mereka. Pemahaman ini
membantu manajer dalam membangun kerja sama yang efektif, mengoptimalkan
penyelesaian tugas, dan mencapai tujuan tim.

Selain itu, dalam kelompok informal, seperti kelompok teman sekerja yang
terbentuk secara spontan di tempat kerja, perilaku kelompok dapat dipengaruhi oleh
ikatan sosial, norma, dan dinamika interpersonal. Seorang manajer yang memahami
dinamika perilaku kelompok informal dapat mengenali hubungan yang kuat antara
anggota kelompok, pola komunikasi, dan pengaruh sosial di antara mereka.

14
Pemahaman ini membantu manajer dalam mengelola dan memanfaatkan kelompok
informal untuk meningkatkan kolaborasi, kreativitas, dan kepuasan kerja.

Dengan demikian, pemahaman tentang perilaku kelompok, baik dalam


kelompok formal maupun informal, membantu manajer dalam memahami dinamika
kerja kelompok, mengelola hubungan antaranggota kelompok, dan mencapai tujuan
bersama secara efektif.

D. Membangun Budaya dan Perilaku Kerja Tim (TeamWork) Dalam Organisasi

Saya setuju dengan pernyataan bahwa budaya organisasi adalah pengalaman bersama
yang dialami oleh individu dalam suatu organisasi dan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku dan kinerja organisasi. Budaya organisasi dibangun melalui nilai-nilai
yang dipegang oleh anggota organisasi tentang bagaimana organisasi seharusnya
beroperasi.

Contoh penerapan dari analisis ini adalah ketika seorang pemimpin atau manajer
berusaha untuk membentuk dan memperkuat budaya organisasi yang diinginkan. Misalnya,
jika organisasi memiliki nilai-nilai seperti kolaborasi, inovasi, dan pelayanan pelanggan
yang tinggi, pemimpin dapat mempromosikan budaya yang mendorong kerjasama tim,
memberikan ruang untuk eksperimen dan ide baru, serta memberikan perhatian yang besar
terhadap kepuasan pelanggan. Dengan menerapkan budaya organisasi yang sesuai,
pemimpin dapat memengaruhi perilaku pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.

Selain itu, budaya organisasi juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah dalam organisasi. Jika organisasi memiliki budaya yang
memprioritaskan kerja tim, partisipasi, dan kreativitas, maka anggota organisasi cenderung
untuk mengambil keputusan secara kolaboratif dan mencari solusi yang inovatif.
Sebaliknya, jika budaya organisasi cenderung otoriter dan terpusat pada hierarki,
pengambilan keputusan mungkin lebih sentralistik dan kurang melibatkan partisipasi.

Dengan demikian, budaya organisasi memainkan peran penting dalam membentuk


perilaku dan kinerja organisasi. Penerapan budaya organisasi yang sesuai dapat
menciptakan lingkungan kerja yang produktif, memotivasi karyawan, dan mengarah pada
keberhasilan jangka panjang organisasi.

15
BAB III

PENUTUP
❖ KESIMPULAN PEMBAHASAN
Perilaku organisasi adalah telaah dan penerapan pengetahuan tentang bagaimana
orang bertindak di dalam organisasi. Hal ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana
orang berinteraksi, bagaimana struktur organisasi dibentuk, bagaimana teknologi
digunakan, dan bagaimana lingkungan luar mempengaruhi perilaku dalam organisasi.
Unsur-unsur utama dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur, teknologi, dan
lingkungan.

Perilaku organisasi juga dapat berbeda tergantung pada apakah organisasi tersebut
merupakan organisasi profit atau organisasi non-profit. Organisasi profit memiliki tujuan
untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensi mereka melalui pencapaian laba
kompetitif secara berkelanjutan. Di sisi lain, organisasi non-profit didirikan dengan
tujuan bukan mencari laba, tetapi untuk melayani masyarakat atau mencapai perubahan
sosial yang positif.

Ada dua jenis teori organisasi, yaitu teori ilmiah dan teori organisasi klasik. Teori
ilmiah berfokus pada penggunaan metode ilmiah dan prinsip-prinsip ilmiah dalam
mengelola organisasi. Beberapa tokoh dalam teori ilmiah dari Henry Fayol yang
mengemukakan konsep tugas-tugas dalam organisasi.

Perilaku individu mengacu pada tindakan dan sikap individu dalam lingkungan
kerja. Hal ini berkaitan dengan bagaimana individu bertindak, dipengaruhi oleh faktor-
faktor tertentu, dan bagaimana perilaku individu tersebut mempengaruhi kinerja
organisasi secara keseluruhan. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda
yang memengaruhi cara mereka bekerja dalam organisasi. Penting bagi seorang
pemimpin untuk memahami perbedaan individu ini dan mengelolanya agar tercipta
perilaku yang kooperatif dan menguntungkan bagi organisasi.

Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku individu dapat dikelompokkan ke


dalam beberapa kategori, seperti faktor kepribadian, faktor sosial, dan faktor
organisasional. Pemahaman tentang faktor-faktor ini membantu manajer dalam
mengamati, mengenali, dan memahami perilaku individu dalam organisasi.

16
Selain itu, budaya organisasi juga merupakan aspek penting dalam konteks
perilaku individu dan kelompok. Budaya organisasi mengacu pada pengalaman bersama
yang dialami oleh orang-orang dalam suatu organisasi dan mempengaruhi cara kerja dan
perilaku karyawan. Budaya organisasi memainkan peran dalam menetapkan batasan,
memberikan identitas, membangun komitmen, meningkatkan stabilitas, dan berfungsi
sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali. Budaya organisasi juga dapat
mempengaruhi hubungan antarkelompok dan memengaruhi kerjasama atau persaingan
di dalam organisasi.

Dalam organisasi yang lebih besar, kerjasama antar kelompok menjadi penting
untuk mencapai tujuan organisasi. Terdapat kerja sama dalam bentuk tim kerja, baik
dalam tim perusahaan yang lebih luas maupun tim tugas atau tim operasional yang lebih
kecil. Tim operasional adalah kelompok kecil yang bekerja secara kooperatif dan
terkoordinasi untuk mencapai tugas-tugas tertentu.

❖ KESIMPULAN HASIL ANALISIS

Dalam kesimpulannya, hasil analisis di atas menunjukkan bahwa pemahaman dan


pengelolaan perilaku organisasi, baik dari segi individu maupun kelompok, sangat penting
dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif. Teori organisasi memberikan kerangka
konseptual yang dapat digunakan untuk menganalisis dan merumuskan solusi terhadap
masalah dalam organisasi, sementara pemahaman tentang perilaku individu dan kelompok
membantu dalam mengelola perbedaan individu, mendorong motivasi, dan membangun
kerja sama yang efektif. Selain itu, budaya organisasi juga memainkan peran penting dalam
membentuk perilaku dan kinerja organisasi. Dengan memperkuat budaya organisasi yang
diinginkan, pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan memotivasi
karyawan. Keseluruhan, pemahaman dan penerapan aspek-aspek ini akan membantu
organisasi mencapai keberhasilan jangka panjang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2011. Strategic Management. Bandung: Alfabeta.

Arifin, Rois, dkk. 2017. Budaya dan Perilaku Organisasi. Malang: Empat dua.

Davis, Keith. 1995. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Tri, Dewie Wijayanti. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Strategik pada
Organisasi Nonprofit, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.12, No.1.

Umar, Muallief. 2021. Manajemen Strategis pada Organisasi nonprofit (ONP), Jurnal Lentera:
Kajian Keagamaan Keilmuan dan Teknologi, Vol.20, No.2.

18
LAMPIRAN REFERENSI
1. Akdon. 2011. Strategic Management. Bandung: Alfabeta.

2. Arifin, Rois, dkk. 2017. Budaya dan Perilaku Organisasi. Malang: Empat dua.

3. Davis, Keith. 1995. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga.

19
4. Tri, Dewie Wijayanti. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Strategik pada
Organisasi Nonprofit, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.12, No.1.

(Telah dilampirkan pada Google Drive)

5. Umar, Muallief. 2021. Manajemen Strategis pada Organisasi nonprofit (ONP), Jurnal
Lentera: Kajian Keagamaan Keilmuan dan Teknologi, Vol.20, No.2.

(Telah dilampirkan pada Google Drive)

20

Anda mungkin juga menyukai